Perjalanan Balik
Sebenarnya masih ingin tinggal beberapa hari lagi di Aceh bagian Tenggara ini, udara dan alamnya masih begitu bersahabat dan menenangkan. Tempat yang indah untuk menyelesaikan novel Selingan Semusim nih, hehe. Tapi apa boleh buat sobs, ada beberapa hal yang in urgency to be completed in Banda, sebelum aku kembali ke Bekasi.
Maka, memutuskan naik taksi lintas kota, berkendara sebuah kijang Innova, adalah hal yang layak dicoba dalam rangka mencapai kota Medan. Lamanya perjalanan tetap masih seperti tadi malam sih, kurang lebih 10 jam perjalanan, hanya kenyamanan dalam perjalanan aja yang berubah.
Jika tadi malam, perjalanan kami tempuh dengan menggunakan sebuah Kijang Innonva berawak seluruh anggota team yang so pasti sudah saling mengenal, serta sang supir rental, maka malam ini diriku bergabung dengan lima penumpang lain yang sama sekali tak ku kenal, termasuk supirnya yang juga asing bagiku, yang belum apa-apa sudah menyalakan sebatang rokok. Gawat!
Alhamdulillah penumpang minibus ini terdiri dari seorang ibu 60 an yang duduk di samping supir, aku yang posisinya tepat di belakang sang ibu, lalu di sampingku seorang anak muda yang cukup sopan dan semoga ga nekad merokok nantinya, lalu di sampingnya adalah seorang gadis belia.
Jadi si anak muda diapit oleh kami berdua, dan semoga anak muda ini tidak nakal sehingga aku tak harus melemparkannya keluar nanti. :D
Lalu di belakang kami duduk dua orang laki-laki plus beberapa tas/barang. Lengkap sudah penumpang kendaraan ini dan kini kami memulai perjalanan. Belum lima belas menit perjalanan, kota teduh nan elok itu telah tertinggal jauh dan kami mulai memasuki jalanan berkelok yang cukup bikin pusing siapa saja yang berbakat/hobby mual-muntah di mobil. Untungnya aku tak termasuk golongan orang-orang yang seperti itu. Hehe.
Hanya saja aku ingin protes pada sang supir yang begitu santai mengepulkan asap rokoknya plus menyalakan music irama dugem. Bener-bener egois nih sopir, ga mikir orang lain apalagi ibu tua yang duduk di sampingnya.
Hampir meluncur kalimat protes dari bibirku saat dia menghidupkan rokok ketiga. Lokomatif apa orang ini ya? Tapi kukunci rapat-rapat mulutku, mengingat peesan seorang teman kemarin malam, agar kami berusaha keras hindari konflik, apalagi dengan orang-orang dari daerah ini, agar kami dapat pulang dengan selamat.
Bahaya, kata temanku itu. Disini banyak hal diluar logika bisa bermain. Magic masih sangat kental dan implementasinya dalam kehidupan masih seperti orang makan nasi. Ibarat kebutuhan. Mengingat itu, kukunci mulutku rapat-2, kubujuk hati untuk bersahabat dengan asap rokok, udara dingin dan musik dugem tak jelas ini.
Semoga dengan menuangkan curhatan ini, hatiku bisa plong dan tak perlu konflik dengan si supir. Semoga dia bisa membawa kami sampai Medan besok pagi dengan selamat tanpa halangan. Amin ya Rabbal Alamin.
Well sobs, postingan ini dirilis via my smartphone, mohon maaf belum sempat bersilaturrahmi ke rumah para sahabat.. Semoga bisa segera BW begitu diriku terkoneksi via laptop besok lusa.
Good nite my dear virtual friends, good rest and nice dream ya sobs..
Fyi, si supir udah menyalakan rokok keempat saat aku mengakhiri postingan ini. Huft. Sabar Al, hindari konflik dan kunci mulut rapat2... :D
Saleum,
Alaika
Powered by Telkomsel BlackBerry®
19 comments
Aku sendiri juga merasa tidak nyaman jika naik mobil ada yang merokok. Asapnya sangar mengganggu pernafasan. Salam sukses ya ???
ReplyDeleteSalam kenal buat Alaika, please follow me back yaa..
ReplyDeleteMakasih
Iya ya Mbak, magic masih sangat kental dibeberapa daerah di Negeri ini, jadi suka parno. Tapi kalau soal asap rokok dalam angkutan umum, memang menyebalkan ya, aku juga akan sangat terganggu lho, hiksss... tabahkan hatimu Mbak :)
ReplyDeleteMbak aaaaaL...! mobile view-nya didefault, dong! Sumpah, berat bgt!
ReplyDeletesebenarnya kalo mbak meminta dg sebuah permohonan, itu supir pasti mau mati'in rokoknya! gue yakin deh!!
ReplyDeleteHihi orang ngerokok di kendaraan emang menyebalkan ya...
ReplyDeleteSabar ya mbak :p
iya mbak.. sungguh sgt mengesalkan kalo dalam mobil udah pengap terus asap rokok nyebar.. huaa rasa2nya mau mual itu.
ReplyDeletehmmmm ... sabar ya mba (gak bisa komen banyak, perokok juga soalnya) :D
ReplyDeleteAh hebat Kak Al masih bisa bersabar dg pak supir yg merokok di dalam mobil, kalo aku mah udh marah2 keknya >_<
ReplyDeletekangeeeeeeeeeeeeeeeeen............
ReplyDeletewah bisa main di luar logika, ehm.. ngeri juga ya. semoga selamat sampe tujuan aja ya mba.. oleh olehnya jangan lupa, ntat takut ketingalan di mobil.. heheh
ReplyDeletekehidupan para sopir kayaknya begitu dekat dgn kekerasan, bukan saja di dalam bus, kadang di jalanan juga yg notabene milik umum, menghentikan kendaraan dgn seenaknya memotong lajur kendaraan motor yg lagi jalan... mbak alaika punya keberanian juga ya ternyata hehe mau melemparkan org dari mobil hehhee
ReplyDeleteWah, kalo didaerah seram kayak gitu mending emang menghindari koflik aja mbak hehee...
ReplyDeletenice trip mba...
ReplyDeletedi tunggu kunjungan baliknya yah..
Apalagi jika saya mencium asap rokok 76. Beh pusing!
ReplyDelete#apa ada yg tanya?
Ketika mb Al nulis magic masih begitu kental x_x aku jadi merinding. Memang harus serba hati-hati nih mb. nggak boleh gegabah.
ReplyDeleteKunci keberhasilan adalah menanamkan kebiasaan sepanjang hidup Anda untuk melakukan hal - hal yang Anda takuti.
ReplyDeletetetap semangat tinggi untuk jalani hari ini ya gan ! ditunggu kunjungannya :D
artikel yang sangat berbobot nih,,, signifikan dan sangat konkrit,,,, salam kenal aja dan semoga artikelnya bermanfaat,,,
ReplyDeleteapa kabar mbak Alaika? maaf baru bisa mampir lagi
ReplyDelete