Kangen
dan penasaran akan kisah kehidupannya setelah curhat kedua dan ketiganya,
semakin membuat kenanganku akan dirinya semakin meningkat.
Herannya,
aku sama sekali tidak mengenalnya secara nyata, tapi pria ini begitu
sungguh-sungguh mencoba melamarku, secara virtual, untung belum sempat membawa
rombongan tuh ke keluargaku. Hehe. Kan bisa malu dia karena sudah pasti
kutolak, wong aku tak mengenalnya secara nyata. Hanya akrab di dunia maya
saja….
Dunia
oh dunia, betapa engkau memang panggung sandiwara. Sandiwara yang skenarionya
hanya Allah penguasa alam semesta saja yang tau.
Para
actor dan aktris berakting tanpa harus menghapal script dan arahan secara langsung
dari sutradaranya, tapi mengalir memerankan perannya secara otodidak. Terkadang
malah terkaget menyadari perannya telah begitu diluar dugaan, terkadang bahagia
selangit karena peran yang dimainkan begitu membahagiakan, terkadang menangis
tersedu karena peran yang begitu menyayat hati.
Inilah
pentasMu ya Ilahi…. Inilah panggung sandiwara yang sebenar-benarnya. Dan
kembali pada mas Bani, aku mencoba untuk mengunduh segala memory tentang
ceritanya yang telah tersimpan rapi di memory ini, walau kian samar. Semoga
masih bisa menjadi sebuah kisah pembelajaran bagi kita semua ya sobs…
Yuk
lanjut langsung ke Dongeng Kehidupan II (kisah ini masih kisah nyata, belum
dipoles oleh imaji Alaika Abdullah, hanya rangkaian kata yang diperhalus dan
permanis).
Sobats, klik disini untuk melanjutkan......
25 comments
LANGSUNG ke TKP ........meluncurrrrr...
ReplyDeleteyuk lanjut lagi mbak riri...
ReplyDeleteKe TKP :D
ReplyDeletewah, dongeng kehidupan yang bikin penasaran nih...
ReplyDeleteKehidupan memang lebih sandiwara dibanding sandiwara ya mbak. :D
ReplyDeleteKayak lagunya gong 2000 ya mbak hahah...
ReplyDelete@ririe khayan
ReplyDeleteLanjuuut... ditunggu di TKP lho..
@Haya Nufus
ReplyDeleteok, ditunggu disana ya mba... :)
@Mami Zidane
ReplyDeleteIya mba, kok kayak dongeng gitu deh kisah temanku ini....
ih .. kaya sinetron ya ... :P
ReplyDeleteKE TKP! ^^
ReplyDeletewah udah pada ngantri nih . .. . nyimak lagi ah. . .
ReplyDeletekata-katanya ajib euy
ReplyDelete@Tebak Ini Siapa
ReplyDeleteYup, bener2 panggung sandiwara ya Na....
@Anak Rantau
ReplyDeletehahahaha
@Stupid monkey
ReplyDeleteiyaaaa..... mungkin ide pembuatan sinetron juga dari kisah kehidupan, tapi dilebay-kan kali ya? hihi
@Ayu Welirang
ReplyDeleteDitunggu disana yaaa.... :)
@Susu Segar
ReplyDeleteAyo dek disimak....
@Cerita Ocha
ReplyDeletemakasih Ocha.... :)
first time mampir sini^oo^ salam bloger mbak :)
ReplyDeleteSalam kenal dulu! perkenankan saya tuk turut ambil bagian dlm blog ini dengan menjadi followers nomer 161
ReplyDeleteIni lanjutan yang lalu ya .. Ok deh ke TKP ... :)
ReplyDeletekayaknya seru ceritanya mas bani mbak. Coba baca ah.
ReplyDeletepanjang ceritanya kayanya ni... siapin kopi dulu ah... BTW preambulenya enak ni, mantap "pangung sandiwara tanpa scrip" ya emang gitu. jadi tersipu membacanya.
ReplyDeleteBTW mba, sedikit usulan ni. kayanya komentnya jangan pake yang profile bloger mba dah. soalnya tadi aku trace dari blog ku, ternyata ga ada (mungkin habis ganti domain ya, jadi ga ke detec). eh aku cari nama mba di google dan ketemu situsnya una yang merujuk ke sini. jadi ya, mungkin sekedar saran aja.
Wah jadi penasaran ingin baca kelanjutan kisahnya deh mbak. Ijin meluncur ke TKP ya...?
ReplyDelete