Pasti banyak dari sobats yang cukup paham arti kata yang satu inikan? Kecele. Yup, inilah kata yang tepat untuk mewakili perasaanku hari ini. Ga tau juga sih dari bahasa mana kata ini diambil, yang jelas begitulah yang kurasakan saat aku memasuki lorong jalan menuju bengkelnya si Agus, bengkel langganan saat aku masih mengendarai great corolla ku dua tahun lalu.
Tina, teman yang menemaniku ke bengkel Agus sampai tertawa geli mendengar dan melihat reaksi spontanku saat mobil memasuki lapak bengkel Agus yang kini hanya berupa sebuah tanah yang terhampar.
Lho, kok malah bengkel Suzuki? Ya gitu deh sobs, belum ada bengkel resmi Nissan di Banda Aceh hingga saat ini, selama ini Nissan nebeng di Suzuki walau begitu banyak kendaraan bermerk Nissan beraneka type wara wiri di jalanan di seluruh provinsi Aceh. Sayang ya sobs? Namun sejauh ini sih, kami pemilik Nissan anteng2 aja, walau untuk service besar/bersyarat kami harus lari ke Medan, tapi untuk service2 kecil, masih bisa nebeng di Suzuki.
Namun siang itu, saat aku mengunjungi bengkel Suzuki, reaksi yang sama seperti hari ini juga terjadi. Bengkel Suzuki itu tertutup rapat, dirantai dengan gembok besar memperkuat ikatan itu. Mengunci erat seolah akan ada sekumpulan banteng yang akan menubruknya, menjebolkan pintu besi itu. Huft. Aku hanya terpana. Berbekal petunjuk yang ada, aku menuju bengkel barunya Suzuki di area berbeda.
Sebuah bengkel megah, nan luas, penuh dengan kendaraan bermerk Suzuki. Hm… agak ciut hatiku membayangkan bahwa kemungkinan besar mereka tak lagi menerima kendaraan diluar Suzuki untuk mendapatkan sentuhan tangan para montirnya.
Benar saja sobs, mereka tak lagi menerima Nissan disini, putus kontrak karena Suzuki akan focus ke maintenance kendaraan keluaran mereka sendiri. Suzuki.
Huft. Artinya? Aku harus melarikan Grand Livinaku ke Medan. Segera.
Dan ‘segera’ itu ternyata besok sobs. Jumat besok. Aku akan melarikannya besok pagi, rencananya sih ayah dan umi akan ikut, mau jalan-2 ke Medan, eh mendadak ayahku telp minta diundur ke Jumat depannya, karena beliau masih sibuk urusan bisnisnya. Wah… artinya kilometer kendaraanku akan semakin bertambah donk. Aku berusaha membujuk agar tetap bisa pergi besok saja. Tetap aja ayah pada pendiriannya, malah membujukku. Hingga akhirnya sebuah berita sedih datang dari Lhoksukon, Aceh Utara, mengabarkan bahwa nenek (kakaknya ibu dari Umiku) sedang sakit keras. So Umiku mengajakku untuk kesana besok, artinya aku bisa lanjut ke Medan setelah drop Umi di Lhoksukon. Deal.
Jadilah aku men-check up mobilku ke si Agus siang ini, agar besok perjalanan kami aman. Banda Aceh Medan itu butuh sekitar 10 jam sih kalo aku yang mengemudi. Dan ini akan singgah dulu di Lhoksukon, drop Umi, baru lanjut lagi. Cukup melelahkan, apalagi jika aku seorang sopirnya. Ga papa deh, demi si abu2 terkasih ini.
Sayangnya Intan ga bisa ikutan karena akan ujian, so hanya aku, Umi, Tina dan Ayu (dua sahabatku) yang akan berangkat besok. Intan juga malas ikutan karena tau persis bahwa perjalanan ini ga akan sempat untuk main2, hanya service mobil. Huuuh… ga mau ah… begitu katanya.
Nah sobats tercinta, setelah beberapa postingan yang terlihat begitu serius tentang tutorial, maka sore ini, Alaika hanya bercerita tentang rasa kecele yang sempat membuat terpana dan kecewa ini. Dan mohon doa sobats semua agar perjalanan kami besok selamat sampai ke tujuan ya sobs…. Dan jangan lupa lho, mohon doanya juga agar semuanya dapat berjalan lancar dan aman terkendali. Sengaja milih berangkat pagi hari, karena perjalanan malam hari sedang tidak aman dilakukan di Aceh province ini.