My Virtual Corner
  • Home
  • Meet Me
  • Contact
  • Disclosure
  • Category
    • Motivation
    • Traveling
    • Parenting
    • Lifestyle
    • Review
    • Tips
    • Beauty
      • Inner Beauty
      • Outer Beauty
ℍ𝕒𝕫𝕣𝕒𝕥 𝔽𝕒𝕥𝕚𝕞𝕒 𝕄𝕒𝕤𝕪𝕦𝕞𝕒𝕙 𝕊𝕙𝕣𝕚𝕟𝕖 - ℚ𝕠𝕞, 𝕀𝕣𝕒𝕟

Melanjutkan postingan 'Iran, si negeri Syiah Sejati', maka sesuai janji, yuk kita masuk ke salah satu tempat yang sangat dihormati dan di'suci'kan oleh Masyarakat muslim Iran, terutama kaum mayoritas, Syiah. Terletak di tengah kota suci Qom yang berjuluk sebagai kota sejuta ulama, kira-kira berjarak 135 km dari Tehran, ibukota Iran.

Namanya adalah Hazrat Fatima Masyumah Shrine. Sulit mengingatnya memang. Terdengar tidak begitu familiar di telinga kita ya, Sobs?
Shrine dapat diartikan sebagai tempat suci, tempat keramat, kuil/pura dan makam suci. Sementara Hazrat adalah sebutan/gelar penghormatan yang disematkan sebelum nama orang yang dihormati tersebut. 

Jadi, Hazrat Fatima Masyumah Shrine menurutku adalah bangunan suci tempat Yang Mulia Fatimah Masyumah dimakamkan. Hazrat Fatima Masyumah adalah adik perempuan dari Imam ke delapan kaum Syiah Iran, yaitu Imam Reza [Imam Ali ibn Al-Ridha] yang dimakamkan di kota Mashhad, Iran.

Hazrat Fatima Masyumah Shrine  merupakan sebuah bangunan besar nan megah dengan arsitektur yang khas, indah menakjubkan, yang menghampar di atas tanah seluas 38,000 m2.  Tak hanya merupakan tempat dimakamkannya Hazrat Fatima Masyumah, namun di dalam kompleks bangunan suci ini juga terdapat mesjid, dan ruangan-ruangan yang dipakai sebagai tempat kegiatan pendidikan keagamaan. 

Kota Qom sendiri adalah ibukota provinsi Qom, yang terletak di kawasan sahara tengah Iran. Berjarak sekitar 135 km dari Tehran, ibukota Iran. Populasi penduduk kota ini berjumlah sekitar 44,850 jiwa [sensus tahun 1997], di mana 16,91% tinggal di kota dan 82,8% nya tinggal di daerah pedesaan yang kering dan gersang.

Memasuki kota Qom, kita memang langsung disapa oleh aura khas negeri muslim. Wanita-wanita berjubah [chador] hitam terlihat lalu lalang di jalan raya, tempat kami memarkir minibus tumpangan kami. 

Berbeda jauh dengan situasi di Tehran, di mana para wanitanya terlihat begitu modis dan lebih 'terbuka', maka di kota suci ini, wanita-wanitanya terlihat 'tertutup' rapat dan bahkan bagai membungkus diri dengan kain hitam berjuluk chador itu.

Si mas guide, telah memberitau sejak di dalam minibus tadi, bahwa di pintu masuk ke Fatima Masyumah Shrine nanti, aku dan adik ipar akan dikenakan keharusan [halah bahasanya!] menggunakan chador. Kutanyakan bagaimana cara memakainya, lalu si mas guide tampan mengatakan bahwa dia akan mengajarkannya kepada kami nanti. Asyik! 
Hadeuh...hadeuh, Al! Ganjen ih! Hihi, habis, mas guidenya tampan sih! :P [tongue out].

Dan benar saja, sesampai di pintu masuk, kami sudah harus 'melapor' ke si mbak penjaga, yang terlihat ramah. Mempersilahkan kami memilih masing-masing selembar chador untuk membungkus tubuh kami. 

Sungguh, aku begitu terpana menatap chador yang tak ubah seperti sprei ukuran single bed [4 kaki] itu, dan berfikir, ini gimana make-nya? Hihi. Kutatap adik iparku yang juga kebingungan. Si mbak petugas tertawa geli saat melihat si mas guide memakaikan kain itu ke tubuhku, lalu meminta adik iparku menirunya. 

Dan...? Dan walau ga bisa persis seperti wanita-wanita kota Qom, yang bisa dengan begitu rapi mengenakannya, setidaknya, tampilan kami sudah mirip-mirip [dikitlah yaaa] dengan wanita-wanita Iran itu. Cantiklah [menurut versi sendiri], haha.



Kami pun melangkah memasuki bangunan suci tersebut setelah memastikan kepada si mbak petugas bahwa no camera with us, kecuali my cute Onyx-berry yang duduk manis di dalam kantong jeans ku. Kami melangkah dengan rasa excited gimanaaa giccu. Terpana, terkagum oleh pemandangan indah yang sudah menyambut kami. Sungguh, indahnya bangunan ini mencengangkan. Lihat deh, Sobs.

Lihatlah serpihan-serpihan kaca yang disusun sedemikian rupa ini, Sobs, gile indahnya, bener-bener bikin wow deh! Luxury!

Perhatikan deh wanita yang pegang kemoceng hijau ini, dia adalah petugas bangunan suci ini lho. 

Decak kagum tiada henti mengiringi ayunan langkah kami memasuki bagian dalam dari bangunan suci berjuluk Fatima Masyumah Shrine ini. Sayangnya, begitu memasuki area bagian dalam dari bangunan ini, kami tak lagi leluasa menjeprat jepret kamera hape kami, karena berpuluh pasang mata terhunjam ke arah kami dengan tatapan aneh, bagai tatapan orang yang menatap alien dari planet Mars! 

Hadeuh, did we look so 'adorable? Haha. begitu berbeda dan anehkah tampilan kami sehingga harus ditatap seaneh itu, hiks.

Tiba saatnya kami harus membagi kunjungan kami berdasarkan gender [halah halah, bahasanya, Al]. Si mas guide mengarahkan agar kami memasuki ruangan yang khusus untuk para wanita, sementara ayah, adik, dan si mas guide sendiri akan masuk ke ruangan yang khusus untuk laki-laki. Mau ngapain? Ya untuk melihat-lihat ruangan dan kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang yang ada di dalam ruangan tersebut donk. 

Kami sepakati untuk bertemu kembali di titik ini sekitar tiga puluh menit ke depan. Lalu kami pun mulai menjelajah. Aku dan adik ipar mulai memasuki ruangan khusus wanita, yang disambut langsung oleh tatapan aneh dari para wanita [tua muda]  ber-chador hitam. 

Sebagian mereka sedang mengaji, sebagian lagi duduk bertumpuk sedang membaca dalam diam lengkap dengan tasbih di tangan masing-masingnya, ada sebagian lagi yang hanya duduk-duduk berdiskusi dengan teman-teman lainnya. 

Ruangan ini sebenarnya luas, tapi padat oleh wanita-wanita yang sedang beraktivitas di ruangan ini. Petugas di bangunan suci ini gampang menandainya, yaitu mereka memegang kemoceng berwarna hijau! Ha? Kemoceng? Hi hi, iyaaaa, beneran lho.

Semakin ke dalam, ruangan ini semakin indah dan kemilau. Sayangnya ga bisa lagi memotret dengan leluasa. Ada satu bagian dari ruangan ini yang begitu padat oleh pengunjung, Sobs. Aku curiga bahwa inilah dia makam Hazrat Fatima Masyumah. 

Ternyata bener, Sobs. 
Padat sekali oleh para wanita yang mendekati dindingnya, menjulurkan tangan mengelus dan menciumnya. Kami perhatikan kekusyukan orang-orang itu, mencoba mendekatkan wajah mereka untuk mencium bagian dinding itu. Hm, mungkin seperti orang yang berlomba mencium Hajar Aswad kali ya? Entahlah, aku sendiri memutuskan untuk menjauhi bagian yang padat itu. Ga asyik soalnya, penuh banget.

Kami pun melangkah ke bagian lain yang lebih luas, mencoba untuk duduk dan berbaur dengan wanita-wanita berchador yang sedang duduk-duduk juga. Mereka menatap kami yang langsung ku-hadiahi sebuah senyum manis. Kuyakin akan the power of smile, dan benar saja, senyum tulusku mencairkan suasana, tatapan aneh ke arah kami itu, berbuah senyuman manis yang langsung diikuti tatapan mata ramah. Alhamdulillah.


Tiga puluh menit kemudian, sesuai janji, kami pun bergabung kembali dengan ayah, adik dan si mas guide. Ayahku berkeinginan untuk shalat zuhur di bagian mesjid dari bangunan ini, sehingga jadilah kami memperpanjang waktu kunjungan di shrine ini. 

Kami pun memasuki ruangan shalat/mesjid, yang terlihat tidaklah semegah design ruangan-ruangan yang kami saksikan tadi. Karena sedang bulan Ramadhan, maka bagian depan tempat sembahyang [bagian podium] mesjid ini dipenuhi oleh banyak sekali bunga mawar merah. Sehingga terlihat cantik dan semarak. 

Iran adalah sebuah negeri yang romantis lho! Banyak sekali penjual bunga [khususnya mawar] yang berjualan di jalan-jalan mau pun tempat umum lainnya. :)

Sayangnya, mawarnya jauh di depan sana, jadi ga keliatan deh di foto. :)

Selama bulan Ramadhan, memang digelar tadarusan di mesjid ini, juga dipenuhi oleh orang-orang yang melakukan shalat wajib berjamaah. Itu pula yang ditunggu oleh ayahku, yang ingin sekali melaksanakan shalat berjamaah di mesjid ini, bergabung bersama saudara-saudara seiman lainnya, walau berbeda mazhab [kami sunni dan mereka syiah]. Bukan apa-apa sih, ayah ingin melihat dan mengalami langsung praktek syiah di sini bagaimana, jadi ga hanya mendengar 'alkisah' dari orang-orang lain. :)

Dan Alhamdulillah, tak lama kami menanti, kumandang azan pun mulai diperdengarkan. Ini pula yang dinanti ayahandaku, ingin mendengar langsung kumandang azan kaum Syiah. Benarkah memiliki perbedaan dengan kumandang azan yang lazim kita dengarkan [kaum sunni]? Dan ternyata memang berbeda lho, Sobs, berbeda sedikit. Bisa lihat di postingan ini deh tentang hal itu.

Oya, menjelang dilaksanakan shalat zuhur, para wanita dipersilahkan untuk menuju bagian wanita, berupa sebuah ruangan yang disekat khusus untuk wanita. Dan kami pun menuju ruangan ini, bergabung dengan para wanita yang sudah terlebih dahulu memasuki ruangan ini. 

Ingat akan the power of smile, aku pun segera menghadiahi para wanita yang menatap kami itu dengan senyuman manis dan hangat, yang langsung disambut oleh balasan senyum hangat nan menular ke wanita-wanita lainnya. Keakraban terjalin dan mulailah kami kebingungan. Haha. Kenapa? 

Karena mereka berbahasa Farsi sementara aku berbahasa Inggris dan adik iparku berbahasa Rusia. Lengkaplah sudah. Haha. Tak apa, yang penting sesama muslim kita adalah saudara! Hihi.

Shalat zuhur pun dilaksanakan dengan khidmat, dan benar saja, setelah salam untuk shalat zuhur, dilanjutkan dengan shalat sunnah sesudah zuhur, lalu berdoa, baru kemudian sang imam memimpin shalat ashar.

Setelah itu, kami pun bergabung kembali dengan ayah, adik dan si mas guide, duduk-duduk sebentar lagi di bagian di mana kami tadi berkumpul, menyaksikan orang-orang yang hilir mudik berkunjung ke dalam ruangan-ruangan indah itu. lalu kami pun berlalu. Meninggalkan kota suci Qom dan Hazrat Fatimah Masyumah Shrine dengan hati berseri, karena di dalam BB mungilku, telah terdokumentasi sejumlah foto ciamik, yang cukup untuk mengantarku membuat reportase ini. :)


Setelah puas duduk-duduk di ruangan yang teduh ini, akhirnya kami pun memutuskan untuk undur diri, melanjutkan perjalanan kembali ke Tehran. Tentu saja dengan memutuskan untuk singgah di Ayatullah Khomeini Shrine pada perjalanan pulang nanti. Kan letaknya memang di jalan kembali ke kota Tehran. Jadi rugi banget kan kalo tidak menyempatkan untuk singgah terlebih dahulu di makam sekaligus mesjidnya sang legendaris peruntuh dinasti Shah Iran ini. Yup, sang ayatullah Khomeini.

Bagaimana pula kah bentuk makamnya tokoh legendaris yang satu ini? Bisa langsung baca di Yuk, Main ke Makam Ayatullah Khomeini ya, Sobs!

Sepenggal catatan dan kenangan perjalanan ke Iran,
Al, Bandung, 6 September 2013


Related Post;

IRAN 
Ke Makam Ayatullah Khomeini yuk!
Iran, si Negeri Syiah Sejati
Yuk Main ke Iran
Fenomena Operasi Plastik di Iran
Kulit Luar Syiah, Tehran - Qom
Hello from Tehran

Turkey
Sensasi Lebaran di Negeri Orang - Turkey
Tradisi Unik Memuliakan Tamu di Turkey

Menunggu, jelas bukan pekerjaan yang bikin happy. Bosan, suntuk, jenuh adalah rasa yang selalu saja setia mendampingi aktivitas yang satu ini. Ngerasa begitu juga ga sih, Sobs?
Lalu, apa yang biasanya Sobats lakukan untuk mengusir rasa jenuh itu? Baca buku, koran, atau berinteraksi di socmed via gadget or smartphone?

Hm, kalo aku sendiri sih macem-macem. Paling sering tuh, memperhatikan tingkah polah orang-orang di sekitar. Tentu cara memperhatikannya juga ga semena-mena dunk, bisa digebuk or ditatap sinis dunk ah kalo memperhatikan itu dengan cara yang 'terlalu'. Hehe.

Atau, kadang berinteraksi di socmed or berselancar di dumay adalah pilihan yang paling aku sukai. Tapi kalo lagi ada tugas, urgency, maka biasanya sih, mau ga mau, aku harus cari tempat yg bisa untuk buka Macsy dan bekerja dengannya.
Tapi kali ini, sebuah post yang mentioned me on my facebook, dari Bunda Lily, memunculkan ide bagiku untuk nambah artikel di my virtual corner deh.

Yes, berita gembira darinya, bahwa buku berjudul 'Rahasia Terbesar Pramugari Udara' telah terbit. Bukan, bukan karyaku lho, tapi karya si Bunda dunk ah. Dan yang bikin hati berseri, ada nama eikeh bo' terpampang manis di salah satu halamannya. Asyik!
Yup, ini adalah endorsement kedua dariku untuk buku Bunda. Endorsement pertama adalah untuk buku Bunda yang berjudul 'Mom, Please Stay Alive' dan yang kedua adalah buku ini. Rahasia Terbesar Pramugari Udara'.

Feeling curious with this book and what my endors says? Check in out deh!

‪Pernah menyimpan rasa penasaran terhadap lika-liku tugas seorang pramugari/a dan kehidupannya? Saya sering. Betapa menyenangkan bisa 'mengepakkan sayap' dan mengembara ke berbagai daerah, kota besar bahkan negeri-negeri lain, secara 'gratis', dengan tugas yang tidak berat pula! Tapi benarkah seindah dan sesederhana itu? Ternyata, it is not as simple as that lho! "Rahasia Terbesar Pramugari Udara", adalah jawaban paling nyata terhadap rasa penasaran itu. Kehadiran buku dengan judul yang begitu eye catching ini juga bertujuan untuk membuka cakrawala berfikir kita [masyarakat awam] serta membantu para muda mudi yang menyimpan harapan/impian menjadi seorang pramugari/pramugara lho! Dikemas apik, runtut dan menarik oleh Bunda Lily, sang mantan pramugari senior dari sebuah maskapai penerbangan ternama negeri ini, sungguh membuat saya merasa mendapat 'access' untuk mengintip segala hal yang berkaitan dengan tata cara, prosedur dan berbagai hal terkait tugas awak kabin dan dunia penerbangan. Sungguh membuat cakrawala berfikir saya terbuka lebar, dan menaruh hormat pada tugas berat yang sesungguhnya 'diemban' oleh para 'burung camar' dan awak kabin lainnya itu. It is not as simple as I think about!
Penasaran? 'Lahap' habis buku ini dan siapkan diri untuk tercengang, kagum dan salut akan 'sebuah dunia di atas awan'.
 [Alaika AbdullahHumanitarian Worker | Freelancer Writer | Author Novel Selingan Semusim |Blogger | http://alaikaabdullah.com]

Sebuah endors yang tidak berlebihan, karena buku ini sungguh membuka cakrawala akan lika liku tugas dan kehidupan seorang pramugari/a udara. Penasaran, ayo atuh pada pesan sama yang empunya buku ke nomor hape beliau yaaaa.  Hp: 0856 1930 316

Dan untuk mengenal lebih jauh si penulis 'tangguh ini', monggo menyingkap misterinya di sini deh, Sobs!


Untuk Bunda Lily sayang, sehat selalu, sukses dan laris manis bukunya yaaa. :)


Diposting from my Blackberry sembari mengusir jemu dalam sebuah penantian. :)

Powered by Telkomsel BlackBerry®








Ananda tersayang, Intan Faradila

I am so grateful that I have a daughter like you,
No matter how many birthdays come and go, 
You will always be my little girl, 
Happy Birthday, My Angel!
The Diamond of My Heart.
Wishing you all the best, Nak. Hope all the dreams will come true.
Yes, it will come true, we will try to reach them one by one, together! 
Thank you very much for always being my lovely soulmate as well as daughter.
Many thanks for every think, Nak. :)
Hug and Kiss.

Umi.


Sebuah catatan Kehidupan, di hari istimewa ananda tersayang
Al, 1 September 2013
Semalaman asli ga tidur. Banyak banget yang harus dibereskan, mulai dari completing the off line works, preparing article #10daysforasean hingga ke menyelesaikan foto-foto untuk bahan presentasi ayahanda, diakhiri dengan packing pada jam 3 lewat 32 menit dini hari tadi. Flightku pagi ini dijadwalkan tepat pada jam 6 pagi, menggunakan lion air [sengaja nyebut nama]. Bukan sekali dua aku menggunakan jasa penerbangan yang terjangkau oleh rakyat Indonesia ini, dan sejauh ini, pelayanannya juga cukup baik alias tidak mengecewakan.

Rasa ngantuk justru mulai menyerang ketika diriku udah rapi jali siap untuk berangkat ke bandara Sultan Iskandar Muda. Kutahankan donk biar ga tertidur karena masih ngobrol dengan ayah dan Khai sepanjang perjalanan yang hanya memakan waktu 30 menitan. Sampai di bandara kira-kira jam 4 lewat 25 menit deh, dan olala, antrian penumpang mengular banget. Rame! Ampun deh, bisa telat nih shalat subuhnya. Kusabarkan diriku untuk antri dengan tertib. Kuperhatikan antrian yang mengular, tidak diimbangi dengan jumlah counter check in yang memadai. Hanya 3 counter yang melayani calon penumpang. Huft, bisa telat ini. Iseng ngobrol dengan dua bapak porter yang ada di sebelahku. Udah kenal sih dengan mereka, saking seringnya wara wiri di bandara Sultan Iskandar Muda ini [dulu, saat masih tinggal dan kerja di Aceh]. Menurutnya, jarang-jarang memang bludakan penumpang sampai seperti ini. Apalagi pesawat pagi seperti ini. Tapi semua optimis, tak akan ada yang ketinggalan pesawat!

Angka di jam tanganku sudah menunjukkan angka 05.46 menit tapi antrian masih panjang aja. Giliranku juga masih ada sekitar 10 orang lagi.  Belum lagi yang di counter lainnya. Hiks. Sabar... sabar. #UrutDada. Kenapa sampai lupa lakukan web check in tadi malam ya? Hiks....

Hingga akhirnya, terdengar suara dengan intonasi meninggi dari si bapak yang berjarak 6 orang dari hadapanku. Disambung dengan suara meninggi orang-orang lainnya. Oops! Ada apa ini? Kutajamkan telinga mencari tau. Dan ya ampun, ternyata kami tak kebagian SEAT! Enggak dapat KURSI! Gile bener! Sungguh aku ga yakin. Pasti salah lihat atau salah info deh mereka ini. Aku tak lagi patuh pada antrian. Mencoba maju ke meja counter dan bertanya baik-baik.

"Ada apa, dek? Ini kenapa counter di sebelah ga buka, sementara antrian masih panjang seperti ini?" Tanyaku pada si petugas yang masih begitu belia.

"Maaf, Kak. Seatnya habis. Counter sebelah sistemnya down." Jawabnya, disambut amarah calon penumpang lainnya.

"Apa? Kehabisan seat? Kok bisa, terus bagaimana dengan saya? Saya ada meeting jam 1 nanti di Menara Thamrin, Jakarta. Gimana donk ini?"

"Maaf, Kak, udah ga ada seat lagi, paling keberangkatan penumpang yang tersisa akan berangkat siang atau sore nanti. Diusahakan." Jelasnya mencoba bersuara lembut.

"Ya ampun, kalian ini gimana? Masak bisa jual tiket tapi ga punya kursinya? Kok bisa? Berani sekali? Apa ga kontrol kalian? How can?" Suaraku yang mulai meninggi langsung disambar dan ditambahi oleh penumpang-penumpang lainnya, yang memang sudah duluan marah.

"Maaf Kak, tunggu sebentar ya bu, kita panggil dan tanyakan orang lion airnya." Jawabnya kikuk seraya memanggil seseorang melalui radio panggilnya.

Seseorang itu [anak muda] datang tergopoh-gopoh. Wajahnya gugup membayangkan akan diserbu oleh amarah atau amukan para penumpang yang kecewa. Benar saja, begitu dia sampai, langsung dihujani oleh kejaran penumpang yang semakin emosi. Bukan ketinggalan pesawat, tapi ga kebagian kursi! Betapa anehnya. Masak maskapai berani jual tiket yang melebihi kapasitas/jumlah kursi yang tersedia? Amboi. Gile bener, nekad!

Tak habis pikir, kutanyakan lagi tentang hal itu, menuntut jawaban yang pasti, kok berani menjual tiket yang melebihi kuantitas/jumlah kursi yang tersedia. Si pemuda hanya bisa meminta maaf, dan mencoba memberi solusi, bahwa kami akan diberangkatkan dengan pesawat susulan nanti, jam 12 belas, yang artinya adalah enam jam ke depan! Huft. Suara protes tak terbendung dan si pemuda hanya bisa mengulang permohonan maaf dan berjanji akan memastikan keberangkatan kami jam 12 nanti. Aku tak lagi berminat memperpanjang amarah.

"Dek, saya heran kenapa hal ini bisa terjadi. Apa sistem penjualan tiket kalian ga bisa memantau jumlah tiket yang sudah keluar sehingga tidak melebihi jumlah kursi yang tersedia? Kenapa bisa kacau seperti ini? Bayangkan, bagaimana ruginya kami jadinya, terbuang waktu percuma, sementara kami sudah punya agenda tersendiri di tempat tujuan kami."

Lagi-lagi dia hanya bisa memohon maaf dan memastikan akan memberangkatkan kami pada pukul 12 nanti. Ya sudahlah, tak banyak yang bisa dilakukan, aku jadi ingat postinganku yang ini deh, Let's Dance in The Rain.


Jadi daripada aku mengutuki kegelapan, biarlah kunyalakan sebatang lilin untuk meneranginya. Jiaaah! Artinya, aku butuh tempat duduk yang nyaman, makanan enak dan gratis, free wifi, untuk menanti penerbangan pengganti, enam jam kemudian. Nah, untuk duduk sampai 6 jam, wajar donk jika aku butuh sebuah lounge dan gratis? Dan sebenarnya itu pun masih jauh dari layak jika kita bicara ganti rugi kan ya? Tapi sudahlah, Life isn't about waiting for the storm to be over, it is about learning how to dance in the rain. 

Jadi biarlah kuhibur hatiku dengan menuliskan postingan ini, menikmati secangkir teh manis hangat dan setangkup roti. Inginnya sih makan nasi dan sup ayam, tapi kok rasanya kenyang. :)


Lalu, bila kantuk itu datang lagi, aku bisa tidur sambil sandaran di sofa yang nyaman ini. Intinya adalah your happiness is when you can enjoy and entertaint yourself even when you are in a bad situation. Hehe. Jadi, mari menikmati setiap momen yang hadir karena pasti akan ada pembelajaran yang bisa dipetik. Untuk hari ini dan kejadian ini, kuyakin, pembelajaran paling nyata adalah latihan kesabaran. Hehe. Begitu kayaknya ya, Sobs?

sebuah catatan pengisi kesuntukan dan penghilang badmood.
Al, bandara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh, 30 Agustus 2013.
Melanjutkan postingan 'yuk main ke Iran' yang telah masuk ke topik super menarik dalam rangka menemukan jawaban-jawaban :

Apa benar orang-orang Syiah (Iran) itu hanya melakukan shalat 3 kali sehari? 
Dengan membawa shalat Ashar ke Zuhur dan Maghrib ke Isya? 
Apa benar shalat Jumat tidak wajib di Iran? 
Atau kalaupun melaksanakan shalat Jumat, maka shalat Zhuhur tetap harus dilaksanakan? 

Apa benar orang Iran itu kalo shalat senantiasa meletakkan Turbah/batu kecil (yang terbuat dari tanah Karbala) di bagian kepala sajadah untuk disujudi? 
Apa benar kaum Syiah menggunakan kitab suci yang berbeda dari kaum muslim lainnya? 
Apa benar orang kota Qom dan muslimah pedesaan Iran menggunakan chador? 

Dan beberapa 'apa benar' lainnya, maka, yuk, langsung kita ikuti kisah perjalanan kami di hari kedua keberadaan kami di Iran, yuk, Sobs!

Ah iya, yang paling penting untuk diingat adalah, artikel ini ditulis murni sebagai sharing/reportase ala Alaika Abdullah, terkait kunjungan langsung ke negeri Syiah (Iran), bukan untuk mendiskusikan tentang kelebihan dan kekurangan mazhab yang satu ini, karena SEJUJUR-nya, I am not the expert in that case. :) 
Jadi, mohon untuk tidak menjadikan kolom komentar artikel ini sebagai tempat untuk saling menuding, menghujat apalagi menghakimi. Mari saling menjaga agar damai ini tetap terasa indah. 
Ok, Sobs?


Hari kedua, 5 Agustus 2013, seorang guide tampan Irani beserta seorang supir profesional plus sebuah minibus yang lumayan besar [berkapasitas 15 orang] telah menanti tepat pada jam 9 pagi. Pertemuan pertama di lobby hotel, langsung lanjut memasuki mini bus dan mulus melaju ke arah kota Qom.

Percakapan menarik langsung terjadi dengan mas guide yang bahasa Inggrisnya cas cis cus. Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan ayah, secara bergantian antara aku dan Andri [adikku] diubah ke dalam bahasa Inggris dan memforwardnya ke si mas guide untuk mendapatkan jawaban.

Pertanyaaan-pertanyaan sensitive tentu saja dengan terlebih dahulu memohon maaf dan pengertian darinya, tetap meluncur dan meminta jawaban. Dan si mas guidenya yang open minded, menjawabnya dengan upaya maksimal dan senang hati. Sempat juga dia bercanda kepada supirnya, bahwa sepulang dari mengantarkan kami, dia sudah bisa menggunakan sorban di kepalanya, perlambang telah jitu ilmu agamanya. Haha.

Memang tak banyak dari wisatawan yang ditemaninya selama ini, yang meminta untuk diajak wisata religi seperti yang kami lakukan ini. Biasanya yang suka begini, kalo bukan orang-orang Sunni, ya orang-orang non muslim Eropah yang penasaran untuk mengetahui praktek Syiah secara langsung dari sumbernya [kota suci yang ada di Iran, seperti kota Qom ini].

Kota Qom, yang merupakan ibukota dari provinsi Qom terletak sekitar 156 km barat daya Tehran, berpenduduk sekitar 1.042.309 jiwa pada sensus 2005, dan berada di tepi sungai Qom. Kota ini dinobatkan menjadi kota suci bagi penganut Islam Syiah, di mana di kota ini terdapat makam dari Fatimah al-Ma'sum, saudari dari Imam Ali ar-Ridha, dan menjadi kota pendidikan Syiah terbesar di dunia. 
 ~sumber [http://id.wikipedia.org/wiki/Qom]. 

Perjalanan ke kota ini membutuhkan waktu sekitar 2,5 jam dari kota Tehran, melalui jalanan keren menakjubkan. Yup, salut dengan pembangunan di Iran, walau diembargo tapi tetap melaju pembangunannya, terutama jalannya yang lebar, mulus dan bagus. 

Pemandangan kiri kanan jalan, dipenuhi oleh padang gurun yang coklat tandus dan panas. Untungnya kita menumpang minibus yang full AC dan luas, jadi panasnya udara di luar sama sekali tidak menyentuh tubuh. Alhamdulillah. Namun, walau panas, pemandangan sepanjang perjalanan ini tetap tersaji ciamik!



Teriknya mentari di musim panas, bahkan membuat danau garam berhasil menyajikan 'lautan' garam yang menghampar putih menakjubkan, yang sayangnya terlupa untuk di-capture oleh kamera saking terpesonanya aku menyaksikan keindahan kreasi Sang Maha Pencipta. :). 

Baca juga: Kulit Luar Syiah (Iran)

Berbicara tentang Syiah, memang tidaklah gampang. Setiap keyakinan [paham/sekte] tentu didasarkan pada keyakinan dan kepercayaan masing-masing kaum atau kelompok. Tak dapat dipungkiri, bahwa banyak sekali teman-temanku yang langsung mencibir bahkan menghakimi seseorang yang diketahui sebagai penganut Syiah. 

Di mata mereka, Syiah adalah sebuah aliran yang tidak benar dan harus dijauhi. 

Pendapat ini tentu saja bukan hal yang timbul dengan sendirinya, melainkan dipicu oleh berita-berita yang begitu marak tentang paham/sekte ini, yang semakin diklaim sebagai sebuah aliran yang menyesatkan. Syiah adalah aliran sesat yang harus diwaspadai bahkan dijauhi dan dimusuhi. Begitu tulisan yang santer di media massa juga layar kaca, terkait berita tentang Islam Syiah yang sedang marak di negeri ini. 

Tak cuma di layar kaca dan media massa, namun di jagad virtual pun, kita menemukan seabrek artikel terkait topik Syiah. Pro dan kontra, saling mendominasi, saling menghakimi dan bahkan saling menyakiti. 

Semua seakan 'lupa' bahwa sebenarnya kedua belah pihak adalah berasal dari mata air yang sama, yaitu Islam. Sekali lagi, artikel ini sendiri, murni tak bermaksud untuk membela atau pun untuk menjatuhkan paham yang satu ini. 

So far, aku berusaha untuk berada di pihak yang netral. Tidak ingin terpengaruh oleh berita heboh bin santer tanpa aku mengerti secara menyeluruh. 

Aliran Syiah itu bagaimana secara detil saja, aku tidak begitu ngeh, yang kutahu adalah mengenai hal-hal yang menjadi pertanyaaan kami di atas. Tentang sisi jahat/buruk lainnya, yang dihebohkan itu, aku pun tak paham. :) 

Jadi, alih-alih menyalahkan, mending aku no comment dan tetap pada keyakinanku sendiri, menjalankan Islam yang aku dan keluarga besarku yakini [Sunni] dengan baik dan berharap ridha dari Allah untuk senantiasa melindungi kami dari sentuhan-sentuhan aliran yang tidak benar. Aamiin. 

Well, back to the topic, berikut adalah tanya jawab kami dengan si mas guide [Iranian Shiah] dan beberapa narasumber lainnya, baik teman Indonesia - Sunni, yang sudah lama berdomisili di kota Qom, Tehran dan teman Syiah asli Iran. Blue font adalah pertanyaan yang kami ajukan, dan black font adalah jawaban si mas guide dan nara sumber lainnya.

Benarkah kaum Syiah melaksanakan shalat tiga kali sehari? Azan hanya terdengar tiga kali sehari? Dan mesjid telah dikunci rapat usai mereka laksanakan shalat Maghrib?

Mas guide menjawab pertanyaan demi pertanyaan sensitif yang kami ajukan dengan baik dan terbuka. Jawaban yang walau telah kami duga benar adanya, tetap saja membuat kening kami sedikit bertaut. 

Ternyata memang benar, mostly kaum Syiah ini melaksanakan shalatnya tiga kali sehari. 

Yaitu pada pagi hari [Subuh], pada siang hari [Zuhur dan Ashar] dan pada malam hari [Maghrib dan Isya]. Namun jumlah rakaatnya, tetap 2, 4, 4, 3 dan 4, seperti yang kaum Sunni juga lakukan [tentang jumlah rakaat]. 

Mas guide menyatakan bahwa sebenarnya mereka tetap melaksanakan shalat lima kali sehari, tapi di dalam tiga waktu, yaitu pagi, siang dan malam. Namun, tambahnya, ada juga kaum Syiah Iran, yang taat shalat lima kali sehari sebagaimana layaknya dilakukan oleh kaum Sunni, tapi tidak secara berjemaah di mesjid-mesjid, melainkan secara personal. Mengapa ada yang demikian?

Karena, mereka mencontoh Rasulullah yang pernah menjamak shalat dalam situasi tidak sedang musafir, atau tidak sedang dalam situasi ketakutan atau hujan, atau situasi darurat lainnya. Alasan Rasulullah melakukan penjamakan itu adalah untuk tidak menyulitkan umatnya. 

Namun, Rasulullah sendiri senantiasa berusaha untuk mengutamakan shalat lima waktu ketimbang menjamaknya.
Begitu katanya, hm..., twing-twing deh! 

Jawaban mas guide, langsung mengingatkan kami pada kejadian malam sebelumnya, di mana kami mencari mesjid untuk shalat Isya [rencananya ingin sekalian menjamak Magrib di Isya], eh ternyata si mesjid telah dikunci rapat. 

Dan si mas guide membenarkan, bahwa memang kebiasaan di sana, mesjid langsung dikunci rapat setelah usai shalat Maghrib, karena tidak ada shalat Isya, sudah dikerjakan usai shalat Maghrib. O, begitu toh, Mas! :)

Namun beberapa teman yang tinggal di kota Qom justru menjelaskan bahwa di sana kenyataannya berbeda, bahwa beberapa mesjid atau tempat ibadah malah buka 24 jam, misalnya seperti Hazrat Fatimah al Ma'sum, malah terbuka lebar selama 24 jam. 

Karena tempat ini tak hanya dipakai untuk shalat, namun juga untuk konsultasi keagamaan, belajar mengaji, dan kegiatan religius lainnya. Bahkan mesjid-mesjid ini menyediakan beberapa kursi untuk jemaah yang berkebutuhan khusus, beberapa bantalan untuk sandaran para orang tua agar rileks punggungnya saat mendengar ceramah, dan semacamnya.

Benarkah kaum Syiah (Iran) itu kalo shalat senantiasa meletakkan Turbah/batu kecil (yang terbuat dari tanah Karbala) di bagian kepala sajadah untuk disujudi?

Benar, itu sudah menjadi kebiasaan masyarakat Syiah Iran, yang senantiasa meletakkan batu tersebut [turbah] untuk menyentuh dahi mereka pada saat mereka bersujud.

Mengapa? 
Bukankah itu seakan-akan kaum Syiah sedang menyembah turbah?" 
Tanyaku sangat hati-hati, karena ini bersifat sensitif.


Mas guide dan beberapa sumber lainnya yang sempat kami tanyai di Hazrat Fatima al-Ma'sum [Fatime Mesume Shrine] di kota Qom, menjawab seperti ini:

Dalam hal aqidah, kami sama dengan Sunni dan umat muslim lainnya, hanya menyembah Allah SWT, tidak menyembah makhluk-Nya, apalagi menyembah batu atau tanah. 
Jika kaum Sunni dan muslim lainnya bersujud kepada Allah di atas kain sajadah, maka kami bersujud kepada Allah di atas turbah, di atas tanah. Di situ saja perbedaannya. Persamaan keduanya adalah sama-sama menggunakan suatu media untuk alas bersujud, begitu kan? :) 

Mengapa turbah? 
Karena turbah dianggap sebagai pengganti tanah,  karena bagi kami sujud harus benar benar dilakukan di atas tanah murni atau apa yang tumbuh diatas tanah tersebut, asalkan tidak dimakan atau dipakai. 

Jadi, jika kami sedang berada di luar negeri, di mana turbah tidak tersedia atau terlupa untuk kami bawa, maka kami menggunakan benda lainnya yang berbahan dasar/terbuat dari alam, seperti tissue, kertas, dan lain-lainnya sebagai alas.

Oh, begitu ya, Mas? #Manggut-manggut. Ingin mengejar dengan pertanyaan lainnya, seperti apa dasar hukumnya, dan lain sebagainya, namun kami kehilangan kata-kata. Namun si mas guide, dengan bijak dan bagai mengerti tanda tanya yang ada di hati kami, menambah penjelasannya. 

Bahwa yang mendasari kaum Syiah bersujud di atas tanah adalah karena Rasullullah juga melakukan hal serupa. Rasulullah selalu bersujud di atas tanah, tikar atau alas lain yang terbuat dari bahan alami. Si mas guide menambahkan agar kami juga mencari referensi tentang hal ini di internet mau pun sumber lainnya, jika berminat, karena beliau sendiri sih, tidak senantiasa bersujud di atas turbah, terutama jika sedang berada di area yang tidak tersedia turbah.

Tak urung, penjelasan ini, menyisakan rasa penasaran di hati kami, sehingga malamnya, aku dan ayah browsing dan main ke rumahnya mbah Google untuk mencari informasi tentang pro dan kontra penggunaan turbah ini, dan hasilnya? 

Ampuuun deh, perang antar paham begitu mengerikan. Saling menyalahkan, saling tuding memenuhi jagad maya melalui artikel yang ditulis oleh penulis yang pro dan kontra.

Mungkin, Sobats sendiri juga sering menemukan artikel-artikel pro dan kontra ini kan? Bagi yang belum dan mungkin semakin penasaran akan hal ini, bisa langsung meluncur dan search sendiri deh di rumahnya si Mbah [Google],  karena aku sendiri kurang berminat bahkan bingung untuk mengulasnya di sini. 

Jadi, mari kita kembali pada penilaian dan keyakinan masing-masing aja , yuk. :)

Bagaimana pandangan kaum Syiah [Iran] terhadap shalat Jumat? Apa benar kaum Syiah Iran menganggap shalat Jumat itu tidak wajib dilaksanakan? Dan jika pun melaksanakan shalat Jumat, maka tetap harus melaksanakan shalat Zuhur?

Hm, this question required a long answer! Jawabnya seraya tersenyum, tapi kemudian si Mas guide malah diam sejenak. Mungkin sedang mencoba menjawab dengan bijak. :) 

Lalu, si mas yang tampan ini mulai menjelaskan, bahwa memang banyak sekali yang menuding demikian. Dan pada kenyataannya, banyak sih lelaki-lelaki Iran yang tidak ke mesjid untuk shalat Jumat. Tapi itu bukan berarti bahwa shalat Jumat itu tidak wajib. Namun, pelaksanaan shalat Jumat di Iran memang unik.

Tidak seperti di negeri-negeri muslim lainnya, di mana shalat Jumat di laksanakan di mesjid-mesjid desa, kota atau di mana pun. Nah, kalo di Iran, setiap kota hanya menyediakan satu tempat untuk ibadah shalat Jumat. 

Misalnya, untuk di Tehran, pemusatan shalat Jumat adalah dilakukan di Universitas Tehran. 
Lebih uniknya lagi, jemaah shalat Jumat ini, tidak terbatas pada kaum pria saja, namun juga diramaikan oleh kaum wanita. 

Jadi bisa dibayangkan, betapa ramainya arena shalat Jumat yang hanya terpusat di satu tempat [Universitas Tehran] ini, menampung penduduk kota Tehran yang populasinya mencapai 12 juta jiwa, dan hari Jumat adalah hari libur di sana, sehingga kesempatan untuk bersiap-siap untuk shalat Jumat menjadi lebih besar bagi orang-orang yang meyakini keutamaan shalat Jumat. 

Apalagi, pemerintah Iran, menyediakan angkutan-angkutan umum/bus jemputan untuk menjemput jemaah yang berada jauh dari tempat ibadah. Jadi kalo dikatakan bahwa tidak wajib shalat Jumat di Iran, rasanya kurang tepat. Begitu jawaban diplomatis dari mas guide. :)

Mengapa dipusatkan di satu tempat saja untuk masing-masing kota?

Menurutnya, dan juga beberapa teman Sunni dan Syiah di sana [Iran], alasan utama pemerintah melakukan ini adalah untuk menunjukkan 'kebesaran, kebersatuan, kekompakan, kekuatan' umat muslim, sehingga 'musuh' [Amerika, Yahudi dan bangsa Eropa] akan berfikir dua kali untuk mencoba mengganggu/menghancurkan mereka. Jadi tujuan pemusatan di satu tempat ini, menurut mereka lho ya, adalah lebih ke tujuan politik seperti itu.

Namun, saat ini, di beberapa kota seperti Qom, sudah mulai ada beberapa mesjid yang dibuka untuk tempat lakukan shalat Jumat. Karena pada dasarnya, kaum Syiah juga menganut paham bahwa Shalat Jumat memang boleh dilaksanakan di mesjid mana pun dengan berjarak sekitar 5 km antar satu dengan lainnya.

Benerkah setelah shalat Jumat, lalu kaum Syiah melaksanakan lagi shalat Zuhur, lalu Ashar?

Tidak benar. Shalat Jumat telah menggantikan shalat Zhuhur, sehingga tak perlu lagi melakukan shalat Zhuhur. Setelah membaca doa-doa dan ibadah sunnah lainnya, barulah mereka laksanakan shalat Ashar [Jamak], seperti biasanya.

Apa benar Syiah/Iran menggunakan kitab suci yang berbeda dari kaum Sunni mau pun kaum muslim lainnya? 

Mas guide malah tertawa lebar. 
Kata siapa? Tukang fitnah! 
Oops. Eikeh jadi ga enak hati deh. :( melihat raut wajah tampan itu mengeruh. 

Kami memiliki kitab suci yang sama dengan yang kaum Sunni miliki. Al Quran yang sama. Tidak ada perubahan ayat atau revisi seperti yang didesas-desuskan! Silahkan go to internet dan download e-Al-quran Irani untuk cek and ricek. Atau silahkan beli Al-quran asli Iran untuk dapat kalian lihat langsung. 

Maaf, jika suara saya terkesan meninggi, habis saya suka geram dengan desas desus fitnah itu. Baik Syiah mau pun Sunni, mempunyai al-Quran yang sama. Buktinya, kami sering menyelenggarakan Musabaqah Tilawatil Quran, baik national mau pun international, dan terbuka bagi seluruh muslim, baik Sunni mau pun Syiah. Jika kitab suci kami berbeda, mana mungkin kami disambut baik oleh muslim lainnya? Mana mungkin ada peserta di luar kaum Syiah?

Hm, Ok mas guide, jangan esmosi dunk ah! :)

Iran adalah negara Islam Republik, setau saya, saat ini hanya ada dua negara Islam di dunia, yaitu Iran dan Afghanistan. Yang menarik adalah, tentang cara berpakaian para wanita di negeri ini. Tadinya saya membayangkan bahwa wanita-wanita di sini, seperti layaknya wanita-wanita Arabia, yang membungkus dirinya dengan jubah muslimah [chador]. Namun kenyataannya, terutama di kota Tehran, kami melihat banyak sekali wanita yang berpakaian kurang muslimah. Misalnya dalam hal cara memakai hijab; hanya mengenakan selendang yang menutupi setengah rambutnya, sementara setengah lagi rambutnya [poni] terlihat menjuntai keluar. Apakah memang demikian? Adakah daerah-daereah yang masih memberlakukan regulasi berpakaian secara syariah?

Mas guide kembali tersenyum manis. Aduhai senyummu itu, Mas! Haha.
Begitulah, mungkin juga, kalian sendiri menemukan banyak fakta bahwa wanita-wanita Iran, yang tidak taat menutup aurat. Saya sendiri, sering menyaksikan para wanita yang meninggalkan Iran [via pesawat terbang], yang langsung menanggalkan jubahnya, melepaskan selendang yang menutup rambutnya, dan tampil trendy dan seksi menuju negara lain, baik yang dalam rangka berwisata, atau apa pun. 

Begitulah adanya. Juga di Tehran atau pun kota-kota besar lainnya di negeri ini. Kaum wanita kami, memang modis dan berani, walau sekali-sekali, terjaring juga oleh razia syariah yang diadakan oleh pihak terkait. Mereka akan menangis histeris saat terjaring, dan berjanji untuk berpakaian muslimah yang baik. :)

Baca juga: Fenomena Operasi Plastik di Iran



Namun, tentu saja ini tidak berarti bahwa tak ada lagi muslimah yang benar-benar berpakaian muslimah. Ada, dan banyak juga. Terutama di pedesaan dan kota Suci. Nanti, sesampai di kota Qom, kalian akan melihat sendiri, betapa berbedanya wanita di Tehran dan wanita-wanita di kota Qom.


Hazrat Fatima Al-Ma'sum

Tak terasa, 2,5 jam perjalanan kami pun terpenuhi, dan tibalah kami di kota suci Qom. 
Kota yang menurutku sangat unik. Pak supir menghentikan minibus yang dikendarainya tepat di seberang jalan, artinya kami harus menyeberang dengan berjalan kaki, karena minibus akan diparkirkan di tempat yang lebih jauh lagi. 

Mas guide berpesan agar kami meninggalkan saja gadget dan camera DLSR di dalam minibus, daripada menitipkannya di tempat penitipan nanti. Ya, gadget bercamera [kecuali BB dan hape kecil lainnya], memang dilarang untuk ikut masuk ke dalam Hazrat Fatima al-Ma'sum [Fatime Mesume Shrine]. Apa sih Hazrat Fatima Al-Ma'sum itu?


Hazrat Fatima Al-Ma'sum sebenarnya adalah sebuah mesjid yang di dalamnya terdapat makam dari Fatima Al-Ma'sum, yaitu adik dari Imam Ali ar-Ridha, Imam ke delapan kaum Syiah. Mesjid ini luar biasa indahnya, terutama bagian dindingnya yang dipenuhi oleh serpihan cermin yang ditempel artistik, menimbulkaan kemilau luar biasa, yang tiada henti mendecak-kagumkan rasa setiap wisatawan yang hadir untuk beribadat atau sekedar menyaksikan dan mengagumi keindahannya.


Ada sensasi tersendiri yang hadir di hati, menyadari diriku berhasil masuk ke dalam gerombolan wanita-wanita berchador hitam pekat, yang menatap kami dengan tatapan mata layaknya menatap alien dari luar angkasa, karena pakaian kami yang tentu tak hitam seperti mereka.

Ya iyalah, kami kan hanya mengenakan chador cadangan yang disedikan oleh panitia Hazrat ini, agar bisa dan sah memasuki mesjid ini. Tapi sungguh deh, Sobs, sensasinya luar biasa, apalagi, selain bisa masuk dan berjalan-jalan di tempat para wanita berchador hitam ini beribadah, kami juga bisa melihat langsung makam Fatima al-Ma'sum yang 'disucikan' oleh kaum Syiah ini. Juga, berkesempatan untuk shalat zhuhur berjemaah dengan kaum Syiah, di dalam mesjid mereka, bahkan aku berkesempatan merekam suara kumandang azan mereka. 

Yang lebih membahagiakan lagi adalah, Onyxberry mungilku berhasil mengabadikan keindahan-keindahan yang ada di mesjid/shrine ini. Rasanya Wow banget! Nantikan sensasi-sensasi itu, dalam ulasan berikutnya di artikel mendatang ya, Sobs! Juga tentang penambahan lafazd 'Ali waliyullah ...,' di dalam kumandang azannya, akan diulas di postingan berikutnya, ok?

Sepenggal catatan dan kenangan perjalanan ke Iran,
Al, Banda Aceh, 23 Agustus 2013


Related Post;
IRAN 
Ke Makam Ayatullah Khomeini yuk!
Hazrat Fatimah Masyumah Shrine
Yuk Main ke Iran
Hello from Tehran

Turkey
Sensasi Lebaran di Negeri Orang - Turkey
Tradisi Unik Memuliakan Tamu di Turkey

Ijinkan aku memulai lanjutan dari postingan 'kulit luar Syiah, Tehran' dengan sebuah pertanyaan, Sobs.

Apa yang terpatri di benak Sobats setiap mendengar nama negeri ini disebutkan? Iran, ya Iran. :)
Apakah sama dengan yang terlintas di benak dan imaginasiku? Aku akan serta merta membayangkan, negeri ini dipenuhi oleh pria tampan berjenggot, bersorban, dan alim. Serta kaum wanitanya yang cantik jelita, berjubah hitam dari kepala hingga ke mata kaki.
Sebuah negeri bernama Persia, berbudaya tinggi dengan kaum Adam dan Hawanya yang menawan dan juga merupakan negerinya kaum Syiah. Samakah imaginasi ini dengan bayangan yang ada di benak Sobats?

Picture is taken Alaika Abdullah at Bazorgh Bazaar. 
Bayangan/imagi ini terus tersimpan di benakku hingga pesawat yang aku tumpangi [Turkish Airlines] dari Istanbul hendak mendarat di bandara Ayatullah Khomeini, Tehran. Sebenarnya, sudah mulai ada keraguan di hati ini, gegara melihat kebanyakan penumpang wanita [yang menuju Iran] ini berpakaian tidak muslimah [baju tanpa lengan dan jeans serta tidak menutup kepala/tidak berhijab], namun aku mencoba berfikir positif, mungkin mereka ini adalah para wisatawan yang hendak ke Iran/Tehran. Tapi, wisatawan sekali pun, layaknya kan pake pakaian yang sopan ya, Sobs, karena kan menuju ke sebuah negeri yang memberlakukan regulasi syariah? Nama negaranya saja Republik Islam Iran. Islam gitu lho! So? Tapi ya, sudahlah, tak berhak dunk aku/kita menghakiminya. Haha.

Well, landed safely, perubahan-perubahan drastis seperti yang aku tuliskan di sini pun terjadi. Wanita-wanita seksi tadi pun berubah menjadi wanita berkerudung [menutup rambutnya dengan selendang atau kerudung] dan berjubah! Aku pun manggut-manggut. Oh, begini rupanya. Begini toh? I see. :)
Sedikit nakal, aku pun terpanggil untuk menilik kelakuan orang-orang di toilet wanita, haha. Dan ternyata, beberapa wanita berpakaian seksi berambut blonde, sedang memakaikan jubah hitam panjang [chador trendy] ke tubuhnya, praktis membungkus tubuh yang tadinya hanya dibalut oleh pakaian seksi. Lalu rambut blondenya yang cantik itu, diikat dan diberi sanggul raksasa berjuluk 'punuk unta', haha. Hampir melongo, aku segera masuk ke salah satu ruang kecil berlagak hendak pipis. Ya iyalah, daripada dicurigai sebagai penyusup/mata-mata, mending langsung kamuflase kan ya? :D

Surprise demi surprise memang menyambutku tiada henti. Dimulai dengan temperatur udara yang panasnya minta ampun [sekitar 41 derajat celcius], yang langsung menyapa pipi, hingga ke wajah-wajah cantik dan tampan mempesona yang menyegarkan mata. Namun baru saja menikmati rasa segar oleh pemandangan aduhai itu, rasa damai itu menurun menyaksikan jenis kendaraan yang lalu lalang di jalanan kota metropolis Tehran yang luas dan lapang itu, berupa kendaraan-kendaraan yang menurut pandanganku sih, masuk kategori jadul. Haha. Oops, tak bermaksud merendahkan, tapi begitulah yang tertangkap oleh pandangan mata dan kamera. Apa daya, mata dan kamera tak mungkin bohong kan ya? Dan mungkin, ini adalah efek dari kelamaan diembargo kali ya? :(

Pictures taken by Okana Abdullah, on the way to hotel from Khomeini Airport


Sulit mengungkapkan rasa yang bergelora di dada saat menyadari bahwa diriku telah benar-benar berada di negeri yang satu ini. Sebuah negeri yang sebenarnya belum pernah masuk ke dalam daftar negeri yang ingin aku kunjungi. Namun, tentu saja hatiku berdegup gembira manakala melihat nama Iran tercantum di dalam itinerary usulan adikku. Berwisata ke Iran, negerinya almarhum Ayatullah Khomeini. Wow! Amazing!

Inilah Iran

Tak sabar rasanya kami untuk segera keluar dari hotel guna sight seeing dan cari bukaan puasa. Kota ini, apalagi pemandangan yang terlihat sepanjang perjalanan dari bandara ke hotel tadi, sungguh membuat rasa exciting di hati seperti meledak meletup deh, Sobs! Haha. Sungguh, sulit bener menggambarkannya, tapi yang pasti, suasana Timur Tengahnya kerasa banget deh. Apalagi dengan view khas Timur Tengah seperti yang terlihat pada foto-foto di bawah ini.


Suasana jalanan terlihat lengang kala kami menumpang taksi, mencari tempat untuk berbuka puasa. Tak banyak restoran yang buka atau memang daerah di mana kami tinggal ini termasuk daerah yang sepi? Padahal, kabarnya kota Tehran ini adalah kota metropolitan selaku ibukota negara. Entahlah, kami belum bisa menebaknya. Supir taksi yang kami tumpangi sama sekali tak bisa berbahasa Inggris, sehingga adikku terpaksa mengeluarkan beberapa kata kunci dari 'kantong doraemon' miliknya. Pertama, sudah pasti dicobanya bahasa Inggris. Teryata bahasa international yang sudah merakyat ini, tak sampai menjangkau khalayak di negeri Syiah ini. Supir taksi geleng-geleng kepala sambil tetap berbicara dalam bahasa Farsi. Andri, adikku, tak paham pula bahasa ini. 

Dicobanya bahasa Turkey, si supir geleng-geleng kepala. Ayahku mencoba bahasa Arab, No, masih geleng-geleng kepala. Bahasa Rusia, apalagi! Haha. Andri mencoba bahasa Azarbaijan. Dan click! Supir taksi berseru gembira dan percakapan pun on the track alias mengalir lancar! Bravo, Ndri. Salut deh dengan koleksi bahasa yang engkau miliki. Ckckck. Diantarnya lah kami ke sebuah restoran yang lumayan besar, namun lengang. Penataan ruangan seadaanya, padahal jika didecor layaknya restoran besar, kuyakin resto ini akan banyak menarik pengunjung. 

Kendala bahasa kembali terjadi di sini. Farsi melawan Turkey. Haha. Akhirnya win-win solution pun diambil, Inggris walau si pelayan sedikit terbata-bata. :D
Giliran membaca menu, ampun bo'. Bisa dibaca tapi ga tau artinya! Haha. Ya iyalah, tulisannya menggunakan huruf arab tapi bahasanya bahasa Farsi. Cakep!

Keren ya menunya? Lalu apa yang kami pesan? 
Inilah yang hadir setelah berdialog sejenak dengan si pelayan dalam menentukan menu berbuka di hari pertama di Tehran. :)

Nasi minyak [lupa nama Irannya], ayam gulai ala Iran, plus Pepsi dan air mineral.
Oya, sempat juga beli roti jala ala Iran. :)

Iran, si Negeri Syiah Sejati

Berwisata ke Iran, beberapa teman memang menyarankan untuk main ke Isfahan dan beberapa tempat keren lainnya. Namun kami malah jadi ingin melawan arus. Iran adalah sebuah negeri yang ‘unik’. Penganut paham Syiah Itsna Asyariyyah atau Syiah Imam Dua Belas. Desas desus tentang paham ini begitu bergema dan sering menjadi buah bibir. Rasanya sungguh disayangkan jika setelah menginjakkan kaki di negeri ini, kami tak memanfaatkan waktu untuk meng-eksplorasi kabar ini secara langsung. Yah, walau pun tentu saja, dengan waktu kami yang sangat sedikit, jelas tak akan mampu mengungkap informasinya secara utuh sih. Namun, setidaknya, berada langsung di negeri ini, kami ingin memuaskan rasa penasaran kami dengan menemukan jawaban terhadap beberapa pertanyaan yang selama ini cukup membuat kami mengerutkan kening. 

Apa benar orang-orang Syiah [Iran] itu hanya melakukan shalat 3 kali sehari? Dengan membawa shalat Ashar ke Zuhur dan Maghrib ke Isya? Apa benar Shalat Jumat tidak wajib di Iran? Atau kalau pun melaksanakan shalat Jumat, maka shalat zuhur tetap harus dilaksanakan? Apa benar Orang Iran kalo shalat senantiasa meletakkan batu kecil [yang terbuat dari tanah Karbala] di bagian kepala sajadah untuk disujudi? Apa benar orang kota Qom dan muslimah pedesaan Iran menggunakan chador? Dan beberapa ‘apa benar’ lainnya.

Tertarik untuk ikut menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas, Sobats tercinta? Yuk ikuti lanjutan postingannya di sini yaaa.

Sepenggal catatan dan kenangan perjalanan ke Iran,
Al, Banda Aceh, 21 Agustus 2013


Related Post;

IRAN 
Ke Makam Ayatullah Khomeini yuk!
Hazrat Fatimah Masyumah Shrine
Iran, si Negeri Syiah Sejati
Fenomena Operasi Plastik di Iran
Kulit Luar Syiah, Tehran - Qom
Hello from Tehran

Turkey
Sensasi Lebaran di Negeri Orang - Turkey
Tradisi Unik Memuliakan Tamu di Turkey

Newer Posts Older Posts Home

Author

I am a chemical engineer who is in love in humanity work, content creation, and women empowerment.

SUBSCRIBE & FOLLOW

Speaker

Speaker
I love to talk/share about Digital Literacy, Social Media Management, Content Creation, Personal Branding, Mindset Transformation

1st Winner

1st Winner
Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Pemenang Utama Blog Competition yang diselenggarakan oleh Falcon Pictures. Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Blogging Competition yang diselenggarakan oleh Balitbang PUPR

Podcast Winner

Podcast Winner
Pemenang Pilihan Dewan Juri - Podcast Hari Kemerdekaan RI ke 75 by KOMINFO

Winner

Winner
Lomba Menulis Tentang Kebencanaan 2014 - Diselenggarakan oleh Pemerintah Aceh

Winner

Winner
Juara Berbagai Blogging Competition

Featured Post

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk!

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk! Sesaat sebelum naik ke kapal verry Ki-ka: Adik ipar, Aku dan Ayah. Hai.... hai.... hai! In...

POPULAR POSTS

  • Kiat Penting agar Warung Tetap Eksis & Laris Manis
  • Solusi Bikin Paypal Tanpa Nama Belakang
  • Contoh Surat Sponsor untuk Diri Sendiri bagi Pengurusan Visa
  • Laksamana Malahayati, Kartini Lain sebelum Kartini
  • Kolaborasi Microsoft dan ASUS - Hadirkan Windows 10 Original Yang Langsung terinstall Otomatis dan Gratis!
  • It's Me!
  • Lelaki itu, Ayahku
  • Hujan Komen
  • Serunya Outdoor Activities di Trizara Resorts
  • How To Write a Motivation/Cover Letter

Categories

  • about me 1
  • accessconsciousness 1
  • advertorial 10
  • Anak Lanang 1
  • awards 20
  • bali 1
  • banner 1
  • bars 1
  • Beauty Corner 29
  • belarus 5
  • bisnis 1
  • Blog Review 2
  • blogger perempuan 1
  • blogging tips 9
  • Budaya 1
  • Catatan 12
  • catatan spesial 19
  • catatan. 53
  • catatan. task 20
  • cryptocurrency 1
  • culinary 5
  • curahan hati 6
  • daftar isi blog 1
  • dailycolor 1
  • DF Clinic 12
  • disclosure 1
  • edisi duo 5
  • email post 10
  • embun pagi 1
  • episode kehidupan 1
  • event 4
  • fashion 3
  • financial 1
  • giveaway 48
  • Gratitude 1
  • health info 9
  • Healthy-Life 16
  • info 23
  • innerbeauty 9
  • iran 4
  • joke 4
  • kenangan masa kecil 3
  • kenangan terindah 12
  • keseharianku 2
  • kisah 14
  • kisah jenaka 7
  • knowledge 2
  • kompetisi blog 1
  • komunitas 2
  • KopDar 8
  • Korea 1
  • kuliner 7
  • Lawan TB 2
  • lesson learnt 7
  • life 2
  • lifestyle 4
  • lineation 32
  • lingkungan 1
  • Literasi Digital 2
  • motivation 9
  • museum tsunami aceh 1
  • New Year 2
  • order 1
  • oriflameku 2
  • parenting 4
  • perempuan tangguh 4
  • perjalanan tiga negara 1
  • personal 3
  • petualangan gaib 6
  • photography 1
  • picture 5
  • podcast 1
  • Profile 12
  • puisi 5
  • reflection 3
  • renungan 25
  • reportase 23
  • resensi 2
  • review 42
  • review aplikasi 1
  • rupa 1
  • Sahabat JKN 2
  • sakit 1
  • sea of life 17
  • sejarah 5
  • Sekedar 1
  • sekedar coretan 76
  • sekedar info 23
  • self-love 1
  • selingan semusim 9
  • seri BRR 4
  • snack asyik 1
  • Srikandi Blogger 2
  • Srikandi Blogger 2013 7
  • Srikandi Blogger 2014 4
  • SWAM 1
  • task 43
  • teknologi 1
  • tentang Intan 34
  • Test 1
  • testimoni 9
  • Tips 57
  • tradisi 1
  • tragedy 1
  • traveling 59
  • true story 7
  • tsunami 9
  • turkey 9
  • tutorial 7
  • visa 1
  • wisata tsunami 2

Followers


Blog Archive

  • December (1)
  • October (1)
  • March (1)
  • August (2)
  • May (1)
  • April (2)
  • March (6)
  • February (3)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (5)
  • October (4)
  • September (3)
  • August (5)
  • July (3)
  • April (1)
  • January (1)
  • December (2)
  • November (1)
  • October (1)
  • September (1)
  • June (1)
  • February (1)
  • December (1)
  • September (2)
  • August (2)
  • July (1)
  • June (1)
  • March (1)
  • February (1)
  • December (5)
  • September (2)
  • August (3)
  • July (1)
  • May (3)
  • April (2)
  • March (1)
  • February (1)
  • January (7)
  • December (1)
  • November (5)
  • September (3)
  • August (1)
  • July (4)
  • June (1)
  • May (1)
  • April (3)
  • March (6)
  • February (5)
  • January (7)
  • December (8)
  • November (4)
  • October (12)
  • September (4)
  • August (3)
  • July (2)
  • June (5)
  • May (5)
  • April (1)
  • March (5)
  • February (4)
  • January (6)
  • December (5)
  • November (4)
  • October (8)
  • September (5)
  • August (6)
  • July (3)
  • June (7)
  • May (6)
  • April (7)
  • March (4)
  • February (4)
  • January (17)
  • December (10)
  • November (10)
  • October (3)
  • September (2)
  • August (5)
  • July (7)
  • June (2)
  • May (8)
  • April (8)
  • March (8)
  • February (7)
  • January (9)
  • December (10)
  • November (7)
  • October (11)
  • September (13)
  • August (5)
  • July (9)
  • June (4)
  • May (1)
  • April (12)
  • March (25)
  • February (28)
  • January (31)
  • December (8)
  • November (3)
  • October (1)
  • September (12)
  • August (10)
  • July (5)
  • June (13)
  • May (12)
  • April (19)
  • March (15)
  • February (16)
  • January (9)
  • December (14)
  • November (16)
  • October (23)
  • September (19)
  • August (14)
  • July (22)
  • June (18)
  • May (18)
  • April (19)
  • March (21)
  • February (27)
  • January (17)
  • December (23)
  • November (20)
  • October (16)
  • September (5)
  • August (2)
  • March (1)
  • December (2)
  • April (1)
  • March (1)
  • February (6)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (4)
  • September (4)
  • August (1)
  • July (8)
  • June (16)

Oddthemes

Flickr Images

Copyright © My Virtual Corner. Designed by OddThemes