My Virtual Corner
  • Home
  • Meet Me
  • Contact
  • Disclosure
  • Category
    • Motivation
    • Traveling
    • Parenting
    • Lifestyle
    • Review
    • Tips
    • Beauty
      • Inner Beauty
      • Outer Beauty

Hey, welcome back to my page! 

Hari ini, kita ngobrol tentang jiwa dan raga, yuk! Iya..., jiwa dan raga. Ada yang aware ga sih jika sebenarnya pasangan jiwa kita itu bukanlah suami/istri, orangtua/anak, melainkan body kita sendiri? 

Yup, Jiwa - Raga adalah pasangan sehidup semati paling akurat dan tak terbantahkan! 

Bisa apa coba jiwa tanpa raga ini? Bisa apa coba raga tanpa jiwa? See? Body adalah pasangan jiwa, begitu juga sebaliknya, toh? 

Lalu, pertanyaannya berikutnya adalah, bisa apa raga kita tanpa jiwa yang sehat? Dan bisa apa jiwa kita jika tubuh kita sakit-sakitan alias tidak sehat? 

Semakin jelas donk ya kenapa quote yang dicetuskan oleh Decimus Iunius Juvenalis, yaitu "Men Sana In Corpore Sano" pas banget alias benar adanya? Yup. "Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat." bukanlah sekedar quote semata, karena kita sudah menyaksikan bahkan mengalami sendiri situasi di mana ketika tubuh kita sedang berada di dalam kondisi down/kurang sehat, maka juga akan mempengaruhi keadaan jiwa alias mental kita. 

Tubuh yang sedang sakit, membuat vibrasi dan imunitas kita juga menurun, mengakibatkan suasana hati menjadi tak nyaman, selain karena menahan rasa sakit/pain, tentu juga karena jadi kuatir atau kepikiran berbagai hal (negatif/tak nyaman) yang tiba-tiba menghampiri kan? 

Tentu kita juga tak asing dengan informasi-informasi yang sering kita dengar bahwa sebenarnya sumber dari berbagai macam penyakit seringkali dipicu oleh keadaan mental kita yang tidak sehat, tidak bahagia, dipenuhi oleh kegelisahan, kecemasan, ketakutan, overthinking, dan berbagai hal kurang baik lainnya. 

Karenanya, menjaga kesehatan mental kita adalah sangat penting untuk kebahagiaan dan kesejahteran kita sehari-hari. Dan sebenarnya ada banyak sekali cara untuk melakukannya, tentu saja setelah dimulai dari langkah dasar yaitu MEMILIH untuk memiliki mental yang sehat. 

View this post on Instagram

A post shared by Stay Young and Gorgeous Tips (@alaikaabdullah)


Berikut 6 Tips Menjaga Kesehatan Mental:

1. Tetap terhubung dengan orang lain (Human Connection)

Berinteraksi dengan orang lain dapat membantu kita merasa terhubung dan merasa didukung. Makanya memiliki hubungan sosial yang positif baik dengan keluarga mau pun teman atau pun komunitas, merupakan hal yang perlu kita lakukan. 

2. Olahraga secara teratur.

Olahraga dapat membantu meningkatkan kesehatan mental dengan memperbaiki suasana hati dan mengurangi stres. Coba deh untuk berolahraga setiap hari setidaknya 30 menit, misalnya dengan berjalan kaki, lari, atau yoga?

3. Istirahat yang cukup

Nah ini! Tidur yang berkualitas dan cukup sangatlah penting untuk kesehatan tubuh juga mental, loh! Upayakan untuk bisa tidur selama 7-9 jam setiap malam dan hindari lah begadang atau tidur larut malam. Etapi, kalo pun ga bisa mencapai kuota jam tidur tersebut, tidur berkualitas selama 3-4 juga sudah bisa ngebantu banget gak, sih? 

4. Makan makanan yang sehat. Asupan makanan yang sehat dapat membantu menjaga kesehatan mental dan fisik. Upayakan untuk mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi seperti sayuran, buah-buahan, protein, dan biji-bijian. 

5. Lakukan kegiatan yang kamu sukai/nikmati. 

Yes, ini akan sangat membantu menciptakan rasa puas, hepi, sehingga bener-bener mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan mental kamu secara keseluruhan. 

6. Jangan ragu atau malu untuk meminta bantuan.

Jika kamu merasa kesulitan menjaga kesehatan mental kamu sendiri, jangan malu untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental seperti psikolog atau psikiater. Coba deh cek kesehatan mental kamu dengan konsultasi psikiater. Atau kalau kamu termasuk yang enggan untuk berbagi cerita (curhat) kamu pada orang lain, kamu juga bisa mencari praktisi Bars untuk mendapatkan sesi Bars, loh! 

Telah banyak sekali testimoni tentang kedasyatan efek bars ini di dalam mengurai stres, menghapus trauma, dan membantu seseorang dalam mengelola beban mentalnya. 

Dan untuk teman-teman di Jakarta, yang membutuhkan terapi Bars, boleh banget nih bikin janji denganku, and I am ready to let your Bars RUN. Japri atau tinggalkan komen di kolom komentar ya!


Salam, Al, 22 March 2023

Kemarin banget, aku terlibat obrolan panjang dengan salah satu adik ipar tentang pentingnya memilih sekolah yang sesuai untuk anak. Bukan hanya sesuai dalam artian kurikulum, pendidik, dan lingkungan cocok untuk anak, tapi yang paling penting adalah sekolah yang memang mampu memberikan kenyaman bagi si anak, sehingga dia happy dan excited untuk belajar, berkegiatan, berteman, dan meningkatkan kecerdasan dan mengembangkan diri (self development)-nya. 

Nah, bicara tentang pendidikan anak, terutama untuk anak-anak usia dini, di mana si anak masih sangat rentan terhadap situasi tak sehat (kemungkinan mengalami trauma karena perundungan, kekerasan, dan lain sebagainya), maka memastikan si anak belajar di tempat yang aman dan nyaman serta 'disukai' oleh si anak adalah sebuah pertimbangan signifikan yang harus diprioritaskan oleh setiap parents, ya, gak sih, teman-teman?

Obrolan kita kemarin itu mulai dari sekolah dengan sistem boarding school, sekolah nasional plus, sekolah nasional, sekolah international, sekolah alam, sekolah murid merdeka, madrasah, dan sekolah rumah atau homeschooling. 

Dan obrolan ini tak hanya refreshing my mind, tapi juga mengupdate pengetahuanku tentang jenis-jenis sekolah yang semakin bertambah dan menarik! Terutama sekolah alam, sekolah murid merdeka, dan homeschooling, sungguh membuatku excited untuk mengetahuinya lebih lanjut. Maklum, udah lama banget akutuh ga pay my serious attention tentang sistem pendidikan untuk anak, karena ga punya bocah! Intan kan udah dewasa. Haha. 

Etapi, perbincangan ini, jadi menarik minatku untuk involve dalam mempelajari dan juga memberikan masukan atau setidaknya berdiskusi dengan adik-adikku yang masih memiliki bocah. 😊 Karena, sebagai parents, pasti lah kita ingin agar anak-anak dapat menimba ilmu dan menjadi pribadi-pribadi yang tak hanya smart, happy, tapi juga santun beretika dan berbudaya kan? 

Nah, dari perbincangan kemarin, aku jadi ingin ngasih beberapa tips nih tentang memilih sekolah terbaik untuk anak, karena keputusan penting ini akan sangat berpengaruh pada masa depan si anak. 

6 Tips Memilih Sekolah Untuk Anak

6 Tips Memilih Sekolah Terbaik untuk Anak

1. Pertimbangkan Kebutuhan dan Minat Anak

Setiap anak memiliki kebutuhan dan minat yang berbeda-beda, toh? So, pastikan parents mempertimbangkan hal ini dalam memilih sekolah untuk mereka. Pastikan bahwa sekolah yang dipilih dapat memenuhi kebutuhan dan minat mereka. 

2. Penuhi Diri dengan Informasi Yang Sebanyak Mungkin

Yup. Mulai dari riset/googling hingga mendatangi tekape untuk observe, adalah langkah yang perlu dilakukan agar tidak salah pilih sekolah. Lakukan riset, long-list hingga shortlist sehingga mendapatkan beberapa calon kuat sekolah tujuan. 

3. Tinjau Fasilitas Sekolah-sekolah yang masuk ke dalam Shortlist

Pastikan bahwa sekolah tersebut memiliki fasilitas yang memadai seperti ruang kelas yang nyaman, laboratorium, perpustakaan, fasilitas olahraga, dan fasilitas pendukung lainnya. 

4. Tinjau juga Kurikulum Sekolah.

Pastikan bahwa kurikulum sekolah yang dipilih sesuai dengan kebutuhan dan minat anak serta dapat mempersiapkan anak untuk masa depan.

5. Pertimbangkan Biaya Sekolah

Nah, ini juga sangat penting. Pertimbangkan biaya sekolah yang harus dikeluarkan dan pastikan bahwa biaya tersebut sesuai dengan kualitas pendidikan yang diberikan oleh sekolah. 

6. Site Visit atau Mengunjungi Secara Langsung Yang Diinginkan

Yes, mengunjungi tekape (sekolah-sekolah yang telah masuk dalam daftar pendek/shortlist) untuk mengetahui secara lebih detail calon kuat sekolah tujuan agar tidak salah pilih. Berbincang secara langsung dengan para guru, dan tanyakan kepada orang tua murid yang lain tentang pengalaman mereka terhadap sekolah tersebut. 

Nah, semoga tips di atas dapat menjadi tambahan insight bagi parents dalam memilih sekolah terbaik untuk anak-anak tercinta dan membantu mereka mencapai potensi terbaiknya di masa depan.

Oya, untuk yang berminat atau sedang cari-cari informasi tentang home education center, atau butuh blog homeschooling, teman-teman bisa mampir ke rumah virtualnya Mba Dian Kusumawardani yang banyak banget mengulas tentang homeschooling di blognya. Cus atuh ke tekape, nyak! 😊

Salam, Al, 18 March 2021

Perempuan dan Cryptocurrency. Wuih, topik yang menarik gak sih, teman-teman? 

Bagi sebagian orang, atau malah bagi banyak orang, mata uang digital/kripto ini mungkin masih dianggap sebagai sesuatu yang asing dan menakutkan?

Yup, walau pada kenyataannya, mata uang digital atau cryptocurrency ini semakin populer dan menjadi tren investasi yang menjanjikan, dengan potensi keuntungan yang besar dan fleksibilitas penggunaan yang lebih besar daripada uang fiat tradisional, namun tetap saja, banyak sekali orang-orang yang takut untuk terjun ke dalam bisnis ini, terutama kaum perempuan. 

Bicara tentang perempuan dan cryptocurrency, meskipun banyak perempuan yang memimpin di dunia bisnis dan teknologi, partisipasi mereka dalam bidang yang satu ini masih jauh dari merata, terutama di Indonesia ya, teman-teman? Masih banyak yang ogah ketika diajak berbisnis kripto.

Aku sendiri termasuk ke dalam kelompok yang tertarik banget terjun ke dunia yang satu ini. Perkenalan pertama dengan mata uang kripto justru bukan dengan si raja kripto bernama Bitcoin itu, melainkan dengan Steem dan Steem Dollar, yaitu mata uang kripto yang dikeluarkan oleh Steem Blockchain. 

Berkenalan dengan ekosistem Steem Blockchain ini pada tahun 2017 melalui salah satu Steemit Blogger dan mulai menulis di sana. Amazingly, aku berhasil mendapatkan mata uang kripto dari hasil menulis di sana, dan uangnya bisa ditukarkan menjadi Rupiah. Wow, lumayan pula. 

Bergabung dengan komunitas tersebut, aku pun diperkenalkan dengan crypto-trading. Dan...? Volatilitasnya bikin jantung kerap mau copot. Hehe. Tapi aku terus lanjut, walau tetap belum bisa dibilang mahir-mahir amat dalam dunia yang satu ini. Ibarat mengarungi lautan, ombak dan badai pun tak henti menghadang. Naik turun, bullish and bearish, silih berganti. Huhu. 

Anyway, balik lagi ke topik di atas, tentang perempuan dan dunia cryptocurrency dimana masih terlihat kesenjangan gender yang signifikan dalam penggunaan cryptocurrency, terutama dalam hal kepemilikan aset dan partisipasi dalam perdagangan. 

Kok bisa sih? Ya bisa, donk! Dari yang aku baca-baca sih, ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya kesenjangan gender tersebut, sih. Yuk, kita lihat apa saja faktor-faktornya yuk!

Beberapa Penyebab Terjadinya Kesenjangan Gender dalam Penggunaan Cryptocurrency.

1. Kurangnya Pengetahuan dan Pemahaman

Banyak perempuan yang belum memiliki pengetahuan atau pemahaman yang cukup tentang cryptocurrency, sehingga menjadi momok bagi mereka, membuat tak nyaman, menakutkan, dan takut rugi jika berinvestasi di dalamnya. Hal ini dapat dikarenakan oleh kurangnya informasi yang tersedia atau oleh bahasa teknis yang sulit dipahami. 

2. Risiko Tinggi

Investasi di cryptocurrency memiliki risiko yang jauh lebih tinggi daripada investasi di pasar tradisional. Banyak perempuan yang mungkin merasa takut serta tak nyaman dengan risiko ini, terumata jika mereka tidak memiliki pengalaman dalam berinvestasi. 

3. Ketidakamanan

Faktor ini sebenarnya tidak hanya menghantui kaum perempuan sih, ya. Sebagai pelaku suatu bisnis, tentu faktor keamanan menjadi pertimbangan utama apakah sebaiknya kita terjun atau tidak ke dalam bisnis tersebut. Begitu juga dalam hal cryptocurrency, faktor ketidakamanan investasi karena cryptocurrency sangat tergantung pada teknologi dan seringkali menggunakan platform yang belum teruji, menyebabkan banyak orang yang merasa tidak nyaman dan kuatir untuk berinvestasi. 

4. Stereotip Gender

Ada stereotype bahwa investasi di cryptocurrency lebih cocok untuk laki-laki. Hal ini dapat membuat beberapa perempuan merasa tidak percaya diri dalam berinvestasi di sana dan mungkin menghindarinya. 

5. Kurangnya Dukungan

Banyak perempuan yang mungkin merasa kurang didukung dalam berinvestasi di cryptocurrency. Industri ini didominasi oleh laki-laki dan kadang-kadang sulit bagi perempuan untuk menemukan kelompok atau komunitas yang mendukung dan memotivasi mereka dalam berinvestasi. 

Namun, tentu hal-hal tersebut di atas tidak berlaku untuk semua perempuan donk. Ada banyak perempuan yang justru telah berhasil dalam investasi di cryptocurrency, dan dengan pengetahuan dan pemahaman yang tepat, setiap orang termasuk perempuan, dapat menghasilkan keuntungan dari investasi di bidang ini. 

6 TIPS SUKSES BERINVESTASI DI BIDANG CRYPTOCURRENCY

1. Belajar dan Memahami Cryptocurrency

Ini adalah langkah dasar jika kita ingin sukses dalam hal apa pun. Belajar dan Memahami Hal tersebut. Belajar dan memahami tentang cryptocurrency, termasuk teknologi blockchain, pertukaran kripto, dan strategi investasi, adalah hal pertama yang harus dilakukan. Ada banyak sumber daya online yang tersedia untuk membantu belajar tentang cryptocurrency.

2. Mulai dengan Investasi Kecil

Penting untuk memulai investasi kecil dan berhati-hati saat memulai investasi di cryptocurrency. Hal ini memungkinkan perempuan untuk memahami risiko dan keuntungan sebelum mengambil risiko lebih besar. 

3. Diserfikasi Portofolio Investasi

Perempuan dapat mempertimbangkan untuk membagi investasi mereka di beberapa cryptocurrency yang berbeda, untuk mengurangi risiko dan meningkatkan peluang keuntungan. 

4. Diserfikasi Portofolio Investasi

Perempuan perlu terus mengikuti berita dan update terbaru mengenai cryptocurrency. Ini akan membantu mereka untuk memahami tren pasar dan mengambil keputusan investasi yang lebih bijaksana. 

5. Mencari Dukungan dan Mentor

Perempuan dapat mencari kelompok dan komunitas yang mendukung investasi cryptocurrency. Selain mencari mentor yang berpengalaman dalam berinvestasi di cryptocurrency dapat membantu mereka memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik. 

6. Mengelola Risiko

 Penting untuk memahami risiko yang terkait dengan investasi cryptocurrency dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengelola risiko tersebut. Salag satu caranya adalah dengan membuat rencana investasi yang jelas dan memperhitungkan risiko yang mungkin terjadi. 

Nah, teman-teman, semoga tips di atas bisa menjadi tambahan pengetahuan bagi yang ingin mencoba masuk ke dunia cryptocurrency, ya! Good luck! 


Al, 18 March 2023


Berkomunitas? Seberapa penting sih? Emang perlu? Tanya beberapa teman yang introvert. Mereka beranggapan bahwa hidup menyendiri, dalam sepi, atau dalam circle yang sangat keciiiil saja, udah cukup! 

Jujurly, aku sempat kaget juga mendengar pertanyaan dan pernyataan di atas. Masalahnya ini adalah era digital, dan jaman now gitu loh! Masa di jaman now, masih ada orang yang tidak suka berkomunitas? Bahkan seorang temanku, Vietnamese yang tinggal di Amrik sana, adalah seorang wanita introvert yang justru bikin komunitas dengan tujuan supporting para introvert untuk bisa lebih nyaman di dalam beraktivitas di dalam circle atau lingkungan yang jauh lebih luas. 

Pentingnya Berkomunitas

Dan amazingly, dari komunitas yang dibentuknya itu, kemudian bergabung para introvert yang justru merasa sangat terbantu dan berkembang dengan bergabung di komunitas itu. See? Berkomunitas itu memang perlu dan berkontribusi bagi perkembangan kehidupan kita kan?

Dan bicara tentang pentingnya komunitas, berikut ada 5 alasan kenapa sih berkomunitas itu penting bagi kita. Yuk, disimak dan jika ada yang mau nambahin boleh banget nitip di kolom komentar, nanti aku masukin ke artikel ini, oke, mantemans?

5 Alasan Mengapa Berkomunitas itu Penting.

1. Meningkatkan Kualitas Hidup

Dengan berkomunits, kita bisa mendapatkan dukungan dari orang lain dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan. Misalnya mendapatkan dukungan moral dari teman-teman komunitas ketika kita merasa sedih atau dihinggapi rasa stres, atau pun cobaan kehidupan lainnya. Selain itu, dengan berkomunitas, kita juga bisa memperoleh informasi dan pengetahuan baru yang berguna untuk meningkatkan kualitas hidup kita. 

2. Networking/Membentuk Jaringan Pertemanan

Disaat bergabung dalam sebuah komunitas, kita tentu akan bertemu dengan banyak orang dengan berbagai latar belakang pendidikan dan profesi, dengan minat yang sama tentu saja. Perbedaan profesi dan pendidikan ini tentu juga menjadi jembatan bagi kita untuk terhubung dengan profesi-profesi yang mungkin menjadi jalan bagi terbukanya berbagai peluang-peluang bisnis yang hasilkan cuan kan? Di tambah lagi melalui berkomunitas ini, maka akan semakin meluasnya pertemanan, pengetahuan, dan wawasan. 

3. Meningkatkan Keterampilan Sosial

Nah, ini! Berkomunitas juga dapat membantu kita dalam meningkatkan keterampilan sosial kita, loh! Melalui berkomunitas, di dalam sebuah komunitas, kita akan belajar untuk berinteraksi dengan orang lain, menghargai perbedaan pendapat, dan membangun kerjasama dalam mencapai tujuan bersama. 

Keterampilan sosial ini sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam hubungan pribadi maupun profesional. 

4. Membantu Meningkatkan Kesehatan Mental

Berinteraksi dengan orang lain juga berperanan dalam membantu kita meningkatkan kesehatan mental kita. Dalam sebuah komunitas, kita bisa mendapatkan dukungan dari orang lain ketika kita mengalami masalah emosional atau psikologis. 

Selain itu, bergabung di dalam sebuah komunitas yang positif dan mendukung juga dapat membantu mengurangi tingkat stres dan kecemasan yang kita alami. 

5. Memberikan Kesempatan Untuk Berkontribusi

Berkomunitas tentu saja memberi kesempatan bagi kita untuk berkontribusi dan memberikan dampak positif pada lingkungan di sekitar kita. Misalnya nih, kita terlibat dalam kegiatan sosial atau kegiatan lingkungan yang dapat membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar. 

See? Berkomunitas itu memang banyak manfaatnya, ya, teman-teman? 

Itu pula mengapa aku suka sekali bergabung dengan aneka komunitas, mulai dari komunitas blogger, seperti Komunitas Blogger Bandung, Kumpulan Emak Blogger, Blogger Perempuan, dan lainnya, hingga ke Komunitas Podcast, Youtube, dan lainnya. 

Manfaatnya itu loh, kerasa banget dalam pengembangan diri dan bantu pekerjaan banget, sih, menurutku. Melalui berkomunitas pula aku jadi sering melakukan aktivitas-aktivitas di luar rumah, seperti traveling, camping, edukasi masyarakat, hingga ke aktivitas review hotel. Ah, what a wonderful life! 

Dan bicara tentang review hotel, kemarin aku sempat berkunjung ke blognya Teh Lia, seorang Blogger Bandung dan baca-baca artikel review hotel yang ditulis apik di blognya, loh! Jika temen-temen sedang berkunjung ke Bandung atau seputaran Jawa Barat, boleh banget tuh mampir ke blognya dan find out interesting and informative insight there, ya! 


Al, Jakarta, 15 March 2023

Yuhuu. Apa kabar nih, teman-teman? Semoga pada sehat walau berita tentang resesi yang mengintai di tahun 2023 ini semakin santer yaaa? Dan semoga berita ini tidak menjadi penyumbang utama terhadap timbulnya kecemasan, stres, apalagi depresi bagi kita. Aamiin. 

Btw, bicara tentang kecemasan, stres, mau pun depresi, sebenarnya adalah masalah kesehatan mental yang bisa menyerang siapa saja sih, ya, mulai dari orang muda, orang tua, anak dan remaja, pria dan wanita, termasuk ibu-ibu yang baru melahirkan tentu saja.

Nah, bicara tentang kecemasan mau pun stres serta depresi yang menghampiri para ibu yang baru melahirkan ini, menjadi perhatian dan butuh penanganan khusus terutama dari pasangan serta support system terdekat, loh! Mengapa?

Karena masalah ini bisa sangat mengganggu bagi ibu dan anak-anak mereka, serta dapat berefek tak baik dalam hubungan keluarga secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting banget untuk mengatasi kecemasan dan depresi pada ibu dengan tepat dan segera. Namun, sebelum kesana, kita coba lihat dulu, yuk, penyebab kecemasan dan depresi. 

Penyebab kecemasan dan Depresi Pada Ibu

Kecemasan dan depresi pada ibu dapat disebabkan oleh banyak faktor. Dan beberapa di antaranya adalah:

1. Perubahan Hormon

Iya, donk. Setelah melahirkan, tubuh seorang ibu akan mengalami perubahan hormonal yang signifikan, yang tentunya akan menyebabkan perubahan suasana hati/mood serta kecemasan. 

2. Kelelahan dan Kurang Tidur. 

Punya baby, tidak lah seindah menatap wajah menggemaskan si baby itu sendiri, betul? Merawat bayi yang baru lahir bukanlah tugas yang mudah. Membingungkan (bagi ibu muda yang belum berpengalaman), melelahkan dan memakan waktu, yang dapat menyebabkan kelelahan dan kurang tidur. Tentu hal ini juga menjadi penyumbang timbulnya anxiety/kecemasan, bahkan depresi. 

3. Stres dan Tekanan

Menjadi ibu baru dapat menyebabkan stres dan tekanan yang besar, terutama jika ibu merasa tidak siap atau tidak memiliki dukungan yang cukup.

4. Masalah Kesehatan Mental Sebelumnya

Ibu yang memiliki riwayat masalah kesehatan mental sebelumnya, seperti kecemasan atau depresi, lebih rentan terhadap kecemasan dan depresi setelah melahirkan. 

5 Cara Atasi Kecemasan dan Depresi Pada Ibu


5 Cara Mengatasi Kecemasan dan Depresi Pada Ibu

Berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu mengatasi kecemasan dan depresi pada ibu:

1. Mencari Dukungan

Mencari dukungan dari orang yang dekat dengan ibu, seperti pasangan, keluarga, atau teman, dapat membantu mengurangi kecemasan dan depresi. Ibu juga dapat mencari dukungan dari kelompok dukungan ibu atau profesional kesehatan mental. 

2. Istirahat Yang Cukup

Istirahat yang cukup sangat penting untuk mengatasi kecemasan dan depresi pada ibu. Ibu harus berusaha tidur ketika bayi mereka tidur dan menghindari melakukan terlalu banyak tugas rumah tangga. 

3. Olahraga dan Aktivitas Fisik

Olahraga dan aktivitas fisik dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati. Ibu dapat mencoba melakukan latihan ringan seperti jalan-jalan, yoga, atau pilates. 

4. Makanan Sehat

Makan sehat dan seimbang dapat membantu mengurangi kecemasan dan depresi pada ibu. Ibu harus mencoba makan makanan yang sehat dan bergizi, seperti sayuran dan buah-buahan segar. 

5. Terapi Kognitif

Terapi kognitif perilaku adalah jenis terapi yang dapat membantu ibu mengatasi kecemasan dan depresi dengan mengubah cara berpikir dan bertindak. Terapi ini dapat dilakukan oleh profesional kesehatan mental. 

Nah, teman-teman, itu lah 5 cara mengatasi kecemasan dan depresi yang kerap menghantui para ibu, terutama para mahmud a.ka. mamah muda  mau pun para ibu dengan anak yang sudah remaja bahkan beranjak dewasa. 

Oya, jadi ingat artikel Mbak Andina di Blog Sunglow Mama tentang topik ini deh. Cus ke artikelnya yang berjudul tentang Stres, Depresi, dan Mental Health Pada Ibu, untuk informasi lebih lengkap deh!


Saleum,

Al, Jakarta, 14 March 2022


Halo, teman-teman semuanya. Semoga pada sehat yaaa. Aih, udah lama juga ga nulis di blog tercinta ini, saking keasyikan beraktivitas pada platform lainnya. Iya, nih, teman-teman. Belakangan ini aku enjoy banget berbagi video-video pendek di Tiktok seputar Law of Attraction dan juga Law of Assumption. Hayo, ada yang suka tema ini, ga, nih? Kalo iya, cus, langsung ke tekape yaaa! 

Bicara tentang kemelekatan, apa sih sebenarnya kemelekatan atau attachment itu? 
Kemelekatan atau keterikatan psikologis adalah suatu kecenderungan yang dialami oleh seseorang terhadap sesuatu, baik itu benda, orang, konsep, atau apa pun yang bisa mengganggu keseimbangan mental dan emosional kita. 

Kemelekatan itu sendiri bisa bersifat positif atau pun negatif, tergantung pada keadaan dan jenisnya. Dan, biasanya nih, teman-teman, terutama di dalam praktek LoA atau Law of Attraction mau pun Law of Assumption, kemelekatan ini bisa menghambat terwujudnya hal-hal yang ingin kita attract atau manifestasikan loh! Bisa menghambat kita dalam mencapai kebahagiaan atau membuat kita sulit untuk berkembang. 

Loh, kok bisa? 

Bisa banget, loh! 
Membiarkan kemelekatan ini terus-menerus bercokol di dalam diri kita, akan membuat perhatian kita senantiasa terfokus di sana, sehingga mengganggu konsentrasi kita terhadap hal penting lainnya yang seharusnya kita kerjakan. Akibatnya? Akibatnya, pekerjaan jadi tidak selesai dengan sempurna, atau waktu pengerjaan jadi molor, kitanya jadi kayak orang bingung, dan lain sebagainya. 

Kemelekatan ini dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti keinginan untuk memiliki sesuatu, rasa takut kehilangan sesuatu, atau rasa takut untuk melepaskan sesuatu. Hal-hal ini tentu saja akan membuat kita tidak tenang kan? Jadi was-was. 

Misalnya kemelekatan dalam bentuk kehilangan terhadap orang yang dicintai. Jika berlebihan maka akan menimbulkan berbagai rasa lainnya, seperti: was-was akan kesetiaannya, was-was karena takut orang tersebut diambil oleh orang lain, berpaling, dan sebagainya. Sehingga akan membuat si pemilik kemelekatan ini menjadi posesif, cemburuan, tidak tenang, susah tidur, sulit fokus, dan berbagai rasa lainnya, yang akhirnya berpengaruh tak baik bagi kehidupannya mau pun pasangannya. Ini baru salah satu contoh kan?

"Hm...., tapi kan wajar jika kita sayang terhadap seseorang, maka kita memiliki rasa itu, Al?" Atau, 
"Kan wajar, Al, jika kita terus teringat akan sesuatu yang belum kita miliki, dan termimpi-mimpi? Apa itu salah?"

Tentu saja tidak salah, sih. Tapi, itu juga namanya kemelekatan, yang bisa memberi efek tak baik bagi keseimbangan jiwa kita, loh! 

Dan, yes, of course. Tentu tak mudah melepaskan kemelekatan itu, I know. But..., pasti ada donk cara-caranya. Dan berikut beberapa cara yang bisa dipraktekkan dalam upaya melepaskan kemelekatan itu. Cekidot! 
7 Cara Melepaskan Kemelekatan


7 Cara Melepaskan Kemelekatan

1. Sadari keberadaan kemelekatan itu sendiri. 

Yup, ini adalah langkah pertama yang harus diterapkan. Menyadari keberadaan atau kehadiran si kemelekatan ini, serta mengenali pola pikir atau perasaan kita yang terkait dengan kemelekatan ini, akan sangat membantu, dan menjadi langkah awal yang kudu dilakukan. Caranya? 

Untuk mengenali kemelekatan ini, kita bisa mengajak seseorang yang dapat memberikan padangan objektif tentang situasi tersebut. 

2. Kenali Sumber Kemelekatan itu

Setelah menyadari dan mengakui keberadaan kemelekatan itu, langkah kita selanjutnya adalah mengenali sumbernya. Hal ini dapat membantu kita untuk memahami mengapa kita merasa sulit untuk melepaskan kemelekatan tersebut. Apakah dia berasal dari keinginan untuk memiliki sesuatu atau seseorang, atau dari rasa takut kehilangan atau kekurangan. 

3. Menerima Kenyataan

Setelah mengenali sumber kemelekatan, langkah selanjutnya adalah menerima kenyataan bahwa segala sesuatu bersifat sementara dan berubah. Tidak ada yang saklek atau konstan. Jika kita terlalu terikat pada sesuatu, maka kita cenderung untuk tidak bisa menerima perubahan tersebut, dan akan merasa sangat sulit untuk melepaskan kemelekatan, yang akibatnya tentu membuat kita sendiri jadi tersiksa.

4. Latih Pemusatan Pikiran

Mind Focus Exercise atau latihan pemusatan pikiran bisa membantu kita untuk lebih fokus pada saat ini dan membebaskan diri dari kemelekatan pada masa lalu, atau khawatir terhadap masa depan. Dengan melatih pemusatan pikiran ini, kita bisa menjadi lebih aware/sadr dan memusatkan perhatian pada saat ini. 

5. Berlatih Kehilangan

 Melepaskan kemelekatan juga melibatkan kemampuan untuk menerima kehilangan. Jika kita terlalu takut untuk kehilangan sesuatu atau seseorang, maka kita akan terus berusaha untuk mengendalikan dan mempertahankan hal tersebut. Oleh karena itu, berlatih menerima kehilangan dapat membantu kita untuk mengurangi kemelekatan. 

6. Cari Bantuan Profesional

Jika merasa kesulitan untuk melepaskan kemelekatan, kita bisa mencari bantuan profesional. Psikolog atau konselor dapat membantu kita untuk mengidentifikasi sumber kemelekatan dan memberikan strategi untuk mengatasi kemelekatan tersebut. 

7. Praktekkan Kebaikan Pada Diri Sendiri/Self-Love

The last but not least, praktekkan self-love atau berlaku sayang diri sendiri, act of kindness. Memiliki kasih sayang dan kebaikan pada diri sendiri adalah modal utama dalam membantu meningkatkan semangat hidup kita, loh! Tak hanya itu, tindakan ini juga akan mampu memperkaya energi kita, meningkatkan vibrasi, dan bikin kita paham banget bahwa kita ini layak mendapatkan kebahagiaan dan kepuasan, tanpa harus terikat pada sesuatu atau seseorang. 

Nah, itu lah 7 cara melepaskan diri dari kemelekatan yang mungkin bisa menjadi solusi bagi teman-teman yang sedang dalam upaya membebaskan diri dari kemelekatan. Dan jika butuh lebih banyak bacaan lagi, teman-teman bisa juga berkunjung ke salah satu blognya temanku, nih, Mba Dhenok Hastuti, yang blognya merupakan blog tentang spritualitas, dan teman-teman bisa belajar spritualitas loh, di sana. 
Cus gih, ke tekape! 😇

Saleum,
Al, Jakarta, 10 Maret 2023

Sama halnya seperti kita, manusia dewasa, maka anak-anak pun rentan terhadap yang namanya stres, trauma, depresi, tekanan batin, derita jiwa, atau apa pun sebutannya. Hanya saja, jika kita yang dewasa, kebanyakan sudah paham akan gejala yang mengarah kesana, atau tau persih jika kita sedang mengalami derita batin ini, namun anak-anak, tidak menyadari bahkan tak paham akan apa yang sedang mereka alami. 

Penyebab dari derita ini bisa beragam, misalnya aktivitas di luar rumah, seperti di sekolah, di tempat bermain, atau bahkan di rumah. Sama halnya seperti orang dewasa, anak-anak juga rentan mengalami stres manakala mendapat banyak tugas (Pekerjaan Rumah) yang sulit/tak mereka pahami, atau ketika berada pada circle pertemanan yang tak sehat alias toxic. Bahkan perkataan yang bersifat merendahkan, tidak menghargai, penuh amarah, dari para guru atau orang-orang di sekitar mereka, menjadi penyebab sakit hati, sedih, minder, dan akhirnya si anak mengalami stres atau bahkan depresi. 

Suasana di dalam rumah, di mana hubungan kedua orang tua yang tidak harmonis, dipenuhi oleh amarah, perlakuan yang tidak bersahabat, jauh dari sifat melindungi, juga menjadi pemicu yang membuat si anak tertekan, dan membuat jiwanya menjadi resah, dan alam bawah sadarnya mencatat hal tersebut sebagai tekanan batin/trauma, yang nantinya akan terus dibawa hingga usia dewasa jika hal ini tidak segera diatasi. 

Show that You CARE, Image created using Canva

Gejala Anak Menderita Tekanan Batin itu Apa Aja, sih? 

Nah, ini. Yuk, disimak, ya bestie. Seorang anak sedang berada dalam keadaan tertekan jika menunjukkan hal-hal berikut ini:

  1. Sulit tidur atau tidurnya tidak lelap, bahkan ngelindur/mengingau.
  2. Nafsu makan berkurang
  3. Tidak bersemangat dan murung
  4. Sulit berkonsentrasi, baik ketika sedang belajar di sekolah, di rumah, atau bahkan ketika bermain
  5. Kehilangan selera untuk bermain
  6. Perasaannya menjadi lebih sensitif dan moody.
Dan jika anak-anak sudah menunjukkan gejala-gejala seperti ini, gaes, maka plis deh, jangan sekali-sekali menganggap remeh akan hal ini. Segera lah lakukan pendekatan agar si anak bisa direngkuh kembali. Biasanya ketika mengalami perasaan tertekan atau stres, anak-anak akan menarik diri, menjauh. Jadi, mami and papi, plis, jangan ditunda lagi, sediakan waktu untuk approaching and reaching them back! 


Berikut 4 Hal Yang Bisa Dilakukan Dalam Mengatasi Tekanan Batin Pada Anak


1. Communication

Communication is the key. Baik dalam mengatasi persoalan orang dewasa mau pun anak-anak. Sepakat? Nah, ketika menemukan gejala-gejala seperti di atas,  maka jangan hanya menebak-nebak apa yang sedang dialami oleh anak, tapi segera luangkan waktu dan lakukan pendekatan khusus terhadapnya. Percayalah, anak kita sedang membutuhkan mami dan/atau papinya bukan hanya sebagai orang tua, tapi juga sebagai sahabatnya, untuk secara bersama mengatasi hal yang sedang dialaminya. 

So, be her/his best friend as well as parents, yang siap membuka telinga, mata dan hati untuk membantunya. Raih kepercayaannya, lalu ketika dia mulai membuka diri, maka permasalahan yang sedang dihadapinya akan terlihat jelas bagi mami dan papinya, sehingga memudahkan mami-papi untuk membantunya selesaikan persoalannya. 

2. Show Your Care.

Anda tak cukup hanya menerka-nerka apa yang terjadi pada anak. Perlu ada pendekatan khusus. Anda harus bisa menjadi teman cerita yang baik untuknya. 

Dengarkan cerita-ceritanya. Lalu, ajak anak berbicara dari hati ke hati. Anda juga harus terbuka dengannya. Itu berguna untuk menimbulkan kesan bahwa Anda percaya padanya. Secara bertahap, si kecil akan mulai terbuka juga dengan Anda, Moms.

Ketika anak sudah siap bercerita, coba posisikan diri Anda sebagai pendengar aktif. Dengarkan ceritanya tak hanya dengan telinga, tapi juga lewat mata dan hati.

3. Luangkan Waktu Bersama

Masih ingat donk ketika kita masih kecil atau berada di usia anak-anak, rasanya tuh bahagia banget jika bisa menghabiskan waktu bersama ayah dan ibu, ya enggak, sih? 

Apalagi jika ayah dan ibu adalah para pekerja atau orang-orang yang weekday-nya menghabiskan waktu di luar rumah, maka kebersamaan bersama mereka adalah suatu hal yang sungguh membahagiakan! 

So, ketika anak kita sedang berada dalam masa-masa tertekan atau stres ini, segeralah beri anak kita waktu. Luangkan waktu untuk bermain bersamanya. Untuk bercerita, mendengarkan, bercanda, dan beraktivitas yang menyenangkan bersamanya. Ini akan sangat membantunya dan memberinya kepercayaan diri dan membuatnya merasa bahwa dirinya tidak lah sendiri. 

4. Berikan Solusi

Seorang anak, yang sedang berada dalam tekanan, akan sangat merasa bahwa dirinya tak berdaya. Apalagi jika mengalami tekanan batin yang dalam, misalnya karena mengalami perundungan, pelecehan, atau berbagai hal-hal yang tidak menyenangkan lainnya, akan membuat mereka 'jatuh' dan 'sulit' untuk bangkit. Di sini lah uluran tangan kita selaku orang tua sangat dibutuhkan. Dan di sinilah juga momen penting bagi kita selaku orang tua untuk segera bertindak, memberinya perlindungan sekaligus solusi agar derita yang dihadapinya bisa disembuhkan. 

Jadilah orang pertama yang memberinya uluran tangan, karena di sini juga merupakan kunci dalam mempererat ikatan batin antara orang tua dan anak. So, jangan sampai kebersamaan ini diberikan oleh orang lain, ya, mami-papi. Be the first!

Nah, itulah 4 tips yang dapat mami-papi lakukan ketika menghadapi kenyataan di mana si buah hati sedang berada dalam situasi tertekan, stres, atau mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan. Semoga bermanfaat ya. 

Oya, untuk artikel-artikel parenting lainnya, aku punya seorang teman, Mba Ivayana C Wichayanti, a mom blogger yang aktif banget menulis tentang parenting dan home education, yang pastinya tulisan-tulisannya akan sangat mencerahkan mami-papi yang membutuhkan informasi-informasi serupa. Check it out, deh! 


Salam,

Al, Jakarta, 16 Februari 2023

Hari mulai beranjak siang ketika perutku mulai agak bergemuruh memberi isyarat. Ah, tak terasa, sudah sekian lama aku menarikan jemari di keyboard-nya Macsy, ketak-ketik merangkai kata, membentuk alur cerita, dan menjadikannya kisah untuk dibaca. 

Kulirik angka penunjuk waktu yang tertera pada sudut kanan Macsy yang telah memperlihatkan angka 12.30 wib. Wow, pantesan saja perutku mulai keroncongan. Sejak memutuskan untuk melakukan intermittent fasting dua bulan lalu, maka aku komit untuk tidak mengkonsumsi apapun selain air minum sebelum pukul 12 siang. Dan aktivitas makan malam sudah berakhir pada pukul 20.00 wib malam harinya. 

Biscuit Legend

Khong Guan - Regal Biscuit Marie

Sejak tadi pagi, aku memang sudah duduk di laptop ini dan fokus untuk menulis. Dan ajaibnya, karena dari kemarin pikiranku melayang pada beberapa jenis biskuit yang kayaknya bakalan enak nih jika dimakan sambil menyesap teh hangat di sore hari, lalu image beberapa biskuit pun bermunculan di layar laptopku, termasuk sebuah artikel tentang produsen biskuit ini, yang ternyata ditulis oleh teman bloggerku, Mba Lia Latifah. Haha. 

Mengagumkannya adalah, si biskuit legend "Marie-Regal" dan "Khong Guan" justru yang paling sering muncul! Amazing. Sebegitunya ya, gaes? Jadi ingat dengan kalimat ini, 'think become thought, thought become reality'. Wow! 

Ah, tetiba hatiku jadi melow. Ya Allah, kedua biskuit legend ini memang langsung membawa kenanganku pada almarhum ayah. Kedua jenis biskuit ini selalu ada di rumah kami, dan menjadi cemilan favorit aku dan adik-adikku. Herannya, kami tak pernah bosan menikmatinya, karena ibuku selalu saja punya cara dalam mengubah citarasa mau pun bentuknya menjadi penganan lain yang jauh lebih sedap dari sekedar roti kering a.k.a biskuit itu. Hehe. 

Olahan makanan mau pun cemilan dari kreasi tangan dan pemikiran ibuku memang selalu mampu menarik minat aku, adik-adik, juga ayah untuk selalu kangen akan masakan dan cemilan rumahan alias hasil karya ibuku. 

Sebagai ibu rumah tangga sejati, ibu memang selalu memperhatikan pentingnya asupan gizi dan kebersihan makanan yang kami konsumsi demi memastikan seluruh anggota keluarga kami terjamin kesehatannya. Dan benar saja, aku dan adik-adik, juga ayah, jadi tak suka berlama-lama di luar rumah. Begitu aktivitas luar rumah kami selesai, maka kami pun seperti 'tersedot' untuk kembali ke rumah, dan berkumpul bersama, menikmati cemilan atau masakan ibu. Ah, I really missed that moment!

Moment Yang Berlalu dan Tak Mungkin Kembali

Kesempatan memang sungguh jarang untuk terulang. Begitu juga dengan kisah demi kisah yang kita rajut di dalam kehidupan. Ibarat air sungai yang mengalir, maka kita tak akan pernah bisa merengkuh air yang sama untuk kedua kalinya, karena si air telah mengalir jauh, dan tak akan pernah kembali. 

Anak-anak telah dewasa, orang tua beranjak senja. Ayah telah berlalu, kembali kepada Sang Maha. Tinggal kini ibu yang masih ada. Ah, malam ini, sembari merajut untaian kata ini, tak terasa ada bening yang mulai luruh. Runtuh. 

Tak hanya bola mata yang membasah, tapi hati ini pun beranjak biru. Rindu. 

"Assalammualaikum, Mak. Teungoh peu, Mak. Golom teungeut?" (Assalammualaikum, Mak. Lagi apa? Belum tidur?"

Serbuku begitu nada memanggilku pada salah satu aplikasi messenger yang kami gunakan bersambut. 

"Golom, kiban, nyak?" ("Belum, gimana, nak?") Jawaban lembut ibu langsung meneduhkan hatiku. Ah, aku jadi makin kangen. Thanks to technology yang telah virtually menghubungkan aku dengan ibu hanya dalam hitungan detik. Alhamdulillah.

Lalu kami pun ngobrol sejenak, bertukar kabar tentang hari ini, dan ditutup dengan pesan agar menjaga kesehatan masing-masing. Tak sabar rasanya ingin segera membawa ibu kembali tinggal bersamaku. Ijinkan lah ya, Rabb. Please.... 


Sebuah catatan penutup malam,

Al, Jakarta, 15 Feb 2023

Sebagai salah satu negara dengan aktivitas seismik paling aktif di dunia, negeri tercinta kita ini sudah tak  asing deh dengan yang namanya bencana alam, ya, gak sih, bestie? Indonesia terletak di dalam 'Cincin Api Pasifik' atau yang familiar dengan istilah Pacific Ring of Fire, yang merupakan wilayah dengan aktivitas tektonik tinggi yang membentang dari pantai barat Amerika Utara dan Selatan, melintasi Pasifik, hingga pantai timur Asia. 

Wilayah ini rawan gempa bumi dan letusan gunung berapi, dan Indonesia adalah salah satu negara yang terkena dampak terparah. 

Dan dalam tulisan ini, aku pengen ngajakin teman-teman untuk menjelajahi gambaran geologis Indonesia, dampak Cincin Api bagi penduduk dan negeri ini, dan strategi untuk meminimalkan risikonya. 

Ring of Fire (Lingkaran/Cincin Api) Map
Sumber dari sini

Apa itu Cincin Api?

Cincin Api adalah wilayah aktivitas seismik intens berbentuk tapal kuda yang membentang dari pantai barat Amerika Utara dan Selatan, melintasi Samudra Pasifik, hingga pantai timur Asia. 

Daerah ini adalah rumah bagi 452 gunung berapi, 75% dari gunung berapi aktif dan tidak aktif di dunia, dan merupakan wilayah yang paling aktif secara seismik di dunia. Itu juga rumah bagi sabuk gempa terbesar di dunia, yang bertanggung jawab atas 90% gempa bumi di dunia.

Hiks..., ngeri ya?

Cincin Api berada di batas beberapa lempeng tektonik, yang merupakan lempengan batu besar yang membentuk kerak bumi. Lempeng-lempeng ini bergerak dan bergesekan satu sama lain, menciptakan tekanan yang dilepaskan melalui bentuk gempa bumi dan letusan gunung berapi. Indonesia sangat rentan terhadap aktivitas geologis ini, mengingat lokasinya yang berada di tepi beberapa lempeng tektonik.

Gambaran Geologi Indonesia

Sebagaimana sudah tergambar di atas, negeri tercinta kita ini terletak di Cincin Api Pasifik dan merupakan rumah bagi beberapa gunung berapi paling aktif di dunia. Itu juga terletak di perbatasan beberapa lempeng tektonik, termasuk lempeng Eurasia, Pasifik, India-Australia, dan Laut Filipina. Ini membuatnya sangat rentan terhadap aktivitas seismik, seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi.

Indonesia juga merupakan rumah bagi Palung Sunda, yang merupakan bagian terdalam dari Samudra Hindia. Palung ini bertanggung jawab atas tingginya jumlah gempa bumi dan letusan gunung berapi di wilayah tersebut, karena merupakan titik pertemuan beberapa lempeng tektonik.

Selain itu, Indonesia merupakan rumah bagi beberapa gunung berapi teraktif di dunia, antara lain Krakatau, Gunung Merapi, dan Gunung Tambora. Semua gunung berapi ini terletak di dalam Cincin Api dan telah menyebabkan kehancuran besar-besaran di masa lalu.

Dampak Cincin Api di Indonesia

Cincin Api memiliki dampak besar di Indonesia selama bertahun-tahun. Negeri ini rentan terhadap gempa bumi dan letusan gunung berapi, yang dapat menyebabkan kehancuran besar-besaran dan korban jiwa. Indonesia juga sering mengalami tsunami yang dapat menghancurkan masyarakat pesisir.

Selain itu, Ring of Fire dapat menyebabkan tanah longsor, banjir, dan bencana alam lainnya. Peristiwa ini dapat menyebabkan kerusakan infrastruktur yang luas dan mengganggu kehidupan masyarakat di daerah yang terkena dampak.

Bencana Alam di Indonesia

Indonesia rawan terhadap berbagai bencana alam, antara lain gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, tanah longsor, dan tsunami. Bencana ini dapat menyebabkan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur yang luas.

Pada tahun 2004, serangkaian gempa bumi mengguncang Indonesia dan menyebabkan kehancuran besar-besaran. Yang paling dahsyat dari gempa bumi ini adalah gempa berkekuatan 9,1 skala Richter yang melanda Aceh di Indonesia pada tanggal 26 Desember 2004, menghancurkan segalanya. 

Rumah-rumah hancur, orang-orang terbunuh, dan banyak lagi yang terluka. Bencana ini sangat tragis bagi para korban yang terpaksa menghadapi dampak gempa dan tsunami secara bersama-sama.

Gempa bumi yang memicu tsunami itu sendiri sangat menghancurkan, menewaskan lebih dari 130 orang dan menyebabkan ribuan lainnya terluka. Tsunami itu sendiri menyebabkan jutaan korban jiwa, menghancurkan rumah-rumah dan memusnahkan seluruh desa. Secara total, diperkirakan lebih dari 230.000 orang tewas dalam tsunami, menjadikannya salah satu bencana alam paling mematikan dalam sejarah.

Terlepas dari kerugian besar yang diderita oleh begitu banyak orang, ada beberapa yang melakukan apa saja untuk membantu. Lembaga-lembaga bantuan berdatangan, bekerja tanpa lelah untuk memberikan bantuan kepada mereka yang terkena dampak, dan komunitas lokal berkumpul bersama untuk memberikan dukungan. Banyak orang juga menggalang dana untuk mendukung mereka yang terkena dampak, dan relawan memberikan bantuan penting setelah tragedi ini.

Tahun-tahun berikutnya pun, Indonesia ini masih disambangi oleh berbagai bencana. Ada gempa bumi di Padang, Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, hingga ke banjir bandang yang menimpa Cianjur Selatan pada Desember 2022 kemarin. Itu yang langsung muncul di ingatan karena dampaknya yang significant ya, belum lagi yang kecil-kecil kan?

Banjir di Cianjur

Masih segar di ingatan kita tentang musibah yang melanda Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada akhir tahun kemarin. Gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,6 pada Senin (21/11/2020) mengakibatkan 602 orang tewas, 56 ribu rumah rusak, dan 114 ribu jiwa mengungsi, dan menyebabkan sejumlah kecamatan di wilayah utara itu porak-poranda. 

Ditambah lagi dengan bencana banjir bandang dan longsor melanda beberapa kecamatan di wilayah selatan Cianjur. Terjadi pada Jumat 16 Desember 2022 sore menjelang petang pula, akibat dari guyuran hujan terus menerus, hingga meluapkan sungai Cibala. Merendam rumah dan bangunan yang berdiri di atas tanah berlokasi di lima desa yaitu: Sukanagara, Sukamekar, Sukalaksana, Sukarame, dan Gunungsari. 

Aih, bicara tentang Cianjur, dan mengetahui musibah yang sedang melanda daerah ini, aku langsung teringat dengan seorang teman Blogger Cianjur. Udah lama banget aku tak berkomunikasi dengannya. Aih, semoga Allah SWT melindungi Teh Okti sekeluarga, ya. Semoga Allah meminimalisir resiko bencana yang dihadapi oleh Teh Okti dan masyarakat di sana. Segera dipulihkan kembali kesehatannya, dikuatkan untuk bisa bangkit kembali. Aamiin. 

Gempa di Lombok

Pada tahun 2018, gempa berkekuatan 7,0 melanda pulau Lombok di Indonesia. Gempa ini menyebabkan kehancuran besar-besaran dan mengakibatkan kematian lebih dari 500 orang. Gempa tersebut juga menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur, termasuk jalan, jembatan, dan bangunan.

Gempa tersebut juga memicu serangkaian tanah longsor dan memicu peringatan tsunami. Peringatan tsunami ini akhirnya dicabut, namun menimbulkan kepanikan di kalangan masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir.

Persiapan menghadapi Bencana Alam

Mengingat frekuensi bencana alam di Indonesia, penting bagi pihak berwenang untuk memiliki rencana untuk mempersiapkan dan menanggapi peristiwa ini. Persiapan menghadapi bencana alam meliputi melatih orang tentang cara menanggapi bencana, mengembangkan sistem peringatan dini, dan membuat rencana evakuasi yang efektif. 

Penting juga bagi pihak berwenang untuk memastikan bahwa orang memiliki akses ke pasokan makanan, air, dan pasokan medis yang memadai

Berada di garis cincin api, memang membuat negeri tercinta ini rentan akan bencana, ya, gaes? Dan of course bikin kita jadi was-was dan sedih. Tapi mau gimana lagi ya? Bencana demi bencana ini terjadi karena memang letak negara kita yang berada pada lingkaran cincin api atau ring of fire. Sehingga mau ga mau, kita memang harus bersahabat dengan bencana, dan bukan berperang melawan bencana.


Salam, 

Al, Jakarta, 6 Februari 2023

Yuhuuu! Siapa yang pernah mengalami mentok ide menulis dan tulisan/artikel pun jadi tertunda untuk diupdate di blog tercinta? 

Aha, banyak banget yang tunjuk tangan, euy! Yess, ternyata untuk hal ini kita tidak sendiri ya, bestie? Hihi. 

Aku pun, sering banget mengalaminya akhir-akhir ini. Udah punya ide dan niat kuat banget, bahkan udah excited untuk menulis, eh malah kemudian, saat udah ready duduk manis di depan laptop, malah kemudian mandeg. Iya sih, pada awalnya tulisan mengalir cantik namun hanya sampai di paragraf pertama doank, lanjutannya stop panjang karena (terkadang) perhatian terdistrack oleh hal lain yang juga sedang mengisi pikiran kita?

Atau malah ide bermain, aih, kok ide bermain sih, ide menulis maksudnya..., jadi menguap justru karena ada ide lainnya yang tiba-tiba hadir dan mendominasi? Dan..., tentu saja ada banyaaak sekali penyebab lainnya yang bikin aktivitas menulis mandeg, namun tentu kita harus melakukan upaya agar tidak sampai kalah oleh cobaan bernama mentok atau mandeg ini donk?

What should we do when we face this situation? 

Harus ngapain jika tulisanmu mentok di tengah jalan?

Nah ini! Berikut aku coba ngasih cara-cara yang biasanya ngebantu banget saat aku terkena 'sindrom' ini, ya, gaes!

Lakukan ini ketika tulisanmu mandeg!

1. Acknowledge and Accept It. 

Ini adalah langkah utama sebelum lanjut ke langkah berikutnya. Kenapa kita harus acknowledge (sadari dan akui) dan kemudian menerima kenyataan itu? Karena ini seperti memberi sinyal ke otak dan kesadaran kita, bahwa hal ini sedang terjadi. Kita sedang mentok. Sehingga dengan kesadaran ini, tubuh, pikiran dan otak kita bisa dengan mudah diajak melanjutkan pekerjaan ini. 

2. Ask Questions. 

Ini adalah langkah berikutnya. Kesadaran pada poin pertama tadi, kemudian perlu dipicu dengan pertanyaan konstruktif untuk menstimulasi otak, pikiran, dan tubuh kita mencari cara untuk mengatasi masalah tersebut. 

Emang bisa? Bisa donk. 

Pernah dengar bahwa body kita ini SMART donk? Nah, tubuh, otak, dan pikiran akan 'membentuk teamwork yang apik' ketika kita stimulasi dengan pertanyaan konstruktif.

Pertanyaannya seperti apa, Al?

Misal:

Body, what would it take for us to keep writing? How to complete this article?

Pertanyaan-pertanyaan seperti ini, akan membuka possibilitas untuk menghasilkan ide-ide atau solusi-solusi, loh! Otak dan pikiran serta tubuh tuh akan mencari cara untuk menuntaskan pekerjaan tadi. 

Misalnya, dengan menggerakkan tangan kita mengambil pulpen. Bikin outline untuk tulisan yang sedang mandeg itu. Atau menggerakkan tangan kita untuk googling, atau buka-buka Pinterest, misalnya, atau aplikasi lainnya yang publishing the same topic. Atau muncul ide-ide lainnya. 

Atau malah, otak dan tubuh kita bersinergi membawa kita untuk rileks dulu, duduk santai, atau malah bergerak mencari suasana baru dulu sejenak, baru nanti balik lagi untuk melanjutkan pekerjaan menulis tadi, tapi dengan rasa yang lebih nyaman. 

Ada banyak sekali peluang/possibilitas yang bisa bermunculan dengan asking questions ini, bestie. You should try, ya! 

3. Searching Topic Sejenis, Perbanyak Membaca

Seperti yang sudah diuraikan pada poin 2, kita bisa melakukan langkah ini. Searching (online mau pun offline) topik-topik serupa, serap idenya, kembangkan dengan style kita sendiri. Tapi ingat ya, bestie, jangan memaksa diri. Beri waktu untuk rileks sejenak, dan yakinkan diri bahwa tulisan ini akan kelar. Oke?

4. Endapkan Tulisan, Baca Ulang.

Ini juga penting banget nih, bestie. Tulisan mentah atau fresh from the oven sebaiknya jangan langsung dipublish, apalagi yang mengalami mentok di tengah jalan kan? Sebaiknya diendapkan dulu semalam, atau setidaknya beberapa saat, baca ulang beberapa kali, karena biasanya ketika kita membaca ulang, otak akan punya suggestion konten atau diksi yang jauh lebih baik, sehingga bisa saja mengalami perubahan ke arah yang lebih nice! 

Setelah dirasa oke punya, baru deh dipublish, bestie! 

Nah, itulah empat tips yang biasanya aku terapkan ketika tulisanku tiba-tiba mandeg di tengah jalan. Mudah-mudahan tips ini bisa membantu, ya! Dan jika ada tambahan/masukan poin lainnya, monggo ya, gaes, feel free to add some more in the comment below. Thank youuu. 

Ah iya, teman-teman bisa juga baca tips tentang topik ini di blognya Mba April F, loh! Ada banyak tips menarik juga tuh di sana. 


Al, Jakarta, 12 Januari 2023

Sudah beberapa hari ini, anabul kesayangan, yang juga aku dan Intan sepakati sebagai anak lanang umi, terlihat lesu. Ga banyak bergerak seperti biasanya, karena memang anak lanang imut dan menggemaskan ini baru saja mengalami shock. 

Gimana enggak coba, sobs? Leo, anabul kicik British Short Hair kesayangan ini, bisa-bisanya tengah malam buta malah jatuh dari balkon belakang (lantai 2) jatuh ke basement. Kebayang donk betapa paniknya aku dan Intan saat menyadari si bocah bulu ini tak ada lagi di kamar? 

Senyap, Tak Berjawab

Biasanya tuh, Leo, kalo dipanggil pasti akan menjawab dengan meongan manjanya. Namun kali ini, saat aku baru selesai shalat isya (terkadang akutu suka shalat isya di tengah malam, huhu, jangan ditiru, ya, sobs), seperti biasa langsung manggil Leo, agar si bocah ikut aku ke atas untuk tidur.

Biasanya juga, di mana pun Leo berada, baik sedang tidur di bawah sofa, di bawah tangga, atau sedang main, dia akan tetap menjawab. "Meong..." sambil mendekat, menunjukkan dirinya. 

Nah, kali ini beda. No answer at all. Aku panggil donk berulang kali, hingga Intan pun ikutan bangun dari tidurnya. Menyadari tak ada jawaban, kita berdua pun langsung ngeri, sobs. Kebayang, ini Leo pasti sudah jatuh dari balkon belakang. Karena kemana lagi coba? Sementara ruangan kita ini cuma kamar kosan tipe mezzanine, yang lantai bawahnya untuk ruang duduk dan lantai atas untuk ruang tidur. 

Pasti lah Leo main-main di balkon belakang, manjat pagar balkon dan tergelincir. Atau jangan-jangan malah dia saking excitednya main sendiri, melompat terlalu tinggi ke pagar dan terpeleset ke bawah.

Tak membiarkan otakku untuk menganalisa lebih jauh, aku pun langsung bersama Intan turun ke basement. Jatuhnya pasti lah di area parkiran, karena di bawah kamar kami adalah area parkir. Suasana sepi, wong sudah tengah malam kan? 

Pak Yadi, the security guard pun heran, "Ada apa, Bu, cari apa tengah malam gini?" sapanya turut bergabung.

"Ini, Pak, si Leo, kucing kami sepertinya jatuh, deh. Dipanggil-panggil ga nyahut lagi, sepertinya sudah ga ada di kamar. Bapak ga lihat?"

"Wah, enggak tuh, Bu." 

Dan kita pun berpencar, lanjut mencari, memanggil-manggil Leo dengan suara khas. Aku sampai merunduk-runduk di bawah mobil yang letaknya pas di bawah kamarku. Dan... ya ampun, ternyata Leo sedang bertengger di ban depan bagian dalam mobil tersebut, ketakutan karena di dekatnya ada seekor kucing domestik yang mencoba mendekatinya. 

Hayyah, Leo..., kacian deh anak lanang umi ini. Kuraih dia, perlahan karena dia meronta, menolak untuk aku ambil, apalagi si kucing domestik juga meong-meong keras ke arahnya. Akhirnya berhasil juga aku raih Leo, dan membawanya ke dalam pelukan. 

Nak, nak! Udah Umi bilang jangan naik ke pagar, ga mau dengar, tuh bener kan, akhirnya jatuh?

Tapi bukan lah saatnya memarahi Leo yang terlihat ketakutan dan juga trauma. Badannya jadi kotor penuh debu, dan ya Allah, bagian mulutnya terlihat berdarah. Kami segera melarikan Leo kembali ke kamar, dan membersihkannya dengan tissue basah. 

Duh, sediiiih banget melihat kondisi Leo. Ga mungkin membawanya ke klinik hewan di tengah malam begini kan? Begini lah rasanya ketika anak sakit ya, moms? Lama sudah aku tak menimang anak kecil, sih, makanya ketika Leo hadir sebagai hadiah dari Intan sebulan lalu, aku merasa jadi kayak punya anak baik lagi. Apalagi Leo kan umurnya baru 5 bulanan, jadi tingkahnya pun persis anak bayi. Hehe.

Jadinya aku langsung teringat teman-teman moms blogger deh, yang sedang beranak balita atau bocil. Betapa panik dan risaunya jika mengalami hal-hal seperti ini kan? 

Tidur Lelap di Pangkuan Umi

Malam itu, tak banyak yang bisa aku dan Intan lakukan. Hanya membersihkan tubuh Leo dengan tissue basah, dan membersihkan darahnya dengan kapas yang aku basahi air. Ga berani memberikan betadine mengingat Leo kan anabul, juga masih bayi banget kan? Jadi kami ga berani mengambil resiko. 

Untuk menenangkan Leo, aku ninabobokan sambil menggendong dan mengayunya dalam pangkuan hingga dia tertidur. Alhamdulillah, ini bocah memang tak rewel, dan langsung aku tidurkan di sisiku begitu dia terlelap. Ah, Leo, what a good boy!

Visiting the Vet

Yup, takut kenapa-napa, keesokan harinya aku dan Intan langsung membawa Leo ke dokter hewan langganan. Antrian terlihat sedikit panjang, sehingga kami harus duduk sabar menanti giliran. Ada satu ibu setengah baya, pemilik anabul yang sedang antri dan duduk tepat di sebelahku, tertarik untuk ngajakin ngobrol bocilku. 

"Aduhai cantek, sakit apa kau nak-ku?" Sapanya dalam Bahasa Melayu. Ah, pasti orang Melayu Sumatera deh ini, batinku.

"Ini, tante, Leo jatuh dari balkon tadi malam. Kegesitan melompatnya, jadi terpeleset deh, dan terjun bebas." Jawabku mewakili Leo. Dan obrolan pun jadi panjang. Logat Bahasa Melayu si ibu membuatku kangen akan teman-teman Medan-Deli. Ih, udah lama juga aku ga pulang ke Medan. Beneran deh, jadi kangen!

Antrian per antrian, akhirnya sampai juga giliran Leo untuk bertemu dokter hewannya. Dan Alhamdulillah banget, setelah berbagai test yang dilakukan untuk melihat apakah ada cidera yang dialami oleh Leo, akhirnya dokter menyatakan bahwa tubuh Leo aman, ga cidera. Hanya saja pada bagian mulut dan bibirnya, tergores dan bengkak. 

Leo pun diberikan suntikan pereda nyeri, salap untuk dioleskan ke bibir dan mulutnya, dan suntikan vitamin agar selera makannya tidak berkurang. Alhamdulillah. Semoga Leo segera bisa aktif lagi ya, nak! Jangan sakit-sakit donk, sayang. Emak kan jadi kalang kabut kalo Leo mau pun kakak Intan sakit. Huhu.

Al, Jakarta, 20 December 2022


Hello, Bestie. Good morning, and how are you doing? Semoga pada sehat dan siap untuk memulai hari ini dengan semangat prima dan penuh rasa syukur, ya! 

Btw, bicara tentang rasa syukur, mantemans terbiasa menuliskan rasa syukur di sebuah buku/jurnal, atau hanya sekedar mengucapkannya di dalam hati atau suara, sih?

Kalo aku, bertahun lalu, biasanya hanya mengucapkannya saja, tanpa merasa perlu untuk menuliskannya, sih. Namun sejak fokus pada self-development beberapa tahun lalu, aku mulai menulis rasa syukur setiap pagi selesai my morning routine, di lembaran halaman buku cantik yang aku namai Gratitude Journaling Book. 

Awalnya memang sering ke-skip, tidak konsisten, namun kemudian menjadi suatu kebiasaan yang menarik dan memberi manfaat nyata bagi kebahagiaan diriku. This is amazing, loh! 

Apa sih Gratitude Journaling itu? 

Gratitude Journaling adalah untaian rasa syukur yang kita tuliskan secara harian di dalam catatan/buku harian/jurnal. Biasanya sih berisi minimal 7 rasa syukur yang kita rasakan di setiap hari, dituliskan di pagi hari setelah usai morning routine, atau di malam hari setelah usai beraktivitas harian. 

Memiliki jurnal ini terbukti mampu meningkatkan kebahagiaan, loh! Kok bisa? Karena dengan menuliskan ketujuh rasa syukur itu secara sadar ke dalam buku, secara tak langsung kita sedang memberitahu ke alam bawah sadar kita bahwa kendala apa pun yang akan kita hadapi di hari tersebut, akan sanggup kita hadapi karena kita telah dipenuhi oleh energi keberkahan dari Sang Pencipta. 

Membaca kejadian-kejadian baik (yang kita tuliskan di dalam gratitude journaling) akan sangat membantu kita ketika sedang berada di masa-masa sulit. Ini akan memanggil energi baik itu untuk hadir kembali, dan membuat kita seakan diselimuti kembali oleh energi kebahagian dan positivity. Mengingatkan kita bahwa badai akan berlalu, dan sesudah kesulitan pasti akan muncul kemudahan. 

Manfaat Gratitude Journaling 

1. Menurunkan Level Stres

Memfokuskan diri pada hal-hal positif, biasanya akan mengarahkan kita untuk tetap terkontrol, tenang, dan secara natural mampu menghindarkan diri dari perasaan stres yang berlebih. Kebiasaan bersyukur akan menuntun kita untuk menjaga diri secara lebih baik, berprilaku hidup sehat, dan memiliki kemampuan manajemen stres yang baik. 

2. Mendapatkan Perspektif Baru

Dengan menulis gratitude journal, kita dapat mulai mengamati dan melihat pola tentang apa saja yang menurut kita penting dalam hidup, sehingga akan membantu kita untuk mampu mengapresiasi tiap hal kecil yang kita alami dan hadapi. 

Selain itu, cara pandang kita terhadap suatu situasi tergantung pada sudut pandang yang kita gunakan. Disaat kita memilih untuk mencari hal-hal yang dapat disyukuri, perspektif kita dalam melihat suatu hal akan berubah dan kita mampu menyadari hal-hal yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. 

3. Memunculkan Self Awareness

Mengetahui hal apa saja yang penting dalam hidup dapat membantu kita untuk dapat lebih mindfull dalam memutuskan sesuatu. Kita dapat menjadi seseorang yang lebih bijaksana dalam mengambil keputusan karena kita mengerti hal apa saja yang benar-benar kita sukai. 

Nah, hal ini berguna banget dalam melakukan 'filtrasi' saat kita harus menentukan pilihan. Kita dapat menjadi pribadi yang tidak mudah hanyut pada arus dengan mengikuti apa yang banyak diikuti oleh kebanyakan orang. 

Self awareness juga berarti bahwa kita dapat mengenal diri sendiri secara lebih baik lagi, yang tentunya akan memberi manfaat positif dalam masa perkembangan emosional sekaligus spiritual. 

4. Sebagai Pengingat di Masa Sulit

Gratitude Journal secara tidak langsung membantu kita untuk mengingat hal-hal baik yang pernah kita alami, loh! Yang mana juga akan sangat membantu kita ketika menghadapi masa-masa sulit. Membuka buku gratitude atau gratitude journal, akan memberi pengaruh baik dalam memancarkan energi kebahagiaan. 

Memulai Gratitude Journal 

Nah, how to start? 

Sebenarnya tidak sulit, loh, bestie. Tinggal siapkan buku/jurnal dan alat tulisnya. Kalo aku, sengaja beli buku yang cantik, colourful pen, biar tulisannya cantik, dan menarik. Lalu komit/pasang niat di dalam hati untuk konsisten menulis jurnal gratitude secara harian. Bisa pilih jurnal gratitude pagi, atau jurnal gratitude malam. Atau kalo ingin menulis dua kali sehari, di pagi dan di malam hari juga boleh banget loh. 

Kalo aku sih, memilih di pagi hari saja, usai morning routine. 

Dan, ga harus di buku (hard copy) loh. Bisa juga menulis gratitude journaling itu secara softcopy/e-gratitude journaling). Misalnya dengan menggunakan aplikasi smartphone seperti Presently, atau Notes. 


Apa Yang Ditulis di Dalam Gratitude Journaling?


Ga ada yang saklek, sih. Aku tuh biasanya menuliskannya seperti ini, dan besoknya berubah lagi, sesuai dengan situasi/rasa syukur yang aku rasakan.

Jakarta, 24 November 2022

  • I am so so so grateful for My Lord who allows me to face this new day and getting much much better than yesterday. Thank you, thank you, thank you, My Lord, and the universe for the fresh air I am breathing and I am so thankful that I am able to breathe more comfortably than yesterday. 
  • I am grateful for everything coming to my way, whether the great or not-so-good ones. I am learning to accept this and use them as a tool for my learning journey. They all play an important part in shaping the better version of me. 
  • I am grateful for my mom and dad for their unconditional love and support for me and my daughter.
  • I am grateful for always my daughter's support and unconditional love that is being my weapon to continue this life. Thank you, thank you, thank you. 
  • I am grateful for being connected to many new wonderful people and amazing leaders so that I am able to learn so much from them in my journey toward my goal. Thank you, thank you, thank you.
  • I am so so so happy for the beautiful souls around me because having them made me easier to ignore the negative people who also surround me. I am thankful so so so much for these beautiful souls, your love, encouragement, and support hold me accountable for my action. Thank you, thank you, thank you. 
  • I am grateful for all my support systems, who are always available anytime I faced the challenges in my life.

Nah, bestie, ini hanya sekedar contoh, dan ga harus sama seperti ini. Bisa disesuaikan dengan apa yang teman-teman rasakan. Karena rasa syukur setiap orang tentu berbeda-beda khaan?

Ah, iya, jangan lupa juga untuk selalu bersyukur dan berterima kasih kepada tubuh kita, yang telah dengan setiap menopang kita, menjadi kendaraan kita di dalam berkegiatan apa pun yang kita inginkan. Berterima kasih, dan menghargai tubuh kita dengan memberinya nutrisi yang cukup dan pantas, adalah bentuk rasa terima kasih dan apresiasi kita baginya kan?

Menjaga kesehatan tubuh juga adalah bentuk self-love yang pastinya dibutuhkan dan akan membuat tubuh kita happy. Btw, bicara tentang kesehatan tubuh, aku jadi teringat dengan Mba Hidayah Sulistyowati,  seorang blogger kesehatan asal Semarang, yang di dalam blognya tuh banyak ngebahas tentang tips-tips kesehatan, coba deh main ke blognya, bestie, ada juga kiat tentang Self-Love, loh di sana. 

Salam,
Al, Jakarta, 24 November 2022
Newer Posts Older Posts Home

Author

I am a chemical engineer who is in love in humanity work, content creation, and women empowerment.

SUBSCRIBE & FOLLOW

Speaker

Speaker
I love to talk/share about Digital Literacy, Social Media Management, Content Creation, Personal Branding, Mindset Transformation

1st Winner

1st Winner
Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Pemenang Utama Blog Competition yang diselenggarakan oleh Falcon Pictures. Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Blogging Competition yang diselenggarakan oleh Balitbang PUPR

Podcast Winner

Podcast Winner
Pemenang Pilihan Dewan Juri - Podcast Hari Kemerdekaan RI ke 75 by KOMINFO

Winner

Winner
Lomba Menulis Tentang Kebencanaan 2014 - Diselenggarakan oleh Pemerintah Aceh

Winner

Winner
Juara Berbagai Blogging Competition

Featured Post

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk!

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk! Sesaat sebelum naik ke kapal verry Ki-ka: Adik ipar, Aku dan Ayah. Hai.... hai.... hai! In...

POPULAR POSTS

  • Kiat Penting agar Warung Tetap Eksis & Laris Manis
  • Solusi Bikin Paypal Tanpa Nama Belakang
  • Contoh Surat Sponsor untuk Diri Sendiri bagi Pengurusan Visa
  • Laksamana Malahayati, Kartini Lain sebelum Kartini
  • Kolaborasi Microsoft dan ASUS - Hadirkan Windows 10 Original Yang Langsung terinstall Otomatis dan Gratis!
  • It's Me!
  • Lelaki itu, Ayahku
  • Hujan Komen
  • How To Write a Motivation/Cover Letter
  • Serunya Outdoor Activities di Trizara Resorts

Categories

  • about me 1
  • accessconsciousness 1
  • advertorial 10
  • Anak Lanang 1
  • awards 20
  • bali 1
  • banner 1
  • bars 1
  • Beauty Corner 29
  • belarus 5
  • bisnis 1
  • Blog Review 2
  • blogger perempuan 1
  • blogging tips 9
  • Budaya 1
  • Catatan 12
  • catatan spesial 19
  • catatan. 53
  • catatan. task 20
  • cryptocurrency 1
  • culinary 5
  • curahan hati 6
  • daftar isi blog 1
  • dailycolor 1
  • DF Clinic 12
  • disclosure 1
  • edisi duo 5
  • email post 10
  • embun pagi 1
  • episode kehidupan 1
  • event 4
  • fashion 3
  • financial 1
  • giveaway 48
  • Gratitude 1
  • health info 9
  • Healthy-Life 16
  • info 23
  • innerbeauty 9
  • iran 4
  • joke 4
  • kenangan masa kecil 3
  • kenangan terindah 12
  • keseharianku 2
  • kisah 14
  • kisah jenaka 7
  • knowledge 2
  • kompetisi blog 1
  • komunitas 2
  • KopDar 8
  • Korea 1
  • kuliner 7
  • Lawan TB 2
  • lesson learnt 7
  • life 2
  • lifestyle 4
  • lineation 32
  • lingkungan 1
  • Literasi Digital 2
  • motivation 9
  • museum tsunami aceh 1
  • New Year 2
  • order 1
  • oriflameku 2
  • parenting 4
  • perempuan tangguh 4
  • perjalanan tiga negara 1
  • personal 3
  • petualangan gaib 6
  • photography 1
  • picture 5
  • podcast 1
  • Profile 12
  • puisi 5
  • reflection 3
  • renungan 25
  • reportase 23
  • resensi 2
  • review 42
  • review aplikasi 1
  • rupa 1
  • Sahabat JKN 2
  • sakit 1
  • sea of life 17
  • sejarah 5
  • Sekedar 1
  • sekedar coretan 76
  • sekedar info 23
  • self-love 1
  • selingan semusim 9
  • seri BRR 4
  • snack asyik 1
  • Srikandi Blogger 2
  • Srikandi Blogger 2013 7
  • Srikandi Blogger 2014 4
  • SWAM 1
  • task 43
  • teknologi 1
  • tentang Intan 34
  • Test 1
  • testimoni 9
  • Tips 57
  • tradisi 1
  • tragedy 1
  • traveling 59
  • true story 7
  • tsunami 9
  • turkey 9
  • tutorial 7
  • visa 1
  • wisata tsunami 2

Followers


Blog Archive

  • December (1)
  • October (1)
  • March (1)
  • August (2)
  • May (1)
  • April (2)
  • March (6)
  • February (3)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (5)
  • October (4)
  • September (3)
  • August (5)
  • July (3)
  • April (1)
  • January (1)
  • December (2)
  • November (1)
  • October (1)
  • September (1)
  • June (1)
  • February (1)
  • December (1)
  • September (2)
  • August (2)
  • July (1)
  • June (1)
  • March (1)
  • February (1)
  • December (5)
  • September (2)
  • August (3)
  • July (1)
  • May (3)
  • April (2)
  • March (1)
  • February (1)
  • January (7)
  • December (1)
  • November (5)
  • September (3)
  • August (1)
  • July (4)
  • June (1)
  • May (1)
  • April (3)
  • March (6)
  • February (5)
  • January (7)
  • December (8)
  • November (4)
  • October (12)
  • September (4)
  • August (3)
  • July (2)
  • June (5)
  • May (5)
  • April (1)
  • March (5)
  • February (4)
  • January (6)
  • December (5)
  • November (4)
  • October (8)
  • September (5)
  • August (6)
  • July (3)
  • June (7)
  • May (6)
  • April (7)
  • March (4)
  • February (4)
  • January (17)
  • December (10)
  • November (10)
  • October (3)
  • September (2)
  • August (5)
  • July (7)
  • June (2)
  • May (8)
  • April (8)
  • March (8)
  • February (7)
  • January (9)
  • December (10)
  • November (7)
  • October (11)
  • September (13)
  • August (5)
  • July (9)
  • June (4)
  • May (1)
  • April (12)
  • March (25)
  • February (28)
  • January (31)
  • December (8)
  • November (3)
  • October (1)
  • September (12)
  • August (10)
  • July (5)
  • June (13)
  • May (12)
  • April (19)
  • March (15)
  • February (16)
  • January (9)
  • December (14)
  • November (16)
  • October (23)
  • September (19)
  • August (14)
  • July (22)
  • June (18)
  • May (18)
  • April (19)
  • March (21)
  • February (27)
  • January (17)
  • December (23)
  • November (20)
  • October (16)
  • September (5)
  • August (2)
  • March (1)
  • December (2)
  • April (1)
  • March (1)
  • February (6)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (4)
  • September (4)
  • August (1)
  • July (8)
  • June (16)

Oddthemes

Flickr Images

Copyright © My Virtual Corner. Designed by OddThemes