My Virtual Corner
  • Home
  • Meet Me
  • Contact
  • Disclosure
  • Category
    • Motivation
    • Traveling
    • Parenting
    • Lifestyle
    • Review
    • Tips
    • Beauty
      • Inner Beauty
      • Outer Beauty
pict grabbed from here

Langit masih cinta pada kelam
Mentari masih suka pada temaram
Namun awan mulai bosan
Peluk butiran air yang kian membeban


Jarum-jarum kecil melesat tajam
Sirami bumi, lunturkan debu dari daun dan dahan
Petir dan kilat juga tak hendak tinggal diam
Sambar menyambar ambil peranan





Wanita tua duduk termangu
Lantunan doa mengalun syahdu
Sekian tanya hinggap di fikiran
Akankah mimpi jadi kenyataan?

Sedari pagi sibukkan diri
Siapkan penganan kesukaan sang putra
Di alam mimpi jelas tergambar
Nanda kan hadir walau sebentar

Duhai….
Waktu berjalan begitu lambat
Ibarat siput yang sedang merambat
Berkali-kali memandang keluar
Perlahan ragu mulai memancar



Ananda tak kunjung datang
Penganan terhampar, tinggal membentang
Air mata bunda kini berlinang
Rindukan nanda yang telah lama menghilang

Lelaki tua kini menghampiri
Tak kuasa menahan diri
Menyaksikan belahan jiwa berselimut nyeri
Dipeluknya kekasih hati,
Sayang, mari pasrahkan pada Ilahi

pict belongs to this site
Tangisan yang tak teredam
Kini tertular tak mampu dipendam
Duka lara kian menggema
Seakan beban kian menjelma


Empat mata jadi telaga
Dua bibir saling tergugu
Ratapan hati kian menderu
Luapkan luka yang kian menganga


Duhai Tuhan kami
Sampai kapan cobaan ini?
Sungguh kami tak kuat lagi..
Bantu kami wahai Ilahi



Duhai engkau nanda tersayang
Ayah bunda masih menanti
Mohon engkau segera kembali
Karena tempatmu adalah disini…

mewakili kerinduan dua keping hati yang telah menua...
Al, Bandung, 4 Desember 2012


gambar pinjem dari google

Kereta api pagi baru saja beranjak membawa temanku dari Stasiun Kota Bandung menuju Yogyakarta, dan aku sudah bersiap-siap hendak melangkah ke agenda selanjutnya kala hpku berdering nyaring. Kuraih BB mungilku dan menatap layarnya.

Duh, si bos ini ya, pagi-pagi udah menelefon! Padahal aku kan udah ijin akan masuk siang hari ini. Selain ke stasiun mengantar teman, aku juga ada keperluan ke kantor Imigrasi untuk memperpanjang passportku yang sudah akan expired.

Tapi si boss juga ga akan menelefon jika ga penting sih. Dan ternyata memang benar sobs. Dia minta aku segera kirimkan files yang sudah aku review kemarin. Segera, karena sudah ditunggu oleh kliennya. Ya ampun Boss! Tapi baiklah…

Aku segera beralih ke menu pengiriman email. Toh file-file itu aku simpan di Dropbox, jadi bisa aku akses dari gadget mana pun sejauh internet tersedia. Dan salah satu keunggulan berteman dengan si mungil Onyx ini adalah, dia selalu siap sedia menemani dan membantuku selama ini. Dan tentu saja bantuannya juga kuharapkan saat ini, menghantarkan file-file yang diminta pak Boss saat ini juga.

Namun olala, kok aku lupa, Blackberry Full Service ku kan baru saja habis. Expired. Ampuuuun. Ku cek pulsa mana tau aku bisa memperpanjangnya segera. Namun Masyaallah, mengapa pulsa dan BIS ini berkonspirasi demikian sempurna ya? Pulsaku hanya tinggal Rp. 1500 rupiah. Benar-benar memecahkan rekor. Belum pernah selama ini pulsaku berada di titik serendah itu. Coba aku tanya satpam aja deh, mungkin ada atm BCA di stasiun ini.

But wait! Bukankah Indosat baru saja meluncurkan produk barunya yang super itu?  Indosat Super Wifi,     yang merupakan layanan internet Unlimited melalui jaringan Wi-Fi dengan kecepatan tinggi, yang diperuntukkan bagi seluruh pelanggan prabayar dan Paskabayar Indosat secara GRATIS (selama masa promo). Kenapa aku ga segera mencobanya? Dan Stasiun Bandung ini adalah merupakan salah satu titik dimana hotspot Indosat Super Wi-fi tersedia.

Maka aku pun segera cari tempat duduk yang lengang dan nyaman. Dengan hati ceria penuh harap, mulailah aku aktifkan Wi-fi. Mencari network bertuliskan INDOSAT dan connecting. Hanya butuh settingan sedikit, gampang dan mudah, lalu INDOSAT pun connected. Tak membuang waktu, segera kumanfaatkan layanan ini segera [takut ntar malah lemot atau kenapa-kenapa].

Sambil berdoa [dalam hati], aku pun langsung compose mail, dan attaching files yang aku ambil di dropbox dan beberapa menit kemudian tanda centang di samping email yang aku kirimkan jelas menandakan pengiriman sempurna. Gile beneer! Speednya kencang banget. Sending well done! Pekerjaan selesai. Alhamdulillah. Trims Indosat untuk layanan Super Wi-fi nya yang memang SUPER! Yuk ah, mau lanjut ke Kantor Imigrasi dulu… akankah hotspot ini juga tersedia disana?

Saleum,
Al, Bandung, 4 Dec 2012


Sedang menikmati kepadatan lalu lintas seputaran jalan Padjajaran yang memang selaluuuu aja macet ketika sebuah sms tanpa nama hadir di layar BB.

Mi, kirim nomer rekening. Mau transfer uang sepatu dan dompet. Intan.

Oalah, ananda tersayang ganti nomer lagi nih kayaknya. Tumben ga pakai BBnya, apa paket BISnya expired?
Ok, mau ke Mandiri apa BCA? emang duitnya udah ada nak? Mandiri : 158 xxx xxx yyyy dan BCA: 043 x0x 64xy

Sent! Tak lama, sms pun berbalas dan sukses menyunggingkan senyum nyengir di bibirku. Gimana ga nyengir sobs, Intan lagi kumat becandanya. Hihi.

Oke say. Ntar sore Intan kirim ya sista cantiiiik. Hihi. 

Seketika rasa kangen terhadapnya menyeruak di dada. Duh nak, umi kangen banget sama kamu! Kubalas dengan segera.



Haha... ditunggu sista maniez. Segera lho sist, daughter is daughter but business is business. Kutambahkan icon 'tongue out' alias melet diujung smsku. Sent! Berbalas segera:

Iya Umi sayang, makanya ini mau dikirim. Kan anak Umi professional! hehe

Beberapa bulan terakhir ini, Intan memang aktif jualan online. Semua dijual, sepatu, skin BB, t-shirt, pernak pernik asesories, binder dan segala macam yang selalu bikin aku senyam senyum melihat status di BBnya yang berbau promosi setiap harinya.

Setiap hari semakin kreatif caranya menyusun kalimat promosi dan paling sering membuatku takjub. Nih anak ternyata pinter juga mengolah kata.

Misalnya nih:

Ingin tampil trendy tapi dana terbatas? Jangan sedih sist... malam ini ada sale lho di galleryku. Yuk buruan sebelum sold out! Ditunggu kunjungan sista ya, harga akan normal kembali setelah jam 12 teng! 

Aku sih tidak menghambat keinginannya untuk jualan online, karena sudah saatnya juga dia belajar memahami bahwa mencari rupiah itu tidak gampang. Tidak semudah meminta padaku seperti yang berjalan selama ini. Seperti yang diakuinya sendiri.

Mi, ternyata nyari duit itu sulit ya mi...? Mau nyari keuntungan sepuluh ribu aja kok susah kali... huft. Baru tau Intan, kayak mana susahnya Umi cari duit selama ini. Tapi Umi sih enak, gaji umi di UN kan besar! hehe. Intan mau kerja di lembaga PBB juga nanti ah. Mau ikut jejak Umi. 

Haha.... putri tercinta masih labil dalam menentukan pilihan. Aku maklum banget. Tapi memang sudah saatnya aku mengarahkannya untuk lebih mantap dalam menentukan pilihan. Harus mantap dalam melihat kemana dan ingin menjadi apa dirinya lima tahun ke depan. We will sit and discuss about that later on ya nak!

Satu hal yang aku tekankan, bahwa tugas utama Intan adalah belajar, dan tanggung jawabnya adalah mempertahankan prestasi pendidikannya. Jika sempat nilainya terganggu karena aktivitasnya ini, I will stop it directly. And Deal! Agreed. 

Seminggu yang lalu, aku mendapat paket dari 'Diamond Online Shop' dan isinya bener-bener bikin bahagia lho. Siapa coba yang ga girang dan bahagia mendapat kiriman dari putri tercintanya?

Sepasang sepatu Jelly dari Intan, dengan paket berlogo 'Diamond Online Shop', gallery onlinenya Intan.

memang sih, sepatu seperti ini di Bandung juga banyak,
tapi siapa yang memberikannya, itu lho yang bikin dia istimewa!
Nak, sepatunya udah sampe lho, dan pas banget di kaki Umi. Makasih ya sayang? Umi harus transfer berapa nih? Pesan sent from BBku ke BB Intan.

Alhamdulillah Mi kalo udah sampe dan pas di Umi. Ga usah dibayar Mi, itu hadiah dari Intan untuk Umi. Boleh donk sekali-sekali anaknya ngasih untuk Uminya. Lagi pula, kan Intan masih hutang sama Umi, nanti kalo udah pada bayar, Intan transfer uangnya kembali ke Umi ya..."

Mau bilang apa kalo sudah seperti ini sobs? Rasa haru membuncah di dada. Alhamdulillah ya Allah atas karunia indahMu ini. Semoga Intan tumbuh menjadi anak yang mandiri, sukses dan sholehah ya Allah. Amin...

catatan hati seorang ibu,
Al, Bandung, 29 Nov 2012.



Perdebatan itu mencapai ujung,
Sang surya t'lah mengalah, biarkan hujan sirami alam
Argumennya patah dan beringsut menjauh
Tinggalkan awan yang hilang kesabaran.

pict grabbed from here
Jarum-jarum kecil melesat tajam
Basahi bumi yang kian temaram
Senja t'lah menjamah
Tanah mulai basah
Masih di balik jendela yang sama,
lelaki tua itu…
Termangu dibungkus lara
Larut dalam kenangan lama
Dulu, disini, di balik jendela ini, putra tercinta abadikan hujan
Dulu, di tempat ini, putra tercinta ukir kenangan




Mata tua itu beralih ke seisi kamar…
Sepucuk kerinduan jelas tergambar,
Nak… sedang apa kamu di tempat barumu?
Sembilan bulan telah berlalu,
Lupakah kamu pada ayah ibu?

Mata itu beriak sudah
Sedu sedan memalu jiwa
Tubuh terguncang menahan pilu…
Wanita tua ikut tergugu...
Keduanya saling memeluk, tenggelam dalam tangisan sendu


pict grabbed from here
Hujan mengguyur kian deras
Empat mata kini memanas…
Dua bibir bermunajat doa..
Mengadu dan bermohon pada sang PENGUASA


Duhai Ilahi Rabbi..
Sekuat itukah diri kami?
Bebani kami sesulit ini?
Bantu kami tetap berdiri…
karena kami tak sanggup lagi…...


Hancur lebur relung hati
Porak poranda jiwa kami
Saksikan ananda yang lupa diri....

Al, Bandung, 28 November 2012



Beberapa hari ini aku kok ngefans berat sama Carlisle, itu lho sobs, salah satu tokoh di filmnya breaking down…. Hehe. Nah, saking ngefansnya, aku sampai suka masangi fotonya sebagai my BBM display tuh. Ya selain suka aja mandangin wajahnya [bukan karena bosan mandangi wajah sendiri di display lho], juga mau lihat berapa banyak response terhadap aksi ku itu, dari teman-teman yang ada di Blackberry list ku. Iseng banget yaa? hihi

Dan, seperti yang aku rencanakan, walau sempat terkendala, aku pasang foto Carl dalam beberapa pose yang berbeda dan selalu saja ada teman yang response, yang otomatis membuatku senyam senyum. Apakah aku sebegitu tergila-gilanya pada Carl? Hm…. Kasih tau ga yaaaa? Haha…
Kayaknya ga deh. Masak sampai segitunya…. Menurutku sih belum terlalu tergila-gila kok sama dia, buktinya Carl ga pernah sampai mampir ke mimpiku tuh…. Artinya batas ngefansnya masih di rata-rata aja.

Lalu kenapa sampai koleksi foto-fotonya? Ya karena suka aja. Anehnya aku ga suka ngeliat foto Carl dalam tampilan aslinya sebagai Peter Facinelli sih…. Aku hanya suka lihat dia sebagai vampirenya. Nah, berarti aku hanya suka karakter yang dia perankan donk? Mungkin sih. Yang jelas, sampai sekarang aku masih suka banget sih sama Carlisle, bukan pada Peternya. ☺

Terus siang ini, selesai makan siang, sambil nyantai, aku tukar lagi deh foto si Carl. Sambil menghitung.
 1…2…3…4

“Ting”. Aha! Masuk deh.

Anak Umi sent a message.

Hehe….
Umi udah tergila-gila sama pemeran Breaking Down

Umi pun membalas.

Hi..hi…
Iya nak… hahaha….

Anak Umi membalas,
haha…. Kok bisa mi? ganteng kali dia ya?

Umi pun membalas.

Hm.... Kasih tau ga yaaaaa? hehe
Bukan karena gantengnya nak, umi suka karakternya itu lho, baik banget sebagai ayah. Bertanggung jawab dan selalu melindungi keluarganya.

Terlihat Anak Umi is writing di layar BBku. Agak lama baru muncul dan membuatku miris.

Ga kayak ayah ya mi? ga ingat pun dia sama Intan lagi... untung ada papa... 

Ups! Aku melakukan sebuah kesalahan. Hatiku mendung seketika. Aku sama sekali tak ingin mengingatkanmu pada ayahmu nak. Sungguh. Segera kukebut jemariku, menari di atas keypad mungil dan memfungsikan kuku-kuku jemariku agar kecepatan geraknya lebih cepat.

Sayang.... Kan Anak Umi punya Umi yang sangaaaat menyayangi Anak Umi. Punya papa yang juga sayang sekali sama Anak Umi. Punya mami dan abuchik serta Oom-2 yang menyayangi Anak Umi. Ya kan? 

Kunanti jawaban dari sana. Dan hanya dua patah kata.

Iya sih. 

Kukebut lagi jemari ini menciptakan kalimat untuknya. Mendung ini ga boleh dibiarkan bercokol terlalu lama. Intan sedang di sekolah dan ga boleh membuat mood belajarnya padam hanya karena hal ini.

Sayang, mungkin ayah sedang sibuk, ga boleh berprasangka buruk ya nak. Coba lihat sekeliling kita. Masih ada anak-anak yang malah ga punya ayah ibu lagi. Masih ingat kak Bulan? Yang hidup seorang diri? Ga punya siapa-siapa lagi? Kita harus bersyukur dengan karunia yang Allah berikan kepada kita. Intan masih punya Umi, punya papa, punya mami, abuchik, Oom-2 yang hebat.... yuk kita bersyukur atas semua ini yuk nak. Dan kita berdoa semoga Allah memberikan petunjuk dan bekahNya bagi ayah. Umi yakin, kalo ayah punya uang, sehat dan bahagia hidupnya, pasti akan datang melihat anaknya ini.... yuk kita doakan dia yuk....

Kusaksikan Anak Umi is writing kedap kedip. Banyak kalimat yang ditulisnya mungkin. Atau malah ketik hapus ketik hapus yang sedang terjadi di seberang sana. Kunanti dengan sabar. Hingga akhirnya....

Iya mi, Intan bersyukur diberikan ibu terbaik seperti Umi. Makasih ya Mi. Love you so much. Muaaach.

Kusunggingkan senyuman. Sejuk hati ini. Mendung ini harus segera dihalau. Kupancing cerianya.

Nak, Umi jadi ingat Intan saat ngefans berat sama smash dulu. Pasti rasanya seperti yang umi rasakan saat ini yaaa? hehehe..... dulu Intan kan suka kali koleksi foto-2 mereka tuh. ternyata umi sekarang kena batunya. hehe....

Kukirimkan foto ini ke BB Intan, dan....

pict grabbed from here
Response tercepat yang pernah kudapat.

Hehehehehhehehe....... iyaaaaaa! tulah Umi
Dulu ngejek2in Intan, sekarang kena batunya. Rasain. Disertai icon melet.

Aku tersenyum. Riang hatiku. Kubayangkan putri tercinta senyam senyum di ujung sana. Kangen kamu sayangku. Semoga kamu sehat selalu di sana ya nak...

Mi... Intan mau masuk kelas dulu ya... ada ujian Matematika nih.... 

Segera kubalas, Ok sayang, good luck ya nak, wishing u all the BEST! jangan lupa Bismillah ya nak.

Ok Umi sayang, I will, thanks mom!

Aku pun kembali ke laptop dan melanjutkan pekerjaan hingga 45 menit kemudian...

Sebuah icon mewek sebanyak tiga buah nangkring di layar BBku. Dan aku paling was-was kalo Intan sudah mengirimkan icon ini. Ada apa ya Allah? Ga bisa ujiannya?
Segera kukebut lagi jemari ini, menampilkan sebaris kalimat.

Ada apa nak? Kenapa? what's up?

Icon menangis nangkring lagi, kali ini lima buah. Oh my God. Ini pasti serius. Aku makin was-was.
Kunanti lanjutannya tanpa berkedip.

Intan benci kali pelajaran mengarang mi! Bahasa Indonesia Intan untuk mengarang cuma dapat 77. Huh! Icut dapat 82. Intan sebel kaliii. Gimana nih caranya biar bisa mengarang? Ajarin mi....

Oalah, hanya karena dapat 77 untuk pelajaran mengarang toh? :)

Sayang..... setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda. Masih ingat kan cerita Umi, tentang plus minus? Setiap orang punya kelebihan dan kekurangan. Nah, kelebihan Intan selama ini Umi lihat adalah dalam hal science alias eksak. Hitungan. Itu sudah bagus. Tinggal dipertahankan jangan sampai menurun. Malah harus ditingkatkan. 

Untuk kelemahannya, jangan takut. Anak Umi masih mudaaaa... masih panjang jalan dan kesempatan untuk melatih diri. Makanya Umi sering menyemangati Intan untuk rajin menulis kan? Kenapa? Supaya terlatih. Coba lihat pelajaran bahasa Inggris, atau bahasa apa pun. Sepinter apa pun kita menguasainya, kalo tidak kita gunakan, tidak kita latih, bahasa itu akan terlupakan. Kita akan lupa.

Begitu juga dengan menulis. Harus dilatih. Harus diasah. Kurang Ide? Coba Intan baca lagi obrolan kita ini.... Panjang banget kan? Nah, coba nanti malam Intan tulis kembali obrolan ini di word. Terus disusun membentuk paragraf, dan Intan pasti akan takjub, ini bisa menjadi sebuah karangan/cerita lho. Tinggal di poles sana sini biar lebih indah. 

Kutunggu response atas paragraf ku yang begitu panjang. Agak lama baru muncul responsenya.

Iya juga ya mi.... Umi kok gampang banget sih? Otak kanan Umi aktif banget yaaa? Hehe... Kreatif! Intan ingin seperti Umi.... Nanti malam Intan coba ah mi....

Kujawab dengan segera.

Hehe, iya donk. Umi siapa dulu? Mengarang itu mudah nak. Tinggal tuliskan apa yang ada di dalam pikiran kita. Yang paling penting adalah, rajin-rajin membaca tulisan-tulisan orang lain. Makanya Umi rajin kali belikan Intan buku bacaan, ya untuk memancing minat Intan menulis dan membaca... sayangnya, Umi lihat buku-bukunya pada berdebu tuh.

Kuimbuhi akhir kalimatku dengan sebuah icon mengejek/melet.

Intan tertawa, guling-guling.

Iyaaaa mi, ntar Intan mau rajin membaca dan belajar menulis deh. Mi, makasih for always be with me, anytime I need you. Love you so much mom! Muaaaach...muaaaach untuk Umiku sayang. Intan mau jajan dulu yaaaa.... bye Mi....

Alhamdulillah keceriaannya telah kembali. Lindungi dan berkati Anak hamba senantiasa ya Allah.

Oke sayang, Umi juga sayaaaang banget sama kamu nak. Love u so much, as always! yo wes, sana jajan gih. Jangan banyak saos lho, ntar amandelnya kumat!

Oke Boss! Dan aku kembali ke Macsy yang begitu setia di atas meja. Ketak ketik lanjutkan pekerjaan. Ada rasa plong di dada ini menemukan kembali keceriaannya.




Hari-hariku terasa begitu padat sejak Kamis pagi hingga Senin pagi ini....
Menguras energi sudah pasti, tapi herannya sama sekali tidak menguras apalagi melelahkan pikiran. Heran banget deh. Meski lutut ini rasanya sudah seperti akan lepas dan persendiannya terasa begitu penat tapi tetap aja perasaan senang dan bergairah masih begitu bergaung di dalam dada.

Tapi coba jika kesibukan atau aktifitas itu adalah berkaitan dengan urusan pekerjaan kantor, organizing, meeting, persiapan laporan, sudah bisa dipastikan, efeknya adalah lelahnya badan dan pikiran akan satu paket dan meskipun memberikan rasa lega kala urusan beres, tetap aja badan dan pikiran akan butuh alokasi waktu untuk dipulihkan. Bener ga sobs?

Dikunjungi oleh sahabat yang juga adalah mantan anggota teamku di kantor lama, adalah sebuah kebahagiaan. Keinginannya untuk singgah di tempatku [walau hanya di sebuah kamar kost], adalah bukti nyata bahwa dia menempatkan diriku sebagai kakak dan sahabat, bukan hanya sebagai seorang mantan supervisor. Maka, mulailah aku menyusun rencana untuk menerimanya dengan baik dan menjadi host yang mengesankan. :D

Empat hari yang menakjubkan pun dimulai dengan menjemputnya di Bandara pada Kamis [22 November 2012] menjelang siang, disambut dengan guyuran hujan deras yang membuatku basah kuyup karena lupa membawa payung dan hanya mengandalkan angkutan umum. Hujan deras sedikit membelokkan niat kami untuk tetap menggunakan angkutan umum [angkot] sebagai satu-satunya transportasi yang kami ijinkan untuk kami jalani. Sahabatku Icut, juga ingin merasakan nikmatnya traveling ala backpackers [hehe, Icut teracuni olehku, yang bercerita padanya bahwa menjadi backpackers itu sangat menantang lho. Ada rasa puas di hati kala kita berhasil menikmati sebuah trip, dengan modal kecil tapi jangkauannya luas dan menyenangkan]. 
Hujan deras, memaksa kami untuk menggunakan taksi menuju tempat tinggalku. Barulah kemudian petualangan kami mulai dengan berangkot ria ke kantor.

Yes, kedatangan Icut di hari kerja, otomatis membuatku mengajaknya ikut ngantor. Toh nanti di kantor Icut bisa berselancar dulu di dunia maya sambil menunggu aku selesaikan tugas-tugasku. Baru kemudian, di malam harinya, acara selanjutnya dilanjutkan dengan nonton bareng di XXI nya BIP. Teman-teman kantorku menyambut Icut dengan hangat dan baik [thanks guys!] dan dengan penuh keakraban kita nonton 'Breaking Dawn' yang sedang heboh-hebohnya itu. Barulah setelah itu kita menutup malam dengan istirahat di kamar kost ku yang 'nyaman'. #Ngelirik Icut sambil bertanya, 'nyaman ga sih? kayaknya jauh lebih nyaman yang di Banda yaaa? hihi' 

Hari kedua, Jumat, Icut memutuskan untuk ikut ke kantor lagi, karena takut nyasar jika harus jalan-jalan sendiri keliling kota Bandung. Baru sore harinya aku dan Icut jalan-jalan lagi, diantar oleh temanku Asep ke Cihampelas. Keluar masuk Factory Outlet nyari jeans yang ndilalahnya ga ketemu yang pas. Aku sendiri sih udah niat di hati untuk ga beli apa-apa. Kan aku udah jadi orang Bandung, masak iya masih ngiler juga setiap lihat barang bagus di FO? Ih!

Dikira Kere

Satu kejadian unik yang bikin aku dan Icut tersenyum sendiri adalah saat kami memasuki toko yang menjual aneka jaket/coat berbahan kulit. Di dalamnya beberapa bule cowok sedang memantas-mantaskan jaket di tubuh mereka. Dua pelayan sedang melayani mereka. Seorang pelayan lagi terlihat cuek banget saat kami masuk. Melirik pun tidak! Aku anggap saja si pelayan mungkin sedang sibuk atau tidak melihat kami masuk.

Larak lirik, lihat-lihat, akhirnya aku tertarik pada sebuah coat yang memang keren banget [padahal tadi udah niat untuk ga tertarik apalagi beli-2]. Berwarna coklat. [Sebenarnya aku ga begitu suka pakaian berbahan kulit, tapi yang ini emang keren banget]. Si mba pelayan belum juga menyamperi kami. Akhirnya aku bawa coat itu ke si mba nya dan tanya harganya. Kulihat dua mba yang sedang melayani para bule, cengengesan ga ngerti apa yang ditanyakan si bule.

"Teh, ini berapaan ya?" tanyaku. Si mba melirik dan menjawab.
"Delapan ratus lima puluh ribu." Cara menjawabnya itu lho! Sepele banget. Apa penampakan kami terlihat begitu kere ya? hihi. Aku sempat berfikir, kayaknya nih orang bukan asli orang sini deh. Gaya bahasa dan pembawaan orang Sunda yang aku kenal begitu santun dan lemah lembut. Tidak memandang rendah orang lain. Kulirik Icut yang tersenyum padaku.

"Ada warna lain teh? masih bisa kurang?" aku tanya lagi sambil menekan sebuah rasa khas yang menghangat di dada.

"Harga pas teh, kulit asli makanya mahal." Jawabnya datar, kemudian melihat ke layar hapenya. Ketak ketik sepertinya chatting atau balas sms. Ih, nih anak kalo dilihat bosnya apa ga akan dipecat kalo seperti ini melayani calon pelanggan?

Kulirik Icut, yang masih menyunggingkan senyum di sudut bibirnya. Sambil memantaskan jaket itu ke tubuhku, aku berujar ke Icut, tapi sengaja memperdengarkan suaraku pada si mba nya.

"Kalo warna maroon cantik nih ya Cut? Tapi susah banget cari yang maroon. Delapan ratusan mah masih murah banget yaaa? Masih sisa dua ratus ribuan kalo dihitung uang perjalanan dinas kita sehari. Hehe. Teh, warna merah maroon ada ga?"

Aku tahu pasti, warna yang aku cari itu memang langka banget, dan yakin bahwa di toko ini ga akan ada. Jadi so pasti aku ga akan harus membelinya. Hehe. Ternyata memang bener sobs, ga ada yang warna maroon. Siplah, karena aku ga rela rasanya belanja di tempat yang penjualnya suka under estimate gitu! Kami pun melangkah berbarengan para bule keluar dari toko itu. Para bule juga ga beli apa-apa tuh ternyata. :D

Malam kedua kami akhiri setelah menjelajah Cihampelas Walk serta makan malam di salah satu resto nya. Hari selanjutnya, Sabtu, otomatis menjadi hari penuh kebebasan karena aku ga harus ngantor. Jadi bisa full untuk menemani sang tamu. Rencananya Icut mau cari oleh-oleh di Pasar Baru. Tapi sebelumnya aku sempat chat dulu dengan Nchie Hanie, yang sekarang ini berkantor di ITC. Jadinya mampirlah kami di ITC sebelum melanjutkan dengan angkot lainnya menuju ke Pasar Baru.

Yang paling kiri pasti udah pada kenal semua kan sobs? Yes, Nchie, Icut dan akkkyuuu. 
Nah, baru setelah dari kantornya Nchie, perburuan oleh-oleh pun dimulai. Jangan heran sobs, Icut yang baik hati ini... punya 20an keponakan, dan 6 kakak/abang. Jadi kebayangkan berapa kardus tuh oleh-2nya.... hihi. Perjalanan ini belum berakhir sampai disini lho sobs, karena malam harinya kami masih mengagendakan untuk nongkrong makan jagung bakar yang di dekat Holiday Inn itu tuh. Barulah setelah itu malam ketiga ditutup dengan istirahat sampai pagi. Jangan ditanya betapa nyenyak tidur kami setelah seharian kaki ini lelah menjelajah. Bahkan ga sempat mimpi karena pagi rasanya cepat banget menyapa....

Hari keempat, agenda penuh menanti. Pagi hari ke Gasebu [pasar kaget yang adanya hanya di hari Minggu]. Ingin donk aku tunjukkan ke Icut tentang pasar itu. Dan ternyata sobs, Icut nambah oleh-oleh lagi! Ya ampun! Persis aku kalo sedang jalan-jalan nih. Untungnya aku sedang tidak jalan-jalan dan sudah jadi orang Bandung. Walau ga bisa dipungkiri, aku tergiur beli [borong sih tepatnya] beberapa asesories. Hihi.

Siangnya, kami lanjutkan perjalanan ke Parongpong. Mengunjungi seorang sahabat blogger yang berdomisili di sana. Pada tahu donk siapa sohib yang satu ini? Yes. Teh Dey- Ibunya Fauzan.
Yes, kami ke Parongpong lho. Dan naik apa coba sobs? Teteup! Naik angkot. Setelah mendapatkan arahan dari teh Dey dan Asep  [teman sekantor] tentang arah dan angkot yang menuju ke Parongpong, aku pun dengan pede mengajak Icut kesana. Tapi tidak lagi mengikuti arahan teh Dey atau Asep. Hihi. Kami malah mengambil jalur lain sesuai arahan si supir angkot pertama [untuk ke Parongpong harus menggunakan beberapa angkutan umum]. Dan Alhamdulillah, ga sampai satu jam perjalanan, kami telah tiba di sana lho sobs. Amazing! Ternyata, ga harus punya kendaraan pribadi untuk pergi ke suatu tempat yang jauh. haha.

Icut sampai takjub, karena baru kali ini bepergian keluar daerah, dan kemana-mana nekad naik angkot. Bahkan ke daerah yang belum pernah dikunjungi sekalipun, hanya berdua, bermodalkan tanya sana tanya sini dan google maps di android yang setia di tangan. Wow!
Ternyata berjauhan dengan Gliv membuatku mandiri! haha. Tak bermaksud melupakanmu lho Gliv, tapi membawamu kesini itu perlu perhitungan. Sabar yaaa.... !

Kami pun disambut hangat oleh Teh Dey, disuguhi batagor dan bajigur yang hangat. Hm... nikmat. Baru setelah itu kami memulai petualangan kecil-kecilan di daerah dingin ini. Udaranya sejuk banget sobs! Asyik dan asri. Pas pula dibarengi gerimis. Hm... serasa kembali ke masa kecil, bisa bermain-main hujan.

Dengan berjalan kaki, kami bertiga [Aku, Teh Dey dan Icut] menuju kebun bunganya Mama Krisna [temannya teh Dey] yang langsung membuat mataku segar. Indah banget bebungaan yang ada di sana sobs! Sayangnya aku ga bisa membawanya pulang karena susah kalo harus naik angkot. Padahal ada satu pot dedaunan berwarna kuning yang ingin aku letakkan menghias meja kerjaku... hiks..hiks.

Icut di kebun bunga Mama Krisna
Tak hanya berkunjung ke kebun bunga yang menawarkan keindahan dan kesejukan di mata, kami juga berkunjung dan menyempatkan diri memetik sendiri buah stroberry lho.... sayangnya, buah stroberry nya dikit banget! Dan beberapa malah sudah membusuk karena keseringan kena air hujan. Tapi tak apa, yang penting kami sudah tau bagaimana cara memetik si buah imut berwarna merah itu.

Perjalanan belum selesai lho sobs, teh Dey masih mengajak kami main ke pusatnya Tahu lembang. Dan bisa melihat sendiri bagaimana Tahu lembang di produksi. Juga kemudian kami bisa mencicipi nikmatnya si tahu lembang. Ternyata rasanya memang jauuh lebih enak lho dibandingkan tahu-tahu lainnya. Mungkin karena tambahan susu murni dan keju itu yaa....

Senja telah memeluk bumi Lembang kala kami permisi. Sebuah angkot membawa kami kembali ke kota Bandung, dilepas oleh senyuman manis teh Dey dan bapaknya Fauzan. Hm... Thanks a lots ya teh untuk keramahtamahannya... we do appreciated it!

Well sobs! Hari yang panjang, tapi perjalanan belum berakhir lho. Satu agenda lagi telah menanti. KopDar dengan Nchie, Kang Argun, Ama [teman kantor] di Dago, makan jagung bakar lagi. Hehe. Aku sampai heran. Kok beneran seperti gasing ya aku hari ini? #Lirik Mba Niken yang tadi berkomentar di BBGroup. Haha.
Untungnya aku ga pusing setelah berputar-putar seperti gasing itu. Hihi.
Barulah setelah nongkrong lebih dari satu jam-an di Dago, ngobrol aneka topik dengan sahabat baru [kang Argun], Nchie dan Ama, kami sama-sama memisahkan diri. Saking capeknya, aku dan Icut terpaksa mematahkan niat untuk tetap berangkot.
Cukup sudah naik turun angkot sampai 11 kali hari ini. Pulangnya naik taksi aja biar cepat sampai. Dan sampai di rumah, aku biarkan Icut packing sementara aku setelah cuci muka, ganti pakaian langsung masuk selimut. I am so sleepy!

Pagi ini, jam 6 an kami telah di taksi menuju stasiun Bandung. Icut akan melanjutkan perjalanan ke Yogya. Melanjutkan traveling dan refreshing, mengisi masa-masa indah penganggurannya. [Icut baru selesai kontrak kerja di UNDP September kemarin, jadi saat ini sedang benar-benar enjoying her holiday sebelum memutuskan bekerja kembali.]

Well Cut, selamat melanjutkan liburan ya, dan here I am now, working on my desk.
Postingan ini ditulis di sela-sela makan siang lho sobs! Met makan siang and Have a great Monday yaaa!

Saleum,
Al, Bandung, 26 November 2012

Dua hari ini dikejar kesibukan yang membuatku ga sempat untuk melanjutkan postingan tentang catatan perjalanan kami ke Dieng. Ditambah ada tamu dari Aceh, yang sedang main dan menginap di kosan... jelas membuatku ikutan keasyikan jalan bahkan nonton bareng the "Breaking Dawn 2" yang sedang top-topnya. Makin keasyikan deh akunya, dan terpaksa menunda update tentang lanjutan kisah perjalanan wisata bareng Rie, Una dan Idah kemarin itu.

Ga papa kan sobs? Ntar pasti dilanjut lagi deh, dan taukah sobats, akan ada banyak informasi seputar wisata ke Dieng di lanjutan postingannya itu nanti lho. Beneran, tapi sabar dulu ya sobs. Lagi asyik reunian sama mantan kolega yang juga adalah sohib waktu di kantor lama kemarin nih.

Sore ini, malah kami merencanakan untuk jalan merambah kota Bandung lagi deh ini, sayangnya hujan sepertinya kebelet banget untuk menghambat langkah kami. Dikiranya kami takut akan rinai dan rintiknya tuh... Tidaklah yau... Kan baru hujan air... jadi jalan-jalan mah lanjuuuut... hehe

Ok sobs, tulisan ini hanya sekedar say hello untuk sobats tercinta, yang mungkin saat berkunjung kesini, masih mendapati tulisan yang sama dan belum ada updatenya. Jadi inilah sekilas info dan waktu yang tepat untuk menyapa sobats semua, sebelum diriku beranjak lagi, meninggalkan Macsy dan sudut maya tercinta ini...

Oya sobs...
tentang "Breaking Dawn", udah pada nonton belum? Hayoo atuh ditonton. Seruuu abis. Aku suka banget!
image grabbed from here
image grabbed from here
Makin cinta deh sama Carlisle! Wishing to have a man like him! Vampire! Hahaha... kabur sebelum dipelototi suami tercinta. Tapi mas, I love his character a lots! hehe.

Well sobs, have a nice afternoon and nite yaaa...

Saleum,
Al, Bandung, 23 November 2012

Postingan sebelumnya bisa dibaca disini

Siapapun pasti sepakat bahwa mendaki gunung atau hanya sebuah bukit bukanlah hal yang mudah. Itu juga yang aku dan teman-teman alami saat kami harus membujuk kaki-kaki kami menaiki jalanan terjal menuju puncak bukit Sikunir. Namun dari awal, aku telah mensugestikan alam fikirku bahwa bukit Sikunir, yang terletak di desa Sembungan dan diklaim sebagai desa tertinggi di pulau Jawa,  dengan ketinggian sekitar 2400 mdpl itu, tidaklah akan setinggi mendaki gunung Sibayak, Brastagi, yang pernah aku taklukkan dulu.

Namun sobs, sugesti tinggallah sugesti, sungguh tak berdaya diri ini. haha. Baru sepuluh menitan melangkah, di tengah udara dingin yang menyergap tubuh dan desahan napas yang mengepulkan asap putih/kabut, helaan napas ini kok semakin memburu. Ngos-ngosan. Dada terasa sesak. Duh, sudah demikian menurunkah staminaku di usia 40an ini? Ih, ga banget deh Al! Malu-maluin! Kucoba mengatur napas seteratur mungkin, malu donk sama Rie, Una dan Idah. Masak baru sebentar mendaki napasku sudah seperti ini?

Eits, tunggu dulu. Nampaknya aku tidak sendiri lho sobs. Rie dan Idah juga mengalami hal serupa. [Asyik, ada temen! Haha...] Kuperhatikan mereka yang juga ngos-ngosan, dengan tenggorokan terasa mengering. Padahal udara sekitar jelas dingin banget! Tak salah lagi, ini pasti karena kami tak pernah berolah raga! [bukan kurang, tapi ga pernah, bukan begitu Rie? hehe].


Salutnya, si kriwil Una, dengan bobotnya yang lumayan kok malah bisa melaju kencang dan gesit. Meninggalkan kami [aku, Rie dan Idah] jauh di belakang. Biarinlah, aku maklum, si kriwil tentu tak ingin melepaskan sang mentari beranjak pergi sebelum dia mengabadikan proses pembagian cahaya pagi oleh sang matahari ke segala penjuru bukit. Sunrise! Bukankah itu yang sedang kami kejar?

Menyadari itu, kulangkahkan kaki agak lebih cepat. Kurasa Ririe juga berfikir serupa, hingga langkah kami selalu bersisian. Berbaur dengan orang-orang lainnya, yang datang dari berbagai tempat, dengan aneka latar belakang untuk tujuan yang sama. Menyaksikan indahnya sunrise di punggung bukit Sikunir yang telah begitu tersohor itu. Maafkan kami ya Dah karena terpaksa meninggalkanmu bersama orang-orang lainnya. :D

Maka, tak pedulikan lelah yang hendak menghambat langkah, kami pun terapkan keep moving mode on, untuk tetap berjalan. Mencoba ngobrol dan bercanda dengan orang-orang sekitar kami hingga tak terasa cahaya indah itu terpampang di depan mata. Masyaallah..... Indahnya....  [walau kami tak sempat melihat keindahan yang jauh lebih indah, yang Una sempat saksikan karena dia lebih dahulu tiba di puncak bukit ini].


Bagiku, menyaksikan pemandangan seindah ini, sudah lebih dari cukup untuk serta merta menghapus lelah akibat pendakian tadi. Sungguh indah kreasimu ya Rabbi. Beruntung aku dan teman-teman diberikan kesempatan dan kekuatan untuk mencapai puncak bukit ini. Alhamdulillah. Dan selanjutnya sobs... Mungkin biarkan foto-foto dibawah ini mewakili riangnya hati berada di puncak bukit, yang terletak di sebuah desa tertinggi di pulau Jawa. Yes. Bukit Sikunir, di desa Sembungan, Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah. Taraaaaa.....





dan giliran narsis dewe-an

duh, rasanya seneeeeeng banget punya kesempatan berdiri di atas batu seperti ini deh sobs. Nah arah ke belakang itu adalah jurang. Sereeeem sih kalo noleh ke belakang, dan aku kan fobia ketinggian, makanya ga mau lihat ke belakang deh.... 

Mencoba menampung cahaya... hehe
Well sobs, masih banyak sih foto-foto lainnya, tapi harus tau diri donk aku, masak mau dipamerin semua, ntar ada yang iri lho! #lirik seseorang yang terbelenggu di belantara Kalimantan sonoh. Hihi...

Setelah menikmati indahnya pemandangan dan bersantai melepas lelah, eh iya, di atas bukit ini, ada penjual minuman lho. Ada milo, kopi, teh dan mie instant. Aku sih memilih teh manis panas seperti ini nih sobs.

Hehe.... narsis lagi deh nih si Al!
Setelah puas menikmati minuman dan beraksi di depan kamera, kami berempat pun memutuskan untuk mengakhiri petualangan di bukit Sikunir. Tanpa beban pastinya. Kan pekerjaan menurun tidak sesulit mendaki, iya toh sobs?

Etapi, sebelum itu, ada sebuah 'object' yang begitu menarik minat salah satu anggota tim [siapa hayooo? hihi] untuk berfoto bersama. Emang sih, 'object' yang satu ini ga bisa dibilang jelek. Bisa dibilang rabun lho mataku kalo aku bilang mereka jelek, terutama si yang satu itu tuh....  Penasaran 'object' apakah itu? 
Yuuuk.....

Well sobs, catatan perjalanan ini rasanya udah panjang banget deh, mudah-mudahan sobats semua ga bosan mengikuti kisah pendakian ini ya... Satu hal yang perlu diingat, bahwa jika ingin mendaki, siapkan stamina yang prima. Dan jangan terlalu memaksakan diri bagi yang merasa udah ga kuat lagi. Ntar bisa pingsan seperti ibu-ibu itu lho! Idah sempat melihat seorang ibu yang jatuh pingsan karena kelelahan mendaki. Mungkin si ibu juga mengidap penyakit jantung sih. Harusnya daerah seperti ini menyediakan posko kesehatan sih, jadi bisa mengantisipasi jika ada hal-hal seperti ini.

Seperti biasa, kita tidak akan membutuhkan waktu yang lama untuk menuruni bukit. Cepat dan gampang, apalagi dengan hati yang puas dan dijalani sambil ngobrol santai. Sampai deh ke area parkir yang juga menyajikan pemandangan indah seperti ini nih.


Udah ah... asyik upload foto aja nih jadinya. Nantikan kisah petualangan berikutnya ke Candi Arjuna dan daerah wisata lainnya di dataran tinggi Dieng ya sobs! Dijamin seru lho!

Saleum,
Al, Bandung, 21 November 2012








Postingan sebelumnya ada disini

Kamis, 15 November 2012, sore menjelang malam.

Hari ini, perjalanan yang memakan waktu sekitar 12 jam pun di akhiri dengan berhentinya si badan besar berlogo Sinar Jaya di terminal Mendolo. Perjalanan yang menurut temanku sih termasuk lama [dari jam 6 pagi dari kota Bandung dan sampai di jam 6 malam]. Tak heran, karena sepanjang jalan,  berbagai karnaval menyambut tahun baru Hijriah membuat jalanan semakin ramai. Deretan anak-anak dan para guru, berbaris membuat jalanan semakin berwarna. Asyik juga sih, namun ya itu tadi, efeknya adalah molornya jam ketibaan [halah, kayak bahasa negeri jiran aja deh] kami ke meeting point. Untungnya Ririe belum sampai. Jadi aku dan Una bisa menunggu sambil makan, sejak pagi kami berdua hanya makan cemilan yang kami bawa dari rumah.

Namun ternyata sobs, terminal yang satu ini tak seperti harapan dan jauh dari bayangan. Suasana sepinya saat kami menjejakkan kaki di atasnya, langsung memadamkan angan untuk bersantai ria sambil mencicipi aneka makanan [yang biasanya] tersedia di warung-warung terminal. Celingak celinguk aku dan Una mencari warung yang masih buka, namun tak satu pun yang sesuai harapan. Ada sih beberapa kios yang masih buka, tapi mereka hanya menjual minuman botol, aneka oleh-oleh atau penganan berkemasan. Bukan makanan pengisi perut [baca: nasi dan lauk pauk atau mie dan sejenisnya]. Ya sudahlah....

Mencari toilet adalah tujuan selanjutnya. Setelah melepas hajat, kami pun ber-sms dengan Ririe yang ternyata masih jauh. Maka berkelana lah kami menjelajah terminal, mencari warung/kios yang mungkin menyediakan mie instant. Dan Alhamdulillah, ada sebuah warung yang ditunggui oleh pemiliknya yang ramah. Si ibu segera menyiapkan pesanan yang kami minta. Dua gelas teh manis hangat dan sepiring mie instant rebus. Una masih memilih melihat dulu tampilan mie rebus pesananku, baru nanti akan bereaksi selanjutnya. :)

Terus terang, seumur-umur, aku baru kali ini mendapati sebuah terminal yang sepi seperti ini. Bagai tak ada tanda kehidupan. Di sudut sana, terlihat beberapa tukang ojek yang sedang duduk-duduk. Mie rebus yang terhidang, terkesan nikmat, dan tentu segera kulahap donk. Enak, lumayanlah, walau sebenarnya aku sedang diet mie instant. Apa boleh buat, dalam situasi no other option, pantangan bolehlah dilanggar. :)

Una ternyata juga berminat akan mie nya, tapi minta yang versi gorengnya. Dan terus terang juga menggelitik saraf lapar di dalam perutku menatap mie gorengnya itu. Oya, sambil menikmati mie kami, Una dan mas Stumon sempat chat. Makasih ya mas, telah menemani kami dalam masa penantian [Ririe]. Sayang banget dirimu ga ikut serta ya mas! #Jangan melotot iri gitu donk ah!

Selesai makan, saatnya warung di tutup dan kami dipersilahkan [atau diusir ya? hehe] untuk duduk menanti di luar warung saja.


Ini terminal apa apa ya? Sepinya ini lho!
Dan mulailah kami dikerubuti oleh para tukang ojek begitu kami duduk-duduk di bangku panjang ini.  Sedikit memaksa agar kami menggunakan jasa mereka saja untuk diantar ke tempat tujuan. Namun bujukan itu terhenti dengan sendirinya saat kami katakan bahwa kami sedang menanti jemputan dari Barjarnegara.Oya, Idah Ceris yang tinggal di Banjarnegara, juga memutuskan untuk bergabung dalam perjalanan ini. Asyikkk! dan kami jadinya ngerental mobil tetangganya Idah. Makasih ya Dah... Jadi lah kami menanti Idah dan Ririe, di terminal yang sepi ini.

Sambil menanti, aku ingatkan Una untuk cek kembali penginapan Gunung Mas yang telah di booked Una kemarin. Olala, ternyata, karena kami belum sampai di mereka hingga sore hari, mereka telah lepaskan kamar yang telah kami pesan itu pada orang lainnya. Gile bener. Mau marah tapi ga ada gunanya. Menggunakan Laxy, kamipun browsing penginapan-penginapan lainnya. Semua penginapan yang ada di jalan utama telah penuh dan sungguh membuat kami kecewa. Masak ga jadi nginap di Dieng? Kan besok mau berburu sunrise?

Hingga akhirnya, seseorang dari penginapan yang kami dapati dari internet, menjanjikan akan mencoba cari penginapan/homestay yang agak jauh dari jalan utama. Tak apa, yang penting dapat! itu yang ada di pikiran kami saat itu, dan sungguh berharap si 'seseorang' itu dapat membantu. Hingga beberapa belas menit kemudian, si orang tersebut berhasil mendapatkan sebuah kamar di homestay bernama Mawar Putih. Review penginapan bisa di baca di postingannya Idah Ceris yang ini. Mungkin untuk pembelajaran juga bagi teman-teman yang akan ke Dieng, pastikan penginapan yang telah di book tidak dilepas ke orang lain, yaitu dengan menghubungi kembali si pemilik penginapan, menginformasikannya bahwa kita tetap akan menginap disana, hanya akan terlambat tiba karena sesuatu hal. Kesalahan kami adalah, bahwa kami tidak mengabarinya lagi setelah booking kemarin. :D

Dua jam berlalu, aku dan Una sudah lelah juga mandah sana mandah sini di terminal itu, hingga akhirnya Ririe telefon, menanyakan posisi kami. Dia telah sampai namun tidak melihat keberadaan kami. Bergegas kami menyamperinya, yang ternyata berada di pintu gerbang masuk terminal. Mobil travel yang ditumpanginya menurunkannya di pintu gerbang itu, sementara kami menunggu di warung dekat pintu gerbang keluar.

Berjalanlah aku dan Una ke pintu gerbang masuk, dan gembira rasanya mendapati si nona cantik ini telah berdiri disana. Peluk-peluk pun terjadi. Gembira rasanya berhasil mengubah pendiriannya. hehe.
Kemarin memang Ririe memutuskan untuk tidak jadi ikutan dalam misi ini, karena pekerjaan kantor yang seabrek sudah menantinya di Senin ini.... namun berkat rayuan dan negosiasi [yang kata Ririe maut banget], aku akhirnya berhasil mengubah keputusannya, dan membuatnya hadir disini. Walau untuk itu, Ririe harus menempuh perjalanan yang teramat panjang [mungkin nanti bisa dibaca di postingan Ririe tentang hal ini].

Tiga anggota pasukan telah hadir, tinggal menunggu anggota terakhir yang sebenarnya berjarak paling dekat dari daerah tujuan. Yup, nungguin Idah lah kami sambil bercengkerama di pinggiran taman, dekat pintu gerbang. Beberapa kali sang satpam terminal menawarkan gardunya untuk kami tempati, katanya lebih hangat dan ada kursinya. Namun kami dengan sopan menolaknya. Bukan apa-apa, rasanya lebih enak duduk di tempat terbuka, jadi nanti Idah akan gampang menemukan kami.

Akhirnya yang dinantipun tiba. Idah dan Xenia serta sopirnya. Aha. Saatnya melanjutkan perjalanan donk! Tapi Una masih minta diantarkan ke atm terlebih dahulu, dan kami memutuskan untuk belanja beberapa makanan cemilan saja daripada berhenti di warung yang juga susah didapati karena waktu yang telah larut. Ha? Jam delapan sudah larut? Kayaknya sih begitu sobs, soalnya ga ada lagi warung yang keliatan buka sih. Lagian mengingat jarak tempuh ke Dieng akan memakan waktu kurang lebih satu jam, maka kami putuskan untuk tidak makan malam dengan menu makanan utama deh.

Satu jam kemudian, kami pun tiba di Dieng, udara dinginnya sungguh mendamaikan. Dingin sih, tapi tidak terlalu. Tadinya aku membayangkan suatu suhu yang bikin menggigil. Tapi ternyata ga sampai segitunya sih. Haha....
udah ditunggu oleh si pemilik penginapan dan kami langsung diajak ke homestaynya. Pemiliknya memang sangat baik dan ramah. Sesuai dengan berita-berita yang ada di internet, bahwa masyarakat Dieng itu sangat ramah dan welcome terhadap para pelancong.

Kami mendapati sebuah kamar dengan dua bed. Ada sih beberapa kamar lainnya di kiri dan kanan kamar kami. Tapi kami memilih sekamar ber4 saja, biar selain lebih akrab, juga dingin-dingin begini kan enaknya rame-rame.
Jadilah kami berdua-duaan di satu bed. Aku dan Ririe sementara Una dan Idah. Pemilik homestay sudah memberitau jika ingin melihat sunrise, maka kami sudah harus meninggalkan homestay paling lambat jam 4 pagi. Dan kami sungguh tidak ingin kehilangan moment ini, maka alarm masing-masing pun di setel. Aku sendiri menyetel alarm di angka 3 pagi, karena paling tidak aku akan butuh waktu 1/2 jam untuk berkemas.

Eh Ririe malah menyetel lebih cepat lagi. 1/2 Jam lebih cepat. Dan jadilah aku sudah terbangun jam 1/2 tiga. Yang lainnya aku lihat masih tidur pulas. Aku sendiri udah ga bisa tidur, oleh suara alarm HPnya Ririe yang setiap beberapa menit sekali terus berbunyi. Yo wes, aku bangun lebih dulu, siap-siap, baru kemudian menggebrak mereka untuk segera bangun. hehe.

Agak sedikit panik saat kami sudah ready, sementara si mas supir tidak bisa dihubungi. HPnya off. Oh my God! Namun kita harus tenang donk... segera kita coba keluar rumah dan mencari mobil, mungkin parkir dimana gitu. Eh ternyata yang dicari tak jauh-jauh kok perginya. Si mas supir tidur lelap di dalam mobil yang diparkir di samping homestay. Dengan berat hati, terpaksa kita bangunkan si masnya. Dan meluncurlah Xenia hitam itu membawa kami hingga ke kaki bukit Sikunir, dimana sang sunrise akan menyapa dunia.

Perjalanan ke bukit sikunir ini memakan waktu sekitar 45 menit kurang lebih. Banyak sekali mobil dan motor yang telah parkir di sana. Ternyata keputusan kami untuk tidak menggunakan jasa si bapak pemilik homestay sebagai pemandu pendakian adalah tepat. Bisa menghemat biaya! Kita tidak memerlukan pemandu, karena memang rame sekali orang-orang dengan tujuan yang sama menuju pendakian.

Kami pun mengikuti arus [orang-orang yang mendaki] dengan penuh semangat. Tua muda, besar kecil tak terkecuali, semua dengan satu tujuan. Pendakian yang tadinya aku pikir akan berat, terasa ringan karena kebersamaan.



Well sobs, episode pendakian dan ada apa di atas bukit sikunir ini akan dilanjutkan pada postingan berikutnya yaaaa......

Saleum,
Al, Bandung, 19 November 2012

Aha! Pasti ingatan kita akan langsung tertuju pada sebuah kota metropolitan Jakarta/Betawi begitu membaca dua kata pertama pada judul postingan di atas kan sobs? Hihi

Yes, udah lama banget nih makanan nengkreng rapi di list of makanan impian ku sobs! Habis makanan yang satu ini begitu tersohor sih! Dan seumur-umur, aku belum pernah melihatnya secara langsung, apalagi memakannya.

Obrolan di BB Group tentang si KT ini juga pernah 'marak' dan kian membesarkan keinginanku untuk menyantapnya. Tapi kapan dan dimana? Harus di Jakarta dunk! Sayangnya, dulu, beberapa bulan di Bekasi, aku tak pernah melihat si KT ini. :(
Ntar kapan2 ke Jakarta, mau ngajak Una ah nyari si KT dan melahapnya.

Tapi Olala! Mata ini begitu takjub saat memasuki sebuah mart tak jauh dari tempat kostku sobs!
Seorang anak muda duduk manis di salah satu bagian penjual kue-kue, menjajakan Kerak Telor! Oh my God! Hampir ga percaya deh aku. Tapi beneran, ini dia! Aku sampe menunda tujuan awal (berbelanja di mart) dan membelokkan langkah ke si tukang KT. Semakin dekat semakin jelas and YES. It is! Ga pake lama sobs, langsung order. Satu doank sih, kan aku sendirian.

Sambil ngobrol dengan si penjual, aku minta ijin foto-foto untuk dishare ke Intan. Sebuah Kerak Telor dibandrol 12.500 perak. Mahal apa murah tuh sobs?

Terus gimana rasanya Al? Hihi. Not so bad lah. Cukuplah untuk makan malamku.

Alhamdulillah kesampaian juga akhirnya ingin ini. Haha.

Well sobs, postingan ringan ini ditulis dengan label 'sekedar coretan', sebagai entry terbaru mengingat sudah beberapa hari ini ga sempat update.

Ingin sih bikin postingan yang lebih berisi, namun apa daya sobs, panggilan hati untuk bertualang mengisi long week end ini begitu menggoda jiwa! Hihi.

Ya, bertualang dengan ketiga karib dari negeri maya adalah sebuah angan yang sudah lama dirancang. Awalnya sih ingin kemping bareng (Alaika, Una, Ririe dan mas Stumon), di sekitaran Sukabumi gituh. Tapi ternyata sobs, si mas monyet eh mas Stumon malah masih keasyikan di belantara Kalimantan sono.

Akhirnya, setelah tarik ulur tarik ulur, jadilah kami tetap berangkat, minus mas Stumon dan berubah tujuan. Emang sih ada yang ngiri! #lirik mas Stumon.

Sepagi ini (jam 1/2 6 pagi tadi), aku dan Una sudah berada di terminal bus Cicaheum. Dan kini kami berdua sudah di dalam bus Sinar Jaya yang melaju membelah jalan raya menuju Wonosobo.

Dari arah Timur, Ririe memulai perjalanannya tadi malam. Itu pun sempat ketinggalan bus jurusan Banyuwangi - Yogya. Terpaksa Ririe ubah jalur. Naik bus Banyuwangi-Surabaya, dan pagi ini lanjut Surabaya-Yogya, dan Yogya-Wonosobo.

Yup, meeting pointnya adalah Wonosobo, can't wait to see you Rie! :)

Kami bertiga berencana untuk lanjut ke Dieng besok paginya sobs! Ingin lihat sunrise dan berbagai keelokan alam goresan Ilahi Rabbi, yang kabarnya emang cantik banget.

Doakan semoga semuanya lancar ya sobs..

Postingan ini dirilis dari atas bus Sinar Jaya, Bandung-Wonosobo, yang masih melaju perlahan karena lalu lintas kota Bandung yang mulai rame.

Well sobs, masih ngantuk euy dan ingin nyusul Una yang udah duluan ke alam mimpi nih. Selamat ber-long week end ya sobs! Have a great holiday!

Saleum,
Al, Bandung, 15 Nov 2012

Powered by Alaika's OnyxBerry®

Newer Posts Older Posts Home

Author

I am a chemical engineer who is in love in humanity work, content creation, and women empowerment.

SUBSCRIBE & FOLLOW

Speaker

Speaker
I love to talk/share about Digital Literacy, Social Media Management, Content Creation, Personal Branding, Mindset Transformation

1st Winner

1st Winner
Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Pemenang Utama Blog Competition yang diselenggarakan oleh Falcon Pictures. Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Blogging Competition yang diselenggarakan oleh Balitbang PUPR

Podcast Winner

Podcast Winner
Pemenang Pilihan Dewan Juri - Podcast Hari Kemerdekaan RI ke 75 by KOMINFO

Winner

Winner
Lomba Menulis Tentang Kebencanaan 2014 - Diselenggarakan oleh Pemerintah Aceh

Winner

Winner
Juara Berbagai Blogging Competition

Featured Post

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk!

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk! Sesaat sebelum naik ke kapal verry Ki-ka: Adik ipar, Aku dan Ayah. Hai.... hai.... hai! In...

POPULAR POSTS

  • Kiat Penting agar Warung Tetap Eksis & Laris Manis
  • Solusi Bikin Paypal Tanpa Nama Belakang
  • Contoh Surat Sponsor untuk Diri Sendiri bagi Pengurusan Visa
  • Laksamana Malahayati, Kartini Lain sebelum Kartini
  • Kolaborasi Microsoft dan ASUS - Hadirkan Windows 10 Original Yang Langsung terinstall Otomatis dan Gratis!
  • It's Me!
  • Lelaki itu, Ayahku
  • Hujan Komen
  • Serunya Outdoor Activities di Trizara Resorts
  • How To Write a Motivation/Cover Letter

Categories

  • about me 1
  • accessconsciousness 1
  • advertorial 10
  • Anak Lanang 1
  • awards 20
  • bali 1
  • banner 1
  • bars 1
  • Beauty Corner 29
  • belarus 5
  • bisnis 1
  • Blog Review 2
  • blogger perempuan 1
  • blogging tips 9
  • Budaya 1
  • Catatan 12
  • catatan spesial 19
  • catatan. 53
  • catatan. task 20
  • cryptocurrency 1
  • culinary 5
  • curahan hati 6
  • daftar isi blog 1
  • dailycolor 1
  • DF Clinic 12
  • disclosure 1
  • edisi duo 5
  • email post 10
  • embun pagi 1
  • episode kehidupan 1
  • event 4
  • fashion 3
  • financial 1
  • giveaway 48
  • Gratitude 1
  • health info 9
  • Healthy-Life 16
  • info 23
  • innerbeauty 9
  • iran 4
  • joke 4
  • kenangan masa kecil 3
  • kenangan terindah 12
  • keseharianku 2
  • kisah 14
  • kisah jenaka 7
  • knowledge 2
  • kompetisi blog 1
  • komunitas 2
  • KopDar 8
  • Korea 1
  • kuliner 7
  • Lawan TB 2
  • lesson learnt 7
  • life 2
  • lifestyle 4
  • lineation 32
  • lingkungan 1
  • Literasi Digital 2
  • motivation 9
  • museum tsunami aceh 1
  • New Year 2
  • order 1
  • oriflameku 2
  • parenting 4
  • perempuan tangguh 4
  • perjalanan tiga negara 1
  • personal 3
  • petualangan gaib 6
  • photography 1
  • picture 5
  • podcast 1
  • Profile 12
  • puisi 5
  • reflection 3
  • renungan 25
  • reportase 23
  • resensi 2
  • review 42
  • review aplikasi 1
  • rupa 1
  • Sahabat JKN 2
  • sakit 1
  • sea of life 17
  • sejarah 5
  • Sekedar 1
  • sekedar coretan 76
  • sekedar info 23
  • self-love 1
  • selingan semusim 9
  • seri BRR 4
  • snack asyik 1
  • Srikandi Blogger 2
  • Srikandi Blogger 2013 7
  • Srikandi Blogger 2014 4
  • SWAM 1
  • task 43
  • teknologi 1
  • tentang Intan 34
  • Test 1
  • testimoni 9
  • Tips 57
  • tradisi 1
  • tragedy 1
  • traveling 59
  • true story 7
  • tsunami 9
  • turkey 9
  • tutorial 7
  • visa 1
  • wisata tsunami 2

Followers


Blog Archive

  • December (1)
  • October (1)
  • March (1)
  • August (2)
  • May (1)
  • April (2)
  • March (6)
  • February (3)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (5)
  • October (4)
  • September (3)
  • August (5)
  • July (3)
  • April (1)
  • January (1)
  • December (2)
  • November (1)
  • October (1)
  • September (1)
  • June (1)
  • February (1)
  • December (1)
  • September (2)
  • August (2)
  • July (1)
  • June (1)
  • March (1)
  • February (1)
  • December (5)
  • September (2)
  • August (3)
  • July (1)
  • May (3)
  • April (2)
  • March (1)
  • February (1)
  • January (7)
  • December (1)
  • November (5)
  • September (3)
  • August (1)
  • July (4)
  • June (1)
  • May (1)
  • April (3)
  • March (6)
  • February (5)
  • January (7)
  • December (8)
  • November (4)
  • October (12)
  • September (4)
  • August (3)
  • July (2)
  • June (5)
  • May (5)
  • April (1)
  • March (5)
  • February (4)
  • January (6)
  • December (5)
  • November (4)
  • October (8)
  • September (5)
  • August (6)
  • July (3)
  • June (7)
  • May (6)
  • April (7)
  • March (4)
  • February (4)
  • January (17)
  • December (10)
  • November (10)
  • October (3)
  • September (2)
  • August (5)
  • July (7)
  • June (2)
  • May (8)
  • April (8)
  • March (8)
  • February (7)
  • January (9)
  • December (10)
  • November (7)
  • October (11)
  • September (13)
  • August (5)
  • July (9)
  • June (4)
  • May (1)
  • April (12)
  • March (25)
  • February (28)
  • January (31)
  • December (8)
  • November (3)
  • October (1)
  • September (12)
  • August (10)
  • July (5)
  • June (13)
  • May (12)
  • April (19)
  • March (15)
  • February (16)
  • January (9)
  • December (14)
  • November (16)
  • October (23)
  • September (19)
  • August (14)
  • July (22)
  • June (18)
  • May (18)
  • April (19)
  • March (21)
  • February (27)
  • January (17)
  • December (23)
  • November (20)
  • October (16)
  • September (5)
  • August (2)
  • March (1)
  • December (2)
  • April (1)
  • March (1)
  • February (6)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (4)
  • September (4)
  • August (1)
  • July (8)
  • June (16)

Oddthemes

Flickr Images

Copyright © My Virtual Corner. Designed by OddThemes