Hotel Bersejarah & Bebas Nyamuk Peninggalan Belanda di Medan

Hotel Bersejarah dan Bebas Nyamuk Peninggalan Belanda di Medan, memangnya ada? Eits, belum tau ya? Kan penjajah yang satu ini memang terkenal rajin membangun gedung/bangunan cantik bergaya khas Eropa. Salah satunya nih, yang ada di kota Medan. Sobats pernah mendengar nama Hotel Mijn De Boer? Pasti pada geleng-geleng kepala, deh, ya? Sama! Aku juga langsung blank kalo disebut dengan nama itu, ga akan familiar. Tapi kalo disebut dengan nama Hotel Inna Dharma Deli, sih, paham banget. Dulu waktu masih tinggal di Medan, sering banget tuh, aku melewati hotel bergaya Belanda ini, jika ingin ke Petisah.


Hotel Mijn De Boer (Inna Dharma Deli) (photo; geheugenvannederland.nl)

Nah, bicara tentang Hotel yang terkenal dengan nama Inna Dharma Deli ini, pada masa kejayaannya memang tercatat sebagai salah satu hotel ternama di kota Medan, lho, dan kerap dikunjungi oleh tamu-tamu istimewa dari berbagai belahan dunia. Mulai dari kunjungan tamu kehormatan dari negeri Belanda seperti Ratu Wilhemina, Pangeran Schaumburg-Lippe, sampai dengan Raja Leopold II dari Belgia. Dan berdasarkan kisah dari pendirinya, yaitu Aeint Herman De Boer, hotel antik yang berdiri pada tahun 1898 ini memang bukanlah hotel yang berkategori murah di Medan, lho!

Dengan bermula dari tujuh kamar hotel, sebuah restoran dan bar saja, hotel yang berlokasi di Jalan Balai Kota, Medan Petisah, Medan ini berhasil mengembangkan bisnisnya. Salah satu spesialisasi yang ditawarkan oleh Hotel Mijn De Boer saat itu adalah hotel yang bebas dari nyamuk. Maklum saja, gigitan nyamuk merupakan momok bagi kulit warga-warga Eropa yang terkenal cukup sensitif.

Seiring dengan berjalannya waktu, dan semakin harumnya hotel ini, maka meningkat pula minat para pesohor dan warga Eropa lainnya untuk menginap di sini, sehingga dirasakan bahwa kamar dan fasilitas yang tersedia sudah tak mampu lagi menampung animo tamu yang ingin menginap, sehingga tepat pada tahun 1909, sang pengelola memutuskan untuk memperluas bangunan hotelnya dan menambah kapasitas kamar hingga mencapai 400 kamar. Wow! Empat ratus kamar pada tahun 1909? Kereen, yak?

Nama Hotel Mijn De Boer semakin di atas angin, dan bisa dibilang telah memasuki masa kejayaannya pada masa itu. Terlebih lagi dengan sajian spesial yang menjadi semacam signature di restoran hotel ini. Sajian spesial tersebut adalah kue tradisional Speculaas, yang dipadu dengan olahan rempah-rempah khas tropis Nusantara. Bahkan, pamor hidangan ini sampai ke Bangkok, Singapura, bahkan sampai pula ke Hongkong. Kue ini juga biasanya digemari jauh sebelum perayaan St. Nicholas yang diperingati setiap tanggal 5 Desember.

Dan bicara tentang kisah sejarah, nih, Sobs, ada kisah yang cukup menarik, lho, dari hotel ini. Yaitu sebuah kisah yang datang dari salah satu pahlawan nasional Indonesia. Menurut cerita, Sutan Sjahrir kecil pada masanya kerap mencari nafkah di lingkungan sekitar Hotel Mijn De Boer ini. Beliau berprofesi sebagai musisi jalanan alias pengamen bermodalkan kepiawaian memainkan biola. Lantaran bangunan mewah ini dipenuhi oleh orang-orang kulit putih yang notabene berasal dari kalangan bangsawan, maka permainan musik biola pastinya diterima di telinga mereka lah, yang tentunya memberi peluang bagi sang pahlawan kita, Sutan Takdir, untuk mengumpulkan pundi-pundi berkat kemahirannya tersebut.

Hotel Mijn De Boer Masa Kini

Lalu, di manakah Hotel Mijn De Boer itu kini? Tenang, Sobs, masih ada di tempatnya kok. Hanya saja, jika Sobats mencarinya dengan nama Hotel Mijn De Boer, maka Sobats tidak akan berhasil menemuinya, karena hotel bersejarah dan bebas nyamuk peninggalan Belanda ini, kini telah berganti nama menjadi Hotel Inna Dharma Deli. Jadi pastikan bahwa Sobats tidak salah menyebut namanya, ya! Hehe. Oya, hotel bersejarah ini kini berada di bawah pengelolaan PT National Hotels and Tourism Corp Ltd. yang tak lain merupakan perusahaan plat merah dari lingkungan Kementerian Pariwisata, yang fokus di bidang jasa perhotelan dan restoran.

Kendati sudah berada di lain manajemen, beberapa ciri khas hotel ini tetap dipertahankan, yang tentunya bertujuan untuk  menggaet lebih banyak tamu yang menginap, juga pastinya untuk melestarikan salah satu warisan sejarah yang ada di Medan ini. Hotel Dharma Deli ini sejatinya adalah gabungan dua unit hotel yang ada di Medan, yaitu Hotel Wisma Deli dan Hotel Dharma Bakti. Nama hotel yang terakhir disebutkan merupakan bekas bangunan Hotel Mijn De Boer yang asli.

Nah, Sobs, ingat ya, jika berkunjung ke Medan, jangan lupa untuk menginap atau berkunjung ke hotel antik ini! Jangan lupa, take some pictures as well!

catatan sejarah bangunan antik
Al, Bandung, 20 Februari 2015



12 comments

  1. Rate per malamnya berapa Kak? Mihil pasti ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Enggak terlalu mahal, kok, Mak Lina. Masih standard hotel2 berbintang deh. :)

      Delete
  2. pengalaman menarik di hotel bersejarah ini

    ReplyDelete
  3. jadi pengen foto disana.. pasti bagus :D

    ReplyDelete
  4. Penasaran bebas nyamuknya. Bagaimana sampai bebas nyamuk? Apakah hotel lain banyak nyamuk?

    ReplyDelete
  5. sukaa deh bangunan lawas seperti ini..iya, serem ngga ya mak kalau nginap? hihihi

    ReplyDelete
  6. Mbak Al.... lama tak mampir sini. Maafkan aku yg jarang BW, soalnya aku emang jarang blogging.
    Nulis aja jarang2 sekarang... Upss... maaf OOT mbak hehehe

    Itu foto terbaru hotelnya kek gimana ya? Masak masih bangunan Belanda jadul gitu? Serem dong, meskipun masih terlihat kokoh dan gagah tapi kan tetap bangunan tua... hehehe

    Asyik memang kalau ga ada nyamuk mbak. Sebagus apapun hotelnya kalau banyak nyamuk ya langsung gak nyaman :)

    ReplyDelete
  7. HOtelnya bebas nyamuk,? Bebas dari makhluk astral gak MBak? Takut juga kalau nginep di hotel trs ada bau-bau horor

    ReplyDelete
  8. Waaah... Jd pengen ke Medan :)

    ReplyDelete
  9. Masa kecil sy pernah di hotel ini tahun 1965 - 1967, dahulu nama y masih hotel Dharma Bhakti....tempat tidur y didalam sangkar kawat kasa (itu sebab y disebut hotel anti nyamuk).Sungguh kenangan yg sulit dilupakan...

    ReplyDelete
  10. Masa kecil sy pernah di hotel ini tahun 1965 - 1967, dahulu nama y masih hotel Dharma Bhakti....tempat tidur y didalam sangkar kawat kasa (itu sebab y disebut hotel anti nyamuk).Sungguh kenangan yg sulit dilupakan...

    ReplyDelete