NO! Bukan karena kotanya yang ga asyik. Bukan pula karena sahabat-sahabat yang sudah ga menyenangkan lagi. Tapi....
Tuh kan...., aku jadi pengen nangis deh! Aku ga kuat jika harus berlama-lama di kota ini! Terutama sepanjang tol Buah Batu - Pasteur, atau sebaliknya. Setiap jengkal jalanannya begitu pekat menyimpan memori kebersamaanku dengan almarhum bapak. Masih lekat di ingatanku ucapan-ucapan gembira bapak setiap aku memacu si putih kami di jalanan mulus bebas hambatan itu.
"Oman nyak, bapak gembira that duek moto lagee nyoe. Teubuka pikiran bapak ngieng jalanan dan pemandangan meunoe. Adak kon ta meujak u rumoh saket, ta jak sampe u Jakarta laju ya? Hehe." (Bahasa Aceh)
"Duh, Nak, bapak gembira banget deh kayak gini. Pikiran bapak jadi terbuka lebar lihat jalanan dan pemandangan begini. Andai kita bukan sedang ke rumah sakit, kita lanjut sampai Jakarta deh yaa! Hehe."
Itu lah kalimat yang kerap sekali diucapkan oleh bapak setiap kami sudah berada di ruas jalan tol itu. Sejak mengalami serangan jantung beberapa tahun lalu, dan terus dalam perawatan (berobat jalan), kami bolak-balik melaju di jalanan ini, dari rumah ke Rumah Sakit Hasan Sadikin, dan sebaliknya, hingga aku hapal betul liku-lekuk ruas jalanan ini.
Juga, sejak sakitnya itu, kami memang sudah tidak mengijinkan bapak untuk menyetir sendiri. Kan juga sudah ada aku, yang khusus resign dari kantor dan pulang ke Bandung untuk temani ibu merawat bapak.
Tapi...., karena aku paham banget bahwa bapak senang menyetir, maka ketika ibu sedang ga ikut bersama kami, aku mengijinkan bapak untuk menyetir (kira-kira 15 menitan lah dan ga boleh ngebut), sekedar untuk memuaskan rasa kangennya duduk di balik kemudi lah. Hihi.
Yess, bapak tuh hobi banget nyetir, dan beliau adalah guru menyetirku. Thank you, Bapak, sudah mengajarkan aku menyetir di usia 17 tahun, lengkap dengan biaya urus SIM A pertamaku, dan boleh pinjem mobil bapak ketika mobilnya nganggur saat itu. Hihi. Love you to the moon, Dad!
Aku dan bapak memang punya banyak hobi yang sama, makanya kita tuh sering pula sehati. Misalnya dalam hal traveling, kayaknya darah traveling bapak mengalir cukup deras deh di dalam diriku hingga aku suka banget traveling dan menyempatkan diri untuk main ke tempat-tempat wisata menarik di daerah tersebut. Dalam hal membaca dan menulis, juga film-film yang ditonton, kita tuh punya genre yang mirip. Ah, Bapak, I miss youu, so muccch! RIP, ya, Bapak.
Bapak juga sangat mendukung kegiatanku menulis dan juga turut bangga saat aku dinobatkan sebagai ACER Srikandi Blogger pada tahun 2013 silam. Dukungan-dukungan bapak pula lah yang membuatku nyaman melanjutkan langkah-langkahku sebagai lifestyle bloggerdan meningkatkan aktivitasku di dunia maya bahkan memperdalam eksistensiku sebagai penggiat literasi digital, dengan turut serta menjadi pembicara dalam event-event literasi digital seperti dalam program nasional literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia.
Ah, tak terasa..., waktu seakan berlari. Rasanya baru November kemarin bapak pergi dari kehidupan kami karena harus kembali kepada Sang Maha. Dan kini? It is September already, bahkan sebentar lagi akan masuk ke Oktober donk. Which is hampir setahun kepergian bapak, dan aku masih belum sanggup untuk sering-sering melihat foto-foto apalagi mendengar suara bapak dalam video-video recording kami. Hiks...
Ikhlas sih, Pak. But you know? Ternyata Al belum kuat untuk main ke Bandung berlama-lama, apalagi jika harus ke Buah Batu, langsung halaman demi halaman memori itu menghambur ibarat halaman buku yang terbuka satu persatu. Kangeeeen!
Tapi..., setuju, Pak. Bandung adalah kota kenangan yang sulit untuk kita lupakan kan? Dan Al ga berniat untuk melupakannya kok, Pak, I really love this beautiful place and its beautiful people. Ada banyak orang baik dan menyenangkan yang juga sayang dengan Al di kota ini. Jadi no worries, walau kini ibu pindah ke Aceh, dan makam bapak juga di sana, nanti (saat rasa males ini sudah memudar) Al akan sering-sering lagi main ke sini. Janji. Love you, Bapak, rest in peace yaaa. Al mau lanjut kegiatan dulu, ya!
Al, Bandung, 22 September 2022
Pomodoro Technique - Teknik Jitu Bantu Kamu Fokus dan Produktif.
Hayo, ada yang sudah pernah menggunakan teknik ini belum? Atau jangan-jangan malah baru kali ini mendengarnya? Hehe.
Aku sendiri baru menggunakannya beberapa kali sih, dan memang tertolong banget, terutama saat sedang dikejar deadline nulis dan ngulik konten. Dan for your information, nih, bestie, artikel ini aku tulis dengan menggunakan the Pomodoro Techniquedan menggunakan Pomodoro tracker time dari sini.
Apa sih Pomodoro Technique itu?
Nah, ini!
Jadi, the Pomodoro Technique adalah suatu teknik manajemen waktu yang akan menarik kita untuk stay fokus pada apa yang sedang kita kerjakan dalam rentang waktu tertentu.
Kata Pomodoro sendiri dalam bahasa Italia berarti 'tomat' ya, bestie! Dan kenapa seperti tomat? Karena sistem ini membentuk siklus dimana proses pekerjaan yang akan kita kerjakan tersebut dibagi ke dalam beberapa tahapan melingkar. Setiap tahapannya diberi waktu 25 menit untuk menyelesaikannya, dan jeda antar tahapan (break time) diberi sekitar 5 menit. Seru ya?
Cocok banget loh ini untuk kita-kita yang katanya sih ingin fokus kerja tapi malah mata, hati, dan pikiran terdistrak oleh berbagai hal 'melenakan' saat kita berinteraksi di dunia maya. Hehe. Dan parahnya lagi, justru kita kelamaan terlena di digital world, sehingga lupa waktu bahkan terkadang yang paling mengerikannya, malah tergiring tanpa sadar ke dalam intaian bahaya kejahatan siber! Amit-amit, ya, bestie.
Aih, jadi pengen nulis tentang how to play smart and safe on the digital world, deh! Tapi kan...., aku sedang ingin nulis tentang Teknik Pomodoro, which is also a very great technique agar kita bisa bekerja secara efektif dan produktif!
Ya udah, deh, untuk yang ingin baca-baca tips aman berselancar di dunia maya, bestie-bestieku bisa baca tulisannya Mba Shyntako aja deh, ya, udah lengkap tuh di sana.
Balik lagi ke teknik tomat alias Pomodoro Technique, agar lebih jelas gambarannya, sok, lihat dulu grafis yang sudah aku coba bikin di bawah ini, ya!
Teknik Pomodoro
1. Tahap 1: Tentukan Tugas Yang Mau Dikerjakan
Jadi di sini maksudnya adalah setelah kita punya goal, misalnya nih, seperti saat aku menuliskan artikel ini, maka tahapannya adalah:
Goal: Menulis Artikel Tentang Pomodoro Technique (Dengan Things To Do di bawah ini)
Pengumpulan data/materi untuk konten
Bikin grafis/gambar yang akan disertakan di dalam postingan
Menulis artikel
Proofreading
Publish
2. Tahap 2: Atur Timer
Ini penting sekali untuk membantu kita fokus dan present. Atur timer 25 menit pertama, dan jauhkan diri dari segala gangguan lainnya seperti chat dan scrolling media sosial, dan gangguan lainnya.
3. Tahap 3: Mulailah bekerja sesuai urutan yang tertera pada Things To Do.
Fokus dan disiplin, ya. Baru boleh berhenti saat timer sudah berbunyi. 😊
4. Step 4. Istirahat 5 menitan.
Nah, setelah 25 menit pertama, wajib berhenti dan istirahat sebentar (paling lama 5 menitan) agar pikiran rileks kembali. Jangan dipaksa lanjut walau sedang nanggung, ya, bestie! Ikuti rules of the technique!
5. Step 5: Ulangi Siklusnya Sampai Pekerjaan Selesai
Nah, jika 25 menit pertama sudah selesai dan pekerjaan belum kelar (biasanya sih jarang ada pekerjaan yang memang bisa tuntas tas dalam waktu 25 menit ya?), setelah istirahat 5 menitan pertama, maka lanjutkan 25 menit kedua. Lalu break 5 menitan kedua, lanjut 25 menitan ketiga. Istirahat lagi 5 menit ketiga dan lanjut 25 menit ketiga (jika belum selesai pekerjaannya).
Jika belum selesai juga, maka take the 5 minutes 4th break(istirahat 5 menitan ke-4), lalu masuk ke 25 menitan ke 4.
Dan jika belum kelar juga, maka...., istirahat dulu yang agak lama ya, bestie. Jangan paksain dulu. Relaksasi dulu, gih! Baru nanti balik lagi dan boleh mulai putaran 'tomat' (Pomodoro) kedua. Begitu, Bestie, dan menurut aku teknik ini jitu banget, loh!
Cobain deh, pasti kalian akan suka! Jangan lupa pake tracking timernya, ya! Linknya ada pada paragraf kedua, tuh! Selamat bekerja dengan lebih efektif dan produktif, bestie!
Salam,
Jakarta, 10 September 2022
I am always grateful to be an Indonesian. I am blessed to be born here, in my lovely country. Indonesia. Terima kasih, Tuhan. Ku bangga banget dengan negeriku. Indonesia Raya, yang kaya raya dan beragam!
Rasa ini selalu menggelora, berapi-api setiap ada yang berkata-kata baik dan membanggakan tentang Indonesia. Dan sebaliknya amarah akan membara jika ada yang menjelekkan negeriku. Terlepas dari berbagai kekurangannya, aku kok rasanya ga rela aja jika negeriku dijelek-jelekkan apalagi oleh anak bangsanya sendiri. Rasanya pengen maraaah. Huhu.
Dan bicara tentang kebanggaan, rasa ini kembali bergelora setelah mendengar cerita dari seorang teman Penulis Balikpapan, Mba Aisyah Dian, tentang salah satu 'anabul' yang sejak tahun 2002 justru resmi menjadi maskot kota tempat tinggalnya, yaitu Balikpapan.
Hayo, penasaran kan? Anabul apa sih yang sampai menjadi maskot kota terbesar di Kalimantan itu?
Yess. Maskotnya adalah BERUANG MADU alias Helarctos mayalanus.
Aku ga tau apakah orang lain akan menyebut hewan yang mayoritasnya berbulu hitam pendek dengan mata coklat atau biru ini sebagai anabul, tapi aku sih yes! Soalnya walau pun dia ini jenisnya beruang, tapi berat badannya itu hanya berkisar antara 30 sampai 65 kilogram gitu, loh. Ga heran kan jika mereka ini diklasifikasikan sebagai spesies beruang terkecil di dunia, serta merupakan salah satu hewan yang paling sedikit dipelajari.
Keberadaannya yang mulai terancam punah, dikarenakan perusakan habitatnya, kebakaran hutan, perdagangan empedu dan bagian tubuh lain, perdagangan hewan peliharaan ilegal, dan perburuan liar menjadikannya sebagai hewan yang dilindungi di Indonesia sejak tahun 1973, dan mendiami hutan tropis Asia Tenggara, mulai dari ujung timur India, Bangladesh, melalui Burma, Laos, Thailand, Kamboja, Vietnam, Malaysia, dan pulau-pulau Sumatera dan Kalimantan.
Dan sebagai hewan yang dilindungi, dan menjadi maskot kota Balikpapan, beruang madu dipelihara di penangkaran Kawasan Wisata Pendidikan Lingkungan Hidup atau KWPLH yang berlokasi sekitar 23 km di Kota Balikpapan.
Beberapa hal Unik tentang Beruang Madu
Sebagai hewan yang kini masuk dalam status konservasi RENTAN menurut IUCN, maskot kota Balikpapan ini memiliki beberapa hal unik, gaes. Yuk, kita simak, ya!
1. Merupakan pemanjat pohon yang gesit.
Beruang madu yang tumbuh di pusat penangkaran KWPLH Balikpapan merupakan pemanjat pohon yang lincah. Selain diberi makan oleh para staf penangkaran, mereka juga memetik buah dari pepohonan di hutan buatan. Kegiatan ini bisa kita saksikan antara pukul 9 pagi hingga 9 sore waktu setempat.
2. Disukai penduduk setempat.
Beruang madu digemari para penduduk setempat karena mereka memiliki tubuh lucu, unik, buntal, dan merupakan binatang pemalu, namun sangat agresif jika merasa terganggu.
3. Bermata jeli dan penciuman yang tajam.
Beruang madu memiliki mata yang jeli/tajam, bersinar di malam hari, dan memiliki penciuman yang sangat baik. Bertaring dan cakar panjang dan mumpuni dalam melawan musuh.
4. Aktif di Malam Hari.
Merupakan hewan yang aktif di malam hari, dan kebanyakan tinggalnya di hutan daratan rendah.
5. Beruang Madu adalah Hewan Omnivora
Beruang madu adalah pemakan semua jenis makanan (omnivora), dan makanan utama mereka adalah mamalia kecil, burung, ujung pohon palem, dan buah-buahan. Mereka juga sangat menikmati sarang lebah di hutan-hutan di Indonesia dan Malaysia. Penggemar MADU! Ga heran donk jika mereka dinamai dengan nama beruang madu, yak?
6. Beruang Madu Sangat Merupakan Sasaran Perburuan Empuk
Yup, banyak orang yang beranggapan bahwa kantung empedu beruang madu bisa menjadi obat, sehingga banyak yang memburu dan menjual kantung empedunya.
Selain itu, ada banyak kolektor hewan langka yang bersedia membayar mahal hewan-hewan langka atau hewan yang dilindungi, termasuk si beruang madu ini. Semoga dengan adanya undang-undang perlindungan hewan yang dilindungi ini, keberadaan beruang madu bisa kita pertahankan bahkan tingkatkan jumlahnya, ya? Yuk, bantu lestarikan keberadaannya dengan cara apa pun yang kita bisa, yuk!
Dan, tau ga, gaes? Tiba-tiba aku jadi pengen deh traveling ke Balikpapan dan ngajakin teman-teman travel blogger Balikpapan untuk main ke pusat penangkaran si beruang madu ini! Kayaknya bikin vlog serta fota-foto dengan si beruang madu, ini bakalan fun dan bermanfaat banget nih untuk perkenalkan para anabul ini ke ponakan2 krucilku, serta para bocah lainnya agar kenal hewan-hewan langka dan dilindungi di negeri ini. Dan yang paling penting juga, agar para bocil mulai cinta akan hewan-hewan ini hingga tak tergoda untuk memburunya kelak. Ya gak, sih?
Al, Jakarta, 2 September 2022
Bermimpilah Yang Besar, dan Itu Gratis, loh! Mungkin pernah membaca di suatu tempat atau mendengarnya di suatu waktu? Dan sepakat donk bahwa bermimpi itu gratis alias tidak dipungut bayaran, ye khaan?
Nah, bicara tentang mimpi atau impian, adalah almarhum ayah yang selalu memompa semangatku untuk berani bermimpi. Karena tanpa impian maka kita tidak akan termotivasi untuk mencapainya kan? Dengan kata lain, mimpi atau impian adalah cita-cita.
Dan aku jadi ingat banget akan jawaban masa kecil dahulu saat ditanya mau jadi apa, maka jawabanku adalah ingin menjadi dokter. Lalu beberapa saat kemudian berubah lagi menjadi insinyur. Eh kemudian bergulir ke impian untuk menjadi pedagang (saat itu aku terinspirasi dengan teman ayah, yang punya toko pakaian yang gede, dan pikirku, asyik banget nih kalo punya toko pakaian, bisa tukar-tukar pakaian sesuka hati, haha).
Impian demi impian terus bergulir, dan ajaibnya, setiap impian yang aku miliki tersebut mampu menemani hari-hariku menjadi penuh semangat. Setiap aku memiliki impian (misal sedang ingin jadi dokter), maka aku seakan seperti sedang mempersiapkan diri untuk meraihnya, bahkan pretending sedang melakoninya. Ah, keren deh Alaika kecil itu! Kayak udah paham akan praktek Loa of Attraction aja, yak? Hihi.
Begitu juga ketika ingin jadi insinyur, aku excited banget bertanya-tanya pada teman ayah yang adalah seorang insinyur. Insinyur itu kerjanya ngapain aja, Om, bla bla bla. Ah... geli sendiri jika mengingat hal itu.
Dream Big!
Berani lah Bermimpi, dan Yakinlah dalam Menggapainya.
Mengapa sih kita diencourage untuk memasang mimpi yang besar? Untuk bercita-cita setinggi langit, bahkan Bung Karno, presiden pertama negeri ini justru menciptakan quote berisikan, "Gantungkan cita-citamu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh , engkau akan jatuh di antara bintang-bintang." <-- Ingat kan quote ini? Keren, ya? 😊
Ini lah sebabnya kenapa kita harus bermimpi besar.
Hidup kita akan terombang ambing tanpa arah jika kita sama sekali tidak memiliki tujuan, right? Nah, memiliki tujuan akan mengarahkan kita untuk bergerak menggapainya, bahkan akan memotivasi kita untuk berupaya sekuat tenaga di dalam menggapainya.
2. Bekerja Lebih Keras
Iya donk, dengan memiliki tujuan hidup/impian, maka kita pun akan membuat rencana dan berupaya keras untuk menggapainya kan? Kita akan terpacu untuk bekerja keras di dalam mengejar cita-cita.
3. Memiliki Sikap Pantang Menyerah
Yess. Memiliki impian juga akan membuat kita berupaya keras dan pantang menyerah. Setiap ada kendala atau aral yang melintang, maka kita akan berusaha untuk mencari solusinya dan tetap moving forward menggapai impian kita.
4. Melupakan Hal Negatif
Memiliki mimpi atau impian juga akan membantu kita untuk menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan negatif. Fokus kita akan tertuju pada upaya positif dan menjalankan rencana pencapaian impian tersebut. Dan secara otomatis kita akan meninggalkan hal-hal negatif atau sikap mau pun perbuatan yang merugikan gerak langkah kita di dalam mengejar cita-cita kita.
Nah, gimana, gaes? Sudah siap untuk bermimpi besar dan menggapainya? Yuk, share impian kamu dan rencana kamu dalam menggapainya di kolom komentar, yuk!
Al, Jakarta, 20 Agustus 2022
Hayo, siapa yang tidak pernah punya kamar kenangan? Kayaknya mostly of us pasti punya deh, ye khaan?
Judul ini pops up begitu saja ketika melihat-lihat hotel room for my honeymoon! Eits, stop! Dilarang kepo, yaa! Haha.
Bicara tentang kamar kenangan, ga melulu tentang kamar tidur kita di masa kecil, atau di masa kita tumbuh besar atau pun kamar kita saat ini, sih. Namun bisa saja kamar kenangan ini adalah berupa sebuah kamar di mana menempatinya memberi kesan tersendiri bagi kita. Baik itu kesan happy, melo, atau malah mengerikan. Intinya dia membekaskan kenangan yang tak mudah untuk lepas dari ingatan.
Bagiku sendiri, bicara kamar kenangan, maka yang selalu membekas di hati adalah kamar tidurku saat masih gadis dulu. Di Banda Aceh, di rumah lama yang telah diterpa tsunami. Ah, rumah itu..., bukan hanya kamarku yang menjadi kenangan bagiku, namun setiap inchi bagiannya, kuyakin memiliki cerita tersendiri bagi kami, the member of the family yang menempati rumah itu lebih kurang 30-an tahun.
Aku sendiri menempati rumah itu kurang lebih 10 tahun, sih, karena selepas wisuda sudah meninggalkan ayah dan ibu demi melanjutkan kehidupan yang aku pilih. 😊
Namun walau hanya 10 tahun, memori yang tercipta di sana dan membekas di jiwa ini jangan ditanya, bestie! Aku bisa menghabiskan berlembar-lembar halaman buku atau word document untuk mengetikkannya jika diminta bercerita. But in this post, tenang saja, aku hanya ingin bercerita khusus tentang kamar kenangan saja, bukan seluruh bagian dari memori yang terekam di jiwa tentang rumah tercinta itu.
Kamar Kenangan
Terus kenapa sih, Al, kamar tidur masa gadis itu yang justru menjadi kenangan tak terlupakan bagimu?
Pasti pada nanya gitu kan?
Hm..., aku juga heran sih, padahal sejalan dengan bertambahnya usia, seiring dengan pengalaman hidup yang semakin bertambah, dan semakin banyak kamar atau ruang yang aku tempati atau inepin (inepin?? haha), harusnya kamar kenangan itu justru berganti dengan kamar-kamar lainnya donk, yang pastinya telah memberi pengalaman dan sensasi tersendiri?
Nyatanya gaes, justru ketika diminta mengingat akan kamar kenangan, justru alam bawah sadarku sebegitu sinkronnya dengan pikiranku yang langsung berlari ke ingatan akan kamar tidurku di masa gadis itu. Amazing yaa?
Lalu, apa istimewanya sih kamar itu, Al?
Nah, ini, gaes!
Mungkin karena ini adalah kamar di mana aku bertumbuh, dari seorang gadis remaja cilik menjadi perempuan muda, tempat di mana aku menikmati sensasi hati kala menemukan cinta pertama?
Juga di kamar itu pula aku berkubang dalam genangan air mata lara dan remuknya hati karena cinta pertamaku yang kandas di tengah perjalanan merajut impian masa depan. Itu kali ya? Kamar itu menjadi saksi saat hatiku merekah oleh kuntum bunga cinta pertama yang mekar menebarkan aroma harum semerbak.
Dan kamar itu pula yang menjadi saksi bagaimana untuk pertama kalinya aku membenamkan diri dalam linangan air mata akibat perihnya rasa bernama putus cinta. Ah..., even I can smell and feel it so fresh!
Tapi yang paling aku ingat sih, kamar ini memang rapi banget! Aku menatanya sedemikian rupa, lengkap dengan rangkaian mawar merah di meja belajarku, penataan karpet di seluruh lantainya, dan beberapa ornamen cantik yang memang membuat kamar mungilku ngangenin! Bikin betah, bahkan ketika putus cinta.
Yup, kamar itu adalah istanaku, tempatku menenggelamkan diri dan membenahi kesehatan mental yang sedang tidak seimbang kala itu. Putus cinta memang tak pernah mudah yak, dealingnya butuh faktor pendukung (support system) yang collaborative, termasuk kamar. Karenanya, kini aku yakin banget bahwa hal itu lah penyebab kenapa kamar ini selalu saja menjadi kamar kenangan bagiku.
Kalo kamu, kamar kenangan kalian di mana, gaes? Cerita donk!
Al, 19 Agustus 2022
Yuhuuu, masih dipenuhi oleh gelora semangat hari kemerdekaan, donk, bestie? 😊😍
Apalagi masih banyak rentetan kemeriahan perayaan HUT RI yang digelar oleh rakyat Indonesia, baik di pelosok mau pun di perkotaan, baik berupa lomba-lomba atau pun kegiatan-kegiatan lainnya dalam rangka sambut/peringatan hari kemerdekaan.
Bicara tentang kemerdekaan, wow, 77 tahun sudah kita bebas dari para penjajahan/penindasan bangsa asing, menjadi negeri cantik yang berdaulat. Diakui oleh dunia sebagai bangsa yang ramah-tamah, santun, beretika, dan berbudaya.
Dan bagiku sendiri, negeri besar dan cantik ini sungguh KAYA RAYA. Gimana enggak coba, gaes! Lihat deh data yang aku tampilkan pada info grafis di bawah ini.
See? Negeri cantik dengan belasan ribu pulau! Memiliki 741 bahasa daerah, 1.331 suku bangsa, dengan 6 agama resmi dan 245 aliran kepercayaan. Belum lagi adat istiadat, seni tari, pakaian adat, rumah adat, alat musik, kuliner, dan berbagai hal unik lainnya. Wow! I am so proud of my country.
Kebanggaan ini semakin bergelora mengingat negeri kita ini adalah negeri yang berpenduduk multikultural! Hayo, pada nanya apa itu masyarakat multikultural? Check it out below, yak!
Keren banget ya, negeri kita ini! I am truly proud of my country! Terlepas dari apa pun komen negatif orang lain tentang Indonesia atau pun pemerintah negeri ini, ga akan pernah habis my grateful and gratitude for being anak bangsa ini. I love you, Indonesia Raya!
Jika pun ada kekurangan di sana sini, wajar banget lah ya, mengingat ini negeri yang sangat besar, bung! Negeri dengan penduduk lebih dari
Penduduk Indonesia adalah juga Penduduk Digital
Absolutely! Perkembangan Teknologi Informasi plus terjadinya pandemi yang lebih kurang dua tahun mengungkung kita untuk stay at home, menjaga jarak dan membatasi kontak fisik, menggiring kita untuk go online. Bekerja yang biasanya di kantor, jadi working from home. Pelajar dan mahasiswa yang biasanya belajar di sekolah atau kampus, jadi learning from home, ibu-ibu rumah tangga dan para penjual yang biasa berinteraksi di pasar, juga pindah ke jualan online. Everything mostly going online!
Hal baru yang awalnya bikin banyak orang awam tergagap-gagap teknologi, namun kemudian menjadi terbiasa dan menjadi kebiasaan baru yang baik, jika dan hanya jika kita semua, penduduk digital Indonesia ini terliterasi digital dengan baik. Ye kaan?
Nah, bicara tentang literasi digital, untungnya tuh, pemerintah Indonesia dan para stakeholder lainnya pun ngeh, bahwa bermigrasinya penduduk Indonesia ke dunia digital, harus dibekali dengan pengetahuan yang cukup bahkan mumpuni agar mampu berkehidupan di planet digital ini dengan aman, cakap, beretika, dan berbudaya.
Terutama bagi anak-anak, nih, juga para orang tua, yang masih sangat awam tentang apa yang boleh dan tak boleh dilakukan di internet, tentang bagaimana memproteksi diri agar jangan sampai menjadi korban kejahatan siber, bagaimana mengupgrade diri agar mampu menjadi netizen yang santun, cerdas, beretika dan berbudaya, bagaimana agar tidak terpapar oleh konten negatif saat mengakses internet.
Program Literasi digital adalah kebutuhan yang tak bisa ditangguhkan demi menjawab tantangan tersebut di atas, demi memastikan bahwa bangsa Indonesia memiliki kemampuan untuk memanfaatkan internet secara produktif, positif, aman dan berdaya guna. Karenanya, pemerintah Indonesia, di bawah koordinasi Kemkominfo bekerjasama dengan Siber Kreasi kembali menggelar Program Nasional Literasi Digital 2022, sebagai lanjutan dari program yang sama yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya.
Dan Alhamdulillah banget tahun ini aku pun kembali berkesempatan untuk turut serta berkontribusi menjadi salah satu narasumber bagi program nasional ini. Menjadi pembicara nasional Gerakan Nasional Literasi Digital 2022.
Semoga dengan berlanjutnya kegiatan ini, akan semakin banyak masyarakat Indonesia yang tercerahkan, mampu menangkis hoax, cerdas dalam menyaring dan meneruskan informasi, membanjiri dunia digital dengan konten-konten positif, dan memanfaatkan dunia digital/internet untuk menciptakan kehidupan yang jauh lebih baik. Aamiin.
Al, Jakarta, 18 Agustus 2022
Siapa coba yang ga pernah stres? Hayo, ada yang berani bilang ga pernah? Pasti akan langsung dituding bahwa kita bohong kan jika bilang bahwa kita ga pernah stres? Hehe.
Stres adalah sebuah rasa tak nyaman bahkan menyesakkan sebagai reaksi tubuh ketika kita menghadapi situasi tertekan, terancam, atau sedang mengalami suatu perubahan.
Stres juga sering diartikan sebagai tekanan psikologi dan fisik yang bereaksi ketika kita menghadapi situasi yang kita rasa berbahaya.
Dan mengingat stres ini bisa menyerang siapa pun, mulai dari anak bayi hingga lanjut usia, mulai dari manusia, hewan, hingga tanaman/tumbuhan, maka adalah sangat wajar jika kita tak perlu lari dari mengakui bahwa kita sedang mengalami serangan stres, jika memang demikian adanya.
Ada banyak dari kita yang langsung denial ketika ditanya atau dikomentari bahwa kita sedang stres. Alih-alih to acknowledge and accept it, ada banyak yang langsung menyangkal dengan jawaban, 'enggak ah, aku ga stres, kok!"
Apalagi jika stresnya telah berlanjut ke depresi dan disarankan untuk menemui psikiater, langsung deh mencak-mencak dengan kalimat, "kamu kira aku gila apa?". Hayo, ada yang familiar dengan situasi ini? 😁
Stres memang bisa berakibat tak baik bagi jiwa dan raga kita. Apalagi jika dibiarkan berkepanjangan, salah-salah bisa berujung pada berbagai penyakit seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, atau depresi. Juga bisa memicu timbulnya gangguan sakit kepala, berkurangnya selera makan, nyeri sendi dan otot, susah tidur, hilang keseimbangan dan sulit fokus.
7 Cara Hilangkan Stres.
Bicara tentang stres, tentu banyak yang berharap untuk dapat mengatasinya tanpa harus bertemu para psikiater, ya? Nah, berikut aku ingin bagi 7 cara hilangkan stress atau 7 cara dealing with stress nih, gaes! Simak, ya!
1. Get Your Bars Run (Dapatkan terapi Bars).
Mungkin banyak yang belum familiar dengan terapi yang satu ini. Namanya Bars, merupakan terapi berupa sentuhan lembut ujung jemari praktisi bars di 32 titik di kepala pasien yang fungsinya memang untuk melepaskan trauma, melepaskan energi yang terperangkap di dalam tubuh dan jiwa serta bermanfaat untuk memberdayakan diri.
Sentuhan ujung jemari pada titik-titik tertentu di kepala pasien ini merupakan metode un-lock atau membuka apa yang tersembunyi dari kapasitas diri kita dan membuka peluang bagi pasien untuk hidup yang jauh lebih baik.
Lebih jauh tentang bars bisa dibaca di sini, deh ya.
2. Menggambar
Nah, bagi yang punya hobi corat-coret/nge-doodle, atau menggambar, mewarnai, maka jelas banget, jika sudah pegang pinsil dan menarikan jemarinya di atas kanvas atau kertas gambar, maka stres pun terurai, yes?
Kalo aku sih biasanya kalo sudah stres atau tertekan, langsung ambil kertas kosong dan pinsil atau pulpen, lalu corat-coret yang uniknya justru menghasilkan 'hutan kusut'! Setelahnya happy, deh! Kalo kamu, biasanya jika stres, suka lari ke seni gambar tak?
3. Elus-elus Anabul
Hayo, kamu penyuka anabul apa? Kalo aku suka si imut Hazel (kucing) tapi juga suka banget dengan Millie (si pudel milik temannya Intan). Lagi ga stres aja, kalo udah lihat dan berkesempatan elus-elus kedua jenis hewan lucu ini, hatiku langsung mekar. Merekah! Happy. Apalagi jika stres, rasanya mengelus dan menggendong anabul ini beneran bikin stres menguap ke angkasa, deh!
4. Lari ke Cermin dan Senyum Palsu!
Beneran, loh! Baik itu beneran atau versi fake atau palsu, senyuman terbukti mampu membuat hati lebih terbuka. Kok bisa? Ya bisa lah. Cobain gih, ke cermin, lalu tarik bibirmu ke kiri dan ke kanan kurang lebih satu cm. Dan perhatikan matamu yang mendadak friendly akibat senyumanmu sendiri. Terlepas senyumanmu itu beneran atau versi kw alias fake, tindakan ini bisa bikin mood kamu dan stresmu menipis!
Senyuman ini kira-kira fake apa enggak, ya, gaes?
5. Melompat-lompat kecil, atau menari/jingkrak-jingkrak.
Hayo, pernah mencobanya gak, gaes? Beneran loh, melompat-lompat kecil, atau menari/dancing ketika mood kita memburuk, atau ketika stres melanda, banyak terbukti sebagai tindakan jitu dalam menurunkan kadar stres loh! Go and get your stress gone by doing this, ya!
6. Tertawa Lebar
Nah, gerakan ini juga sukses banget mengubah mood kamu, loh! Bahkan ketika sedang stres berat atau depresi pun, jika kita sering mengingatkan diri untuk tertawa lebar, bahkan menertawakan diri sendiri, akan sangat membantu menurunkan beratnya beban yang sedang menghimpit dada.
Ga perlu ke cermin, sih. Cukup pada posisimu saat itu, setiap teringat beban berat yang sedang menghimpit, cobalah untuk menciptakan tawa, lalu katakan kepada alam bawah sadarmu, 'Ok, it is ok to be not ok. Let's acknowledge it, accept it, then find the how to deal with...'
7. Having Sex
Nah, ini baiknya sih dilakukan dengan pasangan sendiri ya, gaes. Dan bagi yang belum memiliki pasangan, baiknya coba lakukan 6 cara lainnya yang sudah aku uraikan di atas dan skip cara yang satu ini, ya!
Etapi, having sex itu sebenarnya bukan hanya berarti making love kan ya? Having sex or getting orgasm bisa berarti makan enak yang begitu nikmat sehingga membuat tubuh begitu excited dan bahagia. Itu juga bisa disebut dengan orgasmic food.
Menonton film tertentu yang mampu bikin hati meleleh bahagia atau gembira, itu juga bisa disebut orgasmic feeling kan? Jadi ada banyak cara sebenarnya untuk having sex dan mencapai perasaan orgasme.
Ingat ya, orgasme di sini lebih ke rasa yang teramat excited, nikmat, super yummy! Jadi tak hanya berbentuk making love. Ok?
Nah, gaes, itu lah 7 cara hilangkan stres yang kalian bisa lakukan agar kualitas hidup tetap menjadi lebih baik. Selamat mencoba, semoga tips ini bermanfaat, ya!
Al, Jakarta, 10 Agustus 2022
Hayo, apa jawaban kamu jika pertanyaan pada judul di atas ditanyakan kepadamu, gaes?
"Me time, urgent ga, sih?"
Kalo aku, akan langsung jawab, yes! Tingkat urgency-nya itu masuk prioritas utama, dan biasanya aku lakukan di pagi hari, sebelum aku melakukan aktivitas lainnya.
Ih, jatohnya kok kayak selfish gitu, sih, Al? Kan family should go first?
Memang sih, banyak yang fokus pada 'family should go first', tapi makin kesini, semakin banyak loh yang mulai menerapkan hal yang berbeda. Mulai memasukkan agenda me time di dalam daily lifenya, baru family should go after that.
Dan ini sama sekali ga selfish, loh, gaes! Kan me time ini tidak sepanjang waktu. Tapi kita mengalokasikan sekian jumlah waktu untuk fokus melayani kebutuhan diri sendiri terlebih dahulu, baru kemudian ke circle terdekat kita (like family, best friends, etc).
Apa itu Me Time dan Manfaatnya.
Me time adalah meluangkan waktu untuk diri sendiri, which is seringkali dianggap sebagai suatu kemewahan di tengah belantara rutinitas yang membelenggu manusia, terutama dengan semakin hiruk-pikuknya jaman.
Padahal, sama sekali ga mahal, loh! Kita hanya perlu meluangkan waktu sejenak, yah..., minimal 10 - 30 menitan lah ya setiap harinya, dan ga perlu yang mewah-mewah!
Banyak orang beranggapan bahwa me-time itu adalah proses meluangkan waktu untuk diri sendiri melalui aktivitas-aktivitas yang mahal, dan di tempat-tempat yang jauh. Padahal me time itu bisa dilakukan juga di rumah donk!
Banyak juga nih, gaes, orang-orang yang merasa bersalah jika dirinya meluangkan waktu untuk diri sendiri. Merasa berdosa karena kok kayaknya mengabaikan orang-orang yang disayang?
Hayo, apakah kamu termasuk yang seperti ini?
Manfaat Me-Time.
Selain penting untuk tubuh dan baik dalam menjaga kewarasan diri (mental health), me time juga memberikan banyak sekali manfaat lainnya. Check it out deh, gaes!
Relaxing otak, jernihkan pikiran, kurangi stres dan pastinya merevitalisasi tubuh.
Optimalkan fungsi otak karena pikiran yang menjadi jernih setelah me-time.
Meningkatkan produktivitas dan konsentrasi.
Jadi lebih mengenal diri sendiri, tau apa yang diinginkan dan mampu mengambil keputusan untuk diri sendiri.
Menjadi lebih percaya diri, lebih tenang, dan menjadi pribadi yang care dan bisa diandalkan.
Sikap positif yang terbentuk setelah me time akan membantu dan tingkatkan hubungan kita dengan orang lain (relationship with family, spouse, friends, dll).
Bingung gimana caranya Me Time? Ini, caraku!
Hidup di jaman sekarang ini bener-bener dipenuhi oleh hiruk-pikuknya dunia digital, ya enggak sih, gaes?
Terutama bagi kita nih, yang mostly berkehidupan di dua dunia yaitu dunia offline dan online! Berkegiatan di dunia maya juga bikin kita stres tingkat tinggi, iya ga, sih?
Nah, aku tu biasanya berusaha banget untuk tidak melawan arus/gelombang ini, melainkan berupaya untuk bisa menari bersamanya. Berupaya untuk merangkul gelombang stres ini dengan memberi perhatian penuh kepada diri sendiri terlebih dahulu, sebelum memberikan perhatian dan dukunganku kepada orang lain. Dan aku biasanya melakukan ME TIME di pagi hari, sesaat setelah bangun dari tidur.
Ini dia beberapa langkah yang aku sebut sebagai me time pagi.
Bersyukur, ini udah kayak otomatis. Begitu terjaga, Alhamdulillah, secara spontan aku akan langsung 'hening cipta', bicara dalam hati, bersyukur kepada-Nya yang telah mengijinkan aku bertemu dengan hari baru tersebut.
Bersyukur untuk segala berkah dan nikmat yang diberikannya, baik yang terlihat sederhana (padahal sangat fatal dan bernilai) seperti keleluasaan dalam bernapas, panca-indera yang berfungsi sempurna, dan lain sebagainya, maupun yang luar biasa.
Bangun dari tempat tidur dan bersiap untuk shalat subuh.
Berdoa setelah shalat, lanjut meditasi dan latihan pernapasan.
Dan ini dia beberapa langkah yang aku sebut sebagai me time sore/malam hari.
Nah, untuk me time kali kedua ini, aku memberi waktu yang lebih longgar. Jika lowongnya di sore hari, maka aku akan lakukan sore hari, namun jika lowongnya malam hari sebelum tidur, maka aku akan lakukan sebelum tidur.
Dan kebanyakannya sih, lebih asyik sebelum tidur daripada di sore hari. Dan kegiatan me time di sore atau malam hari biasanya lebih santai karena tujuanku lebih ke relaxing dan memberi space bagi otak untuk rehat.
Kegiatannya apa saja?
Nah, biasanya aku suka memilih antara beberapa aktivitas ini, gaes!
Baca-baca lifestyle blog di mana aku sering banget menemukan hal-hal menarik yang inspiratif dan menyenangkan, atau
Jika me-timenya di sore hari, aku biasanya suka kulinari di dunia nyata, atau sekedar menjelajah dunia maya untuk mencari kuliner yang sedang viral, hehe. Atau
Nonton Netflix, Disney, atau saluran-saluran streaming film lainnya, yang memang menayangkan film-film keren dan asyik.
Btw, ngomong-ngomong tentang kulineri, aku tuh suka heran deh dengan teman-teman yang suka banget dengan kulineri Korea. Selain pecinta drama Korea, mereka tuh juga suka banget hunting makanan Korea, seperti beberapa temanku, yang janji akan mengajakku kulineri Makanan Korea di Malang begitu aku sampai di sana nanti. Aih, aku kan ga suka makanan Korea, aku maunya Tom Yam, tau. Hehe.
Kalo kalian, suka makanan Korea kah? Terus me time ala kalian gimana, gaes? Cerita, donk!
Al, Jakarta, 4 Agustus 2022
Udah sering donk mendengar kata "Self-Love?" Terutama selama pandemi ya, gaes, kata Self-Love ini semakin mengemuka, diucapkan dan dituliskan baik di social media, blog, website, dalam percakapan podcast, atau dalam kehidupan sehari-hari di dunia nyata. Self-Love is everywhere!
Terus, apa sih sebenarnya self-love ini? Masih ada yang ingin agar self-love ini kita definisikan?
Yuk. Seperti arti dari paduan dua kata ini, self-love = cinta diri sendiri. Artinya apa? Artinya adalah mencintai/menyayangi diri kita sendiri alias care dan sayang terhadap diri kita sendiri.
Image created by Alaika Abdullah - Canva Pro
Terus? Walau pun berarti mencintai diri sendiri, tentu bukan berarti bahwa kita jor-joran menuruti atau memenuhi segala keinginan diri tanpa pertimbangan loh, ya! Tapi adalah anjuran agar kita treat ourselves dengan baik dan menerima diri kita apa adanya, dengan (tentu saja) memaksimalkan kelebihan/kekuatan kita, dan meminimalisir kekurangan/kelemahan kita.
Pasti pada setuju kan gaes, jika self-love ini adalah faktor penting di dalam menjaga kita tetap waras (sehat mental), dan membantu kita untuk hidup dalam pola pikir yang positif, dan mampu menanggapi hal-hal yang hadir di dalam kehidupan kita dengan jauh lebih legowo.
Dan bicara tentang self-love, memberikan reward bagi diri sendiri adalah merupakan salah satu dari bentuk dan bukti bahwa kita menerapkan self-love, loh! Nah, biasanya gaes, kalian suka ngasih apa aja nih untuk diri sendiri? Atau malah bingung, karena jarang banget memikirkan diri sendiri dan masih stick pada konsep 'saya mah, yang penting anak dan suami/istri/keluarga adalah yang utama?'
Eits! That's right. It is ok! Ga ada yang salah dengan konsep itu, no worries!
Boleh banget. Tapi perlu diingat juga bahwa self-love juga sama sekali bukan selfish, loh! Self-love justru akan membantu kita menjadi more than enough to give and taking care for others.
Ibarat gelas kosong yang kita isi, maka jika dia penuh, kita akan dengan mudah membaginya dengan orang-orang yang ingin kita bagi khaan? Nah begitu juga dengan cinta, kasih sayang, dan perhatian.
Jika kita penuh dengan cinta, kasih sayang, dan perhatian, maka kita pun akan dengan hepi membaginya dengan orang-orang terkasih. Sepakat?
5 Yang Bisa Kamu Lakukan Untuk Membangun Self-Love
Nah, bagi yang masih bingung mau ngapain aja dalam membangun self-love, berikut adalah 5 hal yang bisa kamu lakukan, gaes! Have a look, ya!
1. Mulai Dari Dalam (Kenali Diri Sendiri)
Ada pepatah yang bilang begini, gaes. Kita itu ga bisa mengubah atau mengontrol orang lain, yang bisa kita lakukan adalah mengubah sikap kita di dalam menanggapi sikap seseorang.
Sounds familiar?
Jadi intinya adalah, jangan sibuk-sibuk ingin mengenali orang lain, lalu jika ada yang tidak berkenan kita pun heboh berusaha untuk mengubahnya, memotivasi untuk perubahan orang lain.
No! Mending kita coba kenali diri kita sendiri dulu aja, gaes. Ini lebih penting dan fundamental! Kebayang enggak sih, jika kita sendiri saja tidak bisa mengenali diri kita sendiri, gimana orang lain bisa memahami kita?
Terus gimana caranya mengenali diri kita sendiri?
Mulai dengan bertanya. Pada diri sendiri. Misal:
Kamu tuh ingin jadi apa? Impian terbesarmu apa? Apa yang kamu takutkan di dalam menjalani kehidupan ini? Potensi/kekuatanmu apa? Dan berbagai pertanyaan lainnya.
2. Hindari Cara Pandang 'Rumput Tetangga Lebih Hijau dari Rumput Sendiri'
Sounds so familiar, yak? Apakah kalian termasuk salah satu di dalamnya? Yang suka merasa seperti ini?
Melihat tetangga atau beberapa teman travel bloggers share pictures sedang traveling, kamu pun merasa hati kecil serasa kayak ditusuk jarum-jarum kecil. Perih!
Stop! No comparison. Fokuslah pada apa yang menjadi goal kamu, jangan biarkan aksi orang lain justru membuatmu terganggu dan hilang fokus, terlibat cemburu/iri hati sehingga kinerja dan kreativitasmu menurun.
3. There is Nobody Perfect! Acknowledge it, Improve where You Can, and Accept the rest with Allowance.
Pasti yang ini juga terdengar so familiar yak? Kalimat yang sering wara-wiri di mata dan telinga kita, namun dalam prakteknya, kita masih saja menuntut diri kita untuk sempurna dan menolak menerima diri kita apa adanya.
Menyadari kelemahan diri, berusaha improvisasi dan bersedia menerima kelemahan yang tak bisa diimprove, adalah cara terbaik untuk menjadi pribadi yang kece dan bahagia loh!
4. Stop Menguatirkan Opini Orang Lain Terhadap Dirimu.
Kita itu sering banget tidak jadi melangkah sesuai dengan keinginan kita, mencapai tujuan kita, karena takut dihakimi oleh pendapat orang lain. Hey, come on. Sampai kapan kamu mau melimitasi diri kamu gara-gara pendapat orang lain?
Move On! Saatnya kamu mengutamakan pendapat diri sendiri, tingkatkan frekuensimu berkomunikasi dengan diri sendiri. Ask your body and soul ketika ingin melakukan sesuatu, dan jangan tergantung pada pendapat orang lain loh!
5. Jaga Sehatmu, Sembuhkan Sakitmu.
Sehat jiwa-raga itu adalah goal setiap orang, ya enggak sih? Dan inti dari self-love adalah memberikan yang terbaik untuk diri kita sendiri. Baik untuk jiwa mau pun raga kita.
Untuk raga, pasti kamu udah paham donk harus ngapain aja? Yes, nutrisi yang sehat-seimbang, air putih yang banyak, dan olahraga yang cukup. No drugs, ya, gaes!
Terus untuk jiwa agar hepi?
Banyak dan jika bingung, jangan tanya ke pasanganmu atau orang terdekatmu, loh! Apalagi ke akyu. No. Ask your body, mau apa dia? Watching movie? Yogaan? Berenang? Baca Buku? Cooking? Atau mau traveling? Kalo aku minggu ini kayaknya mau Wisata Madura deh? Belum pernah explore daerah terkenal yang satu ini soalnya. Ikut yuk!
Al, Jakarta - 22 Juli 2022
Pandemi dua tahun kemarin, bener-bener mengungkung raga kita dari bepergian dan staycation, ya ga sih? Walau pun dalam dua tahun itu, secara nyata aku beberapa kali bolak balik ke Aceh, untuk urusan pindahan ayah dan ibu, tapi kan itu tidak termasuk yang namanya traveling for a refreshing apalagi healing, yak?
Makanya ketika Mba Ety Budiharjo kemarin ngajakin untuk traveling ke Purwokerto dan Purbalingga, aku tuh langsung feeling sooo excited! Dan naik kereta api pulak! Wohoooo. Mau banget donk!
Udah lama juga ga naik kereta kan? Dan bagiku, sebagai anak yang di daerah kelahirannya ga punya moda transportasi kereta api, melakukan perjalanan dengan kereta api itu selalu punya sensasi tersendiri, deh!
Apalagi saat duduk-duduk di restorasinya, ah, I love it! Haha..
The Trip Started , Jakarta - Purwokerto, Lanjut Purbalingga
Tak sengaja air mata menitik begitu kereta api berjalan dari Jakarta menuju Purwokerto. Terbayang wajah almarhum bapak, yang sempat aku janjikan traveling ke Yogyakarta dengan kereta api ketika pandemi berakhir nanti.
Ah, bapak, maafkan, Allah memanggilmu untuk kembali ke sisi-Nya sebelum aku sempat menepati janjiku. Membawa bapak dan ibu jalan-jalan naik kereta api ke Yogya. Hikss.... Plis, hadirlah bersamaku kini, dan kita nikmati perjalanan ini. Plis ya Rabb, ijinkan bapak turut bersamaku sebentar, boleh yaaa... huhu
Dan...? Masyaallah. Mintalah dan kamu akan diberi. Ask and you will received! As everything is energy, aku jadi merasa seakan kini energi bapak ada bersamaku, turut serta di dalam perjalanan ini, dan rasa melo yang tadi menggenangi hati berangsur menguap, tinggalkan sensasi hepi tersendiri. Thanks, ya Rabb, thanks the Universe.
Perjalanan panjang around 10 jam itu sama sekali tidak membuatku lelah. It was a fun trip! Seperti kata almarhum bapak, semakin banyak berjalan, maka akan semakin banyak kita melihat, mendengar, dan belajar. Bonus dari setiap perjalanan adalah hati yang gembira, mata yang terbuka, wawasan yang berkembang, semangat yang membara, dan energi yang terbarukan. Ah, belum apa-apa, aku sudah merasakan this excitement!
Purwokerto, here we come!
Sampai di Purwokerto masih pagi banget. Jadi kami putuskan untuk duduk-duduk dulu di sebuah kafe di stasiun, menikmati sarapan pagi sembari menanti jemputan dari Purbalingga, untuk menginap di sebuah hotel keren berbintang empat dengan swimming pool amazing yang foto-fotonya sudah menghias jagad maya dan bikin body-ku ga sabar untuk berenang di dalamnya! Yuhuu.
Selain belum pernah main ke Purwokerto, aku juga termasuk yang belum pernah main ke Purbalingga. Aih, Al, kemana aja sih selama ini mainnya? Hihi.
Dan...? Dan ternyata kota Purbalingga ini merupakan sentra industri penghasil rambut wig, sanggul, dan eye lashes alias bulu mata palsu, loh! OMG. Dan tak main-main, produksi hand made kreasi tangan para penduduk Purbalingga ini sangat diminati oleh pasar Amerika Serikat, Eropa dan Asia, karena memang berkualitas tinggi. Amazing, right? Ah, proud of you, Purbalingga!
Dan selain itu, yang aku highligt adalah bahwa Purbalingga juga memiliki Komunitas Film Independen yang sangat diperhitungkan di kancah nasional, yang telah memenangkan dan meraih penghargaan di berbagai ajang perfilman nasional. Wohooo!
Terus hal menarik lainnya dari kota yang satu ini apa lagi, Al? Banyak, ada Desa Wisata Karangbanjar, yang merupakan pedesaan dengan suasana alami dan memiliki beragam pusat kerajinan rumah tangga. Ada juga objek wisata yang lagi ngetrend seperti Owabong, Taman Reptil "Sanggaluri Park", Taman Buah dan Museum Uang. Kayaknya selain yang aku sebutkan di atas, Purbalingga juga masih memiliki daya tarik lainnya deh. Monggo di search ke mesin pencari or Mbah Google ya, temans!
Braling Grand Hotel by Azana - Purbalingga.
Hotel ini walau belum pernah aku kunjungi, tapi mulai akrab di mataku karena beberapa hari sebelum berangkat aku memang sudah main ke Instagram maupun ke websitenya. Dan mendapati diri kini berada di sini secara nyata, sungguh bikin hati hepi!
Sambutan sapaan ramah para staff hotel ketika melayani atau saat berpapasan, dengan sopan santun Javanesenya yang kental, sungguh bikin betah! Ah, I love Java, I love Indonesia. I love Bhinneka Tunggal Ika, and I really proud of my country! Indonesia, aku padamu deh pokoknya!
Back to Braling Grand Hotel, hotel berbintang empat ini memang mewah! Apalagi kami menginap di kamar type Loft, which is so unique, di mana kamarnya terbagi atas dua bagian. Bagian bawah sebagai living room/ruang duduk, dan bagian atas sebagai bedroom. Terkesan mewah, dan luxuries!
Sarapan Mewah di swimming pool!
Ini adalah agenda yang aku nantikan! Apalagi setelah exploring the pool dan bagian lain dari hotel kece ini sejak kemarin sore. Melihat kemewahan hotel ini, sempat terlompat cetus di hati, 'Ada juga ya hotel semewah ini di kota kecil seperti ini?'. Ada apa aja sih di Purbalingga ini selain dari yang sudah aku sebutkan di atas tadi?
Anyway, paginya, sekitar jam 8-an kita sudah berada di pool donk, untuk sarapan. Tapi sebelum sarapan, tentu bikin konten dulu donk. Masak udah staycation di hotel mewah gini ga bikin konten foto dan video yang ciamik, sih?
So, kita pun doing the photoshot dengan aku sebagai model dan diarahkan oleh Mba Ety yang bertindak sebagai pengarah gaya plus videografer. Hasilnya? Hm, not bad lah! Have look, gaes!
Keren banget ya, gaes? Kalo sedang ke Purbalingga, dan kalian mendambakan staycation dengan lifestyle mewah yang asyik, plus pengen sekalian ngonten kech, nih, bisa banget loh kalian Braling Grand Hotel Purbalingga ini. Dijamin hepi dan bikin energi kalian kembali asyik dan powerful. Iya donk, staycation gitu loh!
Sayangnya, aku dan Mba Ety ga sempat mengunjungi sentra penghasil rambut dan bulu mata palsu nih, hm. Kayaknya kudu balik deh sini dan stay lebih lama nantinya, biar bisa explore dengan lebih puas kaan?
Kalo kalian nih gaes, terutama temen-temen konten kreator berniche lifestyle dan traveling, biasanya berdasarkan apa sih milih destinasi dan venue untuk staycationnya?
Iya, sih, nenek moyang kita terkenal sebagai bangsa yang ramah tamah, sopan santun, dan sungguh berbudaya timur.
Namun, kerasa enggak sih, temans, jika makin ke sini nih, terutama sejak para penduduk negeri tercinta ini juga bermigrasi ke planet virtual alias menjadi netizen, justru kelakuannya semakin jauh dari yang namanya berbudi luhur?
Di dalam kegiatan survei yang dilakukan oleh Microsoft terhadap 16.000 responden di 32 negara, termasuk Indonesia dengan melibatkan sekitar 503 respondennya, ditemukan bahwa tingkat kesopanan digital pengguna internet sepanjang tahun 2020, termasuk negara Indonesia, turun drastis!
Tertuang di dalam laporan terbaru Digital Civility Index (DCI), tingkat kesopanan digital pengguna internet dari Indonesia menempati urutan level bawah (ranking 29 dari 32 negara partisipan survei). Angka ini meningkat dari angka 67 di tahun 2019 menuju 76 poin di tahun 2020 dan memvalildasi Netizen Indonesia sebagai warganet yang jauh dari berbudaya.
Hiks.... syediiiih! Padahal nenek moyang kita itu terkenal sebagai bangsa yang beradap, ramah-tamah, dan berbudi pekerti luhur, loh! Lalu kenapa kini bisa luntur begitu, sih?
Padahal kalo dipikir-pikir, ya, temans, ada banyak sekali konten-konten yang bertebaran di dunia maya alias dunia virtual, baik gambar/foto dengan quotes, atau video-video edukatif yang memberi contoh tentang budi pekerti luhur, loh!
Bahkan ada banyak film-film berbudaya timur yang sebenarnya menitipkan pesan moral dan bisa menjadi contoh bagi para netizen penerus bangsa ini untuk tetap berbudaya luhur kan?
Film Korea, misalnya! Hayo, yang hobi nonton drakor cung! Pasti aware banget kan betapa etika sosial dan adat ketimuran begitu kental tertanam dan tetap diaplikasikan di dalam kehidupan keseharian para penduduk negeri yang terletak di Asia Timur ini?
Budaya yang sebenarnya juga tertanam di dalam budaya kita, loh! Hanya sayangnya, dengan maraknya sinetron-sinetron tanah air yang mempertontonkan gaya hidup wah dan glamour dan kebarat-baratan, akhirnya nilai-nilai luhur yang seharusnya disuntikkan di dalam sinetron atau film-film tanah air, justru terpendam dan luntur/hilang.
Berbeda dengan film-film Korea, mereka tuh masih kekeuh mempertahankan etika sosial terpuji, yang membuat penonton unconsiously teringatkan untuk tetap berbudaya luhur.
Dan bicara tentang etika sosial, aku jadi teringat dengan Etika Sosial di Korea Selatan, yang pernah diceritakan oleh temanku yang saat ini menetap di sana. Kepo?
Yuk, baca deh!
5 Etika Sosial di Korea Selatan, yang sebenarnya juga berlaku turun temurun di Indonesia
1. Perlakuan terhadap orang yang lebih tua
Kaum muda di sana sangat menjunjung tinggi orang-orang yang lebih tua dengan cara memperlakukan mereka dengan hormat, sopan santun, dan mendahulukan keperluan mereka. Sikap ini sebenarnya juga telah diajarkan turun temurun oleh nenek moyang kita kan?
Dalam hal berbahasa, anak-anak muda Korea, menggunakan bahasa formal berdasarkan tingkatan dan peruntukannya ketika berbicara dengan orang tua atau orang yang lebih tua dari mereka.
Di beberapa bagian tanah air, sebenarnya ada juga aturan berbahasa seperti ini donk? Ye kaaan?
2. Kebersihan di dalam rumah
Dilarang menggunakan sepatu (yang dipakai beraktivitas di luar rumah) di dalam rumah/ruangan di dalam rumah. Sama juga donk dengan di negeri kita?
Yup, bedanya adalah bahwa mereka menyediakan sandal khusus untuk di dalam rumah. Kalo kita? Ada juga yang rajin pake sandal di dalam rumah, sih, tapi mostly? Nyeker ajeee. Hehe.
3. Minum Soju atau minuman beralkohol ketika sedang makan bersama.
Nah, ini! Orang Korea itu hobi banget makan bareng kan? Dan Soju atau minuman beralkohol tuh mostly tersedia sebagai pendamping makanan yang disantap. Dan..., menolak minuman ini bisa dianggap bahwa orang tersebut tidak menghargai teman-temannya yang lain. Menolak bisa dianggap tidak sopan atau tidak punya tata krama.
Terus kalo kita muslim piye? Tinggal berterus-terang dan minta maaf, bahwa kita tidak minum minuman beralkohol. Mereka akan paham kok.
4. Memberi tips dianggap tidak sopan.
Oww. Menarik yaaa?
Yup. Ternyata, ini beda dengan di negeri kita yaa? Di Korea tuh, memberi tip bisa dianggap bahwa kita mengasihani seseorang secara personal, loh! Kenapa? Karena setiap harga restoran, hotel, dan lainnya sudah include biaya pajak/tip di dalamnya.
Jadi kalo sedang main ke sana, keep this in mind ya! Jangan kebablasan!
5. Salaman.
Nah ini juga perlu diperhatikan, nih, temans! Terutama bagi kamu yang mau main ke negeri ginseng ini, ya! Ketika bersalaman, berjabatan tangan, jangan sekali-kali menggunakan hanya satu tangan! Bisa dianggap tidak sopan, loh!
Jadi kudu dengan dua tangan, jangan lupa tersenyum. Oke?
Nah, selamat mempraktekkan, ya, teman-teman. Oya, jika ingin mengetahui lebih banyak tentang kultur penduduk Korea Selatan, teman-teman ga harus kesana secara langsung, kok. Gunakan jemari dan koneksi internet sebagai 'pintu doraemon' menuju Korea, atau tonton film-film Korea, deh!
Bingung mau nonton film Korea yang mana? Coba deh baca review tentang film-film Korea di blog review korea yang ditulis oleh teteh penggemar drakor ini.
Al, Jakarta, 7 Juli 2022
Pasti udah sering banget donk mendengar tentang Cryptocurrency? Tapi sebenarnya apa sih Cryptocurrency itu? Kok semakin hari semakin menjadi buah bibir dan digadang-gadang sebagai sesuatu yang memiliki prospek keuangan yang sangat cerah gitu, loh!
Pertanyaannya, iya kah?
Dan jawabannya ternyata (menurut para pakar Kripto) adalah IYA. Hayyooo, makin penasaran kan? Dan juga makin ngerasa blank?
Tenang, gaes, sebenarnya Kripto ini bukan sesuatu yang berat loh untuk dipahami dan dikuasai oleh para emak! Yuk, find out about cryptocurrency di artikelku yang ini, deh. Aku mengulasnya secara lengkap di sini, nih! Apa itu Cryptocurrency?
Hidup tidak lah selalu mudah. Terkadang kita berhadapan dengan rintangan yang hadir menantang, atau justru berada di dalam irama kehidupan yang tenang, damai berkelimpahan.
Persis seperti lautan, yang berhias gelombang.
Pun kehidupan.
Gelombang besar, riak-riak kecil, atau bahkan terkadang flat tanpa variasi pun ada! That's life! Setiap kita memiliki irama kehidupan tersendiri, yang sebenarnya bisa kita pilih untuk kita jalani. Yang sayangnya, justru kita tidak aware bahwa KITA BISA LOH memilihnya!
Kita beranggapan bahwa apa yang kita jalani ini adalah suratan nasib. Takdir. Sehingga kita pun pasrah, walau sebenarnya kita justru terperangkap di dalam tindakan 'buying other's people stories' sehingga kita hidup di dalam story dan realitanya orang lain.
Padahaaaal...., kita bisa mengambil sikap dan tindakan untuk mengubahnya. Hanya saja.., kebanyakan dari kita tidak mampu melakukannya sendiri. Kita butuh tangan lain untuk membantu kita berdiri tegak kembali, setelah dihempas oleh gelombang kehidupan tersebut kan?
Kita sulit untuk mampu melihat situasi yang sedang kita hadapi ini dengan jelas. Sukar untuk berpikir jernih, apalagi untuk mencari solusi dari problema yang sedang kita hadapi.
Kita butuh cahaya atau mata dari orang lain untuk melihat kondisi kita, karena cahaya dari diri kita sedang redup atau malah gulita hingga tak mampu terangi jalanan kehidupan kita.
Hayo, pasti pernah donk mengalami situasi-situasi seperti ini? Situasi di mana kita membutuhkan orang lain untuk membantu kita atasi kesulitan yang menghadang? Untuk fasilitasi kita dalam mencari solusi mengatasi persoalan yang sedang kita hadapi?
Jika dianalogikan sebagai gelombang, maka menghadapi gelombang kehidupan yang sedang mengamuk, kita tak hanya butuh pelampung agar terbantu dari kondisi tenggelam karena kehabisan daya untuk berenang ke tepian, namun kita juga butuh sekoci untuk membantu hindarkan diri dari tenggelam ke dasar lautan, dan bawa kita kembali ke daratan.
Nah, pelampung ini lah yang di dalam kehidupan nyata kita kenal dengan life coach! Mentor, atau fasilitator kehidupan. Yang akan dengan serius menggandeng tangan (memfasilitasi) kliennya untuk memilih dan merancang jalan kehidupan yang jauh lebih baik.
Aku sendiri pernah berada di dalam situasi di atas. Pikiran penuh, stuck, karena beban mental yang begitu bertumpuk, sampah emotional yang menggunung, dan stamina tubuh juga ikutan down. Satu-satunya kesadaran yang tersisa adalah bahwa aku harus mencari cahaya dan keluar dari kegelapan itu.
Starting from that awareness, aku mulai dengan mencari pencerahan. Menemukan beberapa channel Youtube tentang self-development, dan memulai my self-development journey. Menemukan coach online, belajar Access Bars dari modalitas Access Consciousness secara offline, membaca buku-buku self-help books, berguru dari banyak life coaches, baik yang sedang memberikan coaching gratisan hingga investing money to buy the services.
Do those actions work?
Yess!
Very helpful, and they work very well!
Dan bicara tentang para coaches yang telah banyak memfasilitasi dan berkontribusi di dalam kehidupanku, di artikel ini aku ingin perkenalkan teman-teman dengan salah satu coach aku nih! Yuk, kita berkenalan dengannya, ya!
Bernama lengkap Devi Novianti, wanita asal Padang, Sumatera Barat ini adalah contoh nyata bahwa seorang wanita/ibu rumah tangga biasa pun mampu menjadi luar biasa, dan hidup cemerlang di negeri orang.
Beranjak dari "bukan siapa-siapa", pernah dihantam oleh gelombang depresi yang membuatnya hampir tenggelam, lalu berevolusi menjadi seseorang yang mampu berkiprah luar biasa, dan dikenal oleh banyak orang, sungguh cerminan dari seorang perempuan tangguh yang pantang menyerah.
Mba Devi bukan hanya merupakan Indonesian professional yang telah tinggal dan bekerja selama lebih kurang 26 tahun di Hong Kong, tapi juga secara cemerlang telah mengukir aneka prestasi di sana. Yup, selain bekerja di salah satu institusi terbesar dan terdepan di Hong Kong yang selalu mengedepankan kesederajatan kesempatan (equality) dan non-diskriminasi, wanita pemilik gelar master in human right ini telah berkontribusi aktif bagi masyarakat Hong Kong sehingga pada tahun 2006 mendapatkan apresiasi langsung dari pemerintah Hong Kong.
Ih, Mba Devi...., you are so amazing!! Masyaallah!
Tak cukup hanya di situ, mantemans, Mba Devi juga merupakan corporate trainer dan motivational speaker yang diundang untuk menjadi pembicara pada training Common Purpose, HR Magazine. Li Po Chun World College, Trias Southeast Asia Project, Community Business, dll.
Wow! Keren banget, sih, Mba?
Yup, beliau adalah salah satu dari coach aku, nih, mantemans, yang walau pun secara nyata (in person) belum berkesempatan bertemu langsung, namun energinya bisa aku rasakan sebagai seseorang yang memang cerdas, cinta damai, dan suka empowering people.
Thanks to technology for this beautiful connection, sehingga komunikasi melalui online pun menjadi more than amazing.
Mempertemukan aku dengannya di beberapa ruang virtual untuk kelas-kelas yang difasilitasinya, di antaranya adalah kelas money, relationship, dan beberapa kelas self-empowerment lainnya.
𝕂𝕖𝕘𝕖𝕞𝕒𝕣𝕒𝕟 𝔹𝕖𝕝𝕒𝕛𝕒𝕣 𝕕𝕒𝕟 𝕄𝕖𝕟𝕛𝕒𝕕𝕚 𝕃𝕚𝕗𝕖 ℂ𝕠𝕒𝕔𝕙
Kegemarannya belajar dari berbagai modalitas yang terkait dengan peningkatan kepribadian, dan how to deal with people yang datang dari berbagai behaviour, menuntunnya menjadi ahli dan berkemampuan untuk coaching dalam bidang Meta Coach, Access Consciousness, Dream Builder Programme, Intuitive Development Training, DISC Behaviourial Guide, dan Singing Bowl Therapy. Ah iya, beliau juga menulis pada blog www.precioushongkong.comSounds so amazing, ya, mantemans?
𝔽𝕣𝕠𝕞 ℤ𝔼ℝ𝕆 𝕥𝕠 𝕒 ℍ𝔼ℝ𝕆
Membaca uraianku di atas, udah kebayang kan gimana mengagumkannya sosok yang aku ulas kali ini? Powerful, smart, dan kayaknya hidupnya asik banget, yak?
Etapi…, ternyata, mantemans. Tiada manusia yang sempurna. Termasuk Mba Devi, yang jika melihat kiprahnya kini, rasanya ga mungkin aja beliau itu pernah berada di titik yang paling bawah. At the lowest point of her life, sampai pernah bermimpi untuk ditelan ombak saja demi mengakhiri her life’s difficulties!
Tapinyaaaa? Tapinya, ternyata Mba Devi emang berangkat dari nol, loh! From Zero to be a Hero bagi diri dan anak-anaknya. Bahkan kemudian evolved menjadi pahlawan juga bagi banyak orang lainnya yang memilih untuk difasilitasi olehnya.
Sebuah interview yang aku lakukan terhadap Mba Devi dan sudah tayang di my Youtube channel, bener-benar membuka mataku dan memantik api semangat di dalam diri, deh teman-teman.
Tentang kisah perjalanan hidupnya sendiri, yang ternyata tidak semulus yang aku bayangkan sebelumnya.
Tonton kisah perjalanan kehidupan Devi Sharif, from Zero to a Hero.
Yup, dimulai dari menjadi istri yang ikut suami hijrah ke Hong Kong, Mba Devi memulai perjalanan mandahnya ke negara lain. Feeling excited tentu pada awalnya, namun kemudian justru mulai ditingkahi oleh riak-riak kecil kehidupan, yang kian lama membentuk ‘gelombang’ dan berubah menjadi ‘tsunami’ yang menggempur dan porak-porandakan bahtera rumah tangganya.
Tentu tak mudah untuk tetap bisa berdiri tegak, dan lanjutkan kehidupan, dalam keadaan diri yang hanya sebagai ibu rumah tangga tanpa bekerja. Stress hingga depresi menghantuinya, hingga ke alam mimpi. Seakan sedang menuju ke sebuah pantai bersama putranya, dan berharap agar ombak besar itu menelan dan menenggelamkan mereka saja, saking tak kuatnya lagi mereka menghadapi cobaan kehidupan saat itu.
Untungnya, Mba Devi tersadar bahwa tak akan mungkin dia mampu lanjutkan kehidupan ini, jika dirinya seapatis itu. Harus ada keinginan yang kuat di dalam dirinya untuk lanjutkan kehidupan, agar bisa terwujudkan di dalam kenyataan.
Mulai lah dia belajar mengupgrade kualitas dirinya. Mulai dengan lanjutkan pendidikannya, mengambil gelar master in human right, bekerja part time job (bukan saja di satu tempat, tapi di beberapa tempat), mengajar menari, demi memenuhi kebutuhan hidup, plus membiayai kuliahnya sendiri.
Beliau juga belajar pada para life coaches demi mengupgrade kemampuan dirinya, melatih diri dan pengetahuan yang dipelajarinya itu dengan membantu orang-orang lainnya yang membutuhkan bantuannya, sehingga ilmunya benar-benar terasah dan tajam.
Yap, from Zero to be a Hero!
Dari seorang ibu rumah tangga ikut suami, yang rumah tangganya kandas, Mba Devi melanjutkan perjalanan kehidupannya dengan tangguh. Tak hanya survived, but thrived. Amazing!
She learns it, lives it, then gives it. Empowering people agar juga mampu berkembang pesat. What a beautiful dedication, Mba! So proud of you!
Mendengarkan cerita Mba Devi (via interview for my YT channel itu) sungguh menginspirasi, teman-teman. I am so proud of her and being so grateful bisa mengenalnya, bahkan menjadikannya sebagai salah satu coach aku.
Ah, thank you, Mba Devi!
Terima kasih juga telah berbagi kisah perjalanan hidupmu yang menginspirasi itu. Ku yakin tak banyak yang tau tentang suka duka yang telah Mba Devi lalui, dan kini, kekaguman mereka akanmu tentu akan semakin tinggi.
Thank you, thank you, thank you, Mba Devi! What an inspiration!
Tonton deh kedua video Mba Devi, dan bersiaplah merasakan api semangat yang berkobar di dada kalian, temans! It is definitely amazing!
Dan sesuai dengan keinginannya untuk berkontribusi bagi sektor human empowerment, nih, teman-teman, if you are in your self-development journey, dan butuh seorang fasilitator kehidupan (life coach, mentor), feel free to reach her at contact detail below, ya!
Lihat paragraf paling akhir.
No worries, Mba Devi is happy to provide you half an hour FREE consultation online,cukup pake kata kunci “Saya Alaika’s Audience” pada saat memperkenalkan diri. Ok?
Nah, teman-teman, kayaknya tulisan ini sudah cukup panjang (saking bersemangatnya aku memperkenalkan Mba Devi kepada teman-teman semua, hihi).
Semoga kehadirannya di My Virtual Corner bisa menginspirasi, bahkan mungkin bisa menjadi ‘pelampung’ atau bahkan sekoci bagi teman-teman dalam upaya untuk ‘kembali ke daratan’ dan lanjutkan kehidupan yang jauh lebih baik, ya!
Yang penting, please check your energy apakah terpanggil untuk menghubunginya, dan ‘berjejaring’ dengannya? Don’t trust me, but trust yourself, ok?