My Virtual Corner
  • Home
  • Meet Me
  • Contact
  • Disclosure
  • Category
    • Motivation
    • Traveling
    • Parenting
    • Lifestyle
    • Review
    • Tips
    • Beauty
      • Inner Beauty
      • Outer Beauty
Gambar dipinjam dari sini
Wow, membaca judulnya saja, pasti sudah membuat teman-teman tertarik untuk stay reading on this page-kan, ya? Hehe. Apalagi dengan menghilangnya Alaika sekian lama tanpa penjelasan atau say goodbye di halaman maya tercinta ini, terus nongol-nongol kok menggusung judul Petualangan Gaib. Hm, serem tapi kok mengundang rasa penasaran. Begitu kan, teman-teman?

Ya gitu deh. Ketidakhadiranku di halaman maya ini bukan karena keinginan hati kok. Memang sih, ada rencana untuk mundur sedikit dari my corner ini karena pekerjaan yang harus aku lakukan di salah satu pelosok Sumatera Utara, melakukan Need Assessment untuk men-design sebuah Proyek Kesehatan Masyarakat, orderan sebuah instansi yang butuh bantuan untuk hal ini. Sehingga otomatis banyak waktu tersita untuk melakukan kegiatan ini, dan membuatku tak lagi konsisten untuk mengisi halaman tercinta. Bukan, bukan karena malas sih, tapi karena berada di pedalaman wilayah ini, membuat diriku jauh dari sinyal yang biasanya terpancar sempurna. Miskin sinyal mengawali diriku ‘menjauh’ dari dunia maya. Gimana rasanya? Huft, udah jelas kangen berat dunk, wong biasanya, update blog bisa melalui BB, eh ini kok BB pun tak lagi bersahabat.


Pertanda yang Terkuak

Ketiadaan sinyal ini pun berlanjut dengan kejadian pada suatu pagi, di mana diriku terbangun dari tidur yang begitu lelap, dengan keadaan kaki kiri tak lagi berfungsi alias lumpuh. Hadeuh, kenapa ini? Mimpikah aku? Mencoba untuk tak panik sambil berfikir positif, mungkin kakiku kejepit karena salah tidur, kucoba juga untuk menggerak-gerakkan kaki ini, namun tetap saja tak bergerak, bahkan tak ada rasa sama sekali. Waduh, ini baru panik beneran, langsung saja aku teriak memanggil/membangunkan kolegaku yang tidur di ranjang sebelah. Dan si kolega pun langsung panik saat mengetahui kondisiku. Keadaan pun jadi rame karena kolega lainnya juga ikutan bergabung. Semuanya berusaha berfikir positif, bahwa mungkin saja aku terserang stroke atau kecetit urat saraf paha atau apa lah. Berbagi tugas pun kami lakukan, satu kolega mengantarkan aku ke Rumah Sakit ternama di Kota Medan sementara yang lainnya keep doing our job [melanjutkan need assessment].

Kepanikan semakin menyerangku saat tiada perubahan apa-apa meskipun sudah konsumsi obat dan menjalani terapi di unit rehab medis. Akhirnya, oleh salah satu kolega, aku diantar berobat ke seorang pengobat tradisional [paranormal]. Sebutlah namanya Dijah, seorang wanita yang masih berusia sekitar 29 tahunan. Melaluinya [merasuk ke dalam tubuhnya], seorang nenek [bernama Halimah] yang berasal dari negeri gaib [orang bunian] mendeteksi penyakitku. Pemeriksaan awal membuahkan hasil yang mengejutkan, bahwa diriku disantet. What? Wow! Itu adalah reaksi awalku, namun bukan reaksi awal kolega yang mengantarku, karena dirinya sudah menduga demikian. Ingin mendalami lebih jauh, nek Limah meminta waktu satu malam untuk mendeteksi. Kami pun kembali ke mess yang disediakan project kami di Medan.

Sebenarnya Dijah mengundang kami untuk menginap saja di rumahnya, apalagi si kolega yang mengantarku adalah sahabatnya. Namun aku masih segan padanya. Barulah keesokan hari kami kembali padanya, dan langsung shock mendengar penuturan Nek Limah [yang merasuk di dalam tubuh Dijah]. Bahwa memang benar aku disantet. Target utamanya bukan hanya kelumpuhan di kakiku, namun dalam waktu 1,5 tahun lagi, seluruh organ tubuhku lumpuh dan aku menjadi tak waras lagi, jika saja apa yang dituntut oleh si penyantet tidak terkabulkan. What? Oh My God. Gile bener. Dan lebih kaget lagi, saat Nek Limah menuturkan bahwa si pelaku kejahatan ini adalah orang yang pernah begitu dekat denganku di masa lalu, bersama keluarganya. Targetnya adalah agar aku kembali padanya, jika tidak, maka aku dilumpuhkan dan dibuat gila. Tak hanya itu, rejekiku juga dibuat seret dan melarat.

Oh My God, di era canggih seperti ini, dimana banyak orang ter-update dan terkoneksi dengan aneka ilmu pengetahuan dan kemajuan jaman, praktek klenik seperti santet, perdukunan dan sejenisnya masih saja marak berkembang di aneka lapisan masyarakat. Duh Tuhan, bahkan kini, hal di luar nalar ini pun kini menimpa diriku. Sedih hati tiada terkira, namun rasa syukur pada Ilahi Rabbi tak henti aku panjatkan ke haribaan-Nya, yang telah memperlihatkan 'pertanda' tentang santet ini melalui kelumpuhanku.

Jika saja kemarin aku tak terserang kelumpuhan seperti ini, maka kami tak akan pernah tau bahwa diriku sedang menjadi salah satu korbannya, oleh orang yang 'pernah' begitu aku sayangi dan cintai. Memang sih, kita tak boleh langsung percaya akan 'diagnosa' ini, namun aku tak hendak memperlihatkan ketidakpercayaan ini. Bagaimana pun, aku sepakat dengan hati kecilku untuk menjalani pengobatan tradisional via Dijah yang kemudian aku juluki 'Wanita Setengah Peri' ini.

Mengapa Wanita Setengah Peri? Karena begitulah kabarnya. Konon kisahnya, Dijah adalah anak sebatang kara yang telah ditinggal pergi ayah bundanya saat dirinya dan saudari kembarnya berusia satu setengah tahun. Almarhum ibunya Dijah adalah seorang jin muslim dari negeri bunian, bersuku Melayu asal Besilam, Sumut, yang menikah dengan seorang manusia [ayahanda Dijah]. Keduanya telah menghadap sang Pencipta saat Dijah berusia satu setengah tahun, karena kecelakaan lalu lintas. 

Sebenarnya, selaku makhluk berbangsa jin, ibunya Dijah masih hidup setelah tabrakan maut itu, namun karena besarnya rasa cintanya terhadap sang suami, maka rohnya [ibunda Dijah] ikut masuk ke jasad suaminya untuk dikubur bersama. Sang kembaran Dijah sendiri, meninggal dunia saat keduanya berusia sepuluh tahunan. ~Cerita langsung dari Nek Limah, yang adalah nenek kandung Dijah [ibu dari almarhum ibunda Dijah] ~ Benar tidaknya, Wallahu Alam ~

Sesuai dengan permintaan Dijah, maka kolegaku menitipkan aku di sana untuk memulai pengobatan. Sementara itu, keesokan harinya, ibuku sudah berada di sisiku untuk mendampingi putri tercintanya ini menjalani pengobatan, suatu pengobatan yang belum pernah terlintas akan bentuk/rupanya di dalam benakku. Pasrah dalam doa agar Allah bermurah hati mengembalikan kondisiku ke kondisi semula yang penuh stamina. Aamiin ya Allah.


Dan Petualangan Gaib pun Dimulai

Kuyakin, most of us pasti tak ingin berkecimpung terlalu intens dalam hal-hal gaib, ya kan, teman-teman? Begitu juga aku. Belum pernah terlintas di dalam hatiku untuk berkenalan, berinteraksi apalagi bersentuhan secara mendalam dengan hal-hal gaib. Walau pun tentu saja aku percaya penuh, bahwa hal gaib seperti jin, malaikat dan hal gaib lainnya memang ada. Bukankah Allah bahkan terlebih dahulu menciptakan makhluk/benda gaib ini sebelum Adam [manusia] diciptakan-Nya?

Ditinggal pergi oleh kolega yang kembali ke pedalaman di mana kami sedang menunaikan tugas, sungguh membuatku sepi. Apalagi kini diriku tinggal bertiga saja dengan Dijah dan putri semata wayangnya yang saat ini duduk di kelas dua sekolah dasar. Jelas saja membuat diriku canggung, karena perkenalanku dengan wanita baik hati ini baru beberapa hari saja.

Namun Dijah yang begitu lugas dan penyayang, memperlakukan aku dengan begitu akrab dan tulus, membuat sikap canggung ini pupus dengan sendirinya. Apalagi saat Dijah mengatakan dia dan keluarga gaibnya menyukaiku dan ingin menganggap aku sebagai salah satu anggota keluarga mereka, sungguh membuatku terharu. Entah apa yang dilihat oleh wanita ini, yang tiba-tiba saja ingin mengangkatku sebagai kakak angkatnya, sementara usia persahabatan masih berada pada hitungan hari.

Begitu juga dengan Nek Limah yang kerap hadir di dalam diri Dijah untuk mengobatiku. Kasih sayang beliau terhadapku begitu terasa. Tulus dan mampu memancing rasa haru yang menggebu di hatiku. Di balik itu, rasa takjub akan 'keunikan' ini, tak henti membuncah di dada. Takjub, antara mimpi dan nyata. Siapa sangka jika 'garis kehidupan' yang seperti ini [berkenalan dan menjadi dekat dengan makhluk dari dimensi lain] tertera nyata di dalam buku kehidupan seorang Alaika Abdullah. Sungguh, menambah kepercayaan dan ketakjubanku terhadap kekuasaan Ilahi Rabbi. Lahaula Walakuata Illa Billah. Amazing, Subhanallah.

Tak hanya berkenalan dan menjadi cucu angkatnya Nek Limah, kemudian aku juga berkenalan dengan keluarga Dijah yang lainnya, yaitu suami Nek Limah, yang kerap kami panggil dengan sebutan Buya, lalu dengan putrinya Nek Limah serta cucu-cucunya yang lucu dan menggemaskan. Eits, menggemaskan berdasarkan suara dan sikap mereka saat merasuki tubuh Dijah lho ya. Visualnya sendiri, aku belum punya kemampuan untuk melihat mereka secara langsung, karena mata batinku masih belum mampu menembus alam gaib ini. Semoga dalam waktu dekat ke depan nanti, mata batinku mampu tersingkap. :)

Well, kembali ke pengobatan. Hari pertama itu ditinggal oleh kolegaku, Dijah meninggalkan aku sendirian di rumahnya untuk sementara waktu, karena dirinya ditugaskan oleh Nek Limah untuk mencari 'obat-obatan' yang diperlukan bagi pengobatanku. Sepulangnya, Dijah memperlihatkan beberapa jenis kembang dan dedaunan yang sebagian besar aku kenal, yaitu mawar, melati, kenanga, daun sirih bertemu urat dan beberapa jenis dedaunan dan akar-akaran lainnya. Rasa penasaran semakin membuncah di hatiku, menanti pengobatan terhadap diriku yang akan dilaksanakan nanti malam. Rasanya waktu langsung beranjak lemot, lamban bagai bekicot. Hehe.

Dan,...
Malam yang dinantikan pun tiba. Selesai shalat maghrib, Dijah langsung menggulung sajadah, dan mempersiapkan 'obat-obatan' yang telah disediakannya tadi sore. Semuanya dimasukkan ke dalam mangkuk keramik putih ukuran jumbo yang telah diisi air. Disampingnya, dalam sebuah piring yang juga terbuat dari keramik putih, terletak minyak kayu putih, beberapa botol minyak suluk, tasbih, kapas, handiplast dan pisau silet.  Lalu wanita muda ini meminum minyak kayu putih dan berzikir. Butiran tasbih cantik berwarna biru muda itu bergerak cepat oleh jemarinya yang terlihat lincah memindahkan butir demi butir tasbih tersebut. Hingga kemudian, tubuhnya sedikit berguncang dan roh Dijah keluar dari raganya, terganti oleh kehadiran Nek Limah.

"Assalammualaikum" adalah sapaan khas Nek Limah yang diucapkan dengan intonasi khusus, ciri khasnya, seraya mengulurkan tangannya menyalami aku. Kucium tangannya seraya menjawab salam. Seperti biasanya, Nek Limah menanyakan kabarku dan apakah aku sudah siap untuk mulai menjalani pengobatan? Nek Limah menjelaskan bahwa jempol kaki kiriku akan disayat sedikit dengan pisau silet, untuk mulai proses pengobatan.

Kuatir? Takut? Yes. Aku kan paling takut dengan urusan sayat menyayat dan suntik menyuntik! Namun tak mungkin donk jika aku utarakan ketakutan itu pada Nek Limah, yang ternyata tanpa aku katakan pun telah membaca isi hatiku.

"Ga sakit kok, dan ga akan pendarahan. Tenang saja. Kau mau sembuh kan nak?"

Dengan wajah bersemu merah, aku anggukkan kepala seraya mencoba tersenyum.


"Cha, tengoklah, Bundamu ternyata takut dengan pisau dan jarum." Celotehnya. 

Cha adalah singkatan dari Marissa, cucunya Nek Limah. Yup, bahkan kaum jin pun menyukai nama-nama keren yang biasa dipakai oleh manusia lho, dan ga heran sih, karena Dijah lah yang memberikan nama itu bagi ponakannya. :D Icha sendiri memang sudah sangat akrab denganku. Merasuki tubuh Dijah, saat Dijah [dalam bentuk roh] harus bepergian dengan Nek Limah, mencari obat-obatan yang adanya di negeri gaib mereka. Ajaib ya? Aku sendiri ga pernah menduga akan mendapatkan pengetahuan ini lho. Sungguh, amazing deh menemukan fenomena ini. 

Pretty Yellow Stone Jahanam

Well, balik lagi ke kisah pengobatan [pembesetan jempol kakiku]. Sungguh membuatku deg-degan. Kujulurkan kaki kiriku ke hadapan Nek Limah, sesuai dengan permintaannya. Hadeuh, Ya Allah, bantu kami dan beri daku keberanian untuk jalani pengobatan ini. Daku ingin sembuh ya Allah. Kupejamkan mataku seraya meringis, saat kurasakan pisau silet tajam itu menyayat ujung jempol kakiku. Kuintip juga karena penasaran. Nek Limah merapal zikir seraya sekali dua kali menyambit kaki dan betisku dengan tasbishnya. Kedua tangannya lalu memencet jempol yang telah dibesetnya. Wajah Nek Limah [wajah Dijah] terlihat begitu serius, berbicara dengan nada perintah. 

"Keluar kau, tak berhak kau ganggu cucuku! Urut betismu ke bawah, Al! Bantu Nenek!" Perintahnya. 

Refleks kedua tanganku bergerak mengurut betisku dengan gerakan dari lutut ke kaki. Bersamaan dengan urutan tanganku, Nek Limah memiringkan kakiku seperti orang menuang cairan dari wadah ke lantai. Dan, Masyaallah, dari jempol kakiku, melompatlah sebuah benda berkilauan berwarna kuning. Sungguh aneh bin ajaib, tapi nyata. Dengan sigap Nek Limah menjepit permata berwarna kuning itu, dan meletakkannya di atas tissue. 

"Fotolah kalo mau kau foto, Nak. Inilah yang ditanamkan di tubuhmu untuk meracuni aliran darahmu. Ini masih yang satu, betinanya ini. Jantannya besok kita ambil. Awas kena tanganmu, dia akan mencoba masuk lagi ke tubuhmu jika tidak segera kita kunci." 


Sigap kuraih Blackberryku dan click, menjepretnya and here it is! The Yellow Devil Stone!


Jangan ditanya betapa takjubnya aku menyaksikan permata kuning berkilauan yang telah sekian lama bersemayam di dalam tubuhku. Bukan sekedar permata biasa, karena di dalamnya telah diisi dengan roh setan jahanam, untuk membujuk hatiku agar kembali pada si pelaku. Namun aku mampu bertahan dari pengaruh buruknya selama ini, adalah karena aku selalu mendekatkan diri pada Allah. Jika pun kemudian aku mengalami kelumpuhan, itu adalah karena Allah sedang memberi petunjuk padaku, untuk segera mengeluarkannya dari tubuhku. Subhanallah, terima kasih ya Allah. Semakin aku bersyukur mengalami kelumpuhan ini, karena melaluinya lah kami menyadari akan keberadaan si batu laknat ini. 

Nek Limah dengan sigap membersihkan darah yang masih mengalir dari jempol kakiku dengan tissue basah, lalu membungkusnya dengan handiplast setelah terlebih dahulu jempol ku itu diberi ludahnya. Ya, ludah seorang nenek dari bangsa jin muslim inilah anti infeksinya. Sesimpel itu. :) Again, Subhanallah. 

Si yellow stone sendiri, segera dibungkus tissue dan dikunci di dalam plastik kresek yang lumayan tebal, untuk keesokan paginya harus kami buang ke sungai agar mengalir menjauh. Lalu, sudah amankah diriku? 

Belum, teman-teman! Ini baru batu betina, batu jantannya masih bersemayam di dalam tubuhku, di tanam di pangkal paha, yang tentu saja proses pengambilannya akan semakin sulit. Sungguh membuatku takut, bahkan di saat aku memikirkannya, gimana sakitnya nanti saat batu jantan itu diambil dari sela2 pahaku ya? Hiks. 

Penasaran? Baca kisah lanjutannya pd postingan 
Petualangan Gaib 2 - Batu Kuning Jantan ya, Sobs! 

Catatan pembelajaran 
bahwa tiada yang tak mungkin terjadi di dalam kehidupan ini, 
bahkan hal yang sulit diterima oleh nalar sekali pun. 
Al, Medan, 12 November 2013


Image dipinjem dari sini

Bulat tekadmu tak mampu di cegah
Keras kepalamu, tak hendak melemah
Terseok-seok engkau melangkah
Seakan panggilan itu tak mau dibantah

Isyarat? 
Isyarat apa? 
Bukankah hanya kelam dan gerimis yang ada?

Ada duka yang mengiris kalbu
Walau belum nyata gerangan apa
Namun agaknya, mata hatimu tangkap isyarat itu
Isyarat yang kian bertalu-talu

Pagi ini, gelap itu berangsur terang
Lembaran kelam mulai sirna
Temaram pias, beranjak pergi
Sisakan duka, yang tiba-tiba menghentak jiwa

Firasatmu, isyarat itu,
Tersingkap sudah.
Langkahmu yang nekad melaju,
adalah untuk lepaskan si belahan kalbu.

Innalillahi Wainna Ilahi Rajiun
Semoga Allah SWT menempatkannya di tempat yang sangat layak di sisiNya
dan bagimu, semoga Allah menguatkan dan memberikan ribuan kesabaran dan ketabahan menghadapi cobaan ini. Aamiin. 
Be Strong my dear sista....




Tak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi informasi yang kian canggih, dan kemudahan dalam mengakses internet yang semakin membaik, telah berperan aktif dalam menumbuhkan kembali minat para perempuan Indonesia untuk kembali menulis. Jika dulunya, mereka menulis kegiatan harian atau pun curahan hati mereka di sebuah buku diary, maka kini, geliat itu ditorehkan di halaman buku digital [blog] yang terhampar luar  [baik gratisan maupun berbayar] di ranah maya.
Seiring dengan kiprah para perempuan yang semakin nyata di berbagai bidang dan profesi, maka hasil tulisan di buku digital ini  pun kian beragam. Jika dulunya, mereka hanya menuliskan curhatan hati di dalam buku diary, maka kini, isi tulisan yang dibagikan di dalam blog yang mereka kelola pun menjadi semakin bervariasi dan tentu saja bermanfaat bagi yang lain [para pembacanya].
Blogging atau ngeblog, tak lagi menjadi hal asing bagi para perempuan Indonesia yang senang menulis [di blog]. Blogging semakin memberi kenikmatan tersendiri dan sungguh merupakan ‘Terapi Jiwa’.
Apalagi kala para perempuan yang bersenjatakan ‘hobby menulis’ ini berkumpul di dalam sebuah wadah/komunitas, maka dunia pun terasa kecil, saling terhubung, saling menginspirasi dan saling menguatkan.
Komunitas keren ini bernama Kumpulan Emak Blogger [KEB], yaitu sebuah komunitas yang dibentuk untuk menampung dan meng-erat-kan silaturrahmi para blogger perempuan Indonesia, baik yang berdomisili di dalam mau pun di luar negeri. Di dalam komunitas inilah kemudian, para emak [panggilan akrab untuk anggota KEB], menemukan semangat kebersamaan dan saling menginspirasi.
Tak hanya bercerita urusan sumur, dapur dan kasur, namun topik pembicaraan dan tulisan pun meluas ke berbagai topik lainnya. Mulai dari cakupan pengetahuan yang dianggap kodrat perempuan, mengurus rumah, mengasuh anak dan melayani suami, hingga ke berbagai tulisan motivasi dan penguat jiwa lainnya pun mengalir dengan bahasa ringan dan santai khas emak-emak [perempuan], yang ternyata disambut hangat oleh para pembaca dan pengunjung rumah maya para perempuan ini.
Aneka kegiatan positif telah dilaksanakan oleh KEB, yang muncul diilhami oleh ide briliant dan kreatifitas para anggota mau pun pengurusnya, mulai dari hal ringan hingga yang bersifat serius. Baik di dunia maya [secara online] sebagai basis utama interaksi para anggota dan netizen lainnya, mau pun aktifitas berbasis dunia nyata [offline]. Hal ini, semakin membuat derap langkah KEB semakin bergema dan kian diperhitungkan sebagai sebuah komunitas perempuan blogger Indonesia pertama yang hadir di jagad maya, yang mampu menginspirasi dan menyebar manfaat bagi sesama anggota pada khususnya, mau pun bagi netizen dan anggota masyarakat lainnya.
Dalam rangka memperingati ulang tahunnya yang kedua, serta memberikan penghargaan bagi blogger perempuan yang mampu menginspirasi dan mengaktualisasikan dirinya baik di dunia maya mau pun nyata [online dan offline], serta mempererat silaturrahmi antar anggota nya, kini KEB kembali menggelar acara bergengsi bertajuk Penganugerahan Award Srikandi Blogger 2014 yang rencananya akan dilaksanakan pada Maret 2014. Saat ini, panitia Srikandi Blogger 2014 sedang mempersiapkan segala sesuatunya untuk memulai proses seleksi para Srikandi. Acara yang sama telah dilaksanakan pada bulan April tahun 2013 [Srikandi Blogger 2013], dalam rangka memperingati ulang tahun pertama Kumpulan Emak Blogger dengan menganugerahkan 5 Award bergengsi [gelar Srikandi Blogger 2013] kepada ; Alaika Abdullah sebagai Srikandi Blogger 2013, Anazkia sebagai Srikandi Blogger Terfavorit, Myra Anastasia sebagai Srikandi Blogger kategori Persahabatan, Haya Aliya Zaki sebagai Srikandi Blogger Inspiratif dan Bunda Yati Rachmat sebagai Srikandi Blogger kategori Lifetime Achievement.  
Kiri Atas: Anazkia - Srikandi Blogger 2013 Terfavorit
Kanan Atas: Myra Anastasia - Srikandi Blogger 2013 Persahabatan
Tengah; Alaika Abdullah - Srikandi Blogger 2013
Kiri Bawah; Haya Aliya Zaki - Srikandi Blogger 2013 Inspiratif
Kanan Bawah; Yati Rachman - Srikandi Blogger 2013 Life Time Achievement

Dan, jika Sobats adalah blogger perempuan Indonesia [di mana pun Sobats berada], maka kami mengundang Sobats untuk turut serta dalam seleksi Srikandi Blogger 2014 ini lho, dan mari berdampingan dengan kami dalam jajaran para Srikandi Blogger Indonesia. Yuk kita tebarkan virus menulis dan terus menginspirasi dalam berbagai bidang sesuai dengan kemampuan dan passion yang kita miliki. 


Syaratnya utamanya gampang kok, mari bergabung ke dalam komunitas keren ini [KEB], serta beberapa syarat lainnya yang akan kami umumkan pada saat pembukaan proses seleksi Srikandi Blogger 2014 nanti. 

Postingan ini merupakan woro-woro [Road To] Srikandi Blogger 2014, pertanda panitia sedang mempersiapkan agenda keren ini. Nantikan postingan terkait pada edisi berikutnya, ok? :)

Road To Srikandi Blogger 2014,
Al, Bandung, 23 September 2013




Tinjauan Buku: Labirin Rasa

Berkisah tentang seorang gadis 'urakan' bernama Kayla, yang tak hanya berwajah penuh jerawat, berambut lepek kucir kuda dengan bau yang kurang sedap, namun juga ber-kelakuan malas dan tak peduli pada perkuliahan yang dia ikuti, sehingga nilai IPK yang jadi haknya pun begitu mengenaskan. Amukan sang ayah dan amarah sang bunda, tak lagi mempan untuk membuatnya perbaiki keadaan, yang ada malah membuat si gadis petualang dan penakluk gunung ini memutuskan untuk berlibur.

Dan Kayla pun memulainya. Karakternya yang ceplas ceplos penuh percaya diri, menuntunnya untuk berkenalan dengan seorang pemuda tampan yang duduk di sebelahnya dalam perjalanan kereta api dari Jakarta menuju Yogyakarta. Cara berkenalan yang unik khas Kayla, membuat si tampan Ruben yang tadinya sebel dan ogah-ogahan akhirnya terkesima, bukan karena kecantikan Kayla, karena gadis yang satu ini jelas jauh dari kriteria wanita impian para pria. Bukan pula karena tubuh sexy, karena gadis tomboy ini jelas dilampiri oleh lemak tipis yang membuat perutnya tak rata, serta beberapa bagian yang juga dilampiri lemak yang kian membuat penampilannya tidak langsung menarik para pria pada pandangan pertama. Namun, pancaran keceriaan yang ditawarkan, mulutnya yang bawel berceloteh tiada henti, akhirnya membuat Ruben takluk dan mulai menyukainya dan bersedia menjadi pemandu wisata bagi Kayla selama di Yogya.

Di balik tampilan fisiknya yang tidak menjanjikan keindahan, Kayla justru memberi Ruben banyak aura positif. Bersamanya, si anak mami yang tampan ini belajar untuk lebih berani menentukan sikap dan menikmati hidup. Keduanya pun larut dalam kedekatan rasa yang lahirkan romantisme. Ruben menjadi orang pertama yang membawa Kayla terbang ke awan, saat bibir dan lidah mereka saling bertaut. Ruben menjadi orang pertama yang memberi sensasi indah romantisme bagi Kayla, yang selama ini hanya tau bersentuhan dengan alam dan pendakian gunung.

Namun, kedekatan rasa tanpa ikrar saling mencinta ini pun, terpaksa diakhiri sepihak oleh Ruben, manakala Veni, sang pacar putus sambungnya,  kembali ke pangkuannya. Ternyata Ruben merindukan Veni dan membutuhkan ketergantungan Veni padanya, yang mana itu membuat dirinya jadi merasa berarti, merasa dibutuhkan.

Tinggallah Kayla menghadapi kenyataan pahit dan merasa tolol akan pengorbanan besar yang telah dilakukannya. Demi bersama Ruben, dia nekad pindah ke Yogya, dan merencanakan untuk kuliah di kota ini. Namun kini? Ruben lebih memilih untuk kembali kepada Veni. Pedih, perih, dan sedih. Itulah rasa yang penuhi hatinya. Lalu kemana kah Kayla harus berlari?

Mbak Eka Situmorang, memang cukup piawai mengajak pembacanya [saya] untuk larut dalam setiap langkah dan petualangan Kayla. Turut melo saat Kayla terkenang akan Ruben, turut excited dengan cara Kayla memulai pertemanan dengan si bule yang di Bali, turut deg-degan saat keduanya memanjat pagar dan akhirnya saling mencumbu. Turut takut dan cemas saat menduga bahwa si teman perempuan yang bersama Kayla di Makassar adalah seorang lesbian, dan ternyata she is!  Turut salut akan cara Kayla menata hati dan merubah pola hidupnya. Turut happy saat Kayla kembali bersama Ruben, namun turut gemas saat Ruben kembali berkhianat! Turut was-was memikirkan kekecewaan Patar, saat Kayla justru menyebutkan nama Ruben, dalam desahan kala 'pendakian cinta'nya bersama Patar mencapai puncak, ketika mereka sedang berbulan madu. Turut melo saat Patar tak juga mampu memaafkan kesilapan Kayla. Hiks.Turut bahagia saat semuanya berakhir bahagia.

Sungguh, membaca novel ini, saya tak hanya disuguhkan alur cerita naik turun dengan bahasa ringan yang renyah dicerna, tapi juga tambahan wawasan oleh gambaran detail settingan/lokasi kejadian. Saya jadi lebih tahu tentang lokasi-lokasi yang dikunjungi oleh Kayla. Yogya, Bali, Lombok, Makassar, Jakarta, Medan dan negeri Kiwi. Mba Eka memang cukup piawai membawa 'roh' saya larut dalam petualangan dan kisah cinta Kayla. Penasaran akan kisah lengkap LABIRIN RASA? Ayo baca novelnya ya. :)




Menulislah dari Hati, inilah yang selalu mengawali jawabanku setiap ada teman yang bertanya, baik secara offline [berhadapan] mau pun via chitchat on messengers. Apa pertanyaannya? Ya itu, tentang tips menulis jitu. Agar bisa mengisi blog kita secara kontinue, ga mut2an [moody]. Bagaimana mencari ide dan mengembangkannya menjadi tulisan yang apik, dan beberapa pertanyaaan terkait lainnya, yang intinya adalah ingin bisa menulis produktif. Seperti Mbak Al gitu lho! Pungkas si penanya. Aih, benerkah aku seorang blogger produktif? Hihi, kayaknya tidak terlalu deh, tapi aku memang hobby posting! :D

Jadi, jika ditanya apa sih tips agar kita dapat menjadi penulis/blogger yang produktif, dalam artian konsisten posting/update postingan. Maka jawabanku adalah seperti ini nih, Sobs;

1. Menulislah dari Hati

Inilah saran pertama yang aku berikan. Ya, menurutku, menulis dari hati, adalah kunci utama untuk membuka gerbang pikiran, agar nyaman bekerja hasilkan kata demi kata yang membentuk makna yang baik dan renyah.

2. Mengkreatifkan Pikiran [Menangkap Ide dan memaksimalkannya].

Maksudnya adalah, melatih pikiran kita untuk lebih kritis bekerja. Percaya enggak, Sobs, jika ide itu tersebar di mana-mana?. Bahkan dari selembar tissue atau sampah yang dilemparkan pengendara/penumpang mobil yang sedang melintas di jalan raya sekali pun. Atau dari seorang bocah penjual batu giling/cobek yang menjajakan dagangannya di persimpangan jalan. :)?

Hanya saja, tidak semua pikiran terpacu untuk bekerja maksimal, untuk kreatif mengolah apa yang dilihat oleh mata, dirasa oleh lidah, di dengar oleh telinga, untuk diterjemahkan ke dalam tulisan. Itu saja sih menurutku.

3. Jangan Membebankan Diri Pada Bobot Tulisan

Tulisan yang berkualitas atau berbobot, tentulah menjadi idaman setiap penulis/blogger. Setiap kita, sudah pasti ingin menghasilkan tulisan yang keren, berbobot dan [bahkan mungkin] menjadi trending topic. Tapi yakinlah, Sobs, jika patokan ini kita bebankan kepada diri kita, maka mungkin jumlah tulisan yang akan kita 'telorkan' di blog kita, akan bisa dihitung dengan jari deh. Apalagi jika kita bukanlah orang yang jago menganalisa dan merangkai kata, maka dipastikan, akan sering deh kita berhadapan dengan yang namanya 'writing block' alias ide mentok.

Ya iyalah, gimana mau menghasilkan tulisan keren dan bagus, sementara ide aja sulit kita dapat, gegara setiap ide yang terlintas, sudah berhadapan dengan tuntutan 'harus berbobot', atau 'ini keren ga ya? ini bagus ga ya kalo ditulis?'

Jadi, menurutku sih, jangan dulu paksakan diri untuk menghasilkan sebuah tulisan yang 'berbobot atau sangat berbobot'. Menulis saja dulu deh, menulislah dari hati, bermodalkan ide yang terlintas di kepala, atau yang terlihat oleh mata, didengar oleh telinga atau ditangkap oleh rasa. Singkirkan patokan 'harus berbobot', dan mengalirlah dengan kalimat-kalimatmu sendiri. Jangan pernah mencoba untuk meniru gaya tulisan orang lain, tapi ciptakan karakter tulisanmu sendiri sedari dini. Be different!

Percaya deh, tulisan yang ditulis dari hati, walau awalnya mungkin hanya sebuah tulisan sederhana, lama-kelamaan, kita akan terlatih untuk lebih terampil dalam mengolah dan mengemas ide kita menjadi sebuah tulisan yang apik lho!

Nah, itulah tiga poin sederhana yang biasanya saya pakai dalam menghasilkan tulisan-tulisan di ruang saji saya ini, mau pun di ruang saji pada rumah maya saya yang lainnya.

Semoga postingan ini dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari Sahabats yang memiliki pertanyaan serupa yaaa. Dan bagi para master yang ingin berbagi tipsnya tentang bagaimana melecut diri untuk produktif menulis, monggo atuh ditambahkan tipsnya di kolom komentar. Trims sebelumnya lho.

Sekedar sharing,
Al, Bandung, 15 September 2013


Apa yang terfikirkan di benak Sobats membaca judul postingan di atas? Hehe. Pasti membayangkan suatu kabar gembira karena hadirnya rezeki tak terduga kan? Dan memang begitulah kenyataannya. Rezeki tak terduga ini menghampiriku, di awal bulan suci Ramadhan yang lalu. Rezeki yang memang sama sekali tak pernah terfikirkan, apalagi aku harapkan, karena planning-ku untuk hal ini, masih jauh di depan, masih menggunakan tagline 'pada saatnya nanti', yang bisa jadi akan terlaksana dua tahun ke depan. Etapi, Sobs, tiba-tiba saja 'nasib' indah [tak cuma baik] menghampiri, diawali oleh sebuah kalimat dalam percakapan via skype antara aku dan adik lelaki ku, Andre.

"Kak, gimana kalo kakak aja yang temani Ayah. Ada waktu enggak kakak pertengahan Ramadhan nanti?"

What? Kubaca lagi kalimat yang tertulis rapi di layar monitorku, darinya. Ga salah, tulisannya masih tetap "Kak, gimana kalo kakak aja yang temani Ayah. Ada waktu enggak kakak pertengahan Ramadhan nanti?" Hm...

"Yakin? Kakak sih oke-oke saja untuk menemani Ayah, tinggal atur schedule aja sih, apalagi saat ini memang kakak sedang break dari ikatan pekerjaan kantoran."

'Great, Kak. Coba kita komunikasikan lagi pada Umi dan Ayah ya, biar segera kita atur ticket arrangement dan berkas perjalanannya. Kakak juga coba hubungi Umi lagi, re-confirm akan keputusannya untuk 'mengundurkan diri itu'."

Dan begitulah, siapa yang bisa membaca skenerio Ilahi secara pasti? Tadinya, adalah Ayah dan Ibuku yang akan berangkat, memenuhi undangan Andre untuk mengunjunginya, berpuasa dan berlebaran di Istanbul, Turkey, sekalian sowan ke Belarus, bersilaturrahmi ke tempat mertua Andre di Eropa Timur sana. Apalagi mengingat, sejak pernikahan mereka [Andre dan adik iparku], Ayah dan Ibu belum pernah bersilaturrahmi ke pihak besan. Dan untuk keperluan ini, Ayah dan Ibuku sudah bersiap-siap, terutama Ibuku, yang memang jika hendak bepergian, pasti sibuk mempersiapkan sesuatu, khususnya baju beliau sendiri. Maka tak heran jika beberapa jaket pun dipesan ke butikku, hehe, sementara untuk pakaian, beliau menjahitnya sendiri, sesuai dengan kebiasaannya. Hihi.

E ternyata, siapa sangka jika kemudian sebuah aral melintang, yang akhirnya membuat Ibunda mengubah pikiran. Tak lagi berminat untuk meneruskan perjalanan, dan memilih untuk jaga gawang. Rencana pun berubah, beliau tak ingin rencana ini berubah hanya karena satu dan lain hal, apalagi beliau paham benar bahwa Ayah begitu ingin mengunjungi negeri dua benua ini. Masak orang lain yang tak punya putra yang menetap di negeri ini saja, sudah beberapa kali main ke Turkey, sementara si Ayah belum? So, Ibu pun mempersilahkan agar rencana ini tetap berjalan. Bahkan harus berjalan, karena tak enak donk jika mengecewakan pihak besan yang juga telah bersiap-siap menyambut kedatangan Ayah dan Ibu.

Lalu, rencana pun di-adjust. Disesuaikan. Alokasi dana yang telah dipersiapkan oleh adikku, tetap akan dipakai untuk perjalanan ini, karena memang begitulah tekadnya. Tak akan dikurangi melainkan me-replace participant. Hehe. Dan larilah rezeki nomplok itu ke haribaanku. Subhanallah, Alhamdulillah donk! Masa ditolak sih?

Jika Sobats dihadapkan pada kesempatan emas ini, di mana kondisi Sobats sedang free [baca: tidak terikat pekerjaan kantor, tidak memiliki anak kecil yang masih harus diasuh, suami/istri mengijinkan dengan senang hati dan perjalanan ini adalah GRATIS], apa yang akan Sobats lakukan? Menolaknya kah? Karena takut dicibir oleh orang-orang dengan tuduhan, 'ih, lihatlah dia itu, ngapain coba bulan-bulan puasa gini malah jalan-jalan narsis ke luar negeri, ninggalin anak dan suami, buang-buang uang saja!' Akankah tuduhan-tuduhan picik tak berdasar itu menghalangi langkahmu meraih rezeki yang dipersembahkan untukmu?

Kalo aku sih, tentu langsung tangkap donk ah! Apalagi ini adalah permintaan dari Ibu tercinta, serta adik tersayang, untuk menemani Ayahanda biar ada teman di perjalanan yang butuh waktu terbang hingga 13 jam. Itu baru untuk perjalanan ke tempat tujuan, belum lagi nanti, di perjalanan wisata di sana. Mampukah kita menolak permintaan mulia nan menyenangkan seperti ini? Ditambah pula support [ijin penuh] dari anak dan kekasih hati? Kalo aku sih, biarin lah orang mau ngomong apa, yang jelas rezeki tak terduga ini adalah anugerah! Kapan lagi mau jalan-jalan gratis seperti ini bo'? It will be so stupid donk jika kita menolaknya!

Maka berangkatlah kami pada tanggal 21 July 2013 kemarin, dari dua titik yang berbeda. Ayah berangkat dari Banda Aceh, dan aku berangkat dari Bandung, dengan meeting point adalah Kuala Lumpur. Baru dari Kuala Lumpur, kami bersama menuju Istanbul. Traveling dengan Ayahanda tercinta, menurutku adalah kesempatan emas, apalagi mengingat sejarah kelabu yang pernah aku goreskan, hingga membuat diriku terlempar keluar dari orbit ber-family name Abdullah selama hampir sepuluh tahun. Jadi tak heran donk, jika aku tak akan pernah menyiakan kesempatan untuk bisa berdua-dua atau bertiga-tiga atau bersama keluarga 'Abdullah' menghabiskan waktu. Bagiku, ini adalah anugerah. Nikmat yang kini aku petik setelah bertahun-tahun aku 'menimba ilmu yang tak mudah' di Universitas Kehidupan. Setelah gelap terbitlah terang, setelah hujan muncullah pelangi. Begitu deh kira-kira gambaran kehidupanku dan Intan kini. Alhamdulillah.

Back to my trip to Istanbul, tentu kulakukan dengan hati yang lapang dan penuh semangat membara donk. Jadi tak heran jika foto-foto narsis pun bermunculan di layar fbku toh? Jangankan untuk perjalanan keren nan gratis pula seperti ini, perjalanan ke hutan belantara saja aku suka pamer kok! Masak yang seperti ini aku mau sembunyikan? Haha. Jadi, suka heran aja sih, Sobs, jika di belakangku masih juga ada yang usil menabur dosa di halaman buku mereka sendiri, dengan mencibir dan berbicara negatif di belakangku. Yang 'sibuk' menyayangkan uangku habis untuk foya-foya. Helloooo!!! Tapi ya, sudahlah, kuanggap saja akal sehat mereka sedang dikuasai oleh iblis sang penggoda, dan sedang dicemari oleh lautan iri hati dan dengki, sehingga tanpa sadar, mereka sedang memperdalam pasir hisap untuk mengubur diri mereka sendiri. Mungkin ucapan 'Ya Allah, ampunilah teman-temanku ini, karena mereka tak sadari apa yang mereka lakukan itu' akan lebih baik daripada membalas kepicikan mereka dengan kata-kata tajam dan kasar ya, Sobs?

Lebih baik membiarkan 'anjing-anjing' ini menggonggong, sementara kita terus berlalu kan, Sobs? Toh semakin kita menjauhinya, gonggongannya juga tak akan terdengar lagi. :)

Don't Cry Just Because of they are talking about you behind. 

Life is still precious by let these 'dogs' barking.

Dan, Alhamdulillah, perjalanan indah mendampingi Ayahanda ke tiga negara ini [Turkey, Belarus dan Iran], sudah pasti membawa berkah luar biasa dunk bagiku, Sobs. Bertambahnya wawasan, bisa melihat budaya dan adat istiadat negeri orang, adalah sebuah kesempatan yang tiada tara menurutku, sehingga aku bisa membagikan catatan-catatan kecil [reportase khas ala Alaika Abdullah] di halaman maya tercinta ini.

Penasaran dengan reportase khas ala Alaika Abdullah yang sudah published? Mangga atuh ke halaman-halaman berikut ini ya, Sobs!

Postingan Reportase Ala Alaika Abdullah

IRAN 
Ke Makam Ayatullah Khomeini yuk!
Hazrat Fatimah Masyumah Shrine
Iran, si Negeri Syiah Sejati
Yuk Main ke Iran
Fenomena Operasi Plastik di Iran
Kulit Luar Syiah, Tehran - Qom
Hello from Tehran

Turkey
Sensasi Lebaran di Negeri Orang - Turkey
Tradisi Unik Memuliakan Tamu di Turkey

sekedar coretan,
Al, Bandung, 13 September 2013
Newer Posts Older Posts Home

Author

I am a chemical engineer who is in love in humanity work, content creation, and women empowerment.

SUBSCRIBE & FOLLOW

Speaker

Speaker
I love to talk/share about Digital Literacy, Social Media Management, Content Creation, Personal Branding, Mindset Transformation

1st Winner

1st Winner
Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Pemenang Utama Blog Competition yang diselenggarakan oleh Falcon Pictures. Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Blogging Competition yang diselenggarakan oleh Balitbang PUPR

Podcast Winner

Podcast Winner
Pemenang Pilihan Dewan Juri - Podcast Hari Kemerdekaan RI ke 75 by KOMINFO

Winner

Winner
Lomba Menulis Tentang Kebencanaan 2014 - Diselenggarakan oleh Pemerintah Aceh

Winner

Winner
Juara Berbagai Blogging Competition

Featured Post

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk!

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk! Sesaat sebelum naik ke kapal verry Ki-ka: Adik ipar, Aku dan Ayah. Hai.... hai.... hai! In...

POPULAR POSTS

  • Kiat Penting agar Warung Tetap Eksis & Laris Manis
  • Solusi Bikin Paypal Tanpa Nama Belakang
  • Contoh Surat Sponsor untuk Diri Sendiri bagi Pengurusan Visa
  • Laksamana Malahayati, Kartini Lain sebelum Kartini
  • Kolaborasi Microsoft dan ASUS - Hadirkan Windows 10 Original Yang Langsung terinstall Otomatis dan Gratis!
  • Lelaki itu, Ayahku
  • Yuk Melek Hukum via Justika dot Com
  • It's Me!
  • How To Write a Motivation/Cover Letter
  • Jawaban Untuk Sahabat

Categories

  • about me 1
  • accessconsciousness 1
  • advertorial 10
  • Anak Lanang 1
  • awards 20
  • bali 1
  • banner 1
  • bars 1
  • Beauty Corner 29
  • belarus 5
  • bisnis 1
  • Blog Review 2
  • blogger perempuan 1
  • blogging tips 9
  • Budaya 1
  • Catatan 12
  • catatan spesial 19
  • catatan. 53
  • catatan. task 20
  • cryptocurrency 1
  • culinary 5
  • curahan hati 6
  • daftar isi blog 1
  • dailycolor 1
  • DF Clinic 12
  • disclosure 1
  • edisi duo 5
  • email post 10
  • embun pagi 1
  • episode kehidupan 1
  • event 4
  • fashion 3
  • financial 1
  • giveaway 48
  • Gratitude 1
  • health info 9
  • Healthy-Life 16
  • info 23
  • innerbeauty 9
  • iran 4
  • joke 4
  • kenangan masa kecil 3
  • kenangan terindah 12
  • keseharianku 2
  • kisah 14
  • kisah jenaka 7
  • knowledge 2
  • kompetisi blog 1
  • komunitas 2
  • KopDar 8
  • Korea 1
  • kuliner 7
  • Lawan TB 2
  • lesson learnt 7
  • life 2
  • lifestyle 4
  • lineation 32
  • lingkungan 1
  • Literasi Digital 2
  • motivation 9
  • museum tsunami aceh 1
  • New Year 2
  • order 1
  • oriflameku 2
  • parenting 4
  • perempuan tangguh 4
  • perjalanan tiga negara 1
  • personal 3
  • petualangan gaib 6
  • photography 1
  • picture 5
  • podcast 1
  • Profile 12
  • puisi 5
  • reflection 3
  • renungan 25
  • reportase 23
  • resensi 2
  • review 42
  • review aplikasi 1
  • rupa 1
  • Sahabat JKN 2
  • sakit 1
  • sea of life 17
  • sejarah 5
  • Sekedar 1
  • sekedar coretan 76
  • sekedar info 23
  • self-love 1
  • selingan semusim 9
  • seri BRR 4
  • snack asyik 1
  • Srikandi Blogger 2
  • Srikandi Blogger 2013 7
  • Srikandi Blogger 2014 4
  • SWAM 1
  • task 43
  • teknologi 1
  • tentang Intan 34
  • Test 1
  • testimoni 9
  • Tips 57
  • tradisi 1
  • tragedy 1
  • traveling 59
  • true story 7
  • tsunami 9
  • turkey 9
  • tutorial 7
  • visa 1
  • wisata tsunami 2

Followers


Blog Archive

  • December (1)
  • October (1)
  • March (1)
  • August (2)
  • May (1)
  • April (2)
  • March (6)
  • February (3)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (5)
  • October (4)
  • September (3)
  • August (5)
  • July (3)
  • April (1)
  • January (1)
  • December (2)
  • November (1)
  • October (1)
  • September (1)
  • June (1)
  • February (1)
  • December (1)
  • September (2)
  • August (2)
  • July (1)
  • June (1)
  • March (1)
  • February (1)
  • December (5)
  • September (2)
  • August (3)
  • July (1)
  • May (3)
  • April (2)
  • March (1)
  • February (1)
  • January (7)
  • December (1)
  • November (5)
  • September (3)
  • August (1)
  • July (4)
  • June (1)
  • May (1)
  • April (3)
  • March (6)
  • February (5)
  • January (7)
  • December (8)
  • November (4)
  • October (12)
  • September (4)
  • August (3)
  • July (2)
  • June (5)
  • May (5)
  • April (1)
  • March (5)
  • February (4)
  • January (6)
  • December (5)
  • November (4)
  • October (8)
  • September (5)
  • August (6)
  • July (3)
  • June (7)
  • May (6)
  • April (7)
  • March (4)
  • February (4)
  • January (17)
  • December (10)
  • November (10)
  • October (3)
  • September (2)
  • August (5)
  • July (7)
  • June (2)
  • May (8)
  • April (8)
  • March (8)
  • February (7)
  • January (9)
  • December (10)
  • November (7)
  • October (11)
  • September (13)
  • August (5)
  • July (9)
  • June (4)
  • May (1)
  • April (12)
  • March (25)
  • February (28)
  • January (31)
  • December (8)
  • November (3)
  • October (1)
  • September (12)
  • August (10)
  • July (5)
  • June (13)
  • May (12)
  • April (19)
  • March (15)
  • February (16)
  • January (9)
  • December (14)
  • November (16)
  • October (23)
  • September (19)
  • August (14)
  • July (22)
  • June (18)
  • May (18)
  • April (19)
  • March (21)
  • February (27)
  • January (17)
  • December (23)
  • November (20)
  • October (16)
  • September (5)
  • August (2)
  • March (1)
  • December (2)
  • April (1)
  • March (1)
  • February (6)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (4)
  • September (4)
  • August (1)
  • July (8)
  • June (16)

Oddthemes

Flickr Images

Copyright © My Virtual Corner. Designed by OddThemes