My Virtual Corner
  • Home
  • Meet Me
  • Contact
  • Disclosure
  • Category
    • Motivation
    • Traveling
    • Parenting
    • Lifestyle
    • Review
    • Tips
    • Beauty
      • Inner Beauty
      • Outer Beauty
Entah mengapa, aku masih cinta banget akan si hitamku yang satu ini. Kunamai dia Oryx, singkatan dari Onyx Blackberry. Telah lebih dari 4 tahun menemani, mulai dari bentuknya yang gres, mulus dan apik, hingga kini telah mulai terlihat butut. Bukan saja penampilan yang tak lagi kece, kinerja-nya pun kini berbanding lurus. Suka hang jika kebanyakan aplikasi. Hiks. 

Itu pula sebabnya kenapa aku membagi tugas si Oryx ke smartphoneku lainnya, yang hadir belakangan. Agar Oryx tetap bisa berfungsi dengan baik, baik untuk teleponan, smsan mau pun menjalankan beberapa aplikasi yang aku benamkan di sana. 

Bicara tentang aplikasi, jadi ingat akan app world blackberry deh. Dulu, waktu masih maruk ber-BB ria, aku paling sering tuh main ke sana, mengintip aneka aplikasi menarik yang dipajang di sana. Dan paling getol download aplikasi gratisan, karena aplikasi berbayar yang sebenarnya jauh lebih komplit servicenya itu, susah banget dibeli. Bukan karena ga cukup duit, wong harganya cuma sekitar Rp. 15 rebon kok, tapi karena metode pembayarannya itu lho, kudu pake kartu kredit atau paypal. Aih, males deh! Padahal, aku yakin banyak banget dari kita yang ingin upgrade si aplikasi gratisan, ke versi premiumnya, agar bisa digunain maksimal. Contohnya aja, aplikasi Screen Muncher, pada familiar kan ya? Nah, hasil skrinsut kita jadi kurang menarik karena ada watermark 'screen muncher'-nya kan? Terus kita juga ga bisa mengutak-atik warna serta mengubah suaranya, jika tidak membeli full version-nya. Hiks.  

Tapi ternyata, Sobs, berkat kolaborasi cantik antara Blackberry dan operator GSM seperti XL dan rekan-rekan sejawatnya, kini kita sudah bisa mendownload aplikasi berbayar dengan cara yang lebih mudah dan memungkinkan, lho! Caranya, Al? Yup, caranya adalah dengan membayar pake pulsa! Asyik khaaaan? 

Sumber gambar diambil dari www.xl.co.id
Jadi pulsa kita akan terpotong sesuai dengan harga aplikasi yang kita beli. Sebenarnya sih, metode ini sudah lahir sejak tahun 2013 sih, tapi kayaknya, eikehnya nih yang kudet alias kurang update yak? Hihi. Tapi bagi yang belum mengetahuinya, bukankah informasi ini juga akan menjadi informasi yang berharga? :)

Terus syarat dan cara membelinya gimana nih, Al?

Syarat dan caranya gampang kok, Sobs, nih, pantengin deh panduan yang ada di gambar di bawah ini yaa? Ini khusus untuk pengguna XL lho ya, seperti provider yang dipake Oryx. :)



sekedar sharing,
Al, Bandung, 23 November 2014


Sudah familiar donk dengan 'kebijakan' berpakaian batik di hari Jumat? Kebijakan yang umumnya berlaku bagi para pegawai baik di instansi pemerintah maupun swasta. Aku sendiri, pada awalnya sih, kurang begitu suka dengan pakaian batik, selain dari disainnya yang masih sangat sederhana [dulu lho ya...], hingga ke image-nya yang lengket pada daster, sprei, kain sarung, kain panjang dan selendang. Itu dulu, pastinya.

Namun seiring dengan perkembangan jaman, dan upaya keren para designer yang berupaya mengangkat image batik, dengan menciptakan aneka disain pakaian nan chic and trendy dari berbagai ragam batik Nusantara, perlahan aku jadi suka, deh, mengenakan pakaian batik. Apalagi kini berburu pakaian batik nan cantik itu, tak lagi mengharuskan kita terjun langsung ke pasar-pasar atau mal, tapi cukup melalui ujung jemari alias belanja online. Jadi semakin memudahkan kita dalam melengkapi koleksi kita. Trimakasih internet, trimakasih online shop! Hehe.

Berbicara tentang pakaian batik, beberapa teman yang tahu bahwa dulunya aku tuh kurang suka berbatik, suka iseng nanyain kok kini aku berubah haluan? Kok kini aku rajin koleksi pakaian batik? Dan dari mana sih belinya? Kok cantik-cantik koleksinya, padahal mereka tuh tau bahwa aku paling males keluyuran apalagi masuk pasar or mal hanya untuk shopping.

Well, kan udah dibilang tadi, bahwa sekarang ini kemana-mana itu cukup dengan 'menarikan jemari'. Iya lah, memainkan jemari di atas keyboard laptop or smartphone, yang terhubung dengan internet! Itu syarat utamanya. Jika itu sudah terpenuhi, maka kita akan langsung terpana, saat mengunjungi online-shop online-shop yang terhampar di ranah maya. Salah satu favoritku adalah Elevania.co.id. Pernahkah Sobats mengunjungi toko yang satu ini? Coba deh, pasti Sobats akan dibuat kagum oleh aneka pakaian yang terpajang di etalasenya. Tak hanya itu, harganya juga terjangkau lho!

Tentang alasan berbatik? Nah, kalo yang ini sih, karena kini aku menyadari bahwa batik adalah warisan budaya khas Indonesia, yang juga telah diakui oleh dunia sebagai warisan budaya manusia milik Indonesia, yang sudah pasti harus kita cintai, lestarikan dan populerkan. Selain itu, mengenakan batik itu bikin adem, apalagi jika kita sedang berada di area atau ruangan non AC, sifat mendinginkan yang ditimbulkan oleh bahan batik, itu ngebantu banget! Kalo Sobats sendiri, gimana? Suka berpakaian batik juga kah? :)

Sekedar sharing,
Al, Bandung 22 November 2014
Memiliki saudara yang semuanya adalah laki-laki, yang adalah juga penggila soccer alias sepak bola, tidak berarti mampu mempengaruhi aku dan ibu untuk ikut-ikutan melebarkan mata mantengin layar kaca, hanya untuk sekedar bersiap-siap meneriakkan "Golll" atau memberi semangat untuk tim yang sedang didukung.

Bagi aku dan ibu, walau layar kaca di ruang tengah rumah kami itu senantiasa menayangkan acara sepak bola dari berbagai belahan dunia, teteup saja, ga suka ah! Kami memilih menyingkir dan mengalihkan perhatian ke buku bacaan atau malah beraktivitas di dunia maya [bagiku] sementara ibu malah melarikan perhatian ke obyek jahitan yang sedang digarapnya. Yah, kami lebih memilih mengalah pada suara terbanyak di rumah kami [empat lelaki dan 2 perempuan], daripada suasana menjadi kacau.

Keadaan ini terus berlangsung dalam damai, hingga kemudian satu persatu dari kami, beranjak meninggalkan rumah karena memang sudah harus mandiri. Ya karena berumah tangga, karena bertugas di kota lain dan alasan lainnya. Namun, pada saat kami kembali berkumpul di rumah induk, ternyata kebiasaan ini, kembali berulang. Dari informasi terpercaya yang aku peroleh sih [dari istri adik-adikku], ternyata, kegilaan akan soccer ini tak juga mereda, melainkan turut serta ke rumah baru mereka. Sang istri mengalah, pastinya. Dari cerita ipar-iparku, ternyata,  selain 'terikat' pada layar kaca, atau live streaming siaran terkait di dunia maya, adik-adikku itu juga heboh berburu berita prediksi bola. "Lha, emangnya Edo suka taruhan?" tanyaku kaget, pada Tiara, istrinya Edo.

"Hehe, setau saya sih ndak, Mbak. Cuma katanya ada rasa gimanaaaaa gitu jika bisa mengetahui lebih awal, atau membaca ulasan hingga ke ramalan sebuah pertandingan. Karena saya sendiri juga penggila bola, jadinya saya juga ketularan hal yang sama sih, Mbak. Rasanya gimanaaa gitu jika punya wawasan lebih tentang team yang kita dukung itu."

Tiara menjelaskan panjang lebar, penuh semangat. Beruntung Edo punya istri yang sehobi, ya? Jadi friksi yang terjadi gegara rebutan siaran televisi, atau sejenisnya bisa diminimalisir. Hehe. Kalo Sobats sendiri gimana? Are you a soccer mania? J


Sekedar coretan,
Al, Bandung, 21 November 2014

Harga-harga mulai meroket. Tadi pagi, 12 jam setelah pemberlakuan kenaikan harga BBM, imbas pertama yang aku rasakan adalah, naiknya ongkos angkutan umum alias angkot. Masa', dari pasar burung tungku ke tempat tinggalku yang biasanya cukup dengan membayar 1000 rupiah [berjarak kira-kira 400 meter], eh sejak tadi itu, naik ke 2500 rupiah bo'! Duh, ampun dije deh ini. Belum lagi tiap 'ngasih minum' si Gliv [isi bensin mobil], pasti ga akan cukup lagi 200 rebon untuk menuhin setangki-nya, hiks.

Imbas berikutnya sudah pasti efek domino dari kenaikan harga BBM ini, yaitu kenaikan harga barang-barang sembako. Aih, pasti ini akan bikin para emak semakin pusing dalam mengatur alokasi dana belanja. Syukur-syukur jika income juga berbanding lurus dengan kenaikan BBM, kalo ternyata berbanding terbalik alias ga naik gaji atau income? Pasti bikin manyun kan? Aku sendiri, 'aksi teror' ini ditutup dengan 'laporan' dari Intan bahwa smartphone-nya yang memang sudah berusia senja lama itu harus di-lembiru [lempar dan beli baru]. Hadeuw, berapa duit lagi ituh, Nak? Di tengah kebutuhan membayar iuran semester kedua [Desember nanti], plus deadline tagihan asuransi yang juga sudah jatuh tempo, maka kebutuhan bulan ini sudah pasti bikin eikeh sulit tersenyum deh. Hayyah, gaswat ini. 

Etapi, ga ada gunanya mengeluhkan keadaan bukan? Yang terpenting adalah bagaimana menyiasati keadaan genting ini agar kita mampu memenuhi kebutuhan hidup seperti biasanya. Iya enggak, sih, Sobs? Misalnya, dengan memaksimalkan penggunaan angkot untuk transportasi dan baru akan gunakan mobil pribadi jika memang benar-benar diperlukan. Langkah selanjutnya adalah dengan benar-benar selektif dan cermat di dalam berbelanja. Yes, selektif dan cermat di sini adalah bener-bener bisa membedakan antara 'butuh' dan 'ingin'. Cara cermat lain yang aku paling suka tuh, adalah berburu barang bagus yang sedang diskon, sale atau cuci gudang, baik via online shop mau pun offline shop! Hehe, emak-emak banget yak? Hihi.

Kupon keren ini langsung bikin mupeng euy! Cocok nih untuk ganti smartphone Intan yang kudu di-lembiru
Ada satu lagi lho cara cermat berbelanja hemat, yang aku sendiri baru ngeh dan mulai tergila-gila untuk menggunakannya, yaitu berbelanja pakai kupon alias voucher! Beberapa toko online sekaliber Lazada, Zalora, Expedia, Groupon Indonesia, Streetdeals dan Qoo10 ternyata bekerjasama dengan sebuah situs bernama iPrice dalam menyediakan kupon-kupon tersebut. Caranya ga sulit kok, Sobs. Cukup masuk ke halaman iPrice, dan cek-ricek deh kupon-kupon yang tersedia di sana. Aku sendiri langsung tertarik untuk ambil penawaran terhadap kupon di atas, tuh. Pas banget untuk beli smartphone baru for Intan. Hehe.

Kalo ga komit pada niat awal, terus terang, bermain-main di situs ini suka bikin 'kalap' lho, Sobs! Haha. Habis, penawarannya itu lho, menggiurkan banget! Siapa coba yang ga mupeng melihat penawaran kupon 'tanpa ada masa berlaku' maupun yang berbatas waktu, dengan diskon gede-gedean? Aku sendiri jadi tertarik untuk mengambil kupon penawaran yang satu ini deh! Hihi, biar puas narsis-narsisan gitchu. :)

Yes, akhirnya bisa beli tongsis keren dengan harga murah, yeayy!
Memanglah yaa, di tengah kemelut ekonomi yang kian menanjak, sebenarnya ada saja jalan cermat menghemat uang belanja. Ya, salah satunya dengan cara memanfaatkan kupon yang disediakan di situs ini. Tapi..., teteup, kita kudu cermat di dalam mempergunakan kupon-kupon ini, karena ada kupon yang mensyaratkan begini dan begitu. Jadi perhatikan kuponnya dengan teliti, jangan sampai sudah habis masa berlaku [bagi yang berbatas waktu], tidak memenuhi syarat minimum pembelian, salah masukin kode kupon atau malah barang yang dibeli tidak sesuai dengan jenis yang tertera di kupon tersebut. Jadi kudu teliti, ya, Sobs!

sekedar berbagi pengalaman,
Al, Bandung, 18 November 2014
KopDar, senantiasa memberikan sensasi tersendiri bagi setiap event/moment-nya. KopDar dengan si A, begini, dengan si B, begitu. Yang jelas, selalu saja mampu memberikan sensasi luar biasa bagiku setiap melakukan KopDar, terutama yang pertama kali dengan sahabat-sahabat mayaku, khususnya sahabat blogger.

Malam ini, sebelum beranjak melaksanakan tugas lainnya, aku ingin tampilkan sebuah foto cantik berisi tiga wanita cantik yang aku yakin, Sobats semua pasti mengenalnya. Uhuy! Siapa mereka? Yuk langsung pantengin foto di bawah ini deh, ya! :)

Pada kenal dengan tiga wanita bening cantik ini khaaan? 
Yes, yang sebelah kiri biasa dipanggil sebagai 'si bening' oleh si pak boss (nya),  tenarnya adalah Nchie Hanie, yang tengah, adalah eikeh [Alaika] dan yang paling kanan, yang senyumnya begitu menawan itu adalah Mba Lidya.
Kebersamaan ini tercipta saat lunch time, pada acara yang diadakan oleh PLN berkolaborasi dengan blogdetik, berlokasi di Jakarta. Lupa tempat acaranya, hehe.

Sobats sendiri, senang KopDar ga?
Sekedar catatan random,
Al, Bandung, 18 November 2014



Boleh saja berselimut kemiskinan, namun tekad dan kepercayaan bulatnya bahwa pendidikan adalah jalan terbaik ubah nasib, menjadikannya nekad merantau di usia dini. Tak harus dijenguk ibu, tak harus dikirimi ayah. Tak perlu bersepatu, tak harus berseragam, yang penting punya buku tulis dan boleh minjem buku pelajaran. Cukup. Kini lelaki itu hidup jauuuuuh lebih baik, bahkan berkemampuan untuk hantar putra putri ke kehidupan yang benderang. Lelaki itu, Ayahku, lelaki hebat dengan pundak siaga untukku labuhkan air mata. Selamat Hari Ayah Nasional, Yah! Terima kasih untuk tanggung jawab dan tekad bulatmu dalam memastikan kebahagiaan kami. Bersamamu, damai itu selalu ada..., GBU Yah!

Bersama Ayahanda di sebuah taman di Belarus, July 2013.

catatan spesial untuk Hari Ayah Nasional,
Al, Bandung, 12 November 2014
jumlah kata :100 kata
Seonggok ragu, sebenarnya sudah mengintip di hati bahkan sejak shalat Subuh tadi pagi. Namun karena janji yang sudah disepakati, maka kulangkahkan kaki dengan Bismillah. Menumpang bus antar kota bertuliskan Arimbi, sampailah aku dua jam setengah kemudian di tekape. Satu jam lebih cepat dari waktu yang kami sepakati. Karena aku yang lebih dulu sampai, maka adalah tugasku untuk mencari meeting point sekaligus meeting venue. Sengaja aku pilih sebuah cafe berinisial DD, yang secara umum memang nyaman untuk hangout juga meeting.

Hm, so far still so good. Sengaja kutahan diri dari keinginan wara wiri di Slipi Jaya Plaza yang begitu menggoda mata dan beresiko mengoyak dompet ini. Kuingatkan diri, ingat dompet, Al! Banyak pengeluaran bulan ini, lho! Oops! Jadilah aku menenggelamkan diri ke dalam materi yang hendak kami bahas nanti, sembari tentu saja, berselancar jaya di dunia maya seraya mengutak atik Oppi (my smart Oppo) yang akhir-akhir ini mengulah. Setiap download ato update applikasi baru, selalu aja keluar notif 'downloading error, not enough space' apa gitu....

Jadi, mumpung sedang berada di area full wifi, langsung deh aku tenggelam dalam keasyikan utak atik Oppi. Hingga, waktu yang ditentukan tiba, dan si klien belum juga menampakkan diri, aku pun mulai was-was. Ah, paling kejebak macet. Kunanti beberapa menit hingga kemudian aku pun jadi penasaran. Sms yang kulayangkan 1/2 jam lalu belum juga beroleh jawaban. Aih, ada apa dengannya? Semoga saja tidak terjadi apa-apa dengannya....

Akhirnya, kuraih juga smartphone-ku untuk memanggil nomornya. Ya ampun, ternyata sudah ada sebuah sms yang nangkring manis di inbox. 'Al, maaf banget, tak disangka, istriku menyusul dan sekarang sudah ada di hotel. Ijinkan saya temui istri dulu ya, nanti saya ke tkp. Jangan pulang dulu, tunggu ya.' Oalah..., sang istri bikin surprise kah? Atau malah sedang jadi intel? Hihi. Whatever lah, aku rapopo seh. Kan eikeh cuma teman dan punya sedikit kerjasama dengannya, tak lebih tak kurang. Jadi oke deh. Baiklah, aku tungguin deh. Kubalas dengan pesan singkat, 'OK Bos.'

Dua jam berlalu dalam damai, namun genderang perang mulai ditabuhkan oleh hatiku. Aih, ini ga ada kabarnya, sementara eikeh kan harus balik ke Bandung. Bisa kemaleman nih, mana ga bawa Gliv. Hadeuh. Kuraih smartphone-ku dan menelepon nomornya. Aih, nomor yang anda tuju sedang tidak aktif terdengar ibarat sebuah ejekan. Masak sampai harus matikan hape segala seh? Ya sudahlah, dibalik kecewa, kucoba berbesar hati. [Andaikan] aku di posisi istrinya, dan sedang menginteli suami, apa yang akan aku lakukan? Ih, tapi aku kan belum pernah melakukan hal seperti itu..., haha.

Ya sudah deh, mending pulang aja. Setengah lima aku cabut dari cafe DD dan chitchat sebentar dengan si abang tukang ojek di pinggir jalan, pas di depan Slipi Jaya Plaza. Menanyakan kendaraan apa yang bisa membawaku ke stasiun Jakarta Kota. Ditawarin naik ojek dia aja sih, cuma aku belum pernah naik Kopaja, jadi ingin mencobanya. Dan ternyata asyik juga! Aku kebagian jatah berdiri, seruuuu. Bersama beberapa penumpang lainnya, kami turun di stasiun Jakarta Kota. Sayangnya, ternyata kereta yang berangkat ke Bandung baru ada sekitar jam 9 malam. O ow! Jangan dunk. Maka aku disarankan untuk mencapai stasiun Gambir, karena kalo naik dari sana, aku bisa berangkat pukul 19.50 wib. Jadilah aku bergegas numpang ojek ke sana.

Perjalanan menembus kemacetan kota Jakarta di sore jelang malam seperti ini, bagi kebanyakan orang sudah pasti ngebosenin dan bikin bete, tapi bagiku yang jarang-jarang mengalaminya, menjadi sesuatu yang aku anggap fun. Apalagi si abang ojeknya termasuk gesit salip sana salip sini, bikin perjalanan tambah seru. Sampai-sampai aku jadi lupa dengan 'kekecewaan' yang ditimbulkan karibku tadi.

Benar saja, sesampai di Gambir, masih ada beberapa tiket yang available untuk ke Bandung pukul 19.50 wib. Itu artinya aku masih harus menanti sekitar dua jam kurang dikit lah. Tak ape, rapopo, yang penting pulang ke Bandung. Untuk menanti waktu keberangkatan, kuputuskan untuk hangout lagi di sebuah cafe. Kembali aku memilih cafe yang sama dengan yang di Slipi Jaya tadi. Sekalian beli donutnya untuk oleh-oleh deh.

Senja mulai turun, kumandang azan Magrib mulai diperdengarkan. Namun karena jemaah di Mushalla yang tak seberapa luas itu sedikit membludak, kuurungkan niat untuk shalat Magrib. Aku jamak di Isya aja deh ntar sampai rumah. Maka aku kembali menenggelamkan diri di dunia maya. Ya, bikin postingan ini nih! Hehe, biar ga bete gituh, Sobs! Iya dunk, ngapain juga kita harus bete, toh si karibku pun pastinya tak mengharapkan situasi jadi seperti ini. Namun apa daya, pasti dia tak kuasa melepaskan diri dari intaian dan pelukan sang istri, sehingga, dengan terpaksa, pertemuan dan meeting ini di-TIADA-kan dulu deh. Ditunda saja. Biarlah, yang penting damai. :)

Dan aku? Kecewakah aku? Hm..., iya sih, soalnya udah jauh-jauh datang dari Bandung gitu lho. Tapi ya sudahlah, ngapain juga memelihara kecewa, ntar aura negatif ini malah menyebar dan mempengaruhi energi sekitar menjadi negatif pula. Ah, mending aku utak atik foto saja, dan bermain-main di stasiun.

catatan penutup malam,
Al, posted from Argo Parahyangan, 6 November 2014




Tulisan ini, seharusnya posted tepat pada hari Blogger Nasional kemarin. Tapi gegara sibuk berjibaku dengan urusan offline, driving over here and there, jadilah ini draft teronggok di pojokan folder. Hari ini, usai nge-review dua laporan yang baru disubmit oleh klien, jadilah daku duduk manis sejenak, melihat-lihat blog tercintah, yang draft-nya lumayan juga euy!

Satu dua tiga dan empat *nyanyi* lima enam, tujuh delapan. Wew, lumayan juga, ada 8 draft yang duduk manis dan lama tak tersentuh. Sabar yaaaaa. Hari ini mau update yang ini dulu deh yaaa. Mumpung aroma hari blogger nasional masih semerbak di sekitar. :)

Bicara tentang blogging dan pernak perniknya, tiada henti rasa syukurku ketika pada tahun 2007 telat banget yaaak? jemari ini membawa diriku berselancar heboh di atas gelombang cinta lautan maya. Takjub! Hadoooh, kemana aja eikeh selama ini bo'? Tenggelam di quality control room sebagai quality control engineer di sebuah perusahaan cat terkemuka di kota Medan, sampai tak sempat melongok ke sebuah dunia lain yang begitu cetar bergelora? 

Untungnya keputusan beralih haluan gegara tsunami menimpa Aceh, membuka kesempatan bagiku untuk berkenalan langsung dengan internet. Setiap hari, segala komunikasi dengan kantor pusat di Portland kudu lewat email dan skype, yang pastinya butuh koneksi internet. Mataku terbuka lebar. Lapar dan dahaga akan pengetahuan tentang dunia baru yang satu ini. Hingga suatu hari, gegara googling tentang cara membuat laporan yang efektif dan efisien, mampirlah aku di sebuah blog. Di situlah aku mulai mengenal tulisan-tulisan non formal, yang dikemas dengan hangat, bersahabat dan informatif! Langsung jatuh cinta. 

Aih, aku juga harus bisa nih punya blog seperti ini. Harus bisa punya media digital untuk menampung hobi menulisku yang mendadak menggebrak ke permukaan. Bergurulah aku pada si Mbah [Google], dan terciptalah 6 buah blog sekaligus! Hihi. Maruk pake bingits dah eikeh! Nyesel dan kewalahan di sela tugas rehab rekon Aceh Paska tsunami? Tidak atuh. Malah hepi. Tertantang dan bikin adrenalin berpacu kenceng. Rasanya gimanaaaaa gitu jika berhasil menaikkan satu postingan di tengah kesibukan kerja. Berhasil nyuri waktu itu sensasinya luar biasa. Bangga! 

Tanpa terasa, tujuh tahun sudah akun blogger ini tercipta, dan tujuh tahun sudah aku menjadi blogger. Bahagianya luar biasaaaa. Banyak teman dan sahabat yang kuperoleh dari gelar yang satu ini. Bertambah wawasan dan jaringan juga berkat kegiatan yang satu ini. Banyak pula penghargaan bahkan rupiah yang telah mengalir dari kegiatan yang satu ini. 

Hari ini [seharusnya tepat di hari Senin, 27 Oktober 2014], aku ingin berterima kasih kepada siapa pun yang telah turut serta mencomblangi aku dengan dunia maya ini, terima kasih kepada kamu2 yang telah mengajarkan aku blogging, terima kasih kepada kamu-kamu yang telah berinteraksi positif denganku di dunia maya ini, terima kasih kepada Sekarani Tjahyono, Mira Sahid, Una, Ririe Khayan, Mas Stupid Monkey, Mba Lidya Fitrian, Mba Reni Judhanto, Nchie Hanie, Teh Dey dan Meti Media serta Mimi Arie Radial, yang telah menjadi sahabat2 onlineku pada awal-awal blogging dahulu, yang akhirnya menjadi sahabat2 baikku, secara online-offline, semoga persahabatan indah ini semakin indah dan bermanfaat bagi kita semua. 

Keep blogging happily and possitively. Happy Belated Blogger Day, Blogger!
sepenggal catatan istimewa,
Al, Bandung, 28 Oktober 2014

Hari Minggu kemarin, dapat undangan untuk hadiri acara yang diadakan oleh Manulife. Eits, bukan Manulife Insurance lho ya, tapi Manulife Reksa Dana. Bersama sembilan teman-teman Blogger Bandung lainnya, kami hadir di tekape, yaitu di Istana Plaza, tepatnya di Giggle Box. Enaknya jadi blogger tuh begini nih, suka diundang untuk hadiri berbagai acara, jadinya nambah ilmu/wawasan, nambah pula jaringan pertemanan/network. Asyik khaaan?

Well, back to the topic. Acara dimulai sekitar pukul 4 sore, sesuai dengan yang dijadwalkan. Seperti biasa pula, segenap hadirin disuguhkan camilan, minuman sembari menikmati satu persatu agenda acara. Agenda acara utama hari ini, tentu saja seperti yang tertulis di atas tuh, pada judul, yaitu 3 Langkah Sadar Investasi ala Manulife Reksa Dana.

Yup, investasi! Sesuatu yang mungkin masih sangat banyak diabaikan oleh masyarakat kita, yang sehari-harinya berjibaku dengan urusan pemenuhan kebutuhan hidup yang semakin meninggi, sehingga mau tak mau, terpaksa harus mengenyampingkan urusan investasi sampai akhirnya bener-bener jadi gagap investasi. Butuh sih, tapi mau gimana lagi? Untuk biaya hidup aja kagak cukup, pegimane mau nabung atau invest? Itulah jawaban yang sering kita temukan jika pembicaraan tentang investasi mengemuka.

Kemanapun tujuan kita, perjalanan kita harus diawali dengan satu langkah awal. Dan untuk mengantar Anda menuju apapun tujuan hari depan Anda, kami persembahkan bukan satu, tapi sekaligus tiga langkah awal; 3i - insyaf, irit dan invest.

Quote bertulisan biru di atas, tertera di dalam booklet mini yang di-handout oleh Manulife Reksa Dana bagi para partisipan yang hadir, dan langsung menarik minatku untuk segera membalik ke halaman berikutnya. 3i? Insyaf, Irit dan Invest! Yuk kita intip satu persatu i-nya itu yuk!

i pertama : Insyaf

Insyaf di sini adalah menyadari bahwa untuk menempa kehidupan masa depan yang aman, nyaman dan terkendali, kita harus dengan sadar untuk mempersiapkannya. Harus benar-benar punya niat untuk mempersiapkannya dengan baik. Harus menyadari beberapa hal berikut ini;

1. Bahwa grafik kebutuhan hidup semakin hari semakin meningkat, bukannya menurun. Jelas donk, meningkatnya usia anak, meningkat pula tingkat pendidikannya, yang efeknya jelas kepada kebutuhan biaya yang semakin tinggi pula.

2. Pertambahan usia kita, berbanding terbalik dengan jatah usia produktif yang kita miliki. Jadi, sudahkah kita memikirkan dari mana kita akan mengambil biaya hidup untuk masa-masa tak lagi produktif [masa pensiun] kita nanti? Apalagi jika masa pensiun itu datang, masih ada anak-anak yang butuh biaya sekolah? Huft, bisa gaswat donk jika kita tidak mempersiapkan dari sekarang?

ii kedua: Irit

Jika pada mesjid-2 kita sering membaca tulisan 'sudahkah Anda shalat?' maka dalam mempersiapkan masa depan, ada baiknya kita juga menulis sebaris kalimat pengingat seperti ini nih 'sudahkah kita irit?', hehe. Yup, karena irit adalah bijak dalam memilah antara BUTUH dan INGIN. Laper atau Ingin makan? Perlu telepon atau ngiler ngelihat gadget baru? Hihi. Beda kan? Jadi bener-bener harus bijak di dalam mencermati antara yang diBUTUHkan dan diINGINkan.

Pastikan bahwa belanja yang kita lakukan itu LEBIH KECIL biayanya daripada penghasilan! ~tips irit paling penting
Untuk menjadi IRIT, sebenarnya banyak sekali hal-hal yang bisa dilakukan, misalnya dengan mengubah kebiasaan-kebiasaan kecil, seperti;
membawa bekal ke kantor sehingga ga perlu keluarkan uang untuk beli lunch; ngopi di rumah, jangan di cafe; kalo bisa bekas kenapa musti baru?; bikin sendiri kado teman; berkebun = liburan gratis + bunga gratis; dll.


 iii ketiga : investasi

Nah, ini! Ingat lho ya, bahwa investasi itu beda dengan saving! Investasi, adalah memberdayakan dana yang kita punya sehingga bisa berkembang dengan baik dan menguntungkan secara signifikan. Sementara menabung/saving, adalah menyimpan uang [jika di bank] dengan iming-iming bunga bank yang jumlahnya tidak seberapa dibandingkan dengan investasi. Memang sih, tingkat keamanan menabung jelas, sementara investasi, bisa untung bisa pula rugi. Huft.

Namun, tentu banyak kiat untuk berinvestasi agar resiko kerugian itu bisa diminimalisir. Salah satunya adalah dengan berinvestasi via reksa dana. Mengapa harus reksa dana? Karena Reksa dana adalah jenis investasi yang terdiversifikasi [ditempatkan pada beragam instrumen dan kelas aset], sehingga resiko lebih terkendali. Selain itu, berinvestasi melalui reksa dana lebih terjangkau biayanya. Pengelolaan investasi di Reksa dana dikelola oleh para ahlinya [manajer investasi], sehingga kita tidak perlu memantau dan mengelola investasinya setiap saat, dengan pengetahuan yang kita tidak mumpuni pula. :)

Informasi Nilai Aktiva dan Bersih dan kinerja reksa dana dapat dengan mudah diperoleh melalui media masa seperti surat kabar dan situs internet, di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan sesuai dengan UU Pasar Modal.

Satu lagi hal yang menarik yang perlu mendapat perhatian nih, Mantemans! Ternyata berinvestasi di Reksa dana Manulife, bisa dimulai dengan minimum seratus ribu rupiah lho! Wow!
Gimana, Sobs? Sudah sadarkah untuk mulai berinvestasi? :) Yuk lakukan sekarang agar lebih cepat menghasilkan, yuk!

sekilas info tentang Reksa Dana Manulife
Al, Bandung, 28 Oktober 2014






Bus Darussalam
Minjem foto dari sini
Bis di sebelah secara resmi bertuliskan 'Darussalam'. Artinya bis kota ini bernama Darussalam yang harusnya disebut sebagai bis Darussalam. Namun masyarakat, entah siapa yang memulai, malah memanggilnya sebagai ROBUR. Tak satu pun yang mau meluangkan waktu untuk memanggilnya sesuai dengan yang tertuliskan pada badan hijaunya yang besar itu.

Penampakannya yang tua dan beberapa darinya malah terlihat telah rongsok, adalah berbanding lurus dengan masa baktinya yang telah begitu lama. Aku sendiri mengenalnya sejak kami sekeluarga pindah ke Banda Aceh, dan oleh Ayah, aku diharuskan menggunakan transportasi umum untuk mencapai sekolahan. Jadilah aku memilih transportasi paling murah dan menyenangkan ini. Asyiknya, aku tuh tidak harus sendiri, karena ada teman-teman satu genk [kami berempat] yang juga memiliki nasib serupa, harus dengan setia menanti kehadiran si hijau berbadan besar ini. Ga peduli ada seat atau harus berdiri, yang penting cukup dengan mengeluarkan Rp. 50,- kami bisa sampai di sekolah. Begitu juga pulangnya, cukup dengan Rp. 50,- kami bisa sampai rumah. Cerdas bukan? Eits, sebenarnya sih bukan perkara cerdas atau tidaknya sih, tapi targetnya adalah bagaimana meningkatkan uang saku yang diberikan pas-pasan oleh ayah. Hehe.

Bercerita tentang kenangan ber-ROBUR-ria ini, memang tidak akan cukup satu dua artikel, karena banyak banget memory daun pisang yang tercetak sempurna di masa-masa itu. Dan kali ini, yuk Sobs, duduk manis biar aku share sebuah cerita lucu tentang pengalaman ber-ROBUR- ria, yang sukses bikin kulit mukaku seakan kebas bak disuntik bius sekian persen, gegara menanggung malu. Haha.

Ceritanya begini;
Pagi itu, seperti biasanya kami [empat orang] sudah berdiri dengan rapi di tepi jalan, menanti si robur datang menjemput lewat. Biasalah, sambil ngerumpi dan tertawa-tawa. Begitu si robur datang, dengan cekatan kami pun melompat masuk ke dalam. Mencari [dengan mata] kalo-kalo ada seat yang masih tersisa. Dan seperti biasa, jatah kami, anak-anak SMA ini yang naik di tengah jalan [di tengah rute], hanya kebagian tempat di belakang supir. Eits, itu bukan jatah duduk lho ya, tapi jatah berdiri. Dan bagi kami, berdiri pun tak masalah asal sampai dengan selamat di sekolah tercinta, dan tidak terlambat untuk belajar. *Tsah, gayaaa*, yang iya adalah yang penting tidak terlambat sehingga tidak kena setrap. Hihi.

Pagi itu, begitu posisi berdiri di belakang supir sudah setle, kami pun melanjutkan rumpian kami yang tertunda. Habis, masih hot banget tadi, eh si robur datang, terpaksa deh stop dulu, tapi begitu sampai di tekapeh, otomatis lanjut lagi dunk. Mana boleh kita tidak menyelesaikan yang telah kita mulai dengan sempurna? Awalnya sih kami bisik-bisik tetangga manis, agar Pak Supir yang bermuka ketat itu tak terganggu. Namun, kira-kira lima menitan lagi mencapai sekolahan, kami lupa menahan diri. Volume bergosip tak lagi stabil. Cekakak-cekikik gegara si teman membanyol, membuat tawa kami berderai. Pak supir yang bermuka ketat itu pun marah. Esmosi. Langsung membentak.

"Kalian ini ya! Brisik! Dari tadi ketawa-ketawa, kayak bukan anak sekolah saja!"

Ampyuuun. Kami langsung mingkem otomatic berjamaah. Malu banget rasanya. Apalagi di kursi dekat kami berdiri itu ada dua cowok keren yang langsung menatap ke arah kami dengan nada mencemooh. Haduh, Gusti.

Tak lama, si hijau berbadan besar yang kami tumpangi itu pun berhenti. Sekilas ekor mataku menangkap bayangan gedung sekolah. Otakku langsung memerintahkan kakiku untuk beranjak. Refleks aku berjalan cepat, dan hup! Melompat turun beriringan dengan beberapa orang yang juga telah sampai di destinasi tujuan mereka. Anehnya, aku malah mendengar teriakan teman-teman di belakang. Kutoleh ke arah mereka. Olala, mereka masih berdiri dengan setia di belakang si pak supir yang semakin bermuka ketat. Kuperhatikan sekelilingku dengan seksama manakala mereka meneriakkan "Al, kita belum sampai!"

Oalah Gusti, ternyata si Robur barusan berhenti di depan sekolah Analis Kesehatan, bukan di depan SMAN-Tiga. Haduh. Malunya eikeh! Ampyuuun. Kulihat teman-temanku cekakak cekikik bersama bus yang telah melaju, meninggalkan aku yang harus melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Ga terlalu jauh sih, cuman malunya ini lho! Mana si abang kondektur ikutan menertawakan pula. Iih, dasar! Pasti nanti kalo naik robur yang ini lagi, aku diketawain deh. Hih!

Dan, sambil menekuk wajah, aku pun melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Di ujung sana terlihat teman-temanku dengan setia menanti, begitu mereka turun dari Robur. Setia memang, tapi cekakak cekikik menertawakan aku itu lho, yang bikin keki. Awas yaaa, kapan kalian ga kena!

Well, Sobats, punya pengalaman lucu juga? Yuk share di kolom komentar yuk!

Salah satu kenangan naik Robur,
Al, Bandung, 22 Oktober 2014


Seperti biasa, antrian di money changer ternama ini memang selalu panjang. Udah bela-belain datang pagi, eh teteup aja ada yang datang lebih duluan, dan sudah membentuk antrian yang lumayan. Ya sudahlah, obat mujarab untuk situasi ini hanya dua, ber-SABAR dan online, check and recheck informasi terkini sembari menyapa teman-teman via social media.
Eh, sedang asyik blogwalking, sebuah pesan di BBM nangkring manis. Dari ayahanda tercinta, nun di Banda Aceh sana. Seperti biasa, pesan dari Ayah, cukup satu kali send tapi panjang dan lengkap. ☺

“Neuk, tolong carikan Ayah dan mamak tiket murah untuk ke Bali, ya, besok pagi. Makcikmu masuk rumah sakit, barusan Ayah dapat beritanya. Inginnya berangkat sore ini, tapi selain tiketnya mahal, juga Ayah masih punya beberapa hal yang harus diurus.”

“Oh, ☹, baik, Yah. Al, masih di money changer nih, ntar kalo udah konek ke Laptop, Al carikan sekalian belikan yaaa. ☺”

“Ok. Trims, ya, Neuk!” dari Ayah yang langsung kubalas dengan ‘Sama-sama, Yah. ☺”

Aih, ngapain juga harus nunggu konek ke laptop? Bukankah traveloka.com sudah meluncurkan sebuah aplikasi yang memudahkan pengguna smartphone untuk bisa book and buy tiket pesawat langsung dari smartphone-nya? Yes, sambil nunggu giliran, mending download aplikasi keren ini dulu dari google play ah. Situs ticketing favoritku ini emang makin keren aja, semakin memudahkan pelanggannya untuk bertransaksi hanya melalui genggaman. Cool deh pokoke. Ah iya, ternyata selain tersedia di google play, tiket pesawat app ini juga bisa diunduh dari app store lho!




Hidup di masa kini emang semakin canggih aja. Gimana enggak, coba, Sobs! Untuk belanja tiket, kita ga perlu lagi susah payah konek ke internet via laptop, karena kini urusan ticketing sudah teramat mudah. Cukup via smartphone dalam genggaman, sambil ngantri misalnya, kita sudah bisa browsing tiket, membayarnya secara online [net banking or sms banking], lalu tunggu sekejap, eh ticket [electronic ticket] sudah hadir di ‘genggaman’. Apa bukan WOW kalo sudah sepraktis ini, Sobs? ☺. Thanks to technology deh pokoke. Thanks juga to traveloka.com untuk tiket pesawat app- nya yang sudah begitu memudahkan kami, para pelanggannya.
Beberapa temans sempat berkomentar gini deh, gegara aku tuh suka banget promosi-in traveloka.com ke mereka.

“Ih, emang elu dibayar berapa sih, Al sama traveloka, sampe segitunya promosi-in dia?”

Oow, apa iya, aku terlihat seperti traveloka's ambassador? Haha.... Ah, ga maksud promosiin agen perjalanan yang satu ini kok, tapi masak harus dijelekkan jika travel agent ini memang memiliki kelebihan seperti berikut ini?

Pemberitahuan langsung ketika e-tiket sudah diterbitkan

Ketika menggunakan aplikasi tiket pesawat ini, kita tuh ga perlu menunggu terlalu lama untuk memperoleh e-tiket. Ketika proses book and pay sukses terlaksana, maka kita tinggal menunggu beberapa menit untuk memperoleh e-tiket. Adanya fitur “Tiket Saya”, membuat kita tak perlu sibuk buka email lho, karena e-tiket sudah nangkring manis di dalam fitur ini.

Keberadaan tiket kita di dalam fitur ini, membuat kita ga perlu repot nge-print out ticket saat akan berangkat, cukup tunjukkan kode booking tiket ke bagian check-in counter di bandara, langsung dari handphone kita untuk proses lebih lanjutnya [boarding pass and luggage].

Fasilitas Online Chat dengan Customer Service Traveloka

Terkadang, tidak semua proses berjalan mulus saat kita melakukan book and buy the ticket. Enaknya di traveloka tuh, fitur online chat-nya itu sudah sangat responsive. Didukung oleh aplikasi yang user friendly, plus customer service officer-nya yang ramah, sungguh membantu jika kita mengalami kendala. Jadi, walau selama ini belum pernah ngalami kendala significant dalam beli-beli tiket, fitur yang satu ini tetap membuat eikeh merasa aman deh untuk terus bertransaksi di traveloka.*Aih, ini mah kayak ngiklan, Al. Hehe.*

Fitur sortir tiket

Fitur yang satu ini, menurutku ngebantu banget nih, Sobs! Menyediakan semua informasi tentang harga tiket, durasi perjalanan, keberangkatan pesawat dan kedatangan pesawat tersedia lengkap. Dengan adanya fitur ini, kita jadi bisa memilih penerbangan paling pagi yang tersedia sehingga perjalanan kita bisa berjalan lancar.

Beragam pilihan metode pembayaran

App tiket pesawat ini menyediakan beragam metode pembayaran, antara lain: kartu kredit, ATM atau Internet Banking. Ini memudahkan kita untuk memilih metode pembayaran yang kita inginkan. Selama ini sih, aku lebih nyaman menggunakan internet banking karena sangat aman dan efisien, jadinya ga repot-repot ke atm lagi dweh!

Nah, kalo sudah dimudahkan seperti ini, aku sih jadi males nyari agen perjalanan lain, Sobs, apalagi dengan hadirnya tiket pesawat app, hadeuh, jadi makin suka deh dengan traveloka.com, dan jadi makin sering berburu tiket murah untuk traveling! Aih..., cek rekening dulu ah, pengen traveling lagih!


Senangnya berburu tiket murah di traveloka.com
Al, Bandung, 16 Oktober 2014
Setiap blogger, sudah pasti punya keinginan untuk tidak hanya menulis di media digital alias blog, tapi juga ingin menulis di buku alias menerbitkan buku. Bener ga, Sobs?
Setidaknya, kalaupun belum berkesempatan menerbitkan buku, setidaknya menjadikan tulisan-tulisannya di blog menjadi sebuah ebook, becuuul? :)

Itu juga keinginan yang sempat sekian lama bersemayam di dalam hatiku, dan membuat aku susah makan, susah tidur, susah konsentrasi dan susah fokus, ya akibat itu tadi, pengen banget menerbitkan buku! Sudah punya beberapa naskah, tapi menembus ke penerbitannya itu lho, yang bikin pusing tujuh keliling! Bikin hati kembang kempis, gegara minder dan merasa ga akan mampu menarik perhatian penerbit mayor untuk mau melirik naskahku.
Pengen maju ke penerbit indie, teteup aja kudu punya dana. Iya khaaan?

Hingga akhirnya, saking ga bisa tidur dan ga konsen, ga bisa fokus, suatu malam aku pun bersemedi berkunjung ke rumah Si Mbah [Google] untuk minta wejangan. Dan, hasil duduk dan chit chat ngobrol dengan si Mbah, sungguh luar biasa, membersitkan ide cemerlang dan keberanian serta kenekadan yang di luar dugaan! Malam itu, aku ga sabar nunggu pagi. Ingin segera menghubungi ayahku, ingin dibantu mencari notaris yang bisa membantuku bikin CV. Yes, CV untuk penerbitan indie! Ahai..., sungguh cemerlang ide itu bukan? Hehe.



Lho, kok bikin penerbitan pake notaris dari Aceh sih, Al? Jauh amat, kan domisili elu di Bandung? 
Iya sih, tapi gimana, Sobs? Notaris di Bandung dan Medan, bayarnya mahal euy! Masak sampai 8 juta tuh mintanya. Sementara info dari beberapa link di rumah Si Mbah, mereka tuh [para narasumber] bilang bahwa tarif untuk bikin penerbitan, notarisnya mau dibayar di bawah satu jeti tuh. Jadi mendengar kata 8 jeti, jelas bikin eikeh kaget dan keok dunk ah! Mihil bingits ituh mah! 

Makanya eikeh minta tolong ayahanda, kan beliau punya teman yang notaris tuh. Dan Alhamdulillahnya, keesokan paginya, si Ayah tercinta langsung beraksi. Ga cuma telepon, tapi bertemu langsung ke notarisnya, dan bincang-bincang serta cincai-cincai, akhirnya dapat harga 700 ribu rupiah untuk bikin akta notaris. Ahai, Alhamdulillah. Setidaknya punya akta notaris dulu deh, urusan yang lainnya bisa nyusul. Toh penerbitan indie ini masih bayi banget. Belum komersil, baru juga akan lahir kan? Yang penting bisa dipakai sebagai kendaraan menerbitkan buku bagiku. Dan tentunya nanti, kuharapkan juga bisa menjadi kendaraan bagi rekan-rekan blogger yang ingin menerbitkan buku, gitu lho!

Dan, Sobats tercinta, proses bikin akta notaris ini ternyata ga memakan waktu lama kok. Seiring itu, aku juga fix-kan naskah, belajar In-Design pada seorang teman, untuk bisa nge-layout naskah dan menjadikan ebook [print pdf setelah di-layout]. Baru setelah akta notaris selesai, aku ajukan ISBN ke perpustakaan nasional, untuk menerbitkan novel Selingan Semusim. Dan, taraaaaa...., proses yang tidak berbelit, sungguh membuat hati gembira. Lengkap sudah e-novel Selingan Semusimnya, tinggal cari percetakan murah untuk menjadikan e-novel ini ke versi cetaknya.

Awalnya sih hanya ingin mencetak 100 buku saja, ternyata harganya mihil, Sobs! Untuk 210 halaman buku ukuran A5, dikenakan harga sekitar tiga juta lima ratus ribu rupiah. Sementara jika aku naikkan menjadi seribu buku, harganya malah kena tujuh juta rupiah. Jadi jauuuuuh lebih murah kan? Maka, aku pun nekad mencetak sejumlah 1000 buah novel. Nekad memang, tapi daripada dua kali cetak sebanyak @100 buku? Lebih hemat mana coba? Hemat cetak 1000 buku sekaligus kan? Tinggal pikirkan strategi pemasarannya aja ntar piye. Hehe.

Alhamdulillahnya, Sobs, novel fenomenal ini pun laris manis, terjual sesuai dengan target. Masih banyak sih yang tersisa, tapi sudah balik modal gitu lho! Hehe.

Selanjutnya? Ya gitu deh, setelah punya kendaraan penerbitan indie ini, aku pengen nerbitin buku lagi dunk, ada beberapa naskah yang sedang digarap. Satu di antaranya adalah berupa kisah tentang para survivor tsunami, yang sempat aku tulis di blog. Ga ada salahnya dunk jika tulisan-tulisan di blog, yang inspiratif atau bermanfaat itu dibukukan?
calon buku, sedang dalam proses pengerjaan
Nah, pasti Sobats juga ingin membukukan tulisan-tulisan positif yang ada di blog masing-masing khaan? Yuk atuh, let's book our blog yuk! Ga sulit kok, dan jangan kuatir, Penerbitan Smartgarden siap memfasilitasi kok. *Bukan sekedar promo lho yaaa!*

Sekedar berbagi inspirasi,
Al, Bandung, 13 Oktober 2014


Melanjutkan postingan 30 Facts about Me part 1, yuk kita langsung ke poin nomer 16 yaaaa. :)

16. Ditembak oleh adik kelas

Hihi..., yes! Adik kelas gitu lho! Saat itu aku jadi anak baru, pindahan dari Sigli, masuk ke SMP-Negeri 2 Banda Aceh, di kelas II-7, semester dua. Nah, pada hari pertama jadi murid baru itu, eh, pas jam istirahat, si adik kelas itu, masuk ke kelasku, dan langsung mendekat.

"Halo, kamu anak baru yang tadi pagi mulai sekolah di sini kan? Kenalin, aku Eddie." Uhuk, jentelmen banget ini cowok yak?

Aku balas ulurkan tangan, sebut nama. 'Iya, Alaika Abdullah!'

Dan, ya ampun, si anak bau kencur ini menggelitik telapak tanganku dengan jari tengahnya. Aku kaget, apalagi dia menarik tanganku agar tubuhku mendekat ke dia, lalu dia berbisik, "Al, aku suka sama kamu, mau ya jadi pacarku?"

Oh My God! Aji gile! Ini penghinaan apa penghormatan yak? Aku kan anak kelas dua, masak ditembak oleh adik kelas? Merah padam mukaku, apalagi mendengar tepuk tangan dari teman-teman yang sedang berada di kelas. Reaksiku selanjutnya? Salting dan menolak cintanya mentah-mentah, karena merasa dihina. Hahaha. Dasar bocah!

17. Jago mengetik 'buta'

Memiliki kemahiran mengetik 10 jari plus blind system alias mengetik buta sejak SMP, adalah berkah yang tak terhingga buatku. Belajarnya sih dari sekolah, kan ada mata pelajaran mengetik tuh, dan aku mampu melatih jemariku untuk bertugas sesuai fungsinya tanpa mata harus melihat ke tuts mesin ketik. Dan Alhamdulillah, memiliki kemampuan ini, membuat aku dilirik ayah untuk membantunya mengetik laporan-laporan yang harus dibuatnya secara berkala setiap minggu. Dan jadilah aku staff khusus ayah, mengetikkan laporan yang sudah disiapkan ayah dalam naskahnya yang bertulis tangan. Efeknya? Aku dapat gaji dunk! Alhamdulillah, gajiannya mayan banget, bisa nambah-nambah uang jajan.

18. Kami dan Burly, si monyet kesayangan

Jika anak-anak lain suka kucing, kelinci atau piaraan imut lainnya, maka aku dan adik-adik tuh sukanya melihara monyet! Itu pun terinspirasi dari sebuah novel detektif cilik di mana tokohnya memiliki seekor monyet yang cerdas. Nah, berawal dari situ, adikku, Zai, membujuk nenek kami yang tinggal di Lhoksukon untuk sudi menghadiahkan kami seekor monyet. Dan saking sayangnya sama cucunya ini, suatu pagi, si Nenek hadir di depan rumah. Turun dari becak, yang segera kami bantu dengan menurunkan kardus demi kardus oleh-oleh, seperti biasa jika beliau mengunjungi kami. Dan olala, salah satu kardus itu, berlubang-lubang. Dan dari celah-celah itu, terlihat bulu abu-abu dan sepasang mata yang mengintip dengan iseng. Ya ampyuuun, monyet! Burly adalah nama anugerah Zai untuknya.

Sore hari, aku sering mengajak Burly jjs, sayangnya, ibunda tercinta ga suka banget dengan aksi jalan-jalanku bersama Burly, masak anak gadis bawa monyet, ga keren ih!

19. Berantem [lagi] di sekolah

Ga punya maksud untuk menyakiti teman sekolah. Tapi teman yang satu ini [cowok] memang terkenal badung. Suatu hari, dia membuat ulah di depan mataku. Melakukan pelecehan terhadap teman sekelas kami, si cantik Clara Dewi yang lemah lembut dan pemalu. Masak si cowok ini, seenaknya saja nyolek dada Dewi, jadi keingat kejadian waktu aku di SD dulu deh, saat kejadian yang sama menimpa temanku [cewek] yang lain. Dan karena itu pula aku terlibat perkelahian, guna membela teman yang dilecehkan itu.

Perkelahian pun tak terelakkan. Tamparan kerasku melayang ke pipi si cowok, yang langsung membuatnya terperangah, membalas, dan kami pun bergumul. Guru Binpel yang kebetulan lewat, langsung turun tangan melerai. Dan kami pun bermusuhan setelahnya, baru baikan lagi setelah beberapa teman turun tangan mendamaikan.

20. Jadi kribo

Huft, ini adalah kejadian yang paling kental menggores di memori. Sukses membuat trauma. Saat itu, aku sedang bersiap untuk menjadi murid baru di SMA Negeri 3, Banda Aceh. Tahun itu, 1986, SMANTig masih merupakan sekolah terfavorit, dan bangganya luar biasa berhasil menjadi murid baru di situ.
Persiapan menjadi murid baru di sekolah favorit pun kulakukan dengan exciting. Salah satunya adalah mengubah gaya rambut. Kala itu, rambut 'wave' bergelombang sedang trend banget. Maka, rambut lurus sebahu yang aku miliki pun, aku ajak ke salon untuk di 'waving'. Berharap penuh akan penampilan baru yang wow sehingga akan membuatku tampil sebagai anak baru yang cantik dan menarik nantinya.

Tiga puluh menit waving pun berlalu. Dag dig dug jantungku menanti kakak stylist membuka satu persatu alat pengeriting yang dililitkan di rambutku. Ya Allah, semoga hasilnya secantik yang kuharapkan ya, Allah. Aamiin. 

Dan....? Ya Allah, Masyaallah, wajahku jadi tak karuan dengan tatanan rambut yang kini jadi kribo ala Ahmad Albar! Aku langsung ngamuk, mencak-mencak hingga suasana salon jadi heboh, temanku pun ikut mengkerut, takut.

Apa daya, saat itu teknologi bounding/rebounding belum ada. Jadilah aku mau tak mau harus pulang dengan penampilan baru yang sungguh jauh dari harapan. Air mata mengalir dengan setia hingga aku disambut oleh adik-adikku dengan olok-olok, begitu sampai rumah.

"Lho, kakak!!!! Kenapa jadi seperti Ahmad Albar gitu? Hahaha...". Semakin mengalir deras air mataku. Untunglah ayah dan ibu kemudian tampil menengahi, bahkan menjadi pahlawan dan penghibur lara hati.

"Ah, masih tetap cantik kok, dasar mukanya cantik, ya diapa-apain juga tetap cantik. Coba deh hapus air matanya, dan kakak lihat di cermin wajah kakak yang cantik, masih cantik kok kak!" Bujuk ayah. Tapi aku TAK PERCAYA, malah tetap merasa jadi si buruk rupa! Mana pede eikeh besok masuk sekolah, jadi anak baru dengan penampilan yang seperti ini? Cewek rambut Kribo. Hiks....


21. Salah Turun Gara-gara dibentak supir Robur


Robur, adalah bis kota yang biasanya wara wiri sepanjang Depan Mesjid Raya menuju Darussalam atau sebaliknya, mengangkut penumpang yang kebanyakan adalah para mahasiswa dan anak-anak sekolah. Sebagai anak sekolah yang super aktif, aku dan teman-teman se-geng, suka banget naik angkutan umum yang satu ini. Selain murah, penumpangnya rame, tempatnya besar dan luas. Terkadang kami malah kebagian jatah berdiri. Biasanya itu terjadi setiap pagi, saat akan ke sekolah. Nah, ini terjadi ketika kami duduk di bangku SMA kelas dua.

Seperti biasanya, kami kebagian tempat berdiri di belakang supir, berpegangan pada tiang-tiang yang memang disediakan untuk berpegangan. Seperti biasa pula, kami ngerumpi dengan ceria, dan tertawa-tawa. Namun kali ini, pak supir [mungkin sedang ricuh dengan istri di rumah], gampang banget marah. Entah di mana salahnya kami, eh tiba-tiba dia membentak. Suaranya menggelegar. "Kalian ini, ga bisa apa pelankan suara. Jangan ketawa-ketawa ngakak seperti itu!"

Kami pun kaget. Rasanya maluuuuuu banget! Langsung deh kami terdiam. Aduh, malu pisan euy! Dan kemudian, bus berhenti di depan sebuah sekolah. Aku pun tanpa ba bi bu, langsung ngeloyor turun. Terdengar suara teman-teman memanggil, tapi aku sudah menjejakkan kaki di tanah. Apaan sih, orang udah sampe kok bukannya langsung turun. Mau tambah malu di situ? 
Etapi, ya ampyuuuun, ternyata si Robur berhenti di depan sekolah Analis Kesehatan, bukan SMANTig! Wekekeke, aku salah turun. Kulihat teman-temanku menahan tawa di atas bus yang telah melaju. Terpaksa deh eikeh jalan kaki melanjutkan ke sekolah yang memang tak seberapa jauh lagi.

22. Nenek Saya Meninggal, Pak

Sudah menjadi kebiasaan dan peraturan di sekolah, bagi siapa yang terlambat hadir untuk mengikuti upacara bendera, maka kami akan di setrap di sebuah ruangan, dan Senin yang malang itu, aku terlambat! Pagar sekolah sudah ditutup. Takut donk, apalagi guru yang bertugas kali itu adalah si Pak RT [Ringan Tangan]. Aih, harus punya alasan yang masuk akal nih. Dan senjata andalanku adalah, teteup, menangis. Kuingat kejadian paling menyedihkan dalam hidupku, yang adalah saat nenek tercinta meninggal dunia. Kuhimpan seluruh kesedihan hingga kemudian air mata mengucur deras. Aku menangis dalam barisan [siswa yang terlambat], yang berbaris di dalam ruangan itu. Pak RT mendekat, 'Kenapa kamu menangis? Ada apa?'

"Hiks.... saya masih sedih Pak, nenek saya meninggal dunia tiga hari lalu. Pagi ini kami baru balik dari kampung. Makanya telat."

"Oh, ya sudah, kamu masuk ke kelas saja sana, istirahat ya." Hihi.

23. Jajan sepuasnya, bayar seadanya.

Eits, ini bukan murni eikeh lho ya. Nah, di kantin SMANTig, dulu [ga tau kalo sekarang], kantinnya bebas banget. Anak-anak makan kue-kue sepuasnya, tapi yang dibayar ala kadarnya alias suka nembak. Makan lima, diakui dan dibayar paling cuma 3. Nah, virus itu juga terkadang menular ke eikeh gituh, plus teman-teman juga. Tapinya, di saat-saat akhir sekolah, mungkin juga berkat tausiah-tausiah dari ibu guru agama, aku dan teman-teman se-geng kemudian memutuskan untuk mulai mencicil 'hutang' kue itu. Caranya? Misalnya makan kue 3, maka kami akan membayar seharga 6 kue. Sehingga pelan-pelan [menurut kami lho ya], hutang itu pun lunas sebelum kami meninggalkan SMANTig. Hihi.

24. Salah baca pengumuman Sipenmaru.

Sipenmaru? Yes, ketauan kan tahun berapa itu? Hehe. Jadi, aku tuh ikut Sipenmaru tahun 1989, dan saat baca pengumuman di koran, langsung lemes. Nangis. Sang baginda raja, ayahanda tercinta menghampiri. "Lho....lho, salah baca kali nak. Sini biar ayah cari namamu. Pasti ada di situ."

Dan..., jreng...jreng! Nah, ini nomormu bukan? Kurebut koran itu, telungkup, melihat dengan teliti. Ya Allah, Lulus! Aih, lulus di Fakultas Teknik, jadi anak Teknik Kimia. Ahamdulillah, rasanya gimana gituuuuh!

25. Ga bisa nyanyi.

Aku paling takut kalo sudah disuruh menyanyi. Bukan apa-apa sih, Sobs, cuma aku bener2 ga mampu kalo disuruh yang satu itu. Udah nyoba, belajar bersungguh-sungguh, tapi teteup aja iramanya lari sana sini, belok kiri belok kanan gituh.

26. Suka menggambar

Nah, kalo yang ini mah, eikeh suka banget! Tapi herannya, setelah mengenal komputer, berinteraksi dengan internet, aktif menulis, justru hobby menggambar ini tertinggal jauh. Jika dulu begitu gampang menirukan bentuk-bentuk benda untuk digambar, kini rasanya kok sulit banget ya. Harus belajar lagi deh ini.

27. Penggila dunia maya.

Nah, kalo ini mah ga heran kan? Sejak kenal internet, aku memang sulit move on! Jika dalam sehari saja ga konek ke net, dan main ke si mbah, buka socmed, dan blogging, rasanya kok seperti ada yang hilang gituh!

28. Jadi Srikandi Blogger 2013

Nah, ini adalah berkah dari blogging. Terpilih sebagai Srikandi Blogger Utama di dalam event yang diselenggarakan oleh Kumpulan Emak Blogger bersama Acer Indonesia adalah sebuah prestasi dan apresiasi tak terduga bagiku. Efeknya? Happy banget pastinya, dan semakin membuatku ingin menjadi manusia yang lebih bermanfaat bagi sesama.

29. Suka Nekad dan sulit tinggal diam

Yup, ayah bilang aku orangnya nekad. Tapi biasanya nekadnya juga mikir-mikir alias penuh pertimbangan. Salah satu contoh nekad positif ini adalah, ketika keinginan hati untuk menerbitkan buku semakin menggelora di hati, sementara untuk menembus penerbitan mayor atau indie, bukan hal yang mudah. Indie sih bisa, tapi teteup butuh modal kan? Maka, setelah googling dan timbang sana timbang sini, aku nekad melakukan gerakan 'sekali mendayung dua tiga pulau terlampau'.

Aku nekad bikin penerbitan indie, bertajuk 'smartgarden publishing and printing'. Alhamdulillah, walau tidak maju pesat, tapi media satu ini telah menjadi kendaraanku dalam menerbitkan buku, dan Insyaallah ingin memfasilitasi teman-teman lainnya untuk terbitkan buku.

30. Pekerja Keras, dan fast learner

Tadinya ga yakin akan hal ini, karena menurutku, adalah orang lain yang bisa menilai kita dengan baik, ketimbang menilai diri kita sendiri. Tapi..., self assessment yang aku lakukan, ternyata juga beroleh hal yang sama dengan pendapat dari sumber luar [orang lain], bahwa ternyata diriku memang seorang pekerja keras dan pembelajar yang cepat. *Boleh dunk muji dan berbangga dengan diri sendiri? Kan self-motivated. Hihi*

Pantesan, walau ber-background chemical engineer, aku tuh fun and fine aja saat beralih profesi, dan bergabung di berbagai NGO international, yang bidang geraknya malah menjauh dari dunia industri/chemical things. Aku belajar banyak tentang bagaimana bekerja di medical NGO, bagaimana melakukan trauma healing, bagaimana berinteraksi dengan orang yang terkena bencana, bagaimana berinteraksi dan memotivasi orang-orang berkebutuhan khusus [saat bekerja di Handicap International] dan berbagai bidang pekerjaan di sector humanity lainnya.
 ~ Hidup ini indah, jika kita mampu menyiasati dan menjadikannya fun and fine. ~

Nah, Sobats tercinta, 30 point 30 facts about me akhirnya terungkap juga, semoga selain bikin cengar-cengir, beberapa yang tertulis serius, tidak menjadikannya terlihat sombong yak!
Hayo, mana 30 facts about you, ayo, berani ga gokil-gokilan menuliskannya?

Catatan iseng, 30 facts about me
Al, Bandung, 10 Oktober 2014



Newer Posts Older Posts Home

Author

I am a chemical engineer who is in love in humanity work, content creation, and women empowerment.

SUBSCRIBE & FOLLOW

Speaker

Speaker
I love to talk/share about Digital Literacy, Social Media Management, Content Creation, Personal Branding, Mindset Transformation

1st Winner

1st Winner
Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Pemenang Utama Blog Competition yang diselenggarakan oleh Falcon Pictures. Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Blogging Competition yang diselenggarakan oleh Balitbang PUPR

Podcast Winner

Podcast Winner
Pemenang Pilihan Dewan Juri - Podcast Hari Kemerdekaan RI ke 75 by KOMINFO

Winner

Winner
Lomba Menulis Tentang Kebencanaan 2014 - Diselenggarakan oleh Pemerintah Aceh

Winner

Winner
Juara Berbagai Blogging Competition

Featured Post

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk!

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk! Sesaat sebelum naik ke kapal verry Ki-ka: Adik ipar, Aku dan Ayah. Hai.... hai.... hai! In...

POPULAR POSTS

  • Manusia Pertama, Manusia Purba atau Nabi Adam ya?
  • Srikandi Blogger di mataku.
  • ACER Srikandi Blogger 2013: Dan Pemenangnya adalah...
  • Laksamana Malahayati, Kartini Lain sebelum Kartini
  • VISA Turki Kini
  • Langkah Sederhana Meningkatkan DA - PA
  • Jawaban Untuk Sahabat
  • Yuk Melek Hukum via Justika dot Com
  • Pesan Google agar Aman nge-Job Review dan tetap Terindeks
  • Penculikan tragis nan romantis

Categories

  • about me 1
  • accessconsciousness 1
  • advertorial 10
  • Anak Lanang 1
  • awards 20
  • bali 1
  • banner 1
  • bars 1
  • Beauty Corner 29
  • belarus 5
  • bisnis 1
  • Blog Review 2
  • blogger perempuan 1
  • blogging tips 9
  • Budaya 1
  • Catatan 12
  • catatan spesial 19
  • catatan. 53
  • catatan. task 20
  • cryptocurrency 1
  • culinary 5
  • curahan hati 6
  • daftar isi blog 1
  • dailycolor 1
  • DF Clinic 12
  • disclosure 1
  • edisi duo 5
  • email post 10
  • embun pagi 1
  • episode kehidupan 1
  • event 4
  • fashion 3
  • financial 1
  • giveaway 48
  • Gratitude 1
  • health info 9
  • Healthy-Life 16
  • info 23
  • innerbeauty 9
  • iran 4
  • joke 4
  • kenangan masa kecil 3
  • kenangan terindah 12
  • keseharianku 2
  • kisah 14
  • kisah jenaka 7
  • knowledge 2
  • kompetisi blog 1
  • komunitas 2
  • KopDar 8
  • Korea 1
  • kuliner 7
  • Lawan TB 2
  • lesson learnt 7
  • life 2
  • lifestyle 4
  • lineation 32
  • lingkungan 1
  • Literasi Digital 2
  • motivation 9
  • museum tsunami aceh 1
  • New Year 2
  • order 1
  • oriflameku 2
  • parenting 4
  • perempuan tangguh 4
  • perjalanan tiga negara 1
  • personal 3
  • petualangan gaib 6
  • photography 1
  • picture 5
  • podcast 1
  • Profile 12
  • puisi 5
  • reflection 3
  • renungan 25
  • reportase 23
  • resensi 2
  • review 42
  • review aplikasi 1
  • rupa 1
  • Sahabat JKN 2
  • sakit 1
  • sea of life 17
  • sejarah 5
  • Sekedar 1
  • sekedar coretan 76
  • sekedar info 23
  • self-love 1
  • selingan semusim 9
  • seri BRR 4
  • snack asyik 1
  • Srikandi Blogger 2
  • Srikandi Blogger 2013 7
  • Srikandi Blogger 2014 4
  • SWAM 1
  • task 43
  • teknologi 1
  • tentang Intan 34
  • Test 1
  • testimoni 9
  • Tips 57
  • tradisi 1
  • tragedy 1
  • traveling 59
  • true story 7
  • tsunami 9
  • turkey 9
  • tutorial 7
  • visa 1
  • wisata tsunami 2

Followers


Blog Archive

  • December (1)
  • October (1)
  • March (1)
  • August (2)
  • May (1)
  • April (2)
  • March (6)
  • February (3)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (5)
  • October (4)
  • September (3)
  • August (5)
  • July (3)
  • April (1)
  • January (1)
  • December (2)
  • November (1)
  • October (1)
  • September (1)
  • June (1)
  • February (1)
  • December (1)
  • September (2)
  • August (2)
  • July (1)
  • June (1)
  • March (1)
  • February (1)
  • December (5)
  • September (2)
  • August (3)
  • July (1)
  • May (3)
  • April (2)
  • March (1)
  • February (1)
  • January (7)
  • December (1)
  • November (5)
  • September (3)
  • August (1)
  • July (4)
  • June (1)
  • May (1)
  • April (3)
  • March (6)
  • February (5)
  • January (7)
  • December (8)
  • November (4)
  • October (12)
  • September (4)
  • August (3)
  • July (2)
  • June (5)
  • May (5)
  • April (1)
  • March (5)
  • February (4)
  • January (6)
  • December (5)
  • November (4)
  • October (8)
  • September (5)
  • August (6)
  • July (3)
  • June (7)
  • May (6)
  • April (7)
  • March (4)
  • February (4)
  • January (17)
  • December (10)
  • November (10)
  • October (3)
  • September (2)
  • August (5)
  • July (7)
  • June (2)
  • May (8)
  • April (8)
  • March (8)
  • February (7)
  • January (9)
  • December (10)
  • November (7)
  • October (11)
  • September (13)
  • August (5)
  • July (9)
  • June (4)
  • May (1)
  • April (12)
  • March (25)
  • February (28)
  • January (31)
  • December (8)
  • November (3)
  • October (1)
  • September (12)
  • August (10)
  • July (5)
  • June (13)
  • May (12)
  • April (19)
  • March (15)
  • February (16)
  • January (9)
  • December (14)
  • November (16)
  • October (23)
  • September (19)
  • August (14)
  • July (22)
  • June (18)
  • May (18)
  • April (19)
  • March (21)
  • February (27)
  • January (17)
  • December (23)
  • November (20)
  • October (16)
  • September (5)
  • August (2)
  • March (1)
  • December (2)
  • April (1)
  • March (1)
  • February (6)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (4)
  • September (4)
  • August (1)
  • July (8)
  • June (16)

Oddthemes

Flickr Images

Copyright © My Virtual Corner. Designed by OddThemes