First Day in Istanbul adalah lanjutan dari Perjalanan Tiga Negara - The Trip Started! yang sudah tayang pada postingan kemarin. Berada di Istanbul, sungguh bikin mata melek dan mulut melongo. Gimana enggak coba, Sobs! Tadinya, aku beranggapan bahwa orang-orang Turkey adalah seperti teman-teman Turkish adikku yang berada di yayasan PASIAD Indonesia, di mana kaum wanitanya menutup aurat mereka dengan sebenar-benarnya. Jadi gambaranku, saat menginjakkan kaki di tanah Istanbul ini adalah, akan melihat para wanita cantik berhijab, seperti di negeri-negeri Arabia sana atau yang ada di PASIAD Indonesia. Ealah, ternyata oh ternyata, aku salah besar, Sobs! Salah sendiri sih, kenapa ga browsing-browsing dulu seh?
Sebenarnya sih ga perlu heran, karena sejarah Turkey menerangkan bahwa sejak kesultanan [khilafah] Utsmani ditumbangkan oleh Jenderal Kemal At-Turk, dan kesultanan berganti menjadi sebuah negeri Republik, maka sejak saat itu [1924], segala hal yang berbau Islam pun dikesampingkan dari semua institusi. Para ulama dibuang ke luar negeri dan tidak boleh kembali ke Turki. Banyak yang meninggal di luar negeri dan tidak boleh mengajarkan tentang Islam di negeri itu. Hukum Islam diganti dengan hukum sekuler, buatan Eropa, dan para muslimah dilarang menggunakan jilbab/hijab, apalagi cadar di dalam parlemen dan institusi-2. [sumber: dari sini]. Hingga kemudian, kala pemerintahan Turkey beralih ke tangan para pemimpin yang memiliki komitmen kepada nilai dan prinsip Islam, maka kehidupan Islami pun mulai berubah baik.
Baca juga: Bukber Unik di Turkiye
Namun, sebagai negara sekuler nan religius, pemandangan yang kita temukan di negeri dua benua ini pun bikin takjub. Wanita cantik berambut blonde berparas rupawan, atau wanita cantik rupawan berhijab seraya merokok di smoking zone pun, akan kerap kita temui dan menjadi akrab di mata kita. Atau, wanita muslimah berpakaian dan berkerudung besar pun, sering banget lho kita dapati di negeri ini. Kata hatiku sih, masyarakat Turkey, terutama Istanbul adalah masyarakat moderen yang benar-benar menerapkan 'Lakum dinukum waliyadin'. :)
Well, back to catatan perjalanan tiga negara, rasanya aku ga sabar untuk segera menikmati detik demi detik 'petualangan kami'. Dan adikku memang sudah mengagendakannya dengan cermat. Hari pertama kedatangan kami, saat penjemputan di bandara, adikku tidak langsung membawa kami ke apartemen [tempat tinggal]-nya. Melainkan mengajak kami lakukan a slight city tour [tour singkat dan ringan] ke sebuah taman yang searah dengan perjalanan kami pulang. Walaupun baru mendarat dan belum sempat mandi, berwajah yang masih lusuh, jeprat jepret mengabadikan kenangan teteup sebuah keharusan. Apalagi dengan view yang begitu keren, sukses bikin hasrat narsis menggebu biru!
Baca juga: Yuk Main ke Blue Mosque
Mentari pagi di bawah langit Istanbul pagi itu, bersinar hangat, seolah mengulurkan jabat persahabatan untuk aku dan ayah, yang walau berstatus sebagai musafir, tetap bertekad untuk tetap berpuasa. Biarin aja berbukanya di jam 8.45 nanti malam. Kapan lagi ngalamin waktu shaum yang demikian panjang, jika bukan sedang berada di negeri 4 musim, kan? :D.
Tour singkat yang menghasilkan banyak sekali jepretan pun harus diakhiri, karena ayah merasa sedikit lelah dan ingin segera meluruskan tulang punggung, maka kami pun melanjutkan perjalanan menuju apartemen adikku, di kota Gultepe. So, nantikan lanjutan kisah catatan perjalanan Alaika Abdullah di tiga negara, pada postingan berikut ini, ya, Sobs!
Related Post :
Yuk Main ke Blue Mosque - Part 2
Baca juga: Bukber Unik di Turkiye
Namun, sebagai negara sekuler nan religius, pemandangan yang kita temukan di negeri dua benua ini pun bikin takjub. Wanita cantik berambut blonde berparas rupawan, atau wanita cantik rupawan berhijab seraya merokok di smoking zone pun, akan kerap kita temui dan menjadi akrab di mata kita. Atau, wanita muslimah berpakaian dan berkerudung besar pun, sering banget lho kita dapati di negeri ini. Kata hatiku sih, masyarakat Turkey, terutama Istanbul adalah masyarakat moderen yang benar-benar menerapkan 'Lakum dinukum waliyadin'. :)
Well, back to catatan perjalanan tiga negara, rasanya aku ga sabar untuk segera menikmati detik demi detik 'petualangan kami'. Dan adikku memang sudah mengagendakannya dengan cermat. Hari pertama kedatangan kami, saat penjemputan di bandara, adikku tidak langsung membawa kami ke apartemen [tempat tinggal]-nya. Melainkan mengajak kami lakukan a slight city tour [tour singkat dan ringan] ke sebuah taman yang searah dengan perjalanan kami pulang. Walaupun baru mendarat dan belum sempat mandi, berwajah yang masih lusuh, jeprat jepret mengabadikan kenangan teteup sebuah keharusan. Apalagi dengan view yang begitu keren, sukses bikin hasrat narsis menggebu biru!
Baca juga: Yuk Main ke Blue Mosque
Mentari pagi di bawah langit Istanbul pagi itu, bersinar hangat, seolah mengulurkan jabat persahabatan untuk aku dan ayah, yang walau berstatus sebagai musafir, tetap bertekad untuk tetap berpuasa. Biarin aja berbukanya di jam 8.45 nanti malam. Kapan lagi ngalamin waktu shaum yang demikian panjang, jika bukan sedang berada di negeri 4 musim, kan? :D.
Tour singkat yang menghasilkan banyak sekali jepretan pun harus diakhiri, karena ayah merasa sedikit lelah dan ingin segera meluruskan tulang punggung, maka kami pun melanjutkan perjalanan menuju apartemen adikku, di kota Gultepe. So, nantikan lanjutan kisah catatan perjalanan Alaika Abdullah di tiga negara, pada postingan berikut ini, ya, Sobs!
Related Post :
Yuk Main ke Blue Mosque - Part 2
catatan dan kenangan perjalanan ke tiga negara
Al, Bandung, 9 Juli 2014