When I Wanna be Alone

Alaika Abdullah
When I Wanna be Alone. Ehem, naga-naganya yang punya rumah sedang melo, nih? Lagi bersedih hati? Lagi galau dan hati remu redam? Hehe. '

Sebenarnya enggak juga, sih. Judul ini justru muncul ketika aku sedang asyik ubek-ubek foto hasil perjalanan dan tracking di Ciletuh beberapa minggu lalu. Sebuah foto seperti yang terpajang di samping kiri ini, entah kenapa, menimbulkan rasa ingin untuk menciptakan sebuah postingan tentang kesendirian. Padahal, pastinya, waktu menjelajah ke tempat apik ciamik ini, tentu tidak sendirian, melainkan rame-rame bersama sahabat blogger lainnya. Tapi melihat foto ini, rasanya kiri kanan begitu hening, sepi dan ngademin! Indonesia ini memang indah, banget, ya, Sobs?

Jika katanya Kota Bandung diciptakan Tuhan dalam keadaan tersenyum, maka aku ingin bilang bahwa Allah menciptakan Bumi Persada tercinta ini dalam keadaan fully happy, deh. Lihat saja, setiap pelosok daerah menawarkan keelokannya tersendiri. Menawarkan keapikan dan keunikan kreasi sang Maha Karya. Subhanallah.

Seperti pada foto di bawah ini, Sobs! Berlatar belakang batu cadas tinggi menjulang, yang di sebelah kanannya lagi itu memancur air terjun menakjubkan dengan suara menggemuruh dan sukses bikin hati luruh, mengagumi kreasi sang Penguasa. Yup, it was so so amazing.

Geopark Ciletuh

Memang tak mudah mencapai tempat ini, namun menemukan viewnya yang apik dan nyamannya suasana, sungguh menjadikan pepatah panas setahun dihapus oleh hujan sehari itu bener adanya, lho! Gimana rasa lelah dan ngos-ngosan itu ga akan sirna coba, Sobs! Bebatuan cadas yang besar dan bersih berwarna coklat itu, benar-benar mengundang tubuh untuk duduk bahkan tiduran santai di atasnya, sembari menikmati suara gemuruh air terjun dan indahnya pemandangan alam sekitar. Belum lagi, saat kita duduk menjuntaikan kaki tanpa sepatu ke dalam dinginnya air yang tergenang di sela-sela bebatuan. Amboi.... Nikmat alam mana lagi yang hendak kita pungkiri? Ini benar-benar menakjubkan dan bikin pikiran refresh! Serasa semua beban kehidupan, untuk sejenak terpinggirkan!

Apalagi saat duduk bareng teman-teman di bawah pohon bambu rindang menyejukkan, dilingkari lukisan indah sang Maha Karya seperti ini, nih, Sobs! Rasanya bener-bener bikin happy. Bikin aneka printilan problema yang menggelayuti menjauh seketika.

Geopark Ciletuh
Duduk santai di bawah rindangnya rumpun bambu, duhai... asyiknya. 
Sempat terfikirkan juga di benak kami, para visitors yang adalah orang kota, betapa beruntungnya penduduk Ciletuh ini, dikelilingi oleh berbagai keindahan, kesejukan alam, dan bersihnya udara desa. Di tambah pula dengan harga buah seperti mangga yang sedang musim kala itu, hadeuh, murah banget! Masak sekilonya cuma dua ribu perak? Gile aje, kasian amat para pemilik pohon mangga. Murah banget dihargainya. Sementara di kota, harga termurah adalah 10 ribu perkilonya.

Anyway, kembali ke alam Ciletuh terutama Curug Awang yang aku foto di atas tadi. Memang sungguh menakjubkan. Rasanya akan asyik banget deh jika menyendiri ke bebatuan besarnya itu. Tiduran di atasnya sambil merenungi nasib bikin resolusi untuk tahun 2016 nanti. Ehem! Hehe, masak bikin resolusi aja harus jauh-jauh ke Sukabumi, yak?

Sebenarnya, tentang perjalanan ke Ciletuh ini, aku ingin bikin postingan khusus secara bersambung, sesuai dengan lokasi-lokasi yang kami kunjungi kala itu. Mulai dari titik keberangkatan sampai ke lokasi-lokasi cantik yang kami kunjungi di sana. Namun, seperti yang aku ceritakan tadi, foto goleran di atas bebatuan itu, malah memunculkan ide untuk 'curi start' dan malah bikin postingan tentang kesendirian, yang ujung-ujungnya justru tak lagi bicara tentang kesendirian. Haha.

Catatan Harian,
Al, Margonda Residence, 8 December 2015

14 comments

  1. hihihii...iyah kirain mau curcol galau,,,eh malah lihatin foto syahdu.

    ReplyDelete
  2. Seandainya aku kesana ,sudah aku borong itu mangganya dan aku jual lagi. Disini sekilonya bisa mencapai dua puluh ribuan lebih itupun paling cuma tiga buah. Indonesia memang menyimpan segala keindahan tapi sayang tidak seindah kehidupan rakyatnya . Ah sok tahu aku ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, mahal banget ya? Sebenarnya kasian juga si pemilik ya, murah banget sementara si tengkulak jual ke pasarnya bisa untung banyak.
      Hehe, kehidupan rakyatnya masih jauh dari keindahan ya, Mas? Malah memprhatinkan...mksh kunjungannya, Mas Djaangkaru

      Delete
  3. aku diajak dong kalau mau sendirian...hihii

    ReplyDelete
  4. aku jd org desa jg bangga klo bs nunjukin pemandandan ini

    ReplyDelete
  5. kadang, saya ngiri dengan penduduk desa yang alamnya masih asri. Pengen rasanya tinggal di desa. Tapi kalau dipikir lagi, cari uang saya di kota :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe, iya, kayaknya kalo utk tinggal seminggu masih ok lah ya, tapi kalo seterusnya, pasti mikir lagi yaaa? Hihi

      Delete
  6. Bagus ya, view nya. Beda sama jakarta. Apalagi yang dipinggiran kaya rumahku

    ReplyDelete
  7. tempatnyaaa cantik bangeeet..itu tebing dan batu besar plus sungah...instagramable bangeeet :)

    ReplyDelete
  8. Aku termasuk orang yang senang menikmati kesendirian. :)

    ReplyDelete
  9. wahhh tempatnya amazing itu bunda... :3

    ReplyDelete