My Virtual Corner
  • Home
  • Meet Me
  • Contact
  • Disclosure
  • Category
    • Motivation
    • Traveling
    • Parenting
    • Lifestyle
    • Review
    • Tips
    • Beauty
      • Inner Beauty
      • Outer Beauty

Sama halnya seperti kita, manusia dewasa, maka anak-anak pun rentan terhadap yang namanya stres, trauma, depresi, tekanan batin, derita jiwa, atau apa pun sebutannya. Hanya saja, jika kita yang dewasa, kebanyakan sudah paham akan gejala yang mengarah kesana, atau tau persih jika kita sedang mengalami derita batin ini, namun anak-anak, tidak menyadari bahkan tak paham akan apa yang sedang mereka alami. 

Penyebab dari derita ini bisa beragam, misalnya aktivitas di luar rumah, seperti di sekolah, di tempat bermain, atau bahkan di rumah. Sama halnya seperti orang dewasa, anak-anak juga rentan mengalami stres manakala mendapat banyak tugas (Pekerjaan Rumah) yang sulit/tak mereka pahami, atau ketika berada pada circle pertemanan yang tak sehat alias toxic. Bahkan perkataan yang bersifat merendahkan, tidak menghargai, penuh amarah, dari para guru atau orang-orang di sekitar mereka, menjadi penyebab sakit hati, sedih, minder, dan akhirnya si anak mengalami stres atau bahkan depresi. 

Suasana di dalam rumah, di mana hubungan kedua orang tua yang tidak harmonis, dipenuhi oleh amarah, perlakuan yang tidak bersahabat, jauh dari sifat melindungi, juga menjadi pemicu yang membuat si anak tertekan, dan membuat jiwanya menjadi resah, dan alam bawah sadarnya mencatat hal tersebut sebagai tekanan batin/trauma, yang nantinya akan terus dibawa hingga usia dewasa jika hal ini tidak segera diatasi. 

Show that You CARE, Image created using Canva

Gejala Anak Menderita Tekanan Batin itu Apa Aja, sih? 

Nah, ini. Yuk, disimak, ya bestie. Seorang anak sedang berada dalam keadaan tertekan jika menunjukkan hal-hal berikut ini:

  1. Sulit tidur atau tidurnya tidak lelap, bahkan ngelindur/mengingau.
  2. Nafsu makan berkurang
  3. Tidak bersemangat dan murung
  4. Sulit berkonsentrasi, baik ketika sedang belajar di sekolah, di rumah, atau bahkan ketika bermain
  5. Kehilangan selera untuk bermain
  6. Perasaannya menjadi lebih sensitif dan moody.
Dan jika anak-anak sudah menunjukkan gejala-gejala seperti ini, gaes, maka plis deh, jangan sekali-sekali menganggap remeh akan hal ini. Segera lah lakukan pendekatan agar si anak bisa direngkuh kembali. Biasanya ketika mengalami perasaan tertekan atau stres, anak-anak akan menarik diri, menjauh. Jadi, mami and papi, plis, jangan ditunda lagi, sediakan waktu untuk approaching and reaching them back! 


Berikut 4 Hal Yang Bisa Dilakukan Dalam Mengatasi Tekanan Batin Pada Anak


1. Communication

Communication is the key. Baik dalam mengatasi persoalan orang dewasa mau pun anak-anak. Sepakat? Nah, ketika menemukan gejala-gejala seperti di atas,  maka jangan hanya menebak-nebak apa yang sedang dialami oleh anak, tapi segera luangkan waktu dan lakukan pendekatan khusus terhadapnya. Percayalah, anak kita sedang membutuhkan mami dan/atau papinya bukan hanya sebagai orang tua, tapi juga sebagai sahabatnya, untuk secara bersama mengatasi hal yang sedang dialaminya. 

So, be her/his best friend as well as parents, yang siap membuka telinga, mata dan hati untuk membantunya. Raih kepercayaannya, lalu ketika dia mulai membuka diri, maka permasalahan yang sedang dihadapinya akan terlihat jelas bagi mami dan papinya, sehingga memudahkan mami-papi untuk membantunya selesaikan persoalannya. 

2. Show Your Care.

Anda tak cukup hanya menerka-nerka apa yang terjadi pada anak. Perlu ada pendekatan khusus. Anda harus bisa menjadi teman cerita yang baik untuknya. 

Dengarkan cerita-ceritanya. Lalu, ajak anak berbicara dari hati ke hati. Anda juga harus terbuka dengannya. Itu berguna untuk menimbulkan kesan bahwa Anda percaya padanya. Secara bertahap, si kecil akan mulai terbuka juga dengan Anda, Moms.

Ketika anak sudah siap bercerita, coba posisikan diri Anda sebagai pendengar aktif. Dengarkan ceritanya tak hanya dengan telinga, tapi juga lewat mata dan hati.

3. Luangkan Waktu Bersama

Masih ingat donk ketika kita masih kecil atau berada di usia anak-anak, rasanya tuh bahagia banget jika bisa menghabiskan waktu bersama ayah dan ibu, ya enggak, sih? 

Apalagi jika ayah dan ibu adalah para pekerja atau orang-orang yang weekday-nya menghabiskan waktu di luar rumah, maka kebersamaan bersama mereka adalah suatu hal yang sungguh membahagiakan! 

So, ketika anak kita sedang berada dalam masa-masa tertekan atau stres ini, segeralah beri anak kita waktu. Luangkan waktu untuk bermain bersamanya. Untuk bercerita, mendengarkan, bercanda, dan beraktivitas yang menyenangkan bersamanya. Ini akan sangat membantunya dan memberinya kepercayaan diri dan membuatnya merasa bahwa dirinya tidak lah sendiri. 

4. Berikan Solusi

Seorang anak, yang sedang berada dalam tekanan, akan sangat merasa bahwa dirinya tak berdaya. Apalagi jika mengalami tekanan batin yang dalam, misalnya karena mengalami perundungan, pelecehan, atau berbagai hal-hal yang tidak menyenangkan lainnya, akan membuat mereka 'jatuh' dan 'sulit' untuk bangkit. Di sini lah uluran tangan kita selaku orang tua sangat dibutuhkan. Dan di sinilah juga momen penting bagi kita selaku orang tua untuk segera bertindak, memberinya perlindungan sekaligus solusi agar derita yang dihadapinya bisa disembuhkan. 

Jadilah orang pertama yang memberinya uluran tangan, karena di sini juga merupakan kunci dalam mempererat ikatan batin antara orang tua dan anak. So, jangan sampai kebersamaan ini diberikan oleh orang lain, ya, mami-papi. Be the first!

Nah, itulah 4 tips yang dapat mami-papi lakukan ketika menghadapi kenyataan di mana si buah hati sedang berada dalam situasi tertekan, stres, atau mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan. Semoga bermanfaat ya. 

Oya, untuk artikel-artikel parenting lainnya, aku punya seorang teman, Mba Ivayana C Wichayanti, a mom blogger yang aktif banget menulis tentang parenting dan home education, yang pastinya tulisan-tulisannya akan sangat mencerahkan mami-papi yang membutuhkan informasi-informasi serupa. Check it out, deh! 


Salam,

Al, Jakarta, 16 Februari 2023

Hari mulai beranjak siang ketika perutku mulai agak bergemuruh memberi isyarat. Ah, tak terasa, sudah sekian lama aku menarikan jemari di keyboard-nya Macsy, ketak-ketik merangkai kata, membentuk alur cerita, dan menjadikannya kisah untuk dibaca. 

Kulirik angka penunjuk waktu yang tertera pada sudut kanan Macsy yang telah memperlihatkan angka 12.30 wib. Wow, pantesan saja perutku mulai keroncongan. Sejak memutuskan untuk melakukan intermittent fasting dua bulan lalu, maka aku komit untuk tidak mengkonsumsi apapun selain air minum sebelum pukul 12 siang. Dan aktivitas makan malam sudah berakhir pada pukul 20.00 wib malam harinya. 

Biscuit Legend

Khong Guan - Regal Biscuit Marie

Sejak tadi pagi, aku memang sudah duduk di laptop ini dan fokus untuk menulis. Dan ajaibnya, karena dari kemarin pikiranku melayang pada beberapa jenis biskuit yang kayaknya bakalan enak nih jika dimakan sambil menyesap teh hangat di sore hari, lalu image beberapa biskuit pun bermunculan di layar laptopku, termasuk sebuah artikel tentang produsen biskuit ini, yang ternyata ditulis oleh teman bloggerku, Mba Lia Latifah. Haha. 

Mengagumkannya adalah, si biskuit legend "Marie-Regal" dan "Khong Guan" justru yang paling sering muncul! Amazing. Sebegitunya ya, gaes? Jadi ingat dengan kalimat ini, 'think become thought, thought become reality'. Wow! 

Ah, tetiba hatiku jadi melow. Ya Allah, kedua biskuit legend ini memang langsung membawa kenanganku pada almarhum ayah. Kedua jenis biskuit ini selalu ada di rumah kami, dan menjadi cemilan favorit aku dan adik-adikku. Herannya, kami tak pernah bosan menikmatinya, karena ibuku selalu saja punya cara dalam mengubah citarasa mau pun bentuknya menjadi penganan lain yang jauh lebih sedap dari sekedar roti kering a.k.a biskuit itu. Hehe. 

Olahan makanan mau pun cemilan dari kreasi tangan dan pemikiran ibuku memang selalu mampu menarik minat aku, adik-adik, juga ayah untuk selalu kangen akan masakan dan cemilan rumahan alias hasil karya ibuku. 

Sebagai ibu rumah tangga sejati, ibu memang selalu memperhatikan pentingnya asupan gizi dan kebersihan makanan yang kami konsumsi demi memastikan seluruh anggota keluarga kami terjamin kesehatannya. Dan benar saja, aku dan adik-adik, juga ayah, jadi tak suka berlama-lama di luar rumah. Begitu aktivitas luar rumah kami selesai, maka kami pun seperti 'tersedot' untuk kembali ke rumah, dan berkumpul bersama, menikmati cemilan atau masakan ibu. Ah, I really missed that moment!

Moment Yang Berlalu dan Tak Mungkin Kembali

Kesempatan memang sungguh jarang untuk terulang. Begitu juga dengan kisah demi kisah yang kita rajut di dalam kehidupan. Ibarat air sungai yang mengalir, maka kita tak akan pernah bisa merengkuh air yang sama untuk kedua kalinya, karena si air telah mengalir jauh, dan tak akan pernah kembali. 

Anak-anak telah dewasa, orang tua beranjak senja. Ayah telah berlalu, kembali kepada Sang Maha. Tinggal kini ibu yang masih ada. Ah, malam ini, sembari merajut untaian kata ini, tak terasa ada bening yang mulai luruh. Runtuh. 

Tak hanya bola mata yang membasah, tapi hati ini pun beranjak biru. Rindu. 

"Assalammualaikum, Mak. Teungoh peu, Mak. Golom teungeut?" (Assalammualaikum, Mak. Lagi apa? Belum tidur?"

Serbuku begitu nada memanggilku pada salah satu aplikasi messenger yang kami gunakan bersambut. 

"Golom, kiban, nyak?" ("Belum, gimana, nak?") Jawaban lembut ibu langsung meneduhkan hatiku. Ah, aku jadi makin kangen. Thanks to technology yang telah virtually menghubungkan aku dengan ibu hanya dalam hitungan detik. Alhamdulillah.

Lalu kami pun ngobrol sejenak, bertukar kabar tentang hari ini, dan ditutup dengan pesan agar menjaga kesehatan masing-masing. Tak sabar rasanya ingin segera membawa ibu kembali tinggal bersamaku. Ijinkan lah ya, Rabb. Please.... 


Sebuah catatan penutup malam,

Al, Jakarta, 15 Feb 2023

Sebagai salah satu negara dengan aktivitas seismik paling aktif di dunia, negeri tercinta kita ini sudah tak  asing deh dengan yang namanya bencana alam, ya, gak sih, bestie? Indonesia terletak di dalam 'Cincin Api Pasifik' atau yang familiar dengan istilah Pacific Ring of Fire, yang merupakan wilayah dengan aktivitas tektonik tinggi yang membentang dari pantai barat Amerika Utara dan Selatan, melintasi Pasifik, hingga pantai timur Asia. 

Wilayah ini rawan gempa bumi dan letusan gunung berapi, dan Indonesia adalah salah satu negara yang terkena dampak terparah. 

Dan dalam tulisan ini, aku pengen ngajakin teman-teman untuk menjelajahi gambaran geologis Indonesia, dampak Cincin Api bagi penduduk dan negeri ini, dan strategi untuk meminimalkan risikonya. 

Ring of Fire (Lingkaran/Cincin Api) Map
Sumber dari sini

Apa itu Cincin Api?

Cincin Api adalah wilayah aktivitas seismik intens berbentuk tapal kuda yang membentang dari pantai barat Amerika Utara dan Selatan, melintasi Samudra Pasifik, hingga pantai timur Asia. 

Daerah ini adalah rumah bagi 452 gunung berapi, 75% dari gunung berapi aktif dan tidak aktif di dunia, dan merupakan wilayah yang paling aktif secara seismik di dunia. Itu juga rumah bagi sabuk gempa terbesar di dunia, yang bertanggung jawab atas 90% gempa bumi di dunia.

Hiks..., ngeri ya?

Cincin Api berada di batas beberapa lempeng tektonik, yang merupakan lempengan batu besar yang membentuk kerak bumi. Lempeng-lempeng ini bergerak dan bergesekan satu sama lain, menciptakan tekanan yang dilepaskan melalui bentuk gempa bumi dan letusan gunung berapi. Indonesia sangat rentan terhadap aktivitas geologis ini, mengingat lokasinya yang berada di tepi beberapa lempeng tektonik.

Gambaran Geologi Indonesia

Sebagaimana sudah tergambar di atas, negeri tercinta kita ini terletak di Cincin Api Pasifik dan merupakan rumah bagi beberapa gunung berapi paling aktif di dunia. Itu juga terletak di perbatasan beberapa lempeng tektonik, termasuk lempeng Eurasia, Pasifik, India-Australia, dan Laut Filipina. Ini membuatnya sangat rentan terhadap aktivitas seismik, seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi.

Indonesia juga merupakan rumah bagi Palung Sunda, yang merupakan bagian terdalam dari Samudra Hindia. Palung ini bertanggung jawab atas tingginya jumlah gempa bumi dan letusan gunung berapi di wilayah tersebut, karena merupakan titik pertemuan beberapa lempeng tektonik.

Selain itu, Indonesia merupakan rumah bagi beberapa gunung berapi teraktif di dunia, antara lain Krakatau, Gunung Merapi, dan Gunung Tambora. Semua gunung berapi ini terletak di dalam Cincin Api dan telah menyebabkan kehancuran besar-besaran di masa lalu.

Dampak Cincin Api di Indonesia

Cincin Api memiliki dampak besar di Indonesia selama bertahun-tahun. Negeri ini rentan terhadap gempa bumi dan letusan gunung berapi, yang dapat menyebabkan kehancuran besar-besaran dan korban jiwa. Indonesia juga sering mengalami tsunami yang dapat menghancurkan masyarakat pesisir.

Selain itu, Ring of Fire dapat menyebabkan tanah longsor, banjir, dan bencana alam lainnya. Peristiwa ini dapat menyebabkan kerusakan infrastruktur yang luas dan mengganggu kehidupan masyarakat di daerah yang terkena dampak.

Bencana Alam di Indonesia

Indonesia rawan terhadap berbagai bencana alam, antara lain gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, tanah longsor, dan tsunami. Bencana ini dapat menyebabkan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur yang luas.

Pada tahun 2004, serangkaian gempa bumi mengguncang Indonesia dan menyebabkan kehancuran besar-besaran. Yang paling dahsyat dari gempa bumi ini adalah gempa berkekuatan 9,1 skala Richter yang melanda Aceh di Indonesia pada tanggal 26 Desember 2004, menghancurkan segalanya. 

Rumah-rumah hancur, orang-orang terbunuh, dan banyak lagi yang terluka. Bencana ini sangat tragis bagi para korban yang terpaksa menghadapi dampak gempa dan tsunami secara bersama-sama.

Gempa bumi yang memicu tsunami itu sendiri sangat menghancurkan, menewaskan lebih dari 130 orang dan menyebabkan ribuan lainnya terluka. Tsunami itu sendiri menyebabkan jutaan korban jiwa, menghancurkan rumah-rumah dan memusnahkan seluruh desa. Secara total, diperkirakan lebih dari 230.000 orang tewas dalam tsunami, menjadikannya salah satu bencana alam paling mematikan dalam sejarah.

Terlepas dari kerugian besar yang diderita oleh begitu banyak orang, ada beberapa yang melakukan apa saja untuk membantu. Lembaga-lembaga bantuan berdatangan, bekerja tanpa lelah untuk memberikan bantuan kepada mereka yang terkena dampak, dan komunitas lokal berkumpul bersama untuk memberikan dukungan. Banyak orang juga menggalang dana untuk mendukung mereka yang terkena dampak, dan relawan memberikan bantuan penting setelah tragedi ini.

Tahun-tahun berikutnya pun, Indonesia ini masih disambangi oleh berbagai bencana. Ada gempa bumi di Padang, Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, hingga ke banjir bandang yang menimpa Cianjur Selatan pada Desember 2022 kemarin. Itu yang langsung muncul di ingatan karena dampaknya yang significant ya, belum lagi yang kecil-kecil kan?

Banjir di Cianjur

Masih segar di ingatan kita tentang musibah yang melanda Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada akhir tahun kemarin. Gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,6 pada Senin (21/11/2020) mengakibatkan 602 orang tewas, 56 ribu rumah rusak, dan 114 ribu jiwa mengungsi, dan menyebabkan sejumlah kecamatan di wilayah utara itu porak-poranda. 

Ditambah lagi dengan bencana banjir bandang dan longsor melanda beberapa kecamatan di wilayah selatan Cianjur. Terjadi pada Jumat 16 Desember 2022 sore menjelang petang pula, akibat dari guyuran hujan terus menerus, hingga meluapkan sungai Cibala. Merendam rumah dan bangunan yang berdiri di atas tanah berlokasi di lima desa yaitu: Sukanagara, Sukamekar, Sukalaksana, Sukarame, dan Gunungsari. 

Aih, bicara tentang Cianjur, dan mengetahui musibah yang sedang melanda daerah ini, aku langsung teringat dengan seorang teman Blogger Cianjur. Udah lama banget aku tak berkomunikasi dengannya. Aih, semoga Allah SWT melindungi Teh Okti sekeluarga, ya. Semoga Allah meminimalisir resiko bencana yang dihadapi oleh Teh Okti dan masyarakat di sana. Segera dipulihkan kembali kesehatannya, dikuatkan untuk bisa bangkit kembali. Aamiin. 

Gempa di Lombok

Pada tahun 2018, gempa berkekuatan 7,0 melanda pulau Lombok di Indonesia. Gempa ini menyebabkan kehancuran besar-besaran dan mengakibatkan kematian lebih dari 500 orang. Gempa tersebut juga menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur, termasuk jalan, jembatan, dan bangunan.

Gempa tersebut juga memicu serangkaian tanah longsor dan memicu peringatan tsunami. Peringatan tsunami ini akhirnya dicabut, namun menimbulkan kepanikan di kalangan masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir.

Persiapan menghadapi Bencana Alam

Mengingat frekuensi bencana alam di Indonesia, penting bagi pihak berwenang untuk memiliki rencana untuk mempersiapkan dan menanggapi peristiwa ini. Persiapan menghadapi bencana alam meliputi melatih orang tentang cara menanggapi bencana, mengembangkan sistem peringatan dini, dan membuat rencana evakuasi yang efektif. 

Penting juga bagi pihak berwenang untuk memastikan bahwa orang memiliki akses ke pasokan makanan, air, dan pasokan medis yang memadai

Berada di garis cincin api, memang membuat negeri tercinta ini rentan akan bencana, ya, gaes? Dan of course bikin kita jadi was-was dan sedih. Tapi mau gimana lagi ya? Bencana demi bencana ini terjadi karena memang letak negara kita yang berada pada lingkaran cincin api atau ring of fire. Sehingga mau ga mau, kita memang harus bersahabat dengan bencana, dan bukan berperang melawan bencana.


Salam, 

Al, Jakarta, 6 Februari 2023

Newer Posts Older Posts Home

Author

I am a chemical engineer who is in love in humanity work, content creation, and women empowerment.

SUBSCRIBE & FOLLOW

Speaker

Speaker
I love to talk/share about Digital Literacy, Social Media Management, Content Creation, Personal Branding, Mindset Transformation

1st Winner

1st Winner
Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Pemenang Utama Blog Competition yang diselenggarakan oleh Falcon Pictures. Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Blogging Competition yang diselenggarakan oleh Balitbang PUPR

Podcast Winner

Podcast Winner
Pemenang Pilihan Dewan Juri - Podcast Hari Kemerdekaan RI ke 75 by KOMINFO

Winner

Winner
Lomba Menulis Tentang Kebencanaan 2014 - Diselenggarakan oleh Pemerintah Aceh

Winner

Winner
Juara Berbagai Blogging Competition

Featured Post

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk!

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk! Sesaat sebelum naik ke kapal verry Ki-ka: Adik ipar, Aku dan Ayah. Hai.... hai.... hai! In...

POPULAR POSTS

  • Pesan Google agar Aman nge-Job Review dan tetap Terindeks
  • Manusia Pertama, Manusia Purba atau Nabi Adam ya?
  • Laksamana Malahayati, Kartini Lain sebelum Kartini
  • It's Me!
  • Srikandi Blogger di mataku.
  • Kiat Penting agar Warung Tetap Eksis & Laris Manis
  • How To Write a Motivation/Cover Letter
  • Tantangan Para Pengrajin Lokal dan Solusi untuk Memasarkan Hasil Kerajinan Tangan
  • Solusi Bikin Paypal Tanpa Nama Belakang
  • Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak

Categories

  • about me 1
  • accessconsciousness 1
  • advertorial 10
  • Anak Lanang 1
  • awards 20
  • bali 1
  • banner 1
  • bars 1
  • Beauty Corner 29
  • belarus 5
  • bisnis 1
  • Blog Review 2
  • blogger perempuan 1
  • blogging tips 9
  • Budaya 1
  • Catatan 12
  • catatan spesial 19
  • catatan. 53
  • catatan. task 20
  • cryptocurrency 1
  • culinary 5
  • curahan hati 6
  • daftar isi blog 1
  • dailycolor 1
  • DF Clinic 12
  • disclosure 1
  • edisi duo 5
  • email post 10
  • embun pagi 1
  • episode kehidupan 1
  • event 4
  • fashion 3
  • financial 1
  • giveaway 48
  • Gratitude 1
  • health info 9
  • Healthy-Life 16
  • info 23
  • innerbeauty 9
  • iran 4
  • joke 4
  • kenangan masa kecil 3
  • kenangan terindah 12
  • keseharianku 2
  • kisah 14
  • kisah jenaka 7
  • knowledge 2
  • kompetisi blog 1
  • komunitas 2
  • KopDar 8
  • Korea 1
  • kuliner 7
  • Lawan TB 2
  • lesson learnt 7
  • life 2
  • lifestyle 4
  • lineation 32
  • lingkungan 1
  • Literasi Digital 2
  • motivation 9
  • museum tsunami aceh 1
  • New Year 2
  • order 1
  • oriflameku 2
  • parenting 4
  • perempuan tangguh 4
  • perjalanan tiga negara 1
  • personal 3
  • petualangan gaib 6
  • photography 1
  • picture 5
  • podcast 1
  • Profile 12
  • puisi 5
  • reflection 3
  • renungan 25
  • reportase 23
  • resensi 2
  • review 42
  • review aplikasi 1
  • rupa 1
  • Sahabat JKN 2
  • sakit 1
  • sea of life 17
  • sejarah 5
  • Sekedar 1
  • sekedar coretan 76
  • sekedar info 23
  • self-love 1
  • selingan semusim 9
  • seri BRR 4
  • snack asyik 1
  • Srikandi Blogger 2
  • Srikandi Blogger 2013 7
  • Srikandi Blogger 2014 4
  • SWAM 1
  • task 43
  • teknologi 1
  • tentang Intan 34
  • Test 1
  • testimoni 9
  • Tips 57
  • tradisi 1
  • tragedy 1
  • traveling 59
  • true story 7
  • tsunami 9
  • turkey 9
  • tutorial 7
  • visa 1
  • wisata tsunami 2

Followers


Blog Archive

  • December (1)
  • October (1)
  • March (1)
  • August (2)
  • May (1)
  • April (2)
  • March (6)
  • February (3)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (5)
  • October (4)
  • September (3)
  • August (5)
  • July (3)
  • April (1)
  • January (1)
  • December (2)
  • November (1)
  • October (1)
  • September (1)
  • June (1)
  • February (1)
  • December (1)
  • September (2)
  • August (2)
  • July (1)
  • June (1)
  • March (1)
  • February (1)
  • December (5)
  • September (2)
  • August (3)
  • July (1)
  • May (3)
  • April (2)
  • March (1)
  • February (1)
  • January (7)
  • December (1)
  • November (5)
  • September (3)
  • August (1)
  • July (4)
  • June (1)
  • May (1)
  • April (3)
  • March (6)
  • February (5)
  • January (7)
  • December (8)
  • November (4)
  • October (12)
  • September (4)
  • August (3)
  • July (2)
  • June (5)
  • May (5)
  • April (1)
  • March (5)
  • February (4)
  • January (6)
  • December (5)
  • November (4)
  • October (8)
  • September (5)
  • August (6)
  • July (3)
  • June (7)
  • May (6)
  • April (7)
  • March (4)
  • February (4)
  • January (17)
  • December (10)
  • November (10)
  • October (3)
  • September (2)
  • August (5)
  • July (7)
  • June (2)
  • May (8)
  • April (8)
  • March (8)
  • February (7)
  • January (9)
  • December (10)
  • November (7)
  • October (11)
  • September (13)
  • August (5)
  • July (9)
  • June (4)
  • May (1)
  • April (12)
  • March (25)
  • February (28)
  • January (31)
  • December (8)
  • November (3)
  • October (1)
  • September (12)
  • August (10)
  • July (5)
  • June (13)
  • May (12)
  • April (19)
  • March (15)
  • February (16)
  • January (9)
  • December (14)
  • November (16)
  • October (23)
  • September (19)
  • August (14)
  • July (22)
  • June (18)
  • May (18)
  • April (19)
  • March (21)
  • February (27)
  • January (17)
  • December (23)
  • November (20)
  • October (16)
  • September (5)
  • August (2)
  • March (1)
  • December (2)
  • April (1)
  • March (1)
  • February (6)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (4)
  • September (4)
  • August (1)
  • July (8)
  • June (16)

Oddthemes

Flickr Images

Copyright © My Virtual Corner. Designed by OddThemes