Find Your True Color adalah langkah pertama dari 5 Lines of Happiness-nya Regenesis+, yang menjadi andalan program stress management dari Lineation Korean Center.
Find your true color merupakan tindakan finger print screening alias sebuah proses analisa sidik jari melalui pemindaian terhadap ke sepuluh sidik jari tangan kita (kiri dan kanan). Tujuannya adalah untuk mengetahui gaya bekerja otak yang paling dominan dalam kaitannya dengan potensi bakat, minat, motivasi dan karakter diri kita.
Analisa Sidik Jari merupakan langkah awal yang memang penting banget, karena dari hasil analisa ke sepuluh sidik jari ini diharapkan akan menjadi jawaban terhadap pertanyaan 'Who Am I?'.
Dari hasil analisa ini kita akan mampu mengenali dengan lebih baik akan gaya bekerja otak kita yang paling dominan, yang tentunya akan berhubungan erat dengan potensi bakat, minat, motivasi dan karakter diri kita. Dengan mengetahui siapa dan bagaimana diri kita (cara kerja otak kita dalam menerima, mengolah dan meresponse informasi) maka akan memudahkan kita dalam menyesuaikan diri dan bereaksi dengannya, serta kita berkesempatan untuk
Baca juga: Regenesis+, Your Ticket to The Optimum Happiness
Gambar di bawah ini menunjukkan proses saat Bu Damma Septiani Pane, sang psikolog dari Lineation Center, melakukan pengambilan/scanning sidik jariku. Sebagai seorang ahli, dengan jam terbang yang memang sudah meroket, sebenarnya dari melihat pola sidik jariku saja, Bu Damma mah sudah bisa membaca/menebak bagaimana karakter dominanku. Namun, keakuratannya tentulah harus menunggu hasil analisa yang sesungguhnya. Namun, tak urung, apa yang 'dibaca' (disampaikan oleh Bu Damma) dari sekedar melihat pola sidik jariku, ya ampun, hampir semuanya benar sih?
Proses pengambilan sidik jari dalam 'Find Your True Color' |
Pantesan aku sering ditunjuk jadi juru bicara dan juru runding, ow ow, ternyata aku punya kemampuan olah kata dan susun kalimat serta bernegosiasi yang tanpa aku sadari memang telah menyertaiku sejak lama. *Jadi inget banget bagaimana aku dan teamku secara intens berdialog dengan beberapa pihak berwenang di pemerintahan saat masih aktif di UNDP dulu, untuk menemukan win-win solution terhadap masalah yang sedang kami hadapi kala itu. Hayyah. Ini dia ternyata, kemampuan itu memang tergambar di sidik jari ini.
Ini dia ternyata mengapa aku anaknya logis banget dan sulit disugesti, ternyata hampir keseluruhan sidik jariku memang tergambar demikian. Subhanallah. Allah memang luar biasa, memberikan akal pikiran pada manusia untuk bisa membuat program ini dan mendeteksi serta menganalisa karakter dan brainways (cara kerja otak) manusia melalui finger print analysis. Kereeen!
Haha, ini dia ternyata, mengapa aku tuh suka mengulur-ngulur waktu dan jadi ga fokus, apalagi jika sudah online, niat awal mau nulis, misalnya, eh malah nyangkut di grup dan keasyikan sendiri. Haha. Ternyata pada sidik jariku terlihat bahwa aku lemah di self management. Ops! Ini nih yang harus diperbaiki! Thanks a lots, Bu Damma.
Ini dia ternyata, mengapa aku bisa-bisanya ngaku sakit dan minta penundaan jadwal presentasi, padahal bukannya sakit, tapi masih belum puas dengan slide presentasi dan butuh sedikit waktu lagi untuk menjadikannya kece maksimal. Oalah, sidik jariku menunjukkan bahwa aku anaknya perfeksionis! Hayyah. Pantesan!
Aih, ini finger print analysis emang kece badai, deh!
My True Color based on My Finger Print Result
Terus terang, menanti hasil analisa ini sungguh bikin kepo, deh, Sobs! Walau secara kasat mata, pada saat pengambilan/scanning sidik jari itu, Bu Damma udah tau secara langsung tipe sidik jariku, yang rata-ratanya adalah tipe Loop, dan menggambarkan karakterku seperti yang aku tuliskan di atas, tapi teteup saja, hasil resminya adalah hasil yang keluar dari analisa nantinya. Dan.....? Aih, bener, Sobs!
Lihat, deh, hasil analisa sidik jariku yang dikirim Bu Damma via email. Aih, kok jadi deg-degan yaaa! Haha. Dan tentu dengan segera aku menemui Bu Damma donk untuk minta dijelaskan maknanya dan bagaimana menindaklanjuti jika ada bagian yang perlu dibalancing atau diimprove atau pun optimalisasi.
Dimulai dengan halaman awal report yang seperti ini. Laporan yang terdiri dari 11 halaman ini berisi informasi-informasi tentang:
- Personal Drive,
- Basic Character,
- Basic Motivation,
- Character Traits,
- Thinnking Style and Learning Style,
- Intelligence Distribution, Potential Skill,
- Working Style, hingga ke
- Pressure and Instability Condition.
Lengkap banget ya, Sobs?
Personal Drive.
System syaraf adalah sebuah Blueprint Kehidupan.
Sistem syaraf pusat berfungsi untuk menerima, memproses, menginterpretasikan dan menyimpan informasi sensoris yang datang dan juga berfungsi mengirim pesan ke otot, kelenjar dan organ internal. Sistem syaraf tersusun oleh neuron-neuron yang bertugas mengirim informasi ke, dari dan intra sistem syarat pusat.
Cara Kerja Otak dalam Menerima dan Meresponse Informasi
Cara kerja Otak dalam menerima dan meresponse informasi ini berbeda untuk setiap individu, dan dapat diketahui melalui test sidik jari.
Dan my brain way untuk hal ini, walau ga terpaut secara significant, aku cenderung ke type detail person, seperti yang terlihat pada grafik di samping.
Detail 54,45% Sementara 45,55% nya global. Artinya aku membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama dalam menerima informasi karena otakku akan merekam secara detil semua informasi itu. Hm, pantesan, aku bisa mengingat dengan detail setiap peristiwa bahkan di masa lalu, kecuali soal denah atau peta. I see!
Bagusnya sih, antara detail dan global, persentasenya ga terlalu jauh selisihnya. Hanya terpaut 8,9%, jadi waktu yang aku butuhkan untuk mencerna info tidak lah terlalu lama.
Sementara untuk meresponse informasi, aku termasuk pada pribadi yang responsif. Jadi ya Alhamdulillah atas paduan ini. Aku bisa menangkap informasi dengan lebih detail, dan mampu meresponse dengan lebih responsif (tak memerlukan waktu yang lama).
Basic Character
Berdasarkan Teori Evolusi Otak (Triune Brain), otak manusia terbagi menjadi 3 bagian, yang menentukan kecenderungan dominasi yang berbeda-beda pada tiap individunya. Hal ini berdasarkan pada bagian otak mana yang lebih responsif. Dan seperti yang terlihat pada grafik di atas, maka basic characterku termasuk ke pribadi yang relation oriented, jadi cenderung mengedepankan hubungan kemasyarakatan, atau sering juga diistilahkan dengan people oriented.
Character Traits
Otak besar atau cerebrum adalah bagian yang memproses semua kegiatan intelektual, seperti kemampuan berpikir, penalaran, daya ingat, imajinasi serta perencanaan masa depan. Otak besar/cerebrum ini terbagi atas otak kiri dan kanan, yang mana memiliki fungsi berbeda-beda.
Otak kiri berhubungan dengan logika, rasio, kemampuan menulis dan membaca, serta merupakan pusat matematika. Beberapa pakar menyebutkan bahwa otak kiri adalah pusat Intelligence Quotient (IQ).
Otak kanan berfungsi dalam perkembangan Emotinal Quotient (EQ). Misalnya dalam hal sosialisasi, komunikasi, interaksi dengan manusia lainnya serta pengendalian emosi. Kemampuan intuitif, kemampuan merasakan, memadukan dan ekspresi tubuh seperti menyanyi, menari, melukis dan segala kegiatan kreatif lainnya juga berada pada otak kanan ini.
Lalu, belahan otak mana yang bagus, Al?
Keduanya baik, keduanya bagus! Karena keduanya memiliki fungsi masing-masing dan juga saling melengkapi bukan?
Namun, menurut penelitian sih, sebagian besar orang di dunia hidup dengan lebih mengandalkan otak kirinya. Hal ini dimungkinkan karena pendidikan formal yang dicecap telah lebih banyak mengasah kemampuan otak kiri dan hanya sedikit kesempatan untuk pengembangan untuk otak kanan.
Dan...?
Dan berdasarkan hasil finger print analysis, ...
Tadaaa! My brain hemisphare (belahan otak kiri dan kananku) hanya selisih 1,28%. Hm. Alhamdulillah. Dan walau berselisih 1,28%, menurut Bu Damma sih, kepribadianku cenderung ke otak kanan. Tapi karena selisihnya yang sedikit banget, maka walo tergolong ke orang-orang yang dominant otak kanan, tapi kok aku termasuk ke tipe yang logis banget dan sulit disugesti oleh orang lain ya? Hm, mungkin karena hanya terpaut 1,28% saja ke otak kanannya kali ya? *tanya sendiri jawab sendiri. Haha.
Hasil Finger Analysis Terhadap Sidik |
Finger print analysis juga membantu kita untuk memahami kekuatan (strength) dan juga kelemahan (weaknesses) yang kita miliki. Dengan mengetahui hal ini, tentunya kita akan dapat lebih fokus dalam mengoptimalkan kelebihan kita serta juga mencari solusi dalam menimalisir/improvisasi terhadap kelemahan kita itu.
Thinking Style and Learning Style
Ini ga kalah pentingnya. Terutama bagi anak-anak nih. Dengan mengetahui thinking and learning stylenya, seseorang akan lebih efektif dan tepat sasaran dalam belajar dan berfikir. Ga buang-buang waktu, tenaga dan pikiran karena cara dan pola yang digunakan telah tepat sasaran.
Finger print analysis memperlihatkan bahwa aku tuh orangnya memang extrovert. Learning style yang aku miliki adalah type visual text juga visual picture. Dan lucunya tuh, keduanya sama-sama di angka yang sama yaitu 18.09%. Haha. Yes banget emang. Aku paling cepat nangkap jika belajar dengan visual text juga visual picture. Dan sulit nangkap jika belajar atau bekerja dengan diiringi musik. Heheu.
Lalu, apakah semua hasil finger print itu sesuai dengan karakter kita, Al?
Ya enggak semuanya benar juga sih, Sobs. Terlihat dari grafik di bawah ini, bahwa dalam hal bertindak, aku orangnya terencana (53,33%), namun pada kenyataannya, aku juga bisa fleksibel banget.
Dan menurut Bu Damma, ini dikarenakan aku orangnya ADAPTIF. Jadi kemampuan adaptif ini lah yang membuatku lentur dan beradaptasi dengan perubahan mendadak dari sistem yang sudah terencana tadi. Ok, resonable, well accepted! 😊
Intelligence Distrubution.
Nah, ini! Cerebral Hemisphere merupakan belahan otak yang terdiri dari Front Lobe, Parietal Lobe dan Occipital Lobe.
Potensi bakat diukur berdasarkan sistem syaraf yang lebih responsif pada otak bagian Cerebral Lobes. Grafik yang lebih tinggi menunjukkan kecepatan daya respon yang lebih tinggi terhadap suatu keahlian. Etapi ini tak berarti bahwa grafik yang lebih rendah menunjukkan bahwa bakat di sana lebih rendah lho ya. Namun lebih menunjukkan respons yang lebih lamban akibat fungsi ketelitian yang lebih tinggi.
Nah, di sini terlihat bahwa distribusi intelijensia ku lebih tinggi terhadap intelijensia intelektual, sekitar 37,50%, disusul dengan intelijensia skill senilai 33,57%, baru ditutup oleh intelijensia emosional senilai 28,93%. Yang berarti bahwa aku lebih didominasi oleh intelijensia intelektual dibanding intelijensia emosional. Hm, padahal kalo dipikir-pikir, dalam kenyataannya, menurut pengalamanku sih, aku tuh bagus dalam menangani hal-hal yang berkaitan dengan emosi dan kemanusiaan, lho, which is mean harusnya intelijensia emosionalku yang lebih tinggi, harusnya. Hehe.
Etapi, seperti yang dikatakan Bu Damma, karena aku orangnya adaptif, dan fleksible terhadap lingkungan, maka aku belajar banyak dari lingkunganku dan berkembang di sana, sehingga ga heran jika kemudian I am good at this, too. Hm, ok. Jadi intinya adalah..., dengan mengetahui karakter kita, maka kita bisa melakukan tindakan perbaikan, improvement dan optimalisasi terhadap bagian-bagian yang kita inginkan.
Ibarat membaca peta, kita jadi tahu arah, jadi tahu di mana ranjau dan dimana harta karunnya. *Halah.
Potential Skill
Yuhuu. Yang ini juga sangat sangat menarik, Sobs! Mengetahui potential skill kita, adalah hal yang sangat membantu agar kita tak buang-buang waktu. Biar ga salah 'asah'. Ye kan? 😁
Potential Skill juga akan terlihat dari hasil analisa sidik jari. The data belongs to Alaika Abdullah |
Aih, persentase paling gede tuh di bagian Imajinasi Konseptual. Hm, pantesan. Etapi, yang lebih menarik itu adalah yang berwarna abu-abu, Sobs!
"Jika grafik berwarna abu-abu muncul, maka menandakan ada dorongan minat yang lebih tinggi dari bakat dalam potential tersebut".
Dan pada grafik ku di atas, muncul warna abu-abu pada bagian intrapersonal, yang berarti jika aku asah dengan benar maka akan menjadi kelebihan yang luar biasa bagi peningkatan kapasitas diri. Hm, baiklah. Aku akan memperdalamnya nanti deh, Bu Damma. Eits, serius lho, ini aku masukin ke dalam list pengembangan diri yang KUDU ditindaklanjuti nih.
Working Style
Hayyah. Persis! Jadi pas donk jika selama ini eikeh sering ngejob di management level. Punya kemampuan dalam mengambil keputusan dan menganalisa solusi. Namun dalam bidang Adaptation, Communication dan Development juga distribusinya ga terpaut jauh sih. Mungkin karena belahan otak kiri dan kanannya hampir seimbang, jadi distribusi antara ke 4 nya itu ga terpaut secara signifikan? Entahlah. 😀
Pressure and Instability Condition
Nah, ini juga yang ga kalah penting.
Kondisi stress dan keadaan ketidakstabilan mental adakalanya disebabkan adanya potensi ketidakseimbangan fungsi kerja otak.
Ketidakmampuan seseorang menyesuaikan keadaan dengan sistem syaraf kerja otak menyebabkan peluang terjadinya tekanan dan sirkulasi informasi yang tidak lancar.
Eits, jangan kuatir. Dengan olah mental yang baik, kita akan bisa menghindari munculnya potensi tekanan/stress kok. Berikut ini adalah grafik hasil analisa sidik jariku terhadap Pressure and Instability Condition.
Hasil Analisa Sidik Jari untuk Ketahanan Otak dan Mental terhadap Tekanan My Finger Print Analysis |
Alhamdulillah, potensi keseimbangan otak daya tahan otak, hasil finger print-ku menunjukkan angka 7,8%, yang jika dilihat pada tabel berarti mampu menghadapi tekanan. Yes, selama ini aku merasakannya sih begitu. Termasuk yang mampu menghadapi tekanan. Udah jatuh bangun malah di dalam gelombang tekanan kehidupan. *Tssaaah😊
Untuk Keseimbangan Mental, angka pada grafik menunjukkan angka 1,28. Which is also in a good range. Makin kecil persentasenya, maka makin baik, makin kuat daya tahan mentalnya. Alhamdulillah. 0 - 10 % berarti Kondisi mental stabil. Dan 1,28 % adalah Alhamdulillah. Tinggal menjaga dan memelihara dengan olah mental yang baik, nih, ya, Bu Damma? 😊
Well, Sobs! Itulah sekelumit kisah tentang pentingnya Finger Print Analysis. Dengan Finding Our True Color, kita akan tau 'who I am', dan memudahkan kita dalam melangkah ke depan, menyesuaikan arah dan langkah dalam mencapai tujuan kehidupan.
Ga hanya penting bagi kita yang telah dewasa, lho! Find Our True Color ini juga penting banget bagi anak-anak kita dalam menentukan potensi bakat dan minat mereka, sehingga tepat sasaran, waktu dan tak meminimalisir proses trial and error dalam mencapai masa depan mereka.
Semoga catatan dan testimoni ini bisa menjadi masukan berharga bagi kita semua ya! Ingin tau lebih banyak tentang Langkah Pertama dari Regenesis+ ini? Yuk, kenalan langsung dengan sang tokoh utama yaitu Bu Damma Septiani Pane.
Atau ingin baca-baca tentang Regenesis+ lainnya? Tunggu update berikutnya ya, Sobs!
My special note and testimony
regarding the finger print analysis,
Al, Bandung, 9 January 2018