Dear sobats maya tercinta,
Sebenarnya malam ini ingin banget berkunjung ke rumah para sahabat setelah sekian lama tak berkesempatan untuk blogwalking.
Rasa kangen ini tak tertahan apalagi membaca komen yang para sahabat tinggalkan di setiap postinganku.. Membuat rindu ini semakin menggebu.. :)
Makanya tadi selesai makan malam aku dan suami segera berusaha mencapai hotel, seputaran jl. Dagen, dengan niat untuk segera rehat sambil netting.
Ternyata oh ternyata sobs... Koneksi di kamar ini sungguh tak bersahabat dan sukses membuatku kecewa, berat!
Selain net koneksinya yang tak memberikan sinyal segarispun (aku pakai provider three), sinyal ponselku (telkomsel) pun lemah tak berdaya.
Bahkan untuk menelp Intan guna baca doa tidur bareng and wishing her a good rest - nice dream pun tak bisa. Huft.
Tak heran sobs..
Yogya hari ini, sepanjang siang hingga kini memang diguyur hujan. Basah. Limpahan air yang bagaikan dicurahkan dari langit itu sukses membuat kami basah saat balik dari kunjungan ke gunung Merapi hari ini sobs.
Oya, agendaku hari ini adalah berkunjung ke desa Kinah Rejo. Pada tau kan desa yang satu ini?
Itu lho, desanya mbah Marijan, kuncennya gunung Merapi..
Nah, udah sampai Jogja, rasanya rugi bangetkan kalo ga sampai ke tempatnya simbah.
Rencananya, setelah posting artikel tentang perjalanan hari ini, daku akan segera BW. Eh, ternyata koneksi netnya tega beneeer! Jahat!
Ga bisa terlalu nyalahin sih, hujan deras ini mungkin membuat koneksi enggan bekerja kali ya sobs? Dia mungkin ketiduran akibat cuaca yang memang enaknya sih dibawa ke peraduan...
(Ngomong opo toh iki?)
Well sobs,
Tak ada pilihan lain... Kembali aku akan minta bantuan email untuk postingkan sebuah artikel, yang walau bukan artikel yang aku rencanakan tadi sih.. Tapi aku berharap artikel ini juga akan memberi manfaat bagi kita semua..
Yuk cekidot here:
Judul: another renungan malam
Sumber: Alaika's BBGroup
Seorang anak bertengkar dengan ibunya lalu meninggalkan rumah. Saat berjalan ia baru sadar jika ia tidak membawa uang.
Ia lewat di depan sebuah warung bakmi yang membuat rasa lapar nya semakin menjadi. Namun ketiadaan uang membuatnya hanya bisa menatap orang-orang yang dengan lahap menyantap bakmi di dalam warung.
Pemilik warung melihat anak itu berdiri cukup lama di depan warungnya, lalu berkata
"Nak, apakah kamu ingin memesan bakmi?"
"Ya, tapi aku tidak punya uang," jawab anak itu.
"Ndak apa-apa, aku mentraktirmu,"Jawab pemilik warung.
Anak itu segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang.
"Ada apa Nak?" Tanya pemilik warung.
"Ndak apa-apa bu', aku hanya terharu," jawab anak itu sambil mengeringkan air matanya, lanjutnya..
"Seorang yang baru kukenal memberi aku semangkuk bakmi tetapi ibuku sendiri setelah bertengkar denganku, malah mengusirku dari rumah. Kau seorang yang baru kukenal tetapi begitu peduli denganku."
Pemilik warung itu berkata..
"Nak, mengapa kau berpikir begitu? Renungkan hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi & kau sangat terharu.
Ibumu telah memasak bakmi & nasi untukmu dari kamu kecil, mengapa kamu tidak berterimakasih kepadanya & malah bertengkar dengannya?"
Anak itu terhenyak mendengar hal tersebut.
"Mengapa aku tidak berpikir tentang hal itu? Untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal aku begitu berterimakasih, sementara kepada ibuku yang memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulian kepadanya. Dan hanya karena hal sepele, aku bertengkar dengannya".
Anak itu segera menghabiskan bakminya lalu ia mnguatkan dirinya untuk pulang ke rumah. Begitu sampai di ambang pintu, ia melihat ibunya dengan wajah letih & cemas.
Ketika melihat anaknya, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah..
"Nak, kau sudah pulang, cepat masuklah, aku sudah menyiapkan makan malam."
Mendengar hal itu, si anak tidak dapat menahan tangisnya & menangislah ia di hadapan ibunya.
Sekali waktu kita mungkin akan sangat berterimakasih kepada orang lain untuk suatu pertolongan kecil yang diberikannya pada kita.
Namun kepada orang yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita, sudahkah kita berterima kasih?
kita harus ingat bahwa kita mesti berterimakasih kepada mereka seumur hidup kita... :)
Semoga renungan kecil ini bermanfaat bagi kita semua ya sobs...
Saleum,
Alaika
Powered by Alaika's SmartBerry®
Sebenarnya malam ini ingin banget berkunjung ke rumah para sahabat setelah sekian lama tak berkesempatan untuk blogwalking.
Rasa kangen ini tak tertahan apalagi membaca komen yang para sahabat tinggalkan di setiap postinganku.. Membuat rindu ini semakin menggebu.. :)
Makanya tadi selesai makan malam aku dan suami segera berusaha mencapai hotel, seputaran jl. Dagen, dengan niat untuk segera rehat sambil netting.
Ternyata oh ternyata sobs... Koneksi di kamar ini sungguh tak bersahabat dan sukses membuatku kecewa, berat!
Selain net koneksinya yang tak memberikan sinyal segarispun (aku pakai provider three), sinyal ponselku (telkomsel) pun lemah tak berdaya.
Bahkan untuk menelp Intan guna baca doa tidur bareng and wishing her a good rest - nice dream pun tak bisa. Huft.
Tak heran sobs..
Yogya hari ini, sepanjang siang hingga kini memang diguyur hujan. Basah. Limpahan air yang bagaikan dicurahkan dari langit itu sukses membuat kami basah saat balik dari kunjungan ke gunung Merapi hari ini sobs.
Oya, agendaku hari ini adalah berkunjung ke desa Kinah Rejo. Pada tau kan desa yang satu ini?
Itu lho, desanya mbah Marijan, kuncennya gunung Merapi..
Nah, udah sampai Jogja, rasanya rugi bangetkan kalo ga sampai ke tempatnya simbah.
Rencananya, setelah posting artikel tentang perjalanan hari ini, daku akan segera BW. Eh, ternyata koneksi netnya tega beneeer! Jahat!
Ga bisa terlalu nyalahin sih, hujan deras ini mungkin membuat koneksi enggan bekerja kali ya sobs? Dia mungkin ketiduran akibat cuaca yang memang enaknya sih dibawa ke peraduan...
(Ngomong opo toh iki?)
Well sobs,
Tak ada pilihan lain... Kembali aku akan minta bantuan email untuk postingkan sebuah artikel, yang walau bukan artikel yang aku rencanakan tadi sih.. Tapi aku berharap artikel ini juga akan memberi manfaat bagi kita semua..
Yuk cekidot here:
Judul: another renungan malam
Sumber: Alaika's BBGroup
Seorang anak bertengkar dengan ibunya lalu meninggalkan rumah. Saat berjalan ia baru sadar jika ia tidak membawa uang.
Ia lewat di depan sebuah warung bakmi yang membuat rasa lapar nya semakin menjadi. Namun ketiadaan uang membuatnya hanya bisa menatap orang-orang yang dengan lahap menyantap bakmi di dalam warung.
Pemilik warung melihat anak itu berdiri cukup lama di depan warungnya, lalu berkata
"Nak, apakah kamu ingin memesan bakmi?"
"Ya, tapi aku tidak punya uang," jawab anak itu.
"Ndak apa-apa, aku mentraktirmu,"Jawab pemilik warung.
Anak itu segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang.
"Ada apa Nak?" Tanya pemilik warung.
"Ndak apa-apa bu', aku hanya terharu," jawab anak itu sambil mengeringkan air matanya, lanjutnya..
"Seorang yang baru kukenal memberi aku semangkuk bakmi tetapi ibuku sendiri setelah bertengkar denganku, malah mengusirku dari rumah. Kau seorang yang baru kukenal tetapi begitu peduli denganku."
Pemilik warung itu berkata..
"Nak, mengapa kau berpikir begitu? Renungkan hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi & kau sangat terharu.
Ibumu telah memasak bakmi & nasi untukmu dari kamu kecil, mengapa kamu tidak berterimakasih kepadanya & malah bertengkar dengannya?"
Anak itu terhenyak mendengar hal tersebut.
"Mengapa aku tidak berpikir tentang hal itu? Untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal aku begitu berterimakasih, sementara kepada ibuku yang memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulian kepadanya. Dan hanya karena hal sepele, aku bertengkar dengannya".
Anak itu segera menghabiskan bakminya lalu ia mnguatkan dirinya untuk pulang ke rumah. Begitu sampai di ambang pintu, ia melihat ibunya dengan wajah letih & cemas.
Ketika melihat anaknya, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah..
"Nak, kau sudah pulang, cepat masuklah, aku sudah menyiapkan makan malam."
Mendengar hal itu, si anak tidak dapat menahan tangisnya & menangislah ia di hadapan ibunya.
Sekali waktu kita mungkin akan sangat berterimakasih kepada orang lain untuk suatu pertolongan kecil yang diberikannya pada kita.
Namun kepada orang yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita, sudahkah kita berterima kasih?
kita harus ingat bahwa kita mesti berterimakasih kepada mereka seumur hidup kita... :)
Semoga renungan kecil ini bermanfaat bagi kita semua ya sobs...
Saleum,
Alaika
Powered by Alaika's SmartBerry®
19 comments
huhuhu...ingat..ingat... berterima kasihpun jarang..gomennasaii amma appa
ReplyDeleteterima kasih telah mengingatkan betapa harus berterima kasihnya kita terhadap orang2 terdekat kita dan juga semuanya :)
ReplyDeletejadi pengen pulang, pengen makan bakmi, makan nasi tapi dirumah ... makasih renungannya ya mba, maaf lho saya buru-buru, mau langsung pulang gak tahan kangen sama emak ...
ReplyDeleteemak ... i'm pulang :D
terharu saya bacanya mbak...saya jadi kangen rumah di kampung nih mbak... kangen sama ibu dan bapak saya...huhuhu...
ReplyDeleteBerterimaa kasih seumur hidup pun mungkin masih gak cukup ya mbak :)
ReplyDeleteSebuah renungan sederhana yg mengena banget Mbak AL.
ReplyDeletesuatu hari aku pernah 'upset' pd seorang keponakanku akan sikapnya pd bapaknya. Kubilang seringkali kita begitu berhutang budi dan deeply touch oleh sesuatu yg kita terima incidental dr orang lain. Namun apa yg sdh di lakukan Orang tua/keluarga yg mengalir dan diberikan tanpa hitungan 'lewat' dr perhatian kita seakan menganggp'xo wes kewajibannya?"
Btw, liburan ke jogya sdh usai apa masih di jogya neh Mbak AL?
nangis niih :'((
ReplyDeleteterkadang dalam suasan begitu, kita dapat dengan mudahnya melupakan apa yang telah orang2 dekat kita berikan, sungguh tak ada manusia yang sempurna. Nice post mba
ReplyDelete@hima-rain
ReplyDeleteyuk mulai sekarang perbanyak rasa terima kasih dan penghargaan kita pada mereka say.. :)
@socafahreza's blog
ReplyDeletesama2 mas, semoga bermanfaat yaaa :)
@Stupid monkey
ReplyDeleteaku juga jadi kangen ayah dan umiku nih mas stumon.... :)
Jadi ingin segera pulang ke Aceh... hehe
semoga bermanfaat ya..:)
@Mami Zidane
ReplyDeletesama mbaa... aku juga terharu banget membacanya... jadi kangen ayah ibu di kampung... :(
@Anak Rantau
ReplyDeletebener banget mas!
@Ririe Khayan
ReplyDeleteterus apa tanggapan ponakanmu itu Rie... mudah2an dia tersadar akan sikap kurang baiknya itu yaaa...
aku msh di Yogya saat balas komen ini, but will leaving for Jakarta tonight... :)
@Syifa Azz
ReplyDeletehehe.. ada tissue kan say? :)
mbak, hari minggu menginap dimana?siapa tau lokasinya dekat aku kesana. nanti aku telp deh ya. sabtu mau antar pascal tes masuk SD
ReplyDelete@alaika abdullah Selamat menikmati vacation part III mbak AL
ReplyDeleteaku merinding mbak Al (>///<)
ReplyDeletesubhanallah...
Ceritanya membuatku terharu mbak... Makasih ya sharingnya.
ReplyDelete