Berbelanja secara online, tentu bukan lagi hal yang aneh untuk dilakukan. Kuyakin, banyak dari kita yang pernah bahkan sering melakukannya. Dan dari pengalaman berbelanja online tersebut, tentunya pula, banyak dari kita yang mengalami pahit getirnya transaksi itu.
Aku sendiri termasuk orang yang suka sekali berbelanja online. Selain praktis dan efektif, juga membuat kita tak perlu jauh-jauh meninggalkan rumah/kantor untuk melakukan transaksi. Tinggal pilih, order, bayar, dan tunggu lah paketnya sampai ke depan pintu alamat pengiriman kita.
Namun, tentu saja, kita tak bisa sembarangan berbelanja online. Artinya, kudu verifikasi terlebih dahulu, toko online/supplier mana yang kredibel/terpercaya untuk menjadi tempat kita berbelanja. Karena, tak bisa dipungkiri bahwa, di jagad maya ini, banyak sekali website/situs yang berkedok jualan ini itu, padahal hanya akal-akalan atau fiktif belaka. Tak jarang, para customer dibuat kecewa, karena setelah pembayaran, barang yang dinanti tak pernah kunjung tiba.
Back to the topic, Belanja Online yang Bikin Jantungan! Pengalaman inilah yang ingin aku bagi kali ini, Sobs! Walau setahun lebih telah berlalu, tepatnya pada tanggal 25 Januari 2012 yang lalu, namun hingga kini tragedy ini begitu membekas di hati. Trauma? Tidak juga, tapi cukup membuatku menjadi sangat hati-hati, sesudahnya. #Terkadang, pengalaman pribadi adalah guru terbaik. :)
Hari sudah hampir menjelang magrib kala itu, namun aku masih saja tenggelam dalam tumpukan pekerjaan tanpa mampu membebaskan diri. Sementara niat hati, sejak pagi sudah begitu kuat untuk berbelanja online, hari ini. Harus hari ini, karena aku sudah tak sabar untuk berpindah ke 'rumah' baru. Aku ingin rumah maya tercinta ini, kala itu masih beralamat di http://my-virtualcorner.blogspot.com, untuk segera hijrah ke rumah baru yang lebih keren, berdomain . [dot]com!
Makanya, walau sibuk dengan beberapa laporan yang harus direview, niat ini tetap saja menari-nari dan mencuri perhatianku. Hingga kuputuskanlah untuk melakukan aktivitas belanja domain, di sore hari menjelang pekerjaan kantor selesai. Dan, ternyata, barulah pada saat menjelang magrib itu, pekerjaanku tuntas, dan mulailah aku bertransaksi.
Seorang teman blogger ngasih rekom untuk belanja online di sini, karena ini adalah situs penyedia domain-hosting terpercaya. Tentu donk aku percaya penuh dan langsung mengikuti petunjuk untuk bertransaksi. Sebuah domain dengan namaku sendiri, alaika abdullah tersedia. Yeay!! Dengan harga yang sangat terjangkau pula. Rp. 87.023 [delapan puluh tujuh ribu dua puluh tiga rupiah]. Murah bener kan? Maka dengan santai kumasukkan angka yang harus kutransfer itu, dan memulai prosesnya. Sandi dari token kudapatkan dan masukkan langsung ke layar monitor yang telah menanti....
Karena disarankan untuk menambahkan angka unik di belakang angka yang harus kutransfer, tanpa pikir panjang kutambahkan angka 99 di belakang angka 87023 itu, sehingga terbentuklah deretan angka 8702399. Aku masih santai dan sama sekali tak menyadari jika angka yang berjejer itu telah membentuk digit jutaan! Masih dengan santai pula, aku menekan tombol KIRIM untuk meng-ok-kan transaksi tersebut. Tulisan di layar yang memberitahukan bahwa transaksi TERLAKSANA dengan sukses, jelas membuatku gembira. Hore, aku telah mendapatkan domain, alaikaabdullah [dot] com sebentar lagi akan menjadi URL rumah maya ini.
Loginlah aku kembali ke member area si penyedia website, untuk mengkonfirmasi transaksi yang telah aku lakukan. Kumasukkan data yang diminta, lalu sebuah notifikasi muncul dari si penyedia website, menyatakan bahwa telah terjadi kelebihan/kekurangan transfer terhadap tagihan Rp. 87.023 itu. Awalnya aku masih belum ngeh, kucoba lagi mengulang entry data yang diminta, dan sekali lagi muncul notifikasi yang sama, bahwa telah terjadi kelebihan/kekurangan transaksi.
Barulah, meluncur bebas dari bibirku teriakan sempurna. "Ya Allah! Oh My God!" dan aku terdiam. Ingin menangis! Tanpa sadar aku telah mentransfer dana sejumlah Rp. 8.615.376 [delapan juta enam ratus lima belas ribu tiga ratus tujuh puluh enam rupiah]! Tak tanggung-tanggung, aku telah kelebihan transfer sejumlah Rp. 8.615.376 [delapan juta enam ratus sekian rupiah]. Oh Tuhan! Hiks.
Panik? PASTI! Mana sedang azan Magrib pula, pasti deh ini toko sudah tutup. Gimana donk ini? Aku langsung curhat pada teman yang memberi rekom. Dan atas inisiatifnya, aku langsung dial nomor telp si penyedia situs, yang memang tersedia di websitenya. Alhamdulillahnya, telefon dan laporanku diterima dengan baik oleh mereka, dan untuk laporan resminya, aku juga segera menyertakan email tentang hal ini, yang langsung dibalas bahwa mereka akan segera menindak-lanjutinya. Bahwa tim accounting mereka akan menelusuri hal ini, dan jika memang benar telah terjadi kesalahan seperti itu, maka mereka akan mengembalikan kelebihan transfer itu. Tentunya, dalam waktu maksimal 14 hari kerja. Its, ok, tak masalah bagiku, yang penting uangku kembali. Delapan juta sekian itu, sangat berarti buatku, Sobs! Hiks.
Tapi, walau jawaban mereka sangat responsif, namun aku tetap aja ketar ketir tuh, jantungan menanti proses verifikasi dan pengembalian uang itu. Kebayang kan, Sobs? Gimana deg-degannya menanti uang sebanyak itu? Hiks. Dan Alhamdulillahnya, keesokan harinya, aku mendapat balasan email dari penyedia website ini, bahwa mereka akan segera memproses pengembalian kelebihan dana tersebut, dalam waktu maksimal 14 hari ke depan. Alhamdulillah. Tak salah aku memilih toko online ini, mereka begitu profesional! Lega rasanya, Sobs! :)
Namun, pengalaman ini, sungguh memberiku pelajaran untuk:
- Teliti sebelum bertindak! Apalagi saat ini, ujung jari punya kekuatan prima, sekali hentak di tuts keyboard, dia mampu mengirimkan apa saja. Email, pesan, bahkan rupiah atau dolar atau mata uang lainnya ke rekening yang dituju....
- Bahwa jangan menganggap enteng segala sesuatu. Tadinya aku anggap angka 99 tak berarti apa-apa, karena dia hanya akan berdiri di belakang koma, aku lupa, bahwa net banking tidak membaca tanda titik atau koma, maka puluhan ribu menjelma menjadi jutaan! Hiks..hiks..
- Jangan menunda. (tadinya aku rencana mau shalat Magrib dulu, baru jemput Intan, eh malah jadi menuntaskan pembayaran, baru shalat dan jemput Intan, yang akhirnya satu pun tak jadi aku laksanakan). Ya Allah, ampuuun...
- dan lain-lainnya...
Well, Sobs, gitu deh pengalaman belanja online yang sempat bikin aku jantungan. Beli domain termahal di dunia, haha. Untung perusahaan dimana aku melakukan transaksi, cukup profesional. Semoga artikel ini dapat menjadi pembelajaran bagi kita semua ya, Sobs!
Sebuah catatan pembelajaran dalam kehidupan,
Al, 14 Juni 2013, The Papandayan Hotel, Bandung,