Harapanku Untuk PLN

Buru-buru turun dari angkot dan berharap bisa segera sampai di kantor. Ada beberapa email yang harus segera dikirim ke tujuan dan semuanya menduduki peringkat urgent.
Pemandangan tak biasa terlihat di depan kantorku, khususnya di teras yang berbentuk joglo yang memang nyaman untuk bersantai. Tapi ini kan bukan saatnya untuk bersantai. The working time just begin!

“Hai mba… good morning. Ayo simpan tasmu dan gabung disini.!” Sebuah undangan yang aneh.


“What’s going on? Kok pada diluar? Apa kita libur hari ini?” Balasku dengan seloroh tanpa mampu menahan rasa penasaran. Tapi wajah santai mereka jelas menunjukkan bahwa mereka bukan sedang berdemo sih. ☺


Tapi tumben banget deh, bukankah jam segini biasanya semuanya sedang pada berhadapan dengan kompi masing-masing? Atau setidaknya duduk manis di depan meja masing-masing?


“Mati Listrik kita mba, jadinya begini deh!” Jawaban singkat Muti jelas membuatku kecewa.


Oh my God, mati listrik? Terus gimana aku mau kerja? Padahal laporan yang sedang aku kerjakan masih butuh banyak editan, juga tambahan ulasan yang juga harus aku dapatkan dengan browsing ke internet sebagai referensinya. Sementara aku tadi malam lupa men-charge gadget-gadgetku. Termasuk si Ory (my smartphone) yang tinggal dua titik lagi. Huft, gawat deh.


“Yaaa, gimana donk? Laptopku lowbat nih, internet jalan ga?”


“Sama mba, punyaku juga lowbat nih, internet dan listrik mah kompakan tuh mba, selalu bekerjasama dengan baik." Jawaban yang sungguh mengena. 


Artinya koneksi internet kantor juga ga bisa diharapkan alias mati total. Ampun deh ini, PLN oh PLN... kenapa harus mati listrik pada jam kerja seperti ini, sementara kantor kami yang baru ini belum punya genset. Dan berita terburuknya adalah, PLN baru akan mengalirkan kembali aliran listrik ke wilayah kami nanti sore, jam empat. Janjinya begitu... [yang ternyata baru jam enam listrik menerangi wilayah ini]. Olala... resmilah aktifitas hari ini berjudul 'nganggur'. 


Happy? Kuperhatikan tidak ada kesan gembira dengan kenyataan ini di wajah kami semua. Gimana mau happy? Pekerjaan sedang bertumpuk, dan jadi tertunda hingga besok. Huft. Begitu deh kalo sang penguasa listrik [baca PLN] sedang memutuskan aliran listrik ke suatu wilayah. Efeknya membuat hati para 'korban' tak mampu tersenyum ceria.


Tak dapat dipungkiri, bahwa perkembangan zaman yang kian maju bahkan canggih, telah membawa masyarakat kepada kebutuhan akan listrik sebagai kebutuhan utama. 

Mau tidak mau, listrik menjadi primadona bagi masyarakat dalam mendukung aktifitas hariannya. Baik dalam dunia kerja maupun dalam aktifitas keseharian di rumah, baik untuk perorangan maupun kelompok, keperluan pribadi maupun bisnis, semuanya butuh listrik. 

Dan siapakah yang berwenang untuk mengurus listrik ini? Adakah sebuah instansi khusus yang bertanggung jawab untuk menyuplai listrik ini bagi seluruh penduduk/warga negara Indonesia? 



Jawabannya hanya satu sih. PLN
grabbed from here
Ya, inilah dia perusahaan tunggal dan satu-satunya yang berhak penuh mengurusi perlistrikan. Mulai dari proses pengadaan listrik, pembangkitan, hingga penyaluran tenaga listrik itu sendiri ke seluruh tempat/daerah di negeri ini. Perusahaan yang berbentuk Badan Usaha Milik Negara [BUMN] inilah yang diserahi tugas dan bertanggung jawab penuh, untuk memastikan bahwa seluruh daerah/masyarakat Indonesia berhak mengecap manfaat listrik. 

Lalu pertanyaannya, sudah cukupkah ketersediaan listrik bagi seluruh wilayah di Indonesia? Sudah meratakah aliran listrik di seluruh tanah air? Sudahkah seluruh lapisan masyarakat Indonesia menikmati indah dan bermanfaatnya tenaga listrik ini? Sudah setara kah apa yang dibayar oleh masyarakat Indonesia terhadap perolehannya akan listrik negara ini? Nah itu....!


Dan sobs... jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan di atas, ternyata menghasilkan jawaban yang beragam, tergantung kepada siapa pertanyaan itu diajukan. Jika pertanyaan ini diajukan kepada warga kota besar, yang daerahnya tidak pernah kekurangan supplai listrik, tentu jawabannya akan positif. Ya kan? Namun jika pertanyaan ini diajukan kepada mereka yang selalu saja mengalami pemadaman tiba-tiba, atau yang berulang kali mati listrik, tentu jawabannya akan berbeda. Begitu pula jika pertanyaan-pertanyaan tersebut diajukan ke daerah pedesaan terpencil, yang sulit di jangkau, jawabannya paling tidak akan seperti ini... 



Gambar pinjem dari sini
"Listrik? Wah kami belum pernah merasakan bagaimana indahnya penerangan dari bohlam. Cahaya bagi kami sangat terbatas, hanya dari matahari di siang hari, dan lampu teplok atau lilin di malam hari." Miris deh . :(

Lalu, apakah PLN akan tinggal diam saja terhadap kenyataan ini? Tentu TIDAK. Sebagai perusahaan yang di'titah'kan untuk mengurusi kebutuhan listrik bagi seluruh wilayah Indonesia, PLN telah bersiap diri. Memulai dengan berbenah diri demi mencapai target 'menerangi seluruh Indonesia di tahun 2015'



Gambar dari Google
Langkah internal yang ditempuh adalah mencanangkan program PLN Bersih, dengan salah satu tujuan programnya adalah menuju komitmen PLN untuk menjalankan praktek penyelenggaraan korporasi yang bersih dan bebas dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme, sekaligus menegakkan Good Coorporate Governance (GCG) dan anti korupsi dalam penyediaan tenaga listrik bagi masyarakat. PLN berkehendak kuat untuk membangun sistem yang baik dan bisa menangkal praktek korupsi. Jika sistem yang baik itu bisa dibangun dan berjalan dengan baik pula, maka akan bisa menangkal praktek-praktek korupsi. 

Sungguh sebuah langkah dan usaha mulai yang sangat perlu didukung sobs, mengingat selama ini, stigma masyarakat terhadap BUMN yang satu ini cenderung buruk. Maka diharapkan langkah itu, akan mampu meningkatkan/mengembalikan rasa percaya masyarakat terhadap PLN, sehingga terjalin sinergi yang kuat antara keduanya [Masyarakat dan PLN], sehingga akan dengan mudah untuk mewujudkan visi 'menerangi Indonesia 100% di tahun 2015' nanti. 


Selain dari upaya pembenahan internal tersebut, harapanku terhadap PLN adalah agar perusahaan milik  negara ini juga membenahi pekerjaan rumahnya yang masih terbengkalai, diantaranya ;


1. Memprioritaskan usaha pemerataan distribusi listrik ke seluruh tanah air (listrik masuk desa),  agar rakyat yang tinggal di pelosok negeri ini juga dapat merasakan indahnya cahaya listrik.


2. Mengurangi pemadaman listrik, karena hal ini sungguh mengecewakan apalagi jika dilakukan dengan tiba-tiba dan berlangsung lama. Perbaiki sikap para operator bagian 'komplain' untuk tidak menggantung telefon nya, sehingga pelanggan yang ingin mengakses nomor ini dapat menghubungi petugas dan menyampaikan keluh kesahnya. Paling sering terjadi, jika suatu wilayah sedang terjadi pemadaman listrik, maka saluran telefon CS penerima komplain ini akan bernada 'nomor yang anda tuju sedang sibuk'. :)


3. Meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait serta pemerintah dalam mengoptimalkan penggunaan energi alternatif sebagai pembangkit listrik. Negeri ini memiliki banyak sumber daya alam yang bisa dioptimalkan dalam menghasilkan tenaga listrik, sehingga kita tidak hanya bergantung pada bahan bakar fosil. Misalnya dengan mengoptimalkan energi geotermal, pembuatan kincir angin, dan lain sebagainya.

4. Menerapkan pelaksanaan Good Coorporate Governance di semua lini pada tubuh PLN. Tak pandang bulu, mulai dari atas hingga ke bawah. Sehingga diharapkan tidak akan ada lagi yang namanya pungutan liar di kalangan petugas PLN. 


5. Menjalin kerjasama dengan perusahaan penyedia jasa seluler sehingga pengguna bisa membeli Token Listrik di tempat umum/jual pulsa biasa. Hal ini tentu akan memudahkan akses pengguna jika perlu mengisi ulang pada malam hari. 


Well sobs, tentu semua kita berharap dan mendukung sepenuhnya akan langkah-langkah dan komitmen yang telah diikrarkan oleh PLN dalam mencapai misinya 'menerangi seluruh Indonesia pada tahun 2015' nanti dan mewujudkan PLN yang bersih dan bebas korupsi. Jayalah selalu PLN!




Artikel ini diikutsertakan dalam kompetisi blog "Aku dan PLN" 
dengan tema Harapanku Untuk PLN



14 comments

  1. Bener banget Mba Al kalo sekarang listrik udah jadi vital banget. Sangat mendukung untuk PLN yang bersih.. :)
    Semoga sukses Mba Al.. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup.. bener!

      Makasih ya Dan atas doa dan kunjungannya... :)

      Delete
  2. kok sama ya Cutkak, tiap di daerah saya mati lampu terus mempertanyakan ke call center PLN kok cuma bunyi nut..nut yang muncul ya.? apa telponnya padam juga hehe

    semoga saja proyek listrik mereta 2015 terealisasi dan pelayanan listrik lebih memuaskan ke depannya.. hidup PLN.. Hidup cutkak Alaika..!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihi... begitu deh, kayaknya fenomena telp berbunyi nut..nut itu merata di semua wilayah yaaaa? :D

      Iya kang, semoga yaaaaaa..... eh, kok malah hidup saya? PLN donk yang harus selalu menghidupkan/nyalakan listriknya... hihi

      Delete
  3. memang begitulah nasib pln mbak, padahal nggak gampang juga misalkan kita jadi pegawai instalasi, ngurusnya juga berbahaya dan bisa menimbulkan kematian

    semoga menang lombanya ya mbak al ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe... sungguh malang nasib PLN ya? :)

      makasih atas dukungannya yaaaa....

      Delete
  4. Kekecewaan yang sama terhadap PLN dari semua orang ya kak Al.
    Moga sukses lombanya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Niar.....
      makasih atas dukungannya yaaaa... :)

      Delete
  5. mau ultah PLN tapi kok skerang dirumahku jadi sering mati listrik nih mbak, sebentar sih paling lama 30 menit tapi hampir tiap hari. semoga PLN bisa memperbaiki semuanya. good luck ya mbak dengan kontesnya

    ReplyDelete
  6. Di tempat saya juga sering ada pemadaman tiba2 mbak. Kadang suka geregetan, kalau padamnya pagi waktunya orang sibuk di dapur. Ya semoga untuk ke depannya PLN bisa lebih baik.
    Sukses buat ngontesnya mbak :)

    ReplyDelete
  7. wah kontes blog ya, saya support aja deh :D

    ReplyDelete
  8. asik...
    kalo menang makan makan mbak :D

    eh tapi, bukannya pln ntu cuman njual listrik ya? yang mbuat ntu bukannya pjb, ato mereka sama ya? satu komando?

    ReplyDelete