My Virtual Corner
  • Home
  • Meet Me
  • Contact
  • Disclosure
  • Category
    • Motivation
    • Traveling
    • Parenting
    • Lifestyle
    • Review
    • Tips
    • Beauty
      • Inner Beauty
      • Outer Beauty
Pagi tadi, ga sengaja buka-buka album dan di salah satu foldernya bertuliskan Shaun. Penasaran akan isinya, lalu aku pun membukanya. Oalah, ini shaun kiriman Intan, langsung bikin aku senyam senyum, dan timbullah ide untuk menjadikannya sebuah cerita lucu. Ingin berkenalan dengan Shaun kami? Monggo yuk, kenalan langsung dengan Shaunnya. :)



Kelamaan nungguin BB restart, akhirnya Shaun memilih untuk belajar aja deh!



Aih, Shaun, kamu kok tekun banget sih belajarnya? Persis kakak Dila deh! :)

Sebuah postingan iseng, pengisi #1Day1Post
Al, Bandung, 17 Januari 2014



Pasti sudah sering sekali mendengar istilah ini kan, Sobs? Pernahkah memikirkannya secara mendalam tentang maknanya? Apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan Universitas Kehidupan? Dimana keberadaannya? Bagaimana cara mendaftarkan diri untuk kuliah di sana? Program studi apa saja yang ada di sana, dan sebagainya dan sebagainya?

Aih, pasti jawabannya akan seperti ini deh, hadeuh Al, capek-2 aja mikirin hal-hal seperti itu, nih mikirin nasib yang ga mujur-mujur ini aja udah bikin bete, bikin capek dan sesak napas, konon lagi mikirin Universitas Kehidupan? Buang waktu, tau? Hihi, begitu mungkin jawaban yang akan terlontar secara spontan dari mulut banyak orang kali yak?

Lalu, tiba-tiba Alaika tampil menggusung judul postingan Universitas Kehidupan, haha. Buang-buang waktu banget deh! Atau udah ga ada judul lain untuk dibahas? Al, Al!
Well well, honestly judul ini muncul dadakan saat ngetwit tadi. Tanpa sengaja aja jemariku menari membentuk twitan seperti ini nih, Sobs!


Beranjak dari twitter, jemariku ga mau diam, langsung buka dasbor blog dan dengan lincah menari menuliskan judul di atas, lalu tanpa jeda, mulai deh posting tentang Universitas Kehidupan. And here it is! Yuk kita bicara sedikit tentang Universitas Kehidupan, ala Alaika Abdullah. *Halah

Menurutku sih, Universitas Kehidupan adalah sebuah universitas terbuka, bersifat informal,  kaya akan aneka program studi, dan bejibun dosen-dosennya. SKSnya pun tak pernah berhenti, terus saja bertambah hingga si mahasiswanya tutup usia nanti. So? Ga tamat-tamat donk, Al? Eits, bukannya ga tamat, tapi grade-nya yang terus meningkat. Itu pun jika sang mahasiswa berhasil belajar dengan baik terhadap pembelajaran-pembelajaran yang diberikan kepadanya lho yaaaa. :)

Banyak hal yang kita pelajari di dalam kehidupan ini. Kebahagiaan dan kesulitan yang silih berganti hadir di dalam kehidupan kita, sejatinya adalah pembelajaran-pembelajaran yang biasanya akan meng-upgrade kapasitas diri seseorang. Eits, tapi jangan salah, terkadang, ada juga sih orang yang tak mampu belajar dari cobaan yang dihadirkan kepadanya. Bahkan menjadikannya sebagai pemancing aura negatif untuk hadir mengelilinginya. Ga salah sih, karena memang, menarik hikmah dari sebuah kejadian pahit yang menimpa kita, bukanlah hal yang gampang. Bukan perkara sekali klik!

Terkadang, cobaan yang hadir, apalagi secara beruntun, sungguh menguji kesabaran kita untuk mampu bertahan dalam sikap positif. Tak jarang, justru semakin beruntunnya cobaan yang hampiri kita, seringkali memancing kita untuk larut dalam keluh kesah, menyesali diri dan semakin terpuruk dalam ketidakberdayaan. Kita jadi kehilangan kepercayaan diri, jadi lupa bahwa sebenarnya kita adalah manusia yang diberi kekuatan untuk bangkit dan dengan gagah berani atasi persoalan. Namun, karena kepercayaan diri yang semakin menipis, aura negatif yang kian pekat menyelubungi, akhirnya kita malah menyerah kalah! Di sinilah, nilai ujian kita di dalam Universitas Kehidupan merosot tajam. IPK jadi jongkok! Lalu harus gimana, Al? Emangnya gampang apa bangkit dari keterpurukan? Sementara segala upaya sudah dilakukan, tapi ini cobaan hidup ga juga surut?

Siapa juga yang bilang gampang, kalo aku bilang sih, mengatasi cobaan yang menerpa kita, bukan perkara mudah. Efek pertama saat cobaan datang adalah, kita jadi sedih! Galau, susah. Perasaan negatif ini, akan secara cepat mengundang rasa-rasa negatif lainnya, jika kita tidak segera mengelola hati kita untuk tenang. Untuk berfikir dan menelaah dengan baik. Petakan persoalan yang kita hadapi, dan upayakan solusinya. *Halah, gaya bicaramu itu, Al, kayak ga pernah mengalami masalah besar aja! Hehe.

Bukan begitu, Sobs! Justru karena udah terlalu sering berhadapan dengan masalah besar, menakutkan dan bahkan tak tertanggulangi, justru membuatku belajar banyak. Awalnya, aku juga terpuruk, lamaaaaa dan sulit untuk bangkit kok. Tapi setelah dipikir-pikir, siapa lagi yang akan menolong kita kalo bukan kita sendiri. Maka mulailah aku mencari pertolongan[nasehat, bacaan positif dan doa] agar mampu bangkit dari keterpurukan. Ternyata pembelajaran paling penting yang aku petik, saat terpuruk adalah, tenangkan hati setelah galau sejenak, jangan panik, kelola hati dan pikiran secara baik, petakan persoalan dan usahakan membuat daftar alternatif untuk solusinya. Ga gampang memang, tapi kalo kita mau berusaha dengan sungguh-sungguh? Insyaallah, akan ada titik terang deh, dan akan membuat nilai kita di dalam Universitas Kehidupan ini semakin meningkat.

Jadi, berbicara tentang Universitas Kehidupan, memang tiada matinya ya, Sobs? Seperti tiada matinya pembelajaran yang terus menerus dihadirkannya kepada kita. SKSnya terus bertambah, hingga akhirnya stop saat si mahasiswa tutup usia. So, yuk semangat belajar di Universitas Kehidupan, yuk!

sebuah postingan ringan, pengisi #1Day1Post
Al, Bandung, 16 Januari 2014
Kisah sebelumnya bisa dibaca di:
Petualangan Gaib 1, Petualangan Gaib 2 dan Petualangan Gaib 3

Pencurian Roh? Roh yang dirampas? Sungguh, itu masih jauh dari nalar dan logikaku. Susah payah aku berusaha untuk memahaminya, konon lagi memakluminya, tapi itulah yang baru saja terjadi di depan kepalaku. [Tak dapat kusebutkan di depan mata, karena mata lahirku tak mampu menembus selubung gaib yang begitu kental mengitari].

Malam kian kelam, selubung gaib kian menyelubung sementara kabar tentang roh Dijah yang dilarikan oleh Datuk Srigala belum terdengar. Icha sendiri yang biasanya maestro dalam hal menerawang, cukup dengan menutupkan telapak tangan di matanya, kini tak berdaya. Tak mampu menembus dan menemukan keberadaan roh Dijah. Hadeuh, kemana si datuk Srigala ini melarikan Dijah? 

Icha terus saja menangis. Ternyata, bocah jin juga sama dengan manusia. Menangis tersedu begitu kehilangan ibu mereka. Bujukan dan rayuanku yang sebenarnya juga teramat galau oleh peristiwa tak masuk akal yang baru saja berlangsung di hadapan, tak mempan dalam upaya mendiamkan Icha. Sungguh membuatku kian kalut. Anehnya, Cindy justru terlihat tak begitu panik! Adakah bocah ini tak menyadari gentingnya situasi yang sedang berlaku? Adakah karena tubuh ibunya yang dirasuki Icha masih terlihat sehat dan bergerak di hadapannya, maka bocah ini merasa bahwa ibunya baik-baik saja? Entahlah! God, fenomena ini sungguh di luar nalarku ya Allah, ijinkan aku menembus selubung gaib ini....

Tampaknya, sekuat apa pun kadar doaku agar Allah menyibak selubung gaib ini dan biarkan daku mengintip ke alam-Nya yang satu ini, tetap belum terkabul. Belum saatnya, Al! Mungkin itulah jawaban Allah atas doaku, dan aku hanya mampu mengelus kepala Icha lembut seraya terus membujuknya. Bocah jin ini berulang kali menempelkan telapak tangannya ke matanya, untuk menerawang akan keberadaan roh Dijah. Dan kali ini, seruan girang meluncur nyaring dari bibirnya.

"Nda, Umi sudah ditemukan! Lagi dibawa oleh Nenek dan Buya ke rumah. Hu..hu..hu, lehernya patah, Nda! Banyak darahnya, huhuhu...." Kupeluk Icha penuh kasih seraya menyabarkannya. Tak urung, hatiku bahagia, yang penting roh Dijah telah ditemukan, semoga nenek sekeluarga dapat menyembuhkannya. Aamiin. Tentu saja Dijah tak akan pulang ke rumah ini, melainkan akan dilarikan dahulu ke kampung gaib nenek untuk pengobatan intensif. Tak apa, aku akan jaga anak-anak ini dengan baik, yang penting kamu segera sembuh, Dijah. 

Dan benar saja, butuh waktu sekian lama untuk menanti Dijah kembali ke tubuhnya sendiri. Pertama, karena si datuk srigala selalu saja berseliweran di sekitar kami, menanti roh Dijah menyatu kembali dengan tubuhnya. Kedua, karena pemulihan leher Dijah butuh waktu yang lumayan lama untuk dapat sembuh kembali seperti sedia kala. Ternyata, roh yang terluka, butuh waktu penyembuhan yang lebih lama dibandingkan dengan tubuh/raga manusia. Hm....

Sementara itu, purnama belum juga menunjukkan wajah cantiknya. Awan dan hujan ibarat setali tiga uang dalam berkonspirasi. Beberapa kali nenek muncul [masuk ke tubuh Dijah] untuk bisa berkomunikasi langsung denganku, yang secara mutlak berubah menjadi baby sitter bagi Icha dan Cindy. Lebih tepatnya sih bagi Cindy, karena Icha, walau baru berusia 4 tahun tapi lebih mandiri dibandingkan Cindy. Bahkan bocah jin ini dengan piawai menyisir dan mengikatkan rambut Cindy setiap pagi dengan aneka gaya, sebelum kami antarkan ke sekolah. Kami? Ya, kami.

Selain jadi baby sitter for Cindy, aku juga turut mengantarkan Cindy ke sekolah, tapi karena aku ga begitu mahir mengemudikan sepeda motor di jalan raya serame jalanan Kota Medan, akhirnya kami terpaksa 'memanggil' Ayu [sepupu Icha] yang berumur 17 tahun, untuk mengemudi. Jadi selama perjalanan ke sekolah, Icha keluar dulu dari tubuh Dijah, diganti dengan Ayu yang langsung piawai bersepeda motor! Ajaib? Lebih dari Amazing! :) Dan jika bukan karena sudah terbiasa menghadapi fenomena ini, mungkin aku sudah menganggap diriku sedang tak waras. But this is really true, aku serumah dengan sebuah raga [Dijah], tapi jiwa yang menghuninya silih berganti. Jadi Icha regularly, jadi Bahry saat harus mengangkat galon air minum ke dispenser, jadi Ayu saat mengantar Cindy ke sekolah, jadi Kak Mira, saat memasak and other house keeping task! Subhanallah, tiada yang tak mungkin terjadi jika Engkau menghendakinya, ya Allah. 

Duhai Purnama, segeralah engkau Muncul

Picture taken by Teh Dey
Purnama yang dinanti rasanya lamaaaa sekali munculnya. Belum lagi cuaca yang redup oleh mendung dan awan yang payungi lazuardi. Haduh, aku sungguh tak sabar menanti kepergian si datuk srigala. Kata nenek sih, dalam dua hari ini, purnama akan menampakkan diri, dan begitu si purnama muncul maka si srigala ini akan hengkang ke antah berantah. Dan aku sungguh penasaran menanti saat ini tiba. Hari raya Haji sebentar lagi menanti, dan ini artinya kami harus segera berangkat ke Aceh untuk berhari raya di sana. Duh, Purnama, segeralah engkau menampakkan diri!

Dan benar saja seperti perkiraan nenek, dua hari kemudian, selesai shalat shubuh, baru saja menanggalkan mukena, aku telah berhadapan dengan nenek [tentu melalui tubuh Dijah], yang menyapaku dengan ramah dan penuh kasih. Mengabarkan bahwa si Srigala telah menghilang seiring kemunculan bulan purnama. Alhamdulillah. Ini adalah berita paling baik yang pernah aku dengar selama minggu-minggu penuh teror ini. Alhamdulillah ya Allah.

Namun ternyata, Sobs! Teror terhadap Dijah belum berhenti. Srigala memang telah berlalu, namun penggantinya ternyata telah menanti di depan mata. Kali ini oleh saingan bisnis Dijah! Seorang paranormal lainnya, yang pernah bermitra dengannya. Dan, si paranormal ini, juga ikut menyeretku untuk masuk ke dalam selubung gaib yang tak juga terbuka bagi mataku yang kasat ini.

Ikuti lanjutan kisahnya di artikel Petualangan Gaib 5: Teror dari Mitra Bisnis

Sebuah catatan pembelajaran
bahwa tiada yang tak mungkin terjadi di dalam kehidupan ini,
bahkan hal yang sulit diterima oleh nalar sekali pun,
Al, Bandung, 15 January 2014



Pagi-pagi tadi udah dapat DM [Direct Message] dari Mba Indah Nuria, mengabarkan bahwa tulisanku berjudul Belarus, si Negeri Semut, yang aku ikut sertakan di dalam giveaway #MyItchyFeet yang diselenggarakan oleh Mba Indah Nuria, menjadi salah satu pemenang kategori content.
Asyiiik! Alhamdulillah...., senangnya luar biasa deh, Sobs!

Penasaran dengan si Negeri Semut dan mengapa sampai disebut si Negeri Semut? Yuk langsung ke Tekape yuk, Sobs!


Catatan malam,
Al, somewhere, 13 January 2014


Ini adalah tentang kamu sayang,
tentang kepergianmu yang resahkan hati
bukan, bukan aku tak mengikhlaskan
tapi kamu sayang, masihlah my truly baby.

Sayang, 
berat sekali rasanya melepasmu,
kutakut engkau akan menderita di luar sana,
sayang, 
andaikan aku bisa menyertaimu....

Kamu bilang, 
Mom, I am already sweet seventeen.
Yes, you are! Tapi bagiku, kamu tetap anak bayiku, sayang.
Nak, aku takut kamu kenapa-kenapa di luar sana...


Ini kali pertama kita tak pergi bersama
Bagaimana jika mimisan itu menyapamu di sana?
Bagaimana jika kaki-kakimu nanti terasa lelah?
Sayang,  kutakut kamu kan sakit!

Nak, trimakasih tetap menghubungiku
suara ceriamu, bahagiamu, adalah bahagiaku
Usahamu menjalin komunikasi, adalah pengobat rinduku
Usir resah dan rindu yang semakin rajin melanda

Nak, taukah kamu?
Hatiku mulai tenang, apalagi setelah mendengar suara riangmu
Traveling ke negeri-negeri jiran bersama teman-temanmu
Nikmati perjalananmu sayang, ambil hikmah dan manfaat yang bisa engkau petik ya nak!

Sayang,
Taukah kamu jika aku tiba-tiba begitu merindukanmu?
Padahal selama ini kita juga terpisah oleh jarak dan waktu?
Tapi kali ini, kepergianmu menyisakan rindu yang kian menggebu!

Sayang, 
Teruslah berjalan, teruslah belajar dari banyak hal
Gunakan kesempatan ini untuk terus menambah wawasan
dan upgrade pengetahuan, ok sayang?
How ever, you are still my baby, I miss you so much!

Kerinduan yang tak bertepi
Al, somewhere, 13 Jan 2014

Hayo, ada yang bisa nebak diriku lagi ngantri di mana enggak nih, Sobs? Susah nebak karena ga ada clue-nya? Ok, kalo lihat foto di bawah ini? Kira-kira Sobats bakalan tau engga ya daku lagi berada di mana?


Gimana? Udah dapat gambarannya kan, Sobs? Yes, ini adalah salah satu kantor Pos yang ada di Bandung. Terus terang, selama ini aku sudah jarang banget memanfaatkan jasa pelayanan kantor Pos yang dulu begitu menjadi primadona. Namun, seiring dengan kemajuan teknologi, dimana orang-orang telah lebih jatuh hati dan mengandalkan surat elektronik, short message dan aneka messenger lainnya, akhirnya surat dalam bentuk hard copy, yang identik dengan Kantor Pos sebagai agensi negara/utama pengiriman surat, dokumen dan barang-barang, akhirnya beralih ke agensi swasta yang lainnya, yang telah hadir dengan pelayanan dan kualitas yang jauh lebih sip, sebagai agensi andalan dalam mengirimkan barang-barang mau pun dokumen-dokumen berharga lainnya.

Lalu, apakah Kantor Pos tinggal diam kehilangan pelanggan? Tidak. Ternyata mereka juga mengembangkan dan meng-upgrade diri, menjadi lebih berkualitas dan professional. Walau tak lagi mengandalkan jasa pengiriman surat, namun ternyata Kantor Pos telah berinovasi dan meningkatkan pelayanan dalam bidang lainnya, dan juga telah tampil jauh lebih moderen dan berhasil untuk tetap meraih hati para pelanggannya. Terbukti, aku langsung takjub saat kembali berkunjung ke Kantor Pos [setelah sekian lama jeda] guna mengirimkan beberapa novel Selingan Semusim dan beberapa bingkisan lainnya.

What I can say, Kantor Pos saat ini tampil jauh lebih moderen dan menarik dibanding pada masa-masa dahulu lho! Pelayanannya juga terlihat canggih, dikawal oleh petugas-petugas yang bekerja dengan ramah dan professional. Penasaran? Coba deh sekali-sekali berkunjung dan menggunakan jasanya kembali, pasti Sobats akan happy deh. :)

Sekedar catatan pengisi #1Day1Post
Al, Somewhere, 13 Jan 2014

Nah, pasti banyak yang langsung mupeng nih kalo udah bicara tentang info lowongan kerja kan? Tapi, seberapa banyak dari sahabat yang tertarik untuk mencoba peruntungan bekerja di sebuah LSM international atau bekennya dikenal dengan istilah I-NGO [baca: ay en ji o] alias International NGO?

Btw, ada yang belum familiar apa itu NGO dan I- NGO?
NGO adalah singkatan dari Non Governmental Organization dan I-NGO adalah International Non Governmental Organization, merupakan organisasi non pemerintah, bersifat non profit/nirlaba dan bergerak/berarktivitas bagi pemberdayaan masyarakat atau pun tujuan-tujuan kemanusiaan lainnya.

Nah, pasti sudah banyak yang ngeh donk, jika bekerja pada lembaga-lembaga international seperti ini, sebut saja world vision, care international, save the children, mercy corps, dan banyak lagi nama lain yang telah malang melintang di dunia international, dalam rangka mengupayakan bantuan bagi kemanusiaan, tak hanya meningkatkan kapasitas skill dan pengetahuan para stafnya, tapi juga dijamin mampu meningkatkan kesejahteraan hidup sang staf dan keluarganya, dikarenakan bekerja pada sector seperti ini, sang staf akan beroleh gaji yang sangat lumayan bahkan tinggi.

Ini baru pada level NGO lho ya, belum lagi pada lembaga-lembaga dunia seperti Badan PBB [United Nation], USAID, AusAId, dan lain sebagainya, yang ratenya dikenal jauh lebih besar lagi.
Lalu pertanyaannya, susahkah menembus kesana, Al?

Sebagai pemain di sector ini, what I can sa y is, it is very interesting lho bekerja di area ini, selain gaji yang besaaar, juga kita memperoleh kebahagiaan batin tersendiri karena berkesempatan untuk bisa berinteraksi langsung membantu masyarakat korban bencana atau pun yang butuh uluran tangan. Pada akhirnya, ternyata uang memang bukan tujuan utama, tapi bergaji besar, di samping kebahagiaan yang menjelma di hati karena keberhasilan sebuah project kemanusiaan, adalah bonus yang luar biasa. :)

Tertarik untuk menguji keberuntungan Sobats, menembus area ini? Monggo lanjut baca ulasannya pada halaman maya Alaika yang baru saja launching, khusus membahas dan menyediakan informasi terkini bursa lowongan kerja di NGO. Silakan menuju halaman tersebut pada alamat Lowongan Kerja di NGO dan untuk mengetahui lebih detil tentang apa itu NGO silakan klik link selamat datang di lowongan kerja NGO dan untuk mengikuti update informasi lowongan kerja terbaru di NGO, silahkan mem-follow halaman maya Lowongan Kerja di NGO.

sekedar info,
Al, somewhere, 11 Januari 2014
Ku tau kamu bermaksud baik
dan sebenarnya aku pun tak rugi
page view ku bertambah tinggi

Tapi taukah kamu?
Notifikasimu yang muncul di hapeku?
Bikin aku jadi jemu!

Blackberryku berbunyi lagi
sampaikan pesan yang itu-itu lagi
Anonymous has left a new comment on your post!
Aduh, aku bosaaaan!


Al, somewhere, 9 Januari 2014

Memasuki tahun 2014, jalanan di dalam Kota Bandung rasanya makin macet ajah! Apalagi jalanan menuju pusat-pusat perbelanjaan seperti Pasar Baru, factory-factory out let dan beberapa mal ternama, hadeuh, macet beneer! Rasanya males banget untuk mengeluarkan Gliv tercinta dan mengemudi ke salah satu pusat perbelanjaannya, sementara putri tersayang, di ujung Barat pulau Sumatera sana sudah menanti kiriman beberapa helai pakaian baru untuk dipakai study tour bersama rombongan sekolahnya ke negeri jiran. Aduh nak, mentang-mentang Bandung terkenal sebagai pusat belanja fashion keren dan murah, jadinya Umi deh yang kena getahnya ini! Tapi nak, lihat deh macetnya itu, masak Umi harus bergerak meninggalkan rumah dan menjadi salah satu penyumbang kemacetan? Gimana kalo kita duduk manis dan berselancar di dumay aja, belanja online? J

Sebuah tawaran yang pada awalnya kurang disambut baik oleh Intan, karena putri tercinta ini udah kadung mengharapkan beberapa helai pakaian dari factory outlet ternama di Kota ini. Tapi icon senyum manis dan pelukan akhirnya meluncur juga setelah kuyakinkan agar kita coba saja browsing dulu, lihat-lihat dan kalo cocok, ya beli. Dan tentu saja, untuk belanja fashion online, bukan Umi donk namanya kalo enggak tau fashion store mana saja yang kredibel untuk dijadikan tempat berbelanja. J
Jadilah kami berdua duduk manis di laptop masing-masing. Satu di Kota Bandung dan satunya lagi di Kota Banda Aceh, terhubung melalui jaringan internet dan berada pada link yang sama [yang tentu saja telah aku copy paste-kan untuknya melalui Skype window chat kami berdua.

Dan ya ampuuun, tak terasa, hampir 45 menit kami berada di halaman maya Z A L O R A Indonesia, yang sungguh berhasil membuat Intan bolak balik mengirimkan happy and excited smileys gegara model-model pakaian yang tersedia di fashion online terkemuka ini sungguh mengena di hatinya. Yup, lihat deh, Sobs ketiga helai pakaian pilihan Intan, keren yaaaa? Ga kalah dengan yang tersedia di FOs kan? J



Alhamdulillah, tak pakai ribet dan dengan bantuan koneksi yang lancar, akhirnya berbelanja online pun completed perfectly. Sebenarnya, kalo bukan karena destinasi pengiriman produk ke Banda Aceh sana sih, aku ingin mencoba sistem pembayaran COD [Cash on Delivery] lagi sih, rasanya asyik dan punya kesan tersendiri gituh! Tapi tak apa lah, wong belanjanya di website terpercaya kok, jadi ga perlu kuatir barang tak dikirim setelah kita ready membayar sih, Sobs! Fashion store sekaliber Zalora, sudah pasti sangat ketat dalam quality control dan menjaga kepercayaan para customer. Jadi, setelah payment completed, maka aku dan Intan pun lanjut chitchat happily seraya Intan tak sabar menanti pakaian idamannya sampai di depan pintu rumah, beberapa hari lagi. J

Bicara tentang kemajuan teknologi, tak dapat dimungkiri telah banyak sekali menyumbangkan kemudahan-kemudahan bagi kita semua. Yah, walau tentu saja tak dapat ditampik bahwa ada pula faktor negatif yang menyertainya, sih. Seperti dalam hal berbelanja online, selain menawarkan kemudahan [hemat waktu dan bebas dari kemacetan, misalnya], juga terselip bahaya/kerugian seperti tertipu [barang tak dikirim setelah pembayaran kita lakukan, dan lain sebagainya]. Lalu bagaimana kiatnya agar kita tidak kecolongan alias tertipu? Telitilah dalam memilih online store-nya! Teliti sebelum bertransaksi. Kalo aku sih, membiasakan diri googling dulu jika ingin berbelanja di sebuah online store yang belum pernah aku kunjungi. Cari referensi/testimoni yang banyak bertebaran di rumah si Mbah [Google], dan supaya adil, check and recheck, jika menemukan review yang terkesan terlalu menyudutkan/menjelekkan, ganti kata kunci untuk menemukan berapa banyak review positif terhadap target yang sama. :)

Untuk fashion store tempat kami baru saja berbelanja ini sih, aku dan banyak teman sudah sering bertransaksi. So, jangan takut berbelanja online, tapi harus selektif ya, Sobs! Happy shopping, Guys!

Sebuah catatan tentang manfaat dan nikmatnya kemajuan teknologi, 
thanks to technology, Al, somewhere, 8 January 2014






Hari ke tujuh Januari 2014, duduk termenung menatap layar Macsy yang sedikit buram. Hadeuh, Macsy sayang, maafkan Umi yang lama tak mengelus wajahmu dengan pembersih khusus ya sayang. Umi janji, besok pagi kamu akan segera Umi bersihkan deh. Sabar yaaa. :)

Eh, Macsy bukannya menjawab ya iyalah, wong Macsy cuma sebuah laptop, malah screen saver-nya bergerak, menampilkan sebuah gambar bertuliskan rangkaian kata yang menohok jantungku.


Aih, ini quote tepat banget dengan situasiku hari ini. Bener banget deh. Ini sungguh bagaikan bisikan Allah melalui Macsy, yang mengingatkanku bahwa selama masih ada nafas terhembus, masih selaluuuu saja ada harapan, dan selama ada harapan pasti ada keinginan untuk menggapainya, dan keinginan untuk menggapainya akan menimbulkan motivasi, movitasi membangkitkan ide untuk menemukan cara/rencana, dan implementasi dari rencana akan menggapai tujuan alias wujudkan harapan.


Namun? Manakala kenyataan yang terwujud ternyata tak sesuai dengan impian? Balik lagi ke quote di atas donk! Bahwa:

Sesungguhnya Allah Maha Tau yang terbaik bagi makhluk-Nya.  
Bahwa RENCANA Allah pasti lebih baik dari Harapan kita. :) 

Memang sih, ga gampang untuk langsung menerima kalimat-kalimat ini, apalagi jika hati masih dipenuhi oleh lara dan kecewa. Tapi yakin deh, akan ada masanya kita menerima kenyataan ini dengan lapang dada. Semoga saja memang demikian adanya ya, Sobs!

Sekedar coretan harian #1Day1Post
Al, somewhere, 7 Januari 2014


Sudah pernah membaca novel Buya Hamka yang satu ini? Atau malah banyak yang tak lagi mengenal siapa sih sebenarnya Buya Hamka?

Bagi Sobats yang seusia denganku, kuyakin pastilah masih pada familiar dengan beliau kan? Sang tokoh penulis sastra pujangga baru, yang pada saat penulisan novel [romantis] ini, banyak menuai tudingan dan tantangan keras dari para ulama, karena [menurut anggapan masa itu], adalah tak layak jika seorang ulama, yang harusnya menyiarkan dakwah, kok malah menelurkan novel-novel romantis seperti itu. Namun Buya Hamka tetap melaju pada tulisan-tulisan sastranya yang semakin digemari banyak orang, hingga akhirnya, 10 tahun kemudian, cibiran dan tantangan keras pun mulai hening, lelah. :) Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck dan karya-karya beliau yang lainnya seperti Di Bawah Lindungan Ka'bah, dan lain-lainnya semakin digemari.

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck sendiri, selain menarik minat khalayak pada zamannya, ternyata juga menarik minat pihak PT. Soraya Film untuk dihadirkan ke dalam bentuk movie, sehingga semakin memberi kesempatan para pecandu film tanah air untuk juga dapat menikmati karya sastra yang satu ini. Dan secara tak disangka pula, sebuah tiket gratis mendarat di tanganku untuk turut serta menyaksikan film ini [tengkiu Yoswa], hehe, dan inilah review ala Alaika Abdullah, related to the movie. 

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck - The Movie

Kisah bermula dari seorang pemuda bernama Zaenuddin [diperankan oleh Herjunot Ali], putra kelahiran Makassar dari Ayah yang berdarah Minangkabau dan ibu berdarah Bugis. Sayangnya, perkawinan campuran ini, di mana adat Minang menganut alur matrilineal [garis keturunan berasal dari pihak ibu] sementara Bugis dan sebagian besar suku lainnya di Indonesia menganut alur patrilineal, menjadikan posisi Zaenuddin terjepit oleh pandangan sosial yang tidak menggembirakan. Zaenuddin tidak dipandang sebagai putra Makassar, tak pula diakui sebagai putra Minangkabau, alur matrilineal menempatkan Zaenuddin pada posisi tak lagi memiliki hubungan kekerabatan dengan keluarganya di Minangkabau. Namun begitu, keinginan hati Zaenuddin untuk berkunjung dan mengenal kampung halaman almarhum sang Ayah serta memperdalam ilmu agama di sana, tak terhenti, sehingga merantaulah si pemuda ke Batipuh, Tanah Datar, Sumatera Barat, kampung halaman sang ayah.

Kehadirannya di Minangkabau yang tidak mendapatkan sambutan hangat dan bersahabat, tak menggoyahkan niat Zaenuddin untuk terus bertahan, apalagi setelah hatinya terpaut pada seorang gadis cantik baik budi, putri asli Minangkabau, bernama Hayati [diperankan oleh Pevita Pearce], yang juga menyimpan rasa yang sama terhadap Zaenuddin. Meskipun mendapat tentangan keras dari pihak keluarga besar [NinikMamak Hayati], namun cinta kasih keduanya semakin menggelora, hingga akhirnya pihak keluarga besar Hayati memutuskan untuk 'mengusir' Zaenuddin dari Batipuh, dengan dalih agar pergi saja ke Bukit Tinggi yang tingkat ilmu agamanya lebih tinggi daripada Batipuh.

Duka lara pun mendera hati keduanya, namun tak mampu untuk menolak 'takdir' yang telah digariskan oleh keluarga besar Hayati. Perpisahan harus terjadi, namun terlebih dahulu diikat oleh sumpah - janji keduanya untuk saling setia. Namun sayang, belum lama kepergian Zaenuddin ke Bukit tinggi, kesetiaan yang terikrar mulai ternodai oleh godaan seorang pemuda kaya raya berdarah Minang murni, terhadap Hayati yang cantik jelita. Awalnya Hayati memang masih mencoba untuk bertahan pada kesetiaannya, namun bujukan Ninik-mamak serta [agaknya] kekayaan sang pemuda [Aziz, diperankan oleh Reza Rahadian], membuatnya mengalah, menerima pinangan dan menikah dengan sang pemuda.

Zaenuddin yang teramat mencintai Hayati, tak hanya terluka, tapi patah hati itu sempat membuatnya terkapar selama dua bulan di tempat tidur akibat ditinggal kawin oleh sang kekasih. Penyakit demam pengkhianatan cinta yang begitu parah melandanya, membuat ibu dan bapak kost Zaenuddin serta Muluk [anak si bapak-ibu kost] menjadi sangat prihatin. Mencoba berbagai upaya penyembuhan hingga akhirnya berupaya keras untuk mendatangkan Hayati, walau hanya sejenak untuk menjenguk Zaenuddin. Dikisahkan, bahwa akhirnya Hayati, ditemani suaminya Azis, berkenan juga untuk menjenguk. Adegan mengharukan pun terjadi, di mana Zaenuddin yang sedang demam tinggi, langsung tersadar begitu mendengar suara Hayati. Semangatnya timbul kembali karena menyangka bahwa Hayati memang datang untuk dirinya. Sayang seribu sayang, kuku-kuku jemari Hayati yang telah berinai, jelas menyadarkan Zaenuddin bahwa Hayati telah menjadi milik orang lain. Sekali lagi, Zaenuddin terpukul, dan shock. Histeris dan mengusir keduanya [Hayati dan suaminya] untuk segera meninggalkan dirinya. Lalu Zaenuddin pun tenggelam kembali ke dalam siksaan pengkhianatan cinta, yang sungguh membuatnya kian frustasi. Kedua orang tua dan abang angkatnya kehilangan akal, tak tau lagi harus berbuat apa. Pasrah.

Hingga kemudian titik balik itu tiba. Melalui ucapan berupa suntikan semangat dari Muluk [abang angkatnya] yang setia. Bahwa tak seharusnya Zaenuddin membenamkan dirinya, apalagi sampai menghancurkan dirinya sendiri hanya karena seorang wanita. Apalagi seorang wanita yang sangat tidak setia seperti Hayati. Harusnya Zaenuddin bangkit, bersemangat lagi untuk raih masa depan. Tunjukkan pada dunia bahwa Zaenuddin, si anak Makassar bukan pemuda biasa, melainkan dengan bakat menulisnya yang luar biasa, pasti akan mampu bangkit dan menjadi pemenang. Bahkan Muluk menjanjikan akan mengenalkan Zaenuddin dengan beberapa sahabatnya di pulau Jawa, yang bekerja pada penerbitan.

Tak disangka, suntikan demi suntikan kata ini, membuat mata Zaenuddin terbuka, semangatnya terpacu dan langsung bergerak memutuskan langkah, hijrah ke Batavia. Ditemani oleh Muluk [diperankan oleh Randy Nidji], yang menjadi temannya yang setia. Disinilah roda kehidupan mulai berbalik. Disaat bintang kesuksesan Zaenuddin beranjak naik, justru roda kesuksesan Aziz berbalik arah. Hobbynya berjudi dan berfoya-foya, akhirnya menjerat dirinya ke dalam belitan hutang hingga membuatnya bangkrut, hingga akhirnya takdir mempertemukan mereka dengan seorang konglomerat tajir yang membuat suami istri itu [Aziz dan Hayati] terperanjak. Konglomerat itu adalah Zaenuddin, pemuda tak bermarga yang sempat mereka under-estimate. 

Lalu bagaimanakah cerita selanjutnya? Apa yang membuat film dan novel Buya Hamka diberi judul Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck? Monggo langsung beli tiketnya, dan duduk manis di kursi-kursi empuk yang availabel di XXI deh, Sobs! Jangan kuatir, secara garis besar, film ini dikemas dengan kualitas tata produksi yang cukup baik. Akting para pemain diperankan dengan meyakinkan dan solid. Tata artistik dan sinematografinya juga sudah lebih dari cukup. Tata musiknya juga oke banget. Satu lagi, pencitraan yang berlatar belakang tahun 1930an terkesan apik. Sayangnya? Ritme untuk plot tenggelamnya Van der Wijck terlihat begitu tergesa-gesa, sehingga alur yang dari awal terasa begitu menyatu dan mengalir nyaman, tiba-tiba pada 3/4 jalan cerita, seakan berlangsung begitu cepat dan selesai! Itu sih menurut eikeh, Sobs!

Baiknya sih, mending Sobats segera cari tiket deh, dan puaskan rasa penasaran Sobats akan film yang satu ini dengan menontonnya secara langsung. Ok, Sobats tersayang? :)

gambar dari sini
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck [Film, romance, 2013

Directed by Sunil Soraya
Producted by Sunil Soraya, Ram Soraya
Written by Imam Tantowi, Donni Dhirgantoro, Riheam Junianti, Sunil Soraya [Screenplay]
Adapted from Buya Hamka's Novel,  Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
Starring: Herjunot Ali, Pevita Pearce, Reza Rahadian, Randy Nidji, Gesya Shandy, Arzetti Bilbina, Kevin Andrean, Jajang C Noer, Niniek L. Karim, Femmy Prety, Dewi Agustin, Rangga Djoned, Fanny Bauty
Music by Steve Smith Music Production
Cinematography by Yudi Datau
Editing by Sastha Sunu
Studio Soraya Intercine Films
Running time : 163 minutes
Country:  Indonesia, Language : Indonesia

Belajar review,
Al, somewhere, 6 Januari 2014
Aku termasuk orang yang jarang sekali menikmati acara-acara hiburan yang disiarkan oleh televisi-televisi nasional. Bukan tak cinta produksi dalam negeri, Sobs! Bukan tak menghargai karya anak bangsa, tapi apa hendak dipaksa jika kebanyakan hasil kreasi anak bangsa berupa tayangan-tayangan yang justru bikin perut mual dan sebel karena tak sedikit pun memasukkan pesan moral yang membangun kualitas mental generasi penerus bangsa? Mulai dari sinetron yang bikin miris dan ngenes karena keliatan banget membodohi penonton, juga acara hiburan [musik] nya yang tak berhasil menyisipkan sedikit pun makna pembelajaran bagi pembangunan kapasitas diri.

Begitu juga saat dunia maya dipenuhi oleh pesan-pesan moral yang bertebaran bersuarakan 'hentikan YKS alias Yuk Keep Smile!' dengan menandatangani petisi Hentikan Penayangan Yuk Keep Smile, maka aku pun terheran-heran. Yuk Keep Smile? Apaan itu? Acara apa sih? Maka sebelum ikut arus yang belum jelas, maka aku pun browsing dengan kata kunci berbau Yuk Keep Smile, dan mulai deh pikiranku ter-update akan informasi dan kenyataan yang sedang berkembang. Tak ingin termakan oleh informasi satu arah, maka aku pun lari ke You Tube, mencari-cari salah satu tayangan Yuk Keep Smile untuk membuktikan sendiri kekurangan acara ini. Cek and ricek harus donk!

Di rumahnya Mbah You Tube, aku pun terhenyak, maksud hati hanya ingin menyaksikan satu tayangan YKS, akhirnya aku bertahan hingga tiga tayangan. Bukan karena terpesona, bukan, tapi terhenyak oleh beberapa hal. Inikah kreativitas yang mampu dihasilkan oleh anak negeri? Pantas saja kini dunia maya dipenuhi oleh tuntutan-2 untuk menghentikan tayangan ini, karena dinilai tidak mendidik. Sebelum ikutan menandatangani petisi ini, aku yakinkan hatiku berulang kali, karena jiwaku bukanlah jiwa yang aktif berdemo, bukan pula jiwa yang senang huru hara. Aku cinta damai, tapi diam saja akan hal ini, kok rasanya seperti merestui acara ini untuk terus berlangsung dan semakin membobrokkan mental anak bangsa ya? Bayangkan saja, kata-2 kasar dan tak berbobot yang meluncur bebas dari para host, akan jadi apa jika semakin hari semakin dipupuk dan berkembang biak? Akan dengan mudah menjadi kata-kata mutiara yang akan di'beo'kan oleh para penonton/fans-nya, yang tak lagi sempat menimbang layak tidak untuk ditiru.

Belum lagi aneka goyangan tak senonoh dan berkesan vulgar plus ucapan-ucapan yang tak kalah vulgar yang dipamerkan dalam tayangan, akan berkembang pesat dan bisa-bisa menjadi tren yang akan berkembang di dalam masyarakat toh? Oops, bukannya sok suci sih, Sobs! Bukan pula ingin jadi pahlawan dengan ikut-ikutan aksi 'hentikan YKS' ini, karena menurutku, bukan hanya YKS yang pantas dihentikan, melainkan banyak acara sejenis yang juga perlu ditilik ulang.

Maka, hari ini, tanpa bermaksud menjadi pahlawan, apalagi pahlawan kesiangan, aku ikut menandatangani petisi ini, semata-mata dengan tujuan agar pihak televisi terkait, juga televisi nasional lainnya, sebaiknya mulai memperhatikan muatan2 moral yang perlu disisipkan dalam rangka meng-upgrade pertumbuhan mental generasi penerus bangsa ke arah yang jauh lebih baik, apalagi menghadapi persaingan global yang kini sudah diambang pintu.

Memang sih, mungkin sebagian Sobats akan berkata, ih, Alaika, ngapain sih kamu ikut2an sok jadi pahlawan? Mo jadi pahlawan kesiangan? Diam aja kenapa? Kalo ga suka, ya ga usah ditonton! Yup! Harusnya memang aku diam saja sih, Sobs! Matikan TVnya dan aman. Ga perlu ngedumel. Tapi coba bayangkan, Sobs! Jika semua kita bersikap serupa, DIAM SAJA, maka tayangan-tayangan ini akan terus berkembang biak, merajalela, lalu jika bukan kita, siapa lagi? Bagi yang mampu, mungkin akan menuntun anak-anaknya ke TV kabel/berbayar, dan memesan acara-acara yang berbobot dan layak ditonton anak-anaknya, lalu bagaimana nasib kaum tak punya? Yang hanya mampu menikmati TV gratisan?

Ah, sudahlah, tak enak rasanya jika terus berdebat, bagiku, menandatangani petisi ini adalah pertanda bahwa aku menginginkan tayangan-tayangan berkualitas untuk tampil di televisi-televisi kebanggaan bangsa. Tunjukkan bahwa anak negeri, putra bangsa Indonesia, adalah putra-putri bangsa yang penuh perhatian dan punya andil besar bagi kemajuan dan perkembangan mental generasi penerus bangsa. Bagaimana denganmu, Sobats? Berminat untuk ikut menandatangani petisi ini? Atau ingin baca dulu informasinya di sini lalu mempertimbangkannya? Monggo ke sini ya....

Sebuah sikap dan pembelajaran,
Al, Bandung, 5 Januari 2014
Di jaman yang penduduknya semakin padat, di jaman yang kebutuhan hidup semakin meningkat, di jaman yang lahannya semakin sempit, maka me-multifungsi-kan sebuah lahan untuk beberapa kepentingan adalah menjadi hal yang lumrah. Termasuk mendayagunakan area pekuburan umum menjadi sebuah tempat yang tidak terduga, menjadikannya pasar kecil-kecilan, misalnya. Ya, seperti yang terlihat di dalam gambar-gambar berikut ini nih, Sobs!

Pekuburan ini terletak di samping sebuah sekolah, di salah satu sudut kota Medan
Dari kiri ke kanan : Pedagang jajanan anak yang buka lapak, kuburan yang berjejer pasrah

Atas, Kiri: Pedagang duduk santai menjajakan dagangan,  Anak-2 sekolah yang malah duduk santai di sisi prasasti kuburan. Hadeuh, entah menggosipkan apa itu di sana...
Atas Kanan: Gedung sekolah di sebelah area kuburan
Kiri - Kanan Bawah : Anak-anak yang berbelanja jajanan sepulang sekolah, dan hang-out di area kuburan

Bagi banyak orang, pekuburan, terutama pekuburan muslim memang menimbulkan kesan seram dan tak jarang malah membangkitkan bulu roma, terutama jika kita melintasinya pada malam hari, pas di malam Jumat Kliwon pula. J

Namun bagi sebagian manusia lainnya, yang tak memiliki banyak pilihan, akhirnya nyali yang menciut harus diupayakan untuk bisa berkompromi. Takut berarti tak mampu untuk survive, jadi harus mampu mengalahkan rasa takut. Apalagi terhadap orang-orang yang telah terlebih dahulu meninggalkan dunia ini. Artinya, mereka telah terlebih dahulu [menyerah] kalah, terhadap persaingan yang semakin ketat dalam melanjutkan kehidupan. Tinggallah yang masih bernyawa lanjutkan kehidupan dan manfaatkan setiap peluang. Termasuk peluang dalam mengais rezeki di area pekuburan seperti ini. Entah siapa yang memulai ide ini, entah siapa yang melenyapkan ketakutan akan seramnya kompleks pekuburan, namun kini, pedagang-pedangan kecil terutama untuk kebutuhan jajanan dan permainan anak sekolahan, mulai menjamur di beberapa pekuburan yang terletak di tengah kota, dan dekat dengan sekolahan. 

Tak hanya difungsikan sebagai tempat berjualan, bahkan beberapa area pekuburan malah dimanfaatkan untuk tempat para lelaki hang-out berjudi! What? Yes! Sayangnya, karena malam hari dan tempatnya agak membahayakan keselamatan jika berlama-lama di sana, apalagi jika ketahuan memotret segala, maka diriku tak berhasil deh untuk mendapatkan foto-foto akan kenyataan tersebut. Namun begitulah, adaaaa aja ide orang dalam memanfaatkan aneka lahan yang terhampar di depan mata. Bahkan untuk area se-ekslusif kuburan! Hadeuh! 


Sekedar intermezo, selamat bermalam minggu, Sobats maya!
Al, Bandung, 4 Januari 2014
Newer Posts Older Posts Home

Author

I am a chemical engineer who is in love in humanity work, content creation, and women empowerment.

SUBSCRIBE & FOLLOW

Speaker

Speaker
I love to talk/share about Digital Literacy, Social Media Management, Content Creation, Personal Branding, Mindset Transformation

1st Winner

1st Winner
Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Pemenang Utama Blog Competition yang diselenggarakan oleh Falcon Pictures. Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Blogging Competition yang diselenggarakan oleh Balitbang PUPR

Podcast Winner

Podcast Winner
Pemenang Pilihan Dewan Juri - Podcast Hari Kemerdekaan RI ke 75 by KOMINFO

Winner

Winner
Lomba Menulis Tentang Kebencanaan 2014 - Diselenggarakan oleh Pemerintah Aceh

Winner

Winner
Juara Berbagai Blogging Competition

Featured Post

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk!

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk! Sesaat sebelum naik ke kapal verry Ki-ka: Adik ipar, Aku dan Ayah. Hai.... hai.... hai! In...

POPULAR POSTS

  • Kiat Penting agar Warung Tetap Eksis & Laris Manis
  • Solusi Bikin Paypal Tanpa Nama Belakang
  • Contoh Surat Sponsor untuk Diri Sendiri bagi Pengurusan Visa
  • Laksamana Malahayati, Kartini Lain sebelum Kartini
  • Kolaborasi Microsoft dan ASUS - Hadirkan Windows 10 Original Yang Langsung terinstall Otomatis dan Gratis!
  • Yuk Melek Hukum via Justika dot Com
  • Lelaki itu, Ayahku
  • How To Write a Motivation/Cover Letter
  • It's Me!
  • Jawaban Untuk Sahabat

Categories

  • about me 1
  • accessconsciousness 1
  • advertorial 10
  • Anak Lanang 1
  • awards 20
  • bali 1
  • banner 1
  • bars 1
  • Beauty Corner 29
  • belarus 5
  • bisnis 1
  • Blog Review 2
  • blogger perempuan 1
  • blogging tips 9
  • Budaya 1
  • Catatan 12
  • catatan spesial 19
  • catatan. 53
  • catatan. task 20
  • cryptocurrency 1
  • culinary 5
  • curahan hati 6
  • daftar isi blog 1
  • dailycolor 1
  • DF Clinic 12
  • disclosure 1
  • edisi duo 5
  • email post 10
  • embun pagi 1
  • episode kehidupan 1
  • event 4
  • fashion 3
  • financial 1
  • giveaway 48
  • Gratitude 1
  • health info 9
  • Healthy-Life 16
  • info 23
  • innerbeauty 9
  • iran 4
  • joke 4
  • kenangan masa kecil 3
  • kenangan terindah 12
  • keseharianku 2
  • kisah 14
  • kisah jenaka 7
  • knowledge 2
  • kompetisi blog 1
  • komunitas 2
  • KopDar 8
  • Korea 1
  • kuliner 7
  • Lawan TB 2
  • lesson learnt 7
  • life 2
  • lifestyle 4
  • lineation 32
  • lingkungan 1
  • Literasi Digital 2
  • motivation 9
  • museum tsunami aceh 1
  • New Year 2
  • order 1
  • oriflameku 2
  • parenting 4
  • perempuan tangguh 4
  • perjalanan tiga negara 1
  • personal 3
  • petualangan gaib 6
  • photography 1
  • picture 5
  • podcast 1
  • Profile 12
  • puisi 5
  • reflection 3
  • renungan 25
  • reportase 23
  • resensi 2
  • review 42
  • review aplikasi 1
  • rupa 1
  • Sahabat JKN 2
  • sakit 1
  • sea of life 17
  • sejarah 5
  • Sekedar 1
  • sekedar coretan 76
  • sekedar info 23
  • self-love 1
  • selingan semusim 9
  • seri BRR 4
  • snack asyik 1
  • Srikandi Blogger 2
  • Srikandi Blogger 2013 7
  • Srikandi Blogger 2014 4
  • SWAM 1
  • task 43
  • teknologi 1
  • tentang Intan 34
  • Test 1
  • testimoni 9
  • Tips 57
  • tradisi 1
  • tragedy 1
  • traveling 59
  • true story 7
  • tsunami 9
  • turkey 9
  • tutorial 7
  • visa 1
  • wisata tsunami 2

Followers


Blog Archive

  • December (1)
  • October (1)
  • March (1)
  • August (2)
  • May (1)
  • April (2)
  • March (6)
  • February (3)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (5)
  • October (4)
  • September (3)
  • August (5)
  • July (3)
  • April (1)
  • January (1)
  • December (2)
  • November (1)
  • October (1)
  • September (1)
  • June (1)
  • February (1)
  • December (1)
  • September (2)
  • August (2)
  • July (1)
  • June (1)
  • March (1)
  • February (1)
  • December (5)
  • September (2)
  • August (3)
  • July (1)
  • May (3)
  • April (2)
  • March (1)
  • February (1)
  • January (7)
  • December (1)
  • November (5)
  • September (3)
  • August (1)
  • July (4)
  • June (1)
  • May (1)
  • April (3)
  • March (6)
  • February (5)
  • January (7)
  • December (8)
  • November (4)
  • October (12)
  • September (4)
  • August (3)
  • July (2)
  • June (5)
  • May (5)
  • April (1)
  • March (5)
  • February (4)
  • January (6)
  • December (5)
  • November (4)
  • October (8)
  • September (5)
  • August (6)
  • July (3)
  • June (7)
  • May (6)
  • April (7)
  • March (4)
  • February (4)
  • January (17)
  • December (10)
  • November (10)
  • October (3)
  • September (2)
  • August (5)
  • July (7)
  • June (2)
  • May (8)
  • April (8)
  • March (8)
  • February (7)
  • January (9)
  • December (10)
  • November (7)
  • October (11)
  • September (13)
  • August (5)
  • July (9)
  • June (4)
  • May (1)
  • April (12)
  • March (25)
  • February (28)
  • January (31)
  • December (8)
  • November (3)
  • October (1)
  • September (12)
  • August (10)
  • July (5)
  • June (13)
  • May (12)
  • April (19)
  • March (15)
  • February (16)
  • January (9)
  • December (14)
  • November (16)
  • October (23)
  • September (19)
  • August (14)
  • July (22)
  • June (18)
  • May (18)
  • April (19)
  • March (21)
  • February (27)
  • January (17)
  • December (23)
  • November (20)
  • October (16)
  • September (5)
  • August (2)
  • March (1)
  • December (2)
  • April (1)
  • March (1)
  • February (6)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (4)
  • September (4)
  • August (1)
  • July (8)
  • June (16)

Oddthemes

Flickr Images

Copyright © My Virtual Corner. Designed by OddThemes