My Virtual Corner
  • Home
  • Meet Me
  • Contact
  • Disclosure
  • Category
    • Motivation
    • Traveling
    • Parenting
    • Lifestyle
    • Review
    • Tips
    • Beauty
      • Inner Beauty
      • Outer Beauty
Tsunami tak hanya menyisakan alam seisi yang porak poranda. Namun juga menjadikan anak-anak berubah status. Menjadi yatim, piatu, atau malah keduanya [yatim piatu] secara sekaligus, serentak pula. Itulah kisah nyata yang terjadi di bumi Aceh akibat terjangan gelombang tsunami, 26 Desember 2004. Kira-kira hampir delapan tahun yang lalu.

Menjadi yatim, atau piatu atau malah keduanya, jelas bukan pilihan, apalagi harapan. Status ini hadir tanpa diminta karena memang sudah begitulah suratan takdir. Siapa pun tentu sepakat bahwa umur, adalah sesuatu yang mutlak ketetapan Ilahi Rabbi, tanpa seorang pun mampu menegosiasikannya untuk menambah perpanjangan waktu. 

Menyaksikan para bocah yang menjadi yatim, piatu bahkan yatim piatu dalam sekejap mata, bukanlah hal yang lazim terjadi. Namun itu yang terhidang di depan mata kala aku kembali ke tanah kelahiran dan bergabung dengan sebuah LSM International yang sedang membantu Aceh pada masa tanggap darurat itu. Pilu, perih, sedih dan iba campur aduk di relung hati, menyaksikan kenyataan pahit yang harus di hadapi para bocah itu.

Adalah tidak mudah bersahabat dengan kenyataan ini. Orang dewasa saja, serasa tak putus airmatanya akibat deraan musibah itu, konon lagi anak kecil, yang biasanya hidup dalam naungan kasih sayang dan perlindungan ayah bunda, eh tiba-tiba, tak hanya kehilangan tempat tinggal, namun malah kehilangan ayahanda, bunda atau malah secara tragis, hilang kedua-nya.

Tragis dan memilukan. Itulah yang kami hadapi. Berhadapan dengan anak-anak yang kehilangan pegangan hidup, membuat kami sangat terpanggil untuk turut serta mengulurkan tangan-tangan kecil kami, dalam rangka membantu sesama, ingin berbuat sebesar mungkin untuk cerahkan hari-hari mereka. Walaupun, jelas... itu bukan hal mudah. Masing-masing kami hanya punya dua tangan, satu kepala untuk berfikir dan dana yang tentu ada batasnya.

Karenanya, disamping melaksanakan program utama ketika itu, kami pun mencoba untuk menggunakan momentum emas dalam rangka menceriakan wajah para yatim. Walau pada pelaksanaannya, cakupan partisipan tak lagi terbatas pada para yatim, namun juga untuk para piatu, yatim piatu, bahkan kami juga mengundang anak-anak korban tsunami yang masih lengkap kedua orang tuanya, yang berasal dari enam desa di wilayah kerja kami kala itu.

Mengapa? Karena anak-anak non yatim juga menderita trauma karena tsunami. Jadi tak ada salahnya untuk ikut serta dalam program tiga hari yang kami gelar itu. Selain untuk sama-sama membangkitkan kembali semangat hidup dan mencerahkan jiwa mereka, juga agar anak-anak yang masih lengkap kedua orang tua nya ini, lebih ngeh dan mampu bersikap lebih baik, santun dan menghargai anugerah terindah [masih memiliki orang tua] yang Allah hibahkan pada mereka.

Maka, mulailah kami menyiapkan segala sesuatu untuk event penting itu. Menggunakan momen suci bulan Ramadhan, kami pun menggusung sebuah paket bernama Pesantren Kilat. Sebuah paket yang sudah tak asing lagi di telinga ya sobs? Yang menjamur ibarat cendawan di musim hujan, :). Tapi bagi kami, ini adalah momentum indah penuh berkah. Ini adalah kesempatan emas yang harus dimanfaatkan dan dioptimalkan sedapat mungkin.

Maka sebuah proposal pun disusun sedemikian rupa, yang langsung disetujui oleh pak Bos. Walau tak mengerti sepenuhnya [pak Bos adalah asli Amerika, dan tentu belum pernah melihat langsung bagaimana event yang satu ini], namun mendengar uraianku, beliau langsung oke dan sangat mendukung ide ini. Alhamdulillah. Setiap niat baik memang akan selalu mendapatkan kemudahan. Ada pula sebuah organisasi dari Australia [Youth of the Street] yang menyumbangkan lebih dari 150 pelbed [tempat tidur lipat ala tentara] serta bantal udara. Klop banget deh.

dokumentasi original hilang sobs, jadi gambar pinjem dari sini

senasib dengan pelbed, jadi pinjem dari sini aja gambarnya yaaa

Untuk pengisian dan pemberian materi Islami sesuai dengan konsep Pesantren Kilatnya, kami menyewa tenaga professional, karena kami ingin agar target yang mau dicapai dari acara ini dapat diraih dengan sempurna. Agar manfaat dari acara ini benar-benar memberi dampak positif bagi anak-anak/partisipan.

Hari H pun tiba. Anak-anak terlihat begitu suka cita. Terlihat dari wajah-wajah ceria mereka, saat  beberapa mini bus datang menjemput mereka dari desa masing-masing. Tempat pelaksanaan acara adalah di sebuah gedung Sekolah Menengah Umum di dalam kota Banda Aceh. Sengaja kami memilih tempat di dalam kota, agar anak-anak bisa sekalian refreshing/main ke kota, dan keluar sejenak dari camp pengungsi di desa mereka. Alhamdulillah, Kepala SMU ini begitu baik hati, mengijinkan kami menggunakan gedungnya tanpa harus membayar biaya sewa. Lagi-lagi Alhamdulillah. Allah mempermudah jalan. :)

Acara dimulai tepat jam satu siang, yang dimulai dengan shalat zuhur berjamaah di aula gedung SMU nya, diimami oleh fasilitator senior dari tiga fasilitator yang kami hire. Selesai shalat berjamaah, kemudian anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok. Sengaja kami mencampur baurkan mereka, sehingga tidak lagi hanya berinteraksi dengan teman-teman sesama satu desa, melainkan berbaur dengan anak-anak lainnya dari desa yang berbeda.

Setelah pembagian kelompok, masih bertempat di aula, setiap anak diminta untuk saling mengenal anggota kelompoknya. Baru kemudian, setiap anak di dalam kelompok, diminta untuk memperkenalkan teman di sebelahnya. Jadi mereka tidak memperkenalkan diri sendiri, melainkan memperkenalkan temannya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan konsentrasi dan daya ingat si anak. Juga memancing keseriusan si anak dalam hal mengingat dan berfikir. Dan yang paling penting adalah melatih si anak untuk berani bicara [santun] di depan umum.

Efek dari perkenalan ini adalah terjalinnya keakraban diantara anak-anak tersebut. Jika awalnya tidak saling mengenal [kecuali yang berasal dari desa yang sama], kini terlihat telah mampu berinteraksi dengan 'orang/anak asing'. Juga terlihat masing-masing anak mampu memperlihatkan rasa simpatik dan respek terhadap anak-anak lainnya, terutama terhadap si anak yang telah yatim, atau piatu, atau bahkan yatim piatu. Sementara si yatim sendiri [juga yang piatu atau yatim piatu], terlihat [sejenak] telah mampu tersenyum ceria. Bahkan tertawa tergelak kala sang fasilitator [yang memang kocak] sedang memberi pencerahan-pencerahan disertai guyonan segar menggelitik perut.

Mereka bekerja dengan sangat professional dan penuh humor, sehingga terkesan jauh dari garing. Guyonan segar bernuansa Islami, dengan piawai mereka ramu apik sehingga dapat diserap sempurna oleh anak- -anak yang rata-rata berusia antara 8-12 tahun itu. Acara berbuka puasa pun berlangsung dengan khidmat, penuh keakraban dan disiplin. Tidak ada yang namanya rebutan makanan, semua berlangsung tertib. Sungguh mengharukan dan juga membanggakan.

Shalat magrib berjamaah, diselingi dengan pencerahan dari kakak fasilitator yang berbicara dengan penuh humor, membuat senyuman dan gelak tawa membahana di ruang aula. Anak-anak juga terlihat tertib saat menjalankan shalat tarawih. Mendengarkan kisah para nabi, juga berbagai kisah penuh manfaat akan pentingnya ketaatan anak dan baktinya pada orang tua.

Ruangan terlihat hening, senyap, setiap kakak fasilitator berbicara tentang pentingnya sikap bakti anak terhadap orang tua. Banyak wajah sendu terlihat nyata, kala topik ini menjadi pembahasan. Tentu saja, karena sebagian besar partisipan yang hadir adalah para bocah yang telah kehilangan orang tuanya. Namun sang fasilitator, begitu piawai menghibur hati para yatim, atau piatu dan yatim piatu, dengan segera menyelipkan cara bakti pengganti. Yaitu rajin mengirimkan doa bagi orang tua yang telah mendahului sang anak. Bukankah bantuan paling dahsyat bagi orang tua di alam sana, adalah doa tulus dari anaknya yang soleh/solehah? Dengan telaten para fasilitator membimbing para bocah, mengirimkan doa bagi orang tuanya yang telah tiada itu. Sehingga wajah-wajah sendu tadi pun lambat laun berubah kembali cerah, karena tetap bisa menunjukkan baktinya, walau sang pegangan hidup telah mendahului.

Setiap kelompok mendapatkan kakak ketua [yang adalah para panitia], sebagai pemimpin dan juga teman bagi anak-anak saat tidur di ruangan yang telah dibagi. Sayang sekali dokumentasi berupa foto dan laporan original kegiatan ini hilang sobs, salah hapus saat aku merapikan folder ku dua tahun lalu. Hiks..hiks... 
Padahal aku ingin sekali menunjukkan ruangan tempat anak-anak ini tidur, dimana pelbed nya berbaris rapi lengkap dengan bantal udaranya yang berwarna biru. Indah, rapi dan menyejukkan hati. Tapi udah hilang.... hiks..hiks... 

Acara puncak yang cukup mendirikan bulu roma dan sukses menuai air mata adalah pada hari ketiga/penutupan. Dimana anak-anak yang sedang terlelap dibuai mimpi, dibangunkan oleh panitia di tengah malam buta. Sekitar jam 2 dini hari. Mereka dibangunkan untuk melaksanakan shalat tahajjud, dan berdoa. Bisa sobats bayangkan kan? Bagaimana para bocah yang masih dengan rasa kantuk luar biasa, harus bangun dan berjalan ke belakang untuk berwudhu, lalu bertahajjud di aula.

Bukan hanya itu sobs... sedang asyik dan kusyuk berdoa, tiba-tiba lampu padam [sengaja dipadamkan]. Suasana langsung sepi, hening. Anak-anak merapat. Takut akan kegelapan [namanya juga gedung sekolahan, jadi kesannya sedikit angker deh dalam pekatnya malam]. Tak ada yang bersuara untuk beberapa menit. Benar-benar hening. Lalu sebuah narasi dibacakan, dengan intonasi yang begitu berwibawa, menyejukkan tapi juga ... sungguh mendirikan bulu roma. 

Begitu piawainya para fasilitator ini meramu kata, merangkai bait puisi, dan membacanya silih berganti, antara narasi, puisi, narasi, hingga hening malam itu, berubah menjadi isak tangis dari para bocah, yang merindu akan ayah bunda, dan keinginan untuk terus berbakti. Menyadari bahwa tak ada penghalang untuk tetap berbakti, meskipun sang ayah maupun bunda telah tak lagi di sisi.

Isak tangis makin menjadi saat narasi ditutup dengan bait bait puisi akan kepasrahan manusia pada Tuhannya. Dilanjut dengan ajakan untuk saling bermaafan seiring menyala kembali lampu yang tadi sengaja dipadamkan panitia. Seorang putri yang tak lain adalah Intan, berlari menubruk dan memelukku erat. 'Intan sayang Umi! Maafkan Intan kalo banyak salah ya mi...'. Sungguh membuatku terharu.

Cahaya yang benderang, membuat wajah-wajah para bocah kembali terlihat nyata, bersimbah air mata. Semuanya patuh, berdiri, bergerak membentuk lingkaran obat nyamuk. Termasuk panitia dan fasilitator, semua berada dalam satu lingkaran. Mulai bersalaman sesuai putaran. Hingga semuanya kebagian bersalaman, berpelukan sambil berurai airmata. Wajah-wajah itu kemudian menjadi sangat sumringah kala kami mengumumkan bahwa PELBED dan BANTAL udara nya menjadi souvenir bagi mereka. BOLEH DIBAWA PULANG.

Sungguh sebuah acara yang begitu mengesankan dan melekat di ingatan, terutama di ingatanku sobs, juga Intan [putriku yang sengaja aku ajak serta]. Semoga juga berkesan dan bermanfaat bagi para peserta dan menjadi bekal bagi mereka dalam pengembangan akhlak di hari-hari mendatang. Amin Ya Rabbal Alamin.


Apa kabar ya anak-anak ini sekarang? 

Artikel ini diikutsertakan pada Giveaway: Cinta untuk Anak Yatim 
dan sama sekali tidak bermaksud ria lho sobs. 
Hanya sebagai catatan bagiku dan siapa tau bisa menginspirasi. :)

pict grabbed from here

Kutahu luka itu begitu parah. Relung hati itu begitu teriris! Bagaimana mungkin kamu bisa berbuat segila ini pada mereka? Lupakah kamu? Airsusunya yang telah memberi kekebalan tubuh bagimu… kasih sayangnya yang telah membesarkanmu. Lupakah kamu? Jerih payahnya yang telah menghantarkanmu hingga seberhasil ini?

Wake up bro! Wake UP !!!! This is NOT YOU. Aku yakin itu bukan dirimu saat engkau bertingkah separah itu. Aku percaya adalah bukan nuranimu yang menyuruhmu untuk menurunkan tanganmu. Adalah bukan akal sehatmu yang telah memerintahkan lidahmu berkata setajam sembilu.

Don't you know? Mata tua itu, tak henti basah.
Don't you know? Hati tua itu tak henti menangis.
Don't you aware? Alam fikir mereka tak henti menyimpan tanya
Mengapa putra tersayang berubah sedrastis ini?

Wake UP bro! I believe this is NOT YOU! .Usir iblis itu dari nuranimu!
Bangunlah sayang… kami menantimu disini.
Tak henti berharap agar Ilahi pulihkan jiwamu…

Tahukah kamu? Dua keping hati tua itu kini berlumur darah…
Perih, terluka. Akhiri siksa mereka, karena bukan itu yang harus kamu lakukan
Bukan bro, bukan itu...…
Tapi balaslah kasih sayang dan keringat juang mereka dengan sikap baikmu yang dulu...

Kemana anak soleh yang telah mereka didik dan besarkan selama ini?
Kemana anak baik penuh kasih itu?
Where is my superb lil bro?
Wake up bro, this is NOT YOU!

Sepucuk rindu untukmu,
Al, Bandung, 1 June 2012
Mencintai berarti rela mengurus sendiri. Dan melakukannya juga bukan karena terpaksa melainkan karena dorongan hati. Cieeeeh..... awal kalimatnya naga-naganya mau mengarah kemana ini yaaaa? hihi...

Yes, sudah dua tahun ini [sejak memiliki Gliv], aku rela-relain mengurus segala hal yang berurusan dengan kebutuhannya by my self alias oleh diriku sendiri. Ga mau lagi pake tenaga orang lain, selain mahal ongkosnya, juga ribet, suka diakal-akalin. Maka, dua hari yang lalu, Selasa, 30 Oktober 2012, pagi-pagi setelah dropped Intan di sekolahnya, aku pun segera mengarahkan Gliv ke suatu tempat. Tapi sebelumnya aku singgah lagi di rumah, menjemput ayahanda, yang ingin nemenin putri tercinta biar ga sendirian disana. [Mungkin ayah takut ntar anaknya digodain orang kali ye? hihi #perasaan cantik nih kamu Al! Hih].

Suasana masih sepi kala kami memasuki gerbang gedung bercat dominan biru laut  itu. Lengang, dan aku suka sih. Mudah-mudahan urusan bisa cepat kelar nih kalo lengang begini. Kuparkir dengan manis dan rapi si cantik abu-abuku. [Kamu tunggu disini ya Gliv, ga boleh masuk walau urusan ini murni adalah untuk kebutuhan kamu!].


Sesuai petunjuk ayahanda, yang kemudian mengambil tempat duduk seraya mulai baca koran, aku pun menuju tempat pengambilan formulir. Eits... ya formulir untuk bayar pajaknya Gliv lah sobs, masak formulir untuk test masuk polisi! :D

Sesuai spanduk yang terpasang di salah satu dinding ruangan, 'Kami memang belum sempurna, tapi kami selalu berusaha',  aku melihat banyak kemajuan yang telah terjadi dalam tubuh dan personil 'Samsat' ini. Petugasnya dengan ramah menyapa, menawarkan bantuan, dan kemudian meminta surat-surat yang diperlukan [copy nya], memeriksanya sebentar lalu menyerahkan formulir.


"Bu, BPKB nya disimpan aja ya, jangan sampai hilang. Ibu isi dulu formulirnya terus nanti dibawa ke loket dua."

Aku mengangguk, mengambil formulir dan berkasnya seraya berterima kasih. Lalu menuju meja yang memang disediakan bagi orang-orang yang perlu untuk mengisi formulirnya. Tak pakai lama, formulir pun terisi dan aku menuju ke loket dua, tempat dimana jumlah pajak yang harus dibayarkan ditetapkan.

Aku diminta menunggu di loket tiga [kasir]. Sengaja memilih berdiri sambil jeprat jepret via BB, eh ga sampai 3 menit, namaku dipanggil.

"Dua juta dua ratus lima puluh delapan ribu rupiah bu." Si petugas menyebutkan nominal yang harus aku bayarkan setelah terlebih dahulu menyapaku ramah. [lagi, ternyata petugas-petugasnya sudah aware untuk selalu bersikap ramah menyambut klien nya. :)].

Selembar tanda bukti pembayaran pajak pun aku terima setelah aku menyerahkan uang sejumlah yang disebutkan tadi, lalu aku diminta untuk beralih ke loket empat. Tempat dimana tanda bukti tadi kita tukarkan dengan lembaran lunas pajak yang baru. Tapi di loket empat ini yang agak lama sih sobs, makanya si petugas menyarankan agar besok saja kembali untuk mengambilnya, jika memang aku ada keperluan lain dan tidak ingin menunggu. Saran yang boleh digunakan juga sih sobs, mengingat aku juga ada keperluan untuk membeli oleh-oleh untuk beberapa teman di Bandung.

Jadi, segeralah aku dan ayahanda beranjak dari kantor Samsat, dan besok ayah aja deh yang akan kembali kesini untuk ambil pajaknya Gliv. Kan besok subuh aku sudah harus terbang ke Bandung. Lalu kami pun jalan-jalan ke Lampisang, tempat dimana banyak dijual aneka oleh-oleh khas Aceh... lalu main sebentar mengitari pantai berdua ayahanda. Sungguh sebuah momen indah yang sulit dilupakan sobs. Kapan lagi coba mau jalan berduaan dengan ayahanda. Inginnya juga ajak Umi tadinya, tapi Umi sedang malas keluar rumah. Ga mood ke kantor polisi katanya. Hehe...

Well sobs. itulah sekilas kisah tak berarti ini, namun yang ingin aku share adalah bahwa mengurus perpanjangan STNK atau pun bayar pajak kendaraan itu sama sekali ga ribet lho. Terkadang kan bagi yang selalu menggunakan jasa orang lain, kesannya urusan ini kok iya panjang dan njelimet gitu... padahal setelah dijalani tuh, simple, cepat dan murah alias ga ada punglinya lho! 

Kita cukup datang sendiri ke kantor Samsat [boleh kok ditemani pacar, suami, orang tua, tetangga, tapi jangan rame2 ya... ingat sign board yang dipasang di pintu masuk ini nih! ]

Tuh kan, ga boleh rame-rame! :D

Dan syarat-syarat yang harus dilengkapi sebelum menghadap petugas di loket 1 [pengambilan formulir adalah]:

1. Buku BPKB (Bukti Kepemilikian Kendaraan Bermotor)
2. STNK asli
3. Lembaran Pajak kendaraan [itu lho, kertas yang ada dibalik STNK ituh..] asli
4. Copy KTP 2 lembar
5. Copy STNK 2 lembar
6. Copy lembaran pajak 2 lembar
7. Copy BPKB juga 2 eks.

Enaknya sih meng-copy nya di dekat kantor Samsat aja, karena biasanya tuh tukang foto copy nya udah ngerti tata letak menyusun berkasnya sesuai dengan kebutuhan untuk submit ke Samsatnya, jadi kita ga repot2 menyusunnya lagi sobs.

Well, hari telah sore, postingan ringan ini pun telah selesai, so aku pamit dulu ya sobs, mau bw dulu ah ngunjungi sobats semua.... have a great Thursday yaaa...

Saleum,
Al, Bandung, 1 November 2012
Bukan hal gampang bagiku untuk bangun di pagi buta. Rasanya masih ngantuuuuk banget. Tapi siapa juga yang rela jika harus ketinggalan pesawat dan tiket seharga 1 jutaan hangus tanpa debu? (Hangus dengan debu juga ga rela sih.. Hihi). Ga mau ah...
Apalagi tiketnya hasil rogoh kocek sendiri... No way. Dibayar kantor juga tetap ga rela sih... :)

Karenanya, jam 5 pagi (di Banda Aceh masih gelap lho jam 5 pagi), aku sudah check in. Sedih Rasanya meninggalkan Intan, Ayah dan Umi serta si bungsu. Apalagi menghadapi kenyataan Umi menangis saat aku pamitan, cium tangan dan cipika cipiki nya... Kayak mau pergi jauh aja anaknya ini... Padahal kan cuma Bandung mi... Hiks...hiks. Maaf belum bisa ngantar umi kesana kemari di kepulanganku kali ini ya Mi...

Intan lain lagi, masih antara ngantuk dan tidak tuh si putri tersayang melepaskan kepergianku. Paling ntar saat kantuknya udah lenyap, rasa sedih itu akan menyapa. Tapi umi kan ga pergi jauh nak... Lagian ntar liburan intan kan ke Bandung... So... Keep the spirit and be happy ya nak..

Ga sempat salaman pula tadi sama ayah di bandara, gara-gara si ayah harus parkir Gliv dulu, dan aku langsung masuk untuk check in. Duh maaf ya yah, berangkat pagi hari emang begini. Repot and rush. Makasih banget udah diantarin sepagi ini. Anak tuh ya, walau udah emak-emak, teteup aja anak-anak di mata orang tua ye? Thanks for everything Daddy! #Hug. Titip Gliv ya yah... :)

Enaknya sekarang tersedia pesawat yang langsung bisa ke Bandung, walau... Teteup harus transfer pesawat di Medan sih, tapi itu lebih baik daripada harus ke cengkareng dulu, terus by Cipaganti travel ke Bandungnya. Capek di jalannya. Kalo gini sih bisa ngantor deh ntar siang...

Well sobs, begitu deh aktifitasku pagi ini, and here I am now! @Polonia airport, menunggu si singa merah membawaku terbang ke kota Kembang.

Sambil nunggu boarding, ketak ketik deh di BB dan jadilah postingan ini. Kangen euy berapa hari ini ga sempat menyapa sobats semua. Sehat dan baik-baik aja kan sobs?

Oke deh, saatnya boarding telah tiba, jadi aku masuk ke pesawat dulu ya sobs... Wish me a nice and safe flight yeee...

Cu you in next post, posted in Bandung will be. :)

Saleum,
Al, @Polonia airport, 31 Oct 12
Powered by Alaika's OnyxBerry®

Pernahkah sobat (yang cewek nih) membayangkan dilamar oleh kekasih dengan cara menakjubkan dan sama sekali tak terbayangkan sebelumnya?
Contohnya seperti apa Al? 

Hm.... contohnya seperti ini nih sobs. Sobat diajak nonton sebuah film baru, di cinema atau bioskop ternama. Tapi pada hari H nya, si dia terpaksa datang terlambat karena satu dan lain hal, dan berjanji akan menyusul right after acara mendesaknya itu selesai. Lalu sobats pun pergi lah menonton seorang diri, sabar dan berharap si dia segera membereskan urusannya dan menyusul. 

Di Cinema, seperti biasanya, sebelum pemutaran film dimulai, beberapa iklan atau thriller film lain pun ditayangkan. Tak ada yang aneh, karena iklan yang ditampilkan pun sudah sering sobat saksikan sih. Namun kemudian, sebuah thriller ditayangkan, dan ini masih agak asing di mata sobats. Apalagi dialog awalnya hanya menayangkan penampakan dua orang laki-laki yang sedang berbincang, anehnya, wajah keduanya sama sekali tidak disorot oleh kamera. Namun dialog yang mereka bincangkan sungguh membuat sobat tertarik untuk terus menaruh perhatian. 

Di dalam dialog itu terlihat bahwa si A [lelaki yang lebih muda] sedang mengutarakan pada si B [lelaki yang lebih tua] bahwa dirinya [A] teramat sangat mencintai si C [putri B]. A memohon pada B agar diijinkan mempersunting C. Dialog pun berlanjut hingga ijin dari B bahwa A diperkenankan menikahi C terucapkan, shaking hand alias bersalaman antara kedua laki-laki itu pun terjadi. Penonton dan sobat pun merasa ikut bahagia. Lalu..... ketika camera beralih ke bagian wajah kedua lelaki itu, sobat pun benar-benar terbelalak, speechless! Karena ternyata........A adalah kekasih sobat dan B adalah ayah sobat sendiri!! Isn't that so nice sobs? So sweet ya?? dan ini belum berakhir lho...

Masih dalam suasana speechless, mata sobats dan penonton lainnya semakin terpaku pada layar. Yang menampilkan adegan A berlari  keluar ruangan, menyambar kunci mobilnya, dan memacunya kencang menuju sebuah tempat yang ternyata adalah bioskop/cinema tempat dimana sobat sedang menonton film thriller tersebut. Tentunya sobat jadi makin deg-degan dan semakin penasaran kan? Semakin speechless. Apalagi kejutan yang akan dipersembahkan oleh kekasih sobat itu [A]? 

Thriller terus berlanjut, membuat mata sobat dan penonton lainnya terus menurutkan pandangan mata ke layar lebar itu. Terlihat A memarkirkan kendaraannya, lalu berlari tak sabar hendak menuju ke sebuah gedung yang mirip sebuah cinema, dan ya ampun, itu kan cinema dimana sobat berada saat ini?  Namun dia berbalik, masih setengah berlari dia menuju tempat penjualan popcorn, membelinya lalu berlari lagi menuju pintu masuk....

Disaat yang sama, pintu ruangan dimana sobat sedang menonton terbuka, dan semua orang menoleh, termasuk sobat, dan mata sobat terpana untuk kesekian kalinya karena si dia kini menerobos dari pintu itu, berlari menuju sobat, menyentuh tanganmu dan membuat anda berdiri sementara dia berlutut di hadapan sobat, mengeluarkan kotak sebuah kotak kecil dan ....., "will you marrie me?" 

Wow!!! So sweet. So romantic ya? Dan ini bukan sebuah film sobs, karena ini adalah kisah nyata dari sepasang kekasih bernama Matt dan Gynni. Begitulah cara Matt melamar kekasihnya itu. Dan surprise lainnya yang dipersembahkan bagi kekasih tercinta itu adalah bahwa kebanyakan penonton yang ada di ruangan itu adalah para keluarga/kerabat Gynni dan Matt! 

What a romantic proposal! 

Ingin melihat langsung thrillernya? Sok atuh di klik dimari yee....


Eh hampir lupa, Met Idul Adha ya sobs... mohon maaf lahir dan batin. :)

Saleum,
Al, 27 Oct 2012




Renungan ini aku persembahkan bagi seorang sahabat baik yang pagi ini baru saja menumpahkan air mata.

Tiada larangan untuk menangis, karena dengannya, hatimu akan terasa lega. Menangislah sobat, tapi... Jangan terlalu lama, karena hidup masih harus berlanjut. Hari-harimu mendatang masih menanti untuk diisi, yuk cari warna bagus untuk memadu-padankannya, agar hidup ini menjadi indah pada waktunya nanti...

Cuplikan paragraf dibawah ini, tak hanya cocok bagimu sob, juga bagiku dan siapa saja untuk jadi renungan dan masukan berharga, semoga bermanfaat bagi kita semua yaaa...

Jika semua yang kita kehendaki terus kita MILIKI, darimana kita belajar IKHLAS
Jika semua yang kita impikan segera TERWUJUD, darimana kita belajar SABAR
Jika setiap do'a kita terus DIKABULKAN, bagaimana kita dapat belajar IKHTIAR

Seorang yang dekat dengan ALLAH SWT, bukan berarti tidak ada air mata
Seorang yang TAAT pada ALLAH SWT, bukan berarti tidak ada KEKURANGAN
Seorang yang TEKUN berdo'a, bukan berarti tidak ada masa masa SULIT
Biarlah ALLAH SWT yang berdaulat sepenuhnya atas hidup kita, karena ALLAH TAU mana yg PALING TEPAT utk kita.

Ketika kerjamu tidak dihargai, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETULUSAN
Ketika usahamu dinilai tidak penting, maka saat itu kamu sedang belajar KEIKHLASAN
Ketika hatimu terluka sangat dalam……, maka saat itu kamu sedang belajar tentang MEMAAFKAN
Ketika kamu lelah dan kecewa, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KESUNGGUHAN
Ketika kamu merasa sepi dan sendiri, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETANGGUHAN
Ketika kamu harus membayar biaya yang sebenarnya tidak perlu kau tanggung, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KEMURAH – HATIAN

Tetap semangat, tetap sabar, dan tetap tersenyum!
Karena kamu sedang menimba ilmu di UNIVERSITAS KEHIDUPAN
ALLAH SWT menaruhmu di "tempatmu"  yang sekarang, bukan karena "KEBETULAN"
Orang yang HEBAT tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan.
MEREKA di bentuk melalui KESUKARAN, TANTANGAN & AIR MATA……

Disadur dari Buku Sepatu Dahlan Iskan

Have a nice Sunday sobs!

Saleum,
Al, Banda Aceh, 28 oct 12
Powered by Alaika's OnyxBerry®





















Idul Adha aka Hari Raya Haji ato lebaran Haji bernilai 'sesuatu' banget bagi kami orang Aceh.
Lebaran yang satu ini dirayakan bahkan lebih rame dibandingkan dengan lebaran Idul Fithri lho!

Sebenarnya ingin menulis tentang fenomena ini lebih dalam sih sobs, tapi ga enak banget googling cari referensi/data via si Ory yang mungil ini. Jadi anggap aja postingan kali ini adalah sekilas info sambil nunggu aku boarding yaaa...

Eh iya, aku sedang di waiting room nya Soetta airport, Cengkareng, nunggu baording to fly home! Yeayyy!! Insyaallah ntar siang udah bisa ketemu Intan, ayah ibu dan si adik bungsuku yang tampan #halah, promosi apa apa nih Al? :D dan juga, dah lama ga menyentuh Gliv tersayang. Duh jadi ga sabar deh ini.

Related to paragraf awal tadi, mudik kali ini juga berkenaan dengan lebaran haji ini sobs. Tadinya sih aku dan Intan berencana utk ketemu di Kuala Lumpur aja, di tempatnya kangmas penculik, sekalian Intan mau jalan2 dan ketemu 'papa'nya.

Tapi akhirnya aku bujuk Intan untuk tunda main2 ke KL nya, karena moment untuk shalat Ied bareng Mami (nenek: bahasa aceh) dan Abuchik (kakek) sungguh sayang untuk dilewatkan. Belum tentu tahun depan kita masih bisa bersama mereka kan?

Yah namanya ajal, bisa saja salah satu saling mendahului, namun kalo diurutkan berdasarkan umur, kapan lagi mau bareng dengan mereka kalo bukan sekarang? Selagi keduanya masih ada? Dan Intan setuju dengan senang hati. Juga kita sepakat untuk ketemunya di Banda aja. Umi kan juga kangen sama Banda Aceh nak.

Makanya, hari ini, akal sehatku bekerja cukup sempurna. Tak mematikan alarm kala dia berdering nyaring jam 2.30 dini hari tadi. Langsung bangun dan siap-siap.
Lanjut tidur dalam perjalanan Bandung - Cengkareng by Cipaganti travel jam 4 pagi. Dan masuk Cengkareng tepat jam 7 pagi. Subuh terlewat dan rasanya berdosa banget ya Allah. Ampuuun.

Check in lalu nongkrong lagi deh di waiting room. Boarding time masih lama, pangeran Sriwijaya nya juga belum menampakkan batang hidungnya sih. Jadi ya ketik ketik aja deh di BB, bikin postingan ini sambil chat via BBM dan YM dengan beberapa teman.

Kalo sobats sendiri, sedang apakah saat ini? Btw pada libur menyambut Idul Adha ga? Pada sedia kue lebaran lagi seperti Idul fithri ga? Kalo di Aceh sih iya... Dan akan ada saling kunjung mengunjung, bersalaman gitu deh layaknya hari raya Idul Fithri. Makanya jadi tambah ingin mudik, ga ingin melewatkan kesempatan ini sobs... Ingin sungkeman pada ayah ibu, soalnya dua bulanan ini kok kayaknya becandaku berlebihan deh dengan keduanya. :D
Juga ingin minta maaf pada teman2 yang aku usilin berlebihan, haha #lirik tersangka.

Well sobs, sekian dulu update dariku ya sobs, wish me a nice and safe flight ya... Thanks.

PS: apa agenda sobats hari ini? Terus besok mau kemana ajaaa?

Saleum,
Soetta Airport, 25 Oct 12
Powered by Alaika's OnyxBerry®

Eits.....Jangan tersingung dulu apalagi berprasangka buruk padaku lho sobs! Karena Alaika itu kan baik hati dan tidak sombong. Hihi..

Judul di atas tidak bisa dipisahkan dari pengalamanku suatu hari, saat bepergian/traveling ke Calang/Aceh Jaya, yang di tempuh via udara karena kantorku kala itu tidak mengijinkan perjalanan staf via darat mengingat jalan darat kala itu masih belum begitu nyaman untuk diakses. Jadilah kami [aku dan seorang kolega] bepergian dengan menumpang pesawatnya mba Susi. Pada tau donk apa nama maskapainya mba Susi? Yes, kami menumpang pesawat Susi Air, yang memang spesialisasi di bidang rute-rute rural seperti itu. Hanya ke wilayah-wilayah terpencil atau yang sulit dijangkau tuh rutenya.

Pagi itu, kami pun bersiap untuk masuk ke tubuh si Cesna [lupa type berapa], bebas mencari seats karena memang pada tiket tidak diberi nomor. Jangan dulu berfikir ribet apalagi sampai rebutan lho sobs, karena muatan pesawat ini hanya berisi maksimal sembilan orang, itu pun sudah termasuk untuk 'lesehan' seat. #Hayyah, apa pula itu lesehan seat? kayak di warung aja? haha

Lesehan seat ini adalah istilah ku sendiri kok sobs, habis, kursinya itu di'leseh'kan di lantai pesawat sih, jadi penumpangnya duduk selonjoran gitu deh. Hanya saja, jarang tuh seat lesehan ini ditempati penumpang, biasanya untuk meletakkan box-box lobster gitu deh. Tempat favoritku sendiri adalah seat di belakang pilot, dan beruntungnya, setiap perjalanan dengan pesawat ini, aku selalu bisa duduk di belakang pilot, jadi aku bisa melihat langsung aktivitas mereka, tekan menekan tombol yang tersaji di panel di hadapannya.


Ok, yuk lanjut ke topik. Seperti layaknya penerbangan sipil/komersial lainnya, akang pilot [karena ga ada pramugari] menyapa kami, mengucapkan selamat datang dan memberitahukan hal-hal yang harus dilakukan jika terjadi emergency condition. Uniknya, si akang yang adalah bule ini, berbicara dalam bahasa Indonesia lho. Lumayan lancar walau kedengarannya malah lucu. [Gimana ga lancar coba, aku yang duduk di belakang dia kan keliatan jelas bahwa dia membaca semua itu dari selembar kertas yang dipegangnya!]

Tak ada kejadian khusus dalam penerbangan kali itu sobs, semua lancar, udara bagus, pilotnya pun asyik [ganteng-ganteng] sehingga mataku bersinar terang, haha. Pendaratan pun mulus setelah menempuh perjalanan 45 menit. Hanya saja nih sobs! Begitu selesai pendaratan, akang pilot dengan ramah dan ceria menoleh ke belakang, dan...

"Kita sudah sampai! Apa kabar? Masih Hidup?"

Ha???? Apa reaksi sobat jika mendengar pertanyaan ini diajukan pada sobat yang baru saja mendarat? hihi. Kami, kelima penumpang yang masih duduk manis di seat masing-masing, awalnya melongo, terpana, kemudian baru tertawa.

Seorang bapak menjawab, "Masih lah! Masak mati?" hihi....  semua kami tidak tersinggung, dan memaklumi, ini adalah masalah miskomunikasi. Maksud si akang pasti ingin bilang begini ;

"Here we are! How are you? Are okay?" Pasti seperti itu deh maksudnya.

Kami pun turun sambil senyum-senyum, disambut ramah oleh akang pilot dan co pilotnya yang juga telah berada di bawah. Olala, ternyata pilot ganteng tadi bukan akang, tapi teteh! Wanita. Gagah banget sih! Keren euy.... mba Susi punya banyak pilot asing dan wanita.


Well sobs, postingan ringan ini hanya bermaksud mengenang kembali hal-hal unik yang kadang kala membuat kita kaget, namun jadi senyum sendiri dan geleng-geleng kepala. Karena maksud mereka sebenarnya adalah untuk menunjukkan bahwa mereka itu peduli dengan kita, hanya saja pemahaman karena bahasa yang masih minim, jadi salah kaprah deh. 
Makanya, selalu berprasangka baik alias positive thinking itu perlu, agar kita bisa menelaah terlebih dahulu sebelum mengijinkan rasa tersinggung membahana. 

Hidup ini indah! Have a great Wednesday sobs!

Al, Bandung, 24 Wednesday 2012



Beberapa teman sering penasaran melihat aku kok sering posting via BB setiap melihat catatan kaki yang tertulis di akhir postingan adalah seperti ini...'Powered by Alaika's OnyxBerry'

Sebenarnya itu bukanlah hal yang sulit apalagi mustahil sih sobs, dan aku yakin banyak dari sobats telah melakukannya. Tapi meresponse permintaan beberapa sahabats, ijinkan aku berbagi rahasia #halah, ini mah bukan rahasia Al. So simple gitu kok rahasia sih?

Ok, aku berharap postingan ini akan bermanfaat bagi teman-teman yang ingin memaksimalkan BB nya, jadi ga ada lagi alasan untuk ga bisa update karena jauh dari lappie or kompie. So you can post where ever you are, and when ever you want. :)

Sebenarnya bukan hanya dengan BB kok sobs, fasilitas ini memungkinkan kita bisa posting via hape yang menyediakan fasilitas email.

Jadi sebenarnya, kita hanya memanfaatkan akun gmail kita (yang adalah akun blogger.com) untuk mengirim artikel ke sebuah alamat email spesifik@blogger.com yang telah terlebih dahulu kita set. Lalu si email spesifik ini akan menyampaikannya pada blogger.com untuk ditayangkan. Begitu cara kerjanya sobs.

Oke, karena ulasan ini juga memanfaatkan email post, via BB yang keypadnya begitu mungil, diketik sambil tiduran dalam cahaya lampu tidur yang telah temaram pula... #halah, emang perlu penjelasan sedetil itu Al? :D, maka yuk langsung ke topiknya yuk sobs...

Pertama: LOGIN ke blogger.com sobat.

Kedua: klik SETTING

Ketiga, Pada halaman setting, pilih opsi MOBILE and POST, lalu pada bagian "EMAIL' perhatikan tulisan:
Posting via email : contoh.xxxx@blogger.com
Tampilan sesungguhnya untuk xxxx itu adalah berada di dalam sebuah box sebelum @blogger.com

Disinilah tugas sobats, menciptakan beberapa karakter pendamping (menggantikan xxxx tadi).

Jadi bisa dicontohkan seperti ini nih sobs.
Akun blogger ku adalah alaika@gmail.com

Kemudian aku membuat alamat spesifiknya : alaika.1234@blogger.com

Setelah itu, langkah ke empat : pilih opsi yang disediakan di bawah alamat spesifik tadi.

Ada tiga opsi, pilih salah satu:
1. Publish email immediately
2. Save email as draft post
3. Disabled.

Kalo ingin bisa posting via email, pilih opsi pertama.

Lalu SAVE setting. Selesai deh settingannya.

Sekarang sobats bisa langsung mempraktekkannya.

Melalui BB atau hape lainnya yang berfasilitas email, (gunakan akun gmail yang dipakai sebagai akun blog lho ya), COMPOSE message. Tujukan ke alamat spesifik yang telah diciptakan tadi. Jangan lupa tanda titik alias dotnya ya sobs.

Tulislah artikelmu layaknya sedang compose email. Jangan lupa subject emailnya, itu akan jadi judul postingan.

Setelah selesai, kirim deh alias tekan send.

Lihat deh di blog sobats, si artikel baru pun telah mejeng manis di halaman maya sobats. Gimana? So simple kan?

Oh ya, jika ingin memuat gambar, masukkan dia sebagai attachment, spt attaching gambar atau file biasa di email lah, dan nanti si gambar akan nemplok manis di blog sobats.

See? It is so simple! Happy blogging sobs and keep update where ever you are, when ever you want!

Good nite, good rest and nice dream. Mau tidur dulu, efek obat flu bikin ngantuk, moga besok lebih sehat and hope the flu has run away.

Saleum,
Alaika,
Bandung, 22 Oct 2012
Powered by Alaika's OnyxBerry®

Postingan lanjutan ini sebenarnya ingin ditayangkan [jiaaah... ditayangkan, kayak acara TV aja] on Saturday morning lah. Hitung-hitung rehat sambil senam jemari. Eh sebuah kejutan manis yang aku publish di sini [baca: kedatangan si penculik, lagi], mau tak mau akhirnya menyita keseluruhan week end indahku kemarin sobs. Dan jadinya, postingan lanjutan wisata ke sebuah mutiara terpendam bernama Nias Selatan pun, tertunda deh tayangannya.

Ok, lets continue the journey yuk... [bagi yang belum baca bagian pertamanya, sebaiknya baca dulu wisata terdahulu ya sobs, biar nyambung baik alur cerita maupun foto-fotonya, ok?]. Lihat disini untuk postingan terdahulu.

Selain pemandangan yang bikin mata sedikit sepet oleh jemuran dan benda-benda yang multi fungsi, akhirnya kami berkesempatan juga untuk menyaksikan sebuah budaya yang pernah diabadikan pada lembaran uang pecahan 1000 rupiah yang ini lho sobs.

Duitnya minta Gambar pinjem dari sini dan di modif.
Yes, budaya lompat batu atau Hombo Batu sobs!
Inilah budaya yang tidak boleh anda lewatkan jika sedang berkunjung ke pulau terpencil ini. Sebuah tradisi yang telah dilaksanakan sejak lama dan diwariskan turun temurun, oleh masyarakat Nias Selatan, khususnya warga desa Bawomataluo. Dan tradisi ini hanya dilakoni oleh kaum laki-laki.

Konon, anak-anak lelaki di wilayah ini telah dilatih sejak kecil untuk mampu melakukan hombo batu, yang tentunya dimulai dengan melatih si anak untuk mampu melompati bebatuan yang setinggi setengah meter, baru kemudian ketinggiannya ditingkatkan menjadi satu meter, satu setengah meter hingga kemudian baru pada batu yang setinggi dua meter dan berlebar 90 sentimeter.

Dahulunya, tradisi ini terbentuk akibat seringnya berkecamuk perang antar suku yang menuntut ketangkasan setiap pemuda/kaum laki-lakinya untuk mampu melompati pagar benteng musuh yang umumnya cukup tinggi untuk dilewati... namun seiring dengan berkembangnya jaman, tentu peperangan demi peperangan itu pun berakhir, dan terjalinlah perdamaian.

Lalu apakah budaya lompat batu alias hombo batu ini terhenti dengan sendirinya? TIDAK. Tradisi ini tetap dilanjutkan sebagai warisan leluhur, hanya tujuannya yang berubah. Masyarakat wilayah ini tetap menjadikan budaya ini sebagai ajang uji ketangkasan bagi para pemuda Nias. Jadi untuk melihat apakah seorang pemuda di desa Bawomataluo sudah dapat diakui sebagai pemuda yang telah dewasa atau belum, adalah dengan melakukan lombat batu ini. Bahkan kabarnya, seorang pemuda baru boleh menikah, jika dia telah lulus alias mampu melompati batu yang berketinggian dua meter ini lho! Wow! #sambil tepuk tangan, ga sambil koprol ya sobs. 

Untuk melakukan ritual ini, ada persyaratan khususnya lho sobs, jadi ga hanya sekedar berlari dan melompat doank. Para pelaku hombo batu, diharuskan mengenakan pakaian adat, menunggu aba-aba lalu berlari menuju batu kecil yang diletakkan tak jauh dari hadapan batu besar, dan menjadikan batu kecil ini sebagai tumpuan lompatan untuk melampaui si batu besar. Para pemuda tidak hanya harus melampaui batu dua meter tersebut, tetapi juga harus tau persis tekniknya agar mampu melompat dan mendarat dengan sukses tanpa cidera.

Keberhasilan melompati batu ini, tidak hanya menjadi kebanggaan bagi si pelompat, tapi juga menjadi kebanggaan dan citra keluarga lho sobs. Oleh karena itu, keluarga yang anaknya telah lulus hombo batu, biasanya akan mengadakan pesta dengan menyembelih beberapa ekor ternak.

Menarik sekali kan sobs? Dan budaya ini, saat ini hanya akan anda dapati di desa Bawomataluo, Kecamatan Fanayama, Kabupaten Nias Selatan. So... jangan lupa, jika sobats sedang berada di pulau indah ini, sediakan waktu untuk dapat melihat tradisi yang satu ini, kapan lagi, berkunjung ke Nias tidak di setiap waktu kan? :). Untuk lebih antengnya sih sobs, mending carter kendaraan or sewa ojek aja kalo mau main kesini, jadi ga ribet.

Well sobs, dari tadi kok ga ada fotonya sih? Jangan-jangan hoax or copy paste nih Al? hihi.
Tenang sobs... mari....mari.... jangan iri yaaaaa.... hahaha...

inilah batu yang akan dilompati..
duh.. ini bebek kok ga mau ketinggalan yaaaa? ih. Hush..hush


Oya sobs... tidak setiap hari lho diadakan acara lompat batu ini, tapi bagi kita yang ingin menyaksikan tradisi ini, kita bisa request lho. As we did. Waktu itu, kami harus keluarkan 150 ribu rupiah untuk request atraksi ini, terhitung mahal sih menurut teman yang asli pulau ini, tapi mau gimana lagi, tiga teman yang menempel bersama kami kan bermata uang dolar! Huft, jadi mahal deh, tapi kami sih ga masalah, wong yang bayar ketiga teman bule ini kok sobs. Hihi...

Oya, untuk lebih lengkapnya, berikut ini aku sertakan video lompat batunya ya.... cekidot deh..., tapi ingat, jangan bilang wow sambil koprol ya, cukup wow biasa ajah... :D






Note: 
Artikel ini menceritakan pengalaman kunjunganku dan tim ke Bawomataluo pada 13 May 2006 ya sobs. Jadi foto dan suasananya adalah mewakili masa itu. Mudah2an Bawomataluo yang sekarang sudah jauh lebih tertata rapi dan bersih, sehingga bisa dilirik menjadi salah satu world herritage, who knows kan? :)
Masih ingin melanjutkan postingan yang ini nih sobs... tentang pulau indah bernama Nias.
Gak tau deh, kok rasanya Nias itu begitu mengesankan ya? Padahal dulunya, waktu masih menetap di Medan, aku tuh kok sering takut dengan orang yang berasal dari suku ini lho! Habis, orang-orang sekelilingku sering banget mengingatkan agar berhati-hati jika kita sedang berinteraksi dengan seseorang yang berasal dari pulau ini.  Bisikan atau isi sms peringatan itu akan seperti ini; hati-hati lho Al, dia orang Nias tuh!

Lha, emang kenapa dengan orang Nias? Toh mereka manusia juga? Orang Indonesia juga toh? Anak negeri - putra/putri bangsa juga kan? Ternyata oh ternyata sobs... bisik-bisik itu disebabkan oleh aura mistik yang menyelubungi kepulauan yang satu ini. Santernya sih, orang Nias itu punya magic yang sangat kuat. Oalah! Tapi sejauh kita bisa membangun a good relationship, tentu akan mampu menekan/meminimalisir niat jahat untuk menebar aura itu ke kita kan? [itu pun if she/he has the magic toh?].

Makanya, begitu aku dan Ratna diminta involve dalam perencanaan proyek kesehatan masyarakat [community health] yang akan diimplementasikan di dua kecamatan di Nias Selatan, maka aku dan Ratna pun mulai browsing. Cari info tentang pulau ini, dan tradisi atawa kebiasaan penduduknya. Ingin menepis isue miring yang terlanjur berhembus itu, sekaligus berjaga-jaga. Apalagi hanya aku dan Ratna yang pribumi, sementara ketiga anggota tim yang lainnya adalah tiga kolega yang berkewarganegaraan Amerika Serikat. Jadi kami harus bisa memastikan ketiga kolegaku yang tidak berbudaya Timur ini, tidak melakukan kesalahan sikap disana.

Lalu apa yang kami temukan di pulau terpencil ini? Mutiara terselubung ini?
Ternyata oh ternyata sobs... kami disambut dengan ramah dan hangat! Alhamdulillah. Walau dari bisik-bisikku dengan beberapa sahabat baru [yang adalah penduduk pulau ini], mereka membenarkan bahwa memang hal itu masih ada dan subur di tanah ini. Tapi asal kita pandai membawa diri dan menjalin hubungan baik, maka Insyaallah hal buruk itu akan jauh dari kita.

Well, postingan ini tentu tidak akan mengulas tentang aura mistik itu sobs, karena selama dua minggu kami disana, everything is running fine and well, seperti yang kami harapkan. Menjelajahi pedesaan dan dusun terpencil, berinteraksi dengan penduduknya yang lugu dan ramah, adalah hal yang paling menakjubkan, walau untuk mencapainya, kami harus rela meninggalkan kendaraan kami, dan melanjutkannya dengan berjalan kaki, melalui jalanan becek atau berbatu yang sungguh tidak nyaman di kaki. Tapi kapan lagi mau begini? Ini adalah momentum emas yang harus dinikmati donk. :) Termasuk memanfaatkan hari libur [Sabtu-Minggu] untuk melihat alam dan budaya pulau ini.

Nah, bicara tentang warisan budaya, aku ingin ajak sobats semua ke sebuah desa bernama Bawomataluo [bukit matahari].  Dinamakan bukit matahari, karena desa yang konon telah berusia 300 tahun ini memang terletak di atas perbukitan yang berudara sejuk. Banyak hal menarik yang tersimpan di desa ini sobs, mulai dari rumah adatnya, tradisi lompat batu hingga peninggalan megalitikumnya.

Oke, biar ga penasaran, yuk langsung do the tour via foto-foto berikut yuk sobs...


Perjalanan untuk mencapai desa ini, dimulai dari tangga batu yang tinggi ini sobs, sayangnya aku lupa menghitung jumlah anak tangganya... hehe
Penasaran banget ingin tau ada apa sih di atas sana? 

Penasaran banget ingin melihat deretan rumah penduduk, yang berbentuk seragam, beratap rumbia dan berhadapan dengan rumah sang raja Nias. Penasaran banget ingin melihat tempat duduk raja yang terbuat dari batu, serta juga aneka patung sesembahan penduduk desa ini [konon dulunya mereka menganut kepercayaan animisme]. Maka, kami pun mempercepat langkah...

Dan... Tarraaaa... Inilah dia yang menyambut kami begitu anak tangga terakhir terlalui...


Terpana? Yes, kami semua terpana.. Lho... kok malah jadi ajang jemuran padi dan pakaian bergelantungan dimana-mana? hihi.... 

Kecewa? Tidak sih, kaget aja, soalnya membaca pemberitaannya dan cerita dari mulut ke mulutnya, desa ini menyimpan banyak hal menarik dan patut dikunjungi. Coba deh bayangin, andai saja jalanan halaman rumah ini bersih dari berbagai jemuran itu, tentu akan terlihat rapi, unik dan antik ya? 

Tapi ini? Eiits, tunggu dulu.... Sabar, jaga mulut, sst... jangan komplain... jalani dulu, bukankah kita serasa berada di sebuah 'dunia lain'?

Kami pun melanjutkan langkah, memanjakan mata dengan pemandangan 'unik' dimana banyak benda ber-multi fungsi. Seperti ini nih sobs... hehe...


Layaknya tempat wisata lainnya, kedatangan kami juga disambut oleh anak-anak dan beberapa orang dewasa yang menawarkan souvenir khas daerah ini, yang tentu saja kami beli beberapa lah untuk bukti bahwa kami sudah pernah berada di daerah ini.

Selain rumah penduduk yang seragam dan berbentuk khas/rumah adat, banyak sekali batu-batu besar [peninggalan zaman megalitikum] yang terduduk/terhampar di beberapa tempat. Cukup menarik untuk dilihat, disentuh dan dicoba duduki sobs! 


Aku berharap dengan menduduki salah satu kursi dari batu itu, akan bisa membawa imajinasiku ke Bawomataluo zaman dulu, jadi bisa mengenal desa ini lebih jauh. Tapi begitu akan mencoba mendudukinya, Jenny, teman buleku langsung mencegah. 

"Don't sit there Al, we don't wanna lose you because you will fly to the past century and cannot come back!" Lebay ah! hihi

Well sobs, tak terasa postingan ini sudah demikian panjang, sementara banyak hal tentang desa unik penuh histori ini yang belum selesai aku ungkap. Namun menghindari kejenuhan sobats dalam membacanya, baiknya aku lanjut dalam postingan mendatang aja ya...

Okd sobs, postingan lanjutannya aku akan posting tentang budaya lompat batu, pernah dengar kan? Inilah budaya paling unik yang harus sobats saksikan jika sempat berkunjung ke pulau indah ini. So see you in this post yaaaa.....

Note: 
Artikel ini menceritakan pengalaman kunjunganku dan tim ke Bawomataluo pada 13 May 2006 ya sobs. Jadi foto dan suasananya adalah mewakili masa itu. Mudah2an Bawomataluo yang sekarang sudah jauh lebih tertata rapi dan bersih, sehingga bisa dilirik menjadi salah satu world herritage, who knows kan? :)

Buru-buru turun dari angkot dan berharap bisa segera sampai di kantor. Ada beberapa email yang harus segera dikirim ke tujuan dan semuanya menduduki peringkat urgent.
Pemandangan tak biasa terlihat di depan kantorku, khususnya di teras yang berbentuk joglo yang memang nyaman untuk bersantai. Tapi ini kan bukan saatnya untuk bersantai. The working time just begin!

“Hai mba… good morning. Ayo simpan tasmu dan gabung disini.!” Sebuah undangan yang aneh.


“What’s going on? Kok pada diluar? Apa kita libur hari ini?” Balasku dengan seloroh tanpa mampu menahan rasa penasaran. Tapi wajah santai mereka jelas menunjukkan bahwa mereka bukan sedang berdemo sih. ☺


Tapi tumben banget deh, bukankah jam segini biasanya semuanya sedang pada berhadapan dengan kompi masing-masing? Atau setidaknya duduk manis di depan meja masing-masing?


“Mati Listrik kita mba, jadinya begini deh!” Jawaban singkat Muti jelas membuatku kecewa.


Oh my God, mati listrik? Terus gimana aku mau kerja? Padahal laporan yang sedang aku kerjakan masih butuh banyak editan, juga tambahan ulasan yang juga harus aku dapatkan dengan browsing ke internet sebagai referensinya. Sementara aku tadi malam lupa men-charge gadget-gadgetku. Termasuk si Ory (my smartphone) yang tinggal dua titik lagi. Huft, gawat deh.


“Yaaa, gimana donk? Laptopku lowbat nih, internet jalan ga?”


“Sama mba, punyaku juga lowbat nih, internet dan listrik mah kompakan tuh mba, selalu bekerjasama dengan baik." Jawaban yang sungguh mengena. 


Artinya koneksi internet kantor juga ga bisa diharapkan alias mati total. Ampun deh ini, PLN oh PLN... kenapa harus mati listrik pada jam kerja seperti ini, sementara kantor kami yang baru ini belum punya genset. Dan berita terburuknya adalah, PLN baru akan mengalirkan kembali aliran listrik ke wilayah kami nanti sore, jam empat. Janjinya begitu... [yang ternyata baru jam enam listrik menerangi wilayah ini]. Olala... resmilah aktifitas hari ini berjudul 'nganggur'. 


Happy? Kuperhatikan tidak ada kesan gembira dengan kenyataan ini di wajah kami semua. Gimana mau happy? Pekerjaan sedang bertumpuk, dan jadi tertunda hingga besok. Huft. Begitu deh kalo sang penguasa listrik [baca PLN] sedang memutuskan aliran listrik ke suatu wilayah. Efeknya membuat hati para 'korban' tak mampu tersenyum ceria.


Tak dapat dipungkiri, bahwa perkembangan zaman yang kian maju bahkan canggih, telah membawa masyarakat kepada kebutuhan akan listrik sebagai kebutuhan utama. 

Mau tidak mau, listrik menjadi primadona bagi masyarakat dalam mendukung aktifitas hariannya. Baik dalam dunia kerja maupun dalam aktifitas keseharian di rumah, baik untuk perorangan maupun kelompok, keperluan pribadi maupun bisnis, semuanya butuh listrik. 

Dan siapakah yang berwenang untuk mengurus listrik ini? Adakah sebuah instansi khusus yang bertanggung jawab untuk menyuplai listrik ini bagi seluruh penduduk/warga negara Indonesia? 



Jawabannya hanya satu sih. PLN. 
grabbed from here
Ya, inilah dia perusahaan tunggal dan satu-satunya yang berhak penuh mengurusi perlistrikan. Mulai dari proses pengadaan listrik, pembangkitan, hingga penyaluran tenaga listrik itu sendiri ke seluruh tempat/daerah di negeri ini. Perusahaan yang berbentuk Badan Usaha Milik Negara [BUMN] inilah yang diserahi tugas dan bertanggung jawab penuh, untuk memastikan bahwa seluruh daerah/masyarakat Indonesia berhak mengecap manfaat listrik. 

Lalu pertanyaannya, sudah cukupkah ketersediaan listrik bagi seluruh wilayah di Indonesia? Sudah meratakah aliran listrik di seluruh tanah air? Sudahkah seluruh lapisan masyarakat Indonesia menikmati indah dan bermanfaatnya tenaga listrik ini? Sudah setara kah apa yang dibayar oleh masyarakat Indonesia terhadap perolehannya akan listrik negara ini? Nah itu....!


Dan sobs... jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan di atas, ternyata menghasilkan jawaban yang beragam, tergantung kepada siapa pertanyaan itu diajukan. Jika pertanyaan ini diajukan kepada warga kota besar, yang daerahnya tidak pernah kekurangan supplai listrik, tentu jawabannya akan positif. Ya kan? Namun jika pertanyaan ini diajukan kepada mereka yang selalu saja mengalami pemadaman tiba-tiba, atau yang berulang kali mati listrik, tentu jawabannya akan berbeda. Begitu pula jika pertanyaan-pertanyaan tersebut diajukan ke daerah pedesaan terpencil, yang sulit di jangkau, jawabannya paling tidak akan seperti ini... 



Gambar pinjem dari sini
"Listrik? Wah kami belum pernah merasakan bagaimana indahnya penerangan dari bohlam. Cahaya bagi kami sangat terbatas, hanya dari matahari di siang hari, dan lampu teplok atau lilin di malam hari." Miris deh . :(

Lalu, apakah PLN akan tinggal diam saja terhadap kenyataan ini? Tentu TIDAK. Sebagai perusahaan yang di'titah'kan untuk mengurusi kebutuhan listrik bagi seluruh wilayah Indonesia, PLN telah bersiap diri. Memulai dengan berbenah diri demi mencapai target 'menerangi seluruh Indonesia di tahun 2015'. 



Gambar dari Google
Langkah internal yang ditempuh adalah mencanangkan program PLN Bersih, dengan salah satu tujuan programnya adalah menuju komitmen PLN untuk menjalankan praktek penyelenggaraan korporasi yang bersih dan bebas dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme, sekaligus menegakkan Good Coorporate Governance (GCG) dan anti korupsi dalam penyediaan tenaga listrik bagi masyarakat. PLN berkehendak kuat untuk membangun sistem yang baik dan bisa menangkal praktek korupsi. Jika sistem yang baik itu bisa dibangun dan berjalan dengan baik pula, maka akan bisa menangkal praktek-praktek korupsi. 

Sungguh sebuah langkah dan usaha mulai yang sangat perlu didukung sobs, mengingat selama ini, stigma masyarakat terhadap BUMN yang satu ini cenderung buruk. Maka diharapkan langkah itu, akan mampu meningkatkan/mengembalikan rasa percaya masyarakat terhadap PLN, sehingga terjalin sinergi yang kuat antara keduanya [Masyarakat dan PLN], sehingga akan dengan mudah untuk mewujudkan visi 'menerangi Indonesia 100% di tahun 2015' nanti. 


Selain dari upaya pembenahan internal tersebut, harapanku terhadap PLN adalah agar perusahaan milik  negara ini juga membenahi pekerjaan rumahnya yang masih terbengkalai, diantaranya ;


1. Memprioritaskan usaha pemerataan distribusi listrik ke seluruh tanah air (listrik masuk desa),  agar rakyat yang tinggal di pelosok negeri ini juga dapat merasakan indahnya cahaya listrik.


2. Mengurangi pemadaman listrik, karena hal ini sungguh mengecewakan apalagi jika dilakukan dengan tiba-tiba dan berlangsung lama. Perbaiki sikap para operator bagian 'komplain' untuk tidak menggantung telefon nya, sehingga pelanggan yang ingin mengakses nomor ini dapat menghubungi petugas dan menyampaikan keluh kesahnya. Paling sering terjadi, jika suatu wilayah sedang terjadi pemadaman listrik, maka saluran telefon CS penerima komplain ini akan bernada 'nomor yang anda tuju sedang sibuk'. :)


3. Meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait serta pemerintah dalam mengoptimalkan penggunaan energi alternatif sebagai pembangkit listrik. Negeri ini memiliki banyak sumber daya alam yang bisa dioptimalkan dalam menghasilkan tenaga listrik, sehingga kita tidak hanya bergantung pada bahan bakar fosil. Misalnya dengan mengoptimalkan energi geotermal, pembuatan kincir angin, dan lain sebagainya.

4. Menerapkan pelaksanaan Good Coorporate Governance di semua lini pada tubuh PLN. Tak pandang bulu, mulai dari atas hingga ke bawah. Sehingga diharapkan tidak akan ada lagi yang namanya pungutan liar di kalangan petugas PLN. 


5. Menjalin kerjasama dengan perusahaan penyedia jasa seluler sehingga pengguna bisa membeli Token Listrik di tempat umum/jual pulsa biasa. Hal ini tentu akan memudahkan akses pengguna jika perlu mengisi ulang pada malam hari. 


Well sobs, tentu semua kita berharap dan mendukung sepenuhnya akan langkah-langkah dan komitmen yang telah diikrarkan oleh PLN dalam mencapai misinya 'menerangi seluruh Indonesia pada tahun 2015' nanti dan mewujudkan PLN yang bersih dan bebas korupsi. Jayalah selalu PLN!




Artikel ini diikutsertakan dalam kompetisi blog "Aku dan PLN" 
dengan tema Harapanku Untuk PLN



Bekerja sebagai pekerja kemanusiaan memang menghadirkan warna tersendiri. Selain akses yang terbuka lebar dalam membantu sesama, juga kita memperoleh side benefit yang begitu menguntungkan. Berkesempatan menambah wawasan sudah pasti, berpeluang untuk melihat dunia yang lebih luas, juga terbuka lebar. Yang paling membahagiakan lagi adalah, side benefit dari perjalanan ke suatu wilayah atau lokasi terpencil!

Tak banyak orang yang berkeinginan untuk traveling to rural area atau pelosok, yang bukan kampung halamannya, dengan menggunakan uang pribadi. Ya iyalah, daripada menggunakan uang pribadi untuk beli tiket dan akomodasi di daerah terpencil yang kita sendiri baru mengetahuinya dari peta, kan mending menggunakannya untuk jalan-jalan dengan keluarga ke tempat yang menyenangkan, ya kan sobs?

Aku juga berfikiran serupa sobs, sayang aja mengeluarkan kocek untuk beli tiket pesawat, yang harganya sama dengan perjalanan ke kota lain, untuk terbang ke sebuah pulau terpencil misalnya. Tapi bukan berarti ga punya keinginan untuk bisa berkunjung kesana lho sobs. Ingin sih, misalnya saja ke Nias. Pernah tau dimana Nias itu? Dia adalah sebuah pulau terpencil, milik Sumatera Utara, namun letaknya di luar pulau/daratan induk. Boleh lihat di peta deh sobs.

Dan ke pulau yang kabarnya begitu kuat aura mistis nya ini lah aku dan beberapa kolega berkesempatan menjejakkan kaki dan berinteraksi dengan masyarakat di dalamnya. Pulau ini sungguh sebuah mutiara yang terselubung sobs. Terisolasi demikian lama, membuat pulau indah ini terpendam, tak banyak dilirik orang, dan menjadi penyandang status termiskin di provinsi Sumatera Utara, kala itu.

Hingga kemudian gempa dasyat di bulan Maret 2005, membuka isolasi ini, dan membuat mata dunia nanar dan pilu menatapnya. Dan Alhamdulillah, aku berkesempatan untuk menginjakkan kaki ke pulau ini, walau pada masa-masa sulit. Aku dan team mewakili Northwest Medical Team melakukan need assessment untuk perencanaan project community health yang akan diimplementasikan di pulau ini. Alhamdulillah. Sungguh sebuah kesempatan emas bagiku dan Ratna, temanku. Karena bertualang di pulau ini tak pernah terfikirkan apalagi masuk dalam agenda yang ingin kami lakoni, dengan biaya pribadi. :) Habis mahal sih sobs, tiket pesawatnya itu, Medan - Gunung Sitoli, sama dengan harga tiket Medan - Jakarta. Pilih mana sobs? Mending ke Jakarta kan? hihi.

Well sobs, postingan sore ini sebenarnya ga ingin ngebahas panjang lebar tentang hal-hal serius seputar pekerjaan humanitarian yang aku geluti, karena sungguh, bekerja di bidang ini, walau sebenarnya berat, tapi tetap bikin happy.. :). Ada saja nilai tambah yang bikin hati damai dan bahagia...

Seperti saat-saat indah yang ada di foto ini nih sobs. Coba tebak kami lagi ngapain nih?



ini dulunya pantai, tepat di belakang hotel Sorake, tapi tsunami kemudian membuat air laut semakin surut dan menjauh, jadilah sebuah pantai coral yang indah tapi tajam untuk kaki, jika kita tidak berhati-hati melaluinya.



Seru banget lho sobs, rasanya gimanaaaa gitu bermain-main di pantai koral yang indah seperti ini...serasa berada di sebuah dunia lain, bebas... lepas dan bahagia.
Nombak apaan sih Al? Hehe... pura-pura aja itu sobs, biar gayaaa... 


Nah, kalo yang ini beneran, sedang penasaran dengan binatang2 (keong) kecil yang sedang berendam di dalam celah-celah koral.



Matahari hendak terbenam, yuk balik ke hotel...


Dan sobs, rasanya fresh banget lho, hilang sudah kepenatan akibat seharian beraktifitas di lapangan. Melakukan need assessment di pelosok desa, yang begitu sulit ditempuh, hingga terpaksa meninggalkan kendaraan kami di jalan raya, dan melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki. 
Rileks dengan cara ini, ternyata indah banget, sayangnya, ga bisa selalu dilakukan. :)


Dan malamnya, setelah makan malam, kami mereview sejenak pekerjaan hari ini, lalu pergi tidur. Hm, indahnya, tapi ga langsung tidur lho sobs. Masing-masing masih sempat nonton DVD di laptop masing-masing. Indahnya.

Dan, inilah hotel Sorake tempat kami menginap itu sobs. Bangunannya unik, indah dan mengesankan. 


Tulisan ini tercipta akibat buka-buka file foto di album Northwest Medical Team International, tempat pertama aku berubah haluan, dari seorang quality engineer menjadi seorang humanitarian worker. I learn a lots from this International Medical NGO. Thanks for the opportunity Northwest!

Kangen, adalah sebuah rasa, yang bisa muncul secara tiba-tiba, tanpa kita duga sama sekali, dan target kangen, tidak harus pada seseorang atau sesuatu yang sangat special, tapi bisa pada sebuah moment apa saja. 

Have a great night sobs! Kangen deh sama kalian.... :)

Saleum,
Alaika
Bandung, 17 Oct 2012




Newer Posts Older Posts Home

Author

I am a chemical engineer who is in love in humanity work, content creation, and women empowerment.

SUBSCRIBE & FOLLOW

Speaker

Speaker
I love to talk/share about Digital Literacy, Social Media Management, Content Creation, Personal Branding, Mindset Transformation

1st Winner

1st Winner
Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Pemenang Utama Blog Competition yang diselenggarakan oleh Falcon Pictures. Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Blogging Competition yang diselenggarakan oleh Balitbang PUPR

Podcast Winner

Podcast Winner
Pemenang Pilihan Dewan Juri - Podcast Hari Kemerdekaan RI ke 75 by KOMINFO

Winner

Winner
Lomba Menulis Tentang Kebencanaan 2014 - Diselenggarakan oleh Pemerintah Aceh

Winner

Winner
Juara Berbagai Blogging Competition

Featured Post

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk!

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk! Sesaat sebelum naik ke kapal verry Ki-ka: Adik ipar, Aku dan Ayah. Hai.... hai.... hai! In...

POPULAR POSTS

  • Kiat Penting agar Warung Tetap Eksis & Laris Manis
  • Solusi Bikin Paypal Tanpa Nama Belakang
  • Contoh Surat Sponsor untuk Diri Sendiri bagi Pengurusan Visa
  • Laksamana Malahayati, Kartini Lain sebelum Kartini
  • Kolaborasi Microsoft dan ASUS - Hadirkan Windows 10 Original Yang Langsung terinstall Otomatis dan Gratis!
  • Lelaki itu, Ayahku
  • Yuk Melek Hukum via Justika dot Com
  • It's Me!
  • Jawaban Untuk Sahabat
  • How To Write a Motivation/Cover Letter

Categories

  • about me 1
  • accessconsciousness 1
  • advertorial 10
  • Anak Lanang 1
  • awards 20
  • bali 1
  • banner 1
  • bars 1
  • Beauty Corner 29
  • belarus 5
  • bisnis 1
  • Blog Review 2
  • blogger perempuan 1
  • blogging tips 9
  • Budaya 1
  • Catatan 12
  • catatan spesial 19
  • catatan. 53
  • catatan. task 20
  • cryptocurrency 1
  • culinary 5
  • curahan hati 6
  • daftar isi blog 1
  • dailycolor 1
  • DF Clinic 12
  • disclosure 1
  • edisi duo 5
  • email post 10
  • embun pagi 1
  • episode kehidupan 1
  • event 4
  • fashion 3
  • financial 1
  • giveaway 48
  • Gratitude 1
  • health info 9
  • Healthy-Life 16
  • info 23
  • innerbeauty 9
  • iran 4
  • joke 4
  • kenangan masa kecil 3
  • kenangan terindah 12
  • keseharianku 2
  • kisah 14
  • kisah jenaka 7
  • knowledge 2
  • kompetisi blog 1
  • komunitas 2
  • KopDar 8
  • Korea 1
  • kuliner 7
  • Lawan TB 2
  • lesson learnt 7
  • life 2
  • lifestyle 4
  • lineation 32
  • lingkungan 1
  • Literasi Digital 2
  • motivation 9
  • museum tsunami aceh 1
  • New Year 2
  • order 1
  • oriflameku 2
  • parenting 4
  • perempuan tangguh 4
  • perjalanan tiga negara 1
  • personal 3
  • petualangan gaib 6
  • photography 1
  • picture 5
  • podcast 1
  • Profile 12
  • puisi 5
  • reflection 3
  • renungan 25
  • reportase 23
  • resensi 2
  • review 42
  • review aplikasi 1
  • rupa 1
  • Sahabat JKN 2
  • sakit 1
  • sea of life 17
  • sejarah 5
  • Sekedar 1
  • sekedar coretan 76
  • sekedar info 23
  • self-love 1
  • selingan semusim 9
  • seri BRR 4
  • snack asyik 1
  • Srikandi Blogger 2
  • Srikandi Blogger 2013 7
  • Srikandi Blogger 2014 4
  • SWAM 1
  • task 43
  • teknologi 1
  • tentang Intan 34
  • Test 1
  • testimoni 9
  • Tips 57
  • tradisi 1
  • tragedy 1
  • traveling 59
  • true story 7
  • tsunami 9
  • turkey 9
  • tutorial 7
  • visa 1
  • wisata tsunami 2

Followers


Blog Archive

  • December (1)
  • October (1)
  • March (1)
  • August (2)
  • May (1)
  • April (2)
  • March (6)
  • February (3)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (5)
  • October (4)
  • September (3)
  • August (5)
  • July (3)
  • April (1)
  • January (1)
  • December (2)
  • November (1)
  • October (1)
  • September (1)
  • June (1)
  • February (1)
  • December (1)
  • September (2)
  • August (2)
  • July (1)
  • June (1)
  • March (1)
  • February (1)
  • December (5)
  • September (2)
  • August (3)
  • July (1)
  • May (3)
  • April (2)
  • March (1)
  • February (1)
  • January (7)
  • December (1)
  • November (5)
  • September (3)
  • August (1)
  • July (4)
  • June (1)
  • May (1)
  • April (3)
  • March (6)
  • February (5)
  • January (7)
  • December (8)
  • November (4)
  • October (12)
  • September (4)
  • August (3)
  • July (2)
  • June (5)
  • May (5)
  • April (1)
  • March (5)
  • February (4)
  • January (6)
  • December (5)
  • November (4)
  • October (8)
  • September (5)
  • August (6)
  • July (3)
  • June (7)
  • May (6)
  • April (7)
  • March (4)
  • February (4)
  • January (17)
  • December (10)
  • November (10)
  • October (3)
  • September (2)
  • August (5)
  • July (7)
  • June (2)
  • May (8)
  • April (8)
  • March (8)
  • February (7)
  • January (9)
  • December (10)
  • November (7)
  • October (11)
  • September (13)
  • August (5)
  • July (9)
  • June (4)
  • May (1)
  • April (12)
  • March (25)
  • February (28)
  • January (31)
  • December (8)
  • November (3)
  • October (1)
  • September (12)
  • August (10)
  • July (5)
  • June (13)
  • May (12)
  • April (19)
  • March (15)
  • February (16)
  • January (9)
  • December (14)
  • November (16)
  • October (23)
  • September (19)
  • August (14)
  • July (22)
  • June (18)
  • May (18)
  • April (19)
  • March (21)
  • February (27)
  • January (17)
  • December (23)
  • November (20)
  • October (16)
  • September (5)
  • August (2)
  • March (1)
  • December (2)
  • April (1)
  • March (1)
  • February (6)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (4)
  • September (4)
  • August (1)
  • July (8)
  • June (16)

Oddthemes

Flickr Images

Copyright © My Virtual Corner. Designed by OddThemes