Sesuai janjiku pada Intan, maka sekitar pukul 13.42 wib aku telah berada di halaman depan sekolah putri tercinta, untuk agenda spesial siang tadi, which is trial driving on the road, alias belajar mengemudi di jalan raya, setelah beberapa hari ini, Intan berlatih mengemudi di jalanan ber-corn block yang terhampar indah dan berliku di kompleks Biro Rektor, Universitas Syiah Kuala…
Saleum,
Alaika
Hehe, emang! Kayaknya hanya kami lho yang nekad menggunakan kesunyian kompleks di sela libur Ramadhan itu, menjadikan jalanan itu sebagai arena latihan mengemudi putriku. Maaf ya Pak Rektor… J
Maka, usai shalat zuhur berjamaah dan kultum di aula sekolahnya, Intan dengan penuh semangat menghambur ke dalam mobil, kusambut dengan segera melajukan Gliv, si abu-abu kesayangan menuju arah Krueng Raya.
Yup, ada sebuah bisikan yang menuntun hati agar aku menggunakan badan jalan Banda Aceh – Krueng Raya sebagai ajang latihan driving on the road bagi Intan. Alasan utamanya sebenarnya sih, selain karena jalanan ini lumayan sepi, juga karena aku bisa menikmati pemandangan indah tepi pantai di sebelah kiri jalan, dan pemandangan sejuk perbukitan di sebelah kanan jalannya..
Tak pakai lama, begitu sampai di jalan yang mulai sepi, kuserahkan kemudi pada Intan, yang begitu antusias melajukan Gliv, lumayan lancar walau terkadang dia masih terkesan takut-takut. Tapi dia senang berlatih di bulan puasa, karena Uminya tak akan cerewet apalagi marah-marah jika dia melakukan kesalahan mengemudi.. J
Kami terus melaju dengan penuh suka cita, kulihat Intan telah mulai enjoy driving di jalan raya, penuh hati-hati tapi masih sempat bercanda serta curhat sepanjang perjalanan. Lumayan lama juga kami tak berkesempatan jalan berduaan dan mengobrol santai seperti ini. Mulai tentang teman-teman barunya di kelas XI, hingga ke curhat masalah cowok yang sedang tertarik padanya namun dia tak punya perasaan serupa. Bagaimana cara menghadapinya agar si cowok tak tersinggung apalagi sakit hati….
Kami merasakan perasaan damai yang luar biasa, kuyakin Intan juga merasakan peningkatan kualitas kasih sayang dan cinta terhadapku sebagaimana yang kurasakan terhadapnya, selama mengemudi ini. Menghabiskan waktu berdua, terkadang memang tak harus di suatu tempat khusus, kebersamaan memang bisa dirajut kapan dan dimanapun, bahkan terkadang dalam momen-momen tak terduga.
Lalu apa hubungannya dengan judul postingan di atas Al? Kok dari tadi belum ada korelasinya? Hehe…. Sabar sobs! Ini juga mau masuk ke topic itu kok…
Nah, begitu kami sampai ke kawasan Pertamina Krueng Raya, mataku tertumbuk pada sebuah plank nama bertuliskan makam Laksamana Malahayati. Gliv terus melaju yang dipacu dengan santai oleh Intan. Bagi Intan, plank nama itu memang tak berarti apa-apa sih, tapi bagiku? Itu adalah sebuah daya tarik yang membuat hatiku langsung sumringah. Yup! Laksamana Malahayati sobs! Itu adalah tokoh pahlawan idolaku lho! Sungguh, aku sangat mengaguminya…
Walau aku pernah mempublish sebuah postingan tentang kisah perjuangan dan kehebatan sang tokoh idola itu disini sobs, tapi aku tak pernah berniat sekalipun untuk mencari makamnya, karena memang aku bukan type penziarah seperti itu.
Bagiku, mengabadikan kehebatan dan kepahlawanannya dengan tinta emas, cukup di hatiku dan dalam tulisan2 ku, tak harus dengan mencari dimana peristirahatan terakhir, apalagi tokoh idola ini hidup diantara abad XV dan XVI yang lalu. Udah lama banget kan sobs?
Jadi aku fikir, alih-alih mencari tempat peristirahatannya, mending aku menghidupkan rasa hormat dan terima kasihku padanya dengan caraku tersendiri, yaitu mengenangnya dalam tulisan dan rasa kagum di hati… #terus terang, belum pernah juga sih menghadiahkannya sebuah Al-Fatihah. Habis ga teringat sih sobs! J Lagipula, Insyaallah, seseorang yang mati syahid demi memperjuangkan kemerdekaan negerinya, beliau akan menjadi salah seorang ahli syurga, amin Ya Rabbal Alamin…
Aku cetuskan pada Intan bahwa pulang nanti, aku ingin kami berbelok ke tanda panah yang ditunjuk di plank nama tersebut, menuju makam sang laksamana. Dan hari ini, aku menyadari betapa buruk nilai pelajaran sejarah Intan, sukses membuatku terheran-heran!
Masak ga pernah dengar nama Laksamana Malahayati? Tak pernah tau bahwa beliau adalah Laksamana wanita pertama di dunia? Apa kamu ga pernah baca atau memperhatikan saat gurumu mengajar sih nak?
Putriku begitu takjub saat kuceritakan tentang sepak terjang sang laksamana ini. Bahkan Intan jadi begitu terkagum saat kukatakan bahwa, saat itu belum pernah ada seorang laksamana (admiral) wanita di dunia, Laksamana Malahayati lah the first one! Masak mi? di dunia? Di Indonesia kali mi? Umi salah kali mi?
Yaelah, dikasih tau malah ngeyel. Sampai aku terpaksa menanyakan dengan penuh rasa prihatin, apa di sekolah, dari SMP sampai SMA mereka tidak lagi belajar tentang sejarah nasional/bangsa? Intan tertawa, malu juga, dan dengan kalem mengatakan ‘ada sih mi, tapi Intan kurang tertarik dengan sejarah!’ Weleh-weleh nak!
Kuceritakan sekilas tentang Laksamana idolaku ini, dan kekaguman semakin terlihat nyata dari antusiasme anandaku untuk mengetahui lebih jauh sepak terjang sang tokoh pejuang wanita yang satu ini. Dan tak sabar ingin membaca postinganku tentang sang Laksamana wanita pertama di dunia ini, yang adalah berasal dari negeri tercinta ini, puteri dari bumi Iskandar Muda..
Singkat cerita, Intan menyerahkan kemudi padaku, saat kami telah sampai pada penghujung jalan yang tak lagi beraspal, dan artinya, kami harus kembali, apalagi waktu telah menunjukkan angka 3.25 wib. Masih pada niat semula untuk mampir di makam sang Laksamana, maka kupacu Gliv dengan kecepatan yang lebih tinggi. Tak sabar aku ingin melihat dengan mata kepalaku sendiri, rumah peristirahatan tokoh yang begitu aku kagumi ini…
Tak jauh masuk ke dalam, hanya 100 m, seperti yang tertulis di plank penunjuk arah menuju makam. Suasana sangaaat sepi. Tak ada satu orang pun yang melintas karena memang tempat ini menjorok ke dalam. Kuhentikan Gliv dan memarkirnya dengan baik. Intan terlihat sedikit takut untuk turun. Penampakan areal makam sendiri sih apik-apik saja, tak ada yang menyeramkan, hanya tingkat sepinya yang masuk kelas wahid itu yang bikin hati was-was. Aku sendiri sih kepikiran pada takut ditodong atau dirampok oleh (siapa tahu kan) combatan/mantan anggota gerakan separatis. Ini kan mirip hutan, tapi yang terawat. Tak lupa kuingatkan Intan untuk tidak bercerita tentang kunjungan ini pada mami (panggilan bahasa Aceh untuk nenek) nya alias umiku nanti, pasti aku akan diceramahi panjang lebar jika ketahuan nekad main ke tempat sepi dan 'berbahaya' seperti ini. Kalo ada orang jahat gimana? Pasti akan panjang lebar dan banyak 'kalo' nya deh ntar jika ibuku tahu.... hihi
Alhamdulillah, sekitar dua menit kami keluar dari Gliv, sebuah Avanza silver memasuki area makam, parkir tepat disamping Gliv. Awalnya aku kuatir juga, melihat penumpang Avanza itu adalah para lelaki. Hatiku sedikit menciut, karena aku hanya berdua Intan, di tempat yang begitu sepi tanpa terlihat satupun rumah penduduk di sekitar tempat itu. Sempat terniat di hati untuk segera masuk lagi ke mobil, sambil berfikir secepat apa aku sanggup memutar Gliv dan melarikannya ke jalan raya lagi…
Tapi Alhamdulillah, seorang ibu setengah baya, dengan pakaian muslim yang santun ikut keluar dari Avanza itu. Aman, Insyaallah, batin ku. Kusapa si ibu dengan ucapan salam yang segera dibalas ramah. Ternyata mereka dari Aceh Timur, sedang main ke Banda dan tertarik juga untuk melihat makam sang Laksamana.
Jadi ada teman deh sobs! Tadinya aku ragu banget jika hanya berdua Intan, mendaki bukit, mencapai tempat peristirahatan tokoh idolaku. Walau idola banget, jika harus mendaki setinggi itu, tanpa tau gerangan apa yang sedang menanti kami di puncak perbukitan itu, kan sama saja membawa diri ke mara bahaya ya sobs?
Tampak depan pekarangan Makam Laksamana Malahayati |
Akhirnya, bersama kami mendaki. Sayangnya aku lupa menghitung berapa puluh anak tangga yang harus kami naiki untuk sampai di atas sana. Terlihat Intan masih sedikit takut, juga lelah menaiki satu demi satu anak tangga itu.
Makamnya terletak nun jauh di atas tuh sobs! |
Tuh di atas itu makamnya sobs! |
Nah, ini dia makamnya.... |
“Mi, umi yakin mau ke atas? Ga takut? Kok Umi begitu kagum sih dengannya?” Ealah nak, kok masih tanya toh? ya iyalah….
“Ya iya lah nak… misalnya gini, Intan kalo lagi jalan-jalan lihat ada SMASH, dan kesempatan untuk ketemu langsung udah di depan mata, apa yang Intan lakukan? Menjauhinya apa mendekatinya?”
Intan malah tertawa terbahak, “haha… Umi..Umi, kok malah disamain dengan Smash? Haha”. Habis Intan idola banget sama Smash boyband sih sobs, jadi paling gampang ngasih perumpamaan ya seperti itu toh? hihi
Akhirnya sampai juga kami di puncak, dan aku kaget menemukan seorang pemuda yang sedang begitu asyik membersihkan makam. Serius dan enjoy sekali pemuda itu melaksanakan tugaasnya. Mungkin pun sambil melamun kali sobs? Hehe
Pernahkah sobats merasa seperti ini? Begitu bahagia? Merasa takjub? Inilah yang kurasakan begitu melihat tiga batu nisan berjejer di bagian kepala makam itu sobs, tiga lagi berjejer di bagian kaki. Kok tiga? Ternyata menurut si pemuda, di dalam makam ini bersemayam tiga jasad, Laksamana Malahayati, suaminya dan anaknya. Aku baru tahu hal itu sobs!
Tak terhalang, menitik airmata ini sobs…. Terharu…Tak pernah timbul di anganku keinginan untuk berada di makam tokoh yang begitu aku kagumi. Yang tentangnya kutulis sepenuh jiwa di postingan yang ini…
Namun kini? Aku mendapati diriku telah berada di hadapannya. Hanya terbatas oleh gundukan tanah yang ditaburi bebatuan kecil di atasnya. Hanya setipis itu jarak antara aku dan tokoh idolaku. Spontan, tak terhalang tangan kananku langsung mengelus bingkai makam…. Ingin mengelus batu nisan itu sih, tapi takut akan dilarang oleh si pemuda. Maka aku hanya membiarkan tangan kananku mengelus bingkai pusara itu, seraya menghadiahi sang Laksamana sebuah Al-Fatihah. “Beristihatlah dengan tenang Cut Nyak… tak pernah terduga jika aku akan berkesempatan untuk bertemu dirimu…. Hari ini, tanpa diduga dan tanpa rencana, Allah membawaku kesini…. Ke tempat orang yang begitu aku kagumi…. Alhamdulillah ya Allah…”.
Di perjalanan pulang, Intan mengatakan bahwa teman baru kami (para penumpang Avanza) terheran-heran melihat umi begitu khusyuk berdoa di makam. Mereka sendiri cuma melihat-lihat dan foto-foto aja. Aku hanya tersenyum. Aku juga akan begitu jika tokoh yang aku kunjungi bukanlah tokoh yang begitu aku kagumi …. J
Well sobs, itulah sedikit cerita tentang petualangan kami siang tadi… Sungguh sebuah pertemuan tak terduga yang Allah siapkan untukku. Trims ya Rabbi..
Kehidupan adalah sebuah arena yang penuh misteri
Bahkan seorang ahli nujum sekalipun tak kan pernah mampu menebak dengan tepat gerangan apa yang tersembunyi di balik misteri itu…
Terima kasih padamu ya Allah, pemilik segala misteri, pengarah segala lakon dan penulis segala scenario kehidupan
21 comments
teriak.. sahur..sahur dulu ah...
ReplyDeletesahuuuuur..
Hahaa..kayaknya aku juga bakalan ngikut Intan ngejar2 anak Smash Mbaaa...
ReplyDeleteIndahnya petualangan Ibu dan anak ini, seruu ya..
Jadi kenal deh dan tau siapa gerangan Laksamana yang CAntik
wow pertemuan tak terduga dengan sang idola nih cutkak.. #praktek bahasa Aceh :p
ReplyDeleteHmmm saya baca artikelnya kok kesannya kompleks makam itu agak diabaikan ya, kenapa gak ada keamanan atau pengurus makam disitu.
semoga bisa menjadi perhatian pihak yang terkait disana. Karena Malahayati bukan hanya kebanggan warga Aceh, tapi juga Indonesia..
BTW kok saya sama kayak Intan ya blum tahu kalau laksamana Malahayati adalah admiral pertama di dunia.. payah nih nilai sejarah saya hahaha
Di Serambi Mekah ini banyak pejuang-pejuang tangguh termasuk Cut Nya'Din dan sang Laksamana ini. Andil mereka begitu besar bagi negeri tercinta.
ReplyDeleteLatihan mengemudi yang bermanfaat ganda ya jeng.
Salam hangat dari Surabaya
Saya belum pernah ke sini kak, meski selalu melewati daerah krueng Raya. Setelah membaca tulisan kakak, terbersit niat akan ke sana suatu saat. Setelah saya balik dari negeri orang.
ReplyDeleteMakasih atas infonya ya kak :)
Saya juga belum pernah dengar nama laksamana yg satu ini waktu pelajaran sejarah dulu mbak :). Atau memang lagi ngantuk ya?? Ehehehe
ReplyDeleteKalau masih kecil, belajar nyetir gampang bisa ya mbak?? kalao sudah kayak saya bawaanmya takut hikz
mbak al ceritanya mengharukan nih
ReplyDeletekukira di awal cerita akan ketemu temen ato sapalah
eh malam makam idola rupanya
saya jadi mikir, idola saya siapa ya yang kalau bertemu sensasinya akan seperti yg mbak Al rasakan kemarin ini :(
Wah kok aku malah belum pernah denger nama Laksamana Malahayati ya mbak, sepertinya jaman sekolah dulu gak ada yang ngajarin gurunya, apa aku yang waktu itu bolos ya hehehe
ReplyDeleteEntah terduga maupun tidak, yang namanya pertemuan pastinya punya kesan tersendiri...
ReplyDeletesalam sukses gan, bagi2 motivasi .,
ReplyDeletePikiran yang positiv dan tindakan yang positiv akan membawamu pada hasil yang positiv.,.
ditunggu kunjungan baliknya gan .,.
Laksamana Malahayati.. orang yg aku kagumi. Dia jugalah salah satu nama yg aku tulis utk ikutan GA Pahlawanku.. yg diadakan Kang Lozz Akbar dulu. :)
ReplyDeleteBeruntungnya mbak Al bisa mengunjungi makamnya, walau secara tak sengaja.
Ternyata Intan smashblast juga... sama spt Shasa hehehe.. Salam buat Intan ya mbak.
Sekarang sedang di Banda ya?
Udah sampe aceh ni ya.. jngn lupa singgah ke rumah saya buat buka puasanya..hehe.. waahh,,saya baru kali ini lihat kumpulan foto makamnya laksamana hayati.. tulisan dan infonya dari alaika sangat menarik nieh.. makasih y
ReplyDeleteKhas ala Mbak, ceritanya detailll...sampai serasa ikutan the journey ketemu Laksamana Malahayati juga lho. Kalau saya pengen ketemu siapa ya? hehhe
ReplyDeleteceritanya memang belum pernah kesana juga ya.... wah hebat sekali ini pertemuan pertama dengan Laksamana Malahayati...
ReplyDeleteSemoga anaknya bisa langsung belajar dari Ibunya mengenai sosoknya.. kalau ternyata disekolah hanya mendapatkan sejarahnya SMASH ehheheeheh
waah.. aku jd ikut terharu nih.. pasti rasanya seneng campur aduk ktm sama idola, walopun hanya bisa ktm makamnya saja ya.. :)
ReplyDeleteSbnrnya aku baru tau loh Laksamana Malahayati *malu*. Dan ternyata seorang laksamana wanita pertama di dunia pula. Hebat bgt ya.. *kagum*
btw mau donk mbk Al aku diajari driving.. hihihi..
Berbicara tentang pentingnya sejarah tentunya kita ingat dengan slogan yang disampaikan Presiden pertama kita yang berbunyi "Jas Merah" yang artinya "Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah" karena mengingat sejarah adalah sebagai wujud kepedulian kita kepada para leluhur.
ReplyDeletelangkah yang benar mbak, Intan harus dikenalkan dgn figur2 sejarawan/wati dari daerah setempat, agar tdk salah memilih figur yg diidolakan.
Mbak Alaika sm Intan kompak bgt ya kayak sahabat.. Moga2 sy juga bisa spt itu dg putri sy ^^
ReplyDelete@Lozz Akbarhehehhe... di aceh mah masih lama sahuurnya kang! :D
ReplyDelete@Nchie Haniehehehe..... jadi dirimu Smashblast juga toh teh? hihi
ReplyDeleteatau ikutan Olive? :D
seru dan mengharukan petualangan kami hari ini teh....
@Lozz AkbarMakamnya terawat dengan baik kok kang, hanya saja mungkin karena suasana Ramadhan, jadi begitu sepi, apalagi siang hari, tak ada orang yang melintas ke arah situ...
ReplyDeletehutan kecil yang melingkarinya juga terkesan bersih sih, hanya karena sepinya itu, menimbulkan kesan seram.... takut ada penjahat nyasar.... hehe
Jadi dirimu juga belum tau ttg sang laksamana ini toh? ayo baca ulasan lengkap tentangnya disini: http://www.alaikaabdullah.com/2012/05/kartini-lain-sebelum-kartini.html
Lagi2 saya mendeteksi ada postingan baru berjudul Blog Content tapi setelah saya cari2 sudah nggak ada karena disembunyikan lagi...
ReplyDelete