My Virtual Corner
  • Home
  • Meet Me
  • Contact
  • Disclosure
  • Category
    • Motivation
    • Traveling
    • Parenting
    • Lifestyle
    • Review
    • Tips
    • Beauty
      • Inner Beauty
      • Outer Beauty
First Day in Istanbul adalah lanjutan dari Perjalanan Tiga Negara - The Trip Started! yang sudah tayang pada postingan kemarin. Berada di Istanbul, sungguh bikin mata melek dan mulut melongo. Gimana enggak coba, Sobs! Tadinya, aku beranggapan bahwa orang-orang Turkey adalah seperti teman-teman Turkish adikku yang berada di yayasan PASIAD Indonesia, di mana kaum wanitanya menutup aurat mereka dengan sebenar-benarnya. Jadi gambaranku, saat menginjakkan kaki di tanah Istanbul ini adalah, akan melihat para wanita cantik berhijab, seperti di negeri-negeri Arabia sana atau yang ada di PASIAD Indonesia. Ealah, ternyata oh ternyata, aku salah besar, Sobs! Salah sendiri sih, kenapa ga browsing-browsing dulu seh?

Sebenarnya sih ga perlu heran, karena sejarah Turkey menerangkan bahwa sejak kesultanan [khilafah] Utsmani ditumbangkan oleh Jenderal Kemal At-Turk, dan kesultanan berganti menjadi sebuah negeri Republik, maka sejak saat itu [1924], segala hal yang berbau Islam pun dikesampingkan dari semua institusi. Para ulama dibuang ke luar negeri dan tidak boleh kembali ke Turki. Banyak yang meninggal di luar negeri dan tidak boleh mengajarkan tentang Islam di negeri itu. Hukum Islam diganti dengan hukum sekuler, buatan Eropa, dan para muslimah dilarang menggunakan jilbab/hijab, apalagi cadar di dalam parlemen dan institusi-2. [sumber: dari sini]. Hingga kemudian, kala pemerintahan Turkey beralih ke tangan para pemimpin yang memiliki komitmen kepada nilai dan prinsip Islam, maka kehidupan Islami pun mulai berubah baik.

Baca juga: Bukber Unik di Turkiye

Namun, sebagai negara sekuler nan religius, pemandangan yang kita temukan di negeri dua benua ini pun bikin takjub. Wanita cantik berambut blonde berparas rupawan, atau wanita cantik rupawan berhijab seraya merokok di smoking zone pun, akan kerap kita temui dan menjadi akrab di mata kita. Atau, wanita muslimah berpakaian dan berkerudung besar pun, sering banget lho kita dapati di negeri ini. Kata hatiku sih, masyarakat Turkey, terutama Istanbul adalah masyarakat moderen yang benar-benar menerapkan 'Lakum dinukum waliyadin'. :)





Well, back to catatan perjalanan tiga negara, rasanya aku ga sabar untuk segera menikmati detik demi detik 'petualangan kami'. Dan adikku memang sudah mengagendakannya dengan cermat. Hari pertama kedatangan kami, saat penjemputan di bandara, adikku tidak langsung membawa kami ke apartemen [tempat tinggal]-nya. Melainkan mengajak kami lakukan a slight city tour [tour singkat dan ringan] ke sebuah taman yang searah dengan perjalanan kami pulang. Walaupun baru mendarat dan belum sempat mandi, berwajah yang masih lusuh, jeprat jepret mengabadikan kenangan teteup sebuah keharusan. Apalagi dengan view yang begitu keren, sukses bikin hasrat narsis menggebu biru!

Baca juga: Yuk Main ke Blue Mosque
Mentari pagi di bawah langit Istanbul pagi itu, bersinar hangat, seolah mengulurkan jabat persahabatan untuk aku dan ayah, yang walau berstatus sebagai musafir, tetap bertekad untuk tetap berpuasa. Biarin aja berbukanya di jam 8.45 nanti malam. Kapan lagi ngalamin waktu shaum yang demikian panjang, jika bukan sedang berada di negeri 4 musim, kan? :D.

Tour singkat yang menghasilkan banyak sekali jepretan pun harus diakhiri, karena ayah merasa sedikit lelah dan ingin segera meluruskan tulang punggung, maka kami pun melanjutkan perjalanan menuju apartemen adikku, di kota Gultepe. So, nantikan lanjutan kisah catatan perjalanan Alaika Abdullah di tiga negara, pada postingan berikut ini, ya, Sobs!

Related Post :
Yuk Main ke Blue Mosque - Part 2



catatan dan kenangan perjalanan ke tiga negara
Al, Bandung, 9 Juli 2014
Berangkat ke Turkey? Gratis pula! Siapa coba yang akan menolak? Ada lho, ibuku! Beliau enggan memenuhi undangan adikku untuk berkunjung ke sana, karena sedang ingin beribadah puasa dengan khusyuk di tanah air. Sehingga, anugerah itu pun dilimpahkan ke pangkuanku, yang serta merta membuatku bak keruntuhan rembulan! Hehe.
Ya iya lah, perjalanan ke Istanbul, lanjut ke Belarus dan Iran, jika harus bayar sendiri, tentu akan menghasilkan ceruk yang sangat dalam bagi dompetku yang memang sedang menurun income-nya. Makanya, saat mendapatkan kehormatan kesempatan menggantikan ibu, aku langsung okeh donk! Didukung pula oleh Intan, jelas membuat hati mantap untuk melangkah. Aih, kapan lagi kan traveling ke luar negeri secara gratis tis tis! Ticket dan visa arrangement juga diurus langsung oleh adikku yang telah sekian tahun menetap di Istanbul. Asyik!

Dan, hari keberangkatan itu pun tiba, 21 Juli 2013, Ramadhan pertengahan dengan meeting point antara aku dan Ayah, di Kuala Lumpur. Aku berangkat dari Bandung menuju Kuala Lumpur, sementara Ayah berangkat dari Banda Aceh menuju Kuala Lumpur. Adalah aku yang tiba duluan di LCCT [airport khusus Air Asia], karena jam penerbanganku kala itu adalah sekitar pukul 08.00 pagi hari waktu Indonesia.

Menanti Ayah yang baru tiba di LCCT sekitar pukul 5 sore hari waktu Kuala Lumpur. Menanti sendirian di LCCT, bukanlah hal yang buruk. Apalagi bagiku yang penggila online world, hehe. Asyik-asyik aja, apalagi hotspot bisa diakses bebas, walau limited of time. Tapi dengan tiga perangkat yang aku miliki, cukuplah untuk tetap bisa akses ke free hotspot yang tersedia, secara berkesinambungan antara BB, tablet dan Macbook. Harus smart donk! Hingga tiba waktunya beranjak ke airport lainnya, yaitu KLIA guna melanjutkan penerbangan via Malaysia Airlines, yang akan terbang pada pukul 1 dini hari.

Baca juga: First Day in istanbul

Penantian panjang menanti pukul 1 dini hari, lagi-lagi bukanlah hal yang menjemukan, karena airport negeri jiran ini sungguh nyaman. Membuat aku dan ayah, betah-betah saja. Semua spot yang tersedia, sanggup bikin passanger betah deh. Coba kalo bandara-bandara di tanah air kita juga bisa seperti ini, pasti bahagia banget deh, Sobs! Ya Allah, semoga negeriku tercinta juga bisa membangun fasilitas-fasilitas keren seperti ini dengan bersungguh-sungguh, biar semakin bangga rakyatnya. Hiks..

Perjalanan tengah malam

Sesuai jadwal, kami pun terbang pada tengah malam. Dan ini adalah perjalanan pertamaku ke Eropa, pada tengah malam pula. Sungguh bikin exciting, deh, Sobs! Ditambah pula dengan pesawat yang begitu nyaman dan luas, plus penumpang multi ras yang tampan rupawan ahai, sungguh bikin hati adem. Hehe. Pramugara dan pramugarinya juga ramah pisan, sungguh membuat perjalanan kami menjadi asyik dan menyenangkan. Makanan yang disediakan di pesawat ini juga delicious dan disajikan beberapa kali. Asyik deh pokoknya, namun akhirnya, yang namanya kantuk berhasil mendominasi. Tertidurlah kami dalam lelap, hingga secercah cahaya indah membersit di ufuk Barat. 

Cercah cahaya dari jendela pesawat. Foto koleksi pribadi.
Tak terasa, perjalanan sekitar 9 jam pun kini akan mencapai akhir. Bandara Attaturk telah di depan mata dan siap menerima roda pesawat MAS yang kami tumpangi untuk mendarat. Alhamdulillah. Hari telah pagi, dan aku yakin, adikku dan istrinya tentu telah menanti. Perjalanan panjang yang tak membuat lelah saking excitednya membuat hati berseri. Ingin segera bertualang di negeri indah bernama Turkey. :) Istanbul, here we come! 

Visa Turkey/Istanbul

Subhanallah, sungguh, bandara Attaturk ini luas sekali. Aneka rupa manusia berjejer mengular bentuk barisan untuk pengesahan passport memasuki negeri dua benua ini. Aku dan ayah mengikuti line, bersabar hingga mencapai counter passport check. Kuperhatikan sebagian orang tidak serta merta bergabung di dalam barisan, melainkan menuju ke bagian pengurusan visa [on arrival] terlebih dahulu, baru kemudian bergabung ke barisan pengesahan paspor.

Baca juga: Cara Mengurus Visa Turkey

Turkey, memang merupakan sebuah negara cantik yang sangat paham bahwa tourism adalah merupakan salah satu aset menghidupkan negeri. Terbukti dengan kemudahan yang diberikan negeri ini di dalam pengurusan visa. Tak hanya menyediakan visa on arrival bagi banyak negara, namun juga memastikan bahwa visa pun bisa dibeli secara online, seperti yang kami lakukan. Visa online, memang tidak bisa kita tempel di dalam passport, karena dia berupa selembar kertas yang dikirim online dan kita print untuk ditunjukkan ke petugas imigrasi negara tersebut. Tapi sungguh sebuah cara yang sangat membantu calon visitor dalam menghemat waktu. Keren deh pokoknya. :)

Istanbul, Here We are!

Akhirnya, selesai sudah urusan pengesahan passport, dan sebuah stempel berbahasa Turkey pun duduk manis di dalam lembaran passport-ku. Seneng banget rasanya. Bertambah lagi koleksi stempel berbagai negara yang duduk manis di dalam buku mungil bersampul hijau lumut ini. :)

Tak sabar kami melangkah menjauh dari counter passport control, ingin segera bertemu dengan adikku dan istrinya yang pasti telah menanti di luar ruangan. Dan benar saja, dari kejauhan mereka sudah berseru memanggil Ayah dan aku, dengan senyum sumringah bahagia. 

Pelukan hangat keduanya, adalah sambutan bahagia menerima kedatangan kami, dan kuyakin, petualangan seru akan segera dimulai. Bulan Ramadhan, tentu tak akan menjadi penghalang. Istanbul, here I am! Istanbul, here We Are! 

Menggunakan mobil dan sopir kantornya, adikku mengajak kami tidak langsung ke rumah, melainkan touring singkat ke suatu taman, yang begitu indah, di dekat istana Attaturk. Penasaran dengan touring singkat penyambut kedatangan kami? Nantikan reportase berikutnya pada next post ya, Sobs!

Next Post: First Day in Istanbul

Rangkaian catatan perjalanan tiga negara,
Al, Bandung, 9 Juli 2014


Hai hai hai! Hayyah, ceria banget, keliatan lag ga puasa ya, Sobs? Hehe.
Lama nian ga sempat duduk manis untuk berbagi cerita. Dan seperti janjiku pada postingan 'More Holiday More Blogpost', maka ijinkan daku untuk memulai sebuah kisah. Sesuai judul di atas, maka kisah ini akan menjadi serangkaian catatan dalam rangka merekam jejak perjalanan langka dan gratis tis tis menuju tiga buah negara. Hatur nuhun pisan untuk adik tercinta, yang telah berbaik hati mensponsori perjalanan ini. Istanbul [Turkey], Belarus dan Iran, adalah ketiga negara yang kami jalani, dan sungguh, bener-bener hadiah terindah di hari ulang tahunku yang ke 43, tahun lalu. Ha? Tahun lalu? Lalu kenapa baru ditulis sekarang? Hehe. Eits, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali kan?



Oke, let's start the trip! Klik di sini untuk memulai yaaa. :)

Next Post: Perjalanan Tiga Negera

catatan perjalanan tiga negara,
Al, Bandung, 4 Juli 2014
Berbuka puasa bersama orang-orang yang kita sayangi, adalah suatu kebahagiaan tersendiri setelah seharian menahan diri dari rasa lapar dahaga, juga tentu saja dari amarah dan segala pernak pernik emosi jiwa. :) Berbuka puasa bersama para sahabat, juga sudah pasti merupakan momen indah tersendiri, terlebih jika para sahabat ini adalah orang-orang yang jarang sekali kita temui, atau hanya berinteraksi dengan kita via dunia virtual saja. Itu juga sebabnya kenapa aku langsung mengiyakan ketika Nchie Hanie mengabarkan bahwa MakPon KEB, Mira Sahid mengajak untuk buka bareng di NgopDoel, pada hari kedua puasa kemarin. IYA, hari kedua, kami sudah memulai aktivitas Bukber lho! Hehe. 

Bertemu MakPon, agenda lain pun tercetus. Sebuah agenda yang langsung kami sambut hangat donk! KEB buka bersama, dengan konsep diadakan serentak di tiga kota, yaitu Bandung, Jakarta dan Yogyakarta. Awalnya sih, direncanakan untuk diadakan di dua kota saja, yaitu Jakarta dan Yogya, namun, begitu kami langsung mengiyakan tawaran MakPon untuk meng-organize #KEBukber-Bandung, maka antusiasme pun berkembang. Ga pake lama, malam itu juga, aku, Meti Mediya dan Nchie Hanie, langsung take action! Ngebahas rencana dan teknis pelaksanaan #KEBukber2014, yang akan diadakan pada hari Sabtu, 5 Juli 2014.

Kami langsung membentuk sebuah chat-box di FB grup, khusus untuk KEB Bandung. Memanggil para emak anggota KEB yang berdomisili di Bandung, yang ternyata banyak juga lho. Terdata ada sekitar 45 orang yang aktif berinteraksi di chat-box, dan 25 diantaranya menyatakan positif hadir. Alhamdulillah! Ga nyangka juga jika malam itu bisa terhimpun kesepakatan untuk mengadakan acara berbuka di NgopDoel - Purnawarman, dengan sistem patungan/sharing senilai Rp. 50.000,- per orang [berlaku kelipatannya bagi yang membawa anggota keluarga]. Kereh ih, Emak Blogger Bandung! :D


Tempat Acara

Tadinya sih ingin menyamakan konsep seperti Jakarta dan Yogya, dimana acara berbuka bersama ini bertempat di salah satu rumah emak, atau tempat lain dengan konsumsi sistem PotLuck atau sharing [bawa sendiri], namun karena keriweuhan para emak Bandung, akhirnya diputuskan untuk ambil praktisnya saja deh. Yaitu cari tempat yang sekaligus menyediakan penganan berbuka. Lagi-lagi, si cafe NgopDoel yang terletak di Jalan Purnawarman, di samping Gramedia itu yang kepilih. Praktis sih. :)

Agenda Acara and Doorprize

Sebenarnya sih agenda udah disusun semenarik mungkin. Bakalan dimulai sejak jam 4 sore, dibuka dengan acara ramah tamah, obrolan ringan tentang KEB, hijab Tutorial, permainan dan live tweet, ditambah dengan obrolan ringan lagi tentang 'ide mentok saat blogging', lalu Tausiah lanjut berbuka puasa. Keren khaaaan? Etapi.....
Namanya emak-emak, udah riweuh di rumah, dihadang pula oleh kemacetan dalam mencapai tekapeh! Ya sutra deh, jadwal pun molor tak lagi sesuai agenda, hehe. 
Acara akhirnya baru bisa dimulai pada pukul 5 sore, asli, molor satu jam. Tapi bukan berarti acara #KEBukber2014-Bandung lantas jadi sepi dan kehilangan gairah lho. Namanya juga emak-emak KEB, begitu ketemu, walau belum saling kenal juga langsung akrab kok. Ramah tamah, tanpa harus diagendakan pun, sebenarnya akan mengalir dengan sendirinya. 

Acara berlangsung seru, dimulai oleh Meti Mediya yang memperkenalkan diri dan aktivitasnya, dilanjut oleh diriku, yang meneruskannya kepada emak-emak lain untuk juga memperkenalkan diri, maka suasana pun menjadi semakin akrab. Derai tawa atau senda gurau menghiasi jalannya acara, obrolan ringan berlangsung santai dan menjadi syahdu saat Mak Novi Mudhakir ditodong untuk menyampaikan Tausiah jelang berbuka. 

Lagi-lagi aku kagum dengan para anggota KEB. KEB itu lengkap banget deh! Mulai dari yang jagoan IT, jagoan nulis, jago parenting, jago ini itu hingga jago memberikan ceramah agama pun ada! Subhanallah, sungguh beruntung aku menjadi salah satu bagian dari komunitas hangat dan penuh manfaat ini. Alhamdulillah.

Selesai berbuka dan shalat Maghrib, acara masih dilanjutkan pemberian Hijab Tutorial, dipandu oleh Emak Amalia Mukarroma, dan aku pun dengan senang hati menjadi modelnya. Ya iyalah, siapa coba yang ga ingin dijadikan cantik dan modis! Hehe. 


Usai Hijab Tutorial, para emaks masih dihebohkan oleh pembagian doorprizes yang bejibun. Saking banyaknya doorprizes sumbangan para sponsor, para emak tak perlu saling berebut atau berkompetisi via live tweet lho, karena setiap emak dipastikan mendapatkan doorprizes. Hehe. KEB emang seru!

Senengnya dapat Doorprizes!
Foto diambil dari Mak Nchie Hanie.

Foto diambil dari Mak Nchie Hanie. Pinjem ya, Mak! :)
Berbuka puasa bersama memang selalu mengasyikkan, apalagi jika bersama Kumpulan Emak Blogger, rasanya seru dan bikin happy deh! Semoga bisa ikutan di acara Halal bi Halalnya kelak. Aamiin.

Oya, sebelum mengakhiri reportase ini, ada sedikit bocoran dari hasil hang out dengan Makpon lho, bahwa KEB akan punya sebuah hajatan berkala, bernama arisan ilmu. Arisan Ilmu? Yes! Sebuah kegiatan sebagai sarana berbagi ilmu dari emak kepada emak yang diharapkan tentunya akan bermanfaat juga bagi keluarga serta masyarakat luas. Jenis ilmunya? Tergantung dari emak yang membaginya donk. Kan anggota KEB tuh bervariasi, ada yang jago nulis, jago IT, jago parenting, dan lain-lainnya. So? Nantikan info selanjutnya serta aksinya yaaaa. :)

Reportase Ala Alaika Abdullah
Al, Bandung, 9 Juli 2014
Bagi seorang blogger, menulis entry, mengoprek-oprek blog [template dan hal terkait lainnya] serta menciptakan blog baru, adalah hal yang jarang terpisahkan. Walo ada sih yang bilang bahwa, sebagian dari blogger sih fokusnya cukup di menulis saja, ga hobby atau ga bisa utak atik blog. 'Gue mah cukup nulis aje, daripada entar blog gue malah kenape-nape!'. Itu sih sah-sah saja. Terpulang kembali kepada si blogger itu sendiri donk. Ya, kan, Sobs?

Kalo aku sendiri sih, selain menulis, memang suka juga sih utak atik walao ujung-ujungnya malah sering bingung, hehe blog, suka juga menelurkan blog baru [created another blogs], walau setelah diciptakan, terkadang si blog baru jadi merana karena kurang terurus, hehe.

Nah, cerita tentang creating another blog, diriku baru saja menciptakan blog baru nih, Sobs! Pamer ih! Bukan untuk sok-sokan sih, cuma sebagai catatan online tempat merekam jejak untuk setiap tutorial yang aku pakai ketika mempelajari dan menggunakan aneka aplikasi yang semakin banyak berseliweran di sekeliling kita. Nah, dari pada menuliskannya di sebuah buku, kan mending disimpan aja di sebuah peti ajaib alias catatan online, yang bisa diakses dimana saja sejauh terkoneksi internet.

Tak hanya sekedar mencatat tutorial tentang aplikasi ini itu, tapi blog yang satu ini, juga aku pakai untuk mencatat apapun terkait 'How To', makanya judul dari blog baru ini pun plek-plek ke "How To". Hehe. Penasaran? Ini dia penampakannya, Sobs!


Alamatnya? Mangga atuh langsung ke tekape yaaaa. How To, Catatan Tutorialku. Semoga ada manfaat yang juga bisa dipetik dari catatan-catatan ini yaaaaa. :)

Sekedar info,
Al, Bandung, 3 Juli 2014
Diambil dari cover fb grup Kumpulan Emak Blogger
Judul di atas tuh, bener-bener 'mukul samping' diriku deh! Hehe. Gimana enggak, Sobs, rumah virtual ini, yang biasanya begitu sering kena jatah postingan, eh akhir-akhir ini malah melempem dan penuh debu serta dedaunan kering gegara tidak dijamah apalagi dirawat oleh pemiliknya, yaitu aku. Huhu...

Hadeuh, ini mah ga bisa dibiarkan terus berlanjut! Menulis itu terapi jiwa, hobi yang sudah mendarah daging, masak hanya karena di-riweuh-kan oleh agenda-agenda dan shock therapy yang terjadi di offline world, aku sampai tertatih dan kehilangan waktu untuk bersemayam dan menerapi jiwa di rumah tercinta ini?

Untung ada KEB, rumah maya lainnya dimana aku menjadi salah satu anggota juga Srikandinya, tempat dimana aku bisa memperoleh angin sejuk pemancing ide dan kreatifitas, dan kali ini, berkat slogan KEB [gambar di atas], 'more holiday more blogpost', aku jadi ingin segera nulis dan ngisi blog lagi deh ah! Trimakasih KEB sayang! Muaaach....

sekedar corat coret,
Al, Bandung, 3 Juli 2014

Pasti udah pada ngeh dunk jika akhir-akhir ini banyak sekali agen travel dan website yang menyediakan fasilitas pemesanan tiket pesawat online di Indonesia. Cukup mengetikkan kata kunci “tiket pesawat online” di kotak pencarian Google maka akan banyak muncul pilihan agen travel yang menyediakan fasilitas pemesanan tiket. Traveloka.com adalah salah satu travel agent yang muncul di antara deretan-deretan website tersebut. Dan ga heran sih, karena menurut aku tuh, Sobs, agen travel yang satu ini adalah termasuk yang aman dan terpercaya di Indonesia lho! 


Bukannya promosi sih, tapi ada tiga hal utama yang membuatku tak ingin berpindah ke website pencarian tiket lainnya. Apaan sih, Al, alasannya? 

1. Alamat dan nomor teleponnya jelas. 

Sekarang ini, terdapat banyak sekali website atau toko online yang melakukan penipuan (scam) dengan mencantumkan alamat palsu di website mereka. Mereka menawarkan barang dan jasa dengan maksud menipu pembeli barang dan jasa yang mereka tawarkan. Traveloka.com adalah agen travel online yang terpercaya karena memiliki alamat yang jelas. Alamat lengkapnya adalah PT Traveloka Indonesia, Grand Slipi Tower Jl. S. Parman Kavling 22 – 24, Jakarta Barat dengan nomor telepon (021)290-221-30 dan layanan telepon tersebut dibuka non-stop 24 jam. Selain itu, terdapat juga live chat dan email resmi yang juga non-stop 24 jam, seandainya terdapat keluhan, saran atau informasi.

2. Terdapat banyak review Traveloka.com yang tersebar di internet. 

Mereka adalah para konsumen Traveloka.com yang telah merasakan pelayanan yang memuaskan dari agen travel yang satu ini. Mereka kemudian menuliskan review tentang Traveloka.com sehingga masyarakat mengetahui bahwa Traveloka.com adalah agen travel aman dan terpercaya. Terdapat beberapa contoh tentang review atau komentar positif tentang Traveloka.com seperti yang diungkapkan oleh Bpk. Rachmad Hidayat di trustedcompany.com. Beliau mengungkapkan bahwa awalnya beliau khawatir bahwa tiket yang dicetak Traveloka akan ditolak oleh staf maskapai tetapi ternyata semua berjalan lancar. Masih di website yang sama, Bpk. Effri Irawan menyatakan bahwa layanan Traveloka sangat bagus dan terpercaya. Hal itu merupakan bukti bahwa Traveloka adalah agen travel yang aman dan terpercaya.

3. Gaya penulisan di website resmi Traveloka yang terlihat meyakinkan dan profesional. 

Tampilan website agen travel yang satu ini tampak sederhana tapi cukup profesional. Di bagian atas website, terdapat button-button tentang Cara Pakai, FAQ dan Cek Pemesanan untuk memudahkan pengunjung website mencari informasi terkait pemesanan tiket. Terdapat juga tabel di tengah-tengah website yang berisi Tujuan Penerbangan, Waktu Penerbangan dan Cari Tiket sehingga pengunjung bisa memilih tujuan, waktu dan tiket penerbangan yang mereka cari. Selain itu, dicantumkan juga beberapa Partner Maskapai Resmi dan Partner Pembayaran Resmi yang bekerjasama dengan Traveloka dan masih banyak penjelasan-penjelasan lain terkait Traveloka di website tersebut. Semua itu menunjukkan bahwa Traveloka adalah agen travel yang dikelola secara profesional sehingga benar-benar aman dan terpercaya.

Nah, Sobs! Udah tau dunk mengapa aku begitu yakin dengan Traveloka.com? Ingin traveling? Coba deh Traveloka.com!

sekedar sharing pengalaman,
Al, Bandung, 20 Juni 2014
hipnotis
Kisah ini baru saja dialami oleh adikku, Khai. Alhamdulillahnya Allah masih melindungi sehingga dirinya dan kami sekeluarga terhindar dari mara bahaya yang satu ini. Yup, gendam! Pastinya kita semua sudah sering mendengar atau bahkan mungkin pernah mengalaminya? Gendam atau hypnotist bukanlah rumor atau berita baru di kalangan masyarakat kita. Praktik ini sudah merajalela sedemikian rupa hingga dengan hanya mendengar kata 'gendam' atau 'hipnotis' saja, kita langsung paham kemana maksudnya atau apa artinya itu. Bukan begitu, Sobs?

Well, back to the case, yang baru saja terjadi pada Sabtu sore kemarin, 14 Juni 2014, di kediaman adikku, Andre, di salah satu komplek perumahan di Sawangan, Depok, cukup menggelikan sih sebenarnya, walo tentu saja bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua.

Sore itu, Khai sedang asyik sendirian di tepi jalan depan rumah. Ruas jalan yang begitu teduh dan lapang, memang bisa dijadikan tempat untuk rileks atau sekedar berdiri santai sambil menelefon kekasih tercinta [mungkin?]. Sesaat setelah dirinya mengakhiri hubungan telefon, datanglah seorang lelaki muda [sebaya dengannya deh] mengendarai sepeda motor, menghampirinya.

Si lelaki muda; "Halo, Mas! Lagi apa? Kok sedih?"
Khai [dengan heran] : Halo juga, siapa yang sedih?
Lelaki muda : "Tuh, Mas sedih? Lagi putus cinta ya?" Dengan pede dia mengulurkan tangan kepada Khai. Khai malah curiga melihat gayanya yang over pede itu, bukannya menyambut uluran tangan si lelaki muda. Justru Khai membalasnya dengan menepuk pundak si pemuda. Mungkin Khai langsung ingat cara mengantisipasi aksi hipnotis atau gendam? Entahlah.

Khai: "Ah, ga juga! Ada yang bisa saya bantu, Mas?" Ucapnya tak kalah pede sembari menepuk pundak si pemuda.

Lelaki muda malah kaget, tapi langsung bisa menguasai diri, ; "Mas, sudah berkeluarga?"

Khai: "Belum. Kenapa, Mas?"
Lelaki muda; "Cari Cewek yuk, Mas. Saya punya banyak kenalan lho! Atau kita bakar ikan di tempat teman saya."

Khai makin curiga, "Ah, ga lah Mas, saya masih banyak kerjaan nih. Saya mau masuk dulu ya!"

Lelaki muda; "Eh, Mas, tunggu! Mas sama siapa aja tinggal di sini? Warga baru ya?"

Khai; "Ga juga, kami sudah setahun kok di sini, kebetulan lagi rame tuh, keluarga besar pada ngumpul di sini. Saya tinggal dulu ya!"

Dan Khai langsung pamit undur, takut si pemuda malah memanggil teman-temannya pula. Si pemuda masih belum beranjak walau Khai sudah masuk ke dalam rumah, dan bercerita pada ibu. Jelas ibu jadi ketakutan donk, karena rumah adikku hanya ditinggali oleh segelintir orang saja, yaitu adikku [Andre] dan istrinya [penghuni tetap], ibu dan Khai [untuk sementara waktu]. Akhirnya ibu menelefon satpam yang dalam sekejap sudah sampai di depan rumah. Bercerita ke Satpam, juga seraya mengabari Andre akan kejadian itu via telefon.

Pak Satpam berterima kasih atas laporannya dan segera menshare info ini ke koleganya yang lain untuk lebih waspada. Karena tanpa laporan dari warga, tentu security team tidak akan pernah tau kejadian-kejadian seperti ini. Karena tidak mungkin donk mereka menyetop setiap orang yang keluar masuk gate, apalagi jika si orang itu mengatakan bahwa dirinya adalah tamu atau mau berkunjung ke rumah ini, inu, atau itu. Nomor polisi sepeda motor si lelaki muda itu telah dicatat, namun tentu saja masalah atau mara bahaya yang mengintip belum bisa dijamin nihil, namun setidaknya, pembelajarannya adalah 'kewaspadaan dan kesigapan di dalam mengambil tindakan preventif harus ditingkatkan'. Jangan gampang terkecoh mulut manis atau tetamu yang pura-pura mampir, walau hanya untuk numpang tanya. Bukan tidak boleh berpraduga negatif sih, tapi waspada dan curigai setiap tindakan atau aksi yang berlebihan atau mencurigakan. Begitu mungkin lesson learned yang bisa kita petik dari kisah ini, ya, Sobs?

sekedar sharing,
Al, Bandung, 17 Juni 2014





Kaget sih tidak, tapi sedih iya. Banget malah. Dulu sudah sempat bahagia melihat nilai alexa yang udah ramping banget. Duduk di kisaran nilai 250 ribuan, eh kok sekarang malah anjlok! Drastis! Hiks.....



Menangis, tentu tak ada gunanya. Cuma kok bisa ya? Padahal kalo merujuk ke angka statistik visitors blog, ada peningkatan yang lumayan tajam untuk setiap harinya. Tapi kok iyo, nilai alexa melebar yaaa? Penasaran ih! Adakah Mantemans yang bisa menjelaskan penyebabnya? Apa karena jarang posting? Atau jarang blogwalking atau kenapa ya? #PertanyaanAwam seorang blogger yang juga awam. Hehe. 

sekedar bertanya,
Al, Bandung, 18 Juni 2014
𝕀𝕟𝕚 𝕒𝕕𝕒𝕝𝕒𝕙 𝕔𝕖𝕣𝕚𝕥𝕒 𝕝𝕒𝕚𝕟 𝕥𝕖𝕟𝕥𝕒𝕟𝕘 𝔹𝕒𝕟𝕕𝕒 𝔸𝕔𝕖𝕙, tanah rencongku tercinta. Sebuah kota yang menggusung tagline Bandar Wisata Islami, yang selalu saja mampu membuncah kerinduan di dada ini, setiap mendengar kata Banda Aceh terdengar di telinga atau terbaca oleh mata.
Ilustrasi "Perahu Penyelamat" yang hadir di Lampulo, kala ombak tsunami menerjang.
Ilustrasi by Alaika Abdullah, designed using Canva. Boat image source hiclipart

Tak hanya itu, kuyakin, mendengar kata Aceh atau Banda Aceh, ingatan kita tentu akan berlari ke masa di mana daerah ini diamuk oleh sebuah gelombang raksasa berkekuatan luar biasa, setelah terlebih dahulu dihentak oleh guncangan berkekuatan 9,1 Skala Reichter. Yes, Aceh/Kota Banda Aceh akan mengingatkan kita pada Tsunami. Musibah luar biasa yang Allah kirimkan sebagai pembelajaran bagi kita, untuk mampu bijak menjaga alam, menjaga sikap dan kelakuan serta aneka hikmah dan pembelajaran lainnya.

Seperti yang pernah aku tuliskan pada postingan tentang museum tsunami, bahwa Allah senantiasa menurunkan ujian lengkap dengan jawaban yang terselip dibelakangnya, menurunkan cobaan lengkap dengan senjata pamungkas untuk hadapinya, 

𝕞𝕒𝕜𝕒,

dalam hal tsunami yang terjadi di Aceh pun, Allah membekali daerah ini dengan senjata paling ampuh yang tiada tara, yaitu berupa bantuan yang mengalir sigap, deras dan spontan baik dari lingkup nasional mau pun international, sehingga tak heran, jika dalam beberapa tahun setelahnya, Aceh utamanya Kota Banda Aceh, telah mampu bangkit, bersolek dan cantik!  

Dandanannya yang elok, sukses menghapus jejak-jejak tsunami. Sama sekali tak terlihat bekas-bekas sapuan gelombang dasyat itu lagi di Kota Serambi Mekkah ini. Jalanan mulus dan lebar berhiaskan lampu-lampu jalan yang cantik menarik, gedung perkantoran mau pun pertokoan teratur rapi berdiri bersih. Gedung sekolahan berdiri megah dan indah! 

Taman-taman kota berdandan tak kalah cantiknya sambut orang-orang yang ingin menikmatinya. Perumahan yang hancur lebur, perkampungan yang porak poranda, telah ditata kembali, atau malah dipindah ke tempat-tempat yang lebih aman. Subhanallah, inilah dia hasil kerjasama yang apik dan solid antara pemerintah dan berbagai stakeholders, sukses mengantar Aceh menjadi jauh lebih baik dan indah.

Lalu, kemanakah kami harus pergi untuk melihat bukti bahwa daerah ini pernah dilanda musibah dasyat nan luar biasa itu, Al?

Eits, tenang, Sobs! Jangan kuatir! Tsunami adalah sebuah peringatan dan pembelajaran bagi anak cucu. Bagi anak cucu? Yes, karena ga mungkin donk bagi para syuhada? Hehe.

Yup, berkaca pada sejarah, belajar pada sejarah, kita akan dapat menarik banyak pembelajaran, ya kan? Itu pula sebabnya, mengapa pemerintah Aceh juga berbagai stakeholders masa rehab rekon dahulu, kekeuh mempertahankan obyek-obyek penting peninggalan dan saksi bisu tsunami. Tak lain tak bukan, adalah sebagai bukti nyata, juga sebagai bahan pemikiran dan pembelajaran bagi kita semua.

Maka, jika kemarin aku merujuk Museum Tsunami Aceh sebagai salah satu tempat yang wajib dikunjungi untuk melihat dan napak tilas kejadian tsunami, maka kali ini, aku pengen banget rekomendasikan sebuah saksi bisu yang kuyakin akan mampu membuat Sobats tercengang dan berucap Subhanallah! 
Allahu Akbar! 

Ga percaya? Yuk kita buktikan dengan mengikuti pengalamanku berkunjung ke saksi bisu yang satu ini!

ℙ𝕖𝕣𝕒𝕙𝕦 ℕ𝕒𝕓𝕚 ℕ𝕦𝕙

Nama aslinya sebenarnya sama sekali bukan perahu Nabi Nuh. Namun perjalanan dan perannya, membuat ingatan banyak orang langsung lari ke suatu masa di masa Nabi Nuh AS. 

Jika perahu Nabi Nuh yang asli, berfungsi menyelamatkan kaum Nabi Nuh dari musibah banjir luar biasa yang Allah kirimkan masa itu, maka perahu yang satu ini, hadir tanpa disangka apalagi diundang, tiba-tiba saja telah terlihat di depan mata para penyintas/survivors yang sedang berjuang melawan amukan gelombang, sehingga tanpa diperintah, mereka pun melompat, merangkak dan berusaha keras untuk masuk ke dalamnya, dan bersyukur atas 'kiriman' perahu ini. 

Tak hanya itu, setelah menyelamatkan 56 orang penyintas, perahu 'Nabi Nuh' ini malah duduk manis di atas atap sebuah rumah! Subhanallah, kekuatan mana yang sanggup 'membawa dan mendudukkan' perahu ini sedemikian rupa selain kekuatan-Mu, Ya Rabbi? Allahu Akbar! 

Lihat, Sobs?
Hanya dengan kekuasaan Allah lah perahu ini mampu berjalan dari laut sana,
menyelamatkan para survivor dan
kemudian malah duduk cantik di atas rumah milik Bapak Abasiah itu. 
Sungguh menakjubkan ya, Sobs? Penasaran akan kisahnya, tenang, aku sempat interview halah beberapa sumber saat berkunjung ke sana lho. Yuk, kita mulai kisahnya biar ga semakin penasaran yuk!

𝕊𝕖𝕜𝕚𝕝𝕒𝕤 𝕂𝕚𝕤𝕒𝕙 𝕤𝕒𝕟𝕘 ℙ𝕖𝕣𝕒𝕙𝕦

Kisah bermula pada pagi hari, Minggu, 26 Desember 2004, sekitar pukul 07.30 wib. Cerah dan memberi semangat bagi masyarakat kota Banda Aceh untuk memulai aktifitas akhir pekan mereka dengan ceria. Begitu juga dengan masyarakat yang berada di desa Lampulo, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh, dimana sang perahu terdampar dan 'menunaikan tugas' ini, sedang beraktifitas seperti biasanya ketika tragedi itu bermula. 

Dimulai oleh gempa yang mengguncang bumi dengan kekuatannya yang luar biasa, disusul pula oleh deru air hitam yang datang dari arah lautan. Sekejap, air kecil hitam legam itu berubah besar dan tinggi menjulang. Sukses membuat orang terpelongo shock karena belum pernah di dalam kehidupannya melihat hal serupa, hingga sebagiannya tak lagi sempat berlari menyelamatkan diri. Terpana dan tak mampu melepas diri dari jilatan dan terkaman gelombang.

Namun, bagi yang mampu menguasai rasa kaget dan bangkit dari keterpanaan, 'langkah seribu' adalah jurus ampuh yang langsung diperintahkan oleh otak mereka sebagai tindakan penyelamatan. Berlarilah mereka berduyun-duyun, seraya berzikir dan bertasbih, menangis dan bermohon kepada sang Khalik. 

Abasiah, adalah pemilik rumah di mana sang perahu kini berlabuh. Menurutnya, air yang tiba-tiba saja datang bagai air bah itu baru berketinggian 1 meter di dalam rumahnya ketika matanya melihat keluar rumah dan melihat sebuah perahu datang mendekat. 

Berfikir bahwa itu adalah perahu yang dikirim untuk penyelamatan, maka dia memimpin keluarganya untuk segera keluar rumah secepat mungkin dan menjangkau perahu itu. Bersusah payah akhirnya mereka berhasil masuk dan duduk di dalam perahu. Alhamdulillah. 

Pemandangan yang ditangkap oleh indra penglihatannya sungguh luar biasa! 

Alam mengamuk, inikah dia kiamat itu? Air hitam semakin tinggi, orang-orang menjerit kalut, takut dan ngeri. Sebagian tersapu gelombang dan hilang di dalam airnya yang legam! Sebagian yang masih memiliki daya, mencoba masuk ke dalam perahu, dan menolong yang lainnya untuk bisa dinaikkan ke dalam perahu, hingga akhirnya, terhitung ada 56 orang yang berhasil masuk dan selamat di dalam perahu, yang terus berayun-ayun. 

Di sanalah mereka berzikir, berdoa kepada Ilahi serta bermaaf-maafan dengan sesama, karena mengira inilah akhir dari kehidupan mereka. Posisi pasrah adalah hal terbaik yang mereka capai kala itu, hingga kemudian takdir berkata lain. 

Kiamat besar belum datang! Air hitam legam itu ternyata surut, walau tak secepat kedatangannya, namun surutnya sang gelombang membuat perahu Nabi Nuh ini pun duduk manis berlabuh di atas atap rumah Abasiah dan sukses menyelamatkan 56 nyawa manusia. Subhanallah! 

ℙ𝕒𝕣𝕒 𝕊𝕦𝕣𝕧𝕚𝕧𝕠𝕣𝕤/ℙ𝕖𝕟𝕪𝕚𝕟𝕥𝕒𝕤

𝕊𝕚𝕒𝕡𝕒 𝕤𝕒𝕛𝕒𝕜𝕒𝕙 𝕡𝕒𝕣𝕒 𝕡𝕖𝕟𝕪𝕚𝕟𝕥𝕒𝕤 𝕚𝕥𝕦?

Lumayan banyak, loh! Ada 56 orang, tua muda, besar kecil, laki-laki dan perempuan. Semua dengan kisahnya masing-masing, yang 10 kisahnya telah dibukukan berdasarkan penuturan para survivor terkait. 

Penasaran akan kisah mereka? Jangan kuatir, diberikan secara gratis bagi para pengunjung yang berkunjung ke objek wisata tsunami yang satu ini lho! 

Selain itu, kini pengelola 'perahu nabi Nuh' telah menyediakan sertifikat bagi para pengunjung yang main ke sana lho. Jadi jika kita berkunjung kesana, maka kita akan mendapat sertifikat kunjungan yang akan bertuliskan nama kita, serta nomor kunjungan, jadi akan terlihat kita ini jadi pengunjung yang keberapa gitu, temen-temen! Seru ya? 

Selain menjadi bahan pembelajaran, menyaksikan secara langsung sang saksi bisu, kita juga ga perlu jauh-jauh lho kalo mau beli souvenir khas Aceh! Bisa beli di sekitar sini juga, Sobs, tinggal datang aja ke kios-kios souvenir yang ada di sekitarnya. :)

So, catet, ya! Jadikan 'Perahu Nabi Nuh' alias Kapal Tsunami Lampulo sebagai salah satu lokasi yang wajib kalian kunjungi jika ke Banda Aceh. Belum ke Banda lho kalo belum ke sini! Hehe.


salah satu tempat yang wajib dikunjungi jika ke Banda Aceh,
Al, Bandung, 30 April 2014


Seperti judul apa gitu ya, Sobs? Hehe....
Ini bukan sembarang judul lho, tapi judul penyambut kedatangan anggota keluarga baru di jajaran keluarga Abdullah.
Berita gembira itu disampaikan oleh ibuku, yang menelephone langsung dari Banda Aceh, mengabarkan bahwa istri dari adikku hari ini lahiran! Di salah satu rumah sakit seputaran Depok.
Ha? Alhamdulillah ya Allah. Bertambah satu keponakan nih. Total jadi 2. Hihi. Dikit banget Al!
Singkat cerita, keesokan sorenya, menggunakan jasa travel car ternama Bandung - Jakarta, aku pun mendarat diturunkan tepat di depan Rumah Sakit Mitra Keluarga, yang berlokasi di Jalan Margonda Raya. Tak sabar, kuayunkan langkah kaki menuju ruang Anyelir, di mana adikku dan istrinya sedang excited menimang-nimang buah cinta mereka.

Penuh sukacita, keduanya menyambut kedatanganku dan dengan bahagia memamerkan si bayi mungil nan kyut itu. Aih, Nak! Welcome to the world! Sini Nyak-Wa [Bahasa Aceh untuk Budhe] gendong yuk!

Berwajah perpaduan Indonesia - Belarus, ponakan mungilku ini memang sukses bikin hati ini terpaut deh. Hidungnya itu lho, ngalah-ngalahin Nyak-wa nya ini. Hehe. Belum lagi jemari [tangan dan kaki]nya yang lentik dan panjang, aih, bener-bener deh bikin takjub dan gemesin!

Bikin kekagumanku akan ke-MahaPintar-an Allah Subhanahu Wa Taala semakin melambung tinggi. Betapa pintarnya Engkau ya Allah, menciptakan seorang manusia dengan tubuh lengkap sempurna, tapi dalam skala [versi] mini! Jarinya mini, kakinya, lututnya, tangannya, semuaaaanya, lengkap dan masih mungil! Subhanallah...

Jadi ingat Intan, saat dihadirkan ke hadapanku oleh suster beberapa saat aku siuman dari pengaruh bius paska caesar, 17 tahun lalu. Intan mungil juga begitu menggemaskan! Allahu Akbar...

Tak terasa, beberapa tetes bening mengalir dari kedua mata tanpa diminta. Takjub akan kekuasaan dan kepintaran Allah SWT dalam menciptakan maha karya bernama manusia. Alhamdulillah ya Allah, atas semua anugerah-Mu, atas kasih sayang dan perlindungan-Mu. Semoga bayi mungil ini, akan menjadi anak yang soleh kelak, penuh bakti pada ayah bunda, keluarga, agama, bangsa dan negera. Aamiin.

Welcome to the world, Yasha! Selamat bergabung di keluarga Abdullah, duhai Yacoov Abdullah! 

sebuah catatan,
Al, Depok, 24 Mei 2014



Malam telah larut, tapi laporan yang sejak tadi aku pelototi review belum juga sampai 75%. Aih, mata sudah mulai mengantuk dan konsentrasi sudah mulai buyar. Kulirik putriku Intan yang malah masih semangat mengutak atik project photo editing di laptopnya seraya berkali-kali tangannya menyuapkan sesuatu ke mulutnya. Intan terlihat begitu asyik dan jauh dari rasa kantuk. Sukses bikin emaknya ini iri. ☺ Kok bisa ga ngantuk sih, Nak?

“Ngantuk, Mi? Need some hot chocolate or white coffee?” Tawarnya seketika, menyadari Uminya ini sedang memperhatikannya. Hm, hot chocolate sounds good tuh, dan pasti efektif mengusir kantuk yang ga bisa diajak kompromi ini. Kuanggukkan kepala dan putri tercinta pun beranjak menuju dapur. Sebuah bungkusan ungu terduduk manis di samping Intan tadi dan kini nampak jelas di mataku. Sebagai penyuka warna ungu, kemasan ini sudah pasti eyecatching banget di mataku, namun tetap tak mampu menggerakkan tubuhku untuk menjangkaunya. Ngantuk! Hehe.
Hingga kemudian, Intan masuk dengan dua cangkir hot chocolate dan tiga bungkus snack dengan kemasan berwarna ungu. Bertuliskan Qtela Ubi Ungu. Lho, baru?


“Nah, silakan bu, pasti ibu tidak akan ngantuk lagi setelah mencoba hot chocolate dan varian rasa baru dari Qtela Snack kami.” 
Ujar Intan meniru gaya anak-anak SPG di mal ternama saat mempromosikan produk-produk mereka. Ah, kamu bisa aja deh, Nak!

“Thanks, Nak. Lho, Qtela punya varian rasa baru?” 
Tanganku langsung dengan tak sabar mencomot kemasan ungu itu dan memperhatikannya dengan teliti. Qtela Ubi Ungu. Wow! Sweet chip potato, is available now. Keren nih Qtela.

Tak cukup hanya memperhatikan kemasannya yang ciamik, aku mengikuti Intan mencomot dua chips ubi ungu itu dan memasukkannya ke mulut. Mencoba merasakannya dengan seksama. Hm... rasa ubi ungunya renyah banget dan manis dicecap lidah, enaknya pake banget nih! Lalu, tak terhentikan chip demi chip meluncur masuk ke mulut, dicecap lidah dan dinikmati oleh tenggorokanku dengan teratur. Gile nih Qtela Ubi Ungu, rasanya renyah dan bikin nagih!

“Enak banget ya, Mi? Rasa ubi ungunya terasa original. Coba deh Umi rasain, bumbu penyedapnya juga ga ada deh kayaknya. This is original taste of Sweet Potato, I think!” Halah Intan udah ngalah-ngalahin Pak Bondan deh gayanya. Haha.

Tapi aku sependapat sih dengan apa yang dikatakan Intan, bahwa varian rasa baru dari camilan keluarga Indonesia yang satu ini memang renyah dan bikin nagih! Pas banget untuk Kumpul Bareng keluarga atau pun teman sejawat. Qtela Ubi Ungu bikin ngumpul jadi seru deh! Dan yang pasti, sukses mengusir kantukku malam tadi. Hehe. Ga heran deh jika camilan yang satu ini sukses meraih hati keluarga Indonesia. Penasaran? Coba deh! Sudah bisa didapatkan di supermarket, mart dan pasar-pasar tradisional lainnya lho! 


Sebuah kisah di penghujung malam,
Al, Bandung, 27 April, 2014
Museum Tsunami Aceh
Aceh Map
Source
Aceh, tak hanya terkenal sebagai tanah rencong atau bumi Iskandar Muda. Namun juga masyur sebagai daerah konflik yang sukses membelenggu masyarakatnya di dalam lembah derita dan ketakutan tiada tara. Pertarungan antara kelompok separatis dan tentara Republik Indonesia, sukses pula menempatkan masyarakat Serambi Mekkah ini ke dalam kemelut dan rasa was-was tanpa batas, hingga menghambat langkah dalam mencari nafkah dan berkembang luas. Hingga kemudian, sebuah tragedi dasyat datang melanda, meluluhlantakkan seluruh tanah dan bangunan yang ada di atasnya, membinasakan manusia dan hewan ternak yang ada serta menutup kisah kehidupan ratusan ribu jiwa manusia dan menyempurnakan penderitaan masyarakat yang tersisa.

Aceh porak poranda, Indonesia dan dunia berduka dibalut lara! Namun, Allah SWT tidaklah menurunkan ujian tanpa jawaban, tidak pula mencoba tanpa melengkapi hamba-Nya dengan senjata pamungkas hadapi cobaan yang diberikan-Nya. Begitu juga dengan musibah dasyat yang melanda Aceh pada 26 Desember 2004 itu. Allah melengkapinya dengan senjata menakjubkan berupa ribuan bantuan yang mengalir spontan dan sigap baik dari lingkup nasional mau pun international. Membuka pintu gerbang Aceh yang sekian lama terisolir dan menaburkan kecambah perdamaian dan persahabatan yang tumbuh subur dan cepat, bantu Aceh bangkit dari keterpurukan.

Kini... berkunjung ke Aceh, sama sekali tak terlihat bekas-bekas jika tanah ini pernah dilanda gelombang dasyat mematikan beberapa tahun lalu itu. Aceh telah bangkit, bersolek dan cantik! Mulai dari jalanan, bangunan, gedung perkantoran, penginapan atau hotel di Aceh telah siap sedia menyambut siapa pun yang melangkah masuk ke bumi Iskandar Muda ini. Lalu kemanakah kita harus menelusuri jejak dan efek yang ditimbulkan oleh gelombang maut itu? Tenang, Sobs! Ada beberapa tempat special yang wajib Sobats kunjungi jika berkunjung ke Aceh [baca : Banda Aceh] dalam rangka napak tilas jejak tsunami. Salah satunya adalah Museum Tsunami Aceh!

Berdiri megah bak sebuah kapal dengan geladak raksasa [tampak depan dan samping] lengkap dengan cerobong asapnya, atau malah terlihat seperti gelombang tsunami yang meliuk [tampak atas], terletak di jalan Iskandar Muda - Banda Aceh dan dapat kita kunjungi setiap harinya [kecuali Jumat] dalam rentang waktu antara pukul 9.00 - 12.00 wib dan 14.00 - 17.00 wib.


Sang pemenang sayembara disain gedung megah ini, yaitu Pak Ridwan Kamil [RK], yang saat tulisan ini dipublish menjabat sebagai walikota Bandung, memang tak main-main dalam rancangannya. Berkonsep rumoh Aceh [rumah tradisional Aceh berupa rumah panggung], diharapkan gedung eksotik ini akan dapat berfungsi sebagai escape building [bukit penyelamatan] disertai sebuah taman berbentuk bukit yang tentunya dapat digunakan sebagai salah satu alternatif area penyelamat jika terjadi banjir mau pun tsunami di masa datang. Selain itu, RK tak lupa menyediakan space for 'the hill of light' dimana pengunjung bisa meletakkan karangan bunga.

Eksterior gedung juga tak kalah apik. Konten lokal yang menggambarkan keragaman budaya Aceh dan akrabnya hubungan habbumminannas terpatri rapi pada fasade dinding bangunan, berupa anyaman yang berbentuk seperti formasi tarian Saman yang terkenal itu lho!

Lalu bagaimana pula dengan interiornya? Nilai apa saja yang kita dapatkan dengan berkunjung ke gedung mewah nan eksotik ini? Yuk ikuti perjalananku napak tilas di dalam gedung ini, dan mari bersiap merasakan aneka aura dan sensasi magis yang aku rasakan saat memasuki dan menilik museum yang tiada duanya ini yuk!

Yuk Masuk Ke Museum!

Aceh tsunami museum

1. Tsunami Passage [Koridor Temaram nan sempit]

Rasanya tak habis-habisnya aku memuji ide kreatif dan ciamiknya Kang Emil, yang bisa-bisanya menghadirkan 'aneka nuansa' di dalam diri pengunjung museum tsunami ini. 
Bayangkan, Sobs! Kita disambut oleh sebuah lorong sempit nan lebih dari temaram, diiringi bunyi gemericik air yang perlahan berubah menjadi deru gelombang, sukses menghadirkan imaginasi di pikiran bahwa seperti inilah detik-detik mengerikan itu. Dimulai oleh suara air mengalir yang dalam hitungan menit menderu memecah pendengaran, ditambah percikan air yang menerpa wajah dan rambut/hijab, sukses menghadirkan rasa gentar dan putus asa, seolah menyedot kita ke masa di saat gelombang maut itu menerjang! Sayangnya, pengelola gedung tidak membenarkan adanya kilatan blitz pada kamera apa pun yang kita gunakan, sehingga jadinya hanya foto buram inilah yang berhasil dijepret oleh kamera BBku. :)

tsunami passage
Lantai basah oleh percikan air yang mengalir di tepian dinding koridor. Deru suara air yang kadang perlahan kadang gemuruh, sukses mendirikan bulu roma. Gentar!

Dalam temaram dan perasaan gentar, langkah kaki akan membawa kita ke tempat yang lebih bercahaya, bernama Memory Hall. 

2. Memory Hall

Cahaya terlihat lebih memadai di ruang ini. Beberapa meja dilengkapi layar monitor berdiri tegak, menyajikan dokumentasi berupa slideshow peristiwa tsunami, 26 Dec 2014 itu, baik yang terjadi di Aceh maupun di Nias. 

hall of memory  aceh tsunami museum
Source
*Space of Hope [Ruang Harapan]

Nah, beranjak dari ruang slide show, langkah kaki akan menuju sebuah ruangan yang kembali membuat bulu kuduk merinding deh, Sobs! Sensasi 'luar biasa' akan hadir di dalam diri saat kita masuk ke ruang berbentuk silinder ini. Namanya adalah Sumur Doa.

Sumur Doa [Blessing Chamber]

Ruang ini berbentuk silinder yang tinggi menjulang. Suasana saat kami berkunjung kala itu sunyi sepi pula. Hanya aku dan seorang teman. Hiii, bulu kudung serasa berdiri, namun hati tersayat nyeri. Tanpa disadari air mata malah sudah membasahi pipi. Alunan ayat-ayat suci yang lirih berkumandang, disertai pemandangan di dalam silinder/ruangan itu, berupa tempelan nama para syuhada yang melekat erat pada dinding silinder, seolah berbicara 'inilah kami, para korban tsunami itu!'. Sediiih, miris! 


Nama-nama itu seakan berbicara, seakan berusaha menyampaikan derita yang telah menimpanya. Sungguh, jangan buru-buru meninggalkan ruangan yang satu ini, karena sensasi yang kita rasakan di sini sungguh luar biasa. Aku sendiri, mampu merasakan sebuah sensasi yang gimana yaaa? Sulit diungkap, bercampur diantara ketakutan, kepasrahan dan sebuah harapan. Apalagi kala mata kita kemudian menengadah ke bagian paling atas dari ruangan silinder itu. Bersiaplah untuk menyebut asma Allah. SUBHANALLAH ya Allah. Sungguh piawai RK dalam menerapkan ide ini. Tataplah ke atas, Sobs! Dipadu oleh temaramnya cahaya di dalam sumur doa ini, maka cahaya bertuliskan ALLAH di puncak silinder ini akan terlihat seperti sebuah cahaya bulan harapan. Sungguh bikin kagum deh! Kok bisa Kang Emil nemu ide ini ya? :) Ckckck...


Menurutku, Kang Emil berusaha menciptakan alur/filosofi seperti ini; setelah berjuang di dalam seretan arus gelombang maut, maka para korban akan terhempas ke dalam sebuah lorong/sumur, di mana para korban masih berjuang keras untuk menyelamatkan diri [naik ke atas], yang kehilangan daya, akan tenggelam/terseret arus dan tertinggal di dalam 'sumur' sementara yang selamat akan naik ke atas [melalui mulut sumur yang bercahaya bertuliskan Allah itu]. Keren ya idenya Kang Emil? Ckckck.

Atrium of Hope

Tak hanya sampai di situ, Sobs! Kang Emil masih membawa kita napak tilas pada perjalanan selanjutnya. Yaitu ke atrium harapan. Para korban yang selamat [the survivor] kemudian akan berjalan berlahan atau dibantu oleh para relawan melalui lorong berliku yang panjang dan unik, namun memberi kesan menenangkan. Sebuah jembatan bernama jembatan harapan, juga sukses memberi kesan damai saat kita menjalaninya, menuju sebuah wilayah harapan, berupa ruangan yang luas, terang dan lapang. Lagi dan lagi, harus kuakui, Kang Emil piawai dalam menciptakan alur cerita, hingga pengunjung dibuat seolah sedang merasakan apa yang terjadi kala itu. Jangan lupa, Sobs! Perhatikan ikan warna warni yang berenang lincah di kolam berair jernih yang terletak di bawah jembatan harapan. Rasakan ketenangan dan kelegaan hati saat menatap mereka deh! :)


Perjalanan kita belum usai, Sobs! Masih ada bagian yang juga menakjubkan, yaitu pada langit-langit atrium harapan, yaitu berupa bendera-bendera negara donor, yang bersatu padu membantu Aceh dan Nias untuk bangkit kembali. Betapa perdamaian dan persahabatan begitu berarti dan terasa indah, rasakan saat kita menatap bendera2 yang disisip tulisan 'damai'/peace dalam bahasa mereka sendiri. Bahagia deh rasanya, Sobs!

Well, perjalanan langkah kaki kita selanjutnya adalah menuju ruang multimedia, dimana film peristiwa terjadinya tsunami diputar dan diputar kembali. Disinilah kita dapat memetik pembelajaran dan hikmah, yang tentu akan menuntun kita untuk bersikap arif menghargai kehidupan, dan menjaga alam serta bersiaga terhadap bencana. Ruangan lain yang tak kalah menarik adalah ruang pamer, yang menggelar saksi-saksi bisu yang telah digempur bencana, rekam jejak proses rehab rekon, rancangan bangunan tahan gempa, diorama, model diagram patahan bumi, dan lainnya. Juga ada sebuah perpustakaan yang menurutku nyaman banget untuk dijadikan tempat istirahat seraya melihat-lihat koleksi buku bersejarah. 

Lelah oleh perjalanan panjang yang mengharu biru ini? Tenang, jika tak suka bersantai di perpus, masih ada kantin yang siap menyodorkan aneka makanan dan minuman pelepas dahaga. :) Atau malah ingin sekalian belanja souvenir? Ada! Tuh, masih di dalam gedung, jadi ga panas2an kan? Ayo diborong! Hehe. 

Masih ingin lanjut dan nikmati keindahan eksterior gedung? Sok, langsung meluncur keluar melalui tangga turun, dan nikmati duduk-duduk santai di pelataran atau bagian tepi kolam, dan nikmati lincahnya para ikan menari kesana kemari. :) Eits, jangan lupa, foto narsis harus lho! Apalagi di gedung ini banyak banget spot menarik untuk diabadikan sebagai background tuh! Berfoto di atas jembatan harapan, kayaknya jangan sampai ketinggalan deh!

Lelah dan saatnya shalat? Langsung saja ke bagian mushola, dan setelah itu makan siang di kantin sebelahnya ya, Sobs! Hehe. 

Oke deh, sekian dulu liputan ala Alaika Abdullah terkait museum tsunami Aceh yaaa. A recommended place you HAVE TO visit! Belum ke Banda Aceh kalo belum ke museum tsunami Aceh lho! 

Artikel ini diikutsertakan dalam 
Banda Aceh Blog Competition, Charming Banda Aceh, 
Perkenalkan Banda Aceh Ban Sigom Donya 


Salah satu tempat yang wajib dikunjungi di Banda Aceh,
Al, Bandung, 29 April 2014


Newer Posts Older Posts Home

Author

I am a chemical engineer who is in love in humanity work, content creation, and women empowerment.

SUBSCRIBE & FOLLOW

Speaker

Speaker
I love to talk/share about Digital Literacy, Social Media Management, Content Creation, Personal Branding, Mindset Transformation

1st Winner

1st Winner
Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Pemenang Utama Blog Competition yang diselenggarakan oleh Falcon Pictures. Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Blogging Competition yang diselenggarakan oleh Balitbang PUPR

Podcast Winner

Podcast Winner
Pemenang Pilihan Dewan Juri - Podcast Hari Kemerdekaan RI ke 75 by KOMINFO

Winner

Winner
Lomba Menulis Tentang Kebencanaan 2014 - Diselenggarakan oleh Pemerintah Aceh

Winner

Winner
Juara Berbagai Blogging Competition

Featured Post

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk!

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk! Sesaat sebelum naik ke kapal verry Ki-ka: Adik ipar, Aku dan Ayah. Hai.... hai.... hai! In...

POPULAR POSTS

  • Manusia Pertama, Manusia Purba atau Nabi Adam ya?
  • ACER Srikandi Blogger 2013: Dan Pemenangnya adalah...
  • Petualangan Gaib
  • Senyummu, Bahagiaku.
  • Kiat Penting agar Warung Tetap Eksis & Laris Manis
  • Daya Magis the Grand New Avanza dan Grand New Veloz
  • Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak
  • How To Write a Motivation/Cover Letter
  • Cinta oh Cinta
  • SILAP

Categories

  • about me 1
  • accessconsciousness 1
  • advertorial 10
  • Anak Lanang 1
  • awards 20
  • bali 1
  • banner 1
  • bars 1
  • Beauty Corner 29
  • belarus 5
  • bisnis 1
  • Blog Review 2
  • blogger perempuan 1
  • blogging tips 9
  • Budaya 1
  • Catatan 12
  • catatan spesial 19
  • catatan. 53
  • catatan. task 20
  • cryptocurrency 1
  • culinary 5
  • curahan hati 6
  • daftar isi blog 1
  • dailycolor 1
  • DF Clinic 12
  • disclosure 1
  • edisi duo 5
  • email post 10
  • embun pagi 1
  • episode kehidupan 1
  • event 4
  • fashion 3
  • financial 1
  • giveaway 48
  • Gratitude 1
  • health info 9
  • Healthy-Life 16
  • info 23
  • innerbeauty 9
  • iran 4
  • joke 4
  • kenangan masa kecil 3
  • kenangan terindah 12
  • keseharianku 2
  • kisah 14
  • kisah jenaka 7
  • knowledge 2
  • kompetisi blog 1
  • komunitas 2
  • KopDar 8
  • Korea 1
  • kuliner 7
  • Lawan TB 2
  • lesson learnt 7
  • life 2
  • lifestyle 4
  • lineation 32
  • lingkungan 1
  • Literasi Digital 2
  • motivation 9
  • museum tsunami aceh 1
  • New Year 2
  • order 1
  • oriflameku 2
  • parenting 4
  • perempuan tangguh 4
  • perjalanan tiga negara 1
  • personal 3
  • petualangan gaib 6
  • photography 1
  • picture 5
  • podcast 1
  • Profile 12
  • puisi 5
  • reflection 3
  • renungan 25
  • reportase 23
  • resensi 2
  • review 42
  • review aplikasi 1
  • rupa 1
  • Sahabat JKN 2
  • sakit 1
  • sea of life 17
  • sejarah 5
  • Sekedar 1
  • sekedar coretan 76
  • sekedar info 23
  • self-love 1
  • selingan semusim 9
  • seri BRR 4
  • snack asyik 1
  • Srikandi Blogger 2
  • Srikandi Blogger 2013 7
  • Srikandi Blogger 2014 4
  • SWAM 1
  • task 43
  • teknologi 1
  • tentang Intan 34
  • Test 1
  • testimoni 9
  • Tips 57
  • tradisi 1
  • tragedy 1
  • traveling 59
  • true story 7
  • tsunami 9
  • turkey 9
  • tutorial 7
  • visa 1
  • wisata tsunami 2

Followers


Blog Archive

  • December (1)
  • October (1)
  • March (1)
  • August (2)
  • May (1)
  • April (2)
  • March (6)
  • February (3)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (5)
  • October (4)
  • September (3)
  • August (5)
  • July (3)
  • April (1)
  • January (1)
  • December (2)
  • November (1)
  • October (1)
  • September (1)
  • June (1)
  • February (1)
  • December (1)
  • September (2)
  • August (2)
  • July (1)
  • June (1)
  • March (1)
  • February (1)
  • December (5)
  • September (2)
  • August (3)
  • July (1)
  • May (3)
  • April (2)
  • March (1)
  • February (1)
  • January (7)
  • December (1)
  • November (5)
  • September (3)
  • August (1)
  • July (4)
  • June (1)
  • May (1)
  • April (3)
  • March (6)
  • February (5)
  • January (7)
  • December (8)
  • November (4)
  • October (12)
  • September (4)
  • August (3)
  • July (2)
  • June (5)
  • May (5)
  • April (1)
  • March (5)
  • February (4)
  • January (6)
  • December (5)
  • November (4)
  • October (8)
  • September (5)
  • August (6)
  • July (3)
  • June (7)
  • May (6)
  • April (7)
  • March (4)
  • February (4)
  • January (17)
  • December (10)
  • November (10)
  • October (3)
  • September (2)
  • August (5)
  • July (7)
  • June (2)
  • May (8)
  • April (8)
  • March (8)
  • February (7)
  • January (9)
  • December (10)
  • November (7)
  • October (11)
  • September (13)
  • August (5)
  • July (9)
  • June (4)
  • May (1)
  • April (12)
  • March (25)
  • February (28)
  • January (31)
  • December (8)
  • November (3)
  • October (1)
  • September (12)
  • August (10)
  • July (5)
  • June (13)
  • May (12)
  • April (19)
  • March (15)
  • February (16)
  • January (9)
  • December (14)
  • November (16)
  • October (23)
  • September (19)
  • August (14)
  • July (22)
  • June (18)
  • May (18)
  • April (19)
  • March (21)
  • February (27)
  • January (17)
  • December (23)
  • November (20)
  • October (16)
  • September (5)
  • August (2)
  • March (1)
  • December (2)
  • April (1)
  • March (1)
  • February (6)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (4)
  • September (4)
  • August (1)
  • July (8)
  • June (16)

Oddthemes

Flickr Images

Copyright © My Virtual Corner. Designed by OddThemes