My Virtual Corner
  • Home
  • Meet Me
  • Contact
  • Disclosure
  • Category
    • Motivation
    • Traveling
    • Parenting
    • Lifestyle
    • Review
    • Tips
    • Beauty
      • Inner Beauty
      • Outer Beauty
Credit
Pasti sudah familiar dengan pepatah di ataskan?
"Silence is Golden" alias Diam adalah Emas.

Aku sendiri, beranggapan bahwa tidak selamanya 'silence is golden' sih, karena sometimes, justru berdiam diri itu, malah akan membuat perkara tambah runyam. Misalnya, jika sedang terjadi sebuah perselisihan, sementara kita tau persis duduk perkaranya, atau dapat memperkirakan dengan jelas akibat atau efek dari sikap diam, misalnya akan berujung kepada semakin blur dan kabur/muramnya persoalan, maka menurutku, 'angkat bicara' akan jauh lebih baik. Walau, mungkin, akibat dari 'angkat bicara' yang kita lakukan itu, justru akan menambah panas suasana dan menjadikan kita dibenci oleh salah satu pihak. :)

Aku sendiri, berulang kali menanamkan pada diri sendiri, untuk 'diam' dan mengontrol diri untuk tidak ikut campur pada suatu persoalan, namun, terkadang, tanpa disadari, aku kok malah telah larut di dalam persoalan itu, gara-gara tak tahan melihat salah satu pihak terzolimi. Dan pada tahap ini, terkadang, aku merasa 'silence is golden' lebih baik bagiku. Betapa aku tak akan terseret di dalam kancah pertikaian, andai saja aku mampu mengunci rapat lidahku untuk tidak ikut berkata-kata. Namun, terkadang, semuanya terjadi secara serta merta. Tak tahan melihat teman atau keluarga yang di-bully, dilecehkan atau malah difitnah, akhirnya aku kok jadi nekad ikut campur. *Jangan ditiru ya, Sobs! Ga asyik lho kalo udah begini. Mending kita menjadi penengah saja, tanpa harus turut serta di dalamnya.

Etapi, kok rasanya sulit banget menerapkan sikap 'silence is golden' ini ya? Kagak nahan gue! Tapi kalo udah keliatan efeknya, baru deh gue nyesel dan sepakat bahwa 'diam itu emas', diam itu jauh lebih baik! Kalo Sobats sendiri, gimana? Pernah mengalami situasi di mana akhirnya setuju bahwa 'silence is golden'? Share yuk di kolom komentar. :)

Sekedar sharing,
Al, Bandung, 8 Februari 2014

Batu ini kami temukan terduduk manis dalam posisi menakjubkan seperti ini, di celah sebuah jurang yang juga kami temukan tak sengaja saat hunting lokasi keren untuk mancing. Terdapat di sisi kiri jalan Banda Aceh - Meulaboh, tepatnya sebelum Gunung Geurutee. Adalah Heidy, temanku yang awal mula tertarik untuk stop di pinggir jalan itu, feelingnya mengatakan bahwa di bawah sisi jalan itu ada celah menakjubkan yang layak untuk diintip! Dan bener saja, kami pun bertualang dengan nekad. Dengan hanya bermodal sandal jepit, perlahan menuruni celah curam yang bener-benar sempit, dan Taraaaaa.... menemukan batu di atas terduduk manis. [Petualangan sekitar Mai 2005].

Analisa kami:
Adalah tangan Allah yang menggerakkannya hingga duduk manis dalam posisi seperti ini, saat terjadi gempa dasyat berskala 9,1 SR, 26 December 2004 yang lalu, penyebab timbulnya gelombang tsunami.
Subhanallah, lihat deh, posisinya itu lho! Mana mungkin ada manusia atau makhluk apa pun yang dengan sengaja mendudukkan batu besar ini dalam posisi seperti di atas?

Dan di bawah ini adalah foto ciamik yang bikin hati berdebar ngeri-ngeri sedap setiap kali mata memandang ke bawah. Tebingnya itu, tinggi dan curam bo'! Disertai oleh pecahan ombak dengan buih yang seperti ketumpahan deterjen pula. Alamak! 


When Picture talk more than Words,
Al, Bandung, 7 February 2014


Masih ingat akan novel perdanaku berjudul Selingan Semusim? Yang menuai banyak pro tapi juga tentu menghadirkan kontra? Ya, pro dan kontra, adalah juga ibarat Yin dan Yang bukan? Selalu berpasangan dalam setiap sisi kehidupan. Pro dan kontra adalah indikator bagi kita untuk mampu melanjutkan langkah kehidupan. Adalah indikator, dimana kita perlu melakukan adjustment-adjustment atau penyesuaian sehingga mampu meminimalisir 'kontra' yang ada. Tetapi, ini tentu TIDAKlah berarti bahwa kita WAJIB menanggapi kontra. Bagiku sendiri, aku akan menelaah terlebih dahulu, apa yang menyebabkan timbulnya kontra itu, begitu berbahayakah jika tidak ditindaklanjuti [diperbaiki] atau masih berada pada taraf aman, jika sepak terjangku dilanjutkan saja.

Back to the topic, tentang Selingan Semusim, sejujurnya, ada rasa haru di hati menyaksikannya laris manis walau hanya melalui penjualan online [Alhamdulillah]. Gimana ga haru, Sobs, novel ini, adalah murni hasil single fighter lho. Mulai dari menulis naskah, melakukan editing [makanya editingnya amburadul banget, haha], lay out juga sendiri [belajar In-Design sambil praktek langsung pada novel ini] dan akhirnya, pesimis dilirik oleh penerbit mayor dan juga males menghubungi penerbit indie, akhirnya aku malah kepikiran untuk mendirikan penerbitan indie milik sendiri, jadi ke depannya, jika ingin menerbitkan buku lagi, tinggal menggunakan penerbitan sendiri deh, ga ribet! Alhamdulillah, setelah melalui proses yang lumayan panjang, akhirnya penerbitan indie bernama Smartgarden Publishing and Printing pun lahir, dan langsung menangani si Selingan Semusim. Alhamdulillah, kepercayaanku akan pepatah "Ada kemauan pasti ada jalan' terbukti benar adanya. :)
Ah iya, hanya satu pengerjaan yang dibantu oleh seorang teman yaitu untuk mendesign covernya. Nah, kalo urusan itu aku nyerah deh. Akan butuh waktu untuk belajar terlebih dahulu. :)

Selingan Semusim sendiri bercerita tentang sebuah fiksi kehidupan yang sebenarnya banyak sekali terjadi di sekitar kita. Walau hanya sebuah fiksi, tapi pengamatan yang kulakukan di sekeliling, harus diakui sangat membantuku dalam memperkuat penokohan dan penentuan alur cerita. Bercerita tentang kisah cinta dan perselingkuhan, hukum sebab akibat dan konsekuensi yang harus diterima dari perbuatan yang terjadi. Singkat kata, Selingan Semusim, diklaim sebagai sebuah novel dewasa yang sangat berani bercerita secara detil tentang segala hal, baik tentang sex [hubungan intim], kebahagiaan, kesedihan, kehilangan dan air mata. Silih berganti dikemas secara apik dan menarik [ini menurut para pembaca yang  secara langsung menghubungiku untuk menyampaikan kesan mereka lho ya. :), walau tentu saja, typo dan kekurangan terlihat di sana sini [maklum, novel perdana] :).

Beberapa teman [blogger] malah sempat membuat apresiasi berupa;

Review oleh Sahabat
Pakdhe Abdul Cholik
Mimi Radial
Eksak
Noorma FNM
Ririe Khayan
Mas Suro Prapanca
Inilah Koran
Mas Fauzul Andim
Abi dan Noorma
Covalimawati
Lidya - Mama Calvin
Nchie Hanie
Una
Astin Astanti
Monday Flash Fiction

Ending yang sengaja ku'gantung' [open ending], ternyata sesuai dengan harapan! Para pembaca langsung sms, BBM-an, chatting bahkan kirim email, menanyakan kemungkinan untuk dibuatkan lanjutan dari Selingan Semusim, dengan juga menitipkan 'special request'. Apaan special requestnya? Hihi.
Yaitu meminta agar endingnya nanti dibuat happy. Menurut mereka, Novita sudah cukup lama menderita, ada baiknya jika dibuat ending yang membahagiakan baginya di novel kedua [pamungkas] nanti. Toh, Novita sudah lebih dari cukup menuai karma dari kesalahan dan kekhilafan yang dilakukannya?

Well, tertarik banget memang untuk melanjutkan novel ini, apalagi memang dari awal ada niat untuk membuat duologi Selingan Semusim, dengan awal latar yang akan bersetting di Afghanistan, negara di mana Novita dan Dr. Ridge menuju di akhir Selingan Semusim perdana. Etapi, yaitu, Sobs! Waktu dan kesibukan yang begitu menyita perhatian, membuatku belum sempat duduk manis untuk melanjutkan Selingan Semusim Kedua deh. Sabar yaaaaaa. :)

Belum pernah membaca Selingan Semusim perdana? Dan penasaran untuk memilikinya? Sok atuh order di sini, atau boleh juga langsung hubungi Alaika via yahoo messenger or email di bawah ini deh.

ym: alaika_abdullah@yahoo.com
email : alaikaabdul@gmail.com

Sekedar coretan,
Al, Bandung, 6 Februari 2014




Tentu banyak yang familiar dengan foto disamping ini donk? Yang mana dulu? Yang kiri apa yang kanan?
Ya dua-duanya donk!

Bedanya yang satu adalah icon gunung Merapi, sudah almarhum sementara yang kanan, 'kan sang pemilik blog ini, yang adalah sahabat baik kalian? *kedip2senyummanis.   Dan mudah-mudahan masih diberikan kesempatan untuk menjalani kehidupan dengan sebaik-baiknya ya, Sobs. ☺Amin.

Yup. Tokoh yang penuh senyum itu adalah almarhum Mbah Maridjan. Namanya begitu sering disebut di layar kaca dan disiarkan di radio, serta hilir mudik di cybersphere [internet] - kala itu. Kepergiannya memang sudah lama sih, tepatnya 26 Oktober 2010. Aku yakin Sobats masih mengingat berita fenomenal tentangnya kan? Pada saat si gunung Merapi mengamuk dan memuntahkan isi perutnya ke Kinahrejo dan sekitarnya, serta menghiasi bumi Yogyakarta dengan debu putihnya selama beberapa minggu atau bulan.

Sebenarnya foto ini diambil tepat tiga tahun yang lalu, pada Februari 2012, saat aku dan kekasih hati melakukan perjalanan wisata ke Yogyakarta dan Solo. Nah, setelah jalan-jalan di Yogya, kok rasanya ada yang kurang lengkap jika trip kami tidak ditutup dengan berkunjung ke wilayah Merapi. Apalagi seorang teman menyarankan untuk main ke dukuh Kinahrejo, tempat di mana si Mbah Maridjan bertempat tinggal dan juga menghembuskan napas terakhirnya.

Maka bermainlah aku ke rumahnya Mbah Google, biasa, minta arahannya tentang transportasi termudah dan termurah menuju kesana. Kok suka banget nanya ke Mbah Google sih, Al? Kenapa ga tanya satpam atau petugas hotel aja? Karena aku suka aja main ke rumah Mbah Google, habis si Mbah baik banget sih! :D

Maka, sesuai dengan arahan si Mbah, kami pun menyewa motor. Berkendara berdua, bener-berner bikin exciting deh! Apalagi saat kami sampai di Gapura ini, Sobs!

foto diambil tiga tahun lalu, saat belum berhijab. :D

Bener-bener bikin rasa hati semakin penasaran. Ingin segera menjelajah ke dalamnya. Namun sayang, Sobs, ternyata kita tidak diijinkan membawa sepeda motor kita ke dalam sana. Harus dititip di parkiran, dan kalo mau bermotor, ya sewa salah satu motor yang memang telah disediakan oleh komunitas masyarakat desa ini. [Ya hitung-hitung memberikan pemasukan rupiah pada masyarakat setempat kan? Apalagi mereka kan korban bencana]. Harga sewanya kalo aku ga salah sih sekitar 30 ribu perak untuk beberapa jam deh, atau malah untuk seharian. Maaf, lupa, soalnya udah lama banget sih perjalanan kesini. Tiga tahunan yang lalu gitu, lho! 

Dan inilah pemandangan yang menyambut kita di sekitar gapura selamat datang ini, Sobs. 


Perjalanan ke atas ternyata tidaklah sulit, karena jalanannya juga sudah beraspal. Kami pun melajukan motor sewaan dengan santai sambil menikmati pemandangan alam, yang gimana ya, dibilang indah, rasanya sih sudah tidak terlalu indah lagi sih, Sobs. 

Walau banyak pohon yang mulai ditanami, tentu butuh waktu bagi sang pohon untuk bertumbuh dan memberikan keteduhan bagi alam raya. Tapi, kuakui, perjalanan ini cukup menarik dan membuat penasaran sih. Terlebih tadi malam aku sudah baca-baca beberapa artikel yang mengulas tentang sang kuncen gunung Merapi ini. Ada yang memandangnya sebagai orang yang keras kepala dan sok tau, namun ada pula yang menghormatinya sebagai orang yang patuh dan taat mengemban amanah, walau untuk itu, adalah nyawanya sendiri sebagai taruhannya.

Memang, sungguh sangat disayangkan sih jika si Mbah yang satu ini, sang abdi dalem keraton Yogya ini, harus tewas oleh awan panas ciptaan erupsi Merapi. Karena berbagai peringatan telah diberitahukan padanya juga pada seluruh warga dusun Kinahrejo, desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Namun tetap saja, peringatan dari pemerintah [pihak berwenang] sama sekali tidak digubris oleh si Mbah. 

Sayangnya lagi, si Mbah juga menyeret beberapa korban non penduduk setempat untuk ikut bersamanya menghadap sang Pencipta. Itu yang membuat miris! Demi menyelamatkan warga desa yang tadinya begitu ngeyel dan patuh pada keyakinan si Mbah, para relawan ini pun harus merelakan nyawanya. 
Sedih banget rasanya menatap foto-foto ini, Sobs. Hiks.


Kedua relawan ini [Tutur Priyono/relawan PMI dan Yuniawan Wahyu Nugroho/wartawan] terpaksa menghembuskan napas terakhirnya, terpanggang awan panas [wedhus gembel] saat menjemput si Mbah. Keduanya tewas bersama belasan korban lainnya, termasuk si Mbah Maridjan.
Tragis banget ya, Sobs? Semoga arwah keduanya, juga warga lainnya diterima Allah SWT, Aamiin.

Berada di lokasi ini [rumah Mbah Maridjan] sungguh menghasilkan sebuah rasa tersendiri. Mungkin juga karena pikiran ini telah dijejali oleh pengetahuan atau berita tentang kisah di balik kejadian ini ya? Bahwa sebenarnya korban yang berjatuhan ini bisa dihindari, jika saja warga setempat ini, khususnya mbah Maridjan, MAU mendengarkan arahan/berita yang dibawa oleh para petugas [pemerintah] dan juga para relawan ini. Memang sih, kita TIDAK akan mampu MENCEGAH Merapi untuk memuntahkan isi perutnya, namun MEMINIMALISIR RESIKO bencana tentu bisa kita usahakan. 

Namun apa daya? Tentu sangat tidak bijaksana jika kita mengecamnya bertubi-tubi. Apalagi mengingat adat istiadat Yogyakarta yang unik, yang masih meyakini kosmologi keraton Yogyakarta, bahwa dunia ini terdiri atas lima bagian. Bagian tengah yang dihuni manusia dengan keraton Yogyakarta sebagai pusatnya. Keempat bagian lain dihuni oleh makhluk halus. Raja bagian utara bermukim di Gunung Merapi, bagian timur di Gunung Semeru, bagian selatan di Laut Selatan dan bagian barat di Sendang Ndiephi di Gunung Menoreh. 

Kosmologi ini juga melekat kuat pada diri mbah Marijan, selaku kuncen gunung Merapi, yang terbiasa [belajar dari pengalamannya selama puluhan tahun menjadi kuncen] melihat segala sesuatu melalui pertanda. Menurutnya pula, kali ini, walau pemerintah telah memberikan peringatan keras, namun feeling-nya dan 'bisikan' yang diyakininya, justru menyatakan sebaliknya. Bahwa Merapi masih berbaik hati, tidak akan memuntahkan laharnya. Maka bertahanlah dia, sesuai keyakinannya itu, dan beroleh maut, turut pula menyeret korban lainnya, yang adalah penduduk setempat juga beberapa relawan - non penduduk lokal. 

Begitulah, terkadang, sebuah pembelajaran berharga memang harus dibayar dengan teramat mahal, bahkan tak mampu ditebus dengan rupiah sehingga menjadikan nyawa sebagai taruhan. Terutama terkait masalah bencana, nilai pembelajaran yang harus kita bayar sungguh teramat sangat mahal. Indonesia sendiri, melalui berbagai bencana yang demikian kerap menyambangi daerah dan penduduknya, seharusnya mendidik kita untuk tekun dan aktif dalam belajar teknik meminimalisir [pengurangan] resiko bencana, yang beberapa tahun terakhir ini sedang digalang secara menyeluruh oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat. Sudahkah seluruh masyarakat kita tersentuh oleh 'penyuluhan' ini? 

Catatan perjalanan,
Al, Bandung, 5 Februari 2014


Bagi sebagian orang, menulis adalah terapi jiwa, begitu juga bagi eikeh dunk! :)
Walau satu paragraf, asal sudah mengena di hati, rasanya puas banget. Seperti hari ini, pagi buta udah janjian sama diajeng geulis, Nchie Hani, untuk berangkat bareng ke Jakarta, menghadiri sebuah agenda.

Berada di belakang setir Pergi dan Pulang (Bandung - Jakarta), jelas tak akan memberiku kesempatan untuk menuliskan postingan! Etapi, piye iki nasib #1Day1Post nya? Gampang, masih bisa disiasati dengan postingan terjadwalkan? Tapi... Sejak kemarin, walau terus menerus duduk di depan Macsy, teteup aja ga punya waktu untuk bikin postingan euy! Maka, sebelum bener-bener pegang kemudi, bikin postingan via BB aja ah!

Dan, taraaaa, inilah dia #1Day1Post hari ke 4 Februari. Sebuah artikel yang asal jadi, hehe. Tapi, boleh lah ya sekali2 menampilkan postingan asbun. :)

Well Sobats, trimakasih sudah mampir di postingan ini, semoga jumpa lagi di postingan berikutnya, yang pastinya akan lebih 'berisi', ok?

Wish Us a safe trip and wish me a safe drive, please. Salam,

Al,
Bandung, 4 Februari 2014
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Apa yang ada di pikiran Sobats membaca judul di atas? Super Emak. Pasti yang terbayang adalah seorang ibu yang luar biasa kan? Yang super. Hehe. Bener sih. Tapi kali ini, aku hanya ingin pamer lho! Ih, pamer aja sombong yak? Eits, boleh donk, sekali-sekali pamer alias mejeng!


Gimana, Sobs? Keren ya kaosnya? Super Emak. Pilihan kata yang unik yaaa? Dan lihat deh mengapa si emak jadi super. 


See? Emak atau wanita itu multi task lho! Dengan dua tangannya, bisa melakukan berbagai hal, seperti yang digambarkan oleh mpok gurita pada gambar di atas ituh! Tangan yang satu bisa berhalo-halo ria, disaat yang bersamaan juga nyambi masak. Hehe. Terus bisa pula sambil mengurus anak, fitnes aka olah raga, ngeblog, minum teh, menyetrika, berkebun, dan lain sebagainya. Keren ya perumpamaannya.

Keren ya kaosnya? Lebih keren lagi sih karena aku mendapatkannya secara gratis lho alias ga beli. Kaos produksi Gurita ini, aku peroleh karena tulisanku tentang CCTV terpilih sebagai salah satu artikel yang berhak mendapatkan sebuah kaos dari gurita. Yeay!! Iya donk, walo sebuah kaos, kalo dapatnya sebagai bentuk apresiasi dari sebuah karya, bangga donk ah! 

Apa? Tertarik ingin memiliki kaos yang sama? Atau malah penasaran dengan pilihan padanan kata lainnya pada kaos? Tenang, Sobats bisa berkunjung ke rumah Teteh Gurita nih untuk melihat-lihat koleksi uniknya. Atau bagi Sobats yang sedang dolan/wisata ke Bandung dan ingin bawain oleh-oleh kaos Bandung, nah, pilihan yang tepat adalah ke rumahnya Teteh Gurita tuh. Pilihannya banyak, harga terjangkau dan kualitasnya asoy! 

Perlu alamatnya? Sok atuh main ke outletnya di Jalan Cihampelas No. 110, Bandung, atau bisa juga kunjungi outlet mayanya di alamat http://kaosgurita.com

Narsis boleh donk?
Al, Bandung, 3 Februari 2014




Postingan ini terinspirasi dari postingan emak Arifah  yang berbicara tentang hak asuh anak di dalam perceraian. Jadi ingin juga angkat bicara tentang perceraian, tentunya from my point of view lah yaaa.

Menikah dan bercerai, adalah dua hal yang saling bertolak belakang. Ibarat siang dan malam, ibarat Yin dan Yang. Yang satu efeknya menjanjikan begitu banyak kebahagiaan, yang satunya lagi, baru mendengar kata 'bercerai'nya saja, sudah membayang aneka penderitaan dan kesedihan di depan mata. Yup, begitulah. Menikah dan bercerai, adalah dua hal yang senantiasa hadir di lingkungan sekitar kita. Menikah, adalah hal yang selalu diharapkan oleh siapa pun, sementara bercerai. Hadeuh, amit-amit jabang bayi! 

Namun, untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak adalah juga sebuah pribahasa yang kerap membuat kita tak mampu berkata-kata. Karena jika pribahasa ini sudah menghampiri, maka apa lagi daya kita?

Rasulullah sendiri pernah bersabda bahwa perceraian adalah halal namun sangat dibenci oleh Allah SWT. Ini berarti bahwa jangan mentang-mentang hal tersebut adalah halal hukumnya, maka kita seenaknya saja mempraktekkan 'kawin-cerai' dengan begitu saja, karena Allah tidak menghendaki hal demikian. Namun, Allah menunjukkan kemurahan hati-Nya dengan tidak ingin membelenggu dua insan yang bersatu di dalam sebuah rumah tangga, untuk tetap bersatu, sementara awan panas dan lahar sudah menggelegak hendak meledak. :) Artinya, perceraian menjadi halal, jika sebuah rumah tangga tidak lagi dapat diselamatkan. Jika prosentase mudharatnya menjadi lebih besar dibandingkan manfaatnya.

Intan, putri tercinta, adalah korban dari sebuah bahtera rumah tangga yang kandas di tengah perjalanan kehidupan. Aku sengaja tidak menggunakan kata broken home, karena kok kesan yang muncul di hati setiap mendengar kata itu, rasanya negatif gitu yaaa? Aku memutuskan untuk mengundurkan diri dari kehidupan ayahnya ketika Intan masih berusia sekitar 10 tahun, tentu saja setelah melalui analisa SWOT yang begitu panjang dan bisa diterima oleh akal sehat. Karena bagaimana pun, aku termasuk orang yang inginnya sih, menikah itu cukup satu kali saja atuh. Hehe. Namun, jika kemudian kenyataan di depan mata mengarahkanku untuk mengubah keinginan tersebut, apa boleh buat lah yaa? Jadi, melayanglah surat gugatan cerai ke pengadilan agama, memohon agar rumah tangga kami diakhiri hingga disitu saja.

Dan setelah melalui proses panjang karena sang mantan suami menolak untuk berpisah, akhirnya permohonanku dikabulkan juga, dengan turut meng-gol-kan segala tuntutan yang aku sertakan di dalam draft gugatan. Yang salah satunya adalah memohon agar hak asuh Intan jatuh ke tanganku. Alhamdulillah. Status baru langsung tersandang di pundak. "Janda" dan "single parent"!  Malu? Ngga tuh. Untungnya, aku hidup di zaman yang wawasan masyarakat sekitar sudah begitu open minded. Menjadi janda bukanlah sebuah momok, tapi adalah pilihan sulit yang terpaksa harus dijalani karena itulah yang terbaik. Menjadi single parent, jelas tidak mudah, sama tidak mudahnya dengan status menjadi janda.

Namun, jika bukan kita sendiri yang membentuk mind set, untuk tetap melanjutkan langkah kehidupan kita dan si buah hati dengan langkah dan pemikiran positif, siapa lagi yang akan melakukannya? Bagaimana kita bisa bangkit? Bagaimana kita bisa melanjutkan kehidupan? The show must go on, karena waktu tidak akan diam dan berhenti di situ saja, hingga kita ready to face the world bravely. 

The time is not able to be frozen, Sobs! Jadi kita harus bergerak cepat. Siapa bilang menyandang status baru seperti itu, menjadi janda dan single parent itu tidak berat dan menggundahkan? Sedih, gundah, banget! Tapi, kita tentu tak boleh berlarut-larut dalam keterpurukan kan? Kita harus segera menyudahi masa 'berkabung' karena the train will be leaving! Kereta akan berangkat, dan tentu kita tak ingin ketinggalan kan? Maka, setting your mind, that you have to prepare your stuffs to leave with the train. Persiapkan diri untuk melaju bersama sang waktu. Jangan biarkan diri menua dan terpuruk karena kelamaan dalam duka lara. Aih, Alaika ini kalo ngomong asal bunyi aja ih! Ngomong emang gampang, Al, coba kalo kamu sendiri yang mengalami, pasti keok juga!

Sobats tersayang, justru aku bisa ngomong lancar begini, karena aku sendiri sudah mengalaminya. Sudah pernah terpuruk dalam duka lara yang begitu menyedihkan. Udah pernah mengalami pahit getirnya perpisahan, dan menatap mata bening Intan, putri yang tak berdosa itu harus hidup dalam rumah tangga yang tidak utuh lagi. Jelas itu tidak menyenangkan bagi seorang anak. Anak mana pun, jika kita lakukan polling, pasti akan memilih untuk tetap berada di rumah tangga yang utuh. Tetap akan berkeras agar ayah ibunya jangan sampai berpisah. Namun, jika itu harus dialami dan dihadapi, maka adalah tugas dari orang tua, terutama yang memperoleh hak asuh terhadap anaknya, untuk membentuk pemikiran positif di hati dan pikiran anaknya, agar tetap mampu menjalani hidup penuh semangat, ceria dan bahagia. Tidak gampang memang, tapi bukan pula hal yang tidak mungkin untuk diwujudkan. Kunci utama untuk bangkit dan melanjutkan langkah kehidupan adalah niat, waktu, dan latihan keras. Mari menyiasati ombak kehidupan dengan disiplin, cermat dan bijaksana. #Jiah, gaya banget yak! Kayak motivator ajah! :)

Sekedar opini berdasarkan pengalaman dalam kehidupan,
Al, Bandung, 2 Februari 2014

Related Post: 
Janda, emang kenapa?


Aih, ga terasa January telah berlalu, berakhir dengan sempurna. Tiga puluh satu artikel publish sempurna walau isi artikelnya tidaklah selalu harus yang ber-b-o-b-o-t. Bagiku, menulis dan mengisi rumah maya tercinta ini adalah penyegaran jiwa. A kind of soul therapy, jadi dalam mengisinya pun, aku ga selalu mematokkan diri untuk selalu menghadirkan postingan/artikel yang harus ditelaah sempurna dan menyiratkan pesan moral yang gimanaaaa gitu. Menulis, dan isi tulisan yang disampaikan, seharusnya adalah yang benar-benar keluar dari hati kita sendiri. Write anything you like and that make you happy. Jangan merasa dibebani. 
Aku menganut prinsip itu dalam menulis dan mengisi My Virtual Corner ini. Tentu dengan catatan, bahwa apa pun yang kita tuliskan, seringan apa pun itu, tentu masih berpijak pada patokan etika dan tata krama lah. Setuju, Sobs?

Rasanya happy banget melihat arsip blog, melihat ada 31 artikel publish di bulan January, dan artinya aku berhasil mengalahkan tantangan terhadap diri sendiri, yaitu tantangan #1Day1Post! Yeaaay! Lalu hadiahnya apa? GA ADA dan GA PERLU atuh! Ini kan hanya penyemangat diri sendiri, penggugah selera untuk tetap memainkan jemari di atas tuts Macsy dan menghasilkan entry. Jadi ga perlu hadiah lah. Masak dikit-dikit minta hadiah sih? :)

Well, February telah hadir, dan yuk kita isi dengan kegiatan bermanfaat bagi kita sendiri, juga untuk sesama donk pastinya. Dan sebagai blogger yang bertanggung jawab, yuk kita beri nutrisi bagi blog kita yuk! Semangat blogging, Mantemans!

Note:
Sobats tercinta, mohon maaf ya belum sempat berkunjung balik ke rumah maya Sobats nih, maklum, masih wara-wiri tak menentu di kehidupan nyata. Mudah-mudahan bisa segera BW dan bersilaturrahmi kembali secepatnya yaaa. Aamiin.

Welcoming February,
Al, Bandung, 1 February 2014
Menjadi blogger akan kurang sempurna rasanya jika belum bergabung dengan komunitas-komunitas blogger yang begitu banyak bertebaran di jagad maya. Mengapa harus bergabung dengan komunitas? Kalau pertanyaan itu diajukan kepadaku, maka jawabanku adalah, karena blogger tidak akan dapat berkembang seorang diri. Kalo pun dapat, maka kita akan butuh waktu untuk bergerak maju dan mengenalkan diri. Bergabung di salah satu atau beberapa komunitas blogger, adalah jalan untuk mempercepat personal branding! Juga sebagai jembatan tempat kita memperkenalkan tulisan-tulisan kita [SHARE] dan mengundang teman-teman di komunitas untuk berkunjung ke rumah maya kita, sehingga imbasnya adalah meningkatnya page views blog kita. Bener ga, Sobs?

Namun, apa jadinya jika komunitas tempat kita bergabung itu, justru bukannya semakin membuat kita berkembang dan happy? Yang ada malah bikin kita suntuk binti bete? Nah, lho! Pasti banyak di antara Sobats, yang bergabung dengan beberapa komunitas, mengalami hal seperti ini kan? Dimana salah satu atau salah dua dari komunitas itu, malah bikin kita terpaku dan mati gaya? Hehe. Terpaku dan mati gaya gimana, Al? 

Ya gitu deh, misalnya, saat kita masuk dan menyapa dengan ramah di wall komunitas A, lalu share postingan, terus yang terlihat di monitor kita adalah, sapaan kita seen by si anu, si una, si nua, dan lainnya, tapi tak ada komentar sama sekali. Huft, gimana rasanya, Sobs? Sedih yaaa? Ibaratnya di alam nyata nih, kita menyapa dengan ramah sebuah kelompok, tapi orang-orang di kelompok tersebut hanya memandang sekilas, tanpa ada balasan, hadeuh! Sakit donk rasanya? Hehe. Demikian juga saat anggota lainnya menyapa, beramah tamah, jika tidak di tag/colek namanya, maka sapaan itu hanya membeku, berlalu dan ketimpa oleh postingan anggota lainnya, yang tak jarang justru bernasib serupa pula.

Lalu, bagaimana agar Komunitas itu hangat dan interaktif?

Kunci jawabannya sebenarnya terletak pada anggota komunitas itu sendiri. Adalah diri kita sendiri [sesama anggota komunitas] lah juru kunci kehangatan dan kenyamanan sebuah komunitas. Ibarat di dalam sebuah kelurahan [ga usah kecamatan apalagi kabupaten lah yaaa :)], jika penduduknya saling tak acuh, saling tak peduli dan jarang mau bertegur sapa, maka dipastikan, kelurahan tersebut akan menjadi sebuah kelurahan yang penduduknya tidak akan saling mengenal, tidak akan saling peduli apalagi saling membantu. Jadi, kunci agar komunitas kita menjadi tempat bernaung/kongkow yang asyik, hangat dan menyenangkan adalah, be interaktif! Saling menyapa dan saling peduli. Coba deh, pasti akan asyik.

sekedar coretan,
Al, Ciamis, 31 Januari 2014
Ini adalah kisah lain yang aku alami, di samping banyak lagi hal gaib yang tiba-tiba lingkari kehidupanku. Ini, kembali tentang Modem. Lho, apa hubungannya modem dengan hal gaib? Nah, sabar donk, biar aku bisa menuliskannya dengan rinci. J

Udah dua hari ini nih, kuhabiskan waktu duduk menjura [menjadi salah juri Seleksi Srikandi Blogger 2014] di sebuah ruangan dekat tangga menuju lantai bawah tempat tinggalku. Bagiku, duduk di sana tuh mengasyikkan, selain terang, angin sepoi-sepoi membawa oksigen yang begitu fresh dan sukses membuka pikiran dan mata yang mulai siwer melototi parade keren para finalis SB2014. Nah, udah dua hari pula, semuanya lancar jaya alias ga ada 'gangguan apa-apa'. Hingga tadi pagi, aku menemukan keanehan!

Keanehan gimana, Al? 
Ya itu, modem yang biasanya aku simpan di dalam kotak pinsil, eh ga nemu alias raib. Biasanya sih, aku suka minta terawang sama Icha kalo ga nemu barang yang sedang aku cari, tapi karena Icha sedang sakit disebabkan oleh tenaganya baru saja dipake untuk menyembuhkan seseorang, maka Icha, sementara ini drop deh kesaktiannya. Jadinya, aku terpaksa nyari hingga ke sudut-sudut kamar termasuk nyungsep ke bawah tempat tidur sembari diterangi cahaya senter. Si modem ga berhasil ditemukan. Dan udah kebayang nih, 400 - 500 ribu rupiah akan keluar dari dompet untuk menebus sebuah modem baru. Tapi kok rasanya sayang yaaa? Akhirnya kuhubungi Dijah, diskusi gimana solusinya. Apa masih mungkin menggunakan tenaga Icha untuk terawang? 

Dan, Dijah, saking sayangnya dengan kakandanya ini, akhirnya menyalurkan tenaganya ke Icha, dan Icha mulai menerawang. [Aktivitas ini, tentu saja luput dari penglihatanku karena mata batinku kan belum mampu menembus alam mereka]. Lalu, melalui Dijah, kudapatkan arahan, cari di bawah tangga, di dalam salah satu kotak sepatu! Aih....,

Dan, Taraaaaaa, bener saja, modem tercinta yang tak seberapa cantik lagi itu pun ketemukan duduk manis di dalam salah satu kotak sepatu, tersusun paling atas di atas kotak-kotak sepatu lainnya. Aneh kan? Kalo jatuh dari atas, masa iya bisa masuk langsung ke dalam sebuah kotak sepatu yang tertutup? Ga mungkin banget ada manusia lain yang usil melakukannya, sementara tempat tinggalku ini sepi, ga ada siapa-siapa. Aneh! 

Etapi, bulu kudukku merinding. Beberapa malam ini, aku sering mendengar suara lembut yang memanggil namaku. Hiii, diakah yang sedang bermain denganku? Diakah yang sedang menggodaku? Aih, yang bener donk ah! Ga adil banget rasanya kalo kamu seperti ini, aku kan belum siap untuk bermain-main dengan kamu, apalagi untuk membalas mengusili kamu. Tunggu hingga aku mampu melihatmu secara langsung ya, baru kita mulai! Ok?

Nah, Sobats, aneh bangetkan? Mau ga percaya, tapi modem itu tergeletak dengan manisnya di dalam kotak sepatu, yang sudah lama ga disentuh siapa pun. Mana mungkin si modem masuk sendiri kesana jika tak ada yang mengusili. Karena sudah sering menyaksikan dan mengalami keanehan seperti ini, maka kuyakini bahwa si eneng or si akang sedang mengajakku bercanda. :)

Pernahkah Sobats mengalami hal serupa?

Sekedar coretan,
Al, Bandung, 30 Januari 2014
Pasti udah pada tau donk ya, jika Kumpulan Emak Blogger sedang menggelar hajatan akbar bertajuk Pemilihan Srikandi Blogger 2014? Dan saat ini seleksi telah memasuki tahapan kedua. Di mana para emak finalis yang berjumlah 50 orang [#50FinalisSB2014] diharuskan untuk melakukan promosi diri alias campaign di Grup FB Kumpulan Emak Blogger dan juga di twitternya KEB @Emak2Blogger. Dan diriku, diminta untuk menjadi salah satu juri dalam ajang bergengsi ini. Bakal sibuk donk? Yup, but happy pastinya!

Dan hari ini adalah hari ketiga, campaign digelar. Nah, kebayang donk gimana siwernya mata ini, melototi tayangan per tayangan [baca: post] yang diluncurkan oleh para emak terpilih. Dan memasuki hari ketiga ini, pada pukul 16.26 sore ini, mata ini rasanya udah menyerah. Siwer! Hehe. Maka, refreshingnya adalah merem atau lihat yang ijo2 baca-baca quote apik untuk inspirasi postingan for #1Day1Post. Dan mataku langsung adem deh membaca quote yang satu ini. Tak hanya adem, tapi juga ada rasa terenyuh di hati..... Hiks.

Credit

Yang terpenting bukanlah siapa yang nampak di depan mata,
tapi adalah siapa yang masih setia di belakang kita dikala situasi sedang tidak menguntungkan. 
terjemahan bebas


Sahabat sejati, siapa yang tak ingin memilikinya? Kuyakin semua orang pasti ingin memilikinya. Dan kuyakin pula, bahwa yang namanya sahabat sejati itu, jumlah yang dimiliki oleh masing-masing orang pun biasanya bisa dihitung dengan jari. Hayo, coba dihitung-hitung, ada berapa orang sahabat sejati yang Sobats miliki? J

Seperti yang pernah aku tuliskan pada beberapa postingan sebelumnya, memang tidaklah mudah mencari orang yang setia bersama kita di dalam suka, beda halnya dengan situasi suka/bahagia, sudah pasti kita akan dikelilingi oleh banyak orang kan? Namun, jangan mengutuki musibah yang mendera, karena justru di sanalah kita belajar untuk memetik hikmah dan mengenali siapa sebenarnya sahabat sejati. Eits, sahabat sejati itu, bisa berupa orang tua, kerabat mau pun handai tolan lho. 

Sudahkah Sobats, mengenali sahabat sejatimu? Kalo aku, sahabat sejatiku adalah My Mom and Dad, juga Intan, si buah hati. Kamu? 

Sekedar coretan pelepas mata siwer,
Al, Bandung, 28 Januari 2014,
ditulis disela-sela menjura. 



Dear Kamu,
Hujan masih saja membasahi bumi,
gemericiknya sentuh genting rumah kita, timbulkan bunyi tik tik tik yang menyayat hati. Masih dari jendela yang sama, dari dalam kamarmu, lelaki tua yang kita panggil Ayah, berdiri menembus kaca bening, menantang jarum-jarum tajam yang hunjam tanah basah. Eits, tak hanya jarum-jarum tajam yang melesat hunjam bumi, basahi tanah basah, tapi kulihat, ada bening mengalir perlahan dari bola mata tuanya yang mulai kusam!

Kepergianmu yang telah lebihi dua tahun, tetap tak mampu hapuskan bayangmu dari ingatan. Apalagi wara wirimu yang masih begitu sering di depan mata, terutama mata ayah dan ibu kita, membuat sulit kami melupakanmu. Ingin rasanya menganggapmu tiada, tapi engkau masih berada di alam nyata.

Duhai kamu, mengapa tega bergentayangan di depan Ayah dan Ibu? Atau kamu memang sengaja? Ingin hancurkan keping hatinya yang telah renta? Tidakkah kamu berfikir? Bahwa tak seperti ini harusnya sikapmu? Salahkah mereka membesarkanmu dengan penuh kasih? Salahkah mereka yang selalu mendukung segala aktivitas dan usahamu? Salahkah mereka hingga harus seperti ini balasanmu?

Duhai kamu yang gentayangan di sana,
Tidakkah engkau ingat kami?
Duhai kamu yang diperdaya,
tidakkah ingatanmu mengingat kami?

Kuat nian pengaruh itu,
hingga doa-doa kami pun tak mampu sentuh kalbumu,
duhai engkau yang di sana, tak kah engkau rindu Ibu?
duhai engkau yang di sana, tak kah engkau rindu Ayahmu?



Sekedar coretan,
Al, Bandung, 29 Januari 2014

Related Post:
Kerinduan Di Balik Hujan 1
Kerinduan Di Balik Hujan 2



Srikandi Aceh
foto koleksi pribadi

Judul : Aceh Bumi Srikandi
Penulis: 10 orang penulis Aceh
Editor : Farid Wadji Ibrahim
Diterbitkan oleh : PemProv NAD
Disain Cover: Tim kreatif CV. Citra Kreasi Utama
Layout/Setting : Alwahidi Ilyas
Jumlah halaman: 530 + xv
ISBN : 979-992417-0
Kategori : Sejarah
Cetakan I, Yogyakarta : Multi Solusindo Press.

Buku ini adalah buku utama peganganku dalam menuliskan kisah-kisah heroik para perempuan tangguh ACEH, yang setiap membacanya, selalu saja menimbulkan decak kagum dan rasa hormat terhadap mereka, yang telah hidup dan menorehkan sejarah keberanian bangsa, nun jauh di masa silam.

Adapun penggunaan kata Srikandi, dipilih karena kata ini dianggap paling representatif dalam mengetengahkan, menggambarkan, mewakili dan mengakomodir semua aspek dan nilai lebih yang melekat pada tokoh-tokoh perempuan Aceh tersebut, seperti aspek; politik, militer dan agama.

Istilah Srikandi bagi perempuan Aceh, dalam kajian sejarah bukanlah hal baru, namun telah ditulis oleh sejarawan Aceh seperti H.M Zainuddin dalam bukunya Srikandi Aceh, tahun 1966. Selanjutnya Amran Zamzami dalam bukunya Pocut Meurah Intan; Srikandi Nasional dari Tanah Rencong, 1987.
Dengan demikian, pemakaian istilah srikandi bagi perempuan Aceh seperti untuk Sultanah Safiatuddin, Cut Nyak Dhien, dan Laksamana Keumalahayati sudah merakyat di komunitas masyarakat Aceh.

Tentang Buku ini
'Aceh Bumi Srikandi'

Ada banyak kajian historik yang dilakukan sebelum penulisan buku yang menyerupai sebuah ensiklopedia ini. Yang tentu saja dimaksudkan untuk menghimpun data sejarah secara holistik mengenai kisah perjuangan para Srikandi Aceh sejak kerajaan Samudera Pasai [masa Ratu Nur] hingga abad ke 20, yang tentu saja telah mengukir lembaran sejarah secara menakjubkan. Mereka tidak hanya tampil sebagai pimpinan [sultanah] di istana, akan tetapi juga berkiprah sebagai panglima perang, pemimpin pasukan tempur yang menjadikan hutan belantara sebagai tempat mengatur strategi penyelamatan aqidah, bangsa, negara dan yang lebih penting terpeliharanya harkat dan martabat generasi Aceh di masa-masa berikutnya, di samping mereka juga terlibat sebagai penasehat sultan, anggota parlemen, diplomat dan lain-lain.

Buku ini juga untuk memberikan gambaran secara komprehensif tentang kiprah perempuan Aceh dalam berbagai bidang, sehingga dapat dijadikan potret bagi perempuan masa kini dalam memperjuangkan hak-hak mereka dalam berbagai bidang, atau membangkitkan harapan untuk muncul regenerasi. Selain itu, kajian ini juga bertujuan untuk melihat dengan jelas realitas historis yang menunjukkan bahwa di Aceh, sepanjang perjalanan sejarahnya membuktikan bahwa tidak ada dikotomi dan bias gender dalam ruang sosial.

Antara laki-laki dan perempuan, dalam masyarakat Aceh diberikan kesempatan yang sama dalam berbagai konteks kehidupan. Hal ini berarti bahwa anggapan dan tuduhan orientalis Barat dan sekelompok yang tidak senang terhadap Islam jelas keliru dan tidak berdasar, sebab masyarakat Aceh yang kental dengan nilai keislaman telah membuktikannya sejak abad ke 16 hingga sekarang ini.

Buku ini juga membahas tentang pandangan ulama Aceh terhadap posisi dan peran perempuan di bidang publik, yang tentunya pandangan ini dikaitkan dengan pemahaman mereka tentang ajaran Islam. Di dalam Islam, diajarkan adanya persamaan di antara manusia, baik laki-laki maupun perempuan, mau pun antar bangsa, suku dan keturunan. Hanya ketakwaan dan pengabdian lah yang membedakan nilai satu manusia dengan manusia lainnya di mata Allah SWT. Penciptaan laki-laki dan perempuan, adalah bukti nyata bahwa kedua makhluk berlainan jenis ini saling membutuhkan, yang berarti harus hidup rukun dan saling menghargai satu sama lainnya, bukannya malah saling merendahkan dan menindas.

Pembahasan tentang pro dan kontra pandangan para ulama terhadap tampilnya empat orang ratu yang 59 tahun berturut-turut memerintah Aceh, dibahas dengan menarik, juga mengulas tentang kudeta para hulubalang yang berkonspirasi dengan para petinggi pemerintahan dalam rangka menggulingkan tampuk pemerintahan para ratu. Sementara terhadap para perempuan yang terjun dan memimpin peperangan, sama sekali tidak menimbulkan kontra di dalam pandangan para ulama, sungguh menarik untuk dicermati.

Buku Aceh Bumi Srikandi, berketebalan 545 halaman ini, juga mengulas tentang pergeseran peran perempuan dari peran hebat yang dimainkan oleh para pendahulunya, yaitu dari peran publik dan heroik ke peran domistik! Faktor-faktor yang mengarah kepada kemunduran peran peran perempuan Aceh tersebut di antaranya adalah faktor historis, sosiologis, psikologis, faktor kebijakan pemerintah, faktor pemahaman ajaran agama, fatwa ulama, pendidikan dan lain-lain.

Buku ini menyisipkan harapan penuh agar para perempuan Aceh dapat bangkit kembali dari kuburnya untuk menata kehidupan bangsa yang penuh penantian, lebih-lebih dari kalangan perempuan sendiri yang meras dieliminasi selama puluhan tahun. Harapan tersebut tentu saja akan dapat diwujudkan dengan manuver reposisi peran dan pemberdayaan perempuan Aceh sesusi dengan pertimbangan dan perkembangan jaman.

Buku ini lahir dari inisiatif dan kebijakan Pemerintah Provinsi Aceh dan dipersembahkan bagi para pembacanya agar terbuka wawasannya terhadap kelebihan-kelebihan dan ketangguhan perempuan-perempuan Aceh di masa lalu, dan hendaknya dapat menjadi kajian pembelajaran bagi perempuan Aceh masa kini, untuk dapat bangkit kembali dalam mengharumkan martabat diri, keluarga, agama, bangsa dan negara. Penasaran untuk mengetahui sepak terjang para Srikandi dari Bumi Iskandar Muda? Monggo ditilik beberapa postinganku yang mengulas tentang kepahlawanan dan keberanian mutiara-mutiara dari tanah rencong di bawah ini ya, Sobs! :

Laksamana Malahayati, Kartini lain sebelum Kartini
Pocut Meurah Intan, Kartini lain sebelum Kartini

sebuah catatan resensi buku,
Al, Bandung, 27 Januari 2014
Newer Posts Older Posts Home

Author

I am a chemical engineer who is in love in humanity work, content creation, and women empowerment.

SUBSCRIBE & FOLLOW

Speaker

Speaker
I love to talk/share about Digital Literacy, Social Media Management, Content Creation, Personal Branding, Mindset Transformation

1st Winner

1st Winner
Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Pemenang Utama Blog Competition yang diselenggarakan oleh Falcon Pictures. Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Blogging Competition yang diselenggarakan oleh Balitbang PUPR

Podcast Winner

Podcast Winner
Pemenang Pilihan Dewan Juri - Podcast Hari Kemerdekaan RI ke 75 by KOMINFO

Winner

Winner
Lomba Menulis Tentang Kebencanaan 2014 - Diselenggarakan oleh Pemerintah Aceh

Winner

Winner
Juara Berbagai Blogging Competition

Featured Post

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk!

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk! Sesaat sebelum naik ke kapal verry Ki-ka: Adik ipar, Aku dan Ayah. Hai.... hai.... hai! In...

POPULAR POSTS

  • Manusia Pertama, Manusia Purba atau Nabi Adam ya?
  • ACER Srikandi Blogger 2013: Dan Pemenangnya adalah...
  • Petualangan Gaib
  • Penculikan tragis nan romantis
  • Senyummu, Bahagiaku.
  • Kiat Penting agar Warung Tetap Eksis & Laris Manis
  • Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak
  • Daya Magis the Grand New Avanza dan Grand New Veloz
  • How To Write a Motivation/Cover Letter
  • SILAP

Categories

  • about me 1
  • accessconsciousness 1
  • advertorial 10
  • Anak Lanang 1
  • awards 20
  • bali 1
  • banner 1
  • bars 1
  • Beauty Corner 29
  • belarus 5
  • bisnis 1
  • Blog Review 2
  • blogger perempuan 1
  • blogging tips 9
  • Budaya 1
  • Catatan 12
  • catatan spesial 19
  • catatan. 53
  • catatan. task 20
  • cryptocurrency 1
  • culinary 5
  • curahan hati 6
  • daftar isi blog 1
  • dailycolor 1
  • DF Clinic 12
  • disclosure 1
  • edisi duo 5
  • email post 10
  • embun pagi 1
  • episode kehidupan 1
  • event 4
  • fashion 3
  • financial 1
  • giveaway 48
  • Gratitude 1
  • health info 9
  • Healthy-Life 16
  • info 23
  • innerbeauty 9
  • iran 4
  • joke 4
  • kenangan masa kecil 3
  • kenangan terindah 12
  • keseharianku 2
  • kisah 14
  • kisah jenaka 7
  • knowledge 2
  • kompetisi blog 1
  • komunitas 2
  • KopDar 8
  • Korea 1
  • kuliner 7
  • Lawan TB 2
  • lesson learnt 7
  • life 2
  • lifestyle 4
  • lineation 32
  • lingkungan 1
  • Literasi Digital 2
  • motivation 9
  • museum tsunami aceh 1
  • New Year 2
  • order 1
  • oriflameku 2
  • parenting 4
  • perempuan tangguh 4
  • perjalanan tiga negara 1
  • personal 3
  • petualangan gaib 6
  • photography 1
  • picture 5
  • podcast 1
  • Profile 12
  • puisi 5
  • reflection 3
  • renungan 25
  • reportase 23
  • resensi 2
  • review 42
  • review aplikasi 1
  • rupa 1
  • Sahabat JKN 2
  • sakit 1
  • sea of life 17
  • sejarah 5
  • Sekedar 1
  • sekedar coretan 76
  • sekedar info 23
  • self-love 1
  • selingan semusim 9
  • seri BRR 4
  • snack asyik 1
  • Srikandi Blogger 2
  • Srikandi Blogger 2013 7
  • Srikandi Blogger 2014 4
  • SWAM 1
  • task 43
  • teknologi 1
  • tentang Intan 34
  • Test 1
  • testimoni 9
  • Tips 57
  • tradisi 1
  • tragedy 1
  • traveling 59
  • true story 7
  • tsunami 9
  • turkey 9
  • tutorial 7
  • visa 1
  • wisata tsunami 2

Followers


Blog Archive

  • December (1)
  • October (1)
  • March (1)
  • August (2)
  • May (1)
  • April (2)
  • March (6)
  • February (3)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (5)
  • October (4)
  • September (3)
  • August (5)
  • July (3)
  • April (1)
  • January (1)
  • December (2)
  • November (1)
  • October (1)
  • September (1)
  • June (1)
  • February (1)
  • December (1)
  • September (2)
  • August (2)
  • July (1)
  • June (1)
  • March (1)
  • February (1)
  • December (5)
  • September (2)
  • August (3)
  • July (1)
  • May (3)
  • April (2)
  • March (1)
  • February (1)
  • January (7)
  • December (1)
  • November (5)
  • September (3)
  • August (1)
  • July (4)
  • June (1)
  • May (1)
  • April (3)
  • March (6)
  • February (5)
  • January (7)
  • December (8)
  • November (4)
  • October (12)
  • September (4)
  • August (3)
  • July (2)
  • June (5)
  • May (5)
  • April (1)
  • March (5)
  • February (4)
  • January (6)
  • December (5)
  • November (4)
  • October (8)
  • September (5)
  • August (6)
  • July (3)
  • June (7)
  • May (6)
  • April (7)
  • March (4)
  • February (4)
  • January (17)
  • December (10)
  • November (10)
  • October (3)
  • September (2)
  • August (5)
  • July (7)
  • June (2)
  • May (8)
  • April (8)
  • March (8)
  • February (7)
  • January (9)
  • December (10)
  • November (7)
  • October (11)
  • September (13)
  • August (5)
  • July (9)
  • June (4)
  • May (1)
  • April (12)
  • March (25)
  • February (28)
  • January (31)
  • December (8)
  • November (3)
  • October (1)
  • September (12)
  • August (10)
  • July (5)
  • June (13)
  • May (12)
  • April (19)
  • March (15)
  • February (16)
  • January (9)
  • December (14)
  • November (16)
  • October (23)
  • September (19)
  • August (14)
  • July (22)
  • June (18)
  • May (18)
  • April (19)
  • March (21)
  • February (27)
  • January (17)
  • December (23)
  • November (20)
  • October (16)
  • September (5)
  • August (2)
  • March (1)
  • December (2)
  • April (1)
  • March (1)
  • February (6)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (4)
  • September (4)
  • August (1)
  • July (8)
  • June (16)

Oddthemes

Flickr Images

Copyright © My Virtual Corner. Designed by OddThemes