My Virtual Corner
  • Home
  • Meet Me
  • Contact
  • Disclosure
  • Category
    • Motivation
    • Traveling
    • Parenting
    • Lifestyle
    • Review
    • Tips
    • Beauty
      • Inner Beauty
      • Outer Beauty

 gambar  dari sini
“Sahabat”, kuyakin sobats semua akan langsung dapat merasakan sebuah makna tersendiri di dalam hati tentang kata ini.  Menurutku nih, dan juga berdasarkan beberapa pendapat yang aku peroleh saat main ke rumah si mbah tadi, sahabat itu adalah seseorang yang jauuuh lebih istimewa dari seorang teman. Jadi, menurutku lagi nih, jika teman itu skala pengukurannya dari 1-5, maka sahabat adalah peningkatan dari 5 menjadi 6 sampai 10.

Lebih detil lagi, aku coba merumuskan bahwa teman adalah seseorang yang kita kenal/kita tau namanya, kita lihat berulang kali, yang mungkin memiliki persamaan dengan kita dan juga membuat kita nyaman berada di dekatnya, yang kita undang ke acara kita untuk berbagi kebahagiaan, namun kita tidak membawanya dalam banyak sisi kehidupan kita.

Sementara sahabat adalah: seseorang yang kita sayangi, kita cintai, kita peduli akannya. Yang mengenal kita dengan baik, peduli akan kita, bersedia berkorban untuk kita, setia menemani dan menerima kesedihan, kemarahan, kegalauan mau pun kegembiraan/kebahagiaan kita. Yang akan dengan caranya sendiri menunjukkan salah jika kita melakukan kesalahan, dan membantu kita membenahi kesalahan itu. 

Sahabat adalah seseorang yang dengannya membuat kita begitu percaya akannya, yang membuat kita damai, yang tidak akan menertawakan atau menyakiti kita, ataupun jika mereka tanpa sengaja menyakiti kita, maka sekuat daya upaya mereka akan segera memperbaikinya dan berjanji untuk tidak akan mengulanginya lagi.

Nah, berpijak pada kesimpulan di atas, tentu Sobats semua dapat dengan gamblang donk menghitung berapa ratus, puluh atau satuan temans yang Sobats miliki? Pasti banyak deh. Aku yakin banget akan hal itu. Aku sendiri juga punya banyak sekali temans.
Lalu, saat Sobats diminta untuk menghitung berapa jumlah sahabat yang Sobats miliki? Sahabat dalam dunia nyata lho ya, bukan yang di dunia maya, nah tentu kini angkanya akan sangat kecil ya, Sobs?  J  Ternyata hampir setiap orang hanya memiliki sedikit sekali sahabat.

Bicara tentang sahabat, hari ini aku merasa rindu sekali akan seorang sahabat, yang telah sekian hari aku tinggal nun jauh di penghujung pulau Sumatera. Mengingatnya saja, membuat hatiku bergelombang, mata beriak karena ingin meneteskan tangisan kerinduan. Namanya Intan Faradila Caesaria. Berbintang Virgo nan lembut selembut sifatnya yang begitu penyayang. Namun sifat sensitive dan mudah tersinggung juga berhasil bersemayam sempurna di lubuk sanubarinya.
Aku yakin Sobats yang sering bersilaturrahmi ke rumah sederhanaku ini, paham benar siapa Intan yang aku maksud ini. J

Yup, dia adalah putri semata wayang, yang menyempurnakan statusku sebagai wanita, dengan menyematkan status ibu untukku pada tanggal 1 September 1996. Kehadirannya adalah anugerah terindah yang mencerahkan warna kehidupanku dan ayahnya Intan. Kehadirannya membuat senyumku selalu terukir selelah apa pun pekerjaan kantor yang harus aku hadapi. Kehadirannya selalu mampu melunakkan dan melelehkan emosi yang melanda jiwa.

Jika di postingan sebelumnya, Mr. Kerbau menyuruhku memintaku untuk pulang ke Aceh, tinggal dan mendampingi Intan, karena menurutnya sudah saatnya aku bersama Intan, maka ingin aku tegaskan bahwa Intan memiliki aku selamanya untuknya (sepanjang hayatku dikandung badan.)

Kami menghabiskan waktu indah dan unik bersama, waktu yang tak akan pernah bisa diulang walau dengan mempertaruhkan seluruh harta paling berharga sekali pun. Waktu-waktu istimewa di mana setiap pagi menjelang aku harus bangun lebih cepat, mempersiapkan diri sendiri dan juga bayi merahku yang masih berusia dua bulanan untuk ikut bersamaku ke kantor. (Intan aku titipkan pada istri salah satu teman kerjaku yang rumahnya dekat kantor, sehingga aku bisa leluasa untuk memberikan Intan ASI exclusive, sambil merajut ikatan batin yang erat antara aku dan putriku melalui tatapan mata kami yang beradu pandang saat dia menikmati ASI).  

Setauku sih, ikatan batin yang terjalin kuat itu paling subur adalah saat-saat menyusui. Tatapan penuh kasih dari mata sang ibu yang tertuju langsung ke mata si bayi, akan menimbulkan binar-binar lembut penuh kasih yang akan dirasakan sempurna oleh si bayi, dan percayalah, tatapan ini adalah perekat utama yang tak pupus sepanjang masa. So, enjoy your feeding time dan tatap penuh kasih mata bayi mungilmu. J    Biarkan gelombang electromagnetic kasih sayang mengalir dan bertumbuh subur menjalin kedekatan hubungan kalian.

Barulah setelah lepas dari masa-masa ASI exclusive, Intan dijaga oleh si mba, di rumah, agar Intan dapat menikmati tidurnya dengan nyaman di pagi hari, tak terganggu oleh perjalanan yang tidak mudah, karena kami hanya mampu menggunakan jasa angkutan umum, mengingat perekonomian rumah tangga kami yang masih jauh dari makmur kala itu.

Well sobs, kembali pada Intan…,
Memiliki ibu bekerja, aku lihat tidak membuat Intan jauh dariku. Terbukti setiap pulang kerja, putri mungilku sudah menanti di teras rumah, berlari tak sabar menantiku masuk, memeluk dan menciumnya penuh kerinduan. Pelukan tangan mungilnya yang balas memelukku erat adalah tetesan embun di tengah dahaga bagiku, yang aku yakin jika sobats adalah ibu yang bekerja, maka rasa yang sama adalah juga milik kalian.. Aku yakin ini adalah momen-momen paling membahagiakan bagi seorang ibu ya, Sobs? I am sure you, the moms, enjoyed it well! J

Waktu berlalu begitu cepat, menumbuhkan Intan menjadi seorang anak yang smart dan bisa berkompromi. Penuh pengertian di usianya yang masih balita. Contoh kasus adalah saat aku dan Intan main ke sebuah mall di kota kami, Medan. Intan kecilku terlihat begitu kagum dengan baju cantik nan lucu berwarna biru kesukaannya. Berhenti dengan takjub, di hadapan baju yang digantung itu dan aku tau persis dia menginginkannya. Dan, Sobs? Aku tidak punya uang saat itu. Gajiku dan ayah Intan sangat pas-pasan. Hiks..hiks..

Kuajak Intan melanjutkan jalan-jalan kami. Tapi Intan enggan beranjak. Digenggamnya jemariku kuat.
“Umi, Intan suka baju itu. Cantik kali ya mi?”

Kalimat itu aku paham benar maknanya. Lalu kutahan nyeri di hati karena apa pun jawabku tentu akan membuat mata itu redup.

“Sayang, anak Umi mau baju itu ya, Nak?” (dalam pembicaraan yang cenderung membujuk, aku terbiasa menggunakan kata anak Umi untuk menyebut Intan).
Dia mengangguk kuat, tersenyum cerah yang sukses menyayat hatiku.

“Nak, anak Umi pilih mana, kita beli baju itu sekarang, tapi kita pulangnya harus jalan kaki, dan Anak Umi taukan kalo rumah kita jauuuh? Atau……. Kita bisa pulang naik angkot, dan nanti begitu Umi gajian, kita beli baju ini…, gimana?” 

My smart Intan answered setelah terdiam, dengan bola matanya  yang sedikit meredup.

“Yaaaa, kalo jalan kaki pasti kita akan capek dong, Mi. Teyus kalo kita tunggu Umi gajian, nanti bajunya dibeli olang, ga ada lagi untuk Intan.” 

“Sayang, percaya deh, pasti untuk anak Umi, baju ini akan menunggu, atau siapa tau nanti waktu gajian malah muncul lagi baju biru lain yang lebih cantik?”

“Oh,  iya ya Mi, boleh juga, tapi benel ya Mi, janji nanti beli baju ini ya Mi.” 

Dan aku mengangguk. Sebuah janji terikrar dalam hati, untuk menebus baju ini atau yang serupa dengannya begitu gajian nanti, membungkusnya dengan bungkusan kado terindah.

Kini Intan ku telah beranjak Remaja. Telah duduk di bangku SMU. Banyak hal yang telah kami lalui bersama. Bahagia, ceria, duka lara, tertawa dan menangis bersama, adalah hal yang akrab kami hadapi berdua. Dua tahun lebih beberapa bulan, pernah membuat kami hidup terpisah. Terbukanya pintu hati kedua orang tuaku, menerima kembali aku, Intan dan ayahnya serta rezeki yang mengalir deras di Aceh paska tsunami, membuat aku kembali ke tanah kelahiran, dan terpaksa meninggalkan putri terkasih sementara waktu di tempat kakak kandung ayahnya. 

Tekadku bulat kala itu, kesempatan emas tak akan datang dua kali. Aku inginkan masa depan cerah bagi putri tercinta, dan mewujudkan masa depan indah dan bersinar butuh dana yang tidak kecil. Untuk itu, aku dan ayahnya perlu memanfaatkan kesempatan emas yang terbuka lebar di tanah Serambi Mekkah ini. Maka hijrahlah kami sementara waktu. Mendulang rupiah yang begitu berlimpah oleh masuknya dunia international via LSM-LSM (International NGO) yang bergerak cepat dan konsisten membangun kembali Aceh yang lebih baik.

Hidup terpisah, tak berarti membuat hubunganku dan Intan menjadi renggang, karena putri semata wayang yang memang sangat pengertian itu begitu mudah aku ajak mengerti. Bahwa ibunya ingin mempersiapkan masa depan yang indah bagi dirinya nanti. Bahwa ibunya ingin menyediakan materi yang lebih dari cukup untuk dirinya nanti saat mulai butuh ini itu. Contoh sederhana, ibunya ingin agar Intan bisa memiliki apa yang Intan butuhkan tanpa harus menunda dalam waktu yang terlalu lama, karena alasan belum punya uang, seperti yang selama ini Intan harus alami. Intan tentu ingin seperti anak lain yang punya tas bagus, peralatan sekolah yang cantik dan baik, tanpa harus menunggu Umi gajian segala.

Dan Intanku yang pengertian sangat mengerti dan mendukung langkahku. Apalagi walau terpisah jarak, hubungan kami tetap terjalin baik, karena didukung oleh canggihnya dunia komunikasi masa kini. Bersyukur aku dengan teknologi selluler yang kini telah dapat dijangkau dan diakses masyarakat luas. Berterimakasih aku akan kecanggihan dunia maya sehingga setiap malam aku dan Intan bisa ber-web-cam ria, saling melihat, bercerita (aku membiasakan mengantar Intan tidur dengan sebuah cerita pengantar tidur, baru menutupnya dengan membaca doa bersama). Dan kebiasaan ini masih terjadi sampai hari ini, saat aku menulis artikel ini, walaupun Intan telah duduk di bangku SMA, tapi membaca doa bersama itu adalah wajib hukumnya. Baik aku sedang di pulau terpencil sekali pun, ‘baca doa bobok’ bersama tetap sebuah kewajiban. Tak mampu via web cam (karena net yang tidak available), maka tulisan doa sebelum tidur beserta ‘good nite darling, have a good rest, nice dream’ tetap harus di hantarkan, walau via sms.

Tak kupungkiri, perpisahanku dengan ayahnya Intan, tentu menggores luka besar di hati terdalam putri tercinta. Namun apa yang harus kulakukan? Aku bukan termasuk wanita yang tabu akan perceraian. Aku tak akan bertahan dalam sebuah rumah tangga yang telah bobrok dan tak dapat diselamatkan dari bara api hanya karena alasan ‘kasian anaknya’. Justru dengan bercerai lah si anak akan dapat diselamatkan dari penyakit perlahan terhadap mental, pikiran dan perasaannya. Anak perlu sebuah rumah tangga yang damai, walau tidak utuh. Anak perlu kasih sayang penuh dari ayah ibunya, walau tidak tinggal se atap. Anak perlu perhatian dan kasih sayang dari keluarga dekatnya. Anak perlu materi yang mendukung pencapaian cita-citanya. Semua saling berkaitan dan itu yang harus diprioritaskan. (#halah kok malah melantur jauh dari jalur yaaa…, hehe).

Membangun hubungan dan komunikasi yang erat dan akrab dengan ananda tercinta, adalah prioritasku, apalagi mengingat hubungan kami terpisah terhubung oleh rentang jarak yang tidak menentu. Terkadang aku di rumah bersamanya, terkadang aku malah harus terbang ke berbagai pelosok untuk waktu tertentu. Kuupayakan agar aku mampu menjadi orang pertama yang dipercaya Intan untuk tempat pencurahan hati dan pikirannya. Aku ingin dia curhat ke aku  pertama kali, sebelum ke teman lainnya. Karena sebagai orang tua, tentu kita akan mencari solusi sebisa mungkin akan problema yang dihadapi sang anak. Sementara jika curhatan tadi mendarat di teman mainnya, belum tentu nasehat atau solusi terbaik yang akan diberikan, bisa saja justru terkadang malah menjerumuskan karena keterbatasan wawasan dan pengalaman dalam menghadapi pahit getir kehidupan.

Berjalan bersama adalah hal yang kerap kali kami lakukan. Hang out di café sambil ngenet berdua. Shopping berdua atau hanya sekedar makan jagung bakar di pantai Uleelheu sembari menyambut sang senja muncul dari kaki langit. Indah dan sungguh meneduhkan hati. 

Keakraban yang terjalin tentu membuatnya easy to share her feeling about everything. Bahkan tentang cinta kala sang cinta monyet menghampiri.  J     Hal ini tentu membuatku tenang, karena tau persis what is going on with my daughter, and how to guide her being safe in her life and friendship.
Alhamdulillah, Intan memang menjadikan aku sebagai tempat curhatnya. Baginya, aku adalah ibu, kakak, tapi juga sahabat terbaiknya. Beberapa status di facebooknya, jelas-jelas mengisyaratkan itu. Dan aku bahagia dan bangga akannya. Alhamdulillah ya Allah, Engkau kabulkan pintaku, agar aku dan Intan tetap dekat, saling percaya dan saling menyayangi. Saling menghargai dan menghormati pada posisi masing-masing.


Sobats,
Itulah sekelumit kisahku dan Intan, sang sahabat karib, juga putri tersayang.
Sudahkah putra atau putri Sobats menjadi sahabat karibmu? Rasanya indah banget lho. Hehe….
Tunggu saja. You will enjoy this moment some day, I hope. J
Sobats,

Pernahkah sobats dibuat kesal bin jengkel oleh seseorang yang ngeyel banget? Aku pernah. Kejadiannya tadi malam. Sebutlah dia dengan inisial K (Kerbau? Hehe), dia adalah seorang cowok, teman lama, yang hubungannya denganku pernah sangat akrab. Tapi yang jelas bukan TTM (teman tapi mesra lho). Keakraban kami terjallin sekitar 7 tahun lalu. Dia sering mencurahkan keluh kesahnya padaku yang tentu saja aku siap menjadi pendengar setianya dan memberi masukan semampuku. Begitu juga sebaliknya. Namun hampir di setiap percakapan, selaluuuu saja dia itu ngeselin deh sobs. Lagaknya itu seolah dia aja yang benar. Sok menasehati, padahal awal-awalnya dia yang curhat. Eh giliran diberi masukan, malah menggurui.

Contohnya gini nih, si K ini, curhat bahwa ekonominya makin seret. Istrinya ngotot ingin ikutan cari duit, untuk meringankan beban sang suami. Nah, bagus donk? Itulah tanggapan awalku. Bahwa ga ada salahnya toh istri ikutan cari nafkah? Eh dia malah balik ngotot. Istri itu tanggung jawabnya ngurus rumah, jagain anak, layani suami. Bukan seperti kamu, bekerja sepanjang hari, ninggalin anak, jauh dari suami, harusnya di usia Intan (saat itu Intan kelas 6 SD deh), kamu tuh selalu disampingnya. Membimbingnya… bukannya malah ditinggal-tinggal tugas.
Nah lho!!! Kesel ga sih sobs? Awalnya dia yang curhat, eh sekarang kok malah mengecam aku dan pekerjaanku?

Di lain kesempatan, via yahoo messanger (kami memang jarang bicara langsung karena aku di Aceh dan dia di Surabaya), dia ingin curhat tentang anaknya yang sakit, dan istrinya yang nangis-nangis terus karena si anak tidak menunjukkan kondisi yang membaik. Aku ucapkan empatiku, dan mencoba memberikan gambaran hati seorang ibu agar dia lebih memaklumi suasana hati istrinya. Eh malah ujung-ujungnya mengecam aku lagi, gara-gara kalimatku begini..

“Maklumi aja deh mas, seorang ibu itu hatinya sangat peka, apalagi melihat anaknya terbaring tak berdaya begitu, pasti sedih. Cara pelampiasannya memang berbeda, ada yang menangis, ada yang berlagak tenang di depan anaknya agar si anak tidak ikut panic, nah kalo aku tuh yang seperti itu. Pura-pura tenang walau di belakangnya aku nangis."

Eh kalimatnya kok malah menghunjamku. 

"Kamu kan lain, wong kamu ga sayang anakmu, ditinggal-tinggal begitu sih, jadi batin kamu ga dekat dengannya." 

Whaaat???? Siapa ga marah coba sobs? Itu baru dua contoh. Yang paling sering topic pembicaraan yang bikin aku sewot adalah prinsip hidup yang dia pegang, bahwa keuangan keluarga adalah tanggung jawab suami dan istri CUKUP di rumah saja. Mengurus anak dan layani suami. Fiuuuh!!! Cape deh!

Apa salah jika istri ingin bekerja, membantu meringankan beban suami di masa-masa sulit seperti ini? Salah apa ga sobs? Kalo aku bilang sih, sejauh suami mengijinkan, dan memang diperlukan, juga si istri sendiri memang menginginkan bekerja, kenapa tidak, asalkan si istri tidak lupa pada kodratnya. Ya walaupun mungkin otomatis waktunya akan tersita banyak di luar rumah, tapi seorang istri yang baik tentu akan berusaha membalancing keadaannya toh?

Malam ini, setelah berbulan tak saling menyapa, dia chat aku via BBM.

‘Hi Al, pa kabar lagi dimana?’

Tentu kujawab baik dan aku sedang di Bekasi. Lalu dia balas, jauh banget, ngapain? Dapat kerja di Bekasi?
Kujawab tidak dan kukatakan bahwa aku sedang mengurus beberapa bisnis sementara ini di Bekasi. Lalu dia tanya Intan sama siapa dan suamiku kemana? Kok dibiarkan sih oleh suamiku aku tinggal jauh dari rumah?
Masyaallah? Apa dikiranya aku anak kecil? Lalu apa dikiranya suamiku adalah suami yang tidak bertanggung jawab?

Kucoba menjelaskan baik-baik walau sebenarnya aku sudah ingin meledak. Kukatakan bahwa semua sudah direncanakan matang, justru karena aku bisa meyakinkan suamiku lah maka aku bisa mendapat ijin tinggal sementara jauh dari rumah. Toh untuk kebaikan masa depan kami juga. Lalu dia bilang aku salah, sudah saatnya aku mendampingi Intan. Intan butuh aku. Cari duit itu urusan suamiku. What? Siapa dia? Ayah bukan kakak juga bukan. Lagipula selama ini Intan bersamaku toh? Hubungan kami begitu dekat. Intannya juga fine-fine aja. Ayah ibuku juga mendukung langkahku dengan bersuka cita menerima Intan bersama mereka.

Rasanya aku sudah mau meledak. Sepele banget dia dengan suamiku. Kurang asem. Kudinginkan hatiku, kucari kalimat halus yang bisa menohoknya.

"Mas K, setiap orang punya prinsip hidup masing-masing, aku hargai prinsip hidup kamu, bahwa suami bertanggung jawab mencari nafkah, dan istri di rumah. Fine. Tapi tidak semua orang seprinsip kan? Makanya banyak wanita yang bekerja, karena mereka dan suami mereka sepakat istri bekerja. Ga ada yang salah deh sejauh semua disepakati. Sah-sah saja toh?"

Eh tulisnya….

“Al, kamu itu sudah saatnya berhenti kerja, kamu harus bersama Intan. Gajimu yang selangit itu apa ga cukup? Apa sih yang kamu kejar? Suamimu harus bertanggung jawab. Kamu temani Intan.”

Bah! Seolah-olah suamiku menelantarkan kami dan aku harus banting tulang. NO. Mister Kerbau ini harus dibantai. Kuketik kencang dan enter kalimat ini,

“Mas, aku ga ingin kita berdebat apalagi berantem. Kamu itu sok tau banget ya? seolah-olah mengenalku begitu dekat. Seolah-olah Intan itu telantar aku buat. Seolah-olah aku bukan ibu dan istri yang baik. Tau apa sih kamu tentang aku? Jangan sok menggurui deh, setiap manusia ada kelebihan dan kekurangan. Jadi mari kita hargai itu.”

Eh dibalas lagi lebih ngeyel bahwa intinya aku HARUS kembali ke Banda Aceh, tinggal bersama Intan. Cukup suamiku aja yang cari nafkah. Lalu aku tanyakan padanya, masih mencoba lembut, pernahkah terpikir olehnya, bahwa yang namanya ajal itu, bisa saja suami mendahului istri, nah jika ini terjadi padanya, pernahkah terpikir olehnya siapa yang akan melanjutkan penyediaan biaya hidup keluarganya? Siapa yang akan menyediakan uang sekolah anaknya? Istri toh? Nah, apa yang harus dilakukan sang istri jika selama ini tak pernah belajar bekerja?

Eh malah kalimatku tak digubris. Itu lain cerita, katanya. Dia mengharuskan aku kembali ke Banda Aceh, karena apa yang kuperoleh selama ini sudah lebih dari cukup. Bahwa sebulan gajiku itu setara dengan 17 kali gaji temanku Wina (kebetulan dia juga mengenal Wina yang bekerja sebagai seorang admin di sebuah perusahaan financing). Jadi aku harus pulang, segera. Biar suamiku yang bekerja. Huft. Siapa loe? Sok tau banget si mr. Kerbau ini!

Kesabaranku habis sudah, tak guna melayani orang keras kepala seperti ini. Hanya aku masih berfikir, apa motifnya menyuruhku pulang? Takut bursa pencari kerja di ibukota ini semakin membludak? Haha… come on! Aku tidak sedang mencari pekerjaan disini kok, kalo pun berminat, tentu aku milih-milih. Bukan melamar di segala penjuru. Tentu aku memperhatikan kualifikasi yang aku miliki dan rate gaji yang ingin kuincar donk. Aku bukan saingan bagi siapa-siapa kok. Jadi ga perlu kuatir deh..

BBku berbunyi tang ting tang ting, notified me that some messages entered. Tapi tak lagi kugubris, kulirik sekilas, masih kalimat mengecam, menyuruhku pulang dan tinggal di rumah. Segera ku alihkan cursor ke contact, mencari namanya, lalu klik ‘delete’ contact. Contact mister Kerbau pun terhapus sempurna dari BBku. Lengkap dengan ‘ignore future’ invitation, karena aku yakin seyakin-yakinnya bahwa aku tak ingin lagi berteman dengannya.

Tapi yang bikin penasaran, kenapa dia begitu ngotot ya? Salahkah seorang wanita yang ingin bekerja?

Malam ini, saat ingin bikin postingan tentang my time in Bekasi so far, eh Intan malah nelphone minta bantu bikin essay tentang CO2, pencemaran lingkungan dan kaitannya dengan efek rumah kaca (ERK). Hm….. mengingat PR Intan yang minta ampun banyaknya… tentu donk emaknya ikutan turun tangan.

Walau jauh darinya, terbayang jelas di mataku bagaimana sibuknya dia setiap malam menyelesaikan tugas-tugas sekolahnya. Terkadang aku rada menyesal sih menyekolahkan Intan di salah satu moving class ternama di kota kami. Kasihan melihatnya belajar dari jam 8 pagi hingga 5 sore setiap Senin sampai Jumat, plus Sabtu pagi jam 8 – 12 siang (ekstra kurikuler). Kasian anakku.. L

Pernah juga aku ajak Intan bicara dari hati ke hati in case dia merasa terbeban dengan jam pelajaran yang begitu banyak, plus PR-PR nya yang bejibun. Namun ternyata anaknya malah fine-2 aja… ASALkan… Umi selalu mendukung, misalnya bantuin bikin PR, diskusi dan kasih masukan. Hehe… Kalo poin dua dan tiganya sih oke-oke aja, nah yang pertama itu sobs… Bikin PR! Itu mah bakalan menyita waktu dan pikiran emaknya dunk, dan tentu aku tak akan mau membantu secara full, tapi mengarahkannya untuk bisa menyelesaikan saja. Jadi dia sendiri akan menguasai materinya.

Berjauhan dengannya, ternyata tetap saja membuatku ketiban tugas ‘bantuin bikin PR’, dan akhirnya setelah mengingat-ngingat kembali tentang pelajaran Lingkungan, ditambah pengalaman kerja di bidang lingkungan plus tanya-tanya ke mbah Google, akhirnya jadilah sebuah essay yang benar-benar kami kemas sesederhana mungkin, karena begitulah permintaan sang guru.

CO2 dan Efek Rumah Kaca

Karbondioksida (CO2) merupakan hasil pembakaran sempurna dari berbagai mesin dan kendaraan yang menggunakan bahan bakar minyak bumi maupun batu bara.
Gas ini mampu meningkatkan suhu udara di daerah yang dicemarinya menjadi semakin panas dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan karena CO2 berkonsentrasi dengan jasad renik, debu dan titik-titik air yang membentuk awan yang dapat ditembus oleh cahaya matahari namun tidak dapat melepaskan panas keluar dari awan terebut.
Keadaan seperti ini mirip dengan kondisi rumah kaca tanpa AC dan fentilasi udara yang cukup.

Keberadaan CO2 yang berlebihan di udara akan menyebabkan sinar inframerah dari matahari yang diserap oleh bumi dan benda-benda di sekitarnya tidak dapat kembali ke atmosfer karena terhalang oleh CO2 di atmosfer. Akibatnya suhu di bumi, baik siang maupun malam hari tidak menunjukkan perbedaan yang berarti atau bahkan dapat dikatakan sama. Akibat yang ditimbulkan oleh berlebihnya kadar CO2 di udara inilah yang dikenal sebagai efek rumah kaca atau green house effect. Untuk mengurangi jumlah CO2 di udara maka perlu dilakukan upaya-upaya pelestarian hutan, penghijauan, menanam pohon dan memperbanyak taman kota, karena tanaman inilah yang akan mengubah CO2 menjadi Oksigen.

Efek Rumah Kaca (ERK) & Gas Rumah Kaca (GRK)

Secara alamiah cahaya matahari yang menyinari bumi, sebagian besar akan kembali dipantulkan ke angkasa. Sebagian sinar matahari yang dipantulkan itu akan diserap oleh gas-gas di atmosfer yang menyelimuti bumi, disebut gas rumah kaca, sehingga sinar tersebut terperangkap dalam bumi. Peristiwa inilah yang dikenal dengan Efek Rumah Kaca (ERK) karena peristiwanya sama dengan mekanisme rumah kaca, dimana panas yang masuk akan terperangkap di dalamnya, tidak dapat menembus keluar kaca, sehingga menghangatkan seisi rumah kaca tersebut.

ERK ini membuat bumi menjadi hangat dan layak untuk dihuni oleh manusia, karena tanpa ERK diperkirakan suhu permukaan bumi akan mencapai 33 derajat Celsius lebih dingin. Namun berbagai aktivitas manusia yang kian beragam, terutama yang berkaitan dengan pembakaran bahan bakar fosil, penggundulan/pembakaran fosil, aktivitas pertanian dan peternakan, mengakibatkan konsentrasi Gas Rumah Kaca (GRK) menjadi berlebihan dan komposisinya pun berubah. Meningkatnya jumlah emisi GRK di atmosfer pada akhirnya menyebabkan suhu rata-rata permukaan bumi MENINGKAT dan dikenal dengan Pemanasan Global.

Adapun yang termasuk GRK adalah CO2 (Karbon dioksida), CH4 (Metan), N2O (Nitrous Oksida), HFCs (Hydrofluorocarbons), PFCs (Perfulorocarbons) and SF6 (Sulphur hexafluoride).

Well sobs…. Demikian sekilas essay sederhana hasil rangkuman dari berkelana di dunia maya malam ini, walau tujuannya adalah untuk Intan tersayang, namun tak ada salahnya toh membagikannya untuk sahabat yang membutuhkan info sederhana ini? Kuyakin masih banyak hal yang perlu ditambahkan namun mengingat kata ‘simple dan mudah dipahami masyarakat awam’ dalam kriteria essay ini, maka hanya segitu deh artikelnya. J
Bagi sobats yang ingin menambahkan infonya dipersilahkan lho, you are most welcome kata paman Sam.

Okd, istirahat dulu yuuk… good nite, good rest and nice dream ya sobs…

Sebuah catatan pembelajaran, kebersamaan di antara jarak yang merentang,
Alaika, Bekasi, 25 April 2012
Selamat pageeee sobats... Artikel ini diposting via email saat dalam perjalanan dari Bekasi ke Pasar Senin... #kayaknya ga penting deh Al... Hehe

Ok, karena belum sempat bikin postingan khusus, belum sempat BW, dan juga belum sempat balas komen untuk postingan terdahulu, at this moment, let me share you sebuah renungan bijak sebagai embun sejuk penyegar jiwa, yang seperti biasanya, kudapatkan dari seorang teman di Alaika's BBGroup.

Yuk langsung cekidot ya sobs...

Suatu hari, seorang tokoh masyarakat sedang berkeliling memantau lingkungannya. Kemudian, ia mampir ke rumah seorang petani. Ia terkesan oleh kepandaian dan sikap yang amat ramah dari seorang anak kecil, anak laki-laki satu-satunya dalam rumah itu, yang berusia empat tahun.

Kemudian, tokoh masyarakat itu menemukan satu hal yang membuatnya kagum. Ibunya berada di dapur, sedang mencuci bagian-bagian lemari es yang paling sulit ketika anak itu datang kepadanya dengan membawa sebuah majalah. "Mak, apa yang sedang dilakukan orang dalam foto ini?" tanyanya.

Sang ibu segera mengeringkan tangannya, duduk sambil memangku anaknya, dan menghabiskan waktu selama 10 menit untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan putranya dengan lembut. Setelah anak itu puas dengan penjelasan ibunya, ia segera turun dan berlari ke halaman rumah untuk bermain.

Segera saja, tokoh masyarakat tersebut mengomentari tindakan dan sikap sang ibu yang istimewa itu, dalam menghadapi putranya.

"Wah, setahu saya, kebanyakan kaum ibu tidak mau diganggu kalau sedang sibuk bekerja seperti itu. Kadang mereka menyuruh si anak bertanya kepada ayahnya, atau pembantunya.."

"Saya masih dapat membersihkan lemari es itu selama sisa hidup saya, Pak," kata ibu itu kepada sang tokoh masyarakat, "tetapi, peristiwa di mana putra saya menanyakan pertanyaan itu kepada saya mungkin tidak akan pernah terulang lagi, apalagi jika menyuruhnya bertanya kepada orang lain."

Pesan Moral dari Cerita Ini:

"Mari, tunjukkan cinta, prioritaskan waktu dan perhatian kita untuk orang-orang terkasih dalam kehidupan kita, sesibuk apa pun kita dalam kehidupan sehari-hari"

Smoga bermanfaat :D

Selamat hari kartini perempuan indonesia...

Saleum,
Alaika
Powered by Alaika's SmartBerry®

Dear sobats...
Maksud hati malam ini mau balas komen para sahabat yang sudah berderet rapi di dalam kotak komentar, eh terjadi keanehan yang belum pernah aku hadapi deh.

Masak setiap komen yang aku ketikkan, ternyata ga muncul sobs... Kucoba refresh browser, eh ga muncul juga, padahal telah banyak komen yang aku balas. Untuk my virtual corner, memang komen yang dibalas tak langsung tampil, dia harus refresh dulu baru akan muncul. Tapi kali ini tidak sobs...

Kulirik sahabat yang online, terlihat mas Rawins, dan aku minta tolong cek apakah dia juga alami hal serupa. Ternyata lancar-lancar aja sobs...
Komen dia muncul sempurna di rumah mayaku, kucoba membalasnya, GAGAL. Lalu mas Rawin mencoba membalas komen dia sendirin BERHASIL.

Wah, kenapa ini? Mungkin koneksi lemot. Come On!! Ini Bekasi gitu lho, masak seperti Banda Aceh? Lemot? Yang bener aja...
Lalu aku coba buzz mas stumon, mana tau dia online. Alhamdulillah dia online. Setelah mendengar keluhanku, dia melakukan langkah yang sama seperti mas Rawins. BERHASIL.

Wah... Ada yang ga beres nih... Payah.
Kuakui koneksi memang lemot malam ini sobs... Mungkin harus ganti privider ya sobs? Ada saran provider yang bagus untuk daerah Bekasi?

Saleum,

Alaika
Powered by Alaika's SmartBerry®

Dear sobats,


Tadi malam, setelah menempuh perjalanan panjang dan melelahkan, akhirnya diriku berhasil juga tiba di Bekasi. Jarak tempuh yang jauuuuh lebih lama dari Cengkareng - Bekasi ini sih kata supir Damri nya disebabkan oleh macet total di Tol (aku ga begitu hapal nama Tolnya sobs) gara-gara ada truk yang terbalik/terguling. Entahlah, yang jelas hal ini menyebabkan another delay during my trip yang bikin mumet dan perutku kian keroncongan. Tapi Alhamdulillah sobs, akhirnya berhasil juga sampai di tempat kost yang baru. Kalo dipikir-pikir, beberapa tahun terakhir ini aku kok terus-terusan jadi anak kost yak? Kayak ga punya anak dan suami aja yah? hihi.

Mau gimana lagi sobs... pekerjaan (yang jelas dikerjakan tak hanya demi sesuap nasi, tapi juga sebagai alat pencapai cita-cita kehidupan) mengharuskan kami tinggal terpisah untuk sementara waktu, sehingga rumah yang kami miliki di Medan pun terpaksa disewakan, dan yang empunya terpaksa ngekost.

Nah sobs.... ga pernah terpikir sih untuk ngekost di Jakarta apalagi di Bekasi...(tau juga ga daerah Bekasi sebelumnya), namun mengingat Jakarta yang begitu sumpek, dan kegiatan yang aku lakukan di Jakarta beberapa minggu nanti tidak mengharuskan aku kejar waktu, juga karena ada teman baik yang tinggal di Bekasi, maka iseng aku tanya dia apa masih ada sisa kamar kost di tempat dia ngekost. Eh ternyata ada dan langsung transfer pembayaran deh. Kebetulan kamar yang available itu adalah kamar yang berhadapan dengan kamarnya, maka siplah. Bayaran di 1 April dan ternyata baru bisa aku huni tanggal 17 April tadi malam, gara-gara aku harus opname di rumah sakit terlebih dahulu akibat Demam Berdarah tiga minggu lalu. Apa boleh buat....

Ternyata sobs, kamar ini sangat...sangat sederhana. Wajar jika harganya 450 ribu perbulan ya? its only a bed yang spring nya udah gimanaaa gitu sobs.... , sedih deh. Ga ada AC (jelas dunk, gimana sih wong harganya juga 450 ribu rupiah, kok malah berharap AC!). Terus ga ada kipas angin sobs.. ga ada apa-apa deh. Namanya juga anak kost. Kalo mau enak ya di rumah sendiri dunk!

Ini dia sobs kamar sederhanaku yang masih berantakan....


Hehe… berantakan banget ya sobs? Masih bertaburan barang-barangnya… huft. 



Tapi baru satu hari disini aku kok jadi kangen Intan dan kamar kost kami ya? hiks..hiks..   
Dan ga salahkan sobs jika aku langsung kangen dengan kamar yang ada di foto ini?  Hehe…



Well sobs… rencananya sih setelah lunch ntar, mau ke BCP cari beberapa peralatan yang diperlukan untuk kamar baru ini. However, ada rasa exciting di hati untuk menata kamar ini agar lebih nyaman dan enak untuk dihuni. Jadi udah ga sabar nih mau bershopping ria….. horree….

Okd sobs, segini aja dulu updatenya yaaaa…. Back to you in another posting.

Saleum,
Alaika

Dear Sobats...

Saat ini diriku sedang transit di Polonia Airport, Medan setelah bertolak (cieee, gaya bahasanya.., hehe) dari Banda Aceh tadi jam 13.35 wib. Harusnya sih flight ku tepat di jam 12.55 wib. Tapi hari gene mengharapkan pesawat harga ekonomis yang bisa terbang tepat waktu? Huuuu.... Kayaknya seribu satu deh sobs... Pasti ada aja alasan yang membuat pesawat harus di delay. Seperti saat ini sobs, pesawat yang aku tumpangi harus delay lagi dengan alasan harus ganti roda pesawat.

Apa boleh buat, my arrival in Jakarta akan jadi lebih lama lagi dunk, tapi ga pa-pa sih, daripada dipaksain dan buru-buru, malah berefek pada keselamatan, ya ga sobs...

So sambil duduk manis di waiting room, mending ngisi waktu bikin postingan singkat ini deh sobs... :)
Well sobats... Udah waktunya boarding lagi nih, so will back to you later ya sobs.... Wish me a nice and safe flight yaaa, trims.

Saleum,

Alaika.
Powered by Alaika's SmartBerry®


Sobats…. Banyak dari kita yang langsung panik mengalami luka terbakar atau saat bagian tubuh kita tersiram air panas. Tindakan yang paling sering kita lakukan adalah mengoleskan madu, odol, mengoleskan putih telur,  atau merendamnya dalam minyak tanah. Pernahkah sobats melakukan cara berbeda dalam menangani luka terbakar atau terkena air panas? Menggunakan tepung terigu misalnya? Emang bisa Al? gimana caranya? Yuk ikuti informasinya lanjutannya disini sobs....
Dear sobats....,


Hari ini, 13 April 2012, situasi kota Banda Aceh aman terkendali... beberapa kali gempa susulan yang terjadi pada umumnya berskala 5,1 - 5,2 SR dan umumnya tidak begitu dirasakan oleh warga/masyarakat kota Banda Aceh. termasuk diriku yang hari ini aktif wara wiri menyelesaikan beberapa urusan di dunia nyata. Situasi dan aktivitas di kota ini berjalan normal, tenang dan damai. Tak terlihat ketakutan di wajah masyarakat yang sedang melaksanakan aktivitas hariannya. Alhamdulillah, situasi sudah kian membaik, dan semoga gempa bumi dengan skala besar tidak lagi terulang di bumi Aceh ini ya Allah…
Sobat, sesuai judul diatas, maka postinganku malam  ini  adalah menamatkan kisah nyata (on fiksi) yang kami alami saat-saat gempa bumi melanda Rabu kemarin, saat-saat pertemuan yang mengharukan antara aku – Intan, Umi dan Rizal. Dimana pada saat gempa, masing-masing kami terpaksa mencari jalan masing-masing untuk menyelamatkan diri. Pertemuan yang sangat mengharukan ini, kuyakin tak akan pernah pupus dari ingatanku sobs… dan betapa besar rasa syukurku saat berhasil menemukan ibuku, yang terlihat pucat dan kelelahan, berlari  menyelamatkan diri dari amukan sang bencana.
Sobats, yuk ikuti kisah sesungguhnya disini…

Newer Posts Older Posts Home

Author

I am a chemical engineer who is in love in humanity work, content creation, and women empowerment.

SUBSCRIBE & FOLLOW

Speaker

Speaker
I love to talk/share about Digital Literacy, Social Media Management, Content Creation, Personal Branding, Mindset Transformation

1st Winner

1st Winner
Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Pemenang Utama Blog Competition yang diselenggarakan oleh Falcon Pictures. Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Blogging Competition yang diselenggarakan oleh Balitbang PUPR

Podcast Winner

Podcast Winner
Pemenang Pilihan Dewan Juri - Podcast Hari Kemerdekaan RI ke 75 by KOMINFO

Winner

Winner
Lomba Menulis Tentang Kebencanaan 2014 - Diselenggarakan oleh Pemerintah Aceh

Winner

Winner
Juara Berbagai Blogging Competition

Featured Post

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk!

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk! Sesaat sebelum naik ke kapal verry Ki-ka: Adik ipar, Aku dan Ayah. Hai.... hai.... hai! In...

POPULAR POSTS

  • Kiat Penting agar Warung Tetap Eksis & Laris Manis
  • Solusi Bikin Paypal Tanpa Nama Belakang
  • Contoh Surat Sponsor untuk Diri Sendiri bagi Pengurusan Visa
  • Laksamana Malahayati, Kartini Lain sebelum Kartini
  • Kolaborasi Microsoft dan ASUS - Hadirkan Windows 10 Original Yang Langsung terinstall Otomatis dan Gratis!
  • It's Me!
  • Lelaki itu, Ayahku
  • Serunya Outdoor Activities di Trizara Resorts
  • How To Write a Motivation/Cover Letter
  • Yuk Melek Hukum via Justika dot Com

Categories

  • about me 1
  • accessconsciousness 1
  • advertorial 10
  • Anak Lanang 1
  • awards 20
  • bali 1
  • banner 1
  • bars 1
  • Beauty Corner 29
  • belarus 5
  • bisnis 1
  • Blog Review 2
  • blogger perempuan 1
  • blogging tips 9
  • Budaya 1
  • Catatan 12
  • catatan spesial 19
  • catatan. 53
  • catatan. task 20
  • cryptocurrency 1
  • culinary 5
  • curahan hati 6
  • daftar isi blog 1
  • dailycolor 1
  • DF Clinic 12
  • disclosure 1
  • edisi duo 5
  • email post 10
  • embun pagi 1
  • episode kehidupan 1
  • event 4
  • fashion 3
  • financial 1
  • giveaway 48
  • Gratitude 1
  • health info 9
  • Healthy-Life 16
  • info 23
  • innerbeauty 9
  • iran 4
  • joke 4
  • kenangan masa kecil 3
  • kenangan terindah 12
  • keseharianku 2
  • kisah 14
  • kisah jenaka 7
  • knowledge 2
  • kompetisi blog 1
  • komunitas 2
  • KopDar 8
  • Korea 1
  • kuliner 7
  • Lawan TB 2
  • lesson learnt 7
  • life 2
  • lifestyle 4
  • lineation 32
  • lingkungan 1
  • Literasi Digital 2
  • motivation 9
  • museum tsunami aceh 1
  • New Year 2
  • order 1
  • oriflameku 2
  • parenting 4
  • perempuan tangguh 4
  • perjalanan tiga negara 1
  • personal 3
  • petualangan gaib 6
  • photography 1
  • picture 5
  • podcast 1
  • Profile 12
  • puisi 5
  • reflection 3
  • renungan 25
  • reportase 23
  • resensi 2
  • review 42
  • review aplikasi 1
  • rupa 1
  • Sahabat JKN 2
  • sakit 1
  • sea of life 17
  • sejarah 5
  • Sekedar 1
  • sekedar coretan 76
  • sekedar info 23
  • self-love 1
  • selingan semusim 9
  • seri BRR 4
  • snack asyik 1
  • Srikandi Blogger 2
  • Srikandi Blogger 2013 7
  • Srikandi Blogger 2014 4
  • SWAM 1
  • task 43
  • teknologi 1
  • tentang Intan 34
  • Test 1
  • testimoni 9
  • Tips 57
  • tradisi 1
  • tragedy 1
  • traveling 59
  • true story 7
  • tsunami 9
  • turkey 9
  • tutorial 7
  • visa 1
  • wisata tsunami 2

Followers


Blog Archive

  • December (1)
  • October (1)
  • March (1)
  • August (2)
  • May (1)
  • April (2)
  • March (6)
  • February (3)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (5)
  • October (4)
  • September (3)
  • August (5)
  • July (3)
  • April (1)
  • January (1)
  • December (2)
  • November (1)
  • October (1)
  • September (1)
  • June (1)
  • February (1)
  • December (1)
  • September (2)
  • August (2)
  • July (1)
  • June (1)
  • March (1)
  • February (1)
  • December (5)
  • September (2)
  • August (3)
  • July (1)
  • May (3)
  • April (2)
  • March (1)
  • February (1)
  • January (7)
  • December (1)
  • November (5)
  • September (3)
  • August (1)
  • July (4)
  • June (1)
  • May (1)
  • April (3)
  • March (6)
  • February (5)
  • January (7)
  • December (8)
  • November (4)
  • October (12)
  • September (4)
  • August (3)
  • July (2)
  • June (5)
  • May (5)
  • April (1)
  • March (5)
  • February (4)
  • January (6)
  • December (5)
  • November (4)
  • October (8)
  • September (5)
  • August (6)
  • July (3)
  • June (7)
  • May (6)
  • April (7)
  • March (4)
  • February (4)
  • January (17)
  • December (10)
  • November (10)
  • October (3)
  • September (2)
  • August (5)
  • July (7)
  • June (2)
  • May (8)
  • April (8)
  • March (8)
  • February (7)
  • January (9)
  • December (10)
  • November (7)
  • October (11)
  • September (13)
  • August (5)
  • July (9)
  • June (4)
  • May (1)
  • April (12)
  • March (25)
  • February (28)
  • January (31)
  • December (8)
  • November (3)
  • October (1)
  • September (12)
  • August (10)
  • July (5)
  • June (13)
  • May (12)
  • April (19)
  • March (15)
  • February (16)
  • January (9)
  • December (14)
  • November (16)
  • October (23)
  • September (19)
  • August (14)
  • July (22)
  • June (18)
  • May (18)
  • April (19)
  • March (21)
  • February (27)
  • January (17)
  • December (23)
  • November (20)
  • October (16)
  • September (5)
  • August (2)
  • March (1)
  • December (2)
  • April (1)
  • March (1)
  • February (6)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (4)
  • September (4)
  • August (1)
  • July (8)
  • June (16)

Oddthemes

Flickr Images

Copyright © My Virtual Corner. Designed by OddThemes