Pasti sudah sering sekali mendengar istilah ini kan, Sobs? Pernahkah memikirkannya secara mendalam tentang maknanya? Apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan Universitas Kehidupan? Dimana keberadaannya? Bagaimana cara mendaftarkan diri untuk kuliah di sana? Program studi apa saja yang ada di sana, dan sebagainya dan sebagainya?
Aih, pasti jawabannya akan seperti ini deh, hadeuh Al, capek-2 aja mikirin hal-hal seperti itu, nih mikirin nasib yang ga mujur-mujur ini aja udah bikin bete, bikin capek dan sesak napas, konon lagi mikirin Universitas Kehidupan? Buang waktu, tau? Hihi, begitu mungkin jawaban yang akan terlontar secara spontan dari mulut banyak orang kali yak?
Lalu, tiba-tiba Alaika tampil menggusung judul postingan Universitas Kehidupan, haha. Buang-buang waktu banget deh! Atau udah ga ada judul lain untuk dibahas? Al, Al!
Well well, honestly judul ini muncul dadakan saat ngetwit tadi. Tanpa sengaja aja jemariku menari membentuk twitan seperti ini nih, Sobs!
Beranjak dari twitter, jemariku ga mau diam, langsung buka dasbor blog dan dengan lincah menari menuliskan judul di atas, lalu tanpa jeda, mulai deh posting tentang Universitas Kehidupan. And here it is! Yuk kita bicara sedikit tentang Universitas Kehidupan, ala Alaika Abdullah. *Halah
Menurutku sih, Universitas Kehidupan adalah sebuah universitas terbuka, bersifat informal, kaya akan aneka program studi, dan bejibun dosen-dosennya. SKSnya pun tak pernah berhenti, terus saja bertambah hingga si mahasiswanya tutup usia nanti. So? Ga tamat-tamat donk, Al? Eits, bukannya ga tamat, tapi grade-nya yang terus meningkat. Itu pun jika sang mahasiswa berhasil belajar dengan baik terhadap pembelajaran-pembelajaran yang diberikan kepadanya lho yaaaa. :)
Banyak hal yang kita pelajari di dalam kehidupan ini. Kebahagiaan dan kesulitan yang silih berganti hadir di dalam kehidupan kita, sejatinya adalah pembelajaran-pembelajaran yang biasanya akan meng-upgrade kapasitas diri seseorang. Eits, tapi jangan salah, terkadang, ada juga sih orang yang tak mampu belajar dari cobaan yang dihadirkan kepadanya. Bahkan menjadikannya sebagai pemancing aura negatif untuk hadir mengelilinginya. Ga salah sih, karena memang, menarik hikmah dari sebuah kejadian pahit yang menimpa kita, bukanlah hal yang gampang. Bukan perkara sekali klik!
Terkadang, cobaan yang hadir, apalagi secara beruntun, sungguh menguji kesabaran kita untuk mampu bertahan dalam sikap positif. Tak jarang, justru semakin beruntunnya cobaan yang hampiri kita, seringkali memancing kita untuk larut dalam keluh kesah, menyesali diri dan semakin terpuruk dalam ketidakberdayaan. Kita jadi kehilangan kepercayaan diri, jadi lupa bahwa sebenarnya kita adalah manusia yang diberi kekuatan untuk bangkit dan dengan gagah berani atasi persoalan. Namun, karena kepercayaan diri yang semakin menipis, aura negatif yang kian pekat menyelubungi, akhirnya kita malah menyerah kalah! Di sinilah, nilai ujian kita di dalam Universitas Kehidupan merosot tajam. IPK jadi jongkok! Lalu harus gimana, Al? Emangnya gampang apa bangkit dari keterpurukan? Sementara segala upaya sudah dilakukan, tapi ini cobaan hidup ga juga surut?
Siapa juga yang bilang gampang, kalo aku bilang sih, mengatasi cobaan yang menerpa kita, bukan perkara mudah. Efek pertama saat cobaan datang adalah, kita jadi sedih! Galau, susah. Perasaan negatif ini, akan secara cepat mengundang rasa-rasa negatif lainnya, jika kita tidak segera mengelola hati kita untuk tenang. Untuk berfikir dan menelaah dengan baik. Petakan persoalan yang kita hadapi, dan upayakan solusinya. *Halah, gaya bicaramu itu, Al, kayak ga pernah mengalami masalah besar aja! Hehe.
Bukan begitu, Sobs! Justru karena udah terlalu sering berhadapan dengan masalah besar, menakutkan dan bahkan tak tertanggulangi, justru membuatku belajar banyak. Awalnya, aku juga terpuruk, lamaaaaa dan sulit untuk bangkit kok. Tapi setelah dipikir-pikir, siapa lagi yang akan menolong kita kalo bukan kita sendiri. Maka mulailah aku mencari pertolongan[nasehat, bacaan positif dan doa] agar mampu bangkit dari keterpurukan. Ternyata pembelajaran paling penting yang aku petik, saat terpuruk adalah, tenangkan hati setelah galau sejenak, jangan panik, kelola hati dan pikiran secara baik, petakan persoalan dan usahakan membuat daftar alternatif untuk solusinya. Ga gampang memang, tapi kalo kita mau berusaha dengan sungguh-sungguh? Insyaallah, akan ada titik terang deh, dan akan membuat nilai kita di dalam Universitas Kehidupan ini semakin meningkat.
Jadi, berbicara tentang Universitas Kehidupan, memang tiada matinya ya, Sobs? Seperti tiada matinya pembelajaran yang terus menerus dihadirkannya kepada kita. SKSnya terus bertambah, hingga akhirnya stop saat si mahasiswa tutup usia. So, yuk semangat belajar di Universitas Kehidupan, yuk!
Aih, pasti jawabannya akan seperti ini deh, hadeuh Al, capek-2 aja mikirin hal-hal seperti itu, nih mikirin nasib yang ga mujur-mujur ini aja udah bikin bete, bikin capek dan sesak napas, konon lagi mikirin Universitas Kehidupan? Buang waktu, tau? Hihi, begitu mungkin jawaban yang akan terlontar secara spontan dari mulut banyak orang kali yak?
Lalu, tiba-tiba Alaika tampil menggusung judul postingan Universitas Kehidupan, haha. Buang-buang waktu banget deh! Atau udah ga ada judul lain untuk dibahas? Al, Al!
Well well, honestly judul ini muncul dadakan saat ngetwit tadi. Tanpa sengaja aja jemariku menari membentuk twitan seperti ini nih, Sobs!
Beranjak dari twitter, jemariku ga mau diam, langsung buka dasbor blog dan dengan lincah menari menuliskan judul di atas, lalu tanpa jeda, mulai deh posting tentang Universitas Kehidupan. And here it is! Yuk kita bicara sedikit tentang Universitas Kehidupan, ala Alaika Abdullah. *Halah
Menurutku sih, Universitas Kehidupan adalah sebuah universitas terbuka, bersifat informal, kaya akan aneka program studi, dan bejibun dosen-dosennya. SKSnya pun tak pernah berhenti, terus saja bertambah hingga si mahasiswanya tutup usia nanti. So? Ga tamat-tamat donk, Al? Eits, bukannya ga tamat, tapi grade-nya yang terus meningkat. Itu pun jika sang mahasiswa berhasil belajar dengan baik terhadap pembelajaran-pembelajaran yang diberikan kepadanya lho yaaaa. :)
Banyak hal yang kita pelajari di dalam kehidupan ini. Kebahagiaan dan kesulitan yang silih berganti hadir di dalam kehidupan kita, sejatinya adalah pembelajaran-pembelajaran yang biasanya akan meng-upgrade kapasitas diri seseorang. Eits, tapi jangan salah, terkadang, ada juga sih orang yang tak mampu belajar dari cobaan yang dihadirkan kepadanya. Bahkan menjadikannya sebagai pemancing aura negatif untuk hadir mengelilinginya. Ga salah sih, karena memang, menarik hikmah dari sebuah kejadian pahit yang menimpa kita, bukanlah hal yang gampang. Bukan perkara sekali klik!
Terkadang, cobaan yang hadir, apalagi secara beruntun, sungguh menguji kesabaran kita untuk mampu bertahan dalam sikap positif. Tak jarang, justru semakin beruntunnya cobaan yang hampiri kita, seringkali memancing kita untuk larut dalam keluh kesah, menyesali diri dan semakin terpuruk dalam ketidakberdayaan. Kita jadi kehilangan kepercayaan diri, jadi lupa bahwa sebenarnya kita adalah manusia yang diberi kekuatan untuk bangkit dan dengan gagah berani atasi persoalan. Namun, karena kepercayaan diri yang semakin menipis, aura negatif yang kian pekat menyelubungi, akhirnya kita malah menyerah kalah! Di sinilah, nilai ujian kita di dalam Universitas Kehidupan merosot tajam. IPK jadi jongkok! Lalu harus gimana, Al? Emangnya gampang apa bangkit dari keterpurukan? Sementara segala upaya sudah dilakukan, tapi ini cobaan hidup ga juga surut?
Siapa juga yang bilang gampang, kalo aku bilang sih, mengatasi cobaan yang menerpa kita, bukan perkara mudah. Efek pertama saat cobaan datang adalah, kita jadi sedih! Galau, susah. Perasaan negatif ini, akan secara cepat mengundang rasa-rasa negatif lainnya, jika kita tidak segera mengelola hati kita untuk tenang. Untuk berfikir dan menelaah dengan baik. Petakan persoalan yang kita hadapi, dan upayakan solusinya. *Halah, gaya bicaramu itu, Al, kayak ga pernah mengalami masalah besar aja! Hehe.
Bukan begitu, Sobs! Justru karena udah terlalu sering berhadapan dengan masalah besar, menakutkan dan bahkan tak tertanggulangi, justru membuatku belajar banyak. Awalnya, aku juga terpuruk, lamaaaaa dan sulit untuk bangkit kok. Tapi setelah dipikir-pikir, siapa lagi yang akan menolong kita kalo bukan kita sendiri. Maka mulailah aku mencari pertolongan[nasehat, bacaan positif dan doa] agar mampu bangkit dari keterpurukan. Ternyata pembelajaran paling penting yang aku petik, saat terpuruk adalah, tenangkan hati setelah galau sejenak, jangan panik, kelola hati dan pikiran secara baik, petakan persoalan dan usahakan membuat daftar alternatif untuk solusinya. Ga gampang memang, tapi kalo kita mau berusaha dengan sungguh-sungguh? Insyaallah, akan ada titik terang deh, dan akan membuat nilai kita di dalam Universitas Kehidupan ini semakin meningkat.
Jadi, berbicara tentang Universitas Kehidupan, memang tiada matinya ya, Sobs? Seperti tiada matinya pembelajaran yang terus menerus dihadirkannya kepada kita. SKSnya terus bertambah, hingga akhirnya stop saat si mahasiswa tutup usia. So, yuk semangat belajar di Universitas Kehidupan, yuk!
sebuah postingan ringan, pengisi #1Day1Post
Al, Bandung, 16 Januari 2014
19 comments
Iya Mba Al, universitas kehidupan memang ga pernah kehabisan SKS. Semangat terus Mba untuk belajar di Universitas Kehidupan! :)
ReplyDeleteYuk, semangat Dan! :)
Deleteuniversitas kehidapn gak ada akhirnya ya mbak
ReplyDeleteIya, Mba Lidya, bener banget!
DeleteSaya ingin belajar di universitas kehidupan
ReplyDeleteYuk kita sama2 belajar. :)
Deletemari belajar mak....
ReplyDeleteMari, Mak!
DeleteSetuju makk
ReplyDeletebener mbak, saking banyaknya sks, kayaknya bodoooh terus kita di universitas ini. tp semoga kita semua semakin pintar dan dapat mengisi hidup dgn penuh barokah dan ridho menuju akhir nanti ya. aamiin
ReplyDeleteIyaaa, bener banget Mbak, saking banyaknya SKS yang harus kita ikuti, kita jadi panik sendiri terkadang ya? Tapi, jika kita ikuti dengan baik, Insyaallah akan lulus dengan nilai yang baik. Aamiin. :)
Deletesippp mbak, ngga ada kata berhenti untuk terus belajar di universias kehidupan
ReplyDeletebener, Teh Dey, Tiada henti hingga napas si mahasiswa terhenti. :)
DeleteUniversitas Kehdiupa dengan banyak Fakultas memang layak dimasukin ya
ReplyDeleteBanyak hal yang bisa kita serap
Salam hangat dari Surabaya
Long Life Education.... :)
ReplyDeletekalau yang ini gak bakalan ada wisudanya ...
ReplyDeletehaduuh mbk Al... beraaaaat... aku lg terseok2 nih kuliah di universitas kehidupan ini. Smoga IPKnya nanti ga jeblok dan berharap titik terang itu segera datang..
ReplyDeleteAku gak sekolah, tapi dari universitas bernama kehidupanlah aku belajar :D karena tak ada gelar
ReplyDeleteUniv kehidupan.. Tmp menimba berbagai ilmu dr dosen dgn bermacam latar blkg semoga bisa lulus dgn nilai memuaskan :)
ReplyDelete