My Virtual Corner
  • Home
  • Meet Me
  • Contact
  • Disclosure
  • Category
    • Motivation
    • Traveling
    • Parenting
    • Lifestyle
    • Review
    • Tips
    • Beauty
      • Inner Beauty
      • Outer Beauty
Credit 
Pernah merasa sangat marah pada seseorang? Adik, kakak, ayah, ibu, kerabat atau teman? Aku pernah. Berdebat kusir dengan seorang teman, tak berujung, menyisakan kemarahan di hatiku hingga aku bawa berhari-hari. Dia adalah seorang teman dari dunia maya, yang menjalin pertemanan denganku sejak tahun 2007, saat aku masih bekerja di BRR NAD Nias. Masih jelas di ingatanku, cara kami mulai berteman. Berawal dari friendster [masih ada yang ingat nggak ya dengan socmed yang satu ini?]. Berlanjut ke Yahoo Messenger dan kami pun jadi intense berkomunikasi.

Mengaku dirinya seorang karyawan swasta, yang juga bekerja sampingan sebagai Lelaki Penjaja Cinta [Gigolo]. Glek! Terpana aku akan keterusterangannya. Bertanya dia apakah aku tidak keberatan berteman dengan seorang gigolo? Yang kujawab diplomatis, bahwa aku berteman dengan siapa saja, dan berusaha untuk konsisten memproteksi diri untuk tetap pada jalurku sendiri, tanpa harus tercemar or terpengaruh oleh teman-temanku. Padahal, pikiranku sendiri sih udah tertarik banget untuk menjadikannya sebagai nara sumber dalam meng-eksplorasi dunia yang digelutinya itu. Lumayan nih untuk jadi sebuah novel!

Yang membuat kami bertengkar hari itu, [suatu hari di rentang tahun 2009], bukan masalah kehidupannya, tapi menyangkut isu-isu sosial yang sedang terjadi di Aceh kala itu. Yang tak bijak untuk kutuliskan disini. Yang jelas, perdebatan kami, kalimat-kalimat tajamnya, membuat aku meradang. Kuserbu dia dengan kalimat-kalimat yang kuhasilkan dari tarian jemariku yang menggila. Ternyata, saat marah, kecepatan mengetikku bisa dua kali lipat dari biasanya, haha. Dan dia memang memberiku kesempatan untuk menabur kalimat-kalimat pembelaanku terhadap daerah kelahiranku. Aku sendiri heran, bisa-bisanya si gigolo teman ini, menghina daerahku seperti itu. Come on, jika baru melihat kulitnya saja, jangan dulu mengukur isi dalamnya donk! Kenali dulu, teliti, uji/analisa, baru menilai!

Singkat kata, perdebatan kusir yang penuh emosi itu, tak berakhir. Walau satu jam kemudian, dia menelphone, meminta maaf karena percakapan kami via YM tadi, ternyata berhasil membakar emosiku. Dia memang sengaja, ingin menguji kecintaanku pada daerah kelahiranku. Bah!! Sayangnya, aku bukannya terobati oleh permintaan maafnya, tapi makin marah padanya. Siapa dia? Enak saja mau mengujiku! Dan aku memendam segudang rasa dongkol padanya. Hingga berhari-hari. 

Hingga suatu hari, kusadari, 
sebuah sapaan yang biasa menyambutku setiap pagi, 
sudah lama tak hadir lagi. 

Sepucuk kerinduan, mulai hinggap di hati. 
Rasa penasaran mulai menyelimuti. 
Kurasakan emosi yang meninggi itu kini telah terkikis menepi. 

Duhai kamu, kemana dirimu berlalu?
Kuingin kau tau, amarahku tak lagi menggebu
Telah kumaafkan dirimu

Namun, berita dari sahabatku itu, tak pernah lagi ada, Sobs. Friendsternya memang sudah jarang diupdate, karena Socmed yang satu ini sudah mulai ditinggalkan penggunanya, yang beralih ke dua akun ternama lainnya. Namun berita tentangnya, juga tak lagi ada pada dua akun terbaru ini. Hingga suatu ketika, aku mampir lagi kesana, dan melihat banyak berita belasungkawa untuknya. Hiks. Dia telah pergi, tanpa sempat mendengar kata maaf dariku. 

Credit and modified

Never go to sleep angry, because  you never know if you or the person  you are mad at will wake up  the next morning. Always forgive because you never know  you will talk to them again.  Things happen. Get over it. Always forgive . You may not forget but it's better than knowing  you will never get to say sorry or I love you again. ~ Livelifehappy

Sebuah catatan, pembelajaran dalam kehidupan
Al, Bandung, 11 Juni 2013

Credit
Tadinya ga terfikir untuk membuat postingan lanjutan related to my post "Between the Queen and the Princess", namun, chit chat dengan the diamond of my heart, Intan Faradila, dan juga komen serta chit chat dengan beberapa sahabat terkait quote indah berbunyi "Every woman may not be a queen to her husband, but she is always a princess to her father", akhirnya menuntunku untuk menerbitkan postingan berjudul di atas. "Are you Special Enough to Be A Dad?"

Aku memang teramat sangat beruntung diberikan seorang ayah yang penuh kasih, bertanggung jawab, bijaksana dan berjiwa besar seperti ayahku, pak Abdullah. Namun ternyata, aku tak perlu jauh-jauh berkaca kepada orang lain, karena di depan mataku, di dalam lingkup rumah tangga intiku, seorang anak manusia, yang adalah belahan jiwaku sendiri, ternyata dipilih Allah untuk TIDAK beroleh ayah kandung yang senantiasa menjadikannya seorang PRINCESS.

Sejujurnya, teriris hati ini saat putriku mengatakan betapa beruntungnya aku diberikan ayah sebaik ayahku, tidak seperti ayahnya yang tampaknya sama sekali tak peduli padanya. Duh! Ibu mana yang tak akan terdiam, ibu mana yang tak akan menangis mendengarkan keluhan yang seperti ini? Tuhan, kuatkan hati putriku, terangkan hatinya, bahwa dirinya adalah pilihan-Mu yang istimewa, untuk menerima cobaan-Mu. Tentu aku butuh waktu dan uraian bijak untuk menentramkan hatinya yang melo, untuk kembali ke suasana yang damai, penuh semangat dan ceria. Dan Alhamdulillah, Allah memang menganugerahiku seorang putri yang luar biasa, yang begitu mudah aku ajak mengerti, bahwa ritme hidup setiap orang itu berbeda. Ga boleh terlalu lama membanding-bandingkan, karena segala sesuatu pasti ada plus dan minusnya. Jadi ga boleh iri atau cemburu dengan kebahagiaan orang lain. 

Well, aku yakin, Intan tak sendiri. Masih banyak Intan-Intan yang lain yang bernasib serupa. Terbukti dari banyaknya komentar yang masuk melalui jalur pribadi terkait postingan "Between the Queen and the Princess", bahwa tidak semua laki-laki mampu menjadi ayah yang baik. Nun di belantara jagad ini, banyak juga para ayah yang tak mampu menjalankan perannya secara baik dan bertanggung jawab. Banyak sekali ternyata, Sobs. 

Siang ini, sambil istirahat makan siang, sengaja aku browsing sebuah quote yang cocok untuk aku sandingkan pada postingan ini, dan Alhamdulillah, aku menemukan tak hanya sebuah quote, tapi juga lengkap dengan gambar/image yang sangat menggugah hatiku untuk merangkainya menjadi sebuah postingan. Yup, image di atas, adalah yang aku temukan di jagad maya ini, semoga juga mengena di hati para sahabats yang membaca postingan ini yaaa. :)

Any man can be a father, but it takes someone special to be a Dad 
Setiap lelaki bisa saja menjadi seorang ayah, namun, BUTUH lelaki SPESIAL untuk menjadi seorang ayah yang baik

Well, Sobs, postingan ini tak punya maksud tertentu, hanya sebuah tulisan ringan yang dihasilkan oleh kerjasama apik antara pikiran dan jemariku yang menari tiada henti, menyentuh keyboard Macsy dan hasilkan postingan ini. Satu hal yang ingin aku sampaikan, bahwa anak-anak, adalah manusia cilik yang halus sekali perasaannya lho! Mari kita bina mereka, curahkan kasih sayang baginya, penuhi mereka dengan cinta dan bertanggung-jawablah selaku orang tua. 

Teruntuk para sahabatsku yang kaum Adam, mungkin tulisan ini dapat menjadi masukan kecil, untuk mengingatkan diri bahwa, anak-anak kita, sangat ingin lho menunjukkan pada teman-temannya, bahwa dia dilimpahi kasih sayang sepenuhnya dari sang ayah! Bahwa dia memiliki ibu yang penuh cinta, dan ayah yang penuh tanggung jawab. :)

Well, I am not the expert of parenting, semoga tulisan kecil ini mampu memberi manfaat, walau hanya sedikit, ya Sobs! Have a great day! 

catatan kecil, tentang pelajaran kehidupan
Al, Bandung, 7 Juni 2013

credit

Every Woman May Not be Queen to Her Husband, But She is Always a Princess to Her Father, pasti pernah donk dengar kalimat ini?  Tiba-tiba saja jadi pengen nulis tentang untaian kalimat di atas. Tanpa sebab? Ih, ya pasti ada sebabnya lah, Sobs! Postingan yang sebenarnya ga ada tanda-tanda akan ditulis ini, setengahnya bermula di bandara Husen Sastranegara, tadi pagi sih. Saat diriku hendak beranjak meninggalkan bandara, pasca keberangkatan ayah bunda tercinta, yang hendak balik ke Banda Aceh. Nah, saat menuju area parkir, langkahku urung karena alunan panggilan masuk di BBku, membuat aku hentikan langkah sementara waktu. 

Seorang teman karib, nun di Kota Medan, menelphone. Obrolan yang berawal biasa saja, saling sapa, akhirnya berkembang ke arah yang lebih serius dan sendu. Yang membuatku miris, kenapa ya diriku selalu saja menjadi tumpuan teman-teman untuk curhat akan derita batin berumah tangga? Mbok ya sekali-sekali berbagi keharmonisan rumah tangga kek, kayak cerita indah dan harmonisnya rumah tangga Mbak Niken, si bundanya Lahfy itu lho! Kan asyik tuh dengarnya. :)

Namun, kita harus bagaimana lagi jika kehidupan yang kita arungi, ternyata riak dan gelombangnya  lebih dasyat dibanding sahabat atau manusia-manusia lainnya? Harus menyalahkan siapa? Yang pasti, tentu tak mungkin menyalahkan orang lain dunk? Dan sebagai pendengar yang baik, aku hanya bisa diam, memberinya waktu untuk mencurahkan beban batin yang begitu menderu biru. Curhatan yang membuatku miris sebenarnya, dan ingin rasanya menghajar lelaki [si suami sahabatku] itu, hehe. Kok bisa sih Al? Emang kenapa? 

Coba deh, Sobs, siapa yang enggak geram bin geregetan coba, mendengar si suami ini, sering banget membanding-bandingkan istrinya [sahabatku] itu dengan istri sahabatnya yang cantik, yang seksi, yang pinter dandan, yang pinter masak, dan pinter lain-lainnya. Herannya nih, Sobs, masak sih dari sekian 'pinter' yang disebutkan itu, tak dimiliki oleh sang istri? Setauku sih, temanku ini jago masak malah sejak SMP dulu deh, jago dandan? Mungkin kurang, tapi kan bisa dipelajari! Kurang cantik? Iya sih, tapi bukankah kadar kecantikan ini sudah terukur bahkan di saat mereka memutuskan untuk pacaran hingga jadi menikah dulu? Bukankah 'kurang cantik' ini sudah terdeteksi sejak dulu? Dan bukannya muncul saat ini? So why gitu lho! Kenapa baru dipermasalahkan sekarang? 

Yang bikin makin esmosi adalah, si temanku ini, telah berusaha memperbaiki diri, belajar berdandan agar bisa tampil menarik di mata sang suami. Mencoba untuk menyambutnya dengan pakaian yang bersih, dan menarik [walo mungkin tidaklah tampil 'seksi] saat sang suami pulang kerja, menyediakan penganan dan kopi kesukaan sang suami kala telah duduk santai. Eh teteup aja, masih suka dibanding-bandingkan dengan istri orang lain, jika sedikiiiiit saja si istri berbuat kesalahan atau hal yang tidak mengenakkan. Gerem kan jadinya? Ih, mau rasanya kita kemplang tuh kepala suaminya, haha. #Untung bukan kekasih hatiku yang seperti itu. Bisa habis dia, haha.

Posisiku masih lebih banyak mendengarkan, bingung harus menyarankan apa lagi, karena sahabatku sendiri, sebenarnya telah berupaya untuk meminimalisir persengketaan, berupaya berbuat sebaik mungkin, sebisa mungkin agar tidak sampai menimbulkan friksi yang berujung pada kata-kata kasar sang suami. Tak banyak tambahan saran/tips yang bisa aku berikan, hanya saja, satu pesanku, bahwa si temanku itu, harus lebih jeli menakar mood sang suami saat pulang dari kantor. Sebagai istri yang telah belasan tahun mendampingi suaminya, tentu dia hapal donk gimana temperamental dan karakter suaminya. Jadi bisa menakar harus 'memilih' cara 'penyambutan' yang bagaimana saat sang suami ini sampai di rumah sepulang kerja. Karena hal ini juga sangat berpengaruhkan? Dan Alhamdulillahnya, langkah ini, masih kurang menjadi prioritas dalam list of attitude priorities-nya si temanku ini. Sehingga masukan ini, mendapat remark dan semoga saja bisa menjadi salah satu upaya minimalisasi timbulnya perseteruan itu. 

Namun satu hal, yang ingin aku sorot dari percakapan kami, bukanlah isue yang dibawakan oleh sahabatku tadi, melainkan sebuah paragraf penutup yang membuat hatiku tercenung. Sebuah pelajaran kehidupan baru saja dia torehkan, yang menurutku sangat layak untuk di remark dan menjadi pembelajaran bagi kita semua.

"Emang yaaa, kalo dipikir-pikir, suamiku tuh jarang banget bisa melihat kelebihan-kelebihanku, selalu kuraaaaaaangnya aja yang keliatan di matanya. Ga kayak ayahku, beliau selalu saja mampu melihat kelebihan-kelebihanku, dibalik kesalahan-kesalahan yang aku lakukan, selalu saja ada nilai tambah yang bisa digunakan untuk perbaiki kesalahan itu. Emang beda antara ayah dan suami. Aku kangen ayahku, Al!" Dan suara di seberang menjadi begitu sendu, ku tahu persis, temanku ini sedang mengenang kebersamaan dengan sang ayah yang kini telah almarhum. 

Sebuah rasa sendu ikut tertular di sanubariku, tadi pagi, kubaru saja melepas keberangkatan ayahanda dan bunda tercinta. Tapi kini, aku sudah rindu banget! Ijinkan hamba untuk dapat berbakti terlebih dahulu pada kedua bidadari itu ya, Allah, sebelum Engkau panggil mereka kembali ke haribaan-Mu. Aamiin.

Teringat aku akan sebuah quote indah tentang kasih sayang ayah pada anak perempuannya, dan inilah dia, quote favoriteku. Sebuah quote indah yang kuharap dapat menjadi pelipur lara setiap hati yang sedang dirundung duka lara. Semoga juga berkenan di hati Sobats semua yaaaa. 

Every Woman May Not be Queen to Her Husband, But She is Always a Princess to Her Father
Setiap wanita, bisa saja tidak menjadi primadona/ratu bagi suaminya, 

namun dia akan selalu menjadi sang putri [kesayangan] ayahandanya. 

Sebuah catatan pembelajaran kehidupan,
Al, Bandung, 4 Juni 2013 


Ini hanya sekedar sharing ringan, tentang yang namanya komitmen, janji, hak dan kewajiban. Weis, kok kedengarannya malah bukan topik yang ringan yaaa? Komitmen, Janji, Hak dan Kewajiban! Rasanya sih itu lumayan butuh keseriusan Al!
Ok ok, ini hanya sebuah obrolan ringan tadi pagi, dengan seorang teman yang butuh di'dengar'kan. Curhat yang secara tidak langsung juga membuka mata dan hatiku, untuk introspeksi diri.

Pernah bersama di sebuah lembaga besar bernama BRR NAD Nias, dan tinggal serumah di mess yang disediakan oleh lembaga ini, membuat hubunganku dengannya tetap karib, walo kini kami terpisah oleh jarak yang begitu membentang dan waktu yang tidak lagi sebebas dulu. Namun pagi ini, sahabatku ini langsung membubuhkan 'cinderamata'nya, begitu melihat aku online di Skype.

Maya [bukan nama sebenarnya] : Mba, aku mau curhat dunk. Need your opinion, please.
Aku: Hi, May, ok, go ahead. Listening #pasang headset. Ato mau chat aja?
Maya: Chat aja, mba, ga enak ada kolega lain di sini.
Aku: Okd. Eneng opo toh? :)

Lalu mengalirlah rangkaian huruf yang meluncur bebas di monitorku, menceritakan tentang kekecewaannya pada pemilik klinik hewan, di mana dia kini mengabdikan diri. Setahun setengah yang lalu, si pemilik klinik ini, yang adalah juga teman baik Maya, mengajaknya untuk membantunya di klinik yang dikelolanya itu. Dan sebagai salah satu spesialis di bidang ini, tentulah Maya dengan senang hati bergabung. Apalagi saat itu dirinya juga sedang menganggur, ditambah pula dengan janji manis sang sahabat, bahwa Maya tak hanya memperoleh gaji bulanan, namun di akhir tahun nanti, Maya juga akan beroleh benefit dari hasil keuntungan tahunan klinik.

Namun ternyata, setahun telah berlalu, dan keuntungan tahunan yang berkisar di atas seratus juta itu, diketahui nyata oleh Maya, namun lagi nih, ternyata, sang sahabat tersebut, belum menepati janjinya. Tunggu punya tunggu, benefit itu tak juga dicairkan, walau sedikit, untuk Maya. Maka, selang dua bulan kemudian, secara halus, Maya mulai 'mengingatkan' si sahabat akan janjinya itu. Namun ada saja alasan si sahabat untuk menunda, bahkan lama kelamaan terkesan melupakan janji tersebut. Dan inilah yang kemudian membuat kinerja Maya menurun. Jadi males untuk bekerja serius seperti biasanya. Menurutnya, ngapain juga mempertahankan kinerja optimal, jika benefit seperti yang dijanjikan tak kunjung mencair?

Di sinilah Maya mulai dihinggapi kebimbangan. Butuh second opinion untuk mendukung langkahnya tersebut. Yaitu langkah bermalas-malasan!

Tanggapanku sendiri sih, tentunya aku tidak mendukung aksi bermalas-malasan tersebut. Wajar memang, kita menjadi kesel, dan uring-uringan gegara janji/ komitmen yang tidak ditepati. Membiarkan rasa kesel hinggap di hati, juga adalah hal yang normal sih menurutku. NAMUN, rasa kesel dan uring-uringan itu, HENDAKNYA, tidaklah kita biarkan berlarut. Mengapa?

Karena, itu hanya akan merugikan diri sendiri. Okelah, memuaskan hati dengan membiarkan 'kesel' itu bersemayam sejenak di hati, boleh-boleh saja. Tapi, setelah itu, kita harus menentukan langkah. Aku katakan pada Maya, jika aku jadi dia, maka langkah yang aku ambil adalah:

Tetap bekerja dengan maksimal, mencoba bicara lagi secara profesional dengan si sahabat, mengingatkan dia tentang janji/komitmennya itu. Menanyakan padanya apa dia akan penuhi komitmennya atau tidak. Jika dia punya alasan tertentu untuk membela diri, maka aku akan tanyakan lagi, kapan tepatnya dia akan penuhi janjinya itu. Ya, tentu saja secara baik-baik dan beretika lah.  Aku yakin bahwa manusia dewasa, apalagi para profesional, tentu punya pemikiran matang dan bisa menghargai langkah ini.

Dan SEMENTARA ITU, [ini, jika memang kita sudah tidak betah lagi di tempat kerja yang ini lho], mulailah mencari lowongan baru. Banyak kok di miling list tentang lowongan kerja, setiap hari banyaaaak banget informasi lowongan kerja, yang tentunya ada yang sesuai dengan minat kita. Buatlah aplikasi, apply dan tunggu hasilnya. Sembari itu, tetaplah bekerja maksimal, karena bekerja maksimal, berarti kita sedang meningkatkan kapasitas diri kita, sedang mengukir prestasi kita sendiri, yang tentunya akan menjadi nilai tambah di dalam resume kita. Jangan lupa, keep connected with our networks [kolega dan para relasi] juga langkah nyata yang kita perlukan untuk mendukung kita melangkah maju lho!

Alhamdulillahnya, Maya bisa melihat sisi positif yang aku gambarkan, bahwa dengan mempertahankan kinerja kita yang maksimal, artinya kita sedang menabur nilai tambah di dalam portofolio kita. Yang tentunya akan menjadi aset berharga bagi kemajuan kita di masa depan.

Cuma nih, Sobs, yang aku herankan, bahkan sahabat karib sendiri [si pemilik klinik], kok bisa ya bisa bersikap seperti itu? Lupa akan komitmen yang telah diikrarkan, lupa memberikan hak setelah si orang yang bersangkutan telah tunai kewajiban? Ih, semoga kita dijauhkan dari hal-hal yang demikian ya, Sobs. Dan, introspeksi yuk, sudahkah kita tunaikan janji, sudahkah kita berikan hak pada seseorang yang telah tunaikan kewajibannya pada kita?

Sebuah catatan ringan, pembelajaran dari universitas kehidupan.
Al, Bandung, 29 Mei 2013




sumber dari sini

Menjadi pekerja kemanusiaan, tak terasa menuntun penampilanku yang dulunya feminin,  saat masih bekerja di sektor industri, perlahan kembali menjadi wanita 'tomboy' dengan penampilan serba casual. Seringnya bertugas ke daerah-daerah terpencil, dengan alam yang tidak ramah, otomatis menuntunku untuk berpenampilan ringkas dan gampang bergerak. Meng-istirahatkan bawahan-bawahan berupa rok [paling hanya dipakai jika sedang tidak bertugas ke luar daerah], dan memberdayakan celana panjang berbahan dasar jeans. 
Meng-istirahatkan tas wanita, dan meng-optimalkan penggunaan tas punggung [backpack], yang memang nyaman dipakai untuk aktif berwara-wiri. Atau dengan santai menyampirkan tas selempang casual, yang serta merta membuat penampilan terlihat begitu simple.
credit





Namun, segampang itukah berdamai dengan tuntutan hati untuk tetap tampil cantik mempesona? Ternyata, sisi feminin di dalam diri, tak bisa dipungkiri, Sobs, bergaung nyaring, menuntut untuk selalu tampil charming dan trendy! J



Sulit? Enggak juga. Alhamdulilah, aku termasuk wanita yang sejak muda dulu [jiah, ketauan deh kalo sekarang udah tua], memang selalu memperhatikan penampilan. Bagiku, pakaian boleh saja simple dan casual, namun harus ada faktor pendukung agar kesederhanaan itu memiliki suatu nilai tambah. Lha, piye carane? 

Ya, caranya adalah dengan memilih asesoris wanita  yang sesuai dengan pakaian yang kita kenakan, sesuai pula dengan tempat dan waktunya.  
credit

Misalnya, asesoris di atas, tentu tidak akan matching jika kita kenakan dengan busana bernuansa kebaya, pada saat kita akan menghadiri sebuah pesta. Gelang tangan di atas, tentu akan layak bersanding dengan pakaian berupa kemeja katun/berbahan jeans, dipadu dengan celana panjang berbahan jeans, tas selempang seperti contoh di atas atau bacpack yang terlihat pada gambar. Bener ga, Sobs? Dijamin, penggunaan pakaian, tas dan asesoris wanita yang sesuai, akan menghasilkan penampilan yang aduhai lho, walau masih bernuansa casual sekalipun! Ga percaya? Coba deh! J

Pernah mendengar nama itu? Ya, Hermawan Kartajaya! pasti ada yang sudah familiar banget dengannya, namun ada juga yang masih awam kan ya? Aku sendiri sudah lumayan sering 'mendengar' [baca: membaca dari inet] tentang beliau. Lalu siapa sih pak Hermawan ini? Kenapa pula diulas disini?
Hayo, pada penasaran ga, Sobs?

Maestro Marketing
Senang deh bisa foto bareng sang maestro,
Hermawan Kartajaya
Hm, beliau adalah salah satu pemateri pada acara Asean Blogger Festival 2013 yang lalu. Paparan yang beliau sampaikan, sungguh sukses menyedot perhatian para partisipan, dan memberi nuansa dan pengetahuan baru bagi kami semua. Tak hanya itu, semangat yang disuntikkannya via penampilannya yang begitu menyemangati, membuat para blogger beroleh spirit baru. Bahwa, bloggers, kita-kita nih, sedang naik daun lho! Kita mulai dilirik oleh para pihak terkait [pemerintah/dunia pariwisata, pengusaha, maupun stakeholders lainnya], untuk menjadi ujung tombak promosi, publikasi dan penyampaian berita. Tentunya berita-berita positif tentang negeri, pariwisata, usaha, dan hal-hal positif lainnya.

Salah satu paragraf yang langsung sukses mengajak partisipan untuk 'turut larut' dalam pemaparan beliau adalah kalimat-kalimat ini, Sobs.


“Don’t leave the future to the man only, because man in general will always think about money, sex and power. Some times they use money to get sex and power, and some times they use power to get sex and money. “ 
"Jangan biarkan masa depan di tangan kaum laki-laki saja, karena biasanya fikiran laki-laki itu akan menuju pada tiga hal, yaitu; uang, seks dan power. Kadangkala, mereka akan menggunakan uangnya untuk mendapatkan seks dan power, dan kadang kala akan mereka gunakan power untuk mendapatkan sex dan uang." 
Seru kan, Sobs? Penasaran akan lanjutannya, mari klik di disini untuk menuju rumah emak dan baca lanjutan reportase lengkap ala Alaika Abdullah.

Sebuah catatan pengantar reportase  tentang 
Asean Blogger Festival 2013 untuk Rumah Emak
Al, Bandung, 24 Mei 2013




Ga terasa, rumah maya ini kering kerontang gegara ditinggal pemiliknya yang tenggelam dalam lautan aktifitas offline, yang sungguh urgent bahkan tak memberinya kesempatan untuk sekedar update from Blackberry as usual. #Halah, aksi pembenaran diri banget ini intronya yaaa. J Tapi beneran kok, Sobs, rencana untuk update blog terutama ngelanjutin postingan ini jadi ketunda, tapi Alhamdulillah, problem solved dan kini saatnya kembali ke laptop! #Eh, kok jadi kayak mas Tukul ya?

Well, Sobs, sembari menyiapkan bahan untuk postingan yang bermuatan 'lebih', terutama menyangkut tugas Srikandi Blogger untuk memberikan reportase tentang Acara Asean Blogger Festival 2013 di Solo kemarin, baik pada rumah emak mau pun di my Virtual Corner ini, maka sementara waktu, let me release this post dulu yach!

Postingan ini adalah untuk menyukseskan perhelatan yang sedang diselenggarakan oleh seorang sahabat maya, yang kuyakin Sobats juga sudah mengenalnya, yaitu Thia, bundanya Vania, dalam rangka ulang tahun Vania, sang putri tercinta yang kini telah berada di usia lima tahun. Met Ultah ya Vania sayang, panjang umur, sehat selalu dan semoga jadi anak solehah kebanggaan bunda. Ok? Aamin ya Allah.

Sesuai tema dari Giveaway-nya, yaitu celotehan atau cerita lucu anak, maka aku jadi ingin menulis tentang sebuah kisah lucu yang saking lucunya [menurutku], kisah ini tak pernah lekang dari ingatanku setiap aku berkumpul kembali dengan si pemilik kisah ini.

pinjem dari sini
Pada jaman dahulu kala #halah! Tersebutlah seorang anak balita bernama Khai, umur tiga tahunan, laki-laki dan dia adalah adik bungsuku. J Pada suatu Magrib, seperti biasanya kami sekeluarga melaksanakan shalat Magrib berjamaah, dengan ayah sebagai imam dan ibu, aku serta ketiga adikku [laki-laki semua] sebagai makmumnya. Magrib yang selalu syahdu, terutama oleh alunan bacaan Surah Al-fatihah yang mengalun indah dari bibir ayahanda. Kuyakin saat itu, kami semua sedang kusyuk2nya, ketika di akhir Surah Al-fatihah, saat kami bersiap untuk menyambung dengan 'Aamiin', tiba-tiba saja sebuah suara lantang berseru, "Artinya" dengan alunan intonasi bak pembaca saritilawah yang ada di televisi. Dan suara lantang itu berasal dari bibir mungil Khai. 

Sontak, kami [aku dan kedua adikku yang lain] yang saat itu masih 'ingusan', langsung deh terpingkal-pingkal, tak mampu menahan diri. Ngakak dan buyarlah shalat kami. Dasar bocah yaaa? Sementara ibu dan ayah tetap melanjutkan shalatnya. Anehnya, justru Khai, melanjutkan shalatnya setelah nyengir sejenak ke arah kami. Dia malah menyaritilawahkan setiap bacaan Al-Ikhlas yang dibacakan oleh ayahku, yang justru kian membuat kami terpingkal. Kuyakin, ayah sengaja memilih surat pendek itu, untuk menyegerakan selesainya shalat, mengingat makmumnya telah gugur dan malah terpingkal-pingkal di sekitarnya. Duh, kacau banget deh kala itu. Dasar anak-anak, dan kami adalah anak-anak yang begitu gampangnya terpengaruh. Ampun deh.

Selesai shalat, ayah dengan bijak, meminta kami untuk mengulang shalat Magrib, dan dengan bahasa seorang ayah yang bijak dan penuh kasih, menerangkan pada Khai bahwa hanya imam yang boleh menyuarakan bacaan surah dalam shalat, orang lain hanya boleh ikut bilang 'Aamiin'. Kalo diluar shalat, baru boleh menyaritilawahkannya. Dan sejak itu, Khai paham, terlihat dari tak pernahnya lagi dia beraksi serupa. Namun, kejadian itu, sungguh membekas di hatiku dan kedua adikku, sementara Khai malah lupa pernah beraksi seperti itu. J 
“Cerita lucu ini ditulis untuk acara Vania's May Giveaway" 

Asean Blogger 2013 Festival : H minus 1 
Setelah rumah maya ini diselimuti oleh postingan berantai dengan label Srikandi Blogger 2013, yang merupakan catatan kisah perhelatan akbar, gawean para emak blogger yang bernaung di bawah bendera Kumpulan Emak Blogger, maka mulai malam ini dan beberapa hari ke depan, rumah maya ini akan dihiasi oleh postingan berantai berlabel Asean Blogger Festival 2013.

Pasti udah pada ngeh dunk dengan Asean Blogger Community? Tapi udah pada paham enggak sih, Sobs tentang apa sih sebenarnya Asean Blogger Community itu, dan untuk apa dia dibentuk?

Belum? Hampir sama dunk denganku. Hehe. Tapi jangan kuatir, Sobs. TIDAK TAU adalah biasa. Kita bisa mengubahnya menjadi TAU dengan banyak membaca, bertanya, mengikuti dan/bahkan involve di dalam pembahasan-pembahasan tentangnya. Dijamin, Insyaallah, kita akan paham deh. J
Itu juga yang sedang aku lakukan nih, Sobs, mencoba untuk mengetahui dan memahami apa sih sebenarnya ASEAN Blogger Community itu. Dan Alhamdulillahmya, salah satu keberuntungan dari menjadi Acer Srikandi Blogger 2013 kemarin adalah, diikutsertakan menjadi salah satu peserta ajang keren ini lho. Tadaaa, pucuk dicinta ulam pun tiba!

Bersama sohibs Blogger Bandung [Bang Aswi, Nchie Hani, Meti Mediya, Kang Ade Truna dan Sri Evi Rezeki], maka kemarin sore [ Rabu, 8 Mei 2013], kami pun bertolak dari Bandung menuju Solo, tempat di mana Asean Blogger Community ini akan diadakan, dengan menumpang Kereta Api Mutiara Selatan. Asyiknya, bukan hanya karena aku bisa bergabung dengan para sohibs yang asyik-asyik ini aja lho, Sobs, tapi juga karena perjalanan kami adalah menggunakan kereta api. Wow, bagiku sih itu udah wow banget lho, soalnya di Aceh kan enggak ada tuh kereta api. Hehe.

Dan, perjalanan di hari H minus satu itu pun dimulai tepat pada jam 5 sore, dan berakhir pada jam 2 pagi, Kamis, 9 Mei 2013. Karena di agenda acaranya tertulis bahwa check in ke hotelnya dimulai pada jam 8.00 pagi, maka kami memutuskan untuk istirahat dulu di mushalla stasiun Solo Balapan. Saking panasnya, aku dan Nchie Hani malah memutuskan untuk numpang mandi di stasiun. Haha. Wajib kucatat nih, Sobs, karena seumur-umur belum pernah mandi di stasiun atau terminal bahkan bandara. Tapi, teteup, its fun kok. J

Barulah pada pukul 6 pagi, 9 Mei 2013, kami semua menumpang taksi untuk mencapai hotel Kusuma Sahid Prince, Solo, tempat perhelatan acara ini. Para panitia yang sudah begitu familiar dengan kami, telah duduk manis di meja panitia. Cipika cipiki pun tak terelakkan, Sobs. Tertawa ceria dan sapa hangat memenuhi arena. It's really-really fun deh ketemu dan ketemu lagi dengan teman-teman dari dunia maya. Rasanya sensasinya itu beda banget lho dibandingkan ketemu dengan para kolega, haha.

Well, setelah check in, kami pun istirahat sebentar, dan sekitar pukul 10 pagi baru keluar untuk cari sarapan dan belanja batik. Belanja? At the first day, event when the event is not started yet? 
Eits, jangan salah dunk, Sobs. Belanjanya hanya cari batik untuk dipake ke gala dinner malam harinya kok. Kan dress codenya pake batik, sementara diriku enggak bawa tuh. Jadilah kami berburu batik, dan jadi deh sekaligus beli oleh-oleh. J

Malam harinya, seluruh participant dijemput oleh dua beberapa bis menuju rumah dinas Bapak Walikota Surakarta/Solo, dalam balutan pakaian cantik dan gagah bernuansa batik. Bapak Walikota menyambut para blogger peserta Asean Blogger Festival 2013 ini dengan jamuan istimewa lho, Sobs. Dimulai dengan tarian anggun nan gemulai bernama Retno Kusumo, dilanjutkan dengan welcoming remark dari beberapa pihak terkait, ditutup oleh sambutan dari Bapak Walikota, FX. Hadi Rudyatmo, yang bercerita tentang visi misi, the current situation and the target to be achieved dari Kota Solo/Surakarta. Barulah kemudian acara dilanjutkan dengan dinner. Wow! Sebuah sambutan yang luar biasa dan menyenangkan. Para blogger dijamu dan disambut hangat seperti ini, dan diberi ruang untuk berkarya dan turut mempromosikan hal-hal positif demi kemajuan negeri ini. Itu sesuatu banget kan yach?

Well, Sobs, sebenarnya masih ingin bercerita banyak sih, tapi rasanya kok udah lelah ya? Apalagi mengingat esok hari, acara akan padat banget nih, Sobs, dan feelingku kok seperti mengikuti seminar-seminar penting yang biasa aku hadiri itu lho. Huft, semoga akan banyak ilmu dan fun yang bisa dipetik dari acara keren ini yaa. Will update you later on ya, Sobs. Untuk malam ini, cukup dulu deh, dah ngantuk soalnya, Sobs.

Eh iya, aku sekamar dengan Niar Ningrum lho, seru banget deh moment-moment kedatangannya di kamarku tadi. Diposting secara terpisah aja yaaa. Haha. O iya, aku juga mendapatkan seorang room mate, sahabat baru bernama Gigi [bukan band Gigi lho ya], dan langsung akrab deh kita. Blogger kan gitu ya? Walau belum pernah ketemu, langsung klop deh begitu kenalan dan ngobrol. J

Okd, Sobats tercinta, sekian dulu yaaa, dah kagak nahan nih, nguantuk! Met istirahat ya, good rest - sweet dream!

Catatan kisah Perhelatan Asean Blogger Festival 2013
Al, Solo, 9 Mei 2013  


Newer Posts Older Posts Home

Author

I am a chemical engineer who is in love in humanity work, content creation, and women empowerment.

SUBSCRIBE & FOLLOW

Speaker

Speaker
I love to talk/share about Digital Literacy, Social Media Management, Content Creation, Personal Branding, Mindset Transformation

1st Winner

1st Winner
Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Pemenang Utama Blog Competition yang diselenggarakan oleh Falcon Pictures. Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Blogging Competition yang diselenggarakan oleh Balitbang PUPR

Podcast Winner

Podcast Winner
Pemenang Pilihan Dewan Juri - Podcast Hari Kemerdekaan RI ke 75 by KOMINFO

Winner

Winner
Lomba Menulis Tentang Kebencanaan 2014 - Diselenggarakan oleh Pemerintah Aceh

Winner

Winner
Juara Berbagai Blogging Competition

Featured Post

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk!

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk! Sesaat sebelum naik ke kapal verry Ki-ka: Adik ipar, Aku dan Ayah. Hai.... hai.... hai! In...

POPULAR POSTS

  • Pesan Google agar Aman nge-Job Review dan tetap Terindeks
  • Manusia Pertama, Manusia Purba atau Nabi Adam ya?
  • It's Me!
  • Laksamana Malahayati, Kartini Lain sebelum Kartini
  • Kiat Penting agar Warung Tetap Eksis & Laris Manis
  • Srikandi Blogger di mataku.
  • How To Write a Motivation/Cover Letter
  • Tantangan Para Pengrajin Lokal dan Solusi untuk Memasarkan Hasil Kerajinan Tangan
  • Solusi Bikin Paypal Tanpa Nama Belakang
  • Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak

Categories

  • about me 1
  • accessconsciousness 1
  • advertorial 10
  • Anak Lanang 1
  • awards 20
  • bali 1
  • banner 1
  • bars 1
  • Beauty Corner 29
  • belarus 5
  • bisnis 1
  • Blog Review 2
  • blogger perempuan 1
  • blogging tips 9
  • Budaya 1
  • Catatan 12
  • catatan spesial 19
  • catatan. 53
  • catatan. task 20
  • cryptocurrency 1
  • culinary 5
  • curahan hati 6
  • daftar isi blog 1
  • dailycolor 1
  • DF Clinic 12
  • disclosure 1
  • edisi duo 5
  • email post 10
  • embun pagi 1
  • episode kehidupan 1
  • event 4
  • fashion 3
  • financial 1
  • giveaway 48
  • Gratitude 1
  • health info 9
  • Healthy-Life 16
  • info 23
  • innerbeauty 9
  • iran 4
  • joke 4
  • kenangan masa kecil 3
  • kenangan terindah 12
  • keseharianku 2
  • kisah 14
  • kisah jenaka 7
  • knowledge 2
  • kompetisi blog 1
  • komunitas 2
  • KopDar 8
  • Korea 1
  • kuliner 7
  • Lawan TB 2
  • lesson learnt 7
  • life 2
  • lifestyle 4
  • lineation 32
  • lingkungan 1
  • Literasi Digital 2
  • motivation 9
  • museum tsunami aceh 1
  • New Year 2
  • order 1
  • oriflameku 2
  • parenting 4
  • perempuan tangguh 4
  • perjalanan tiga negara 1
  • personal 3
  • petualangan gaib 6
  • photography 1
  • picture 5
  • podcast 1
  • Profile 12
  • puisi 5
  • reflection 3
  • renungan 25
  • reportase 23
  • resensi 2
  • review 42
  • review aplikasi 1
  • rupa 1
  • Sahabat JKN 2
  • sakit 1
  • sea of life 17
  • sejarah 5
  • Sekedar 1
  • sekedar coretan 76
  • sekedar info 23
  • self-love 1
  • selingan semusim 9
  • seri BRR 4
  • snack asyik 1
  • Srikandi Blogger 2
  • Srikandi Blogger 2013 7
  • Srikandi Blogger 2014 4
  • SWAM 1
  • task 43
  • teknologi 1
  • tentang Intan 34
  • Test 1
  • testimoni 9
  • Tips 57
  • tradisi 1
  • tragedy 1
  • traveling 59
  • true story 7
  • tsunami 9
  • turkey 9
  • tutorial 7
  • visa 1
  • wisata tsunami 2

Followers


Blog Archive

  • December (1)
  • October (1)
  • March (1)
  • August (2)
  • May (1)
  • April (2)
  • March (6)
  • February (3)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (5)
  • October (4)
  • September (3)
  • August (5)
  • July (3)
  • April (1)
  • January (1)
  • December (2)
  • November (1)
  • October (1)
  • September (1)
  • June (1)
  • February (1)
  • December (1)
  • September (2)
  • August (2)
  • July (1)
  • June (1)
  • March (1)
  • February (1)
  • December (5)
  • September (2)
  • August (3)
  • July (1)
  • May (3)
  • April (2)
  • March (1)
  • February (1)
  • January (7)
  • December (1)
  • November (5)
  • September (3)
  • August (1)
  • July (4)
  • June (1)
  • May (1)
  • April (3)
  • March (6)
  • February (5)
  • January (7)
  • December (8)
  • November (4)
  • October (12)
  • September (4)
  • August (3)
  • July (2)
  • June (5)
  • May (5)
  • April (1)
  • March (5)
  • February (4)
  • January (6)
  • December (5)
  • November (4)
  • October (8)
  • September (5)
  • August (6)
  • July (3)
  • June (7)
  • May (6)
  • April (7)
  • March (4)
  • February (4)
  • January (17)
  • December (10)
  • November (10)
  • October (3)
  • September (2)
  • August (5)
  • July (7)
  • June (2)
  • May (8)
  • April (8)
  • March (8)
  • February (7)
  • January (9)
  • December (10)
  • November (7)
  • October (11)
  • September (13)
  • August (5)
  • July (9)
  • June (4)
  • May (1)
  • April (12)
  • March (25)
  • February (28)
  • January (31)
  • December (8)
  • November (3)
  • October (1)
  • September (12)
  • August (10)
  • July (5)
  • June (13)
  • May (12)
  • April (19)
  • March (15)
  • February (16)
  • January (9)
  • December (14)
  • November (16)
  • October (23)
  • September (19)
  • August (14)
  • July (22)
  • June (18)
  • May (18)
  • April (19)
  • March (21)
  • February (27)
  • January (17)
  • December (23)
  • November (20)
  • October (16)
  • September (5)
  • August (2)
  • March (1)
  • December (2)
  • April (1)
  • March (1)
  • February (6)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (4)
  • September (4)
  • August (1)
  • July (8)
  • June (16)

Oddthemes

Flickr Images

Copyright © My Virtual Corner. Designed by OddThemes