Dua tiga hari ini, kesibukan di dunia nyata terasa begitu mengasyikkan. Berkesempatan untuk selalu berduaan dengan putri tercinta, adalah sebuah kesempatan yang rasanya kembali hadir di kehidupan, setelah sekian lama terpisah oleh jarak dan waktu.
Seperti yang telah
aku ceritakan pada sobats di postingan ini dan ini, aku dan Intan memang sedang
bekerjasama untuk dalam rangka mewujudkan keinginan Intan untuk bisa memegang
kendali atas Gliv kesayangan kami (baca: ngajarin Intan mengemudi). Sebenarnya,
masih ada sebuah postingan lagi related to driving on the road test yang ingin
aku share, mengingat sepanjang kegiatan itu, kami berdua berkesempatan
menangkap keindahan alam pantai Barat Aceh di dalam kamera.
Namun karena kemarin
pagi, aku dan Intan langsung berangkat (melakukan perjalanan berdua) menuju
Bireuen dan hari ini akan lanjut ke Medan, maka postingan demi postingan
terpaksa ditunda dulu deh sobs….
Tadi malam, begitu
sampe Bireuen (4-5 jam perjalanan dari Banda Aceh), aku dan Intan langsung
tepar. Melakukan perjalanan disaat berpuasa memang melelahkan, laparnya sih ga seberapa sobs, hanya hausnya
ini lho….. Huft. Makanya kami langsung melirik air kelapa muda dengan tak sabar
dalam rangka menanti bedug berbuka puasa kemarin malam. Haha….
Perjalanan yang
sangat mengasyikkan, yang awalnya sulit sekali mendapatkan ijin dari ayah
maupun Umi. Namun akhirnya setelah ngotot dan berusaha meyakinkan keduanya,
serta janji untuk ga driving continually (harus nginap satu malam di Bireuen biar
ga capek), akhirnya restu itupun kami kantongi dan meluncur muluslah kami dari
Banda Aceh sekitar jam 11 pagi kemarin. Sempat juga singgah di Mesjid Sigli
untuk shalat zuhur serta tidur siang sejenak di mobil saking ngantuknya. Hihi…
Sebenarnya selain momen
indah kebersamaan dalam perjalanan bersama Intan, this is also my Birthday lho
sobs! Namun karena kami sedang dalam perjalanan, aku tak mengharap banyak,
apalagi sebuah pesta ulang tahun, haha. Never! Di budaya keluargaku, hari lahir
mah sering lewat begitu saja, hanya Intan dan suamiku saja yang setia
mengucapkan selamat ultah atau bikin pesta kecil2an untuk kami bertiga. Namun
sudah dua tiga tahun ini, sejak kami terpisah jarak dan waktu, pesta
kecil-kecilan itupun berlalu begitu saja. Dan no worries about it sih…
Seperti tahun
sebelumnya, Intan bikin surprise yang begitu mengharukan, diluar dugaan, maka
kali ini, ternyata putri tercinta kembali menyiram embun pagi di hati Umi
tersayangnya… Sejuuuuuk banget sobs! Alhamdulillah ya Allah, telah Engkau anugerahi
hamba seorang putri dan sahabat terbaik. Trims ya anak umi sayang…
Intan memang penuh
kejutan. Tadi malam, begitu kami sampai tujuan (Kota Bireuen), dia berlagak
ingin jalan-jalan melihat-melihat kota Bireuen. Berdua kakak sepupunya,
keluarlah mereka dari rumah dan kira-kira setengah jam kemudian telah kembali.
Aku sih ga sempat memperhatikan apa yang dibawanya pulang kala itu, habis aku
udah tepar sih, rasanya capeeeeeek banget. Jadi aku tiduran aja di kamar,
sambil BBM-an sama suami,
Eh tiba-tiba sobs……
sebuah ketukan di pintu secara berulang-ulang, membuatku terganggu.
“Umi…. Umi…!” suara
Intan.
“Masuk aja nak, ga
dikunci kok!” jawabku.
Ketokan lagi, tetap
aja ga dibukanya pintu yang sama sekali tak terkunci itu.
“Masuk aja nak…. Ga
dikunci!” Ulangku.
“Mi, tolong bukain
donk…. Please!”
Akhirnya aku terpaksa
bangkit dan membuka pintu, dan ya Allah…
Putri tercinta telah
berdiri di depan pintu dengan sebuah nampan berisi kue ultah mungil dikeliling
6 bebek2an dari coklat! Berdiri di atas dua kue ultah mungil ini, dua buah
lilis bertuliskan angka 4 dan 2!
Intan diikuti tanteku
serta sepupu Intan menyanyikan lagu selamat ulang tahun bagiku dan menyodorkan
nampan untuk aku hembuskan lilinnya begitu mereka selesai bernyanyi.
Subhanallah!
Speechless rasanya sobs! Sama sekali aku tak menyangka, jika di tengah
perjalanan yang sedang kami lakukan, Intan masih sempat-sempatnya memikirkan
perayaan kecil-kecilan ultah bagiku. Subhanallah, makasih banyak ya nak…. Umi
love you so much! Terima kasih ya Allah… atas anugerah permata mulia ini bagi
hamba…
Kalimat yang sungguh
bikin terharu dari bibir mungilnya adalah, “Mi… maaf kuenya jelek, disini mahal
banget tart nya… uang Intan ga cukup untuk beli yang besar, jadi kue ultah umi
hanya seperti ini… ga apa-apa kan mi?”
Kupeluk dia dalam
linangan airmata bahagia….
“Nak, umi bahagia
banget atas persembahan ini…. Never think about the cake. Ini juga udah
sangaaaat sangat cantik kok nak… Umi bahagia dan berterima kasih banget atas
perhatian anak umi. Makasih ya sayang!”
Dipeluknya aku dengan
hangat, sambil berbisik perlahan, “Mi, makasih sudah menjadi umi terbaik bagi
Intan. You are the best mom in the world! Makasih telah menjadi umi sekaligus
ayah bagi Intan ya mi. Love You so much!”
Aku hanya bisa
mendekapnya erat, membiarkan bulir bening yang menggantung dipelupuk mata,
mengalir berjatuhan. Haru.
Ijinkan hamba
membesarkannya ya Allah, kuatkan hamba untuk bisa memberinya kasih sayang
double dan extra, bantu kami (aku dan papa barunya) menghantarkannya menggapai
masa depan impiannya. Amin..