My Virtual Corner
  • Home
  • Meet Me
  • Contact
  • Disclosure
  • Category
    • Motivation
    • Traveling
    • Parenting
    • Lifestyle
    • Review
    • Tips
    • Beauty
      • Inner Beauty
      • Outer Beauty
Pasar Terapung atau Floating market, adalah sebuah object wisata yang aku yakin, pasti akan menarik minat siapa pun penikmat wisata untuk mengunjunginya kan? Begitu juga aku. Keinginan ini sudah lama sekali terpendam di dalam hati dan belum menemukan kesempatan untuk mengunjunginya. Kala itu, yang terlintas setiap mendengar/membaca kata Floating Market adalah Pasar Terapung yang ada di Banjarmasin [Indonesia] atau yang ada di Bangkok sana. Hm.... gimana ya rasanya berbelanja di atas pasar yang terapung? Pasti menimbulkan sensasi yang gimanaaa gitu ya? Pernah masuk sih ke dalam skedulku untuk berwisata ke Banjarmasin atau Bangkok Floating Market suatu hari kala kesibukan pekerjaan mereda. Atau saat ambil cuti gitu..., tapi kok ya, keinginan itu hanya tergeletak tak berdaya di dalam list of wish aja ya? Belum terwujud!

Hingga kemudian, 'mandah' ke Bandung, aku pun mulai mengenal daerah-daerah wisata yang beraneka rupa, mulai dari wisata belanja [Factory outlet], kuliner, pegunungan, dan aneka varian lainnya. Daaaaan.... Oow, Floating Market juga kini available lho di kota yang satu ini! 

Yes, Floating Market ternyata kini sudah ada di kota Lembang sobs! Tepatnya di Jalan Grand Hotel No. 33 E, Lembang.

Ide yang dikembangkan oleh Pak Perry Tristianto, pengusaha [Raja] Factory Outlet dan kuliner Bandung ini memang berkonsep ciamik. Bersama group usahanya The Big Price Cut [TBPC], beliau tak hanya 'menghadirkan' sebuah Pasar Terapung bagi kita semua! Tetapi juga memadukan suasana desa yang asri, sejuk dan damai, lengkap dengan area persawahan [Kampung Leuit] nan menghampar, gemericik aliran sungai kecil yang saling terhubung, ikan-ikan kecil yang hidup di dalam sungai kecilnya, jembatan-jembatan penyeberangan yang indah serta sebuah danau [danau asli lho ya] yang di atasnya dihiasi jukung/perahu-perahu indah sehingga dijamin akan memberikan sensasi tersendiri bagi kita. CIAMIK deh! Sungguh merupakan sebuah konsep usaha wisata yang benar-benar menyatu dengan alam.

Tak hanya itu, bagi anda penyuka kelinci dan angsa, kedua taman ini pun available lho untuk memanjakan mata anda dan memuaskan anda bermain-main dengan mereka. :)


Floating Market Lembang

Disambut oleh pintu utama 'rumah ala Jawa' yang terbuat dari kayu ini, maka petualangan wisata pun dimulai. Yuuuk...

Bagian dalam Joglo utama
Indah banget ya sobs!
Mana mungkin ga foto-foto kan ya? :P
Belum lagi hamparan padi nan menghijau di Kampung Leuit, plus bunyi gemericik air yang mengalir di anak sungainya yang saling terhubung, deuh.... bener-bener menghadirkan nuansa alam pedesaan yang asri deh sobs!

Hamparan sawah sebagai replika suasana pedesaan, walau tak seberapa luas, tapi cukuplah untuk menguak memory ndeso yang hm.... bikin kangen kampung! :)
Narsis bareng sohib blogger, exist every where bo'
Seperti yang sudah dijanjikan dalam konsep wisatanya, maka Floating Market tak hanya menyajikan Pasar [lebih tepatnya sih para penjual] di atas perahu, sebelum mencapai ke area ini, kita terlebih dahulu akan disuguhkan oleh aneka pemandangan indah, rerumputan hijau, 'hutan-hutan' kecil dimana kita bisa beraksi di depan kamera lho.





Atau berbelanja di gallery-gallery berbentuk joglo apik, yang bangunannya memang didatangkan dari tanah Jawa dan dibangun kembali di arena ini? 

gambar nyulik dari blog Teh Dey
Setelah lelah berjalan, deretan gazebo dengan hamparan rumput hijau nan sejuk, yang tersedia di sepanjang arena juga dapat menjadi pilihan bagi yang merasa lelah setelah berjalan kaki menikmati indahnya alam FML, duduk sejenak di dalamnya, dijamin akan menghadirkan nuansa bahagia tersendiri lho! Jangan lupa, optimalkan batre kamera anda, karena dijamin, keinginan untuk mengabadikan momen indah itu akan hadir di setiap tempat anda menjejak! Karena pemandangan dan nuansanya memang benar-benar indah dan asri! :). 

Akhirnya..... Inilah yang menjadi judul postingan itu sobs! Floating Market! Here it is!



Memang sih, tidak seperti Floating Marketnya Bangkok atau pun Banjarmasin sana sobs, dimana penjual dan pembeli sama-sama berada di dalam perahu... nah kalo Floating Market Lembang mah beda atuh. Kan ini object beberapa varian wisata, ya kulinernya, ya pemandangan indahnya, ya wisata airnya [naik perahu], ya toh? So, ga papa juga toh sobs, jika kita belanjanya cukup dari dermaganya aja... sambil menikmati aneka kuliner yang tersedia disana.... seperti ini nih sobs..... asyik kan?


nyomot foto dari teh Dey
Atau sebelum makan mau main wahana air dulu? Monggo.....




atau mau naik ojeg perahu untuk menyeberang? 


Wow... ga terasa ya sobs, postingan ini udah kebangetan nih panjangnya, plus foto-foto yang bertaburan disana sini... semoga bermanfaat bagi sobats yang penasaran banget dengan Floating Market Lembang yaaa...

Untuk informasi tambahan, Floating Market ini hanya buka untuk hari Jumat, Sabtu dan Minggu lho. Sementara untuk hari-hari lainnya, biasanya area cantik ini dipakai sebagai lokasi pemotretan untuk Pre Wedding. So, bagi sobats yang tertarik untuk mengetahui info lebih lanjut dapat menghubungi ke nomor ini 022-22787766.

Oya, untuk tiket masuk ke lokasi ini, murah banget, hanya 10 ribu rupiah per orang lho! Dan itu pun bisa ditukar dengan welcome drink lho! Tapi ingat sobs, tidak diperkenankan membawa makanan dari luar lho yaaa! Dan satu lagi yang menarik nih sobs.... untuk transaksi jual beli di lokasi ini, kita tidak menggunakan uang lho, tapi dengan memakai koin! [Ya, tentu saja koin itu dibeli terlebih dahulu sih, hehe, jadinya teteup pake uang donk Al!]. 

Menarik yaaa? Kayak dimana gituuuu!



Alaika,
Bandung, 14 Februari 2013

Dua hari terperangkap dalam keadaan kurang sehat sungguh mendera batin dan menghambat langkah. Bukan hanya tubuh yang pegel linu dan tenggorokan yang terasa pahit, namun rasa was-was dan curiga jika si demam ini adalah sama dengan yang pernah aku alami dulu [Demam Berdarah], sungguh membuatku kuatir. Akibatnya, aku rajinkan diri mengkonsumsi sari kurma, pocari sweat dan bear brand secara silih berganti. Memang sih, malam harinya demam itu terasa begitu menguatirkan, tinggi, rendah, tinggi dan rendah lagi. Namun keesokan harinya, mulai baikan. Eh pagi ini, saat feeling adem tentram, dan sedang nyantai nonton TV karena masih harus bedrest, tiba-tiba ulu hati ini kok rasanya sakit sekali. Tenggorokan masih sepahit kemarin. Tapi rasa sakit di ulu hati semakin menyesakkan dan terasa panas. Duh... kuraih minyak kayu putih dan mengoleskannya di dada... eh bukannya reda, malah tiba-tiba ada yang menggelegak di tenggorokan dan langsung menghambur keluar. Masyaallah, muntah!

Banyak banget. Seluruh makanan yang baru saja berpindah dari piring ke dalam perut kini menyembur keluar. Masih utuh... Ya Allah.... tak sempat berfikir macam-macam, aku menghambur keluar kamar menuju kamar mandi, sambil terus menghamburkan isi perut ke lantai sepanjang perjalanan ke kamar mandi. Duh, sedih banget, mana seorang diri gini lagi... HIks....
Berjongkok di kamar mandi, memuntahkan seluruh yang masih tersisa, hingga akhirnya muntahan itu berhenti juga, berganti dengan air mata yang tanpa diundang mengalir otomati. Duh, cengeng ini ga bisa di stop. Kuhabiskan beberapa menit untuk menangisi diri, yang tiba-tiba saja merasa begitu malang. Haha...

Baru kemudian aku kembali ke kamar, menyaksikan akibat dari pekerjaan si usus yang tak sudi menerima makanan yang tadi aku pindahkan. Huft. Kamar jadi kotor dan terpaksa seorang diri aku harus mengelap lantai yang telah kotor. Tak sanggup mengepel, aku korbankan tissue basah satu pack untuk menyeka lantai ala suster ngesot. Huft, lelah nian kalo seperti ini. Aku ingin pulang kampung aja deh... Hiks....

Akhirnya badmood akibat lantai dan kamar yang kotor berubah jadi good mood kembali saat lantai dan kamar telah kinclong dan wangi [ya iyalah, tissue basah satu pack gede gitu kok] kembali... jadinya aku bisa istirahat dengan santai lagi deh. Bedrest! Yes, I have to take bedrest! Harus. Namun sebelum itu, aku harus minum dulu yang banyak, kan udah habis dimuntahkan tadi seluruh liquid yang ada di dalam perut. Tapi ya Allah, baru dua menit aku minum, kembali tenggorokanku terasa ada yang merambat... Oh My God! Again! Air bening itu menyembur keluar, tak tertolong lagi, membasahi kasur yang sedang aku duduki. Berlari lagi aku ke kamar mandi... nangis lagi... dan kembali ke urutanan sebelumnya.... huk...

Baru setelah mencoba minum bear brand, si muntah tadi mulai kompromi. Kurasakan perutku terasa adem, enakan. Yes. Good. Aku ga mau macam2 ah. Cukup dulu. Jeda dulu memasukkan apapun ke dalam tenggorokanku. AKu bawa tidur dulu deh.... dan sungguh ajaib, Alhamdulillah, ternyata setelah itu malah aku merasa baikan. Demam hilang, tenggorokan lega, perut nyaman. Tinggal lemes dan pusing yang masih ada. Well, ga papa, itu artinya, istirahat lagi yang banyak. Ya toh? Maka itulah yang aku lakukan.

Sayangnya, hingga malam, aku masih tak mampu untuk mendampingi Intan yang sedang butuh bimbingan konsultasi persiapan bahan presentasi bahasa Inggrisnya. Putri tercinta akan ikut lomba English speech competition besok siang, dan adalah aku yang menyarankan dia untuk angkat tema "Tsunami Museum, as one of Aceh Tourism Destination" besok. Duh nak... maafkan Umi....

Dan hingga malamnya, Intan malah sibuk memintaku untuk istirahat saja, jangan memaksa diri, biar dia sendiri yang browsing bahannya, lagian Intan kan bisa ambil bahan-bahannya di blog umi yang ini katanya. Namun ga enak hati juga aku jadinya, karena bagaimana pun, itu akan jadi materi yang berat jika harus membicarakannya dalam bahasa Inggris. Maka kucoba membuka laptop dan membuat beberapa slide permulaan, nanti biar dia sendiri yang melanjutkan... dan Taraaaa.... Empat slides tercipta dan segera aku send ke putriku di seberang sana. Yang segera dibalasnya dengan sebuah sms gembira.

"Ok Umi sayang, thanks a lots, sekarang Umi istirahat dulu yaaa... yang banyak istirahatnya... jangan diforsir, ayo tutup laptopnya dan segera bobok ya mi.... yuk baca doa boboknya yuk...."

Segera kubalas,

"Okd sayang, Dila lanjutkan sendiri ya nak... Umi baca doa bobok sekarang ya.... Bismika Allahumma Ahya Waamut"...

dan balasannya begitu menentramkan hati,

"Aaamiiinn.... Selamat bobok mi mimpi indah, have a nice dream, Muaaaaaachhhh... Sembuhkanlah Umi hamba ya Allah... Aaaaaamiiiiiin.... text to you tomorrow mom!"

Dan sudah seharusnya hamba berterima kasih kepadaMu ya Allah atas titipanMu, seorang putri yang begitu baik hati dan penuh pengertian. Beri kami kesempatan untuk tetap saling cinta dan sayang ya Allah, beri kami kesempatan untuk dapat segera bersama kembali..  Lindungi Intan dimanapun dirinya berada ya Allah, tambahkan ilmu pengetahuannya, cerdaskan dia, sehatkan dia, dan jadikan dia sebagai anak yang sholehah, Aaaamiiin.

Dan ok nak, Umi berhenti menulis sekarang, dan bener-bener bobok setelah postingan ini, ok sayang. Hehehe.

Well sobats, itu cerita malamku, apa ceritamu? Semoga sehat selalu dimanapun sobats berada yaaa....
Good nite, good rest and nice dream!

Saleum,
Al, Bandung, 8 February 2013 | Jumat.

Ini adalah kisah nyata sekitar 4 tahunan yang lalu, kala Intan masih duduk di kelas terakhir di SMU Labschool Banda Aceh. Tentang kegalauannya karena justru jurusan IPA yang dipilihnya telah mematikan langkahnya untuk dapatkan undangan masuk ke jurusan HI di Universitas Negeri.

Kini, Intan tetap pada jurusan yang dikehendakinya, yaitu Hubungan International, pada President University dan telah berada di penghujung study-nya. Sedang skripsian. Alhamdulillah.

Catatan ini, adalah a lesson learnt dan note tentang hubungan harmonis jarak jauh yang terjalin di antara kami. Ibu dan Anak, yang saling cinta dan sayang, walo terpisah oleh ribuan km by land, dulu.

============================================


Pagi-pagi udah dapat PING dari Intan dan sebuah icon mewek alias menangis. Duh.... what's up with my diamond?

Umi : Kenapa sayang?

Intan : Miiiii..... gagal deh cita-cita Intan masuk HI.

Umi : Lhoooo... gagal gimana nak?

Intan : Bener info tadi malam miiii. Untuk masuk HI via Invitation, hanya bisa yang dari jurusan IPS dengan nilai memenuhi syarat. Nah, gimana mau penuhi kriteria, orang Intan di IPA? Hiksssss.... Huaaaa

Umi : Sssst, sabar sayang..... take it easy.... yuk kita discuss..

Dan percakapan penuh keprihatinan kasih sayang pun kulakukan dalam rangka menenangkan hati si belahan jiwa. Berjauhan dengannya jelas bukan hal yang menyenangkan, melainkan selalu bikin miris jika sang putri sedang dilanda gundah gulana. Akan jauh lebih adem dan damai jika aku bisa langsung berada di hadapannya, memberikan dukungan, perhatian dan pelukan secara langsung padanya. Namun apa daya, jarak yang begitu jauh adalah jurang pemisah yang begitu nyata. Lantas haruskah aku menyerah dan membiarkan dirinya berjibaku meredam kegundahan hatinya seorang diri?

Tentu tidak. Seorang ibu bertanggung jawab penuh dalam mendukung dan membahagiakan putri/putranya. Itu juga yang selalu kutanam di hati ini. Boleh saja aku berada ribuan kilo darinya, tapi secara virtual, aku harus selalu berada di dalam hatinya. Ada 'disisinya' walau hanya virtually, disaat dia membutuhkan, terutama di saat-saat seperti ini. Lagi dan lagi aku harus bersyukur pada kemajuan technology, yang telah banyak sekali kontribusinya bagi kedekatan hubungan kami.

Percakapan sekitar 30 menit ternyata tak mampu menentramkan hatinya. Dan harus ditambah lagi pada malam harinya kala menjelang tidur. Kekecewaan yang melanda hatinya, dan penyesalan telah mengambil jurusan IPA tak mampu teredam. Aku jadi merasa menyesal telah ikut memberi masukan padanya kala itu, untuk masuk jurusan IPA, walau Fakultas tujuannya adalah bukan berbasis IPA. Intan memang sangat tertarik sekali untuk masuk ke Hubungan International, dan targetnya adalah ingin masuk ke Universitas Indonesia, seperti jejak salah satu Omnya [adikku] yang saat ini tinggal di Turkey.

Bukan hanya aku sih yang memberi masukan padanya untuk masuk ke kelas IPA, tapi adikku serta guru wali kelasnya Intan juga memberi saran serupa. Pertimbangannya adalah Intan punya kemampuan dan logika berfikir yang sistematis, dan juga nilai-nilai lebih dari cukup untuk masuk IPA. Lagipula, nanti dengan berasal dari IPA, kesempatannya untuk memilih berbagai fakultas lebih terbuka lebar. Namun saat itu, aku juga tidak keberatan jika dia ingin langsung masuk ke IPS. Akhirnya setelah beristikharah, dia memilih IPA and so far she looks happy for that.

Sampai kemudian, tepatnya kemarin, isu itu menjadi kenyataan. Bahwa invitation system untuk menjadi mahasiswa/i undangan ke Perguruan Tinggi berdasarkan pada Jurusan yang mereka kini duduki. Artinya, Intan, yang jurusan IPA, mustahil bisa diundang masuk ke FISIP, jurusan HI, yang basisnya adalah IPS. Dan berurailah airmata sang putri tercinta hingga malam harinya. Tak mampu konsentrasi belajar dan sungguh membuatku ingin terbang dan memeluknya. Menemaninya disana. Menghapus airmatanya dan menawarkan solusi-solusi. But how, I was so far away. :(

Phone conversation tetap tak mampu membuatnya tersenyum. Padahal aku telah menguras aneka perbendaharaan kata dan pemikiran untuk mengatasi persoalan yang sedang ada dihadapannya. Bahwa jalannya masih panjang. Masih ada 1,5 tahun lagi untuk melangkah ke Perguruan Tinggi. Berbagai teori aku kemukakan, bahwa untuk menuju sebuah tujuan, kita dapat mencapainya dengan berbagai cara. Banyak jalan menuju Roma. Banyak jalan menuju 'Hubungan International' idamannya. Memang sih, pintu yang satu telah tertutup, tapi masih ada pintu lainnya. Masih bisa mencoba via seleksi/test. Masih ada banyak jalan dan kemungkinan, asalkan kita tidak berputus asa. Tapi lagi dan lagi Intan tak mampu meredam kekecewaannya, bahwa nilainya selama ini cukup menjamin untuk dapat undangan itu. Sayangnya dia ada di IPA, dan dia ga ingin diundang ke salah satu Fakultas jurusan IPA. Hm...

Aku tau, posisinya kini sedang pada tahap DENIAL, penolakan terhadap kenyataan yang terhampar di depan mata. Jadi sebanyak apapun argumentasiku, tetap tak akan mampu membuatnya tersenyum riang. Jadi biarkan dulu Intan menumpahkan segala kekecewaan hatinya, kalo perlu menangis, menangislah sayang. Dan ketika dia mengatakan ingin menangis, segera kuberi sinyal oke to do that. Aku tak akan menanamkan berbagai masukan lagi [sementara ini], cukup dulu. Besok-besok bisa dilanjutkan lagi, namun sebelum Intan mulai menangis, kusarankan untuk baca doa tidur dulu seperti biasanya. Dan begitu ritual baca doa tidur selesai, kuputuskan komunikasi kami, dan kubiarkan putriku menangis.

Namun mana mungkin aku bisa tidur nyenyak menyadari nun jauh di ujung sana, di sebuah kamar, putri tercinta menangis seorang diri? Tidak, aku ga bisa tenang. Kuraih hapeku, kuhubungi adik bungsuku, satu-satunya adik yang masih tinggal bersama orang tuaku. Untungnya dia sudah berada di rumah dan sedang mempersiapkan tugas-tugas kuliahnya. Aku yakin, dialah orang yang pantas bicara dengan Intan saat ini, karena dia yang sedang mengambil S-2, tentu paham benar sistem perkuliahan saat ini. Sementara aku? Telah sekian lama ga update perkembangan sistem itu, apalagi ibuku? So, he is the right person to talk to Intan.

Mengerti akan situasi yang sedang terjadi, adikku dengan tanggap bergerak. Ibuku yang curiga dan kuatir ada hal yang ga mengenakkan terjadi pada Intan ikutan masuk kamar. Dan Terjadilah dialog panjang lebar antara mereka bertiga. Adik dan ibuku saling menguatkan dalam rangka menyemangati Intan kembali... Alhamdulillah ya Allah, aku bersyukur padaMu atas anugerah ini. Aku bersyukur memiliki orang tua dan saudara yang begitu perhatian. Alhamdulillah....

Pagi ini, aku dapat telphone dari ibuku, mengabarkan situasi dan progress tadi malam. Pagi ini Intan sudah berangkat ke sekolah dengan penuh semangat kembali... walaupun, pastinya, kekecewaan itu masih ada. Wajar dan sangat normal toh? Biarlah waktu akan mengikis kekecewaan itu dan membuatnya move on to the next step. "Acceptance' --> tahap menerima. :)

Thanks a lots mom, and my little bro, your great effort and support are really-really highly appreciated. Alhamdulillah ya Allah...

To Intan sayang, keep the spirit ya nak, masa depan mu masih panjang, dan banyak jalan menuju target tujuan. We will always with you to support you, and Allah will guide us to achieve our goal, ok?

catatan hati,
Al, Bandung, 5 Feb 2013
Postingan sebelumnya baca disini

Kali ini, setelah terkendala oleh beberapa aktivitas yang menyita waktu, akhirnya berkesempatan lagi untuk menuangkan kisah petualangan kami [Alaika, Ririe Khayan, Una dan Idah] ke Dieng di rumah maya tercinta ini. Dan untuk menghemat space, yuk langsung lanjut ke beberapa object wisata yang kami kunjungi setelah turun dari bukit Sikunir yuk sobs...

Kawah Sikidang

Saking populernya kawah yang satu ini, membuat kami tak hendak berleha-leha [santai-santai] setelah turun dari bukit Sikunir. Apalagi mas sopir mengatakan tidak akan butuh waktu lama untuk mencapai kawah ini. Maka, baiklah, ayo kita kemon!

Sampailah kami di kawah yang dari jauh telah memancarkan pemandangan asap mengepul. Namun rasa lapar yang lebih dominan, membuat kami tak langsung melangkahkan kaki ke dataran putih yang menghampar itu. Tunggu ya kawah... kami isi perut dulu biar ga eneg ntar membaui aroma sulfur mu. :)

Tak kalah dengan bukit Sikunir, lokasi yang satu ini juga dipadati banyak wisatawan. Ada yang langsung menghambur ke kawah, namun ada pula yang mengikuti jejak kami yang santun dan teratur [turun mobil, lihat kiri kanan, makan, baru ke kawah], hehe. Layaknya tempat wisata, maka kawah yang satu ini juga dipenuhi oleh para pedagang, mulai dari pedagang makanan sampai pedagang souvenir, lengkap kap kap!

Oke, selesai makan, kami langsung ke tujuan utama, yaitu menyaksikan kawah yang masih begitu aktif aktifitas vulkanisnya. Tak jauh melangkah, sampai juga kami ke hamparan dataran putih, yang merupakan tumpukan endapan belerang, membuat penampakan dataran yang satu ini menjadi begitu unik. Namun tak dapat dipungkiri bahwa aroma belerang atau sulfurnya itu lho, membuat dada sedikit sesak. Banyak sih yang memakai masker, tapi kami ndak tuh...

Kami melangkah dengan riang, panasnya matahari sedikit menyengat walau kata orang Dieng itu dingin banget. Sampai akhirnya mata ini terpana, bibir terkatub. Oh my God. Masyaallah.... ini dia! aktivitas vulkanis yang begitu mengerikan. Sebuah lubang besar [kawah] yang dikelilingi pagar bambu, menghamparkan sebuah pemandangan mengerikan. Semburan air mendidih berwarna abu-abu pekat yang menyembur-nyembur disertai asap putih mengepul, mengingatkan aku pada cerita masa kanak-kanak dahulu. Kisah Masyitah, si tukang sisir keluarga Firaun, yang hendak direbus hidup-hidup  di dalam sebuah belanga besar karena ketahuan menyembah Allah SWT dan menyekutukan Firaun.  Aroma belerang semakin nyata dan mendesak pernapasan, namun tak membuat kami ingin segera menghindar.

Pemandangan ini begitu menakjubkan sekaligus mengkuatirkan. Ngeri aja membayangkan jika ada wisatawan yang membawa anak kecil/balita [yang lasak/aktif] kesini, dan tiba-tiba si anak saking gesit dan aktifnya, kebablasan ke dalam kawah, karena pagar yang mengelilinginya hanya berupa bilah-bilah bambu saja. Ih, nauzubillahi min zallik. Jangan sampai ya Allah...

credit
Setelah merasakan pernapasan yang semakin tak nyaman oleh aroma sulfur yang begitu pekat, akhirnya kami menyerah, mengundurkan diri dari wadah yang menampung liquid mendidih menggelegak itu, untuk menyaksikan kreasi Ilahi yang lainnya. Namun beberapa kuda yang disewakan untuk para wisatawan berfoto, di sekitar kawah, menarik perhatianku dan Ririe untuk menjajalnya. Yaaaa... walaupun ga mungkin untuk menunggang dan memacunya, sekedar nampang alias mejeng di atasnya tentu bukan kesempatan yang layak dilewatkan. Maka... inilah aksi dari Alaika Abdullah dan Ririe Khayan yang gagal jadi cowgirls! Haha.




Setelah menikmati pemandangan kawah, kami [aku, Ririe, Una dan Idah Cherish] pun melanjutkan wisata ke object wisata berikutnya yaitu Telaga Warna yang kabarnya menyemburatkan beberapa warna dari permukaan airnya. Tentu saja kami sangat penasaran untuk membuktikan kabar itu, apalagi banyak situs di internet yang mempromosikan keindahan pemandangan alam yang satu ini. Jadi makin ga sabar donk untuk segera mengunjungi dan melihatnya secara langsung?

Sobat juga pasti penasarankan untuk mengetahui kebenaran beritanya? Baiklah, let me tell you, bahwa ternyata oh ternyata, Telaga Warna itu kini........  nantikan infonya pada postingan berikutnya, ok sobs? :)


~ BERSAMBUMG ~




Sebuah buzz di ym window membuat mataku yang sedang focus pada draft english speednya Intan beralih dengan segera. Mencoba melihat si pemberi buzz yang ternyata adalah seorang mantan kekasih hati. Catat, 'mantan' lho yaaa.... 
Dan bukan mantan suami aka ayahnya Intan juga sih, tapi si dia ini adalah mantan kekasih dimasa lalu...Jiaaah...

Eits, jangan curiga dulu, karena sejujurnya aku telah sukses mengubur segala cerita indah masa lalu berikut cerita duka yang terukir saat hubungan itu terpaksa berakhir kala itu. Keputusan yang pada awalnya menyisakan dendam dan kemarahan di hati, namun seiring berjalannya waktu serta matangnya usia, membuat hubungan kami yang awalnya buruk, mampu beralih menjadi hubungan persahabatan kembali. Bahkan kemudian, aku dan istrinya pun membentuk jalinan pertemanan di fesbuk, serta saling bersapa ria.

Dengan sang mantan sendiri gimana Al?
Well, layaknya orang yang telah punya kehidupan masing-masing, kami pun berhasil dengan cara dewasa menjalin pertemanan, yang baik dan saling menghargai.

Beberapa bulan lalu, sang mantan sempat mengabarkan bahwa istrinya sedang dalam keadaan sakit, dan penyakit yang menggerogotinya tampaknya semakin lama semakin mencintai tubuh istrinya, hingga menolak untuk dienyahkan oleh obat-obatan apapun yang dokter berikan.

Beberapa kali aku singgah di fesbuk istrinya, dan menyapa serta mendoakan beliau agar segera mendapat kesembuhan kembali.... Kemudian, karena masing-masing sibuk dengan urusan masing-masing, akhirnya kami tak lagi sempat saling menyapa.

Hingga barusan, sang mantan mem-buzz ku di ym. Seperti biasa, seperti tak ada kejadian apa-apa [karena memang aku sama sekali ga mengetahui update berita tentang mereka], kubalas buzz nya dengan buzz ku. Lalu masih dengan kocak kutanya kabarnya, kemana aja ga pernah kelihatan dan bersembunyi dimana. Sapaan riang ini tak berbalas serupa, bahkan saat kutanya kabar sang istri, justru dia balas bertanya, 'lho, kamu belum tau Al?"

"Ha, tau apa? Ada apa?" Feelingku jelas ga enak dan sebelum mendapatkan jawaban darinya, jemariku telah terlebih dahulu lari ke fesbukku yang memang sedang online. Segera kuketik nama istrinya di search corner dan ya Allah.....

Banyak sekali ucapan belasungkawa terpampang di halaman fesbuk istrinya itu. Terpana, shocked, terhenyak, sedih, duka, itulah yang memerangkapku seketika. Memang, urusan ajal hanya Allah yang Maha Tahu, dan hanya denganNya kita membuat perjanjian. Dan jika janji itu telah tiba, tak satupun dari kita mampu menegosiasikannya untuk bergeser.

Serta merta kutuliskan ucapan belasungkawaku di halaman fesbuknya, mendoakannya setulus hati.


Dan kembali ke window of Yahoo Messenger, memberinya support atas kehilangan yang sedang dialaminya. Setiap kita pasti akan bertemu dengan peristiwa ini, hanya masalah waktu yang akan membedakannya. 

Sebuah rasa sedih, entah kenapa, begitu lekat mewarnai hatiku setelah ini, padahal jelas, aku belum pernah bertemu sama sekali dengan almarhumah, yang telah 'merampas' dia dariku, belasan tahun yang lalu. Nelangsa ini kok rasanya sulit sekali dihalau, namun setulus hati aku mendoakan seperti apa yang tertulis di fesbuk itu untuknya. Rest in Peace ya mba.... dan bagimu, semoga Allah memberi ketabahan dan kekuatan dalam menghadapi cobaan ini yaaa.... :(





Namanya Leno, berwarna hitam, tipis dan elegant. Produknya Lenovo berseri Think Pad yang kata orang, juga para teknisi komputer, adalah berkualitas baik dan bandel. Dalam artian tahan banting [tapi bukan berarti tahan untuk dibanting-banting lho! haha].

Kuhadiahkan dua tahun lalu untuk putri tercinta, yang saat itu telah duduk di kelas satu SMU. Laptop Intan sebelumnya adalah keluaran ACER, dan karena udah dua tahun pakai, dan juga berukuran besar untuk seorang anak ABG semungil Intan, maka aku berinisiatif untuk menggantikannya dengan si mungil Leno. Tentu saja Intan sangat menyukainya, namun bukan jaminan dia akan mampu merawat dan menjaganya dengan baik. Walau niat itu terpatri kuat di hatinya, namun kenyataannya, si Leno sering terlihat kusam dan kurang menawan. Sering juga kuingatkan, bahwa kita harus mensyukuri apa yang kita miliki dan menjaganya dengan baik, karena belum tentu lho orang lain juga diberi kemudahan untuk memilikinya. Intan setuju, namun beberapa hari kemudian, kembali lagi pada keteledorannya.

Ibuku melaporkan bahwa Intan tuh sering membawa Leno tidur bersamanya, dan akibatnya, si Leno sering ketimpa tubuh Intan saat dalam lelapnya, dia berbalik badan dan menimpa Leno. Duh nak!
Belum lagi keteledoran lainnya. Hingga akhirnya, seminggu setelah tiba di Bandung [dalam liburannya kemarin], Intan minta diserviskan Lenovonya. Katanya sih udah sebulan belakangan ini tuh Leno ga bisa dinyalain. Maka meluncurlah kami ke BEC dan Leno masuk service room. Ada sparepart di mother board yang harus diganti, dan ok, gantikan saja mas, yang penting Leno bisa dioperasikan lagi.

Dua hari kemudian, kami kembali dan si teknisi mengabarkan bahwa walau sudah diganti sparepartnya, Leno masih bermasalah. Perlu perlakuan khusus untuk menyalakannya. Bahwa Intan harus selalu menggunakan sebuah obeng, membongkar bagian belakang Leno, dan mengutak atik sebuah bagian di dalamnya, barulah Leno akan running. Hadeuh, ribet amat yak? Mana mungkin melakukan itu di ruang kelas di sekolahnya? Aku tanyakan, ada alternatif lain ga? Dan jawabannya adalah TIDAK.

Si teknisi juga mengakui, mustahil melakukan perlakuan itu di sekolah, oleh anak sekolah seperti Intan. Paling hanya teknisi-teknisi komputer lah yang akan sabar melakukan itu. Dan no other option. Kulihat Intan sedih akan nasib Leno, yang tak lagi bisa dioperasikan. Aku lebih sedih lagi, karena ini artinya, aku harus siap-siap menguras isi dompet untuk sebuah LAPTOP BARU. Hiks.

Leno memang tak tertolong lagi, kutanyakan pada si teknisi, jika Leno kujual kepada mereka dalam keadaan seperti ini, berapa mereka hargai. Dan si teknisi dengan malu-malu mengatakan gimana kalo tiga ratus ribu saja teh? What???? TIGA RATUS RIBU untuk sebuah Laptop yang kubeli dengan harga TUJUH JUTA an rupiah? Hihi.... No, thanks!
Biarlah Leno masuk gudang dan jadi saksi bahwa dirinya pernah menjadi alat bantu utama bagi putriku dalam mengerjakan tugas-tugas sekolahnya.

Dan akhirnya, kutanyakan apa bisa dipindahkan data-data yang ada di Leno ke dalam external hardisknya Intan sebelum Leno masuk gudang? Dan ternyata, it is so simple. Hardisk tadi bisa dengan gampang dilepaskan dari tubuh Leno, dan beli casing baru, Taraaaaa! Leno si laptop pun kini berubah jadi sebuah External Hardisk! Entahlah, ingin tersenyum tapi hati ini perih mengingat isi dompet akan segera terkuras untuk sebuah Laptop Baru. Huft.

Nasib sebuah Lenovo

Bukan sihir bukan sulap

Berubah! Taraaaa


That's life!
Dan sayang.... tolong jaga barang berharga mu untuk ke depannya ya nak... it is not easy to earn money honey. Kamu akan tahu nanti, jika telah mulai menghasilkan uang. Bahwa setiap sen yang kita hasilkan, adalah ditukar dengan tetesan-tetesan keringat. Jadi, be wise ya sayang!

Sebuah catatan, 
Al, Bandung, 3 Feb 2013.




Langit kelam masih temaram
Awan gelap masih menghitam
Butiran bening kan melesat tajam
Bagai ribuan jarum yang siap menghunjam

Hidup ini terasa hampa
Cobaan datang tak henda mereda
Beginikah nasib kami dimasa tua
Beroleh anak yang jadi durhaka?

Duhai Engkau Ilahi Rabbi
Bantu kami lipurkan diri
Sudahi cobaan ini..
Bebaskan kami dari deraan hati


Wahai engkau putra tersayang
Sehatkah kamu sekarang?
Ayah bahagia kamu datang
Walau hanya dalam impian

Tapi mengapa kamu menangis anakku?
Mengapa kamu minta dibantu?
Apa maksud semua itu?
Adakah itu pesan tertentu?

Katakan nak
Bagaimana kabarmu?
Apa yang dapat ayah bantu?

Al, Bandung, 3 Februari 2013


Sudut layar kanan Macsy kedap kedip, membuat mataku melirik kesana dan Tara....


dan sesuai janji, segera deh aku ubek-ubek koleksi foto yang seabrek-abrek, dan menurutku sih cukup artistik. Tapi pilihanku selalu dan selalu saja jatuh pada beberapa foto berbackground senja dengan semburat jingganya yang begitu menawan.

Misalnya yang ini nih sobs....

atau yang ini nih sobs...

atau yang ini


langit Simeulu yang biru, kapas putih yang bersih
terang benderang yang jadi temaram
Semburat Jingga yang tumpah ruah....

Duhai.... sungguh sebuah lukisan yang indah
tercipta agung, artistik tanpa perlu di utak atik!

Subhanallah, Maha Besar Engkau ya Allah.

"Postingan ini diikutsertakan di Narsisis-Artistik Giveaway."



Pagi-pagi tadi udah dapat colekan di fesbuk dari bunda Yati Rachmat ....
agak kaget, karena jarang-jarang nih bunda tersayang mencolek diriku... :). Walau sedang sibuk dengan urusan taking care my diamond Intan, aku coba intip juga sejenak, oalah.... Alhamdulillah aku dapat award indah berseri dari bunda Yati.... Penasaran langsung meluncur ke blognya bunda via Opera Mini yang telah aku tanam di BB ku. Dan Subhanallah, terharu banget rasanya terpilih menjadi salah satu dari sepuluh orang yang menerima award darinya.... Duh... makasih ya bund.... Muach.

Dan layaknya award, setelah menerimanya, tentu ada pe er yang harus dikerjakan kan sobs? So, malam ini, sebelum menikmati sebuah film [DVD] yang tadi kami beli dari Krang Kring, aku keingat untuk ngerjain bikin postingan tentang award ini dulu ah... hitung-hitung nambah postingan di Virtual Corner tercinta inih... hehe. Toh ga akan lama, paling lima belas menitan lah, setelah itu bisa santai nonton "Stolen" nya si Nicholas Cage. Ada yang udah pada nonton ga nih sobs?

Weleh, kok malah ngobrolin filem sih, yuk ah, langsung ke pe er nya aja yuk... begini nih pertanyaannya sobs...

Favorite Color : banyak! Paling suka coklat, biru, pink dan putih.

Favorite Animal : Sama dengan bunda, aku paling suka kucing. Segala jenis kucing aku suka tuh asal bukan kucing garong lho!

Favorite Number : Have no favorite number sih, semua nomor oke-oke aja tuh.

Favorite Drink : Air putih hangat dan coklat panas/dingin.

Facebook or Twitter : Ngekor jawaban bunda ajah, sehati kita bund! --> Sudah pasti Facebook-lah secara kalo Twitter tuh disamping gak bisa menulis panjang, juga ribet banget dan membingungkan.

Your passion : Menulis apa saja [fiksi, design project, karya ilmiah, dll] dan membaca

Giving or Getting Presents : I will say both. Kedua-duanya menyenangkan, tapi seperti kata bunda, able to give will give us more happiness. :)

Favorite Physical Activity : Sight seeing alias jalan-jalan.

Favorite Day of The Week : Sabtu - Minggu.

Favorite Flower : Roses specially white and red roses.

Nah, terjawab sudah semua pertanyaannya nih sobs, tibalah pada tugas terakhir yaitu menghadiahkan awards ini kepada sepuluh teman blogger lainnya. Tapi aku yakin, rata-rata teman blogger pasti sudah menerima award ini ya?
Jadi supaya lebih enak, aku persilahkan dengan penuh persahabatan, bagi sobats blogger yang tertarik untuk memajang award ini di blognya, monggo atuh sobs.... hayuk diambil ya sobs, dengan catatan..... tolong dijawab pertanyaan-pertanyaan di atas, ok? Dan persembahkan award ini agar tidak terputus, kepada sobats blogger lainnya, ok?

Well sobs, met bermalam minggu yaaaa....

Saleum,
Alaika, Bandung, 26 Januari 2013

Jika ditanya, pekerjaan mana diantara semua pekerjaan yang pernah aku kerjakan, yang memberi sensasi tersendiri bagiku? Maka jawabanku akan langsung tertuju pada ini. Pada sebuah project pribadi bertajuk 'Pembuatan Novel Selingan Semusim'. Sengaja kukatakan pembuatan, bukan penulisan, karena memang untuk menelurkan novel ini, aku terobsesi untuk melakukannya sendiri. :)

Rakus? Haha. Boleh juga dibilang begitu sih. Tapi sebenarnya bukan itu sobs. Aku hanya ingin menguji kemampuan dan menghemat biaya. Belum lagi ide mendadak yang muncul merampas malamku kala itu. Ide untuk mendirikan sebuah perusahaan penerbitan indie! Yang spontan membuatku ga bisa tidur dan memacu otakku untuk terus berputar, membuatku exciting sekaligus stress! 

Alhamdulillah, akhirnya ide-ide yang berseliweran itu berhasil aku tata dan wujudkan satu persatu. Hingga tercantumlah hasil kerja keras itu seperti ini....


Mengurus ISBN, ternyata sama sekali tidak sulit dan benar-benar GRATIS! Officernya juga ramah-ramah lho sobs! Mengurusnya ternyata juga bisa dilakukan via email-emailan lho! Jadi ga perlu via fax lagi atau ke Jakarta sana. Jadi cukup duduk di hadapan komputer atau laptop kita, connect to internet, siapkan berkas-berkas yang dibutuhkan, lalu kirim permohonannya. Tunggu beberapa saat, dapat balasan deh. Jika ada yang perlu diedit, maka kita edit lalu kirim lagi, dan nantikan response mereka.

Untuk naskahku, kebetulan semua berkas telah lengkap, hanya perlu mencantumkan nama penerbit pada halaman dalam cover novelnya, dan setelah aku revisi, kirim balik ke Tim ISBN, lalu ga sampai lima menit, nomor ISBN yang begitu aku dambakan itu pun dikirimkan. Dan tarraaaa..... bisa sobats lihat pada cover belakang novel Selingan Semusim tuh barcodenya. Hehe.... 

Idih, begitu aja kok bangga yaaaa? Eits, boleh donk sobs, kan ini usaha mandiri, perdana pula, jadi harap maklum ya sobs jika terkesan begitu bangga pada diri sendiri... haha.

Setelah lengkap semua kebutuhan, maka naskah Selingan Semusim ini pun akan naik cetak besok. Mudah-mudahan akan kelar dalam 2 minggu ke depan ya sobs! Dan sementara ini, aku ingin tampilkan salah satu bagian yang memang disyaratkan untuk ikut dikirimkan dalam berkas pengurusan ISBN, yaitu; Kata Pengantar.

Seperti apakah kata pengantar sebuah novel Selingan Semusim? Hihi, yuk kita intip disini yuk sobs!



Well sobs, itulah sekilas update tentang progress penerbitan Novel Selingan Semusim, ya itung-itung nambah postingan di My Virtual Corner, sembari menjaga Intan yang masih opname di Rumah Sakit nih sobs, mohon doa agar anandaku lekas sembuh kembali yaaa....

Dan see you at Selingan Semusim versi cetaknya yaaa.... :)

Saleum,
Al, Bandung, 21 Januari 2013





Sesuai janji kemarin dalam postingan ini, maka, inilah dia endorsement dari para sahabat lainnya tentang novel perdanaku, Selingan Semusim.








Well sobats tercintah.... itulah endorsement dari para sahabats, dan bagi yang tertarik untuk membaca the whole story, silahkan ditunggu terbitnya [Insyaallah] akhir Januari ini ya sobs!

Saleum,
Al, Bandung, 16 Januari 2013.


Penyakit ini pernah menderaku beberapa bulan yang lalu. Datang tanpa berita dan sok membuat surprise bagi tuan tubuh (pemilik badan) yang dikunjunginya.

Dikiranya tuan tubuh akan senang tuh dengan kehadirannya! Padahal sebel banget lah pastinya.

Dan kini, dia datang pula pada putriku. Tetap dengan polah yang sama! Tanpa aba-aba dan berita sama sekali. Berlagak demam biasa, pura-pura menghilang sejenak lalu muncul lagi.

Dari gejalanya ini, terus terang aku sudah curiga. Ini pasti dia! Tapi kucoba nasehat dokter. Kuberi Intan obat yang diresepkan pak dokter, dan memang, demamnya turun. Tapi naik lagi esoknya. Persis seperti pelana kuda polanya. Ga salah kan jika aku curiga? Dan benar saja, siang ini, hasil pemeriksaan jelas mengharuskan opname!

Opname? Oh my God! Not here please... Kami jauh di rantau! Jauh dari keluarga! Tapi siapa juga yang mau mendengarkan pinta ini? Dia telah berdiri garang, menggerogoti trombosit putriku. Tak bisa diajak kompromi, dengan satu anggukan, aku iyakan Intan untuk segera opname.

Demam Berdarah! Momok yang satu ini membuatku langsung patuh. Kutunjukkan kartu sequishlife Intan, dan petugas administrasi yang kini mengangguk. Alhamdulillah, Rumah sakit ini bekerja sama dengan asuransinya Intan. Good! So I don't have to be worried about the payment.

Kuhubungi agent asuransinya Intan, dan ok, langsung masuk mba, no worries, we will cover all!
Sip! Great!

Kukabari ibuku yang langsung menangis, menguatirkan sang cucu dan putrinya di tanah rantau. Membayangkan betapa akan repotnya aku sendirian menunggui Intan di rumah sakit. Aku jadi ikut sedih, untung tidak ikutan menangis.

'Ga papa kok mi, Intan akan segera sehat. Umi doakan saja agar trombositnya segera naik dan Intan sembuh, ok?'

"Iya nak, tapi kamu kan sendiri di sana. Tuh jangan tidur terlalu nyenyak, jaga infusnya jangan sampai kehabisan karena kamu ketiduran! Kamu tuh kalo udah tidur susah bangunnya. Ingat nak, kamu sendirian disana, jadi harus ekstra kuat.!'

'Iya umi sayang! Insyaallah, dengan doa umi dan ayah, Al ga akan tidur nyenyak dan pasang mata terus untuk pastikan Intan segera sembuh. Ok?'

Dan berbagai nasehat dan dukungan pun mengalir deras melalui suara ibuku di seberang sana, nun jauh di Aceh sana. Bahkan bertekad untuk segera terbang ke Bandung, menemaniku dan Intan. Segera kularang mengingat ibuku baru saja sembuh.

Dan disinilah kini, malam ini, aku dan Intan terdampar. Di sebuah sudut kota Bandung, di rumah sakit bernama Rumah Sakit Rajawali.

Sengaja mengambil kamar berisi 4 pasien dalam satu kamar. Pertimbangan utama adalah agar aku dan Intan tak sendirian. Dengan memiliki teman (senasib) lainnya, aku bisa bergerak leluasa dengan menitipkan Intan sejenak pada mereka jika aku harus ke apotik misalnya, atau apapun keperluan terkait urusan penyembuhan Intan. Dan ternyata, kamarnya pun cukup nyaman dan lapang. Alhamdulillah.

Dan malam ini, kami tak kesepian, aku telah berkenalan dan cukup akrab dengan pasien lain yang sekamar dengan Intan, dan yang menuggui mereka. Jadinya aku ga merasa kesepian deh.

Perlu perjuangan memang untuk menenangkan Intan yang memang takut sekali dengan jarum suntik. Apalagi bolak balik dia harus merelakan tangannya ditusuk si jarum untuk diambil darahnya. Menangis dan menangis setiap jarum itu menusuk tangannya. Duh nak, masak kamu secengeng itu sih nak?

Gemes rasanya dan ingin memarahi, namun sekuat tenaga kucoba konversikan rasa gemes dan marah itu kedalam bujukan dan sugesti. Kubisikkan hatiku bahwa tidak pada tempatnya memarahi Intan dikala seperti ini.

Ayo sayang, ga terlalu sakit kok, hanya sebentar juga sakitnya. Ayo nak, rileks, jangan tegang biar darahnya mengalir dengan baik, ok sayang. Anak Umi kan kuat dan pemberani. Anak Aceh gitu lho!

Dan si perawat juga ikutan membujuk hingga akhirnya proses pengambilan darah berjalan lancar.

Huft, sungguh hari yang melelahkan, dan saking lelahnya, aku ga bisa tidur, apalagi melihat Intan yang masih pucat dan tertidur, namun sebentar sebentar tersentak. Duh nak, sembuhlah sayang... Umi love u so much!
Lindungi anak hamba dan sembuhkan dia ya Allah...

Bandung, 18 Januari 2013
Alaika


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Newer Posts Older Posts Home

Author

I am a chemical engineer who is in love in humanity work, content creation, and women empowerment.

SUBSCRIBE & FOLLOW

Speaker

Speaker
I love to talk/share about Digital Literacy, Social Media Management, Content Creation, Personal Branding, Mindset Transformation

1st Winner

1st Winner
Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Pemenang Utama Blog Competition yang diselenggarakan oleh Falcon Pictures. Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Blogging Competition yang diselenggarakan oleh Balitbang PUPR

Podcast Winner

Podcast Winner
Pemenang Pilihan Dewan Juri - Podcast Hari Kemerdekaan RI ke 75 by KOMINFO

Winner

Winner
Lomba Menulis Tentang Kebencanaan 2014 - Diselenggarakan oleh Pemerintah Aceh

Winner

Winner
Juara Berbagai Blogging Competition

Featured Post

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk!

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk! Sesaat sebelum naik ke kapal verry Ki-ka: Adik ipar, Aku dan Ayah. Hai.... hai.... hai! In...

POPULAR POSTS

  • Kiat Penting agar Warung Tetap Eksis & Laris Manis
  • Solusi Bikin Paypal Tanpa Nama Belakang
  • Contoh Surat Sponsor untuk Diri Sendiri bagi Pengurusan Visa
  • Laksamana Malahayati, Kartini Lain sebelum Kartini
  • Kolaborasi Microsoft dan ASUS - Hadirkan Windows 10 Original Yang Langsung terinstall Otomatis dan Gratis!
  • Yuk Melek Hukum via Justika dot Com
  • Lelaki itu, Ayahku
  • How To Write a Motivation/Cover Letter
  • It's Me!
  • Hujan Komen

Categories

  • about me 1
  • accessconsciousness 1
  • advertorial 10
  • Anak Lanang 1
  • awards 20
  • bali 1
  • banner 1
  • bars 1
  • Beauty Corner 29
  • belarus 5
  • bisnis 1
  • Blog Review 2
  • blogger perempuan 1
  • blogging tips 9
  • Budaya 1
  • Catatan 12
  • catatan spesial 19
  • catatan. 53
  • catatan. task 20
  • cryptocurrency 1
  • culinary 5
  • curahan hati 6
  • daftar isi blog 1
  • dailycolor 1
  • DF Clinic 12
  • disclosure 1
  • edisi duo 5
  • email post 10
  • embun pagi 1
  • episode kehidupan 1
  • event 4
  • fashion 3
  • financial 1
  • giveaway 48
  • Gratitude 1
  • health info 9
  • Healthy-Life 16
  • info 23
  • innerbeauty 9
  • iran 4
  • joke 4
  • kenangan masa kecil 3
  • kenangan terindah 12
  • keseharianku 2
  • kisah 14
  • kisah jenaka 7
  • knowledge 2
  • kompetisi blog 1
  • komunitas 2
  • KopDar 8
  • Korea 1
  • kuliner 7
  • Lawan TB 2
  • lesson learnt 7
  • life 2
  • lifestyle 4
  • lineation 32
  • lingkungan 1
  • Literasi Digital 2
  • motivation 9
  • museum tsunami aceh 1
  • New Year 2
  • order 1
  • oriflameku 2
  • parenting 4
  • perempuan tangguh 4
  • perjalanan tiga negara 1
  • personal 3
  • petualangan gaib 6
  • photography 1
  • picture 5
  • podcast 1
  • Profile 12
  • puisi 5
  • reflection 3
  • renungan 25
  • reportase 23
  • resensi 2
  • review 42
  • review aplikasi 1
  • rupa 1
  • Sahabat JKN 2
  • sakit 1
  • sea of life 17
  • sejarah 5
  • Sekedar 1
  • sekedar coretan 76
  • sekedar info 23
  • self-love 1
  • selingan semusim 9
  • seri BRR 4
  • snack asyik 1
  • Srikandi Blogger 2
  • Srikandi Blogger 2013 7
  • Srikandi Blogger 2014 4
  • SWAM 1
  • task 43
  • teknologi 1
  • tentang Intan 34
  • Test 1
  • testimoni 9
  • Tips 57
  • tradisi 1
  • tragedy 1
  • traveling 59
  • true story 7
  • tsunami 9
  • turkey 9
  • tutorial 7
  • visa 1
  • wisata tsunami 2

Followers


Blog Archive

  • December (1)
  • October (1)
  • March (1)
  • August (2)
  • May (1)
  • April (2)
  • March (6)
  • February (3)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (5)
  • October (4)
  • September (3)
  • August (5)
  • July (3)
  • April (1)
  • January (1)
  • December (2)
  • November (1)
  • October (1)
  • September (1)
  • June (1)
  • February (1)
  • December (1)
  • September (2)
  • August (2)
  • July (1)
  • June (1)
  • March (1)
  • February (1)
  • December (5)
  • September (2)
  • August (3)
  • July (1)
  • May (3)
  • April (2)
  • March (1)
  • February (1)
  • January (7)
  • December (1)
  • November (5)
  • September (3)
  • August (1)
  • July (4)
  • June (1)
  • May (1)
  • April (3)
  • March (6)
  • February (5)
  • January (7)
  • December (8)
  • November (4)
  • October (12)
  • September (4)
  • August (3)
  • July (2)
  • June (5)
  • May (5)
  • April (1)
  • March (5)
  • February (4)
  • January (6)
  • December (5)
  • November (4)
  • October (8)
  • September (5)
  • August (6)
  • July (3)
  • June (7)
  • May (6)
  • April (7)
  • March (4)
  • February (4)
  • January (17)
  • December (10)
  • November (10)
  • October (3)
  • September (2)
  • August (5)
  • July (7)
  • June (2)
  • May (8)
  • April (8)
  • March (8)
  • February (7)
  • January (9)
  • December (10)
  • November (7)
  • October (11)
  • September (13)
  • August (5)
  • July (9)
  • June (4)
  • May (1)
  • April (12)
  • March (25)
  • February (28)
  • January (31)
  • December (8)
  • November (3)
  • October (1)
  • September (12)
  • August (10)
  • July (5)
  • June (13)
  • May (12)
  • April (19)
  • March (15)
  • February (16)
  • January (9)
  • December (14)
  • November (16)
  • October (23)
  • September (19)
  • August (14)
  • July (22)
  • June (18)
  • May (18)
  • April (19)
  • March (21)
  • February (27)
  • January (17)
  • December (23)
  • November (20)
  • October (16)
  • September (5)
  • August (2)
  • March (1)
  • December (2)
  • April (1)
  • March (1)
  • February (6)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (4)
  • September (4)
  • August (1)
  • July (8)
  • June (16)

Oddthemes

Flickr Images

Copyright © My Virtual Corner. Designed by OddThemes