Sebenarnya kisah ini sudah harus diposting di 31 July 2011 yang lalu, saat ananda tercinta, Intan permataku menyiapkan sebuah surprised yang indah bagi sang Umi.
Namun apa hendak dikata, kesibukan harianku membuat cerita ini menjadi tertunda untuk diwujudkan ke dalam tulisan, hingga saat break, waktunya shalat Ashar) sore ini, kugunakan waktu singkat ini untuk segera ketak ketik mengabadikan kisah indah ini ke dalam dalam diary onlineku ini.
Malam itu, semua berjalan lancar2 saja, karena dari pagi aku sudah berpesan agar Intan tidak membesar-besarkan hari kelahiranku. Jangan menghamburkan uang tabungannya untuk membelikanku hadiah-hadiah, Tahun lalu dia kuras sebagian tabungannya untuk menghadiahkanku sebuah Lumba-lumba pink berukuran lumayan besar, yang hingga kini setia menemani tidurku. Dan honestly aku sungguh menyukainya. Ya iyalah, kan hadiah ultah dari putri tercinta.
Nah, pagi itu, sebelum berangkat kerja, kuingatkan lagi agar Intan tidak membelikanku hadiah macam-2. Cukup doa tulusnya agar Umi tetap dalam lindungan Allah SWT dan diberkahi kesehatan jiwa dan raga saja, itu sudah lebih dari segalanya.
Okay, janji Intan. Sehingga malam harinya, juga tidak ada perayaan atau tanda-tanda aneh yang terindikasi olehku. Intan belajar seperti biasanya, dan aku melanjutkan pekerjaan kantor di laptopku. Lalu kami tidur seperti biasanya, saling berpelukan. (Saat itu, Intan masih tidur bersamaku di satu tempat tidur, kini aku membiasakannya untuk tidur sendiri di bed yang satu lagi).
Aku terjaga dari tidur nyenyakku saat sayup-sayup kudengar suara riang gembira ini: what is it?
"Teeeeeeeeeng……. Siapa yang lagi ulang tahun
Ayooo ayoooo kita ucapakan,
Selamat ulang tahuuuuun untuk umiku tersayaaang….
Semoga makin sukses, langgeng dg papa, panjang umur, sehat-2 selalu, makin sayang dengan anaknya, Intan Faradila.
Apalagi ya? Yang penting wishing U all the best mom,
I love you so much…….
Muaaach….muach….muaaach…"
Itu jelas suara Intan, tapi kok bisa dari BBku ya? Terulang lagi rekaman itu, dan ingatanku sempurna kini.
Ya ampun, ternyata itu rekaman Intan yang diset untuk berkumandang dari BBku agar tepat berbunyi di jam 12 tengah malam. Kulirik Intan yang juga segera terjaga dan tersenyum memandangku. Dipeluknya aku sambil membiarkan ucapan selamat ulang tahun dari BB itu mewakili perasaan hatinya.
Sebuah ketukan di pintu penghubung ke dapur mungilku, dan tak lama, seiring dengan pintu yang dibuka oleh si mba, dalam temaram lampu kamar, sesosok wanita muncul membawa kue lengkap dengan lilin yang telah menyala. Dia adalah Wanti, sobat yang juga adalah ibu kostku.
Oh my God, ya Allah, sungguh ku tak menduga kejutan indah ini. Di tengah malam, tepat jam 12 dini hari, Intan mengorganize acara ini. Takjub aku dengan ide cemerlangnya. Terharu hati ini dengan perhatian dan kasih sayangnya. Dia turuti pesanku untuk tidak menghabiskan uangnya guna membeli kado untukku, tapi dengan cara lain dia menunjukkan perhatian dan cintanya.
Berlinang air mata, kupeluk putriku, thank you a lots my dear! Kupeluk buah hatiku, diciumnya pipiku penuh cinta. Happy b-day my lovely mom. Wishing u all the best ya Mi….
Trimakasih Tuhan, atas anugerahMu, menghadiahkan aku seorang putri berhati mulia, yang penuh perhatian dan cinta. Ijinkan hamba berkesempatan untuk menghantarkannya ke masa depan cemerlang. Amin ya Rabbal Alamin.