My Virtual Corner
  • Home
  • Meet Me
  • Contact
  • Disclosure
  • Category
    • Motivation
    • Traveling
    • Parenting
    • Lifestyle
    • Review
    • Tips
    • Beauty
      • Inner Beauty
      • Outer Beauty
Ngopi cantik, cukup di rumah aja bersama Nescafe Dolce Gusto. Yup, ngopi, siapa sih yang ga suka? Walo sebenarnya yang diminum dari aktivitas ngopi itu bukanlah kopi murni, melainkan bisa jadi adalah teh, susu, coklat, bandrek, atau bahkan syrup maupun aneka jenis minuman asyik lainnya. Namun, kata yang paling sering kita pakai untuk mengajak teman atau kerabat dalam rangka hangout atau bersantai adalah ‘ngopi, yuk!’. Ya enggak, sih, Sobs?

Nah, bicara ngopi, nih. Kayaknya sih aku sudah mulai terjangkiti oleh wabah kebiasaan ini sejak masa-masa kuliah, puluhan tahun lalu, deh! *Menerawang ke rentang masa 1989 - 1995. Menjadi anak teknik, dengan tugas-tugas seabreg, khususnya pada masa-masa tugas 'menggambar teknik', di mana kami biasanya mengerjakannya secara berkelompok, hingga tengah malam bahkan tak jarang sampai pagi, sungguh bikin kami butuh dopping untuk tetap bisa melek, donk! Dan karena lingkungan di fakultas teknik itu penuh dengan makhluk 'cap lonceng' [baca: kaum adam], yang doyan minum kopi, maka kami pun [para cewek kece masa itu] jadi ketularan juga.

Tapi, dari awal aku tuh emang ga suka dengan yang namanya kopi item, sih. Jadi tetap, kalo pun kopi, pasti ditambah susu agar rasa pahitnya ilang. *lha, itu mah, bukan kopi lagi, donk. Hehe, biarin! Dan sejak itu, aku mulai doyan dengan yang namanya kopi susu, kopi plus gula and creamer, hingga kemudian bermunculan varian white coffee di pasaran dalam kemasan yang praktis, sekali bikin [sachet]. Makin happy, deh, eikeh.

Dan, seringnya tugas ke ibukota saat masih bekerja di Aceh dulu, mengantarku untuk mulai punya hobby baru, yaitu ngopi cantik di coffee shop-coffee shop ternama, sekelas starbuck, coffee bean, dan lainnya, sambil meeting, atau sekedar menghabiskan waktu. Tak jarang, aku malah suka menyendiri di tengah keramaian orang-orang di coffee shop-coffee shop itu, lho. Rasanya menikmati minuman sajian mereka tuh, sensasinya bikin happy, mungkin karena tampilannya yang apik, pake layer-layer gitu di cairan kopinya? Hehe.
Apalagi jika disambi dengan mengerjakan tugas, menulis atau sekedar ngeblog. Rasanya duduk sendirian pun di tengah keramaian itu, hanya ditemani oleh secangkir kopi atau varian lainnya, nikmat banget! Aneka ide pun mengalir lancar tiada henti.

Asyiknya 'ngopi' di cafe-cafe kece itu, sempat membuatku kepikiran, andai aja bisa hadirkan kopi semacam ini di rumah, duh, enak banget, deh pastinya. Ga perlu jauh-jauh lagi nyari kafe, cukup duduk manis di rumah, buka laptop, dan ketak ketik happily seraya ditemani oleh secangkir kopi ala cafe. Hm, tapi...., pasti mahal lah ya, dan apa mungkin bisa punya alat seperti itu untuk kapasitas rumahan? *Saat itu sih mikirnya, hal seperti ini pasti sulit diwujudkan. Pasti mahal lah untuk beli mesin pembuat kopi kayak gituh.

Launching Mesin Kopi Nescafe Dolce Gusto

Dan..., siapa yang ga speechless, ketika impian ini menjadi kenyataan, coba, Sobs! Lagi-lagi, beruntungnya sebagai blogger, tuh, aku dapat undangan untuk hadiri launching mesin dan kapsul Nescafe Dolce Gusto, yang dirancang memang untuk memastikan setiap tegukan yang kita minum itu memiliki cita rasa dan kualitas yang tinggi. Sebenarnya udah beberapa waktu yang lalu sih, baca tulisan beberapa teman tentang kehadiran mesin pembuat kopi unik ini, namun untuk Kota Bandung sendiri baru dilaunching pada hari Selasa, tanggal 27 September 2016, itu. Dan saking sukanya akan varian-varian kopi ini, pasti kepo banget donk untuk melihat langsung proses peluncuran produk canggih ini.

Maka tanpa menyiakan kesempatan, malam itu, bertempat di Vanilla Kitchen & Wine Cafe, aku pun bergabung dengan beberapa sahabat bloggers lainnya di acara yang bertagline 'enjoy amazing coffee experience and get a chance to win Nescafe Dolce Gusto, itu. Acaranya sendiri? Jangan ditanya, pasti seru, donk!

Dimulai dengan welcoming speech from Mba Irma Praharsi, brand manager Nescafe Dolce Gusto, yang menjelaskan tentang kehadiran si Nescafe Dolce Gusto, the modern art of coffee, yang memang dihadirkan untuk memanjakan customernya. Jika selama ini, kebersamaan dan kebahagiaan ngopi 'cantik' yang berkelas hanya bisa didapatkan dengan hangout di coffee shop ternama, maka Nescafe Dolce Gusto dihadirkan untuk membawa kebersamaan dan kebahagiaan berkelas itu di rumah. Gimana ga berkelas, coba, Sobs, jika kita bisa menjamu teman dan kerabat yang berkunjung ke rumah kita dengan kopi atau variannya itu persis seperti kopi atau varian kopi yang ada di cafe ternama itu? Wow banget, lah, pastinya, ya?

Acara malam itu dihelat dengan spektakuler, selain presentasi tentang si Nescafe Dolce Gusto dan praktek langsung on how to make those sensation coffee, juga ada pertunjukan dance kece yang dipersembahkan untuk memeriahkan acara launching Nescafe Dolce Gusto. Tak hanya aku, aku yakin, semua yang hadir pasti mupeng untuk mendapatkan hadiah berupa Nescafe Dolce Gusto yang dilepas for free dengan syarat memenangkan kontes foto kecenya via Instagram malam itu. Sayangnya, aku ga berhasil membawa pulang si NDG (Nescafe Dolce Gusto)-nya, karena foto yang aku ikut sertakan belum berhasil menarik minat para juri. Hiks... Belum rezeki, mau diapain? *Kayaknya kudu segera nabung agar bisa bawa pulang si NDG ini, deh!


The Dream Comes True - NDG Genio, welcome home!

Yup, yang namanya rezeki, pasti tak akan tertukar. Dan datangnya memang bisa saja dengan berbagai cara. Sama halnya dengan si mesin kopi Nescafe Dolce Gusto ini, Sobs! Memang sudah rezekiku kali, ya? Tapi tetap saja bikin surprise, ketika dua hari lalu aku dapat telepon dari kolega di kantor lama, yang mengabarkan ada paket kece untukku. Dan lain dari biasanya, paket kece ini transparan banget alias tidak dibungkus seperti biasanya sebuah paket, sehingga terlihat jelas apa isinya. Yaitu sebuah kardus keren bergambar Nescafe Dolce Gusto. Aih..., dari siapa ini? Kok ngasih hadiah mahal-mahal ga konfirmasi dulu? *Ih, emang harus gituh? Ngasih bom kali yang kudu konfirmasi. Haha.
Duh, ga sabar deh untuk segera merapat ke Jakarta guna menjemput si genio cantik ini. Kepo banget aku akan warnanya. Akankah dia berwarna merah seperti yang aku idamkan? Duh, lama banget pun hari Sabtu!

Unboxing the MasterPiece, Genio Nescafe Dolce Gusto


Aih, siapa coba yang ga histeris, Sobs? Begitu buka packagingnya, ya ampun, si genio ini memang berwarna merah! Alhamdulillah. Hehe. Excited banget, deh, eikeh!

Dan yang bikin lebih excited itu adalah, si pemberi hadiahnya adalah yang nganterin daku untuk menjemput mesin ini ke kedutaan (kantor lama). Langsung deh dapat pelukan dan kecupan mesra, sambil nabokin punggungnya keras-keras, haha. Habis ngasih hadiah ga bilang-bilang, awas aja kalo ini dipotong uang belanja, ya! Haha.

Dan cerita selanjutnya adalah..., apalagi, Sobs, kalo bukan segera menguji-coba si masterpiece kece ini. Maka, aku pun dengan excited mencoba sendiri bikin kopi cantik agar bisa 'ngopi cantik' cukup di rumah ajah.
Yup, dengan Nescafe Dolce Gusto, bikin kopi atau varian lainnya sekelas minuman yang tertera pada gambar di atas bukan lagi sebuah hal yang mustahil, lah. Nescafe Dolce Gusto emang diciptakan untuk memastikan setiap tegukan yang kita minum itu memiliki cita rasa dan kualitas yang tinggi, dan pastinya berpenampilan kece mengundang selera! Dan..., jamuan teh atau kopi yang kita suguhkan ke para tamu kita menjadi berkelas! I love it!
Dua tiga langkah hadirkan Kopi Cantik!


Yup, seperti testimoni para pengguna Nescafe Dolce Gusto lainnya, maka tak terbantahkan jika membuat kopi atau pun varian lainnya dengan si cantik Nescafe Dolce Gusto ini sangatlah mudah dan praktis. Ga perlu masak air panas dulu, ga perlu saringan kopi, ga perlu ini dan itu. Cukup miliki mesin NDGnya, sediakan capsulenya, dan proses membuat kopi atau varian lainnya pun semudah satu dua langkah saja. Kepo? 

Yuk, saksikan video kece saat aku mencoba the masterpiece ini, deh!




Gimana, Sobs? Mudah, praktis dan asyik banget, kan? Kini, ngopi cantik cukup di rumah aja bersama Nescafe Dolce Gusto, toh? J


Happynya punya Mesin Kopi cantik, Nescafe Dolce Gusto
Al, Bandung, 24 Oktober 2016
Yang hobbi traveling atau sering bepergian ke luar kota atau bahkan ke luar negeri, baik karena keperluan pribadi, keluarga atau pun tugas, pasti sering donk mesan atau booking hotel? Jika dulu, secara klasik, opsi memesan hotel adalah dengan cara datang langsung ke hotel (direct booking), atau paling banter booking via telepon, maka kini, di era teknologi informasi yang kian pesat, di mana Agen Travel Online (OTA) mulai mengemuka, dengan berbagai kemudahan yang ditawarkannya pula, seperti penawaran diskon, voucher serta kepraktisan plus kenyamanannya, maka tak heran jika para travelerpun kini bermigrasi ke opsi pesan hotel yang satu ini (via OTA) dan saying good bye to direct booking method. Etapi, masih banyak juga sih yang suka cara klasik. :)

Discussing about direct booking, yang mana kita langsung go show ke hotel yang kita tuju untuk menginap, sebenarnya sih, sering nguntungin juga, lho. Misalnya aja, kita masih bisa nawar harga kamar lho ke resepsionisnya agar lebih murah. Kan terkadang kalo sedang sepi, kamar-kamar masih bisa dapat diskonan toh? 


Tapi sayangnya cara ini, yang dianggap sebagai cara kuno, memiliki terlalu banyak kelemahan. Seperti, kadangkala kita tidak bisa memilih kamar sesuai dengan yang kita inginkan. Misalnya saat kita memiliki beberapa hotel favorit di tujuan wisata yang sering kita gunakan sebagai tempat menginap dan hotel-hotel tersebut memiliki kamar-kamar spesial yang memiliki pemandangan menarik.
Karena jumlah kamar-kamar spesial tersebut sangat sedikit, seringkali kamar-kamar tersebut sudah diisi atau sudah diambil orang ketika kita datang. Misalnya, kita menginginkan kamar yang lokasinya dekat dengan kolam renang, atau kamar yang memiliki pemandangan langsung ke arah laut, atau pemandangan kearah alam terbuka.

Selain itu, pada saat-saat tertentu, misalnya pada saat musim liburan nasional, seringkali hotel penuh dan pilihan kamar menjadi semakin berkurang bahkan no more available. 

Sekedar tips bagi Sobats yang mungkin berencana untuk pergi travelling ke luar negeri, metode direct booking sangat tidak dianjurkan mengingat tujuan wisata seperti: Singapura, Jepang, Korea, dan beberapa negara terkenal yang memiliki obyek wisata menarik, baik di Asia maupun Eropa dan Amerika pada saat peak season akan sangat merepotkan. Apalagi jika kita tidak memiliki referensi tentang hotel lain yang bisa kita datangi apabila tidak mendapatkan kamar di hotel yang kita tuju.
Berbeda halnya dengan memesan hotel melalui agen online, metode modern ini terasa begitu menguntungkan terutama bagi pelanggan. Beberapa keuntungan yang bisa kita dapatkan misalnya:

Kita bisa hunting kamar hotel yang sesuai dengan budget, sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan selera bahkan jauh-jauh hari sebelumnya.

Kita memiliki kesempatan yang besar untuk membandingkan harga karena tidak terburu-buru atau waktunya tidak mepet.

Kita memiliki kesempatan yang juga besar untuk mendapatkan kamar yang paling kita inginkan di sebuah hotel.

Kita tidak perlu khawatir tidak akan mendapatkan kamar pada saat tiba di tujuan wisata.

Terasa lebih nyaman dan tenang karena tidak harus memikirkan hotel ketika melakukan perjalanan.

Bukan sekali dua kali agen online menawarkan diskon atau voucher yang membuat harga hotel terasa sangat murah.

Memesan kamar melalui agen online tergolong aman dan tetap bisa di cancel serta mendapatkan refund jika sewaktu-waktu kita terpaksa harus membatalkan kunjungan setelah memesan hotel dan membayarnya.
Jadi, jika kita bandingkan untung-rugi memesan hotel dengan metode direct booking atau booking melalui agen online, rasa-rasanya, booking hotel melalui agen online jauh lebih menguntungkan, lebih praktis, dan lebih nyaman.
Apalagi metode pembayarannya juga cukup beragam mulai dari menggunakan internet banking, SMS banking, bisa juga melalui ATM, atau bahkan transfer melalui bank. Tidak hanya itu, jika Sobats memiliki kartu kredit juga ok banget lho untuk dijadikan alat pembayarannya. Eh, pake paypal juga bisa, tuh! Asyik ya jaman sekarang? Ga perlu ribet lagi. :) 

Aih, mau traveling lagi, ah! 
Setiap kita, pasti ga ingin lah, ya, berhubungan [baca: kesandung] dengan urusan hukum. Eits, menyebut kata hukum, pasti yang kebayang di benak kita itu adalah penjara, kejahatan, narkotika, kekerasan dalam rumah tangga, sengketa dalam rumah tangga, sengketa tanah dan warisan atau hal berat lainnya, ya kan?

Padahal, sadar atau tidak sadar, dalam keseharian kita hampir selalu bersentuhan dengan masalah/peristiwa hukum, lho. Kebanyakannya adalah urusan perdata. Misalnya saja, nih, Sobs, urusan sewa menyewa rumah/apartemen, urusan bayar SPP kuliah, urusan jual beli tanah, maka surat perjanjian atau bukti jual belinya itu, adalah hasil dari peristiwa hukum, toh?  Hanya saja kita sendiri lupa memaknainya. Karena, ya itu, tadi, Sobs. Ingatan kita hanya terpaku pada hal-hal berat yang menyeret kita pada masalah hukum. Kesannya, hukum itu adalah sesuatu yang sulit, berat dan susah dipatuhi. Berurusan dengan hukum adalah momok. Itu yang sering tersugesti di benak kita, betul enggak, Sobs?

Dan bicara tentang hukum, jadi ingat akan sebuah kasus berat (bagiku sih berat) yang harus aku hadapi pada suatu masa. Sekitar tahun 2008. Aku dan mantan suami, pecah bahtera. *hayyah, bahasanya puitis banget, Al, ga cocok deh masuk dalam judul yang ini, hehe.

Jadi, ceritanya, aku dan suami tuh terkendala untuk lanjutkan perkawinan. Hati dan pikiran memaksaku untuk menggugat cerai. Namun, masa itu, di Aceh, bukanlah hal yang gampang menggugat cerai, apalagi jika si mantan berkeras tak mau diceraikan. Maka aku pun harus mengumpulkan poin demi poin yang bisa menjadi alasan utama kenapa aku harus bercerai. Salah satu poin yang bisa aku angkat dan telak adalah karena kekerasan dalam rumah tangga, yang terjadi beberapa kali di dalam masa perkawinan tahun terakhir itu. Iya lah, siapa coba yang rela disakiti, enak aja, babe gue aja kagak pernah nyakitin, kok ini, dia yang nyakitin? Eits, tunggu dulu! Siap-siap deh elu, ya!

Maka, aku pun googling, mencari tahapan langkah menggugat cerai. Disarankan untuk menggunakan jasa pengacara, atau kalo ga sanggup bayar, mending cari bantuan LBH, deh. Begitu saran si Mbah. Dan nama sebuah LBH yang khusus diperuntukkan bagi kaum wanita, langsung klik di hati. Aku pun menyiapkan langkah. Selaku anak teknik, aku tuh terbiasa bekerja dengan data yang lengkap dan terstruktur. Maka aku pun menyiapkan berkas, sesuai panduan dari link yang aku temukan waktu itu. Thanks to information technology, bahkan saat itu aku temukan tutorial membuat berkas perkara gugat cerai, lengkap dengan istilah bahasa hukumnya, yang kalo ditanya sekarang, aku justru lupa. Dan berkas yang aku buat waktu itu, sungguh bikin pengacara dari LBH itu, Kak Nita, namanya, takjub.

'Wah, Kak Alaika, kalo semua klien saya sedetil dan serapi ini, pasti pekerjaan kita akan jauh lebih cepat dan mudah. Saya sangat terbantu dengan berkas yang kakak siapkan.'

Dan memang benar, Kak Nita langsung bertindak, dan proses gugat cerai pun dimulai. Tak gampang memang, karena si mantan berkeras untuk bertahan, bahkan menggunakan jasa pengacara juga. Namun, Allah tidak tidur. Doaku dijabah, dan kami pun memenangkan perkara. Itu kisahku dahalu, di mana era belum semudah ini. Masa-masa di mana mencari pengacara bukanlah hal yang mudah, apalagi mencari yang budgetnya memang pas di kantong kita.

Namun kini?

Justika.com, bursa online para praktisi hukum di Indonesia.
bursa online para pengacara

Yup, bursa online yang satu ini memang terhitung baru, Sobs! Jika selama ini kita hanya tau bursa online atau marketplace untuk berbelanja product atau jasa yang umum-umum saja, maka kini, kecanggihan teknologi telah menginspirasi Justika.Com untuk diluncurkan dalam rangka memenuhi kebutuhan kita-kita yang membutuhkan bantuan dari para praktisi hukum yang ada di bursa mereka.

Iya, bursa online. Jadi di sini, nih, kita bisa temukan pengacara/advokat, Notaris bahkan Penerjemah tersumpah, sesuai lokasi kita berdomisili maupun budget yang kita inginkan, lho! Ha? Sesuai budget? Kok bisa?
Ya, bisa lah, karena di Justika.com, kita bisa berkonsultasi terlebih dahulu secara online dan gratis, mengutarakan persoalan yang kita hadapi, dan meminta bantuan solusi sesuai dengan budget yang kita miliki. Pihak Justika akan memberi kesempatan untuk para praktisi hukumnya meresponse permintaan kita. Mereka akan mengirimkan proposal penawaran berikut tarif yang mereka kenakan. Bagi kita, hal ini justru memberikan keuntungan, karena kita bisa memilih yang klik di hati juga klik di dompet, toh?

Ha? Semudah itu? Masak seh, Al?

Iyes, semudah itu, lho! Dan, Sobs, selain dari kasus-kasus hukum yang berat, kita juga bisa memanfaatkan jasa para praktisi ini untuk persoalan-persoalan yang lebih ringan lainnya, lho. Misalnya nih, butuh bantuan untuk membuat surat perjanjian pra nikah, surat perjanjian kerjasama, perjanjian jual beli dan lain sebagainya, kita bisa banget menjaring notaris, di Justika, lho!
Juga, ketika kita butuh penerjemah tersumpah, yang konon katanya bayarannya mihil bin ekslusif, maka di Justika [dot] com, kita bisa banget menemukan penerjemah tersumpah, yang sesuai dengan budget kita, lho!

Keren, ya, Sobs? Selain dari uraian di atas, masih ada yang lebih spektakuler, lho. Jadi di Justika dot com ituh, juga tersedia banyak artikel edukasi yang bisa kita baca agar kita melek hukum. Program edukasi ini, kalo menurutku sih, emang kece badai. Masyarakat awam yang memang males berurusan dengan hukum, karena terkesan sulit itu, bisa banget mengupgrade pengetahuannya akan hukum melalui edukasi online yang disertakan di dalam website Justika, lho!

Disadari atau tidak, jika saja kita berkenan sediakan waktu untuk memperoleh edukasi, maka masyarakat Indonesia akan jadi orang-orang yang melek hukum dan terpelajar. Siap untuk membangun nusa dan bangsanya. Iya enggak, Sobs? Apalagi kini sudah ada marketplace atau bursa online di mana para para praktisi hukum ini bisa ditemukan melalui 'tarian jemari'. Yup, kapanpun kamu butuh bantuan, klik Justika.com aja, deh! #bekinghukum

Sobats juga punya pengalaman dalam peristiwa hukum? Pernah punya kasus berat? Share yuk di kolom komentar!
Catatan tentang Justika [dot] Com,
Al, Bandung, 5 October 2016
Resignation. Diakui atau tidak, mengundurkan diri dari sebuah pekerjaan pasti menyisakan kesedihan. Sedih karena harus berpisah dengan para kolega yang keakrabannya memang sudah pada peringkat 'sahabat'. Dan walo ini bukanlah kali pertama aku harus meninggalkan kantor untuk tidak kembali lagi, karena selaku pekerja kemanusiaan yang bekerja per project, adalah hal yang lumrah bagi kami untuk beralih dari satu project ke project lainnya. Namun tetap saja, rasa sedih itu selalu hadir di hati, karena..., ya itu, tadi. Harus meninggalkan/berpisah dengan kolega-kolega yang sudah seperti keluarga sendiri. Hiks...

Dan kali ini, setelah setahun lebih bergabung di sebuah kantor Kedutaan Besar negara sahabat, aku pun dihadapkan pada situasi sulit. Harus memilih antara terus bekerja di sini, dan tetap tinggal di ibukota, atau memenuhi panggilan nurani, untuk kembali ke my second hometown, Bandung, di mana dua orang bidadari syurga *pinjem kata-kata mas Ipho Santosa, bertempat tinggal. As I used to write down in my blogpost, ayah dan ibuku memang akhirnya hijrah ke Bandung, meninggalkan Banda Aceh, agar lebih dekat ke kami, anak-anaknya yang kini bertempat tinggal di tanah Jawa.

Tadinya sih, ga ada masalah sama sekali meninggalkan mereka berdua di rumah baru ini. Keduanya happy menikmati masa tua di tanah Pasundan yang sejuk, udaranya bersih dan memang pas untuk menikmati masa-masa pensiun. Namun, siapa sangka jika kemudian Allah malah memberikan ujian. Ayahanda yang begitu riang, ternyata terkena serangan jantung, dan akhirnya membutuhkan perawatan dan perhatian ekstra. Dan setelah menempuh berbagai pemeriksaan dan tindakan medis, bahkan sudah bersiap untuk maju ke tahap by pass jantung, ealah, akhirnya oleh tim dokter di Harapan Kita, malah disarankan untuk kembali saja ke Bandung, hidup dengan cara yang sehat dan bahagia, tanpa perlu lakukan by pass. Alasannya? Kondisi ayah yang sudah lanjut usia, plus status hasil pemeriksaan ini itunya, disimpulkan bahwa sebaiknya ayah tak perlu dibypass. Kuatirnya justru kondisinya akan memburuk jika dipaksakan by pass.

Jadi? Ya begitulah. Kami pulang ke Bandung, dengan hati bingung. Antara hepi ga perlu lakukan by pass, yang adalah operasi besar dan bikin was-was, tapi juga kuatir akan kesehatan ayah selanjutnya. Namun yang luar biasanya adalah, di tengah wajah-wajah kami yang bingung itu, justru ayah dengan bersemangat mengajak kami untuk bersyukur. "Mari kita bersyukur ke hadirat Allah, Ayah yakin, Allah pasti punya solusi yang terbaik. Kita pasrahkan saja kepada Allah. Dia pemilik kehidupan, Ayah dan kita semua hanya dipinjamkan nyawa untuk sementara, jadi kita harus siap kapanpun Allah menginginkannya kembali." MAKJLEB! Speechless. I have no idea what is in his mind. Hiks....

Sejak itu, aku jadi was-was jika berjauhan dengan ayah dan ibu. Hati tak tenang, apalagi jika malam tiba. Yang namanya penyakit jantung itu... tak pernah bisa kita duga kapan datang serangannya. Aku teramat sangat kuatir jika membayangkan serangan itu datang tengah malam, sementara di rumah sana hanya ada ayah dan ibu. Kebayang gimana paniknya ibu yang sudah sepuh, harus membawa ayah ke rumah sakit, sementara ibu tak bisa menyetir mobil. Dan aku sendiri, akan butuh kurang lebih 3 jam untuk sampai Bandung, dan itu artinya bisa saja aku kehilangan momen dan bisa berakibat fatal. Duh, aku ga ingin semua bayangan ini jadi kenyataan. Aku ga ingin menyesal di kemudian hari, apalagi jika mengingat hal-hal buruk yang pernah aku lakukan terhadap keduanya di masa lalu.

Baca juga: I was deleted and blocked

Maka, aku pun berdoa siang dan malam, agar ada celah bagiku untuk bisa kembali ke Bandung. Di satu sisi, aku memang masih sangat membutuhkan pekerjaan ini agar kelangsungan kuliah Intan di President University tidak terkendala. Tau sendiri kan, Sobs? Kuliah di kampus ini ampun dije biayanya..., hiks. Namun di sisi lain, aku kuatir akan terjadi hal-hal yang tak diinginkan jika aku masih bertahan di ibukota ini.

Jalan itu dibukakan.

Ya, Alhamdulillah. HE is the best facilitator, yang tak hanya mengabulkan doa-doa namun juga memfasilitasi keinginan baik. DIA menjawab doaku dengan indah. Aku menamakannya buah dari silaturrahmi dan networking.
Yup, jadi suatu siang, aku dan Nchie Hanie, my soulmate, berkunjung ke klinik DF, untuk konsultasi dan ditreatment oleh dr. David. Kalo ga salah tuh, aku akan jalani treatment kantung mata, deh, siang itu. Nah, setelah treatment, kami ngobrol santai lah sejenak dengan si dokter kece ini. Dan dalam obrolan ini, tercetuslah keinginanku untuk pulang ke Bandung kembali, dan sekarang lagi cari-cari kerjaan untuk penyambung kehidupan juga kuliah Intan.

Nah, si dokter kece bilang bahwa saat ini ada sebuah perusahaan yang digawangi oleh para dokter estetika, sedang membutuhkan jasa seorang operation manager, yang juga cakap berbahasa Inggris (karena banyak relasi dan calon klien mereka berasal dari luar negeri) untuk memastikan perusahaan ini bisa berjalan dengan baik. Karena selama ini, perusahaan ini hanya dijalankan dan dimanage oleh para dokter ini, yang notebene adalah pada sibuk semua. Juga karena ritme kerja para dokter tuh, biasanya kan single fighter, jadi mereka tuh butuh seorang profesional untuk bener-bener memanage perusahaan ini. Dan si dokter kece menyampaikan bahwa jika aku tertarik, aku boleh ngasih CVku ke dia untuk diteruskan ke perusahaan ini.

Aku, so pasti menyambut baik tawaran ini, donk. CVku pun melayang ke inbox email si dokter kece, dan dalam beberapa hari kemudian aku mendapatkan panggilan interview yang disampaikan oleh perusahaan ini via emailku. Alhamdulillah. Walo ini masih langkah awal, setidaknya aku sudah masuk ke dalam tahapan long list. Mudah-mudahan bisa lanjut ke dalam shortlist nantinya. Aamiin.
Waktu terus berjalan, proses demi proses berlanjut, hingga kemudian aku sampai juga berhadapan dengan komisaris utama perusahaan ini, untuk diinterview olehnya. Alhamdulillah, wawancara terakhir dengan Bapak Komisaris Utama yang ternyata adalah seorang dokter estetika terkemuka di tanah air ini, berlangsung dengan lancar, dan aku melihat bahwa beliau menaruh kepercayaan dan harapan untuk kami dapat bekerjasama. Kalimat pamungkas beliau adalah, 'Alaika boleh fikir-fikir dulu, deh, ya. Nanti jika memang berminat dengan penawaran kami, dan ingin mencoba, mari kita sama-sama membuka kesempatan untuk bekerjasama dalam memajukan perusahaan ini, ok?' Sungguh aku terkesan akan kehumble-annya.

Dan, kemudian...,  peluang baik mana lagi yang harus aku abaikan, Sobs? Ketika doa-doa dijabah dengan segera, dan jalan dimudahkan, haruskah aku menampik dan membuang kesempatan? Alhamdulillah. Aku meyakini, ini adalah jalan yang Allah bukakan bagiku, agar bisa mendampingi ayah ibu, melalui kekuatan silaturrahmi dan networking serta kemampuan diri dalam menjalani tahapan demi tahapan proses rekrutmen.

Farewell 

Sungguh, berkali-kali mengakhiri masa kerja, yang namanya rasa sedih karena perpisahan, selalu saja membasahi hati. Walo bagaimana pun, aku cukup terkesan oleh kata-kata perpisahan dari para diplomats, yang menyalami dan mendoakan hal-hal terbaik bagiku, ayah dan ibu ke depan nanti. Hm, jadi haru, deh. Dan juga aku sungguh tersanjung saat para diplomats ini menyampaikan dan berterima kasih untuk kebersamaan kami selama ini, serta kinerja baikku selama ini. Alhamdulillah, dan lagi-lagi aku tersanjung saat mereka juga menyampaikan keyakinan mereka bahwa kantor berikutnya di mana aku nanti akan bekerja pasti akan happy to have me in their team, karena menurut mereka, aku tuh orangnya jujur, supportif, berkinerja baik dan a very quick learner. Aih, hidungku hampir memanjang saking haru dan bangga. Haha.

Kesan spesial dari perpisahan lainnya adalah perpisahanku dengan Teh Ipah dan Nabila, juga bu Yuyun. Teh Ipah adalah office girl di kantor kami. Orangnya baik banget. Nabila adalah sekretaris duta besar dan bu Yuyun adalah koki kedutaan. Ketiga orang ini sudah seperti keluarga bagiku di kantor ini. Penuh perhatian dan kami merasa akrab dan terbuka antara satu sama lain.

Nabila Fatma Giyanti
Atas: Aku dan Nabila
Bawah: Teh Ipah dan Aku
Tentang Nabila, karena umurnya dua tahunan di atas Intan, jadi aku justru menganggapnya lebih seperti anak ketimbang kolega, haha. Namun, jangan salah, karena eikeh, termasuk emak gahol, haha, maka Nabila juga gampang berkomunikasi denganku karena katanya sih 'ibu orangnya nyambung banget! Asyik deh, bekerjasama dan main sama ibu!'. Hehe. Iya lah, kan ibu blogger, dan juga social media enthusiast!

Dan, kepergianku, tentu membekaskan kesedihan di hati Nabila. I know that. Karena selama ini, selaku orang yang sudah malang melintang di dunia perkantoran, dengan segala irama suka-dukanya, tentu dara manis ini beranggapan bahwa aku jauh lebih tau dibanding dirinya yang masih fresh graduated. Walau sebenarnya, menurutku pribadi, cewek manis lulusan Hubungan International salah satu universitas negeri di Jakarta ini, cukup smart dan bisa banget diandalkan dalam bekerja, sih. Namun, mungkin sugesti negatif yang (mungkin) secara tak sengaja tertanam di hatinya oleh sikap beberapa kolega di kantor, membuatnya merasa gimana... gitu.

Well, back to my farewell with Nabila. Sungguh, aku terharu akan perhatiannya. Bahkan di saat terakhir aku berkantor, gadis ini ternyata sudah mempersiapkan sebuah bingkisan perpisahan. Yang sungguh bikin aku haru. Padahal, Nab, we will meet again, dear! Soon, around. You will still be able to reach me anytime on my Whatsapp, mail, call or anywhere we wish. 

Dan, Sobs, sungguh, persembahan dari Nabila ini bikin aku meleleh, speechless. Nab, I love you, wishing you all the best. My God Bless you where ever you are. Aamiin.

Coba, deh, Sobs, lihat persembahan darinya ini..... gimana aku ga meleleh, coba? Sebuah lukisan wajahku, dibuat dari barisan untaian kata yang akhirnya membentuk sebuah wajah. Awesome, sangat! Thanks again, dear Nabila. *Bighug.


Catatan spesial,
My Resignation from Kedutaan Besar sebuah negara sahabat,
Al, Margonda Residence, 1 Oktober 2016


Newer Posts Older Posts Home

Author

I am a chemical engineer who is in love in humanity work, content creation, and women empowerment.

SUBSCRIBE & FOLLOW

Speaker

Speaker
I love to talk/share about Digital Literacy, Social Media Management, Content Creation, Personal Branding, Mindset Transformation

1st Winner

1st Winner
Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Pemenang Utama Blog Competition yang diselenggarakan oleh Falcon Pictures. Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Blogging Competition yang diselenggarakan oleh Balitbang PUPR

Podcast Winner

Podcast Winner
Pemenang Pilihan Dewan Juri - Podcast Hari Kemerdekaan RI ke 75 by KOMINFO

Winner

Winner
Lomba Menulis Tentang Kebencanaan 2014 - Diselenggarakan oleh Pemerintah Aceh

Winner

Winner
Juara Berbagai Blogging Competition

Featured Post

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk!

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk! Sesaat sebelum naik ke kapal verry Ki-ka: Adik ipar, Aku dan Ayah. Hai.... hai.... hai! In...

POPULAR POSTS

  • Kiat Penting agar Warung Tetap Eksis & Laris Manis
  • Solusi Bikin Paypal Tanpa Nama Belakang
  • Contoh Surat Sponsor untuk Diri Sendiri bagi Pengurusan Visa
  • Laksamana Malahayati, Kartini Lain sebelum Kartini
  • Kolaborasi Microsoft dan ASUS - Hadirkan Windows 10 Original Yang Langsung terinstall Otomatis dan Gratis!
  • It's Me!
  • Lelaki itu, Ayahku
  • Hujan Komen
  • How To Write a Motivation/Cover Letter
  • Serunya Outdoor Activities di Trizara Resorts

Categories

  • about me 1
  • accessconsciousness 1
  • advertorial 10
  • Anak Lanang 1
  • awards 20
  • bali 1
  • banner 1
  • bars 1
  • Beauty Corner 29
  • belarus 5
  • bisnis 1
  • Blog Review 2
  • blogger perempuan 1
  • blogging tips 9
  • Budaya 1
  • Catatan 12
  • catatan spesial 19
  • catatan. 53
  • catatan. task 20
  • cryptocurrency 1
  • culinary 5
  • curahan hati 6
  • daftar isi blog 1
  • dailycolor 1
  • DF Clinic 12
  • disclosure 1
  • edisi duo 5
  • email post 10
  • embun pagi 1
  • episode kehidupan 1
  • event 4
  • fashion 3
  • financial 1
  • giveaway 48
  • Gratitude 1
  • health info 9
  • Healthy-Life 16
  • info 23
  • innerbeauty 9
  • iran 4
  • joke 4
  • kenangan masa kecil 3
  • kenangan terindah 12
  • keseharianku 2
  • kisah 14
  • kisah jenaka 7
  • knowledge 2
  • kompetisi blog 1
  • komunitas 2
  • KopDar 8
  • Korea 1
  • kuliner 7
  • Lawan TB 2
  • lesson learnt 7
  • life 2
  • lifestyle 4
  • lineation 32
  • lingkungan 1
  • Literasi Digital 2
  • motivation 9
  • museum tsunami aceh 1
  • New Year 2
  • order 1
  • oriflameku 2
  • parenting 4
  • perempuan tangguh 4
  • perjalanan tiga negara 1
  • personal 3
  • petualangan gaib 6
  • photography 1
  • picture 5
  • podcast 1
  • Profile 12
  • puisi 5
  • reflection 3
  • renungan 25
  • reportase 23
  • resensi 2
  • review 42
  • review aplikasi 1
  • rupa 1
  • Sahabat JKN 2
  • sakit 1
  • sea of life 17
  • sejarah 5
  • Sekedar 1
  • sekedar coretan 76
  • sekedar info 23
  • self-love 1
  • selingan semusim 9
  • seri BRR 4
  • snack asyik 1
  • Srikandi Blogger 2
  • Srikandi Blogger 2013 7
  • Srikandi Blogger 2014 4
  • SWAM 1
  • task 43
  • teknologi 1
  • tentang Intan 34
  • Test 1
  • testimoni 9
  • Tips 57
  • tradisi 1
  • tragedy 1
  • traveling 59
  • true story 7
  • tsunami 9
  • turkey 9
  • tutorial 7
  • visa 1
  • wisata tsunami 2

Followers


Blog Archive

  • December (1)
  • October (1)
  • March (1)
  • August (2)
  • May (1)
  • April (2)
  • March (6)
  • February (3)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (5)
  • October (4)
  • September (3)
  • August (5)
  • July (3)
  • April (1)
  • January (1)
  • December (2)
  • November (1)
  • October (1)
  • September (1)
  • June (1)
  • February (1)
  • December (1)
  • September (2)
  • August (2)
  • July (1)
  • June (1)
  • March (1)
  • February (1)
  • December (5)
  • September (2)
  • August (3)
  • July (1)
  • May (3)
  • April (2)
  • March (1)
  • February (1)
  • January (7)
  • December (1)
  • November (5)
  • September (3)
  • August (1)
  • July (4)
  • June (1)
  • May (1)
  • April (3)
  • March (6)
  • February (5)
  • January (7)
  • December (8)
  • November (4)
  • October (12)
  • September (4)
  • August (3)
  • July (2)
  • June (5)
  • May (5)
  • April (1)
  • March (5)
  • February (4)
  • January (6)
  • December (5)
  • November (4)
  • October (8)
  • September (5)
  • August (6)
  • July (3)
  • June (7)
  • May (6)
  • April (7)
  • March (4)
  • February (4)
  • January (17)
  • December (10)
  • November (10)
  • October (3)
  • September (2)
  • August (5)
  • July (7)
  • June (2)
  • May (8)
  • April (8)
  • March (8)
  • February (7)
  • January (9)
  • December (10)
  • November (7)
  • October (11)
  • September (13)
  • August (5)
  • July (9)
  • June (4)
  • May (1)
  • April (12)
  • March (25)
  • February (28)
  • January (31)
  • December (8)
  • November (3)
  • October (1)
  • September (12)
  • August (10)
  • July (5)
  • June (13)
  • May (12)
  • April (19)
  • March (15)
  • February (16)
  • January (9)
  • December (14)
  • November (16)
  • October (23)
  • September (19)
  • August (14)
  • July (22)
  • June (18)
  • May (18)
  • April (19)
  • March (21)
  • February (27)
  • January (17)
  • December (23)
  • November (20)
  • October (16)
  • September (5)
  • August (2)
  • March (1)
  • December (2)
  • April (1)
  • March (1)
  • February (6)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (4)
  • September (4)
  • August (1)
  • July (8)
  • June (16)

Oddthemes

Flickr Images

Copyright © My Virtual Corner. Designed by OddThemes