Tak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah berkontribusi luar biasa bagi kehidupan kita. Dia menjadi jembatan ajaib yang mampu meretas jarak dan waktu. Mendekatkan yang jauh walau sering juga menjauhkan yang dekat :) dan membuatnya selalu terhubung.
Hidup terpisah jauh dari orang-orang tercinta, terutama putri semata wayang yang nun jauh di ujung Pulau Sumatera, awalnya memang terasa berat. Namun seiring dengan berjalannya sang waktu, ditambah lagi dengan dukungan teknologi yang sedemikian canggih, perbedaan jarak ribuan kilo itu pun menjadi tidak lagi menjadi masalah.
Setiap waktu, aku dan Intan bisa saling terkoneksi. Seperti tadi malam. Putri tersayang itu membutuhkan Uminya untuk komunikasi dongeng berbahasa Inggris yang menjadi tugas pekerjaan rumah. Sang guru meminta para murid untuk mengembangkan imajinasi tentang kisah gadis kecil dan bunga ajaib. Tentu penulisan dan pengembangan imajinasi harus dalam bahasa Inggris.Ya iyalah, namanya juga pelajaran bahasa Inggris.
Maka, walau dalam keadaan lelah karena 'pertempuran' selama dua hari ini, alokasi waktu untuk mendengarkan dan membantu putri tercinta, is a MUST. HARUS atuh. Intan bukanlah anak yang hobby menulis, beda jauh dari ibunya. Baginya menulis dan membaca adalah opsi terakhir jika tak ada lagi kegiatan menarik yang bisa dia lakukan. [sebenarnya aku cukup prihatin dengan keadaan ini. :(]. Tidak hobby membaca, duh, gimana mau upgrade pengetahuan, sementara membaca itu adalah jendela dunia, adalah jembatan ilmu pengetahuan. Tapi ya sudahlah, berkali-kali kucoba menarik minat bacanya, membelikannya fiksi-fiksi remaja, majalah remaja atau sejenisnya, tetap tak juga menarik minatnya.
Malah Intan lebih tertarik pada mengutak atik foto di photoshop, picasa atau media lainnya. Hingga akhirnya, kemarin pagi, PR yang sudah deadline mau ga mau harus diselesaikan. Dan jangan harap Umi akan membantu seratus persen. Dia harus berusaha menyelesaikan hal-hal yang menjadi tanggung jawabnya. Itu garis tegas yang kami berdua ngeh banget. Tugasku mencari uang, dan Intan bersekolah. Menyelesaikan tugas sekolah.
Maka, malamnya, Intan BBM minta ditelefon. Dongengnya telah selesai, in DRAFT, dan butuh input-input dari Umi. Maka mulailah diskusi jarak jauh kami lakukan. Intan membaca kalimat demi kalimat yang telah dia susun, berdasarkan imajinasinya tentang si gadis kecil dan bunga ajaib. Terus terang, aku kagum dengan ide Intan dalam menautkan cerita bagaimana si gadis menemukan bunga ajaib itu, dan menggunakannya untuk apa. Hadiah terindah bagi sang ibu di hari ultahnya adalah berfungsinya kembali penglihatannya yang tuna netra jauh sebelum si gadis kecil dilahirkan, BERKAT si bunga ajaib. The miracle flower.
Secara garis besar, bahasa Inggrisnya sudah cukup memadai, hanya aku mengganti beberapa kalimat agar kesan puitisnya muncul. Intan kebanyakan menggunakan kalimat sehari-hari, yang sebenarnya akan lebih apik jika diganti dengan penggunaan idiom dan beberapa kalimat sastrawi.
Tak terasa, diskusi yang dimulai jam 10 malam, berakhir di jam dua dini hari. Tentu dengan putus sambung putus sambung, karena Intan perlu mengetik dan mengedit dongeng nya di laptop. Dari telefon pindah ke BBM, atau ke YM dan email. Sedih juga rasanya membayangkan dia sendirian disana, di tengah malam buta masih melek dan ketak ketik, dengan hands free terpasang di telinga untuk komunikasi, sementara seisi rumah disana sudah tidur lelap. [Bersusah-susah dahulu ya nak, bersenang-senang kemudian] :)
Akhirnya, tepat jam 2.13 menit dini hari, Intan menuntaskan pekerjaan rumahnya. Dongeng selesai dan masuk ke gmailku untuk review terakhir. Tak lebih dari lima menit, aku menyetujui semua yang telah tertulis di halaman word yang dikirim Intan. She felt so happy and a message came into my BBM.
"You are the best mom, always! Thanks God to have you being my mom and best friend of mine! Good rest ya Umiku sayang, nice dream. Muaaach. Bismika Allahumma Ahya Waamut. Amin..."
Ada kesejukan tiada tara membaca untaian kalimatnya. Kubalas dengan penuh kasih dan wishing her a good rest and nice dream as well. Alhamdulillah ya Allah telah memberiku kesempatan menjadi ibu bagi putri cantik penuh santun ini. Lindungi kami dan berkahilah kami dalam setiap langkah kehidupan ini. Amin.
And thanks to the technology in supporting us keep connected. Bravo Technology!
Postingan ini dibuat sebagai refreshing dari kesibukan bertarung di 'kancah perang'. Met sore dear friends, yuk sambut malam Jumat dengan hati khidmat yuk.... :)
Saleum,
Al, Bandung, 8 November 2012
Hidup terpisah jauh dari orang-orang tercinta, terutama putri semata wayang yang nun jauh di ujung Pulau Sumatera, awalnya memang terasa berat. Namun seiring dengan berjalannya sang waktu, ditambah lagi dengan dukungan teknologi yang sedemikian canggih, perbedaan jarak ribuan kilo itu pun menjadi tidak lagi menjadi masalah.
Setiap waktu, aku dan Intan bisa saling terkoneksi. Seperti tadi malam. Putri tersayang itu membutuhkan Uminya untuk komunikasi dongeng berbahasa Inggris yang menjadi tugas pekerjaan rumah. Sang guru meminta para murid untuk mengembangkan imajinasi tentang kisah gadis kecil dan bunga ajaib. Tentu penulisan dan pengembangan imajinasi harus dalam bahasa Inggris.
Malah Intan lebih tertarik pada mengutak atik foto di photoshop, picasa atau media lainnya. Hingga akhirnya, kemarin pagi, PR yang sudah deadline mau ga mau harus diselesaikan. Dan jangan harap Umi akan membantu seratus persen. Dia harus berusaha menyelesaikan hal-hal yang menjadi tanggung jawabnya. Itu garis tegas yang kami berdua ngeh banget. Tugasku mencari uang, dan Intan bersekolah. Menyelesaikan tugas sekolah.
Maka, malamnya, Intan BBM minta ditelefon. Dongengnya telah selesai, in DRAFT, dan butuh input-input dari Umi. Maka mulailah diskusi jarak jauh kami lakukan. Intan membaca kalimat demi kalimat yang telah dia susun, berdasarkan imajinasinya tentang si gadis kecil dan bunga ajaib. Terus terang, aku kagum dengan ide Intan dalam menautkan cerita bagaimana si gadis menemukan bunga ajaib itu, dan menggunakannya untuk apa. Hadiah terindah bagi sang ibu di hari ultahnya adalah berfungsinya kembali penglihatannya yang tuna netra jauh sebelum si gadis kecil dilahirkan, BERKAT si bunga ajaib. The miracle flower.
Secara garis besar, bahasa Inggrisnya sudah cukup memadai, hanya aku mengganti beberapa kalimat agar kesan puitisnya muncul. Intan kebanyakan menggunakan kalimat sehari-hari, yang sebenarnya akan lebih apik jika diganti dengan penggunaan idiom dan beberapa kalimat sastrawi.
Tak terasa, diskusi yang dimulai jam 10 malam, berakhir di jam dua dini hari. Tentu dengan putus sambung putus sambung, karena Intan perlu mengetik dan mengedit dongeng nya di laptop. Dari telefon pindah ke BBM, atau ke YM dan email. Sedih juga rasanya membayangkan dia sendirian disana, di tengah malam buta masih melek dan ketak ketik, dengan hands free terpasang di telinga untuk komunikasi, sementara seisi rumah disana sudah tidur lelap. [Bersusah-susah dahulu ya nak, bersenang-senang kemudian] :)
Akhirnya, tepat jam 2.13 menit dini hari, Intan menuntaskan pekerjaan rumahnya. Dongeng selesai dan masuk ke gmailku untuk review terakhir. Tak lebih dari lima menit, aku menyetujui semua yang telah tertulis di halaman word yang dikirim Intan. She felt so happy and a message came into my BBM.
"You are the best mom, always! Thanks God to have you being my mom and best friend of mine! Good rest ya Umiku sayang, nice dream. Muaaach. Bismika Allahumma Ahya Waamut. Amin..."
Ada kesejukan tiada tara membaca untaian kalimatnya. Kubalas dengan penuh kasih dan wishing her a good rest and nice dream as well. Alhamdulillah ya Allah telah memberiku kesempatan menjadi ibu bagi putri cantik penuh santun ini. Lindungi kami dan berkahilah kami dalam setiap langkah kehidupan ini. Amin.
And thanks to the technology in supporting us keep connected. Bravo Technology!
Postingan ini dibuat sebagai refreshing dari kesibukan bertarung di 'kancah perang'. Met sore dear friends, yuk sambut malam Jumat dengan hati khidmat yuk.... :)
Saleum,
Al, Bandung, 8 November 2012