My Virtual Corner
  • Home
  • Meet Me
  • Contact
  • Disclosure
  • Category
    • Motivation
    • Traveling
    • Parenting
    • Lifestyle
    • Review
    • Tips
    • Beauty
      • Inner Beauty
      • Outer Beauty


Lagi kangen banget sama Intan, dan bawaannya jadi ingin nulis tentangnya dan tentangnya lagi. Yah…Hitung-hitung merekam jejak putri tersayang, tentang hal-hal penuh kenangan yang melekat di hati sang bunda, dan pernah terjadi di masa silam. Sebagai catatan pembelajaran juga bagi yang bersangkutan (#ngelirik Intan Faradila) untuk menjadi lebih baik di kemudian hari….. #serius banget kesannya deh ini…… J
Well sobs, kisah ini terjadi sekitar tiga tahun lalu, saat Intan masih duduk di kelas dua SMP. Lekat benar di ingatanku, ketika sore itu Intan tergopoh pulang dari sekolah yang hanya berjarak beberapa meter dari rumah,
“Mi…. Maafkan Intan…..” dipeluknya aku yang sedang menyemprotkan air dari selang ke ban mobil. Tentu donk aku kaget luar biasa. Minta maaf untuk apa?
“Ada apa sayang? Kenapa? What’s up?”
Semakin erat pelukannya dan kini malah menangis. Ini pasti serius dan aku mulai was-was, apalagi di sela tangisnya kudengar sebuah kalimat yang langsung bikin aku parno.
“Maafkan Intan, Intan salah besar sama Umi, Intan ga bisa jaga amanah Umi…huhu….” Terisak sambil mempererat pelukan. Jangan ditanya betapa kuatir hatiku. Syok dan makin parno pikiranku. Ya Allah, apa yang telah terjadi pada anak hamba? Siapa yang telah melecehkannya? Oh Tuhan….
Kurenggangkan pelukannya, kupegang pundaknya penuh kasih, walau hati semakin tak menentu. Kutatap wajahnya yang bersimbah airmata. Ya Rabbi, lindungi anakku ya Allah…
“Nak… cerita sama Umi, apa yang udah terjadi, ada apa nak? Coba ceritakan pelan-pelan.” Bujukku menenangkannya, kurangkul dia dan menuntunnya ke teras. Kupeluk dia sambil duduk berdampingan. Beberapa menit kemudian, mulai Intan bicara, masih dengan sisa isakan tangis.
“Umi janji ga akan marah sama Intan? Intan memang salah… Intan ga bisa jaga amanah Umi….” Eh malah pecah lagi tangisannya. Aku jadi semakin was-was. Penasaran, syok. Kugelengkan kepalaku kuat untuk meyakinkannya bahwa aku tidak akan marah. Siapa yang telah berbuat jahat pada anakku ya Allah? Oh Tuhan… teganya orang itu. Anakku yang baik hati, yang selalu santun pada siapapun…. Ingin menangis aku jadinya. Tapi kutahankan agar Intan tidak semakin kacau pikirannya.
“Nak, Umi ga marah, Umi janji, Umi sayang pada anak Umi, selalu dan selamanya.”
Intan memelukku erat, dan meluncurlah kalimat yang membuatku hampir saja melanggar janjiku sendiri. Janji untuk tidak marah padanya.
“Mi…. BB Intan hilang tadi di sekolah! Huuu..huuu…” Menangis lagi.
Masyaallah Intan. Ternyata itu penyebabnya. Black Berry Onyx yang kala itu masih berbandrol 5,2 juta rupiah di kota Banda Aceh, baru saja kuhadiahkan padanya dua minggu lalu. Dengan wejangan agar dia menjaga benda itu baik-baik. Hargai jerih payah Umi, keringat Umi yang tiada henti tugas kesana kemari untuk mencari duit….. bla..bala…. , begitu lah wejanganku kala itu. Dan baru dua minggu benda mungil itu di tangannya…. Kini telah raib. Di sekolah. Siapa yang tak akan naik darahnya coba, 5,2 juta itu tidak gampang memperolehnya. Itu adalah biaya perjalananku ke daerah selama lima hari, dan kuhadiahkan baginya sebagai kompensasi dari seringnya aku meninggalkannya kala itu, karena harus tugas ke luar daerah.
Namun kuredakan amarah itu sebelum sempat meletup ke permukaan, karena sejujurnya aku begitu lega dan bahagia, karena ternyata masalahnya tak sepelik dan separno yang ada di pikiranku. Kehilangan sebuah BB seharga 5,2 juta, masih bisa aku tolerir daripada kehilangan mahkota virginitas anakku, atau berbagai kejahatan lainnya yang begitu marak dilakukan orang-orang tak bertanggung jawab terhadap anak-anak usia remaja saat ini.
Namun tak urung, nada kecewa diucapanku jelas terpancar….
“Nak… Umi memang ga marah…. Tapi Umi sedih dan sangat kecewa….. karena ternyata anak Umi yang sekarang semakin besar, tapi masih seteledor dulu….”
Intan memelukku erat, kutahu kalimatku menghunjamnya. Tapi dia harus diingatkan kembali, agar lebih bertanggung jawab terhadap miliknya sendiri. Sering sekali terbukti bahwa Intan masih belum mampu menjaga harta bendanya sendiri….
Walau sering sekali aku mengingatkannya untuk itu. Aku terkadang berfikir, apakah ini disebabkan karena dia mendapatkan benda-benda itu dengan mudah, tanpa susah payah seperti sebagian teman-temannya yang lain, yang harus menabung terlebih dahulu atau berupaya keras membujuk dan merayu ayah bunda mereka…?
Terkadang memang aku bertekad untuk tidak akan memberi sesuatu benda idaman Intan dengan mudah… namun hati dan pikiranku selalu teringat ke masa kecilnya, disaat aku tak mampu membelikan mainan atau benda lain yang begitu diidamkannya, walau yang harganya murah sekalipun, karena perekonomianku yang masih begitu sulit kala itu… Akhirnya, ingatan itu, selalu sukses membuatku luluh dan mengabulkan keinginan Intan.
“Intan memang ga bisa jaga harta Intan sendiri… Intan memang salah Mi… Intan ga usah dibelikan HP lagi deh, biarin aja Intan ga pegang HP, daripada hilang lagi….”, ucapnya diantara tangisan.
Mana mungkin tak memberinya HP, alat komunikasi yang satu ini adalah suatu kebutuhan bagi kami saat ini. Tanpa itu, kami tak dapat saling menghubungi, tak dapat saling terkoneksi. Apalagi aku sering traveling keluar kota.
“Umi memang ga akan belikan lagi HP mewah untuk Intan, mulai sekarang Intan pake HP kecil kita yang udah lama kita simpan itu aja…, ok?”
Gadis remajaku itu mengangguk dengan senyum lega. Terlihat jelas wajahnya mulai ceria lagi, sepakat sangat untuk hanya menggenggam sebuah HP jadul yang telah lama masuk kotak penyimpanan.
Hatiku penasaran, sejauh mana, selama apa Intan sanggup bertahan hanya dengan sebuah HP jadul, tanpa fitur canggih itu? Coba tebak sobs? Akankah keberuntungan dan kemurahan hati uminya berpihak padanya lagi? Membuat Intan kembali mendapatkan HP canggih lainnya?
Nantikan di postingan berikutnya ya sobs. J

Saleum,

Alaika
gambar hasil corat coret mas Stupid Monkey


Di suatu ketika, kala Aceh masih dicekam konflik. Ruang rapat yang dipimpin oleh seorang perempuan berumur 48 tahunan, diketuk dengan keras pintunya. 
Peserta rapat terdiam, begitu juga dengan sang ibu yang terdiam seketika mendengar nada ketukan pintu yang terkesan tidak ramah dan sungguh lain dari biasanya.
Sikap low profile yang dimilikinya menuntun langkahnya mendekati pintu, membukanya dan dengan santun mencoba menyapa.
“Ya pak, ada yang bisa dibantu?” sapanya dalam bahasa Aceh, melihat sang tamu yang kemungkinan besar adalah anggota gerakan separatis.
“Kami mencari Kepala Kantor ini!” jelas sang tamu dengan nada tegas dan arogan.
“Oh, Bapak sedang keluar kota… ada yang bisa dibantu?” tanyanya masih dengan nada santun.
Peserta rapat di dalam mendengarkan dengan getir. Suasana mencekam. Di masa itu, terlalu sering terjadi gangguan di segala sector. Para oknum bergerak bebas sesuka hati melancarkan gangguan, penuh keberanian. Biasanya mereka datang untuk mengambil ‘pajak nanggroe/pajak negeri’ yang tentu saja kantor-kantor yang didatanginya itu tidak menyediakan alokasi anggaran untuk itu. 
Sehingga mau tak mau, pihak yang dikunjungi selalu berada dalam situasi yang mencekam. Takut akan kebrutalan mereka di luar kantor, sebagai buntut dari tidak terpenuhinya permintaan mereka ketika ‘menagih ke kantor’.
“Kami ingin bertemu langsung dengannya, kapan dia pulang?”
“Bapak baru pulang minggu depan pak..” masih lembut dan santun suaranya. Sungguh si ibu adalah seorang yang bijak dan tau bagaimana harus bersikap.
Ketiga tamu tak diundang itupun meninggalkan ruang rapat tanpa pamit. Peserta rapat dan sang ibu menarik napas lega. Alhamdulillah, setidaknya musibah untuk hari ini telah berlalu. Tinggal menyusun strategi bagaimana menghadapi serangan yang sama di minggu depannya. Pasti mereka akan kembali untuk menemui ‘Bapak’ Kepala Kantor.
Para peserta rapat berdecak kagum menatap ibu pemimpin rapat. Sang pahlawan yang tak lain adalah Kepala Kantor yang dimaksud. Ya, beliau adalah tampuk pimpinan di kantor pemerintahan ini. Anak buahnya tak akan habis kekaguman mereka akan kiprah dan sepak terjang sang pimpinan ini dalam mewujudkan program-program yang telah dicanangkan.
Namanya Arsyiah Arsyad, akrabnya dipanggil bu Ar, terlahir sebagai perempuan Aceh sejati. Berbekal ijazah sarjana Teknik Kimia dan master di bidang Management, kloplah bekalnya untuk mengukir kiprahnya di dunia kepegawai-negerian di negeri ini. Tercatat bahwa beliau pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Perindustrian Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Kepala BPDE dan terakhir sebagai Kepala Bapedalda Aceh.

Saat tsunami menghadang, ibu yang juga merupakan korban tsunami dimana rumahnya luluh lantak oleh terjangan gelombang maut ini, justru disibukkan oleh kinerja/upaya memberikan bantuan bagi para korban bencana. Beliau yang saat itu masih menjabat sebagai Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, Aceh, bahu membahu dengan dinas-dinas lainnya dan lembaga internasional, mengkoordinir aneka stakeholder dalam membantu the recovery of Aceh community and environment, yang nyata-nyata saat itu telah lumpuh dan luluh lantak.
Sebuah NGO besar asal Jerman, kemudian meminang ibu hebat ini untuk bergabung secara professional dengan mereka, bekerja keras memulihkan lingkungan yang telah porak poranda. Tentu saja pinangan ini disambut baik oleh bu Ar, yang saat itu posisinya telah digantikan oleh penggantinya yang lain. (Biasalah, dunia pemerintahan, mutasi dan rotasi adalah hal yang lazim toh?)
Tak sia-sia NGO asal Jerman ini merangkul bu Ar, terbukti dengan pencapaian-pencapaian luar biasa oleh kehebatan networking dengan tingkat pusat yang telah lama dibangunnya sejak beliau merintis karier di dunia pemerintahan, membuat berbagai project yang digelar NGO asal Jerman ini ibarat gayung yang bersambut. Lancar jaya.

Begitu banyak kontribusi yang telah diberikan oleh perempuan Aceh yang satu ini, baik bagi daerah, lingkungan tempat tinggalnya, dan masyarakat Aceh, terutama paska tsunami, dalam rangka membangun Aceh yang lebih baik (Build back better Aceh). Pengaruh positif ini juga tak pelak telah mempengaruhiku, Begitu banyak pelajaran berharga, yang telah diberikan oleh sosok istimewa ini, dalam peningkatan kapasitasku untuk mampu berkecimpung secara professional, baik di lingkungan national maupun international.
Perkenalan pertamaku dengan Bu Ar adalah ketika beliau dengan gigih meyakinkan bosku akan proposal bantuan dukungan dana untuk project rehab rekon paska tsunami. Tertangkap jelas kesan tangguh, gigih dan berkarakter kuat dalam gerak geriknya ketika menjelaskan uraian proposalnya.


Ternyata aku memang tidak salah menduga, bu Ar memang hebat. Tangguh dan tak kenal menyerah. Tiga tahun lebih aku (mewakili kantorku) bekerja sama dengannya. Professional dan cerdas. Walau tampilannya jauh dari feminine, tapi sisi keibuannya lebih dari seorang wanita kemayu sekalipun.

Bepergian dalam tugas berdua adalah hal yang sudah seringkali kami lakukan. Dan terasa sekali jika beliau begitu menghargai dan menyayangiku. Yang paling berkesan bagiku adalah ketika beliau memperjuangkan aku pada bosku agar aku dapat mendampingi beliau mengikuti acara kongres dunia yang digelar oleh International Solid Waste Association di Singapore, November 2008.
Bosku jelas-jelas tidak mengijinkan aku untuk ikut, karena ada masalah lain yang harus aku tangani di kantor pusat. Walau aku ditugaskan sebagai technical advisor dan berkantor di kantornya bu Ar, tapi tentu saja sewaktu-waktu aku dapat ditarik untuk membantu di kantor pusat. Namun Ibu Arsyiah kala itu, begitu ingin aku mendampingi beliau ke Singapore.
Perjuangan gigih bu Ar berhasil meluluhkan hati bosku, dan akhirnya aku berhasil digeret bu Ar terbang ke Singapore. Bukan untuk senang-senang (saja) sobs, karena jelas, aku harus membantu dan memperkuat bu Ar dalam presentasinya disana nanti.


Perempuan yang satu ini memang sungguh hebat, setidaknya dimata kami, orang-orang yang mengenalnya, khususnya di mataku, yang sekian lama selalu saling berdampingan. Saling menghargai, saling mengisi dan saling mempengaruhi. J

Sobats….,



Menuliskan kisah ini, membuatku menitikkan air mata. Membuat kerinduan ini tiba-tiba menyeruak dan menyesakkan dada. Kuusap lembut fotomu ibu…., teriring doa di relung hati, 

Ya Allah Yang Maha Penyayang,
limpahilah kasih sayangMu
kepada
almarhumah bu Aryiah Arsyad ya Allah.
lapangkan tempat peristirahatannya …
beri beliau tempat yang layak disisiMu..
Amien Ya Rabbal Alamin..

Terima kasih atas segala kontribusimu Bu Ar… yang telah dengan tangguh turut serta membangun kembali Aceh yang porak poranda…. Yang telah memberiku pengaruh positif demi pengembangan kapasitas diri…. Terima kasih…
Istirahatlah dalam damai, semoga Allah senantiasa merangkul ibu dalam keteduhanNya… Amin.


Postingan ini diikut-sertakan dalam Kontes Blogger Kartinian "Kontribusi Nyata Wanita Indonesia"
di blognya anny.blogdetik.com http://anny.blogdetik.com/2012/04/21/blogger-kartinian-kontribusi-nyata-wanita-indonesia/




Sobats,
Beberapa hari yang lalu aku menghadiri sebuah event yang kereeen banget. Aku sendiri tak pernah membayangkan akan berkesempatan untuk menghadirinya, mengingat keberadaanku selama ini nun jauh di ujung Barat pulau Sumatera. Rasanya mustahil merogoh kocek,  membeli tiket untuk terbang khusus menghadiri acara ini. Ternyata Tuhan memberi jalan sobs…
Acara ini ternyata digelar pada tanggal 29 April 2012, yang artinya aku akan berkesempatan donk untuk hadir. Kan diriku di tanggal itu sudah berada di Jakarta. Alhamdulillah. Bersyukur banget sobs aku bisa turut hadir di agenda ini. Acaranya menarik, penuh manfaat dan diadakan di sebuah tempat yang tidak semua orang terfikir untuk menginjakkan kakinya disana. Pasti penasaran kan sobs? Acara apa sih Al? dimana? Siapa? Kapan? Bagaimana? Hehe.
Oke, baiklah sobats maya tercinta. Acara yang aku maksud adalah acara pertemuan/gathering sebuah group fesbuk yang aku ikuti. Yaitu Kumpulan Emak-emak Blogger (KEB). Udah pernah dengar belum nama group yang satu ini? Belum? Masak seh? Pasti banyak nih para bunda yang telah join di group ini, ya kan? Dan bagi yang belum tau, nih aku berikan sedikit info dan yang berminat silahkan untuk bergabung yaaa…. Dijamin akan enjoy being there lho, banyak manfaatnya.
KEB dibentuk pada tanggal 18 Januari 2012 sebagai sebuah group di FB oleh seorang blogger kreatif bernama Mira @yank dan digawangi oleh empat MakMin yaitu; mak Mira @yank sendiri,mak Indah Julianti S, Mak Sary Melati dan Mak Nike Rasyid. Group ini kini telah berkembang pesat dan beranggotakan lebih kurang 300 orang (pada saat acara ini digelar).
Tujuan dari pembentukan group ini adalah untuk memfasilitasi para bunda yang suka ngeblog atau sekedar curhat online, agar bisa semakin rajin ngeblognya, memperluas pertemanan, dan bahkan berkemungkinan untuk mengembangkan blognya ke arah bisnis.
Gimana sobs? Menarik banget kan? Para emak or emak wanna be, just visit this link and join the group deh. Dijamin akan happy and fun lho.
Sebagai pendatang baru di ibukota ini, jelas tidak mudah bagiku mencapai tempat kejadian perkara tempat pelaksanaan acara (TPA). Apalagi aku tinggalnya di Bekasi. Wah…. Jauuh. Tapi Mira langsung memberi bantuan, menghubungkan aku dengan seorang blogger Bekasi, pemilik blog Dunia Senja. Hayo… pada kenal kan ya? Yup, namanya mba Irma Senja. Terus terang baik aku maupun mba Irma, belum pernah saling bersilaturrahmi lho, tapi itulah hebatnya dunia per-bloggeran ya sobs. Di dunia nyata boleh tidak saling kenal, tapi di dumay, setiap blogger itu adalah sahabat. Yang tentu saja harus saling membantu. Maka, begitu mendapatkan pin BB nya mba Irma, langsung deh aku add dan begitu di approve, sapaan pembuka pun aku mulai. J Mba Irmanya baik banget lho sobs!
Ternyata Mira juga sudah memberikan intro pada Mba Irma, sehingga tak perlu berpanjang kata, kedua kami sepakat mengatur meeting point untuk bersama menuju ke TPA keesokan harinya.
Dan…. Keesokannya, bertemu di depan J-CO – Giant, kami pun melanjutkan perjalanan ke tempat acara. Sebuah tempat keren bernama IDC. Hayo, apa tuh kepanjangan dari IDC? J Eits…. Salah. Yang benernya adalah Internetindo Data Center. Pusat data internet ini memiliki 5 lokasi di seluruh Indonesia dan untuk tempat acara kumpul para emak, dilaksanakan di IDC Duren tiga, tepatnya di jalan Duren Tiga Raya no. 7, Jakarta. Penasaran ya tentang kantor yang satu ini? Sabar sobs… nanti akan ada penjelasannya kok. Hehe.
Setelah menembus keramaian lalulintas di hari minggu, yang teteup aja macet, akhirnya sampai juga kami di gedung ini. Sebuah gedung yang tampilan luarnya sih tampak tak jauh berbeda dengan gedung-gedung lainnya yang berdiri kokoh berusaha mencakar langit Jakarta. Tata cara berkunjung juga sama seperti berkunjung ke gedung-gedung perkantoran lainnya, mengisi buku tamu (kali ini tak perlu meninggalkan KTP sih), dan seorang Satpam mengantar kami ke lift. Nah disini nih sobs part horornya. Hehe. Lift yang tidak biasa inilah yang sempat membuat kami kaget dan merinding. Sayangnya saking syok, aku lupa memfoto lift legendaris ini sobs L
Jika gedung perkantoran lainnya, memiliki lift yang begitu nyaman dan berkesan friendly, maka lift yang satu ini lebih terkesan sebagai lift yang dipakai untuk mengangkat barang/benda-benda berat dan besar dibandingkan untuk mengangkut human being alias manuso. Hihi. Tapi Eitssss…. Jangan dulu menilai sesuatu itu hanya dari luarnya saja lho sobs. Ternyata……..
Taraaaaaa……. Begitu pintu lift terbuka, sebuah pemandangan indah tersaji di depan mata. Sayangnya, lagi-lagi aku lupa memfotonya sobs, saking terpana. Dan keterpanaan ini semakin membahana begitu mata kami memandang jauh ke dalam arena (kok arena sih? Ruangan maksudnya). Ruangan di dalam sana ternyata cozy banget sobs. Keren abis.
Belum banyak undangan yang hadir, karena kedatangan kami jauh sebelum acara dimulai. Kira-kira dua jam sebelum acara dimulai. Wuih, cepat banget, rajin amat yak? Hehe… gimana ga sobs, kami kan membawa salah satu Mak Min yaitu mba Indah July, selaku salah satu panitia acara ini juga. Dan tentu datang lebih cepat itu jauh lebih baik toh? Jadi bisa ikutan membantu persiapan acaranya.
Bagiku sendiri, selain sebagai ajang kumpul para emak, agenda ini juga merupakan agenda istimewa, karena di acara ini, aku akhirnya berkesempatan untuk KopDar dengan seorang sahabat maya yang telah saling bertegur sapa sejak tahun 2009. Akrab di dunia maya tapi belum pernah berhasil ketemuan sekalipun di dunia nyata. Dan di ajang ini, akhirya kami bisa ketemuan dan berpeluk-cium deh. Siapa dia? 
hayoo… pada kenal kan dengan sang pendiri KEB? Yup, akhirnya bisa juga ketemuan dengan Mira Ayank… horree!!


Menggambarkan suasana ruangan yang cozy rasanya tak akan terwakili oleh kata-kata sobs, biarkan foto dibawah ini aja deh yang berbicara to show you how cozy this room is.



But, hey…. Narsis dulu donk… selagi belum rame nih… J
Gimana sobs? Asyik banget kan tempatnya? Aku sendiri jadi ingin deh bisa main lagi kesini, khusus untuk internetan dan blogging. Pasti banyak inspirasi akan bermunculan deh kalo suasananya senyaman ini…… hm…
Para undangan mulai berdatangan beberapa jam kemudian, dan seperti biasanya pada pertemuan pertama, kita saling exciting menemukan teman maya menjelma di depan mata. Rasanya gimana ya sobs….. benar-benar menakjubkan deh. Saling bersapa (berkomentar di blog) eh hari ini bisa ketemuan langsung. Hehe. Asyik banget.
Seperti yang telah dijadwalkan, acara KEB Gathering dikomandani (MC) oleh mba Sumiyati, dibuka pada pukul 14.30 wib. Sedikit melar sih, tapi no problem at all mengingat para peserta cerah ceria menyambut pembukaan acara.
Dalam pembukaannya Mba Sumiyati mengucapkan selamat datang dan terima kasih kepada para pembicara yang telah berkenan hadir dan meluangkan waktunya, berterima kasih pada para sponsor yang tak tanggung-tanggung yaitu : 
  1. ICT Watch Internet Sehat dengan taglinenya: Wise while Online, Think Before Posting.
  2. PT. Indosat, Tbk 
  3. Komunitas Blogger Family (Blogfam)
  4. Qwords.Com Web Hosting Indonesia Reliable Fast Web Hosting With Reasonable Price (Emak-emak yang ingin punya blog dengan nama domain dan hosting sendiri bisa berkunjung ke website Qwords.Com).
  5. BatikIndonesia.Com
  6. Moz5 Salon Muslimah
  7. IDC yang telah menyediakan tempat. 

Acara selanjutnya adalah perkenalan IDC yang diwakili oleh mas Vega, menjelaskan sekilas tentang apa itu IDC dan untuk apa kantor ini beroperasi disertai dengan sebuah janji yang sangat menarik hati, yaitu sebuah tur singkat nantinya akan dilaksanakan oleh seluruh emak-emak peserta maupun panitia, mengunjungi area operasi IDC. Hm…asyiiiik.

Setelah mas Vega, Mba Mira Ayank tampil, bercerita sejarah terbentuknya KEB dan kemudian memandu acara utama, dimulai dengan sharing dari dua blogger wanita kawakan yaitu Mba Eka pemilik rumah maya Cerita Eka.com dan Mba Isnuansa Maharani pemilik rumah maya Isnuansa.com.
Dalam sharingnya, Mba Eka memberikan tiga tips utama in how to be a good blogger yaitu: be focus, be unique and be consistent. Terlihat para emak peserta memperhatikan dengan seksama, mencatatnya dengan teliti. 

Selain itu, mba Eka juga membagi tips bagaimana agar blog kita itu ramai pengunjungnya, yaitu dengan cara;
  • Memperhatikan content dari blog kita, karena content is the king. Kebayangkan kalo ada pengunjung yang nyasar ke blog kita, terus mendapati isi blog yang tak jelas isinya, maka dijamin deh dia tak akan pernah kembali lagi ke blog kita. Begitu juga sebaliknya. Jika content kita yahud, pasti dia akan segera kembali untuk artikel lainnya.
  • Time commitment, artinya bahwa seorang blogger itu harus komit mewujudkan komitmennya dalam mengupdate blog. Satu kali seminggu kah? Satu bulan sekali kah? Harus komit.
  • Relation Building, ini sangat penting juga, karena disinilah silaturrahmi itu terjalin. Ramah dan rajin membalas komen dari para pengunjung kita.
  • Sering hadir di acara komunitas, ya seperti acara hari ini nih misalnya sobs!
  • Bergabung dalam komunitas, missal KEB ini lah contohnya…J
  • Ikut berbagai lomba. Ini penting, karena secara tidak langsung kita meninggalkan link kita di tempat pengadaan lomba tersebut, otomatis, peserta lain juga penasarankan dan berkunjung ke link kita untuk melihat materi kita.

Sementara itu, mba Isnuansa, sang pemilik rumah maya Isnuansa.com, bercerita dan berbagi tips tentang asal mula dia ngeblog di tahun 2005, dengan blog utama berlabel isnuansa.com. Selain itu juga beliau menggawangi sebuah blog lainnya bertajuk jalanjalanyuk.com yang tentu dari namanya pasti temanya adalah traveling. Para peserta mendengarkan berbagai tips yang dibagikan dengan serius, dan di akhir sesi kemudian dengan antusias mulai mengajukan beberapa pertanyaan kepada narasumber.
Acara semakin menarik dengan adanya kuis yang diberikan oleh Mba Mira. Emang lah ya, dimana-mana tuh, mau anak-anak, remaja maupun emak-emak, teuteup aja doyan kuis berhadiah donk. Dan para peserta yang mendapatkan hadiah dari kuis yang benar jawabannya terlihat begitu cerah ceria. Sayangnya aku tak beruntung, hiks..hiks..
Acara berikutnya adalah sharing dari mba Dewi, ICTwatch dan mba Nike dari Internet Sehat. Mba Dewi bercerita bahwa ICTwatch adalah LSM atau organisasi non profit yang bergerak di bidang kampanye tentang internet sehat. 


Dalam presentasinya mba Dewi menunjukkan berbagai informasi, antara lain tentang statistic pengguna internet, Facebook, akun blogger se Indonesia, dan berbagai social media yang digandrungi di Indonesia. Beliau juga menjelaskan beberapa hal negative yang ditimbulkan oleh internet bagi anak-anak yang bebas berselancar ria tanpa bimbingan orang tuanya. Juga menggambarkan sebuah piramida efek negative dari pengaruh internet terhadap kita semua terutama anak-anak dan remaja, maupun masyarakat awam yang baru melek internet. 


Piramida ini menggambarkan bahwa sesungguhnya porsi negative terbesar yang ditimbulkan oleh internet adalah privacy. Privacy yang kini tanpa sadar telah dishare oleh anak-anak kita, dengan mengupade data mereka sejujur-jujurnya di internet, ternyata sangat berbahaya. Dimana hal ini dapat memberikan kesempatan bagi oknum untuk berbuat jahat terhadap si anak yang bersangkutan, dimana data pribadinya (misal: alamat rumah, situasi rumah saat itu, dan berbagai informasi penting lainnya ) yang sudah diupdate via fesbuk, email maupun social media lainnya. Banyak informasi menarik lainnya yang diulas oleh mba Dewi maupun mba Nike yang juga dapat dilihat di isba.ictwatch.com. Berbagai tips lainnya dalam hal menjaga keamanan anak-anak di dunia maya juga dapat dilihat di dalam buku pedoman internet sehat yang telah dibagikan di dalam goodie bag.
Acara yang ditunggu berikutnya adalah hal paling exciting yang telah dinantikan oleh para emak, yaitu janji mas Vega untuk membawa para emak tour keliling IDC. Walau emak-emak, kita semua penasaran donk ingin tau apa dan bagaimana sih pusat data internet itu? Pasti penuh dengan kabel berseliweran dan ruangan yang kaku dan membosankan deh! Itulah imajinasi awal yang sempat hinggap di pikiran kami, para emak ini. Namun ternyata sobs… sekali lagi pepatah Jangan menilai sesuatu itu hanya dari kulit luarnya saja kini kembali berlaku sobs. Jauh panggang dari api sobs!
Mas Vega membawa kami ke sebuah ruang kaca (masih dilantai yang sama dengan tempat gathering), yang di dalamnya terlihat beberapa rak yang kabel-kabelnya berbaris rapi. Susah menggambarkannya deh sobs tentang betapa keren dan professionalnya layanan pusat data yang satu ini. Namun ternyata yang kami lihat ini masih kalah jauh kerennya dibanding dengan racks lainnya yang ada di lantai bawah sobs. Lihat deh gambarnya, perhatikan warna racksnya dan siap-siap berdecak kagum ya sobs!
Ta Daa…..
foto-foto keren ini taken by Una lho, trims ya Un!

Lemari/Racks ini digunakan untuk menyimpan data server dari aneka perusahaan operator internet seperti indosat, telkomsel, fastnet, detik.com, blogspot, dll nya. Konon perusahaan yang membutuhkan tempat penyimpanan datanya dapat menyewa racks ini dengan tarif Rp. 7.000.000,- per bulan lho.
Berbagai kabel yang aku tak paham berbaris di dalam rak ini, njelimet bagi mata kita yang awam ini namun aku yakin sangat familiar di mata orang-orang seperti mas Vega dan kolega-koleganya. J.
this picture is also taken by Una

Sebagai pusat data, maka listrik di tempat ini sudah tentu harus tersedia 24 jam, dan untuk antisipasi in case terputusnya arus listrik PLN, maka dua buah genset berukuran dua megawatt stand bye menggantikannya.
Sementara untuk menjaga suhu ruangan di tempat tetap sejuk, maka tersedia beberapa buah AC berdaya 25 PK. Namun temperatur ruangan itu tetap saja tidak terasa begitu sejuk sih, mungkin karena aliran arus yang mengaliri kabel-kabel yang bersemayam di Racks itu ya sobs?
Ini dia nih AC super power nya sobs!

Seusai tour, kami kembali ke ruangan atas dimana acara KEB tadi digelar, namun sebelumnya kameranya Una sempat menangkap pemandangan indah di pintu transit antara ruangan dan lift. Keren deh sobs, cekidot…
Kebayang ga sobs kalo ruangan nan indah ini, ternyata hanys sebuah ruang sempit, tempat kita menunggu lift tiba? Keren ya? J

Seusai tour dan kembali ke ruangan, maka acara selanjutnya adalah kuis yang terdiri dari tiga pertanyaan dari mas Vega, yang lagi-lagi aku tak berkesempatan untuk menjawab dan memenangkan hadiahnya. Tapi ga apa-apa, pengalaman dan wawasan yang aku peroleh hari ini sudah lebih dari hadiah-hadiah itu kok sobs!. Artinya, I was so excited! Senang banget!


Juga ada pengumuman untuk pemenang twitter yang terbaik dan terbanyak. Wow.. keren banget memang acaranya. Acara paling akhir adalah sesi foto-foto lagiiii… asyik!





Wah sobs! Tak terasa postingan kali ini panjaaaaaaang banget, semoga sobats ga bosan membacanya yaaa…. Awas lho kalo sampe ga dibaca habis, ntar ga mau nulis lagi neh, hehe.
Well sobs, sekian dulu deh ya… good nite and good rest for all.

Saleum,

Alaika




 gambar  dari sini
“Sahabat”, kuyakin sobats semua akan langsung dapat merasakan sebuah makna tersendiri di dalam hati tentang kata ini.  Menurutku nih, dan juga berdasarkan beberapa pendapat yang aku peroleh saat main ke rumah si mbah tadi, sahabat itu adalah seseorang yang jauuuh lebih istimewa dari seorang teman. Jadi, menurutku lagi nih, jika teman itu skala pengukurannya dari 1-5, maka sahabat adalah peningkatan dari 5 menjadi 6 sampai 10.

Lebih detil lagi, aku coba merumuskan bahwa teman adalah seseorang yang kita kenal/kita tau namanya, kita lihat berulang kali, yang mungkin memiliki persamaan dengan kita dan juga membuat kita nyaman berada di dekatnya, yang kita undang ke acara kita untuk berbagi kebahagiaan, namun kita tidak membawanya dalam banyak sisi kehidupan kita.

Sementara sahabat adalah: seseorang yang kita sayangi, kita cintai, kita peduli akannya. Yang mengenal kita dengan baik, peduli akan kita, bersedia berkorban untuk kita, setia menemani dan menerima kesedihan, kemarahan, kegalauan mau pun kegembiraan/kebahagiaan kita. Yang akan dengan caranya sendiri menunjukkan salah jika kita melakukan kesalahan, dan membantu kita membenahi kesalahan itu. 

Sahabat adalah seseorang yang dengannya membuat kita begitu percaya akannya, yang membuat kita damai, yang tidak akan menertawakan atau menyakiti kita, ataupun jika mereka tanpa sengaja menyakiti kita, maka sekuat daya upaya mereka akan segera memperbaikinya dan berjanji untuk tidak akan mengulanginya lagi.

Nah, berpijak pada kesimpulan di atas, tentu Sobats semua dapat dengan gamblang donk menghitung berapa ratus, puluh atau satuan temans yang Sobats miliki? Pasti banyak deh. Aku yakin banget akan hal itu. Aku sendiri juga punya banyak sekali temans.
Lalu, saat Sobats diminta untuk menghitung berapa jumlah sahabat yang Sobats miliki? Sahabat dalam dunia nyata lho ya, bukan yang di dunia maya, nah tentu kini angkanya akan sangat kecil ya, Sobs?  J  Ternyata hampir setiap orang hanya memiliki sedikit sekali sahabat.

Bicara tentang sahabat, hari ini aku merasa rindu sekali akan seorang sahabat, yang telah sekian hari aku tinggal nun jauh di penghujung pulau Sumatera. Mengingatnya saja, membuat hatiku bergelombang, mata beriak karena ingin meneteskan tangisan kerinduan. Namanya Intan Faradila Caesaria. Berbintang Virgo nan lembut selembut sifatnya yang begitu penyayang. Namun sifat sensitive dan mudah tersinggung juga berhasil bersemayam sempurna di lubuk sanubarinya.
Aku yakin Sobats yang sering bersilaturrahmi ke rumah sederhanaku ini, paham benar siapa Intan yang aku maksud ini. J

Yup, dia adalah putri semata wayang, yang menyempurnakan statusku sebagai wanita, dengan menyematkan status ibu untukku pada tanggal 1 September 1996. Kehadirannya adalah anugerah terindah yang mencerahkan warna kehidupanku dan ayahnya Intan. Kehadirannya membuat senyumku selalu terukir selelah apa pun pekerjaan kantor yang harus aku hadapi. Kehadirannya selalu mampu melunakkan dan melelehkan emosi yang melanda jiwa.

Jika di postingan sebelumnya, Mr. Kerbau menyuruhku memintaku untuk pulang ke Aceh, tinggal dan mendampingi Intan, karena menurutnya sudah saatnya aku bersama Intan, maka ingin aku tegaskan bahwa Intan memiliki aku selamanya untuknya (sepanjang hayatku dikandung badan.)

Kami menghabiskan waktu indah dan unik bersama, waktu yang tak akan pernah bisa diulang walau dengan mempertaruhkan seluruh harta paling berharga sekali pun. Waktu-waktu istimewa di mana setiap pagi menjelang aku harus bangun lebih cepat, mempersiapkan diri sendiri dan juga bayi merahku yang masih berusia dua bulanan untuk ikut bersamaku ke kantor. (Intan aku titipkan pada istri salah satu teman kerjaku yang rumahnya dekat kantor, sehingga aku bisa leluasa untuk memberikan Intan ASI exclusive, sambil merajut ikatan batin yang erat antara aku dan putriku melalui tatapan mata kami yang beradu pandang saat dia menikmati ASI).  

Setauku sih, ikatan batin yang terjalin kuat itu paling subur adalah saat-saat menyusui. Tatapan penuh kasih dari mata sang ibu yang tertuju langsung ke mata si bayi, akan menimbulkan binar-binar lembut penuh kasih yang akan dirasakan sempurna oleh si bayi, dan percayalah, tatapan ini adalah perekat utama yang tak pupus sepanjang masa. So, enjoy your feeding time dan tatap penuh kasih mata bayi mungilmu. J    Biarkan gelombang electromagnetic kasih sayang mengalir dan bertumbuh subur menjalin kedekatan hubungan kalian.

Barulah setelah lepas dari masa-masa ASI exclusive, Intan dijaga oleh si mba, di rumah, agar Intan dapat menikmati tidurnya dengan nyaman di pagi hari, tak terganggu oleh perjalanan yang tidak mudah, karena kami hanya mampu menggunakan jasa angkutan umum, mengingat perekonomian rumah tangga kami yang masih jauh dari makmur kala itu.

Well sobs, kembali pada Intan…,
Memiliki ibu bekerja, aku lihat tidak membuat Intan jauh dariku. Terbukti setiap pulang kerja, putri mungilku sudah menanti di teras rumah, berlari tak sabar menantiku masuk, memeluk dan menciumnya penuh kerinduan. Pelukan tangan mungilnya yang balas memelukku erat adalah tetesan embun di tengah dahaga bagiku, yang aku yakin jika sobats adalah ibu yang bekerja, maka rasa yang sama adalah juga milik kalian.. Aku yakin ini adalah momen-momen paling membahagiakan bagi seorang ibu ya, Sobs? I am sure you, the moms, enjoyed it well! J

Waktu berlalu begitu cepat, menumbuhkan Intan menjadi seorang anak yang smart dan bisa berkompromi. Penuh pengertian di usianya yang masih balita. Contoh kasus adalah saat aku dan Intan main ke sebuah mall di kota kami, Medan. Intan kecilku terlihat begitu kagum dengan baju cantik nan lucu berwarna biru kesukaannya. Berhenti dengan takjub, di hadapan baju yang digantung itu dan aku tau persis dia menginginkannya. Dan, Sobs? Aku tidak punya uang saat itu. Gajiku dan ayah Intan sangat pas-pasan. Hiks..hiks..

Kuajak Intan melanjutkan jalan-jalan kami. Tapi Intan enggan beranjak. Digenggamnya jemariku kuat.
“Umi, Intan suka baju itu. Cantik kali ya mi?”

Kalimat itu aku paham benar maknanya. Lalu kutahan nyeri di hati karena apa pun jawabku tentu akan membuat mata itu redup.

“Sayang, anak Umi mau baju itu ya, Nak?” (dalam pembicaraan yang cenderung membujuk, aku terbiasa menggunakan kata anak Umi untuk menyebut Intan).
Dia mengangguk kuat, tersenyum cerah yang sukses menyayat hatiku.

“Nak, anak Umi pilih mana, kita beli baju itu sekarang, tapi kita pulangnya harus jalan kaki, dan Anak Umi taukan kalo rumah kita jauuuh? Atau……. Kita bisa pulang naik angkot, dan nanti begitu Umi gajian, kita beli baju ini…, gimana?” 

My smart Intan answered setelah terdiam, dengan bola matanya  yang sedikit meredup.

“Yaaaa, kalo jalan kaki pasti kita akan capek dong, Mi. Teyus kalo kita tunggu Umi gajian, nanti bajunya dibeli olang, ga ada lagi untuk Intan.” 

“Sayang, percaya deh, pasti untuk anak Umi, baju ini akan menunggu, atau siapa tau nanti waktu gajian malah muncul lagi baju biru lain yang lebih cantik?”

“Oh,  iya ya Mi, boleh juga, tapi benel ya Mi, janji nanti beli baju ini ya Mi.” 

Dan aku mengangguk. Sebuah janji terikrar dalam hati, untuk menebus baju ini atau yang serupa dengannya begitu gajian nanti, membungkusnya dengan bungkusan kado terindah.

Kini Intan ku telah beranjak Remaja. Telah duduk di bangku SMU. Banyak hal yang telah kami lalui bersama. Bahagia, ceria, duka lara, tertawa dan menangis bersama, adalah hal yang akrab kami hadapi berdua. Dua tahun lebih beberapa bulan, pernah membuat kami hidup terpisah. Terbukanya pintu hati kedua orang tuaku, menerima kembali aku, Intan dan ayahnya serta rezeki yang mengalir deras di Aceh paska tsunami, membuat aku kembali ke tanah kelahiran, dan terpaksa meninggalkan putri terkasih sementara waktu di tempat kakak kandung ayahnya. 

Tekadku bulat kala itu, kesempatan emas tak akan datang dua kali. Aku inginkan masa depan cerah bagi putri tercinta, dan mewujudkan masa depan indah dan bersinar butuh dana yang tidak kecil. Untuk itu, aku dan ayahnya perlu memanfaatkan kesempatan emas yang terbuka lebar di tanah Serambi Mekkah ini. Maka hijrahlah kami sementara waktu. Mendulang rupiah yang begitu berlimpah oleh masuknya dunia international via LSM-LSM (International NGO) yang bergerak cepat dan konsisten membangun kembali Aceh yang lebih baik.

Hidup terpisah, tak berarti membuat hubunganku dan Intan menjadi renggang, karena putri semata wayang yang memang sangat pengertian itu begitu mudah aku ajak mengerti. Bahwa ibunya ingin mempersiapkan masa depan yang indah bagi dirinya nanti. Bahwa ibunya ingin menyediakan materi yang lebih dari cukup untuk dirinya nanti saat mulai butuh ini itu. Contoh sederhana, ibunya ingin agar Intan bisa memiliki apa yang Intan butuhkan tanpa harus menunda dalam waktu yang terlalu lama, karena alasan belum punya uang, seperti yang selama ini Intan harus alami. Intan tentu ingin seperti anak lain yang punya tas bagus, peralatan sekolah yang cantik dan baik, tanpa harus menunggu Umi gajian segala.

Dan Intanku yang pengertian sangat mengerti dan mendukung langkahku. Apalagi walau terpisah jarak, hubungan kami tetap terjalin baik, karena didukung oleh canggihnya dunia komunikasi masa kini. Bersyukur aku dengan teknologi selluler yang kini telah dapat dijangkau dan diakses masyarakat luas. Berterimakasih aku akan kecanggihan dunia maya sehingga setiap malam aku dan Intan bisa ber-web-cam ria, saling melihat, bercerita (aku membiasakan mengantar Intan tidur dengan sebuah cerita pengantar tidur, baru menutupnya dengan membaca doa bersama). Dan kebiasaan ini masih terjadi sampai hari ini, saat aku menulis artikel ini, walaupun Intan telah duduk di bangku SMA, tapi membaca doa bersama itu adalah wajib hukumnya. Baik aku sedang di pulau terpencil sekali pun, ‘baca doa bobok’ bersama tetap sebuah kewajiban. Tak mampu via web cam (karena net yang tidak available), maka tulisan doa sebelum tidur beserta ‘good nite darling, have a good rest, nice dream’ tetap harus di hantarkan, walau via sms.

Tak kupungkiri, perpisahanku dengan ayahnya Intan, tentu menggores luka besar di hati terdalam putri tercinta. Namun apa yang harus kulakukan? Aku bukan termasuk wanita yang tabu akan perceraian. Aku tak akan bertahan dalam sebuah rumah tangga yang telah bobrok dan tak dapat diselamatkan dari bara api hanya karena alasan ‘kasian anaknya’. Justru dengan bercerai lah si anak akan dapat diselamatkan dari penyakit perlahan terhadap mental, pikiran dan perasaannya. Anak perlu sebuah rumah tangga yang damai, walau tidak utuh. Anak perlu kasih sayang penuh dari ayah ibunya, walau tidak tinggal se atap. Anak perlu perhatian dan kasih sayang dari keluarga dekatnya. Anak perlu materi yang mendukung pencapaian cita-citanya. Semua saling berkaitan dan itu yang harus diprioritaskan. (#halah kok malah melantur jauh dari jalur yaaa…, hehe).

Membangun hubungan dan komunikasi yang erat dan akrab dengan ananda tercinta, adalah prioritasku, apalagi mengingat hubungan kami terpisah terhubung oleh rentang jarak yang tidak menentu. Terkadang aku di rumah bersamanya, terkadang aku malah harus terbang ke berbagai pelosok untuk waktu tertentu. Kuupayakan agar aku mampu menjadi orang pertama yang dipercaya Intan untuk tempat pencurahan hati dan pikirannya. Aku ingin dia curhat ke aku  pertama kali, sebelum ke teman lainnya. Karena sebagai orang tua, tentu kita akan mencari solusi sebisa mungkin akan problema yang dihadapi sang anak. Sementara jika curhatan tadi mendarat di teman mainnya, belum tentu nasehat atau solusi terbaik yang akan diberikan, bisa saja justru terkadang malah menjerumuskan karena keterbatasan wawasan dan pengalaman dalam menghadapi pahit getir kehidupan.

Berjalan bersama adalah hal yang kerap kali kami lakukan. Hang out di café sambil ngenet berdua. Shopping berdua atau hanya sekedar makan jagung bakar di pantai Uleelheu sembari menyambut sang senja muncul dari kaki langit. Indah dan sungguh meneduhkan hati. 

Keakraban yang terjalin tentu membuatnya easy to share her feeling about everything. Bahkan tentang cinta kala sang cinta monyet menghampiri.  J     Hal ini tentu membuatku tenang, karena tau persis what is going on with my daughter, and how to guide her being safe in her life and friendship.
Alhamdulillah, Intan memang menjadikan aku sebagai tempat curhatnya. Baginya, aku adalah ibu, kakak, tapi juga sahabat terbaiknya. Beberapa status di facebooknya, jelas-jelas mengisyaratkan itu. Dan aku bahagia dan bangga akannya. Alhamdulillah ya Allah, Engkau kabulkan pintaku, agar aku dan Intan tetap dekat, saling percaya dan saling menyayangi. Saling menghargai dan menghormati pada posisi masing-masing.


Sobats,
Itulah sekelumit kisahku dan Intan, sang sahabat karib, juga putri tersayang.
Sudahkah putra atau putri Sobats menjadi sahabat karibmu? Rasanya indah banget lho. Hehe….
Tunggu saja. You will enjoy this moment some day, I hope. J
Newer Posts Older Posts Home

Author

I am a chemical engineer who is in love in humanity work, content creation, and women empowerment.

SUBSCRIBE & FOLLOW

Speaker

Speaker
I love to talk/share about Digital Literacy, Social Media Management, Content Creation, Personal Branding, Mindset Transformation

1st Winner

1st Winner
Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Pemenang Utama Blog Competition yang diselenggarakan oleh Falcon Pictures. Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Blogging Competition yang diselenggarakan oleh Balitbang PUPR

Podcast Winner

Podcast Winner
Pemenang Pilihan Dewan Juri - Podcast Hari Kemerdekaan RI ke 75 by KOMINFO

Winner

Winner
Lomba Menulis Tentang Kebencanaan 2014 - Diselenggarakan oleh Pemerintah Aceh

Winner

Winner
Juara Berbagai Blogging Competition

Featured Post

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk!

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk! Sesaat sebelum naik ke kapal verry Ki-ka: Adik ipar, Aku dan Ayah. Hai.... hai.... hai! In...

POPULAR POSTS

  • Kiat Penting agar Warung Tetap Eksis & Laris Manis
  • Solusi Bikin Paypal Tanpa Nama Belakang
  • Contoh Surat Sponsor untuk Diri Sendiri bagi Pengurusan Visa
  • Laksamana Malahayati, Kartini Lain sebelum Kartini
  • Kolaborasi Microsoft dan ASUS - Hadirkan Windows 10 Original Yang Langsung terinstall Otomatis dan Gratis!
  • It's Me!
  • Lelaki itu, Ayahku
  • Hujan Komen
  • How To Write a Motivation/Cover Letter
  • Serunya Outdoor Activities di Trizara Resorts

Categories

  • about me 1
  • accessconsciousness 1
  • advertorial 10
  • Anak Lanang 1
  • awards 20
  • bali 1
  • banner 1
  • bars 1
  • Beauty Corner 29
  • belarus 5
  • bisnis 1
  • Blog Review 2
  • blogger perempuan 1
  • blogging tips 9
  • Budaya 1
  • Catatan 12
  • catatan spesial 19
  • catatan. 53
  • catatan. task 20
  • cryptocurrency 1
  • culinary 5
  • curahan hati 6
  • daftar isi blog 1
  • dailycolor 1
  • DF Clinic 12
  • disclosure 1
  • edisi duo 5
  • email post 10
  • embun pagi 1
  • episode kehidupan 1
  • event 4
  • fashion 3
  • financial 1
  • giveaway 48
  • Gratitude 1
  • health info 9
  • Healthy-Life 16
  • info 23
  • innerbeauty 9
  • iran 4
  • joke 4
  • kenangan masa kecil 3
  • kenangan terindah 12
  • keseharianku 2
  • kisah 14
  • kisah jenaka 7
  • knowledge 2
  • kompetisi blog 1
  • komunitas 2
  • KopDar 8
  • Korea 1
  • kuliner 7
  • Lawan TB 2
  • lesson learnt 7
  • life 2
  • lifestyle 4
  • lineation 32
  • lingkungan 1
  • Literasi Digital 2
  • motivation 9
  • museum tsunami aceh 1
  • New Year 2
  • order 1
  • oriflameku 2
  • parenting 4
  • perempuan tangguh 4
  • perjalanan tiga negara 1
  • personal 3
  • petualangan gaib 6
  • photography 1
  • picture 5
  • podcast 1
  • Profile 12
  • puisi 5
  • reflection 3
  • renungan 25
  • reportase 23
  • resensi 2
  • review 42
  • review aplikasi 1
  • rupa 1
  • Sahabat JKN 2
  • sakit 1
  • sea of life 17
  • sejarah 5
  • Sekedar 1
  • sekedar coretan 76
  • sekedar info 23
  • self-love 1
  • selingan semusim 9
  • seri BRR 4
  • snack asyik 1
  • Srikandi Blogger 2
  • Srikandi Blogger 2013 7
  • Srikandi Blogger 2014 4
  • SWAM 1
  • task 43
  • teknologi 1
  • tentang Intan 34
  • Test 1
  • testimoni 9
  • Tips 57
  • tradisi 1
  • tragedy 1
  • traveling 59
  • true story 7
  • tsunami 9
  • turkey 9
  • tutorial 7
  • visa 1
  • wisata tsunami 2

Followers


Blog Archive

  • December (1)
  • October (1)
  • March (1)
  • August (2)
  • May (1)
  • April (2)
  • March (6)
  • February (3)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (5)
  • October (4)
  • September (3)
  • August (5)
  • July (3)
  • April (1)
  • January (1)
  • December (2)
  • November (1)
  • October (1)
  • September (1)
  • June (1)
  • February (1)
  • December (1)
  • September (2)
  • August (2)
  • July (1)
  • June (1)
  • March (1)
  • February (1)
  • December (5)
  • September (2)
  • August (3)
  • July (1)
  • May (3)
  • April (2)
  • March (1)
  • February (1)
  • January (7)
  • December (1)
  • November (5)
  • September (3)
  • August (1)
  • July (4)
  • June (1)
  • May (1)
  • April (3)
  • March (6)
  • February (5)
  • January (7)
  • December (8)
  • November (4)
  • October (12)
  • September (4)
  • August (3)
  • July (2)
  • June (5)
  • May (5)
  • April (1)
  • March (5)
  • February (4)
  • January (6)
  • December (5)
  • November (4)
  • October (8)
  • September (5)
  • August (6)
  • July (3)
  • June (7)
  • May (6)
  • April (7)
  • March (4)
  • February (4)
  • January (17)
  • December (10)
  • November (10)
  • October (3)
  • September (2)
  • August (5)
  • July (7)
  • June (2)
  • May (8)
  • April (8)
  • March (8)
  • February (7)
  • January (9)
  • December (10)
  • November (7)
  • October (11)
  • September (13)
  • August (5)
  • July (9)
  • June (4)
  • May (1)
  • April (12)
  • March (25)
  • February (28)
  • January (31)
  • December (8)
  • November (3)
  • October (1)
  • September (12)
  • August (10)
  • July (5)
  • June (13)
  • May (12)
  • April (19)
  • March (15)
  • February (16)
  • January (9)
  • December (14)
  • November (16)
  • October (23)
  • September (19)
  • August (14)
  • July (22)
  • June (18)
  • May (18)
  • April (19)
  • March (21)
  • February (27)
  • January (17)
  • December (23)
  • November (20)
  • October (16)
  • September (5)
  • August (2)
  • March (1)
  • December (2)
  • April (1)
  • March (1)
  • February (6)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (4)
  • September (4)
  • August (1)
  • July (8)
  • June (16)

Oddthemes

Flickr Images

Copyright © My Virtual Corner. Designed by OddThemes