![]() |
pict grabbed from here |
Langit masih cinta pada kelam
Mentari masih suka pada temaram
Namun awan mulai bosan
Peluk butiran air yang kian membeban
Jarum-jarum kecil melesat tajam
Sirami bumi, lunturkan debu dari daun dan dahan
Petir dan kilat juga tak hendak tinggal diam
Sambar menyambar ambil peranan
Wanita tua duduk termangu
Lantunan doa mengalun syahdu
Sekian tanya hinggap di fikiran
Akankah mimpi jadi kenyataan?
Sedari pagi sibukkan diri
Siapkan penganan kesukaan sang putra
Di alam mimpi jelas tergambar
Nanda kan hadir walau sebentar
Duhai….
Waktu berjalan begitu lambat
Ibarat siput yang sedang merambat
Berkali-kali memandang keluar
Perlahan ragu mulai memancar
Ananda tak kunjung datang
Penganan terhampar, tinggal membentang
Air mata bunda kini berlinang
Rindukan nanda yang telah lama menghilang
Lelaki tua kini menghampiri
Tak kuasa menahan diri
Menyaksikan belahan jiwa berselimut nyeri
Dipeluknya kekasih hati,
Sayang, mari pasrahkan pada Ilahi
![]() |
pict belongs to this site |
Tangisan yang tak teredam
Kini tertular tak mampu dipendam
Duka lara kian menggema
Seakan beban kian menjelma
Empat mata jadi telaga
Dua bibir saling tergugu
Ratapan hati kian menderu
Luapkan luka yang kian menganga
Duhai Tuhan kami
Sampai kapan cobaan ini?
Sungguh kami tak kuat lagi..
Bantu kami wahai Ilahi
Duhai engkau nanda tersayang
Ayah bunda masih menanti
Mohon engkau segera kembali
Karena tempatmu adalah disini…
mewakili kerinduan dua keping hati yang telah menua...
Al, Bandung, 4 Desember 2012
27 comments
Mbak Al... selalu ikut sedih dan prihatin kalau mbak Al "bicara" soal ini. Mendoakan untuk kebaikan keluarga mbak Al yaaa...
ReplyDeletemakasih mba... aku tergoda untuk menguntai kata dalam bentuk puisi, terinspirasi olehmu. Cuma karena suasana hujan yang kian menggemuruh, jadilah seperti ini.... :)
Deletepuisi yang mengharu biru, sendu...
ReplyDeletesemoga Illahi segera menghadirkan senyuman nanda kembali :)
Trims mba Irma.... Amin Ya Rabbal Alamin... :)
Deletembak al...
ReplyDeletekok aku jadi ikut temaram ya? hiks hiks
Udan deres wor tinretes waspo
ReplyDeletekayaknya kok lagi trend buat puisi ya?
makinclong kinclong pipiku..
cetar membahana :D
aiihh adek e syahrini muncul rek, rivai syahroni :p
Deletehujan emang bikin jd melow ya.. ikut gerimis hati ini membaca puisimu.. :D
ReplyDeletesedih sekali puisinya mbak
ReplyDeleteJadi inget orang tua...
ReplyDeletebuk alaika ane malah belum paham dengan puisi atau belum bisa memhami puisi jeeeapalagi kalau hujan gerimis enaknya ngopi sambil ditemani internet top markotop
ReplyDeleteSendu dalam makna yang terus mengurai tetesan tinta yang berarti.
ReplyDeleteSalam Wisata
kapan aku bisa mernagkai kata-kata kayak di atas ya..!!!
ReplyDeletewhaoww mantap bundaaa, itu inspirasi darimana baru ngeh ketika akhir akhir puisinya
ReplyDeletecantikk takjubb
sukses bund~
mendayu dayu :D
ReplyDeletesedih deh hikz... SEMANGAT dalam menjalani hidup
ReplyDeleteKalau lagi galau katanya paling dahsyat membaur dengan deretan kata yakni puisi hemm,
semoga terobati mbak Alaika.
mbak al bikin mellow juga apah lagi suasana lagi mendung gitu :D
ReplyDeletesemangat yaa mbak :D
jadi ikut terbawa suasana nih,.. hehehhe
ReplyDeleteslam kenal mbak,..
ditunggu follback nya
Semangat Mbak Al...
ReplyDeleteEh, diam2 Mbak Al pinter juga ya bikin puisi hehehe...
pinter bikin puisinya... bagimana dengan laptop mba... sudah berhasil di perbaiki....?
ReplyDeletepermasalahan terbesar saya selama ini adalah tidak bisa merangkai kata2 puitis seperti ini.
ReplyDeleteini kesedihan mengenang saat tsunami aceh ya mbak?
Haloooo.... Mbak Al. Kangen pengen mampir kemari :)
ReplyDeleteApa kabar?
Puisinya sedih nian mbak... Gak sangka mbak Al pinter buat puisi juga.
Mbak aku jadi sedih deh hehe...
ReplyDeleteBtw, kirain buat GA yang puisi bertema hujan itu :D
Ini puisi yang buat GA hujan kah? kala pertama kali aku kenalan denganmu.
ReplyDeleteHehee, Mba Al menulis apapun keren euuuy, hati ini menjadi ikut terbawa sedih.
Pantas jadi Srikandi Blogger, tulisannya ciamik, puisinya keren.
ReplyDeleteLove this!
puisimu berasa
ReplyDeleteada haru yang ketara
mbak
indah sekali rangkaian kata-katanya, pantas saja mendapat penghargaan Srikandi Blogger Indonesia.
ReplyDelete