Kan Indah Pada Masanya

it will come on the right time


Kan Indah Pada Masanya, tentu rangkai empat kata itu sudah teramat akrab di telinga kita ya, Sobs? Namun, seberapa seringkah kita merenungi makna dari kalimat tersebut? Atau malah tuh kalimat hanya numpang lewat saja di depan mata atau masuk dan keluar lagi dari telinga kita, setelah, mungkin, lidah kita berujar 'hm, kalimat yang penuh makna'?

Aku sendiri, juga jarang sih menyediakan waktu khusus untuk merenungi kalimat ini, hingga dua malam yang lalu, saat menginap di rumah Amalia, sahabatku, kami terlibat obrolan menjelang tidur. Obrolan ringan sebenarnya, namun akhirnya beranjak ke muatan yang lebih serius, ya tentang empat rangkai kata di atas itu, Sobs

Ya, terkadang, tanpa sadar kita sering banget komplen, mengeluhkan nasib atau warna kehidupan yang tiba-tiba meredup. Padahal jika kita telaah, hal itu terjadi sebagai konsekuensi dan langkah awal dari keputusan yang kita ambil sendiri lho. Misalnya nih, Sobs, keputusan untuk break dari pekerjaan formal kami [aku dan Amalia], untuk mulai merintis bisnis dan capai impian masing-masing yang telah sekian lama kami gantungkan pada gemintang. Jiaaah, puitis banget yak? Hehe.

Memang tidak mudah, because this is not as easy as a single click! Ini bukan seperti membalikkan telapak tangan. Apalagi kala akhir bulan menjelang [tanggal biasa gajian, hehe], rasa miris pun menghadang, dan pikiran jelek dengan sigap menghasut pikiran. Itu lah, entah kenapa pun kamu ga kerja lagi, entah ngapain coba kamu berhenti, jadinya gaji besar itu kini tak mampir lagi kan? Hampir goyah, namun impian yang tergantung tinggi itu pun melambai, menguatkan hati untuk terus melangkah. Keep moving forward, rintis jalan, capai impian. Walau, sekali lagi, itu memang tidak mudah. J

Tak terasa, konsistensi dan semangat juang yang berhasil kami pertahankan, bahkan tingkatkan, akhirnya mulai berbuah manis. Bagiku sendiri, kenekadan untuk tidak lagi terikat pekerjaan formal, agar punya waktu untuk menulis novel, mendirikan perusahaan penerbitan indie, mengurus dan ikut membesarkan 'bayi' NGO Lokal yang kami dirikan, aktif ngeblog, mengerjakan review report, pembuatan proposal para klien, yang kesemuanya bisa aku lakukan secara officeless [tak perlu berkantor], kini mulai membuahkan hasil. Alhamdulillah. Sungguh menakjubkan, kesabaran itu memang berbuah manis. Dan yang terlebih mengejutkan lagi, kini writing, as my passion, tanpa diduga, malah mengadirkan sebuah award yang tak ternilai harganya bagiku. Yes, penghargaan bertajuk 'ACER Srikandi Blogger 2013' yang dianugerahkan ke haribaanku oleh Kumpulan Emak Blogger powered by Acer, adalah hadiah terindah yang datang pada waktunya. Alhamdulillah ya Allah.

Coba kalo dulu aku masih berkutat dengan ikatan kerja profesional, yang tentunya harus fokus pada tugas kantor, kapan coba mau ngurus bisnis ini? Kapan coba mau konsisten menulis novelnya? Kapan mau ngembangkan usaha penerbitannya? Kapan mau aktif di KEB, dan kapan lainnya? Ya kan, Sobs? Yach, I do believe, that it will come on the right time! Semua akan indah pada masanya. Hanya saja, terkadang dan bahkan paling sering nih, Sobs, kita kurang jeli menangkap maklumat itu dari sang Pencipta. Ya enggak?

Well, Sobs? Percayakah dirimu bahwa memang 'semua akan indah pada masanya?'

Sebuah renungan di  penghujung malam,
Al, Bandung, 5 Mei 2013

31 comments

  1. Mmmm,, gmna yahh..?? percaya tau tidak yang pastinya harus kita percaya karena itu namanya Optimis kalau suatu saat semua akan indah pada masanya. Tetapi, tidak ada satupun yang akan indah pada masanya kalau tidak dibarengi dengan Doa dan Usaha yang gigih, kalau tidak malah bisa jadi gembel pada masanya :) hehehehee...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha, gembel pada masanya, hihi. Itu sudah pasti, jika si individunya tidak berusaha dan berdoa. Setuju dengan kamu Dink! Thanks yaaa. :)

      Delete
    2. Iya mbak, abis klo cuma bermimpi dan bermimpi bahwa satu saat akan indah tanpa usaha mana bisa terwujud emangnya Magic,, hhh.. Allah saja berfirman "bekerjalah untuk duniamu seakan km hidup selamanya". ehmmm,,,,

      Kyak mbak Alaika nhh,, Bermimpi dan berusaha, dan Hasilnyaaa.... Waoooowwww bgtt, Tukul bilang it's Amazing,, heheheheheh...

      Delete
    3. Jangan salah lho Dink,setiap orang boleh saja bermimpi setinggi langit. Asalkan dia komit dalam menyiapkan 'tangga' yang tepat dalam menggapai impiannya itu. Tangga yang tepat, kan tidak dibuat dengan sulap, melainkan dibutuhkan perencanaan yang SMART [Specifik/spesifik, Measurable/Terukur, Achievable/dapat dijangkau, Reasonable/Masuk akal, dan Timebound/ada limitnya]. Kalo mau jelasin itu, butuh satu atau dua postingan deh. Intinya adalah, setiap orang yang optimis, wajib punya mimpi, dan komit mengusahakan jalan utk menggapainya. ok?

      Delete
  2. Ya ampun Mak, sungguh sangat menguatkan hati yg tengah bimbang ini, sampe insomnia karna gelisah.
    Pernikahan yg baru 2 bulan ini, harus menanggalkan status kepegawaianku sebagai keryawan salah satu Bank, memang ini resiko dan nasib jatuh cinta pada senior se-"bendera" alias cinlok, tp pada saat muncul pertanyaan "siapa yg mengalah resign/pindah kerja?", akhirnya jawabannya adalah saya, karena saya tau ada mimpi yg sedang saya kejar, yaitu menjadi penulis. Tp apa daya ketika 2 bln ini berlalu tanpa rutinitas kantor yg sebelumnya saya pikir akan sangat menyenangkan, saat ini semacam merasakan "office sick", saya merindukan kantor karna beberapa hal. Utk menjadi pribadi yg konsisten kadang sangatlah sulit, tp memang benar, tidak ada yg serba mudah didunia ini, kesabaran adalah kuncinya.. karna semua 'akan indah pada waktunya', Amiiin..

    ma'af ya mak kepanjangan commentnya, curcol pula, hehehe... semoga saya bisa menjadi seperti mak Alaika yg ttp konsisten pada mimpinya.. Amin.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe, ga papa kok Mbak, kan di ujung postingan saya mengajukan pertanyaan, jadi wajar dunk jika komentarnya panjang. Appreciated a lots lho! Trims ya.

      Ya, terkadang memang serasa dilema sih, Mba. Ga bisa dipungkiri, terkadang saya sendiri pun masih sering homesick on the humanity work, bahkan saat sebuah tawaran untuk kerja di Afghanistan, dengan salary 125 jt/bulan, saya hampir linglung. Tapi kemudian, sy mikir lagi, yang saya kejar uang atau apa? Nilai 125 jt itu memang tinggi, dan dibayar setinggi itu karena hazard fee untuk bekerja di negeri konflik spt Afghan memang tinggi resiko. Nah, kemudian sy berfikir ulang, kyknya sy belum siap deh menjemput bahaya di negeri perang. Hehe. Saya kembali pada impian yang harus saya gapai. :)

      Jadi intinya, percayalah, dengan effort yang konsisten, Insyaallah, semua akan indah pada masanya. :) Aamiin.

      Delete
  3. Seandainya ada yang nunjukin waktu yang indah itu kapan.... *plak*

    Saya juga lagi nunggu-nunggu waktu yang indah. Tapi kalo ditunggu doang kan ya kagak bakalan dateng yak? Jadinya, sambil nunggu saya ngerjain yang laen bisar gak berasa lama. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itulah manusia ya, Mak. Manja. Inginnya ditunjukin sedetailnya, ga mau mikir, hehe.

      Hm, ya iya lah Mak, kalo sekedar nunggu, apa yakin kita bahwa dia memang akan datang? Ya dijemput dunk, jangan2 malah udah kadung dijemput orang lain tuh, Mak. :)

      Delete
  4. Begitupun ketika aku memutuskan menutup kantin. Kalau dihitung materi, banyak sekali turunnya sekarang ini. Tapi dengan berada sepenuhnya di rumah dengan anak2 dan suami, ternyata ini memang duniaku. Aku justru makin fokus mempersiapkan dan menguatkan diri untuk kehidupan akhiratku. Semakin damai hati ini melihat anugrah yang Allah berikan, sekecil apapun itu.

    Sukses selalu buat dirimu, cantik. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya, setiap tindakan tentu ada plus minus sebagai konsekuensi dari langkah yang kita pilih kan Mbak? Dan memang, kebahagiaan tidak melulu terletak pada uang, namun pada pencapaian dari hasil yang kita usahakan. Semua memang akan ada saatnya, semua kan indah pada waktunya. :)

      Delete
  5. saya yakin cut kak smua akan indahnya pada waktunya, tnggal ikhtiar dan do'a , masa itu akan datang jika mengapainya...nice share untuk muhasabah diri :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup, bener sekali cut Adek. :) Semoga bermanfaat yaaa. :)

      Delete
  6. mbk Al slalu menginspirasi.. smoga aku juga akan sampai pd masa itu. Berhenti dr pekerjaan yg telah membesarkan nama dan kantong kita.. (halah bahasa yg aneh.. hihi)memang tidak mudah. Tp ya ttp keep moving forward, rintis jln, gapai impian.. bgitu kan mbk.. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin. Memang tidak gampang saat mengambil keputusan itu. Tarik ulur akan terasa begitu menegangkan. :)
      Namun, tetap saja, harus ada keberanian untuk keluar dari zona nyaman, jika kita memang telah benar2 mempersiapkan langkah. Jangan pula asal cabut, sementara rencana lainnya ke depan, belum dipersiapkan sama sekali.

      Sukses untukmu, Mak cantik! :)

      Delete
  7. akhirnyaaa.. baru aja diobrolin di fb keb, tiba2 postingan sang srikandi blogger ini nongol di dasbor.. kenapa cobak? gak taulah.. yang pasti semua kan indah pada waktunya.. kayak lagu nih mbak. hihii..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah, berarti udah normal lagi deh ituh, Mak! Semoga ke depannya tetap normal dan baik2 saja deh dasbor nya yaaa. :)

      Delete
  8. intinya adalah tetap konsisten. betul kan mbak al?
    tapi kadang, kitanya ini lho agak-agak nggak rela mau ngelepas diri dari zona aman kita. akunya gitu soalnya.

    mbak al, makasih untuk tulisannya. benar-benar harus berplanning untuk impian kita :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener banget, Mba Rochma. Godaan itu yang paling sering juga mengintip diriku, hehe. Tawaran yang datang begitu menggiurkan, pengen rasanya menerima, tapi setelah difikirkan lagi, akhirnya, hingga kini masih mampu aku kesampingkan. Entah nanti, kita kan ga pernah tau yaaa, tiba2 aja ada sebuah tawaran yang langsung klik di hati, bisa pula dikerjakan just from home, kenapa tidak ditangkap? atau kembali terikat di kantor, dengan berbagai posisi tawar yang menguntungkan. Sejauh.. tidak menelantarkan bisnis yang sedang dirintis, kurasa, tak ada salahnya ditangkap, asal konsisten! Begitu mungkin ya, Mbak? :)

      Delete
  9. sepakat dan setuju, kadang kita melihat apa yg kita alama 'saat ini' secara sepntas pada RASAnya yg menghampir dipermukaan emosi sehngga abai utk merenungkan alasan dan tujuan kenapa hal itu diberikan pada kita.

    #ikutan sdkt curcol:
    Saat ini, ketika aku mengajukan proses pindah kerja dan dengan beberapa alasan akhirnya memlih ke instansi yg secara de facto dan de jure "lebih kecl', banayk tmn2 yg menyayangkan pilihanku yg kdg juga membuatku terlintas pikiran: Iya ya...kenapa..kenapa...

    But, InsyaAllah dan semoga aku bisa fight dengan back up plan....yg sampai saat ini msh belum bisa aku fokuskan seperti passion Mbak Alaika: mengembangkan minat menulisku.

    congrats ya mbak....keep move on..


    ReplyDelete
    Replies
    1. Hanya kita yang bisa menghandle rasa galau yang timbul akibat opini teman atau lingkungan sekitar yang menyayangkan tindakan/keputusan kita, Rie. Kalo kata aku sih, tetap konsisten terhadap apa yang telah kita putuskan, dan besarkan hati dengan optimistic. Tapi ingat, not just optimistic, but it must be Realistic Optimistic ya! :)

      Ayo, semangat, keep moving forward, ada titik terang di ujung sana sedang menanti. :)

      Delete
  10. Kalau saya sih ...
    just ... nikmati dan syukuri saja apa yang bisa kita dapat pada hari ini ... detik ini ...

    nikmati saja ...

    Salam saya Kak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Rasa syukur sudah sepantasnya kita haturkan kepada sang Pemberi kenyamanan hidup, sang Pemberi kemapanan dan kebahagiaan hidup, ya, Om? Itu mah harus.
      Namun, jika kondisinya adalah belum senyaman yang kita harapkan, mungkin tindakan 'just nikmati dan syukuri saja', belumlah tepat. Dibutuhkan effort/usaha untuk memperbaiki situasi agar menjadi lebih baik. Karena hidup tidak hanya hari ini saja, akan ada hari esok bagi anak2 kita, keluarga kita [jika pun kita, mungkin, tak lagi bertemu hari esok], yang harus kita persiapkan. Bukan begitu Om? :)

      Saleum,

      Delete
  11. jadi inget kata-kata ini deh "Do the best, let god do the rest". Yes, aku percaya semua akan indah pada waktunya, asal nggak berenti berusaha dan berdoa. selamat ya mba srikandi blogger. semoga saya juga bisa berkarya lebih baik lagi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju, Mak! Memang harus begitu, berusaha dan berdoa, selebihnya biarkan Allah yang menyelesaikannya. :)
      Trimakasih. :)

      Delete
  12. dalam dunia segalanya pasti akan terasa indah ketika kita bisa mensyukuri segala hal. tulisan ini sangat bermanfaat dan bisa memberikan motivasi kepada para pembacanya. Nice mbak Al.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Trimakasih, Bung. Seperti biasanya, komentar2mu semakin menambah semangatku untuk menulis. :)

      Delete
  13. yup....karena Allah maha pengatur ya Mbak...
    Allah sudah mengatur semuanya, DIA lebih tau saat yang tepat, dan yang terbaik untuk kita

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar, Elsa. Allah Maha Tau waktu terbaik dan apa yang diPERLUkan oleh hambaNya. :)

      Delete
  14. semua akan indah pada waktunya ya mbak

    ReplyDelete
  15. Baru jeng-jeng sama mba Ama ya, Mba. :)

    Sekarang malah tidak terpaku pada satu kerjaan ya, Mba.
    Kalau aku, selalu percaya. Indah pada waktunya. . .^*

    ReplyDelete