Halo sobats, tulisan ini direlease dari sebuah pulau indah bernama Simeulu dan foto ini taken dari dalam Susi Air tadi pagi saat pesawat mungil yang kutumpangi mulai mendekati kepulauan ini untuk mendarat. Cantik ya sobs...?
Hari ini, jam 4.45 pagi, diriku sudah menjejakkan kaki di lantai dingin bandara Polonia Medan, setelah tadi malam transit di rumah adikku. Penerbangan ke Simeulu harus via Medan, since there is no direct flight from Banda to Simeulu.
Maka, kemarin sore, sekitar jam 4 sore, berangkatlah aku dari Banda Aceh menuju Medan, untuk keesokan harinya (subuh ini) lanjut perjalanan ke Simeulu. Sayangnya, schedule kunjungan ini terpaksa dimepetkan karena ternyata keesokan hari dan lusanya, tiada lagi tiket yang available untuk kembali ke Medan, hanya ada hari ini juga. Yang artinya aku harus PP (pulang pergi) di hari yang sama. Apaboleh buat sobs, daripada aku terdampar di pulau ini sendirian, (wong tugas sorangan dewe), mendingan ku kejar target deh, selesaikan urusan pamit undur dan beberapa issue yang harus aku follow up dalam sehari ini. So ntar sore bisa balik ke Medan, stay overnite there and continue to Banda besok harinya. Jadi Malam tahun baru aku bisa bersama Intan.
Aku sudah beberapa kali ke pulau indah ini, tapi belum pernah sendirian seperti ini. Jelas donk, ga enak banget kan ga punya teman. Terus ngapain kesini coba?
Well, tujuan kunjungan kali ini adalah untuk me-mamitkan (apa ya bahasa benernya?) project assistant kami yang telah selesai masa tugasnya di pulau ini. Jadi tentu saja, karena dia bukan Jailangkung (datang tak diundang pulang tak diantar), maka adalah kewajiban kami untuk menjemputnya kembali setelah dua tahun lalu kami antar dan perkenalkan dia pada kepala SKPK Bidang Kebersihan Simeulu. Sekaligus juga untuk mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang telah terjalin dengan sangat baik antara lembaga kami dengan instansi dan kabupaten ini. Juga untuk meyakinkan kepala dinas ini bahwa walaupun kami tidak lagi menempatkan project assistant di pulau ini, bukan berarti kerjasama telah selesai. Lembaga kami akan tetap melanjutkan komitmennya sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati.
Yaaah.. menjelang akhir project, tentu banyak hal yang harus dirampingkan, keterbatasan budget adalah salah satu alasan utama. Sehingga di Desember ini, beberapa project assistant yang mengawal daerah-daerah tertentu tak dapat lagi diperpanjang kontraknya.
Jadi, kedatanganku kali ini jelas untuk urusan kelanjutan kegiatan di Pulau indah ini setelah tiadanya asistensi dari Project Assistant. Aku harus memastikan agar orang yang ditunjuk dari instansi terkait ini tepat sasaran dan dapat mengawal kegiatan ini ke depannya dengan baik. To ensure that the person in charge for this purpose is appropriate and capable.
Jam 7.30 pagi, pesawat mungil berkapasitas 9 orang ini hanya mengangkut 5 orang penumpang, termasuk pilot dan co pilot. Selebihnya kulihat dua peti (sepertinya uang) karena laki2 yang membawanya dikawal dua polisi bersenjata lengkap, dan saat berkenalan denganku, katanya dia bekerja di salah satu bank di pulau ini.
Dan benar saja, saat ngobrol2 kucoba yakinkan instingku bahwa peti baja itu memang berisi uang , ya tentu dengan bertanya langsung padanya donk, masak meramal? Hehe.
Sebenarnya tadi di dalam pesawat aku ingin foto, biasa… narsis, tapi bangun yang terlalu pagi membuatku ngantuk berat. Jadilah aku tidur dengan cantiknya tadi dan baru bangun saat pesawat mungil itu mencecah landasan. Sebagai ganti, berikut aku tampilkan sebuah foto yang diambil di pesawat yang sama dengan tujuan yang sama dalam moment yang berbeda tentunya sobs. Judulnya sih teteup. On Mission atau dinas. dan teteup.....NARSIS. hehe.
Meeting berjalan dengan lancar sesuai yang diskedulkan, kepala dinas sangat mengapresiasi kegiatan yang telah kami selenggarakan so far dan tentu berharap agar hendaknya kerjasama ini dapat terus berlanjut. Berterima kasih atas penyediaan tenaga project assistant untuk mendampingi pelaksanaan kegiatan disini, bla..bla..bla hingga semua issue yang ada di listku tuntas sudah.
Akhirnya, pertemuan usai dengan hasil yang cukup memuaskan. Terus aku mau kemana? Ga ada teman dan juga ga boleh jauh2 donk, kan sebentar lagi mau balik ke Medan. Harus siap-siap ke bandara. Bapak kepala dinas menawarkan rumahnya untuk aku istirahat sebentar sambil menunggu waktu makan siang or ke bandara. Tapi aku lebih tertarik untuk bekerja di ruangan kantornya sih, daripada istirahat di rumah beliau. Mending bikin report, pikirku. Kapan lagi mau kerja di ruang dan meja kerja seorang kepala dinas, pikirku. hihi. Dan jadilah aku menduduki kursi yang mungkin menurut orang di Simeulu ini dianggap empuk, mencoba untuk membuat minute of meeting rapat tadi.
Begitu minute of meetingnya selesai, aku kembali bingung dan ga suka banget berada dalam keadaan vakum di suatu tempat yang net connectionnya tiada. Provider yang kupakai sama sekali tak berdaya di pulau ini, maka terpaksalah minjem modemnya Irsyad, the project assistant. Irsyad sendiri pamit untuk membereskan barang2nya karena nanti sore akan leaving to Medan juga bersamaku (ya iyalah, kan kedatanganku kesini sekaligus untuk menjemputnya keluar dari pulau ini…).
Dan sobs… apa yang kulakukan selanjutnya coba? Persis…. Blogging donk… hehe. Mana tahan diriku tak menjumpai para sobats sehari saja? Kangen tau!! Tapi ya ampuuun sobs... koneksinya lemot banget, pantesan aja si Irsyad lebih sering ngantor di cafe ber wifi daripada di the real office. Haha. Artikel ini juga ga bisa tuntas dalam sekejap sobs, koneksinya bener-bener hidup segan mati tak mau, hingga akhirnya menyerah.
Nah, kini, saat menanti si Susi (Air) datang dari Medan, selesai check in, jelas bengong lagi toh? yo wes, tak coba deh konek lagi pake modemnya si Irsyad, sementara sang pengantin baru itu lebih memilih telefonan dengan sang istri yang saat ini sedang berada di Sabang.
Ada kejadian lucu juga tadi waktu check in sobs. Masak dikira aku dan Irsyad suami istri. Pegawainya nanya, pengantin baru ya bu? What????? hahahaha. Ternyata patokannya adalah dari kuku kami yang sama-sama berinai. hahahaha.
Aku langsung protes donk, dan klarifikasi, masak saya istrinya adik ini mba? kataku. emoh donk dikira istri Irsyad, Alaika kan ga suka brondong. hihihi....
si mba minta maaf, habis dikiranya aku semuda Irsyad, hihi. bangga juga sih dikira masih muda padahal kan aku udah yaaaaaa... tau sendirilah...
Well sobs. Susi Airnya udah landed dan ready to take us fly to Medan nih.
Doakan penerbangan kami selamat sampai tujuan ya sobs....
Saleum dari Simeulu Island.
Alaika
Hari ini, jam 4.45 pagi, diriku sudah menjejakkan kaki di lantai dingin bandara Polonia Medan, setelah tadi malam transit di rumah adikku. Penerbangan ke Simeulu harus via Medan, since there is no direct flight from Banda to Simeulu.
Maka, kemarin sore, sekitar jam 4 sore, berangkatlah aku dari Banda Aceh menuju Medan, untuk keesokan harinya (subuh ini) lanjut perjalanan ke Simeulu. Sayangnya, schedule kunjungan ini terpaksa dimepetkan karena ternyata keesokan hari dan lusanya, tiada lagi tiket yang available untuk kembali ke Medan, hanya ada hari ini juga. Yang artinya aku harus PP (pulang pergi) di hari yang sama. Apaboleh buat sobs, daripada aku terdampar di pulau ini sendirian, (wong tugas sorangan dewe), mendingan ku kejar target deh, selesaikan urusan pamit undur dan beberapa issue yang harus aku follow up dalam sehari ini. So ntar sore bisa balik ke Medan, stay overnite there and continue to Banda besok harinya. Jadi Malam tahun baru aku bisa bersama Intan.
Aku sudah beberapa kali ke pulau indah ini, tapi belum pernah sendirian seperti ini. Jelas donk, ga enak banget kan ga punya teman. Terus ngapain kesini coba?
Well, tujuan kunjungan kali ini adalah untuk me-mamitkan (apa ya bahasa benernya?) project assistant kami yang telah selesai masa tugasnya di pulau ini. Jadi tentu saja, karena dia bukan Jailangkung (datang tak diundang pulang tak diantar), maka adalah kewajiban kami untuk menjemputnya kembali setelah dua tahun lalu kami antar dan perkenalkan dia pada kepala SKPK Bidang Kebersihan Simeulu. Sekaligus juga untuk mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang telah terjalin dengan sangat baik antara lembaga kami dengan instansi dan kabupaten ini. Juga untuk meyakinkan kepala dinas ini bahwa walaupun kami tidak lagi menempatkan project assistant di pulau ini, bukan berarti kerjasama telah selesai. Lembaga kami akan tetap melanjutkan komitmennya sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati.
Yaaah.. menjelang akhir project, tentu banyak hal yang harus dirampingkan, keterbatasan budget adalah salah satu alasan utama. Sehingga di Desember ini, beberapa project assistant yang mengawal daerah-daerah tertentu tak dapat lagi diperpanjang kontraknya.
Jadi, kedatanganku kali ini jelas untuk urusan kelanjutan kegiatan di Pulau indah ini setelah tiadanya asistensi dari Project Assistant. Aku harus memastikan agar orang yang ditunjuk dari instansi terkait ini tepat sasaran dan dapat mengawal kegiatan ini ke depannya dengan baik. To ensure that the person in charge for this purpose is appropriate and capable.
Jam 7.30 pagi, pesawat mungil berkapasitas 9 orang ini hanya mengangkut 5 orang penumpang, termasuk pilot dan co pilot. Selebihnya kulihat dua peti (sepertinya uang) karena laki2 yang membawanya dikawal dua polisi bersenjata lengkap, dan saat berkenalan denganku, katanya dia bekerja di salah satu bank di pulau ini.
Dan benar saja, saat ngobrol2 kucoba yakinkan instingku bahwa peti baja itu memang berisi uang , ya tentu dengan bertanya langsung padanya donk, masak meramal? Hehe.
Sebenarnya tadi di dalam pesawat aku ingin foto, biasa… narsis, tapi bangun yang terlalu pagi membuatku ngantuk berat. Jadilah aku tidur dengan cantiknya tadi dan baru bangun saat pesawat mungil itu mencecah landasan. Sebagai ganti, berikut aku tampilkan sebuah foto yang diambil di pesawat yang sama dengan tujuan yang sama dalam moment yang berbeda tentunya sobs. Judulnya sih teteup. On Mission atau dinas. dan teteup.....NARSIS. hehe.
Meeting berjalan dengan lancar sesuai yang diskedulkan, kepala dinas sangat mengapresiasi kegiatan yang telah kami selenggarakan so far dan tentu berharap agar hendaknya kerjasama ini dapat terus berlanjut. Berterima kasih atas penyediaan tenaga project assistant untuk mendampingi pelaksanaan kegiatan disini, bla..bla..bla hingga semua issue yang ada di listku tuntas sudah.
Akhirnya, pertemuan usai dengan hasil yang cukup memuaskan. Terus aku mau kemana? Ga ada teman dan juga ga boleh jauh2 donk, kan sebentar lagi mau balik ke Medan. Harus siap-siap ke bandara. Bapak kepala dinas menawarkan rumahnya untuk aku istirahat sebentar sambil menunggu waktu makan siang or ke bandara. Tapi aku lebih tertarik untuk bekerja di ruangan kantornya sih, daripada istirahat di rumah beliau. Mending bikin report, pikirku. Kapan lagi mau kerja di ruang dan meja kerja seorang kepala dinas, pikirku. hihi. Dan jadilah aku menduduki kursi yang mungkin menurut orang di Simeulu ini dianggap empuk, mencoba untuk membuat minute of meeting rapat tadi.
Begitu minute of meetingnya selesai, aku kembali bingung dan ga suka banget berada dalam keadaan vakum di suatu tempat yang net connectionnya tiada. Provider yang kupakai sama sekali tak berdaya di pulau ini, maka terpaksalah minjem modemnya Irsyad, the project assistant. Irsyad sendiri pamit untuk membereskan barang2nya karena nanti sore akan leaving to Medan juga bersamaku (ya iyalah, kan kedatanganku kesini sekaligus untuk menjemputnya keluar dari pulau ini…).
Dan sobs… apa yang kulakukan selanjutnya coba? Persis…. Blogging donk… hehe. Mana tahan diriku tak menjumpai para sobats sehari saja? Kangen tau!! Tapi ya ampuuun sobs... koneksinya lemot banget, pantesan aja si Irsyad lebih sering ngantor di cafe ber wifi daripada di the real office. Haha. Artikel ini juga ga bisa tuntas dalam sekejap sobs, koneksinya bener-bener hidup segan mati tak mau, hingga akhirnya menyerah.
Nah, kini, saat menanti si Susi (Air) datang dari Medan, selesai check in, jelas bengong lagi toh? yo wes, tak coba deh konek lagi pake modemnya si Irsyad, sementara sang pengantin baru itu lebih memilih telefonan dengan sang istri yang saat ini sedang berada di Sabang.
Ada kejadian lucu juga tadi waktu check in sobs. Masak dikira aku dan Irsyad suami istri. Pegawainya nanya, pengantin baru ya bu? What????? hahahaha. Ternyata patokannya adalah dari kuku kami yang sama-sama berinai. hahahaha.
Aku langsung protes donk, dan klarifikasi, masak saya istrinya adik ini mba? kataku. emoh donk dikira istri Irsyad, Alaika kan ga suka brondong. hihihi....
si mba minta maaf, habis dikiranya aku semuda Irsyad, hihi. bangga juga sih dikira masih muda padahal kan aku udah yaaaaaa... tau sendirilah...
Well sobs. Susi Airnya udah landed dan ready to take us fly to Medan nih.
Doakan penerbangan kami selamat sampai tujuan ya sobs....
Saleum dari Simeulu Island.
Alaika