My Virtual Corner
  • Home
  • Meet Me
  • Contact
  • Disclosure
  • Category
    • Motivation
    • Traveling
    • Parenting
    • Lifestyle
    • Review
    • Tips
    • Beauty
      • Inner Beauty
      • Outer Beauty
Aku tahu kamu tuh kecewa banget padaku, dan aku maklum, sangat maklum akan kekecewaanmu. Siapa sih yang ga akan kecewa jika jauh-jauh datang berkunjung, eh yang dikunjungi malah tidak di rumah, atau malah molor tak memberi jawaban?

Aku yakin jika aku di posisimu, aku juga akan merasakan hal yang sama…
Tapi cobalah mengerti, aku sama sekali tak bermaksud untuk mengecilkan kehadiranmu, apalagi untuk tak menghargai kamu. Sungguh, bukan itu maksudku.
Aku memang benar-benar tak sanggup lagi bertahan tadi malam, hingga begitu saja menutup pintu dan beranjak ke peraduan. But see? I didn’t even lock the door, karena kuyakin kamu akan tiba. Akan setulus hati menjengukku.
Jika aku belum membalas kunjunganmu, atau menjawab sapaanmu, itu murni karena hari dan malam ini, aku masih berkutat dengan project masa depan yang deadline nya sudah di depan mata.  Kamu ga mau kan aku gagal gara-gara not able to accomplish the task? J
#dan kamu pun menggeleng mantabs. Thanks a lots my dear virtual friends..… J

“ku kangen kalian sobs!”
NB: 
postingan opo iki Al? hehe

Ya ampun, ternyata aku telah duduk disini sedari pagi…
Tak sadar kini malam telah berganti pagi, lagi.
Pantas saja bahuku terasa nyeri…
Akibat duduk berdiam diri… sambil ketak ketik memainkan jemari

Apa? Sudah pagi lagi? Ya ampun sobs… lanjut besok aja ah… mau tidur dulu…

Good nite dear friends, good rest and nice dream yaaa….

image was taken from my Laptop print screen

Hah? Sudah tanggal 7 Juni? Gile bener…Kularikan kursor ke sudut atas monitor laptopku. Sebuah tanggalan terhampar memperlihatkan deretan angka-angka seperti gambar di samping. Benar, hari ini Kamis, 7 Juni 2012. Ga bisa dimundurkan lagi…. Gawat..wat..wat!

Aku hanya punya 3 hari lagi untuk mempersiapkan concept proposal yang wajib dilampirkan di dalam aplikasi lamaran kerja yang ingin aku layangkan ke Fukuoka, Japan.
Duh, ribet amat sih persyaratan untuk bisa bergabung di organisasi yang satu ini? Padahal posisi yang ingin aku apply ini kan jauh dibawah posisiku sebelumnya? Iya sih…setiap organisasi punya persyaratan tersendiri, yang bisa saja berbeda dengan organisasi lainnya. Tapi concept proposal? Bikinnya kan ga gampang… harus mempelajari secara mendalam dulu akan materi atau topik projectnya, baru punya ide untuk memikirkan concept nya.
Intinya aku harus belajar lagi, jika memang bener-bener ingin diterima bekerja di tempat yang satu ini. Harus belajar lagi. Baiklah…
Maka duduklah aku sedari pagi tadi, membuka-buka dokumen lama related to the topic of the project. Juga berkunjung secara resmi mencari ‘wangsit’ di rumahnya mbah Google nan tampan lagi berjenggot putih bak para suhu kawakan di perguruan shaolin utara. #halah.
Kucoba untuk fokus pada beberapa dokumen yang sengaja aku buka lebar. Sengaja menahan diri untuk tidak mengintip sama sekali ke rumah mayaku tercinta ini. Namun bunyi tang ting di BB, notified me that some comment posted in my virtual corner, membuat tangan kananku gatal untuk meraih si mungil hitam manis bernama Alaika OnyxBerry, membukanya dan tersenyum membaca komen yang ditinggalkan oleh sang tamu di rumah mayaku.
Blogger mana yang sanggup bertahan untuk tidak melongok ke rumah mayanya, jika dirinya sedang duduk manis berhadapan dengan laptop yang terkoneksi ke internet secara sempurna? Sobats sanggup? Aku sih tidak. Maka dokumen yang sedang terbuka pun tertindih sempurna oleh halaman My Virtual Corner yang terpampang lebar. Tanpa sadar tenggelamlah aku akan pesona dan nikmatnya blogging ini. Satu persatu komen yang masuk aku balas rapi, dengan niat segera kembali ke halaman dokumen yang pasti akan coba memahami tingkahku ini.
Namun widget ‘friends update’ yang terletak di sisi kanan pojok mayaku, menampilkan aneka postingan menarik, yang baru di update di blog para sahabat. Bukan, bukan lupa akan niat untuk segera kembali ke dokumen yang harus aku pelajari, namun… aku hanya berniat untuk menjenguk sebentar ke rumah para sahabat, membalas silaturrahmi mereka. Kan aku tuan rumah yang baik? #mencari pembenaran aksi. Huh!!
Tak hanya sampai disana, kini halaman fesbuk pun ikut terbuka, gatal jemari ini untuk update status. Update status pun done. Perfect, kini kembali ke dokumen. Ealah dalah…. Notifikasi fesbuk. 1, 2, 3, 4…. Dan seterusnya bermunculan…. Tenggelam lagi aku dalam aksi balas komen. Asyik banget…. Teman-teman yang sudah lama tidak terkonekpun bermunculan memberi komen, jangan2 setan memang sengaja nih membisiki teman2ku itu untuk tergerak hati, agar aku terikat disini dan tak kembali pada dokumen yang harus aku pelajari… Huft!!
Dentang jam dinding di ruang tengah rumah ibuku, berdentang nyaring. Kutajamkan telinga untuk mendengarnya, padahal jelas2 angka 11:08 tertera di sudut kanan atas laptopku. Masih berharap angka ini salah dan dentangan jam diluar berbunyi Sembilan kali saja… Come on Al? mimpi kali yeee?
Benar sobs, dentangan itu sebelas kali, dan aku belum lagi mengerjakan concept proposalnya…. Malah postingan ini yang tercipta oleh tarian sepuluh jemari yang bergerak lincah kesana kemari. Merangkai kata dan curcol pada para sahabats semuanya. Duh… Al… blogging addicted banget sih kamu yaaaa? Ayo sana balik dan fokus pada dokumen yang harus kamu pelajari!! Sisi batin yang baik hati mulai mengingatkanku. Dan kali ini sisi batin ini mulai cerewet sobs… sebelum berbagai nasehatnya meluncur bebas, ijinkan aku kembali fokus pada dokumen-dokumen, mengolahnya menjadi sebuah concept proposal yang apik ya…
Wahai hatiku yang nakal, biarkan aku fokus sejenak… please…

Selamat pagi menjelang siang dan selamat beraktifitas sobs!
Have a great day!
Sinar sang surya yang begitu melimpah menyinari segenap penjuru kota ini, membuatku memutuskan untuk segera membawa Gliv ke tempat pemandian special. Tubuh luarnya yang bergelimangan debu dan noda, membuat dirinya sama sekali tak elok dipandang mata. Belum lagi tubuh bagian dalamnya… yang penuh berbagai penampakan kotor akibat beberapa benda yang dua hari ini dijejali masuk ke tubuh indahnya… duh, membuat dirinya sama sekali tak menarik untuk dimasuki….. Tak ada kompromi lagi, ini sudah keterlaluan! Gliv harus segera ‘disucikan’, dimandikan agar keindahan dan kemolekannya terpancar kembali. Juga agar aroma tubuhnya semerbak mewangi seperti biasanya..
Maka dari itu, begitu sang surya semakin cemerlang, segera kularikan Gliv ke tempat pemandian, tempat dimana ritual pembersihan dirinya dilaksanakan. Seperti biasanya, aku hanya diijinkan mendampingi Gliv sampai di pintu batas ‘serah terima’, dan begitu Gliv kuserah terimakan pada para petugas pemandian, aku dipersilahkan untuk menunggunya di ruang tunggu, atau pun di kantin yang menyediakan hotspot. Pastinya aku memilih kantin donk, selain hotspotnya yang menjanjikan koneksi yang lancar jaya, juga karena kata kantin kan identik dengan makanan dan minuman….. ?? so…sambil mengisi perut, ngenet, mengerjakan beberapa tugas yang harus segera aku setorkan pada pemberi tugas, aku bisa mengintip ritual pembersihan diri Gliv dari lantai atas ini...
nongkrong dulu ah sambil bikin postingan.... 
Bagiku, Gliv sangatlah istimewa. Dia bukan hadiah ulang tahun dari seorang suami atau ayah ibu. Dia juga bukan bonus karena prestasi gemilang yang berhasil aku persembahkan untuk instansi…. Bukan juga hadiah undian yang menghampiri…
Dia adalah impian yang menjadi nyata. Perwujudan kerja keras bersimbah peluh dan restu Sang Maha Pemberi. Menatap Gliv, membuatku percaya bahwa tiada mimpi yang mustahil sejauh kita punya strategic planning yang SMART (Smart, Specific, Achievable, Realistic and Time bound) dalam meraihnya. Mengelus Gliv, membuatku ingin bersujud pada Sang Maha Pemurah, atas anugerah dan perkenannya mewujudkan impianku.
Jatuh bangun kehidupanku di masa lalu, malang melintang di dunia kerja yang gajinya tak pernah menanjak drastis, jelas menyadarkanku bahwa impian ini akan teramat sulit untuk digapai. How can I get the dream come true jika gajiku tetap aja 2,5 – 3 juta perbulan? Apalagi kala itu aku masih single parent? Aku harus mengubah strategi, dan Allah sang Maha Pemberi membuka pintu rezeki... Undangan untuk bergabung di sebuah lembaga international untuk program tanggap darurat terhadap bencana membuatku tercengang. Tercengang melihat rate gaji yang melebihi gaji Managerku di kantor Medan. Oh Tuhan…. Bahkan untuk membantu masyarakat daerah asalku, yang tanpa dibayarpun aku akan rela melakukannya dengan tulus, malah aku dibayar professional, dengan angka yang menakjubkan. Subhanallah. Pintu itu memang terbuka, lebar. Alhamdulillah ya Allah….

Bekerja di dunia kemanusiaan, berbaur dengan berbagai orang dari segala penjuru dunia, adalah kebahagiaan tersendiri bagiku. Pengalaman baru yang kian memperkaya wawasan dan kemampuan, membuatku benar-benar excited. Kubahagia, dan sejenak lupa akan impian yang tergantung tinggi. Kok bisa lupa? Karena aku tak sejenakpun mendongak ke atas, sehingga tak kulihat impianku terselip diantara gemintang. Yang kulakukan adalah memuaskan diri, traveling ke luar negeri. Maklum sobs, reaksi orang kantong kering yang tiba-tiba kantongnya menjadi sedikit basah, hehe. Tidak, tentu aku tak melupakan Intan, sang buah hati. Tentu saja Intan kuajak di beberapa kali perjalananku.
Waktu terus berputar hingga suatu kali aku tersentak kala menatap langit biru. Angkasa kala itu gemerlap ditaburi gemintang yang bercahaya. Sebuah pendar gemerlap melambai memberi tanda. “Ini aku yang sekian lama telah kau gantung tinggi. Raih aku saat ini atau tidak sama sekali!”
Astaga!! Aku lupa akan impian yang telah kusemat nun jauh di angkasa raya. Hasrat hati – impian jiwa yang terpatri puluhan tahun silam…. Masihkah aku punya waktu? Kuhitung-hitung tabungan yang tersisa…. menggeleng aku sambil mengerutkan dahi. Tidak cukup. Pasti tidak cukup. Aku harus mengumpulkan rupiah demi rupiah sekian banyak lagi, aku butuh kurang lebih 200 juta untuk menjemput impian itu. ”Tolong sabar wahai impian…. Nantikan aku sebentar lagi yaaa…!”
Tabunganku begitu ramping. Aku harus memberinya gizi yang cukup agar tumbuh sempurna. Tak ayal lagi, aku fokus menggapai impian, sebelum semuanya terlambat. Dunia kerja yang kugeluti ini, bukanlah sebuah dunia yang sustain/berkelanjutan. Pekerjaan yang berbasis project ini harus disiasati dengan teramat jeli. Maka kutetapkan langkah, bahwa pendar impian nan tinggi di atas sana, harus kujemput tahun depan. Kembali aku merubah strategi. Pekerjaan baru dengan gaji yang jauh lebih tinggi. Dan Alhamdulillah, pekerjaan baru dengan gaji yang jauh lebih tinggi itu Allah bukakan jalan bagiku.
Merinding seluruh bulu romaku, terharu segenap kalbu, meriak air bening di telaga bola mata, itulah reaksi utama kala (akhirnya) aku berhasil juga menjemput impian itu. Ingin tau sobs? Apa sebenarnya impian itu? Dan mengapa aku begitu ter-obsesi untuk meraihnya?
Impian itu adalah: memiliki sebuah kendaraan roda empat, baru, yang aku beli cash dari hasil keringat sendiri. Bukan donasi dari orang tua maupun suami.
Kenapa sampai begitu terobsesi? Obsesi ini muncul pada suatu hari di tahun 1988, kala itu aku masih kelas tiga SMU, ayahku dengan keras memarahi dan mengecamku karena tanpa sengaja aku telah membuat mobil kesayangannya penyok, gara-gara aku terlalu nekad masuk gang sempit yang kiri kanannya dibatasi pagar tembok. Kemahiranku mengemudi kala itu masih dibawah rata-rata, tapi kok ya nekad nerobos gang sempit itu, Sok paten! Penyoknya mobil ayahku adalah bukti nyata ketololan dan kenekadanku. Wajar jika kemudian ayah merepet panjang lebar dan bahkan mengecam tanpa ampun. Wong mobil kesayangan yang cuma satu-satunya itu aku penyokin seperti itu. J Kata-kata penutup dari repetan panjang itu  sungguh membuat aku bercita-cita ingin punya mobil sendiri.
“Makanya kalo dibilangin itu dengar, jangan bandel. Udah tau ga ahli nyetir, nekad pula masuk kesitu. Kalo mau suka-suka, pake mobil sendiri, jangan mobil orang lain.!”
Aku yang begitu sensitif kala itu, langsung tersudut dan sediiih banget sobs. Seketika muncul sebuah impian di hati ini, untuk memiliki kendaraan sendiri, yang aku beli dengan uangku sendiri.
Sejak itu aku ngambek beberapa bulan, ga mau pake mobil ayahku… hehe.
Well sobs, postingan ini aku share bukan untuk menyombongkan diri, karena kusadari sepenuhnya, mungkin bagi orang lain, mewujudkan impian seperti ini adalah hal kecil dan biasa saja. Namun bagiku, ini adalah hal yang sangat luar biasa.
Yang ingin aku bagikan adalah bahwa sebuah impian,
setinggi apapun, insyaallah akan mampu kita wujudkan sejauh kita mempersiapkan STRATEGIC PLANNING yang SMART dan konsisten mengimplementasikan setiap langkahnya.
Tak ada impian yang tidak mungkin diraih, sejauh impian itu Specific/spesifik, Measurable/terukur, Achievable/bisa dicapai, Realistic/realistis dan Time Bound, ada batas waktunya.
Bagaimana dengan sobats? Adakah pengalaman sobats yang bisa dishare tentang impian yang menjadi nyata serta proses menggapai impian tersebut? Share yuk….


Dear sobats maya tercinta...

Mudah2an tetap berada dalam lindungan Ilahi Rabbi tak kurang suatu apa ya sobs... Senantiasa diberikan kemudahan dalam menjalankan aktifitas keseharian kita... Amin..

Duh lama juga diriku tak berkesempatan untuk menjenguk rumah maya tercinta ini, lihat deh dedaun yang berhamparan di halamannya sobs... Ih kemana sih si mba..? Rumah kok jadi berdebu dan penuh dedaun yang mulai mengering sih?

Eits... Btw, jika dilihat-lihat, kok dedaun yang telah mengering ini jadi indah ya sobs? Pasti akan lebih indah jika diubah menjadi hiasan pelengkap bunga di vas, menghiasi meja tamu... Hm... Pasti akan cantik deh... Tentu setelah dipoles-poles terlebih dahulu sih.... #ih, ngomongin daun apa sih Al?

Hm.. Baiklah sobs... Setelah tenggelam beberapa hari dalam kesibukan di dunia nyata, yang tentu menguras tenaga dan pikiran serta membuatku tak sempat bikin postingan, juga tak berkesempatan untuk bersilaturrahmi ke rumah maya para sahabat... Maka malam ini, walau belum sempat bikin postingan yang cantik, diriku ingin membagikan sebuah renungan pengantar tidur untuk sobats semua.

Kuyakin jika banyak dari sobats yang telah membacanya sih, tapi kurasa tak ada salahnya membacanya kembali...

Semoga bermanfaat ya sobs...
Langsung aja yuuk...

Suatu hari seorang ayah dan anaknya sedang duduk berbincang-bincang di tepi sungai. Sang Ayah berkata kepada anaknya,

"Lihat deh nak.., air begitu penting dalam kehidupan ini, tanpa air kita semua akan mati."

Pada saat yang bersamaan, seekor ikan kecil mendengar percakapan itu dari bawah permukaan air, ikan kecil itu mendadak gelisah dan ingin tahu apakah air itu, yang katanya begitu penting dalam kehidupan ini. Ikan kecil itu berenang dari hulu sampai ke hilir sungai sambil bertanya kepada setiap ikan yang ditemuinya, "Hai tahukah kamu dimana tempat air berada? Aku telah mendengar percakapan manusia bahwa tanpa air kehidupan akan mati."

Ternyata semua ikan yang telah ditanya tidak mengetahui dimana air itu, si ikan kecil itu semakin kebingungan, lalu ia berenang menuju mata air untuk bertemu dengan ikan sepuh yang sudah berpengalaman, kepada ikan sepuh itu ikan kecil ini menanyakan hal yang sama, "Dimanakah air?"

Ikan sepuh itu menjawab dengan bijak,

"Tak usah gelisah anakku, air itu telah mengelilingimu, sehingga kamu bahkan tidak menyadari kehadirannya. Memang benar, tanpa air kita semua akan mati."

Apa arti cerita tersebut bagi kita... Manusia kadang-kadang mengalami situasi yang sama seperti ikan kecil, mencari kesana kemari tentang kehidupan dan kebahagiaan, padahal ia sedang menjalaninya, bahkan kebahagiaan sedang melingkupinya sampai-sampai ia sendiri tidak menyadarinya.

Good nite dear friends, good rest and nice dream yaaa...

Saleum,
Alaika
Powered by Telkomsel BlackBerry®


gambar dari sini
Judul yang unik, ya, Sobs? Dan apa yang ada di pikiran Sobats saat membacanya?
Well, ga usah disebutin deh jika harus mengerutkan kening, kan aku ga ingin memberi beban bagi para sahabat tercinta, J 
Ide postingan kali ini terbersit akibat maraknya postingan bertemakan Kartini, sang pejuang emansipasi. Dan tentu Sobats semua pada sepakat donk bahwa putri bangsawan yang satu ini memang layak mendapat julukan sebagai tokoh/pejuang emansipasi wanita?
Yang kurang sepakat, ayo sini berdampingan denganku yuk.. J

Lho Al, artinya kamu ga setuju donk bahwa RA Kartini itu adalah pejuang kesetaraan gender? Pejuang emansipasi wanita sehingga kini kaum wanita bisa berkiprah setara dengan para laki-laki? Yang membuat kamu bisa menjadi pekerja tangguh di bidang kemanusiaan?
Nope. Aku terpaksa harus melakukan dua gerakan. Mengangguk dan menggeleng. Mengangguk, artinya aku setuju dengan syarat, bahwa RA Kartini hanyalah salah satu tokoh emansipasi wanita. Dan menggeleng, karena sesungguhnya negeri ini menyimpan puluhan atau malah ratusan tokoh emansipasi wanita jauuuuuh sebelum Raden Ajeng ini lahir.
Yaa, bicara tentang perempuan hebat, sesungguhnya negeri ini memang memiliki banyak perempuan hebat lainnya selain ibu kita Kartini yang agung namanya itu, Sobs. Misalnya nih…, pernahkah Sobats mendengar tentang Laksamana Malahayati? Opu Daeng Risadju dan tokoh perempuan Indonesia lainnya?

See? Gelengan kepala Sobats menunjukkan bahwa hanya RA Kartini lah yang paling terkenal. Yang paling diingat jasa perjuangannya, memiliki buku Habis Gelap Terbitlah Terang-nya yang diterbitkan berisi kumpulan surat-surat korespondensinya, dan bahkan punya lagu khusus yang diciptakan untuknya, dan sering menjadi lagu wajib di sekolah-sekolah dasar (dulu sih di masa aku sekolah, ga tau deh kalo sekarang ini, Sobs). Namanya begitu popular karena semua masyarakat diajarkan untuk mengetahui dan mengenalnya.
Lalu siapakah Laksamana Malahayati? Mengapa kamu ingin menuliskannya disini, Al?
Well, Sobs, Beliau adalah salah satu tokoh idola yang paling aku kagumi….
2 gambar dari Wikipedia digabungkan
Laksamana Malahayati adalah seorang perempuan  yang diprediksi hidup antara akhir abad XV dan awal abad XVI, yang untuknya tidak ada lagu pujian, pahlawan yang tidak pernah diungkit sejarahnya, petarung garis depan, pemimpin laskar Inong Balee yang disegani lawan maupun kawan, diplomat ulung  dan laksamana perempuan pertama di dunia.
Perempuan ini adalah perempuan Aceh keturunan darah biru yang kental (masih keturunan dekat kesultanan Aceh Darussalam). Baik ayah maupun kakek perempuan ini merupakan laksamana angkatan laut, jadi tak heran jika jiwa bahari sang leluhur mengalir kental dan memberi pengaruh kuat pada kepribadian perempuan cantik nan tegas bernama lengkap Keumalahayati ini. Cita-cita yang terpatri tak tergoyahkan di sanubarinya adalah menjadi pelaut yang gagah berani seperti sang ayah dan kakek tercinta.
Pada masa Malahayati masih remaja, Kerajaan Aceh Darussalam telah memiliki Akademi Militer yang bernama Mahad Baitul Makdis, yang terdiri dari jurusan Angkatan Darat dan Laut, dengan para instrukturnya sebagian berasal dari Turkey. Selaku anak seorang Panglima Angkatan Laut, Malahayati mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan yang ia inginkan. Maka selesai menamatkan pendidikan agama di Meunasah, Rangkang dan Dayah, Malahayati pun mendaftarkan diri dalam penerimaan calon taruna di Akademi Militer Mahad Baitul Makdis. Dan berkat kecerdasan dan ketangkasannya, perempuan tangguh inipun diterima sebagai siswa taruna akademi militer tersebut.
Perempuan bangsawan ini mengukir beragam prestasi dalam masa pendidikan militernya. Pergaulannya yang supel, sikapnya yang ramah tapi tegas, membuat dia sangat disukai, disegani dan dikagumi oleh para taruna lainnya, baik yang seangkatan maupun yang lebih tinggi darinya. Bahkan tak sedikit yang menjadi jatuh hati padanya, namun tak mendapat balasan karena sang primadona ingin fokus pada pendidikannya terlebih dahulu.
Sebagai taruna yang berprestasi, Malahayati berhak untuk menentukan sendiri jurusan yang diminatinya, dan pilihannya sudah pasti ke arah bahari yaitu jurusan Angkatan Laut. Mulailah dia melahap ilmu-imu khusus yang diberikan oleh para instrukturnya dengan cepat dan tanggap, sampai pada suatu ketika, perempuan cantik ini berkenalan dengan seorang calon perwira angkatan laut, yang lebih senior dari dirinya. Perkenalan ini kemudian berlanjut kearah bertumbuhnya kasih sayang hingga jalinan asmara. Keduanya pun sepakat untuk melangkah ke pelaminan begitu mereka menamatkan pendidikan masing-masing.
Janjipun ditunai begitu mereka selesai studi. Menjadi sepasang suami istri yang penuh kasih dan cinta. Bersiap melangkah, merajut cinta kasih sambil berjuang mempertahankan Aceh Darussalam yang damai sejahtera, dari serangan penjajah Portugis. Dan sejarah pun mencatat bahwa dua sejoli ini menjadi Perwira Tinggi Angkatan Laut Aceh  yang gagah berani dan perkasa, yang berjuang pantang menyerah dalam setiap pertempuran melawan armada penjajah. 

Komandan Protokol Istana
Sejarah juga mencatat bahwa perempuan jebolan Akademi Militer Baitul Makdis ini dinobatkan menjadi Komandan Protokol Istana karena prestasi-prestasinya yang menonjol. Kehormatan ini diperolehnya dari Sultan Alaiddin Riayat Syah Al Mukammil (1589 – 1604).
Jabatan terhormat ini tentu mengemban tanggung jawab yang sangat besar, selain menjadi orang kepercayaan Sultan, beliau juga harus menguasai soal etika dan keprotokolan sebagaimana lazimnya berlaku di setiap istana kerajaan manapun di dunia. Sejarah mencatat bahwa seorang perempuan lain di lingkungan kesultanan juga mendapat kehormatan serupa, yaitu Cut Limpah yang diangkat menjadi Komandan Intelijen Istana. (gehermraad)(Rusdi Sufi, 1994;31).

Wow!!! See? Bahkan jauuuuh sebelum ibu Kartini memperjuangkan emansipasi, negeri ini telah memiliki perempuan-perempuan tangguh yang kiprahnya tak kalah dengan kaum laki-laki. Amazing yak?

Komandan Laskar Inong Balee

Mungkin banyak dari Sobats yang belum tahu persis arti dari Inong Balee? Ini adalah bahasa Aceh untuk sebutan Janda, Sobs. Yup, jadi Laskar Inong Balee adalah Laskar para janda. 
Kisah kepahlawanan Malahayati dimulai ketika terjadi pertempuran laut antar armada Portugis versus armada Kerajaan Aceh yang dipimpin langsung oleh Sultan Alaidin Riayat Syah Al Mukammil dibantu oleh dua laksamana. Pertempuran dasyat yang dimenangkan oleh armada Aceh itu terjadi di Teluk Haru, berhasil telak menghancurkan pasukan Portugis. Namun tak urung, kemenangan ini harus ditebus dengan kehilangan seorang laksamananya yaitu suami dari Malahayati, dan 1000 prajuritnya yang gugur mati syahid. 

Kemenangan armada Aceh ini tentu saja disambut penuh sukacita oleh rakyat Aceh termasuk juga Malahayati. Namun kehilangan suami yang mati syahid di tangan penjajah, tak urung menimbulkan dendam di hatinya untuk menuntut balas. Untuk itu, menghadaplah dia kepada sang Sultan, mengajukan permohonan untuk membentuk armada Aceh yang prajurit-prajuritnya adalah para wanita yang telah ditinggal suami (janda), yang mati syahid dalam pertempuran di teluk Haru. Sultan tak ragu untuk segera mengabulkan permohonan Perwira Tangguh lulusan Akademi Militer Baitul Makdis ini.

Maka ditugaskanlah Malahayati menjadi Panglima Armada dan diangkat menjadi Laksamana (Admiral). Saat itu belum pernah ada admiral wanita, lho, di dunia, sehingga dunia pun mencatat bahwa Laksamana perempuan pertama di dunia adalah Malahayati, asal kerajaan Aceh Darussalam. Armada yang baru dibentuk itu diberi nama armada Inong Balee dengan mengambil Teluk Krueng Raya sebagai pangkalannya. Di sekitar teluk bernama lengkap Teluk Lamreh Krueng Raya inilah sang laksamana bersama pasukannya membangun benteng Inong Balee yang letaknya di perbukitan yang tingginya sekitar 100 meter dari permukaan laut.
Tembok yang menghadap laut lebarnya 3 meter dengan lubang-lubang meriam yang moncongnya mengarah ke pintu teluk. Benteng Kuta Inong Balee (Benteng Wanita Janda) tersebut hingga sekarang masih dapat disaksikan di Teluk Krueng Raya, dekat Pelabuhan Malahayati. Kekuatan armada ini saat dibentuk berkekuatan 1000 orang janda, namun kemudian diperbesar lagi oleh sang laksamana menjadi 2000 orang, di mana tambahan personil tidak lagi mengkhususkan pada janda, namun juga terbuka bagi para gadis yang ingin menjadi pejuang.
Setelah memangku jabatan sebagai Laksamana, Malahayati mengkoordinir sejumlah Pasukan Laut, mengawasi pelabuhan-pelabuhan yang berada di bawah Syahbandar dan juga kapal-kapal jenis galay milik Kerajaan Aceh.
John Davis, seorang berkebangsaan Inggris yang menjadi nahkoda sebuah kapal Belanda yang berkunjung ke kerajaan Aceh pada masa Malahayati menjadi Laksamana, menyebutkan bahwa Kerajaan Aceh pada masa itu memiliki perlengkapan armada laut yang terdiri dari 100 buah kapal (galey), di antaranya yang berkapasitas muatan sampai 400-500 penumpang. Yang menjadi pemimpin pasukan adalah seorang wanita berpangkat Laksamana (Admiral). 
Pada awal abad XVII, kerajaan Aceh telah memiliki angkatan perang yang tangguh. Kekuatannya yang terpenting adalah kapal-kapal galey yang dimiliki angkatan lautnya, juga angkatan darat Aceh dengan pasukan gajahnya.

Peristiwa Cornelis de Houtman
Dua buah kapal dagang, bernama De Leeuw dan De Leewin, yang dilengkapi persenjataan lengkap bak kapal perang milik Belanda, berlabuh di Bandar Aceh Darussalam. Kedua kapal ini masing-masing dipimpin oleh dua bersaudara bernama Cornelis de Houtman dan Frederic de Houtman.
Pada awalnya kedua kapal ini mendapat sambutan baik dari pihak Aceh, karena darinya diharapkan akan dapat dibangun kerjasama perdagangan yang saling menguntungkan. Namun dalam perkembangannya, mendengar tingkah laku dan tindakan buruk yang pernah diukir de Houtman di Banten, ditambah adanya hasutan/peringatan dari seorang penerjemah Sultan, yang berkebangsaan Portugis,  membuat sang sultan menjadi tidak senang dan khawatir dengan kehadiran Belanda, lalu  memerintahkan untuk bersiaga bahkan kemudian pertempuran sengit harus disegerakan. terjadi di atas kapal Belanda tersebut, pada tanggal 11 September 1599….
Laksamana Malahayati diperintahkan untuk memimpin penyerangan. Tatapan tajam bola matanya seakan bara api, yang ingin membumi hanguskan para khaphe arogan yang ingin mengacaukan negeri Aceh Darussalam yang damai. Tekad bulatnya semakin menggebu. Mati syahid atau Belanda luluh lantak. Semangat juangnya menjiwai pasukannya yang terdiri dari ratusan inong balee, dan kala bilah rencong itu dicabut dari sisi pinggangnya, disertai ucapan Bismillah, maka perang dasyatpun pecah.  Perjuangan para Inong Balee tak sia-sia, Belanda kalah telak dan pimpinan legendaris yang bengis itu pun tewas di ujung rencong sakti milik Malahayati, melalui pertempuran satu lawan satu di atas geladak kapal tersebut. Banyak anak buah de Houtman ikut tewas dihunjam rencong para inong balee, sementara Federick de Houtman di tangkap dan dijebloskan ke dalam penjara (Van Zeggelen, 1935;157; Davis dalam Yacobs, 1984 ; 180; Tiele, 1881 : 146-152). Frederic de Houtman mendekam dalam tahanan kerajaan Aceh selama dua tahun dan selama dalam penjara ia menulis buku berupa kamus Melayu-Belanda yang merupakan kamus Melayu-Belanda pertama dan tertua di Nusantara.


Laksamana Malahayati sebagai Diplomat Ulung
Perempuan yang satu ini bukan hanya berperan sebagai seorang Laksamana dan Panglima Armada Angkatan Laut Kerajaan Aceh, tetapi perempuan tangguh ini juga pernah menjadi Komandan pasukan Wanita Pengawal Istana. Lebih dari itu, laksamana yang satu ini juga unggul dalam memerankan tugasnya sebagai seorang diplomat kawakan Kerajaan Aceh Darussalam. Tak diragukan lagi bahwa beliau adalah seorang juru runding yang handal. Hal ini telah dibuktikan dengan berbagai pengalaman dalam praktek menghadapi counter part-nya dari Belanda maupun Inggris.
Sebagai seorang militer, Malahayati tegas, berdisiplin tinggi dan tak mengenal kompromi, namun dalam menghadapi perundingan, perempuan yang satu ini mampu bersikap sangat luwes tanpa mengorbankan prinsip, ramah dan benar-benar menampilkan sosok diplomat perempuan Aceh yang berwibawa.
Nah, Sobats,  sekarang sudah mengerti kan kenapa diriku begitu mengagumi sosok yang satu ini? Di mataku beliau adalah benar-benar sosok pejuang emansipasi wanita yang sangat hebat. Tokoh emansipasi yang lahir jauuuuh sebelum Raden Ajeng Kartini dilahirkan.

Sejarah telah mencatat, bahwa Aceh pada abad ke 16 telah melahirkan seorang tokoh emansipasi wanita tidak sekedar dalam teori, tapi juga dalam kenyataannya telah membuktikan kemampuan seorang wanita yang menjadi pemimpin dan bahkan juga komandan pasukan. Sebagai seorang komandan armada laut, komandan pasukan Inong Balee dan seorang diplomat handal, Keumalahayati akan terus dikenang dalam sejarah perjuangan bangsa. Ia akan tercatat sebagai tokoh wanita yang patut dibanggakan tidak saja oleh masyarakat Aceh, tetapi juga menjadi kebanggaan seluruh bangsa.


Walau…..
Tak banyak yang mengenalmu, tak ada lagu khusus untukmu, tak ada pujian indah acapkali diberikan padamu, namun…
Engkau adalah salah satu tokoh yang paling aku kagumi! Yang menginspirasiku untuk menjaga semangat juang, dalam memenangkan pertempuran masa kini.
Terima kasih wahai pocut…. I do proud of you!


Sumber gambar:
http://sejarah.kompasiana.com/2012/04/21/malahayati-mahakarya-emansipasi-indonesia/
sumber info:
http://id.wikipedia.org/wiki/Malahayati
http://acehpedia.org/Laksamana_Keumalahayati
dan berbagai sumber lainnya.
Malam ini, kembali menikmati perjalanan malam hari, travel back to Medan. Sesuai harapan, alhamdulillah pekerjaan yang kuemban dapat terlaksana dengan baik dan mencapai output yang diharapkan. Pintu telah terbuka dan anggota team yang tinggal, tinggal memulai pekerjaan. Mudah-mudahan dapat berjalan sesuai harapan, amin.

Sebenarnya masih ingin tinggal beberapa hari lagi di Aceh bagian Tenggara ini, udara dan alamnya masih begitu bersahabat dan menenangkan. Tempat yang indah untuk menyelesaikan novel Selingan Semusim nih, hehe. Tapi apa boleh buat sobs, ada beberapa hal yang in urgency to be completed in Banda, sebelum aku kembali ke Bekasi.

Maka, memutuskan naik taksi lintas kota, berkendara sebuah kijang Innova, adalah hal yang layak dicoba dalam rangka mencapai kota Medan. Lamanya perjalanan tetap masih seperti tadi malam sih, kurang lebih 10 jam perjalanan, hanya kenyamanan dalam perjalanan aja yang berubah.

Jika tadi malam, perjalanan kami tempuh dengan menggunakan sebuah Kijang Innonva berawak seluruh anggota team yang so pasti sudah saling mengenal, serta sang supir rental, maka malam ini diriku bergabung dengan lima penumpang lain yang sama sekali tak ku kenal, termasuk supirnya yang juga asing bagiku, yang belum apa-apa sudah menyalakan sebatang rokok. Gawat!

Alhamdulillah penumpang minibus ini terdiri dari seorang ibu 60 an yang duduk di samping supir, aku yang posisinya tepat di belakang sang ibu, lalu di sampingku seorang anak muda yang cukup sopan dan semoga ga nekad merokok nantinya, lalu di sampingnya adalah seorang gadis belia.

Jadi si anak muda diapit oleh kami berdua, dan semoga anak muda ini tidak nakal sehingga aku tak harus melemparkannya keluar nanti. :D

Lalu di belakang kami duduk dua orang laki-laki plus beberapa tas/barang. Lengkap sudah penumpang kendaraan ini dan kini kami memulai perjalanan. Belum lima belas menit perjalanan, kota teduh nan elok itu telah tertinggal jauh dan kami mulai memasuki jalanan berkelok yang cukup bikin pusing siapa saja yang berbakat/hobby mual-muntah di mobil. Untungnya aku tak termasuk golongan orang-orang yang seperti itu. Hehe.

Hanya saja aku ingin protes pada sang supir yang begitu santai mengepulkan asap rokoknya plus menyalakan music irama dugem. Bener-bener egois nih sopir, ga mikir orang lain apalagi ibu tua yang duduk di sampingnya.
Hampir meluncur kalimat protes dari bibirku saat dia menghidupkan rokok ketiga. Lokomatif apa orang ini ya? Tapi kukunci rapat-rapat mulutku, mengingat peesan seorang teman kemarin malam, agar kami berusaha keras hindari konflik, apalagi dengan orang-orang dari daerah ini, agar kami dapat pulang dengan selamat.

Bahaya, kata temanku itu. Disini banyak hal diluar logika bisa bermain. Magic masih sangat kental dan implementasinya dalam kehidupan masih seperti orang makan nasi. Ibarat kebutuhan. Mengingat itu, kukunci mulutku rapat-2, kubujuk hati untuk bersahabat dengan asap rokok, udara dingin dan musik dugem tak jelas ini.

Semoga dengan menuangkan curhatan ini, hatiku bisa plong dan tak perlu konflik dengan si supir. Semoga dia bisa membawa kami sampai Medan besok pagi dengan selamat tanpa halangan. Amin ya Rabbal Alamin.

Well sobs, postingan ini dirilis via my smartphone, mohon maaf belum sempat bersilaturrahmi ke rumah para sahabat.. Semoga bisa segera BW begitu diriku terkoneksi via laptop besok lusa.
Good nite my dear virtual friends, good rest and nice dream ya sobs..

Fyi, si supir udah menyalakan rokok keempat saat aku mengakhiri postingan ini. Huft. Sabar Al, hindari konflik dan kunci mulut rapat2... :D

Saleum,
Alaika
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Malam ini masih belum sempat duduk manis memainkan jemari di atas simungil super tipis tercinta, karena diriku sudah harus duduk santun di dalam Kijang Innova sewaan team yang akan membawa kami ke Aceh Tenggara. Hm... Perjalanan yang akan membuat lelah tiada tara mengingat jarak tempuh yang demikian jauh. Berangkat jam 8 malam dan akan tiba ditujuan sekitar jam 6 pagi...
Lelah? PASTI. Jera? NO! this is another adventure for me. I am so exciting.

Berhubung sedang tidak di depan laptop, maka malam ini aku ingin share another ceplas ceplos nya Nayla, si centil kriwil yang adaaaa ada aja.

Tadi siang, di ruang tengah sambil nonton film India... Lho, ga salah tuh Al? Haha... Eits.. Sst.. Sri, mamanya Nayla pecinta film India tuh.. Jadinya aku ikutan cuci mata deh nonton para aktor dan akris yang aduhai dan bohai.. :)

Nayla: 'Mama, Mama ga menikah lagi?'

Aku dan Sri : Ha? Apa maksudnya nih bocah?

Sri: 'lho, mama kan udah menikah sama papa, masak menikah lagi?'

Nayla: 'Menikah lagi lah ma, ayo menikahlah sama papa...'

Mama; 'untuk apa menikah lagi, emang menikah itu apa sih nak?'

Nayla: 'Itu lho ma, supaya perut mama besar, terus kita punya adik!'

Aku dan Sri, ngakak bareng sambil mengacak rambut kriwilnya.

Aku: 'Nak..nak, dasar kibo kriwil!' Kupeluk si centil ini gemes.

Nayla: 'Adek lurus, ga kibo Umi!!'

Aku: 'O iya... Adek lurus rambutnya, umi yang kibo sama mama, ya kan?'

Nayla: 'Iya. Mi, Umi menikah lagi lah sama Oom Reza!'

Lho???

Ada2 saja ini bocah. Mungkin dia sering mendengar pembicaraan bahwa si anu sudah menikah, lalu hamil dan punya anak. Jadi untuk bisa punya anak, orang harus menikah, dan jika ingin punya anak lagi, ya menikah lagi.. Tapi makna menikahnya ini yang masih blur. Namanya juga bocah cilik. 4,5 tahun.
Perasaan Intan ga secerewet ini deh. :)

Powered by Telkomsel BlackBerry®
Newer Posts Older Posts Home

Author

I am a chemical engineer who is in love in humanity work, content creation, and women empowerment.

SUBSCRIBE & FOLLOW

Speaker

Speaker
I love to talk/share about Digital Literacy, Social Media Management, Content Creation, Personal Branding, Mindset Transformation

1st Winner

1st Winner
Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Pemenang Utama Blog Competition yang diselenggarakan oleh Falcon Pictures. Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Blogging Competition yang diselenggarakan oleh Balitbang PUPR

Podcast Winner

Podcast Winner
Pemenang Pilihan Dewan Juri - Podcast Hari Kemerdekaan RI ke 75 by KOMINFO

Winner

Winner
Lomba Menulis Tentang Kebencanaan 2014 - Diselenggarakan oleh Pemerintah Aceh

Winner

Winner
Juara Berbagai Blogging Competition

Featured Post

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk!

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk! Sesaat sebelum naik ke kapal verry Ki-ka: Adik ipar, Aku dan Ayah. Hai.... hai.... hai! In...

POPULAR POSTS

  • Kiat Penting agar Warung Tetap Eksis & Laris Manis
  • Solusi Bikin Paypal Tanpa Nama Belakang
  • Contoh Surat Sponsor untuk Diri Sendiri bagi Pengurusan Visa
  • Laksamana Malahayati, Kartini Lain sebelum Kartini
  • Kolaborasi Microsoft dan ASUS - Hadirkan Windows 10 Original Yang Langsung terinstall Otomatis dan Gratis!
  • It's Me!
  • Lelaki itu, Ayahku
  • Hujan Komen
  • Serunya Outdoor Activities di Trizara Resorts
  • How To Write a Motivation/Cover Letter

Categories

  • about me 1
  • accessconsciousness 1
  • advertorial 10
  • Anak Lanang 1
  • awards 20
  • bali 1
  • banner 1
  • bars 1
  • Beauty Corner 29
  • belarus 5
  • bisnis 1
  • Blog Review 2
  • blogger perempuan 1
  • blogging tips 9
  • Budaya 1
  • Catatan 12
  • catatan spesial 19
  • catatan. 53
  • catatan. task 20
  • cryptocurrency 1
  • culinary 5
  • curahan hati 6
  • daftar isi blog 1
  • dailycolor 1
  • DF Clinic 12
  • disclosure 1
  • edisi duo 5
  • email post 10
  • embun pagi 1
  • episode kehidupan 1
  • event 4
  • fashion 3
  • financial 1
  • giveaway 48
  • Gratitude 1
  • health info 9
  • Healthy-Life 16
  • info 23
  • innerbeauty 9
  • iran 4
  • joke 4
  • kenangan masa kecil 3
  • kenangan terindah 12
  • keseharianku 2
  • kisah 14
  • kisah jenaka 7
  • knowledge 2
  • kompetisi blog 1
  • komunitas 2
  • KopDar 8
  • Korea 1
  • kuliner 7
  • Lawan TB 2
  • lesson learnt 7
  • life 2
  • lifestyle 4
  • lineation 32
  • lingkungan 1
  • Literasi Digital 2
  • motivation 9
  • museum tsunami aceh 1
  • New Year 2
  • order 1
  • oriflameku 2
  • parenting 4
  • perempuan tangguh 4
  • perjalanan tiga negara 1
  • personal 3
  • petualangan gaib 6
  • photography 1
  • picture 5
  • podcast 1
  • Profile 12
  • puisi 5
  • reflection 3
  • renungan 25
  • reportase 23
  • resensi 2
  • review 42
  • review aplikasi 1
  • rupa 1
  • Sahabat JKN 2
  • sakit 1
  • sea of life 17
  • sejarah 5
  • Sekedar 1
  • sekedar coretan 76
  • sekedar info 23
  • self-love 1
  • selingan semusim 9
  • seri BRR 4
  • snack asyik 1
  • Srikandi Blogger 2
  • Srikandi Blogger 2013 7
  • Srikandi Blogger 2014 4
  • SWAM 1
  • task 43
  • teknologi 1
  • tentang Intan 34
  • Test 1
  • testimoni 9
  • Tips 57
  • tradisi 1
  • tragedy 1
  • traveling 59
  • true story 7
  • tsunami 9
  • turkey 9
  • tutorial 7
  • visa 1
  • wisata tsunami 2

Followers


Blog Archive

  • December (1)
  • October (1)
  • March (1)
  • August (2)
  • May (1)
  • April (2)
  • March (6)
  • February (3)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (5)
  • October (4)
  • September (3)
  • August (5)
  • July (3)
  • April (1)
  • January (1)
  • December (2)
  • November (1)
  • October (1)
  • September (1)
  • June (1)
  • February (1)
  • December (1)
  • September (2)
  • August (2)
  • July (1)
  • June (1)
  • March (1)
  • February (1)
  • December (5)
  • September (2)
  • August (3)
  • July (1)
  • May (3)
  • April (2)
  • March (1)
  • February (1)
  • January (7)
  • December (1)
  • November (5)
  • September (3)
  • August (1)
  • July (4)
  • June (1)
  • May (1)
  • April (3)
  • March (6)
  • February (5)
  • January (7)
  • December (8)
  • November (4)
  • October (12)
  • September (4)
  • August (3)
  • July (2)
  • June (5)
  • May (5)
  • April (1)
  • March (5)
  • February (4)
  • January (6)
  • December (5)
  • November (4)
  • October (8)
  • September (5)
  • August (6)
  • July (3)
  • June (7)
  • May (6)
  • April (7)
  • March (4)
  • February (4)
  • January (17)
  • December (10)
  • November (10)
  • October (3)
  • September (2)
  • August (5)
  • July (7)
  • June (2)
  • May (8)
  • April (8)
  • March (8)
  • February (7)
  • January (9)
  • December (10)
  • November (7)
  • October (11)
  • September (13)
  • August (5)
  • July (9)
  • June (4)
  • May (1)
  • April (12)
  • March (25)
  • February (28)
  • January (31)
  • December (8)
  • November (3)
  • October (1)
  • September (12)
  • August (10)
  • July (5)
  • June (13)
  • May (12)
  • April (19)
  • March (15)
  • February (16)
  • January (9)
  • December (14)
  • November (16)
  • October (23)
  • September (19)
  • August (14)
  • July (22)
  • June (18)
  • May (18)
  • April (19)
  • March (21)
  • February (27)
  • January (17)
  • December (23)
  • November (20)
  • October (16)
  • September (5)
  • August (2)
  • March (1)
  • December (2)
  • April (1)
  • March (1)
  • February (6)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (4)
  • September (4)
  • August (1)
  • July (8)
  • June (16)

Oddthemes

Flickr Images

Copyright © My Virtual Corner. Designed by OddThemes