Dongeng Kehidupan II

Membaca kembali paragraph demi paragraph yang telah kurangkai demi merangkum sebuah kisah nyata kehidupan bak dongeng, milik sahabatku Mas Bani, yang raib entah kemana, membuatku ingin melanjutkan update beritanya tentang kisah kehidupannya, yang masih terpenggal dan tersimpan samar di memoryku yang telah overload ini….

Kangen dan penasaran akan kisah kehidupannya setelah curhat kedua dan ketiganya, semakin membuat kenanganku akan dirinya semakin meningkat.

Herannya, aku sama sekali tidak mengenalnya secara nyata, tapi pria ini begitu sungguh-sungguh mencoba melamarku, secara virtual, untung belum sempat membawa rombongan tuh ke keluargaku. Hehe. Kan bisa malu dia karena sudah pasti kutolak, wong aku tak mengenalnya secara nyata. Hanya akrab di dunia maya saja….
Dunia oh dunia, betapa engkau memang panggung sandiwara. Sandiwara yang skenarionya hanya Allah penguasa alam semesta saja yang tau.

Para actor dan aktris berakting tanpa harus menghapal script dan arahan secara langsung dari sutradaranya, tapi mengalir memerankan perannya secara otodidak. Terkadang malah terkaget menyadari perannya telah begitu diluar dugaan, terkadang bahagia selangit karena peran yang dimainkan begitu membahagiakan, terkadang menangis tersedu karena peran yang begitu menyayat hati.

Inilah pentasMu ya Ilahi…. Inilah panggung sandiwara yang sebenar-benarnya. Dan kembali pada mas Bani, aku mencoba untuk mengunduh segala memory tentang ceritanya yang telah tersimpan rapi di memory ini, walau kian samar. Semoga masih bisa menjadi sebuah kisah pembelajaran bagi kita semua ya sobs…

Yuk lanjut langsung ke Dongeng Kehidupan II (kisah ini masih kisah nyata, belum dipoles oleh imaji Alaika Abdullah, hanya rangkaian kata yang diperhalus dan permanis).

Sobats, klik disini untuk melanjutkan......

25 comments

  1. LANGSUNG ke TKP ........meluncurrrrr...

    ReplyDelete
  2. wah, dongeng kehidupan yang bikin penasaran nih...

    ReplyDelete
  3. Kehidupan memang lebih sandiwara dibanding sandiwara ya mbak. :D

    ReplyDelete
  4. Kayak lagunya gong 2000 ya mbak hahah...

    ReplyDelete
  5. @Mami Zidane
    Iya mba, kok kayak dongeng gitu deh kisah temanku ini....

    ReplyDelete
  6. wah udah pada ngantri nih . .. . nyimak lagi ah. . .

    ReplyDelete
  7. @Stupid monkey

    iyaaaa..... mungkin ide pembuatan sinetron juga dari kisah kehidupan, tapi dilebay-kan kali ya? hihi

    ReplyDelete
  8. first time mampir sini^oo^ salam bloger mbak :)

    ReplyDelete
  9. Salam kenal dulu! perkenankan saya tuk turut ambil bagian dlm blog ini dengan menjadi followers nomer 161

    ReplyDelete
  10. Ini lanjutan yang lalu ya .. Ok deh ke TKP ... :)

    ReplyDelete
  11. kayaknya seru ceritanya mas bani mbak. Coba baca ah.

    ReplyDelete
  12. panjang ceritanya kayanya ni... siapin kopi dulu ah... BTW preambulenya enak ni, mantap "pangung sandiwara tanpa scrip" ya emang gitu. jadi tersipu membacanya.

    BTW mba, sedikit usulan ni. kayanya komentnya jangan pake yang profile bloger mba dah. soalnya tadi aku trace dari blog ku, ternyata ga ada (mungkin habis ganti domain ya, jadi ga ke detec). eh aku cari nama mba di google dan ketemu situsnya una yang merujuk ke sini. jadi ya, mungkin sekedar saran aja.

    ReplyDelete
  13. Wah jadi penasaran ingin baca kelanjutan kisahnya deh mbak. Ijin meluncur ke TKP ya...?

    ReplyDelete