Dongeng Kehidupan



Sobats.....

Hari ini kok tiba-tiba aku merindukan seorang sahabat maya yang sudah sekian lama raib dari peredaran dunia maya.... dan sayangnya aku sama sekali tak memiliki contact detailnya selain YM ID dan alamat email yahoo nya.
Dia bukan seorang blogger, bukan pula seorang facebooker mania.... aku mengenalnya pun sudah lupa darimana sumber pertemanan kami...
Yang jelas persahabatan kami terjalin dan semakin erat dari chatting di yahoo messenger, dan itu dimulai sekitar tahun 2007 akhir.

Pertemanan ini semakin akrab sejak mas Bani, begitu aku biasa memanggilnya, mulai mempercayakan aku untuk tempat curhatnya. Tentang dirinya yang berpisah dari istri, dan rasa kangen terhadap kedua anaknya yang tinggal bersama ibu mereka.

Persahabatanku dengannya semakin akrab dan mas Bani saat itu merasakan bahwa karakterku sangat cocok sebagai wanita idamannya. Bah! Ini yang gawat, dan aku mulai menjauh saat itu. Perasaannya itu dinyatakan ketika palu hakim baru dua bulan diketok tiga kali menyatakan perpisahanku dari ayahnya Intan. Tentu aku tak bisa menerimanya, karena selain dia tidak seiman denganku, aku hanya menganggapnya sebagai teman dan client saja. (Client? hehe... kan aku konselornya... ).

Perpindahan tugas mas Bani dari Jogja ke Jakarta, dan tugas ku yang semakin sering ke daerah-daerah kala itu, membuat komunikasi kami terputus untuk sekian waktu. Tak lagi berkesempatan untuk chat di yahoo messenger, bahkan tak juga ber-sms an. Aku menduga dia telah menyerah, dan mungkin sibuk memburu calon istri, yang lain. Kuberdoa agar dia segera menemukan seorang calon istri yang baik dan layak untuknya. Karena aku sendiri, jelas tak ingin menerimanya sebagai suamiku.

Suatu ketika, smsnya masuk membawa berita mengejutkan,

'Dik, mudah-mudahan kabarmu dan Intan baik-baik saja ya...., aku sebenarnya ingin menulis email panjang lebar, tapi aku takut kamu sedang di daerah terpencil dan tak bisa konek ke internet. Aku ingin kabarkan bahwa aku akan menikah minggu depan. Dan kini aku menjadi saudara seiman kamu dik. Aku akan menikahi seorang wanita muda muslim, berumur 19 tahun. Jangan protes, toh beda usia 16 tahun masih bisa ditoleran kan? hehe. oke itu saja berita dariku ya dik..'

Sms yang panjang, berita yang mengejutkan tapi juga menggembirakan tentunya.

Kubalas dengan restu dan doa tentunya, tanpa sedikitpun mencela perbedaan usia mereka. Itu bukan hakku, apalagi aku hanya seorang sahabat maya, yang belum sekalipun kopdar. (Heran juga ya, kok dia begitu ngebet ingin melamarku waktu itu, haha).

Tak ada lagi berita sesudah itu, sesekali chat di yahoo messenger dan dia menjelaskan bahwa istrinya sangatlah pencemburu. Sehingga di rumah dia tak leluasa lagi ber-ym ria. Di kantor, sudah jelas dia sibuk, selaku kepala cabang di kantornya itu.

It's ok, never mind. Lalu suatu hari.... sekian lama kemudian. Tiba-tiba halaman monitorku me-mampang-kan window yahoo messenger miliknya. Mas Bani.

Singkat dan mengejutkan, cukup bikin aku terpana oleh kalimat pertamanya.

"Dik, hidupku bagai dongeng"....
"Bagai dongeng gimana mas?" kuenter kalimatku sambil menunggu Bani is typing a messagenya selesai membalas kalimatku.

"Kamu ada waktu? aku butuh curhat dan nasehat?"
"Satu jam lagi ya mas?"

Dan satu jam kemudian, dia menelphoneku, menjejal berbagai misteri kehidupannya ke alam fikirku. Menambah sumpek dan mengobok-obok campur baur dengan pekerjaan kantor yang sedang jelimet.
Tapi, dia sahabatku, ke siapa lagi dia mau curhat?

Malamnya, aku mulai menulis kisah ini sobs, lalu esoknya aku memintanya untuk membaca kisah itu dan berkomentar. Pemberi komentar pertama di artikel itu adalah mas Bani, menggunakan nama Dicky.

Kuakui, kisahnya memang bagaikan dongeng... andai saja waktu bisa ditarik, mungkin dongengnya bisa diedit dan direvisi.

well sobs, penasaran dengan kisahnya? yuuuk main kesini yuk...




24 comments

  1. Waaahhh...Andai waktu bisa di tarik mundur, bisa jd gak perlu ada taubat kali ya Mbak. Langsaung kembali ke masa lalu terus di tip Ex deh...hehehe.. menuju TKP..

    ReplyDelete
  2. sepertinya kalo dongeng nya di revisi malah nggak berbentuk dongeng lg donk mbak, heheh....met malam mbak al, selamat beristirahat mbak

    ReplyDelete
  3. ehhhh? dongengnya indah atau buruk mbak Al?
    waduh.. ke TKP deh~

    ReplyDelete
  4. Penasaran sama mas Bani .... langsung ke tkp dan:

    wow mbak kisah hidup yang seperti dogeng dikemas dengan kalimat-kalimat yang mampu menyentuh pembacanya. Keren!

    lanjutin dong mbak... bagaimana cerita si kembar skrg? meski mgkin tak lagi bs mendgr kisah nyata lanjutan dr temannya mbak,olah dg imajinasi aja.. pasti jadi cerita yg bagus. ^^

    ReplyDelete
  5. Istri pencemburu? Rasanya itu resiko karena menikahi wanita yg jauh lebih muda dari suaminya kan? Mungkin pihak laki2 harus mau lebih sabar dan ngemong ya..?
    Eh, belum baca cerita lengkapnya kok aku udah komen sih... hehehe
    Meluncur dulu deh yaaaa...

    ReplyDelete
  6. Hadir mbak, belum bisa membaca dongengnya, di tunda dulu komennya hehe...

    ReplyDelete
  7. coba ya saya ke TKP dulu, tp sebelumnya "SELAMAT HARI WANITA YA" :D

    ReplyDelete
  8. Lanjut ke TKP berikut ...
    #Mbak Alaika bikin penasaran aja hehehe#

    ReplyDelete
  9. Waaaah. Mbak Alaika ternyata punya subdomain untuk fiksinya yaaa :D ke TKP ah.

    ReplyDelete
  10. dongengnya gimana tante? ceritaiiiin :D

    ReplyDelete
  11. aahh saya juga ikut ah..semua ke tekape sih :D

    ReplyDelete
  12. Salam semangat mbak, akan kulajutkan membacanyaaa...

    ReplyDelete
  13. wah . . . . merindukan masalalu. . . tanya mbah google aja mbak sapa tau terdeteksi. . .

    ReplyDelete
  14. @Mami Zidane
    Hehe.... bener juga mba.... kalo direvisi berarti jadi hikayat malah ntar, lho??? #ngawur

    ReplyDelete
  15. @Nurmayanti Zain

    Dongengnya mengharu biru May... ayo ditunggu di TKP yaa

    ReplyDelete
  16. @Haya Nufus

    Makasih atas komennya mba... iya kisah hidup teman-teman ku kok pada unik, mengharu biru, menakjubkan, campur-campur deh....

    Insyaallah kisah mas Bani akan berlanjut segera di Dongeng Kehidupan II... ditunggu ya mba... :)

    ReplyDelete
  17. @catatan kecilku

    Resiko itu memang harus disadari, dipahami dan diantisipasi oleh sang suami.. Namun terkadang disinilah kesabaran itu di uji ya mba....?

    ReplyDelete
  18. Dik, mudah-mudahan kabarmu dan Intan baik-baik saja ya...., aku sebenarnya ingin menulis email panjang lebar, tapi aku takut kamu sedang di daerah terpencil dan tak bisa konek ke internet. Aku ingin kabarkan bahwa aku akan menikah minggu depan. Dan kini aku menjadi saudara seiman kamu dik. Aku akan menikahi seorang wanita muda muslim, berumur 19 tahun. Jangan protes, toh beda usia 16 tahun masih bisa ditoleran kan? hehe. oke itu saja berita dariku ya dik..'
    ================================================
    Menikah berpaut usia, bukan lah hal mudah menyelaraskan kemudi bahtera rumah tangga :) salam, buat yang curhat semoga langgeng hingga ke anak cucu :)

    ReplyDelete
  19. wah wah wah....hmpr sama dg kejadian dulu,,,upssss sygnya crita itu sdh dihapus hehe
    lgsg ke tekapeh ya mba :D

    ReplyDelete
  20. lho, kok dihapus tho mba.... kan bisa nambah postingan tuh, hihihi...
    monggo ditunggu di TKP yo... :)

    ReplyDelete