Sobats,
Pernahkah sobats dibuat kesal bin jengkel
oleh seseorang yang ngeyel banget? Aku pernah. Kejadiannya tadi malam. Sebutlah
dia dengan inisial K (Kerbau? Hehe), dia adalah seorang cowok, teman lama, yang
hubungannya denganku pernah sangat akrab. Tapi yang jelas bukan TTM (teman tapi
mesra lho). Keakraban kami terjallin sekitar 7 tahun lalu. Dia sering
mencurahkan keluh kesahnya padaku yang tentu saja aku siap menjadi pendengar
setianya dan memberi masukan semampuku. Begitu juga sebaliknya. Namun hampir di
setiap percakapan, selaluuuu saja dia itu ngeselin deh sobs. Lagaknya itu
seolah dia aja yang benar. Sok menasehati, padahal awal-awalnya dia yang
curhat. Eh giliran diberi masukan, malah menggurui.
Contohnya gini nih, si K ini, curhat bahwa
ekonominya makin seret. Istrinya ngotot ingin ikutan cari duit, untuk
meringankan beban sang suami. Nah, bagus donk? Itulah tanggapan awalku. Bahwa
ga ada salahnya toh istri ikutan cari nafkah? Eh dia malah balik ngotot. Istri
itu tanggung jawabnya ngurus rumah, jagain anak, layani suami. Bukan seperti
kamu, bekerja sepanjang hari, ninggalin anak, jauh dari suami, harusnya di usia
Intan (saat itu Intan kelas 6 SD deh), kamu tuh selalu disampingnya.
Membimbingnya… bukannya malah ditinggal-tinggal tugas.
Nah lho!!! Kesel ga sih sobs? Awalnya dia
yang curhat, eh sekarang kok malah mengecam aku dan pekerjaanku?
Di lain kesempatan, via yahoo messanger
(kami memang jarang bicara langsung karena aku di Aceh dan dia di Surabaya),
dia ingin curhat tentang anaknya yang sakit, dan istrinya yang nangis-nangis
terus karena si anak tidak menunjukkan kondisi yang membaik. Aku ucapkan
empatiku, dan mencoba memberikan gambaran hati seorang ibu agar dia lebih
memaklumi suasana hati istrinya. Eh malah ujung-ujungnya mengecam aku lagi,
gara-gara kalimatku begini..
“Maklumi aja deh mas, seorang ibu itu
hatinya sangat peka, apalagi melihat anaknya terbaring tak berdaya begitu,
pasti sedih. Cara pelampiasannya memang berbeda, ada yang menangis, ada yang berlagak
tenang di depan anaknya agar si anak tidak ikut panic, nah kalo aku tuh yang
seperti itu. Pura-pura tenang walau di belakangnya aku nangis."
Eh kalimatnya kok malah menghunjamku.
"Kamu kan
lain, wong kamu ga sayang anakmu, ditinggal-tinggal begitu sih, jadi batin kamu
ga dekat dengannya."
Whaaat???? Siapa ga marah coba sobs? Itu baru dua contoh.
Yang paling sering topic pembicaraan yang bikin aku sewot adalah prinsip hidup yang dia pegang, bahwa keuangan keluarga adalah tanggung jawab suami dan
istri CUKUP di rumah saja. Mengurus anak dan layani suami. Fiuuuh!!! Cape deh!
Apa salah jika istri ingin bekerja, membantu
meringankan beban suami di masa-masa sulit seperti ini? Salah apa ga sobs? Kalo
aku bilang sih, sejauh suami mengijinkan, dan memang diperlukan, juga si istri
sendiri memang menginginkan bekerja, kenapa tidak, asalkan si istri tidak lupa
pada kodratnya. Ya walaupun mungkin otomatis waktunya akan tersita banyak di
luar rumah, tapi seorang istri yang baik tentu akan berusaha membalancing keadaannya
toh?
Malam ini, setelah berbulan tak saling
menyapa, dia chat aku via BBM.
‘Hi Al, pa kabar lagi dimana?’
Tentu kujawab baik dan aku sedang di Bekasi.
Lalu dia balas, jauh banget, ngapain? Dapat kerja di Bekasi?
Kujawab tidak dan kukatakan bahwa aku sedang
mengurus beberapa bisnis sementara ini di Bekasi. Lalu dia tanya Intan sama
siapa dan suamiku kemana? Kok dibiarkan sih oleh suamiku aku tinggal jauh dari
rumah?
Masyaallah? Apa dikiranya aku anak kecil?
Lalu apa dikiranya suamiku adalah suami yang tidak bertanggung jawab?
Kucoba menjelaskan baik-baik walau
sebenarnya aku sudah ingin meledak. Kukatakan bahwa semua sudah direncanakan
matang, justru karena aku bisa meyakinkan suamiku lah maka aku bisa mendapat
ijin tinggal sementara jauh dari rumah. Toh untuk kebaikan masa depan kami
juga. Lalu dia bilang aku salah, sudah saatnya aku mendampingi Intan. Intan
butuh aku. Cari duit itu urusan suamiku. What? Siapa dia? Ayah bukan kakak juga
bukan. Lagipula selama ini Intan bersamaku toh? Hubungan kami begitu dekat.
Intannya juga fine-fine aja. Ayah ibuku juga mendukung langkahku dengan bersuka
cita menerima Intan bersama mereka.
Rasanya aku sudah mau meledak. Sepele banget
dia dengan suamiku. Kurang asem. Kudinginkan hatiku, kucari kalimat halus yang
bisa menohoknya.
"Mas K, setiap orang punya prinsip hidup
masing-masing, aku hargai prinsip hidup kamu, bahwa suami bertanggung jawab
mencari nafkah, dan istri di rumah. Fine. Tapi tidak semua orang seprinsip kan?
Makanya banyak wanita yang bekerja, karena mereka dan suami mereka sepakat
istri bekerja. Ga ada yang salah deh sejauh semua disepakati. Sah-sah saja toh?"
Eh tulisnya….
“Al, kamu itu sudah saatnya berhenti kerja,
kamu harus bersama Intan. Gajimu yang selangit itu apa ga cukup? Apa sih yang kamu
kejar? Suamimu harus bertanggung jawab. Kamu temani Intan.”
Bah! Seolah-olah suamiku menelantarkan kami
dan aku harus banting tulang. NO. Mister Kerbau ini harus dibantai. Kuketik
kencang dan enter kalimat ini,
“Mas, aku ga ingin kita berdebat apalagi
berantem. Kamu itu sok tau banget ya? seolah-olah mengenalku begitu dekat.
Seolah-olah Intan itu telantar aku buat. Seolah-olah aku bukan ibu dan istri
yang baik. Tau apa sih kamu tentang aku? Jangan sok menggurui deh, setiap
manusia ada kelebihan dan kekurangan. Jadi mari kita hargai itu.”
Eh dibalas lagi lebih ngeyel bahwa intinya
aku HARUS kembali ke Banda Aceh, tinggal bersama Intan. Cukup suamiku aja yang
cari nafkah. Lalu aku tanyakan padanya, masih mencoba lembut, pernahkah
terpikir olehnya, bahwa yang namanya ajal itu, bisa saja suami mendahului
istri, nah jika ini terjadi padanya, pernahkah terpikir olehnya siapa yang akan
melanjutkan penyediaan biaya hidup keluarganya? Siapa yang akan menyediakan
uang sekolah anaknya? Istri toh? Nah, apa yang harus dilakukan sang istri jika
selama ini tak pernah belajar bekerja?
Eh malah kalimatku tak digubris. Itu lain
cerita, katanya. Dia mengharuskan aku kembali ke Banda Aceh, karena apa yang
kuperoleh selama ini sudah lebih dari cukup. Bahwa sebulan gajiku itu setara
dengan 17 kali gaji temanku Wina (kebetulan dia juga mengenal Wina yang bekerja
sebagai seorang admin di sebuah perusahaan financing). Jadi aku harus pulang,
segera. Biar suamiku yang bekerja. Huft. Siapa loe? Sok tau banget si mr. Kerbau ini!
Kesabaranku habis sudah, tak guna melayani
orang keras kepala seperti ini. Hanya aku masih berfikir, apa motifnya
menyuruhku pulang? Takut bursa pencari kerja di ibukota ini semakin membludak?
Haha… come on! Aku tidak sedang mencari pekerjaan disini kok, kalo pun
berminat, tentu aku milih-milih. Bukan melamar di segala penjuru. Tentu aku
memperhatikan kualifikasi yang aku miliki dan rate gaji yang ingin kuincar
donk. Aku bukan saingan bagi siapa-siapa kok. Jadi ga perlu kuatir deh..
BBku berbunyi tang ting tang ting, notified me
that some messages entered. Tapi tak lagi kugubris, kulirik sekilas, masih
kalimat mengecam, menyuruhku pulang dan tinggal di rumah. Segera ku alihkan
cursor ke contact, mencari namanya, lalu klik ‘delete’ contact. Contact mister
Kerbau pun terhapus sempurna dari BBku. Lengkap dengan ‘ignore future’
invitation, karena aku yakin seyakin-yakinnya bahwa aku tak ingin lagi berteman
dengannya.
Tapi yang bikin penasaran, kenapa dia begitu
ngotot ya? Salahkah seorang wanita yang ingin bekerja?
79 comments
Something weird with him, ya kan mbak?
ReplyDeleteAku pernah juga kejadian seperti itu dan sakit hati banget rasanya...
Dia bukan malaikat yang sempurna dan kita pun bukan setan yang selalu salah kan? We just human!
Dia mungkin stres dgn kehidupannya dan melampiaskannya ke mbak, so tindakan mbak udah bener banget!
Hahahaha cekek aja orang kayak gitu mbak.
ReplyDeleteRese amat si kerbau... colok idungnya aja mbak hihihi~
Sing sabar mbak
Paling dia stres tuh hihihi
well, gue gak permasalkan wanita mo kerja ato diem dirumah. tp dari cerita mbak, cuman nebak lho ya. laki2 seperti itu sebenarnya merasa salut n bangga bahkan iri ama mbak!
ReplyDeleteoke itu aza, gue gak mo panjang lebar nih commentnya hihiii
wah kalo punya temen kaya gitu sih kalo deket sudah di tinggal kabur mungkin ya :D
ReplyDeletelagi juga kalo terlalu menghujani dengan kata2 yang kurang baik itu tandanya dia sudah nggak baik lagi untuk dijadikan teman.
teman itu harus ngepas, ibaratnya seperti pasangan. Kalo sudah beda cara berfikir nggak bakalan nyambung sampe kapan pun, oia semoga dengan kehilangan satu teman kamu bakal dapet tumbuh seribu sahabat ya. Sukses terus dengan karirnya :))
@Mayya
ReplyDeleteIya tuh mba... sptnya stress tuh orang, kayak dirinya paling bener kalo ngomong. Kayak dirinya udah beres banget deh.... Heran...
makanya mba, no other option rather than deleted him from the list. :)
@Tebak Ini Siapa
ReplyDeletehahahah... memang cocoknya kita colok hidungnya lalu di tarik ke kubangan ya Na, suruh berendam disitu pasti diem tak berkutik deh tuh. wkwkwkwk....
aneh bgd teman kerbau mu mba....nyesek bacanya, pgn ngelempar pake ulekan deh hihihi
ReplyDelete@Bung Penho
ReplyDeleteHehehe... trims atas komen bung Penho yang menguatkan hati saya... sampai tersanjung membacanya lho. :)
Iya tuh, heran saya melihat teman yang seperti itu. ga jelas masalahnya apa, tapi kok kayaknya dirinya aja yang paling benar.... huft.
@mimi RaDiAlsabar MI gak esmosi gitu dong, sini pinjem ulekannya buat nimpuk tuh orang, hahahaha :D
ReplyDelete@alaika abdullahkalo kambing bisa di cocok gak mba idung nya, ??? hihihi, ngaburrr :p
ReplyDeletecuekin aja deh mba, namanya idup ya, tingkah orang beragam dan ada ada aja, huh :P
ReplyDeletehum mbak al sabar yah. sy nda tau mau ngomong apa soalnya belum jadi ibu sih. hehe tp saya belajar dari tulisan ini ..hummmm ganbatte kudasai ne
ReplyDeletembak lika juga ikut blogvertise juga ya??? sudah dapat taks apa belum mbak
ReplyDeletenyesek bacanya mbak.. udah kek dia suami mbak aja trs nyruh mbak buat brhnti krja. wah..pgen dikipasin sama kursi rotan deh tuh org..
ReplyDeletewah, ternyata ada juga ya orang yang ngeselin banget kayak mr kerbau itu ya mbak....
ReplyDeletehmm....mendingan nggak perlu lagi ada kontak dengan orang seperti itu ya mbak.
@Tebak Ini Siapa Hahaha... aku setuju ma Unna :D
ReplyDeleteSudah tepat tuh respon mbak Al, remove aja... kalo perlu remove juga rumahnya ke hongkong hahahha...
ReplyDelete@alaika abdullah
ReplyDeleteAku punya quote bagus utk mbak:
"if people are trying to bring you down it only means that you are above them"
^_^
greget deh bacanya tante. aku aja yang sering beda pendapat sama temen serumah, gara2 dia kayak si Mr.K itu (terlalu menganggap diri & prnsipnya paling bener) keseeel banget. cape deh ngeladeninnya. lama2 aku diemin aja deh, bodo amat dia mau meracau apa pun juga.
ReplyDelete@Mayya
ReplyDeleteAha! what a very good quote tuh mba.... makasih banget, sungguh menguatkan diriku... :) thanks a lots ya mba...
@Stupid monkey
ReplyDeleteKalo kambing mah mending langsung diqurban kan mas! wkwkwkwk... kabur juga ah...
@Anak Rantau
ReplyDeleteheheh... aku juga sependapat mas! :)
@Hiaku Herry
ReplyDeleteAmiiin, semoga aku akan mendapatkan lebih banyak teman yang baik dan pantas menjadi sahabatku ya mas... trims atas doa dan komennya yang menguatkan hati. :)
Ga masalah kehilangan seorang mr. Kerbau, mending dia main di kubangan aja yak? hehe
@mimi RaDiAl
ReplyDeletehahahahha.... jangan hanya ulekan Mi.... sekalian sama sambal yang udah di ulek, biar pedas matanya.... hihi...
Mbak, aku sempat 'merasa' inisial K itu lho?
ReplyDeleteKalau aku dapat sms begituan, bisa emosi jiwa tingkat dewa. Seseorang yg pernah ta temui dalam perjalanan [kebetulan kami ternyata satu almamater tp beda generasi jauuuuhh]. Beliau sempat kasih advise jk nti aku mnikah harus bisa bikin kompromi agar suami ttp mengijinkan aku utk bekerja. Karena bagi wanita/istri yg ingin bekerja tujuannya tak semata money oriented. Dan selama msh dpt menjadi istri/ibu yg baik, dan memilih bekerja..so far so fine kan Mbak:)
Dia memang salah ikut campur terhadap semua pilihanmu namun ada poin yang benar juga yakni keberadaan alaika di samping Intan. Kalau saya pernah punya pengalaman sewaktu anak pertama saya lahir....dan saat itu penuh dengan semangat mencari uang. Namun saat saya ingin menggendong dan dia malah menangis....saya langsung berpikir keras...selama ini mencari uang dengan semangat untuk anak tapi kalau sampai dia tidak 'dekat' dengan saya....jadi buat apa saya cari uang?? Mulai saat itu, saya menomorsatukan waktu berkumpul untuk keluarga sebisa mungkin....Pernah saya tanya sama anak2 saya, punya uang banyak tapi jarang ketemu dengan saya atau hidup seadanya (seperti sekarang) tapi sering ketemu dengan saya. Mana pilihannya?? Kontan mereka menjawab lebih sering bertemu dengan saya...MOhon Maaf sebelumnya...
ReplyDeletetapi saya sangat mendukung usaha seorang istri untuk membantu ekonomi keluarganya apalagi sang suami mengizinkannya. Tidak pada tempatnya teman Alaika men-judge tanpa mengetahui semuanya terlebih dahulu...
@Stupid monkey
ReplyDeleteiya mas stu, bukan cuma dicuekin tuh, udah aku deleted sekalian, hehe....
@hima-rain
ReplyDeletehehe.... iya Hima... pasti sabar donk, dan tetap semangat. Cuma emosi aja ngeliat orang sok paling bener seperti itu. Stress kali dia tuh... :)
@deby putra bahrodin
ReplyDeleteIya Deby.... bener... udh lama join nya, awalnya sering dapat tasks, sekarang malah jarang tuh... hihi
@Aiinizza Wynata
ReplyDeletehehehehe..... jadi ketawa deh mba ngebayangin kita kipasin dia pake kursi rotan, hihi
@Mami Zidane
ReplyDeleteada lho mba, nah ini yang barusan ku removed tuh salah satu contohnya. :)
@Anak Rantau
ReplyDeletehehehhe, kalo di remove ke hongkong ntar dia senang dunk mas... gimana kalo ke kubangan yang banyak lintahnya aja kita removed dia? hehe
@Syifa Azz
ReplyDeleteIya tuh Syifa, kesel banget emang kita dibuatnya. Untung ga dihadapan, kalo ga udah kena sepatu boot tuh kepalanya. hehe
@Ririe Khayan
ReplyDeletemerasa gimana maksudnya Rie? Merasa/mengalami hal spt itu atau menjadi spt itu, hehe... #opo toh mba Al iki maksute?
Iya tuh, sebenarnya selama kita bisa bertanggung jawab dan komit dengan komitmen kita, fine-fine aja sih menjadi wanita yang bekerja. Ga harus mengikuti aturan yang dibuat oleh orang lain, apalagi yang sok tau dan sok mengenal kita padahal sama sekali tidak tau ttg kehidupan kita.
Mas Necky, makasih banget atas masukannya. Mas sangat benar, perkembangan anak setiap fasenya adalah hal yang tidak akan pernah terulang. Dan membiarkannya berlalu begitu saja (atau karena alasan apapun) adalah hal yang sangat disayangkan.
ReplyDeleteAlhamdulillah, karena saya seorang ibu yang hanya memiliki satu putri, Intan cukup merasakan kasih sayang saya. Baik dari ASI exclusive (walau saya bekerja, tapi Intan ikut ke kantor dan saya titipkan pada istri teman yang rumahnya di dekat kantor sehingga ada waktu bagi saya untuk menyusuinya), Intan mendapatkan perhatian saya sepenuhnya walau mungkin tidak sesempurna ibu yang tidak bekerja.
Saya berani dengan bangga hati menyatakan Intan adalah putri saya, sahabat karib saya dan kini juga adalah teman curhat saya dalam kehidupan. Itu tentu menunjukkan betapa kami saling mendukung, saling menyayangi, saling dekat dan saling mempercayai. JIka kini saya jauh darinya, itu juga suatu proses pembelajaran bagi Intan, karena dua tahun lagi dia harus masuk dunia perguruan tinggi, yang kemungkinan besar harus tinggal di kota lain dan hidup mandiri.
Setiap teman kadang beda karakter. Kehidupan kita yang labih tahu ya kita sendiri. Orang lain hanya sebatas memberi masukan tanpa memaksakan pendapat. Kemampuan ekonomi setiap orang juga berbeda, Pastinya setiap orang tua selalu ingin dekat sama anak dan keluarganya. Demi masa depan pula lah kadang harus rela pisah sementara dari keluarga. Akupun juga tidak ingin merantau jika di kampung ada kesempatan kerja.
ReplyDeletemasing-masing punya pendapat sendiri ya mbak, kenapa seorang wanita itu bekerja ataupun tidak. tiap keputusan ada konsekuensi yang harus dipertanggung jawabkan. Sebaiknya tidak perlu mencampuri urusan orang lain mungkin ya Mr.K itu :)
ReplyDeleteBanyak orang (baca: kenalan/teman/sahabat) yang kadang tak tau sebatas mana dia boleh masuk wilayah kita. Ibarat kata, kita punya tamu tapi semua ruang maunya dimasuki...
ReplyDeleteKita ke ruang tengah dia ngikut, kita ke dapur dia ikut dan kita ke kamar tidurpun dia maunya ngikut.
Sabar Cutkak jangan esmosi.. hehe, selama ada izin suami ya gak masalah kok isteri kerja, kan? #sok tahu, hehe. Yang penting, jaga kesehatan..jangan terlalu diporsir ^^
ReplyDeletesabar yaa mbak......wes ndak usah direken, apah lagi diinget2 yaa mbak.........
ReplyDeletenikmati hidup bersama keluarga ajah :D
cerita yang panjang eh curhatan tepatnya, dari awal sampai akhir ternyata Mr K jadi pemeran utama. Waspadalah! lebih baik menjaga apa yg ada sekarang dari pada harus berdebat dengan apa yang tidak ketahui, semoga kerbau tidak menanduk lagi cut kak Al :)
ReplyDeleteTerima kasih untuk tipsnya, saya mau coba semoga juga.
ReplyDeleteSaya cari dibeberapa website dan dapat tipsnya di website ini, terima kasih, mau dicoba oleh saya.
ReplyDeleteAmazing artikel…. Semoga saya bisa praktekan tipsnya dan berhasil
ReplyDeleteTerima Kasih, Tulisan yang sangat membantu. Salam Sukses!
ReplyDeleteTerima kasih atas pencerahannya, tulisannya menarik juga. Saya akan coba
ReplyDeleteaku paling senang dengan semua pengetahuan ini, terima kasih sudah berbagi ilmu
ReplyDeleteSetelah membaca Info dan Artikel, saya jadi ingin mencoba. Salam Sukses
ReplyDeleteTerima kasih atas Artikel dan Info yang selalu menambah wawasan.semoga sukses
ReplyDeleteMenarik, sangat Menarik Artikel dan Tipsnya. boleh dicoba. salam sukses
ReplyDeleteCemerlang Postingan dan Infonya.boleh dicoba. ditunggu info berikutnya. Terimaksih
ReplyDeleteArtikel yang sangat Innovatif dan banyak Tipsnya. jadi ingin coba. semoga berhasil
ReplyDeleteTulisan dan Tipsnya sangat bermanfaat dan Infomatif. wajib dicoba. sukses selalu.
ReplyDeleteTips yang cerdas cuma di Wibesite ini banyak kumpulan Artikel bagus. harus dicoba. salam sukses
ReplyDeleteAmazing artikel, Infonya bagus banyak mengandung Tips dan Pesan yang bermutu. salam sukses
ReplyDeleteAmazing Artikel yang sangat berguna,terutama Tipsnya sangat membangun. boleh dicoba.
ReplyDeleteTerimakasih Tulisan dan Info yang bermanfaat. wajib dicoba. salam sukses selalu.
ReplyDeleteTips dan Info menarik, boleh dicoba, Semoga berhasil
ReplyDeleteSetelah membuka Wibesite ini, saya menemukan Artikel yang Amazing dan infonya boleh dicoba. Sukses selalu
ReplyDeleteSaya menemukan Artikel hebat di wibesite ini jadi ingin coba Tipsnya. Semoga berhasil
ReplyDeleteArtikel Menarik terutama Infonya, boleh dicoba. Salam sukses
ReplyDeleteInfo dan Tulisannya Amazing, boeh dicoba. Sukses selalu
ReplyDeleteTipsnya sangat Infomatif, wajib dicoba salam sukses
ReplyDeleteInformasinya keren sekali, sangat bermanfaat.sukses selalu
ReplyDeleteTerimakasih Banyak Tips dan Artikelnya, boleh dicoba. Salam sukses
ReplyDeleteterimakasih Banyak Tips dan Artikelnya, boleh dicoba. Salam sukses
ReplyDeleteTerimakasih Artikelnya bermanfaat dan Infonya menambah Ilmu pengetahuan. Harus dicoba. Semoga berhasil
ReplyDeleteIlmu yang bermanfaat dan berguna Cuma ada di Wibesite ini, terutama Tips dan Artikelnya. Jadi ingin coba. Salam sukses
ReplyDeletecut kak udah baca kisahnya, tapi ga tahu koment apa
ReplyDeletekrn cut kak yang menjalani semua ini, dan tentunya cut kak sudah tahu mana yang terbaik untuk cut kak, semoga cut kak selalu sukses
Duh bacanya jadi ikutan emosi. Soal pendapat yang berbeda sih terserah, tapi soal menghakimi dan mencampuri urusan orang lain, itu masalah. Daripada timbul masalah2 lainnya, emang mending di delete ajah.
ReplyDeletealhamdulillah suami sy bukan dia, dan sy selalu berharap dan berusaha meyakinkan Allah bahwa sudah ini saja jodohku jangan diganti2... amiiiin..
ReplyDeleteKalau kyk dia, kemarin bakal ga bisa ikut halal bihalal KEB yg seru itu dong... hiiiii.. naudzubillah.. -__-
kok ya jadi temen gitu? ikut campur urusan rumah tangga orang lagin -__- suami sendiri aja ga melarang kok.
ReplyDeletekalo aku baca dari chattingan dia, seprtinya dia itu IRI sama mak al. tapi yg keluar jadinya gitu, malah ngejatuhin. dia ga seneng liat mak al pny pendapatan lbh besar dr dia, sementara dia adalah kepala keluarga. yah, orang, bener2 ya sifatnya -___-
Mbk Al, aku kok penasaran ya, motifnya apa dia itu ngotot kek gt? Kalau cm sesekali sih wajarlah beda pendapat. Tp si K ini kesannya maksain bgt gt. Apa krn merasa sangat dkt ma mbk Al, jd ada rasa posesif gt. Ah aku ini malah mikirin isi hati si K. Mbk al aja ga mikirin dia kok.. Hihihi
ReplyDeleteMenghargai pendapat orang kok ya susah banget yaa temennya mba AL ini........ bekerja atau tidak bekerja setiap ibu pasti ingin selalu memberikan yang terbaik buat keluarganya....
ReplyDeleteYa ampuuun mak, sabar banget sih? Kalau aku udah delete dari pertama kali dia ngajari bagaimana aku harus hidup, aku paling gak bisa digituin hahahaaa.... Selamat sudah mendelete si kerbau itu.
ReplyDelete) hehehe saya juga begitu kok mak..buat org yg tetiba tau atau sok tau semua hal tentang pilihan saya dan keluarga...bukankah lebih enak berteman dengan yg lebih mengerti dan menerima adanya kita daripada yang mencibir malah jadi hawa negatif dah hehe
ReplyDeleteWeew sok ngatur amat si Mr.Kerbau nya mba..
ReplyDeleteGimana kl kita ancurin kandangnya mba *ngajak tawuran nih! hihihi
Mba msh termsk sabar yah berkali2 digituin sm si Mr.K, kl sy dari pertama dah tak tendang nomornya hihii
hatur nuhun ka sadayana anu janten admin kumargi atos masihan informasi anu sae sareng manfaat, simkuring atoh tiasa dongkap kana ieu website.
ReplyDeleteCerita yang menarik, hehe
ReplyDelete