My Virtual Corner
  • Home
  • Meet Me
  • Contact
  • Disclosure
  • Category
    • Motivation
    • Traveling
    • Parenting
    • Lifestyle
    • Review
    • Tips
    • Beauty
      • Inner Beauty
      • Outer Beauty
Setelah menuliskan salah satu warna kelabu yang pernah hadir mewarnai kehidupanku di masa silam, hari ini kok rasanya aku jadi kangen banget akan sosok Haji Abdullah P, ayahanda yang telah mendidik dan membesarkan aku hingga tegak berdiri, tetap bersemangat dan pantang menyerah seperti diriku hari ini…..

Lalu apakah aku tak kangen dengan umiku? Yang tetesan darah dan pengorbanannya telah menghadirkan aku ke dunia yang penuh dengan pergulatan kehidupan ini? Yang telah melakukan berbagai "kebohongan" demi kesuksesan dan kebahagiaan kita, anak-anaknya? So pasti.

Namun kasih sayang seorang anak terhadap ibunya, sering sekali sudah kita baca, kita persembahkan, bahkan ibu punya sebuah hari yang sangat istimewa, dimana hari ini digunakan untuk mengapresiasi kerja kerasnya bagi anak dan suami….

Hari ini, sebuah postingan tepatnya renungan, semakin memperkuat kerinduanku pada sang ayah, yang sebenarnya sih baru Minggu kemarin aku kunjungi dan bersenda gurau dengannya. Mengobrol banyak hal, mulai masalah kegiatannya di Ikatin Persaudaraan Haji Aceh, Indonesia, hingga ke niatnya untuk terjun kembali bermain saham, yang sempat break beberapa belas bulan ini…..wow, keren, ayahku yang sudah lama sekali pensiun dari PNSnya, ternyata juga ahli bermain saham, Subhanallah.


Ayahku memang hebat…. Dari seorang anak petani desa terpencil, yang miskin papa, bisa bangkit dan dengan penuh semangat mengubah kehidupannya. Tak ingin beliau bernasib seperti ayahandanya, yang hanya petani penggarap sawah orang lain…..yang tak bisa memberikan pendidikan layak bagi anak-anaknya. Kemauan dan tekad baja ayahandaku, mengantarkannya menjadi berbeda dari keempat saudaranya yang lain. Paman-pamanku, hanya bersekolah sampai SMP, selain minat melanjutkan pendidikan yang tak ada, juga biaya untuk itu jelas tak mampu disediakan oleh kakekku almarhum.

Tapi ayahku? Beliau ingin mengubah nasibnya. Tekad ini membawanya nekad merantau ke Banda Aceh, nun jauh dari kampung halaman, di usianya yang baru lepas MTsN. Bermodal nekad, beliau kerja serabutan untuk membiayai sekolahnya, hingga ketekunan dan kerja kerasnya akhirnya menggiringnya pada kegemilangan di nilai-nilai akademiknya. Yang tentu mempermudahnya meraih pendidikan yang lebih tinggi.

Sayang sungguh sayang, beasiswa yang diperolehnya untuk lanjutkan studi ke UGM pada masa itu, terpaksa kandas karena ketiadaan biaya transportasi. Orangtuanya tak mampu memberikan dana keberangkatan ayahku. Miris aku mendengar cerita ini… Hingga akhirnya, kesempatan emas ini lewat sudah.

Ayah yang penuh semangat, pantang berputus asa…. Tak ada akar rotanpun jadi….
Bermodal ijazah Sekolah Guru Agama, ayah mengajar di sebuah sekolah, dan sore harinya ayah tak segan bekerja serabutan lagi…. jadi asisten tukang pangkas, bantuin masang kancing di tukang jahit, dan apapun yang bisa beliau lakukan demi menabung receh demi receh bernama rupiah…

Waktu berlalu dan kegigihan ayah mulai membuahkan hasil. Pekerjaannya membaik, mulai dari seorang guru, beliau ditarik menjadi pegawai di kantor Departemen Agama. Tak tanggung-tanggung, beliau menjadi salah satu staff dibagian keuangan kantor itu. Kemauannya upgrade ilmu pengetahuan tidaklah sia-sia. Otak cerdasnya memang mitra kerja yang sangat mendukung keberhasilannya.

Kejujuran yang ditanamkan orangtuanya adalah monitoring tool dalam mengarahkannya tetap di jalan lurus, hingga menduduki jabatan sebagai bendahara lalu promosi sebagai Kepala Bagian Keuangan di Departemen Agama Daerah (saat itu masih departemen, belum menjadi dinas) tetap menuntunnya berada di koridor jalan yang lurus.

Akibatnya? Kami hidup biasa-biasa saja. Tidaklah mewah, hanya berkecukupan. Ayah berhasil membesarkan kami dengan baik, mewariskan kami pendidikan dan gelar sarjana yang kami inginkan. Dari kami kecil, ayah memang sudah memberi sinyal, bahwa beliau tidak akan ngoyo untuk mewariskan harta benda bagi anak-anaknya. Yang ayah akan wariskan hanyalah pendidikan. Alhamdulillah ya Allah..

Jadi jika anak-anak ingin punya mobil mewah, rumah megah, carilah sendiri dengan menggunakan bekal pendidikan/gelar sarjana yang telah ayah wariskan. Sungguh hebat ayahku itu.....

Dan terbukti, walau kemudian aku terdepak jauh dari lingkaran keluarga, terbuang jauh karena kesalahanku sendiri, Alhamdulillah, berkat sebuah warisan bernama pendidikan, aku berhasil survive dalam menyambung kehidupan…..

Hari ini…. Aku jadi begitu kangen pada ayah, yang kemarin mengeluh jantungnya terasa nyeri…. Dan malamnya berkonsultasi ke dokter jantung langganannya…. Oh ayahanda… semoga keadaanmu membaik kini… semoga ayah sehat-sehat selalu ya Yah…. Love you so much…

Sobats, kuyakin setiap kita pasti sayang dan kagum ayah kita…. Berikut adalah sebuah catatan yang kudapat dari BBGroup pagi ini, yang membuat jemariku menari lincah mengurai kata, membentuk paragraph kerinduan seperti di atas.

Coba deh, mudah-mudahan renungan dibawah ini berguna bagi kita semua ya sobs… (bahasanya sedikit aku edit, menyesuaikan dengan kenyamana dalam membacanya..)


Bagi manusia dewasa, yang sedang berada jauh dari orang tua
Tentu akan dilanda rasa kangen pada bunda,
Lalu bagaimana dengan ayah?

Apa karena mama yang lebih sering menelphone kita?
Menanyakan keadaan kita?
Tapi tahukah kita?
Jika ternyata ayahlah yang mengingatkan bunda untuk menelphone?

Saat kita kecil,
bundalah yang lebih sering mendongeng
Tapi tahukah kita?
Bahwa sepulang bekerja, dengan wajah lelah beliau menanyakan pada bunda
Apa yang kita lakukan seharian

Saat kita sakit, batuk, pilek, demam,
Ayah akan memarahi bahkan membentak
‘sudah dibilang jangan minum es!’
Kitapun marah dan tersinggung
Tapi tahukah kita bahwa sesungguhnya ayah khawatir?

Kala kita menanjak remaja,
Kita menuntut untuk diizinkan keluar malam
Ayah menolak dengan tegas, ‘tidak boleh’
Sadarkah kita bahwa sesungguh ayah hanya ingin menjaga kita?
Karena dimata ayah, kita begitu berharga….


Saat kita mulai bisa lebih dipercaya,
Ayahpun melonggarkan peraturannya
Dan kitapun mulai memaksa untuk melanggar jam malamnya
Maka yang dilakukan ayah adalah menunggu dengan penuh rasa khawatir
hingga kita kembali

Kala kita dewasa, dan mulai kuliah di kota lain
Ayah harus melepas kita
Tahukah kita bahwa badan ayah terasa kaku untuk memeluk kita?
Dan ayah sangat ingin menangis…?

Kala kita memerlukan ini-itu,
utk keperluan kuliah, ayah hanya mengernyitkan dahi.
Tapi tanpa menolak, beliau memenuhinya.

Kala kita diwisuda.
Ayah begitu bahagia dan bangga, bercerita pada sahabatnya..
Bahwa anak kebanggaannya telah menjadi sarjana
Mata tuanya akan bersinar bahagia…

Kala waktunya tiba, dimana ayah melepaskan kita untuk berumah tangga
Adalah matanya yang berkaca-kaca
Dan hatinya yang berat untuk melepaskan kita…
Perlu keyakinan dan keteguhan batin untuk memastikan
Bahwa anaknya dilepas ke tangan (pasangan) yang benar…

Dan akhirnya..
Kala ayah melihat kita duduk dipelaminan bersama seorang yang dianggapnya pantas,
Ayahpun tersenyum bahagia

Apa kita tahu,
Bahwa ayah sempat pergi ke belakang untuk menangis?
Ayah menangis karena bahagia, terucap doa dibibir agar anak-anak manisnya bahagia bersama pasangannya…

Setelah itu…………..
Ayah, dengan rambut yang sudah memutih dan badan yang tak lagi kuat untuk menjaga kita
Hanya bisa menunggu kedatangan kita,
bersama cucu-cucunya yang sesekali datang
Untuk menjenguk.


Ayah… semoga cepat sembuh yaa…. Will visit you tonight.

Foto diambil dari sini ya sobs...

Dua artikel, Kategori Lucu, dan Kategori Foto Narsis telah ikutan memeriahkan perhelatan akbarnya para sahabat bertajuk Kecebong 3 Warna, dan kini, Mak Cebong 3 kembali mengundang untuk genapin satu artikel lagi agar lengkap partisipasiku diacara mereka. Hm.. menarik, dan tentu ingin dunk berpartisipasi demi suksesnya acara ketiga sahabat ini…

Tapi…..

Bingung. Itu yang ada dalam benakku saat mulai memainkan jemari di atas simungil super tipis kesayanganku ini. Kucoba mengingat kisah sedih mana yang paling menyedihkan yang aku punya? Rasanya kebanyakan sisi hidupku penuh dengan warna abu nan kelabu deh, tapi begitu diubeg-ubeg kok aku justru tak menemukan kisah paling menyedihkan yang pantas untuk diikutkan dalam saweran kecebong 3 warna ini ya?

Bertapa sambil ngubeg-ngubeg file pun aku lakukan. Lho, gimana sih bertapa sambil ngubeg-ngubeg file? Bukannya bertapa itu bersemedi? Terus gimana bersemedi kalo sibuk ngubeg-ngubeg file ya? hahah, ada-ada aja deh Alaika ini. Eits…jangan salah, ngubeg-ngubeg filenya kan di alam fikiran, jadi tetap bisa sambil bertapa dunk…

Oke..oke, kok malah ngelantur seh? Baiklah sobats maya tercinta….

Walau aku ga begitu yakin bahwa kisah nyata ini akan mampu menguras airmata menganak sungai di pipi sobats, namun demi berpartisipasi dalam satu kategori lagi, maka kisah ini yang sebenarnya akan menjadi salah satu bagian dari chapter novel tentang my journey of life, yang udah cukup lama antri di alam fikir, maka pada hari ini, di detik-detik terakhir masa pendaftaran di acaranya mak Cebongs, kisah ini aku tuliskan dan akan segera diikutsertakan dalam acara keren itu…

Yuk kita mulai sobs……



Alkisah, di sebuah kota besar bernama Medan, Sumatera Utara, Pertengahan 1998..


Di suatu Minggu siang yang panas sekitar jam tiga siang, kala mentari masih begitu bersemangat membagikan cahaya teriknya ke seluruh pelosok kota. Berjalanlah seorang wanita cantik bernama Alaika, menggendong seorang batita perempuan bernama Intan, menuju ke sebuah wartel yang tak jauh dari rumahnya.

Sebuah payung putih ditangan wanita itu jelas bertujuan untuk melindungi keduanya dari hausnya jilatan sang cahaya. Kala itu, wartel masih menjadi primadona penghubung, perekat jarak, yang begitu digandrungi mengingat handphone masih merupakan barang langka yang hanya ada di tangan para bangsawan borjuis atau kaum berduit.

Wanita itu memasuki wartel dan langsung menuju salah satu box yang tersedia. Guratan kesedihan dan beban kerinduan yang mendalam jelas terlukis nyata di wajah melo nya. Tak ingin membuang waktu, dengan sigap diputarnya beberapa angka yang memang telah begitu erat melekat di dalam benaknya, dihapalnya fasih diluar kepala, bahkan jemarinya dapat dengan tepat menekan angka-angka pada badan pesawat telephone itu tanpa perlu menatapnya lagi.

Beban kerinduan dan keresahan semakin membuat degup jantung wanita ini semakin kencang. Gugup dan khawatir. Takut nomor yang dituju kembali ditutup dengan kasar seperti biasanya, sebelum sempat sebuah suarapun terdengar dari seberang.

Disadari sepenuhnya, bahwa memerlukan usaha keras tak kenal lelah dan kesabaran prima dalam mengetuk pintu hati ayah bunda, yang tertutup rapat bak pintu baja, tak bergeming oleh badai waktu yang telah bertalu-talu dikirimkannya.

Tindakannya yang nekad kawin lari dengan ayahnya Intan, jelas membuat ayah bundanya shock, tak pernah menyangka jika si anak perempuan satu-satunya itu, yang selama ini begitu dibanggakan dan disayang, tega meninggalkan dan mencoreng arang di kening mereka. Maka perbuatannya itu dengan sukses mengubah rasa kasih dan cinta mendalam sang ayah bunda juga adik-adik terhadapnya menjadi rasa benci yang memerah saga.

Alaika sendiri heran dengan kekuatan cinta itu. Begitu kemilau, hingga menyilaukan mata dan menggelapkan pikirannya. Hingga membuatnya yang (kata orang cukup rasional dan cerdas), bertekuk lutut dan nekad kawin lari dengan ayahnya Intan (kini sudah mantan), meninggalkan comfort zone yang selama ini dia miliki.

Pikirnya, kisahnya akan sama dengan kisah-kisah orang lain yang juga nekad kawin lari, bahwa setelah beberapa tahun, apalagi setelah memiliki putra/putri, pintu maaf itu akan terbuka dan merekapun akan dirangkul kembali oleh ayah bunda dan keluarga.

Ternyata keajaiban itu hanya milik orang lain. Dan mukjizat itu tidak berlaku baginya. Berbagai usaha dan pendekatan telah dilakukan olehnya dan suami, namun tahun berlalu dan pintu baja itu tetap terkatup rapat, tak bergeming.

Hati ayah bunda yang dulu selembut sutra, ternyata benar-benar telah membatu. Bukan hanya keduanya, ketiga adik terkasih juga ikut-ikutan memblokir dirinya. Tak ada celah untuk mengirimkan sinyal permohonan maaf apalagi memaksa diri untuk diterima kembali.

Menyesalkah dia dengan langkah yang telah ditempuh? TENTU.
Namun dibalik penyesalan itu, sejujurnya tersirat kemarahan di hatinya terhadap sikap ayah bunda yang tega membuangnya. Toh menurutnya, perbuatan memalukan yang dilakukannya tidaklah separah yang anak-anak orang lain lakukan.

Mereka kawin lari karena ayah bundanya tak setuju dengan hubungan cinta mereka….BUKAN karena telah terjadi suatu hal memalukan. BUKAN... Dirinya bersih dan suci saat mereka menikah. Kehamilan terhadap Intan baru mulai setelah usia pernikahan mereka memasuki tiga bulan. Jadi, menurutnya, tak ada noda besar/aib yang telah dia ukir.

Namun satu hal yang harus dimaklumi. Bahwa ayah bundanya BUKAN lah ayah bunda orang lain. Ayah bundanya punya prinsip sendiri. Anak bandel seperti dirinya harus dihukum. Mereka telah menyelesaikan tanggung jawab mereka dengan sempurna. Melahirkan, menyusui, membesarkan dan menyekolahkan Alaika hingga menjadi seorang chemical engineer tuntas sempurna.

Lalu saat si anak menjadi pembangkang, silau oleh sebuah cinta yang ditawarkan oleh pemuda asing, dan rela meninggalkan dan memunggungi ayah bunda yang telah dengan penuh kasih dan tanggung jawab membesarkannya, hanya karena keinginannya tak lagi diiyakan, hati ayah bunda mana yang tidak hancur berkeping?

Alaika mengerti dan paham sekali akan hal ini. Karenanya tak lelah dia mencoba, berusaha, menempuh berbagai cara. Pendekatan melalui keluarga besar, yang mereka juga telah mencoba menjadi jembatan penghubung, namun tetap tak mampu menembus tembok baja itu. Pendekatan melalui orang pintar (paranormal) pun pernah ditempuh (walau sebenarnya dia sangat tidak yakin akan hal ini), namun apa salahnya mencoba. Ternyata juga tak membuahkan hasil.

Pernah suatu ketika, hatinya begitu riang mendapati sebuah amplop besar yang dialamatkan kepadanya hadir di meja kerjanya, bertuliskan tulisan tangan ibunda. Riang hatinya tak terkira. Dibukanya dengan segera......

Namun sayang, airmatapun tak terhentikan lagi saat melihat isi dalamnya. Setumpuk surat yang pernah dikirimkan olehnya kepada ayah bunda, kini hadir di depan mata. DIKEMBALIKAN... Tidak dalam keadaan utuh, tapi telah dicabik-cabik. Beserta secarik kertas usang, dirobek dari buku menjahit ibunda, dengan sebaris tulisan yang lekuknya jelas menandakan itu adalah tulisan sang ibu, sukses mencabik hatinya.

“Jangan ganggu aku, suami dan anak-anakku lagi.!”

Tak mudah. Dan itu adalah resiko yang harus ditanggung akibat langkah yang telah diambilnya. Disadari sepenuhnya bahwa tindakannya itu benar-benar telah mengiris hati ayah bunda, namun akan lebih salah lagi jika kemudian dia mengorbankan keluarga kecilnya untuk kembali pada ayah bunda.

Langkah terbaik terhadap nasi yang telah menjadi bubur ini adalah bagaimana MENGOLAH agar bubur ini enak untuk disantap. Dan itulah yang sedang diupayakannya. Walau butuh waktu dan kesabaran yang prima.

Didikan sang ayah bahwa setiap manusia wajib berusaha sekuat daya upaya disertai doa demi terwujudnya sang cita, masih melekat kuat di hati dan ingatannya. Itu pula yang membuat Alaika tetap semangat menggapai impian itu. Impian dibukakan pintu hati sang ayah bunda.

Maka pada hari ini, walau degup jantung semakin berkejaran, walau keringat dingin kian bercucuran, dikuatkannya hatinya. Apalagi kala sebuah suara teduh menyuarakan ‘halo’ dan ‘Assalammualaikum’ di seberang sana….

Alaika: ‘Hallo, Waalaikumsalam Ayah…’

Ayah: ‘Maaf, siapa ini?” suara itu tetap riang. Pertanda baik fikir Alaika.

Alaika: ‘Ini Alaika Yah….’. Bergetar suara wanita itu.Tangannya sedingin es.

Ayah: ‘Alaika yang mana ya?’ masih ceria, terkesan dibuat-buat. Hati Alaika mulai galau.

Alaika: ‘Alaika anak ayah..’ suaranya makin bergetar.

Ayah: ‘Oh, dia sudah lama meninggal, kami sudah menguburnya beberapa tahun yang lalu nak.!’ 

Masih dengan suara riang, dibuat-buat.

Duuuug!!!!!

Bagai tertohok jantung Alaika. Telephone ditutup perlahan dari seberang. Dan airmata tak lagi mampu bertahan, mengalir dengan sendirinya. Sinergi antara otak, hati dan pemikirannya begitu kompak. Rasa sedih mengharu biru, membuat system syaraf di otak wanita itu memerintahkan airmata untuk mengalir deras. Hancur hatinya. Lebur, luruh.

Dihapusnya airmata itu lalu dibayarnya biaya telephone pada kasir, sambil mengayunkan langkah, kembali ke rumah. Pikirannya kosong seketika. Hancur sudah hatinya. Punah harapannya.

Pintu surga itu tertutup sudah. Galau. Kosong. Pilu. Digendongnya Intan sambil menangis sendu. Membayangkan Intannya tak akan pernah mendapatkan kasih sayang kakek neneknya. Airmatanya semakin deras mengalir…..

Sobats,
Kisah ini masih sangat membekas di sanubariku, hingga kini, walau akhirnya, tsunami yang melanda tanah rencong tempat kelahiranku, berhasil membuka pintu hati ayah bunda, membuat mereka membuka kedua tangan menerima dan merangkul aku, Intan dan ayah Intan kembali ke dalam keluarga. Mengijinkan aku kembali menyematkan nama Abdullah dibelakang namaku.... Alhamdulillah ya Allah...

Hingga kini aku masih dapat merasakan betapa tercabiknya perasaan ini saat mendengar kata-kata ayah bahwa aku, putri satu-satunya ini telah lama meninggal dunia, dan telah lama mereka kuburkan. Oh my God.

Pengalaman berharga yang telah memberi pelajaran teramat berarti bagiku sobs. Bahwa jangan pernah berani-beranian apalagi nekad melawan orang tua. Percayalah, hidup ini akan sulit, tanpa doa dan restu orang tua. Sepintar dan sehebat apapun kamu. Percaya deh. Aku telah mengalami dan membandingkan antara kehidupan di luar restu ayah bunda dan kehidupan di dalam restu keduanya.

“Alaika berpartisipasi dalam ‘Saweran Kecebong 3 Warna’ yang didalangi oleh Jeng Soes-Jeng Dewi - Jeng Nia disponsori oleh Jeng Anggie, Desa Boneka, Kios 108






Undangan dari Mak Cebongs untuk juga turut serta dalam perhelatan akbar mereka untuk kategori lainnya, membuatku heboh bongkar-bongkar file lama. Perasaan aku punya beberapa foto unik saat melakukan perjalanan dinas ke pedalaman beberapa tahun yang lalu deh. Tapi mana ya? Ubeg sana ubeg sini, akhirnya nemu juga beberapa foto yang menurutku berbeda dari pada foto-fotoku yang lain. Jika biasanya aku selalu berusaha tampil manis di foto, agar tampil semanis aslinya, nah kali ini, foto gokil/aneh donk yang berkesempatan unjuk diri…

Foto-foto yang diambil pada saat melakukan perjalanan dinas ke pedalaman ini, sempat mejeng menjadi display image di Ym maupun fbku tak lama setelah foto itu diambil. Dan aku sempat bingung dan hampir marah oleh komentar mitra kerjaku Ivan saat kami chat kala itu.


Ivan: 'Hai Al.... duh sibuk terus nih...!'

Alaika: ‘hai Van, hehe, kangen ye?’

Ivan: ‘yoi, kangen dengan penyelesaian tugas dari elo! Ini gimane nih laporan project A…? bingung gue, loe bantu review ye..’

Alaika: ‘yeee…. Loe kan tau Van gue belum ada waktu, ini juga numpang ke warnet biar bisa online, di losmen malah ga dapat sinyal sama sekali..’

Ivan: ‘alah… bilang aja loe emang udah ga minat lanjutin pekerjaan ini… !’

Tak mampu kutahan emosiku yang mulai menanjak membaca tulisan Ivan.

Alaika: “lho! Maksud loe apaan? Kok bisa-bisanya loe ngomong begitu? Loe tau persis gue ke daerah ini ngapain…kok bisa-bisanya loe ngomong asbun!’.

Tak sabar kutunggu ‘ivan is typing a message’ selesai dari sana, membaca lanjutan kalimat Ivan yang mulai membakar emosiku.

Ivan: 'Bukan gitu Al, soalnya gue denger-denger loe sibuk dengan pekerjaan sampingan loe sekarang ini. Jadi udah ga focus dengan pekerjaan kita!’

Gilee bener nih anak. Sembarangan. Makin emosi donk aku…

Alaika: 'sembarangan aja, siapa yang ngomong begitu. Kurang asem. Emang gue sibuk ngerjain apa?'

Ivan: 'udah deh, ga usah diambil hati Al, yang penting apapun pekerjaan sampingan loe sekarang ini, gue cuma minta tolong loe bantuin review dulu laporan-laporan ini, karena kan loe yang paham bener semua kegiatan-kegiatannya, kalo loe udah approve, baru gue proses.'

Makin penasaran donk aku…

Alaika: 'No..no…, emang gue sibuk pekerjaan sampingan apa sih Van? Kok gue sendiri ga merasa punya pekerjaan sampingan? Gue aja udah mau tenggelam dengan laporan monitoring evaluasi ini. Belum lagi semua tinjauan selesai. Kurang ajar bener tuh yang nggosipin.'

Ivan: 'ya udah deh Al, take it easy aja, ga usah loe pikirin deh, kapan loe balik? Gue kangen nih, dah seminggu ga nongkrong kita, anak-anak dah pada kangen nih sama loe, apalagi sejak loe eksis dengan pekerjaan sampingan itu, makin ga sabar deh tuh kita-kita nungguin loe pulang. Lagian, bisa-bisanya loe dapat job bagus gitu ga bagi-bagi gue ya?'

Duuuh, makin penasaran deh aku…. Gossip apaan sih yang sedang dihembuskan mengenai aku? Ih…!!!

Alaika: 'Van, job apaan sih? Kok loe makin ga jelas ngomongnya? Ada apa sih? Job apaan? Siapa yang ngomong biar gue hajar ntar kalo gue dah balik.'

Eh.. Ivan bukannya menjawab, malah memberikan emoticon ketawa guling-guling. Aku jadi curiga. Nih anak emang sering banget bikin lelucon. Tapi tak tertangkap olehku secuil leluconpun dalam percakapan kami sejauh ini. Kenapa pula dia malah ketawa guling-guling.
Kuberikan Ivan emoticon marah, setan bertanduk yang dibalas Ivan dengan emoticon kaca mata.

Alaika: 'Van…. Ayo bilang. Jangan main-main terus ah, loe bikin gue makin penasaran tau ga? Gue ga mau review nih, beneran deh!

Ivan: 'oke..oke.. baiklah. Masak loe lupa sih dengan job sampingan yang bikin loe sibuk itu. Yang bikin loe sampai ga mau bagi-bagiin job itu ke gue.

Alaika: 'Ivan!!!!'

Ivan: 'ya iyalah, loe kan sedang sibuk syuting ayat-ayat cinta, sampe lupa sama mitra kerja loe yang setia ini..'

Makin bingung donk aku. Ivan ini apa-apaan sih? Bikin orang makin bingung aja…

Alaika: 'Vaaaaan!!!”

Ivan: 'loe lihat deh display image ym loe tuh…., loe main di ayat-ayat cinta kan?

Grafik emosiku yang tadinya kian menanjak langsung menurun tajam. Berganti ketawa geli menyadari emosiku telah sukses diaduk-aduk oleh Ivan. Kenapa aku ga pernah belajar sih? Bolak balik aku berhasil dikerjain Ivan. Kolegaku yang satu itu memang usil banget… dan berulang kali berhasil dengan gemilang ngerjain kami, para sahabatnya, terutama aku, yang memang paling sering kerja bareng dia.

Kuberikan emoticon ketawa guling-guling dalam jumlah yang banyaaak untuknya. Sambil tak mampu meredam tawa yang meledak di alam nyata, kututup mulutku agar tak mengganggu pengguna warnet yang lainnya.

Kuperhatikan baik-baik display image di ymku, yang memang memajang fotoku bercadar, di dalam perahu kecil membelah lautan menuju muara dan berlabuh di sebuah tempat yang akan kami tinjau.

Inilah foto-foto yang telah membuat Ivan menuduhku sibuk dengan pekerjaan sampingan itu. Terlibat syuting ayat-ayat cinta. Gara-gara aku menutupi wajahku dengan selendang jadi seperti menggunakan cadar, dan saat itu film ayat-ayat cinta dimana salah satu tokoh wanitanya menggunakan cadar. Hahaha… Dasar gila nih Ivan! Padahal cerita sebenarnya adalah seperti ini sobs…



Di suatu siang yang terik, Alaika dan team, membelah lautan menuju suatu daerah terpencil.



Dengan sebuah perahu kecil mereka membelah muara... terlihat beberapa ular kecil membelah air sungai menjalar di akar pohon Bangka yang kokoh berdiri di sepanjang sungai ini. Alaika bergidik, hiiii seyeeem!!



Nah sobs, inilah foto yang kupasang di ym display imageku,yang bikin aku emosi saat Ivan bilang aku sibuk dengan pekerjaan sampingan itu. Hihi.



Akhirnya pelayaran berakhir juga, sampailah Alaika dan team di tujuan. Lumpur yang licin dan liat membuat sepatu yang membungkus kaki dengan nyaman harus dilepaskan, daripada kepeleset sobs…


Well sobs… itulah sedikit cerita tentang foto-foto narsisku kali ini, teriknya sinar mentari membuat aku tak malu-malu untuk tampil beda. Tampil dengan selendang yang aku jadikan cadar melindungi wajahku dari kejamnya sinar surya disiang bolong. Biarin deh tampil jelek, daripada wajahku hangus terbakar. Ga yakin deh kekuatan sunblock mampu menampik dan membelokkan arah sinar mentari ini ke perahu saja misalnya, atau bapak-bapak itu.. hihi.

Foto di bawah ini kujadikan penutup kisah ini ya sobs, diambil pada waktu dan tempat yang berbeda sih, teteup... di suatu siang yang terik...... sayangnya, kok warna hitam di tengah terik mentari ya sobs? haha.. bukannya makin menyerap panas tuh? Hehe… salah pilih selendang sobs.






“Alaika berpartisipasi dalam ‘Saweran Kecebong 3 Warna’ yang didalangi oleh Jeng Soes-Jeng Dewi - Jeng Nia disponsori oleh Jeng Anggie, Desa Boneka, Kios 108




Halo sobats maya tercinta…. Semoga semuanya dalam keadaan sehat sempurna ya? Pasti sedang pada mimpi indah nih kayaknya....atau masih ada juga yang sedang berada di halamannya Alaika saat artikel ini dipost-kan? Hehe.

Tau ga sobs, dua hari ga sempat posting dan bersilaturrahmi kok rasanya kangen banget ya dengan sobats semua? Bener lho, ga boong. Suer!!! Apalagi teringat janji pada Mak Cebongs untuk ikutan perhelatan akbar yang sedang mereka gelar, tentunya sebagai sahabat yang baik, walau belum pernah nih kopdar dengan ketiga penyelenggara kontes, aku ingin ikut serta mensukseskan acaranya mereka….

Bagiku, kalah menang bukahlah hal utama, yang penting bisa berpartisipasi memeriahkan perhelatan yang sedang digelar oleh para sahabat, ini yang lebih penting.

So, untuk mempersingkat waktu (cieeee…. Kok kalimatnya kayak saat buka acara tadi ya? hihi), maka yuk ikuti kisah nyata menggelikan yang tak akan pernah terlupakan dari ingatanku ini yuk sobs…..

Alkisah,
suatu ketika di pertengahan Juni 2006,
di sebuah pulau indah nan perawan bernama Nias………


Aku dan team yang terdiri dari dua bule asal Portland, United States of Oregon bernama Kecia dan Jenny, beserta seorang teman asli Aceh bernama Ratna, ditugaskan oleh organisasi tempatku bekerja saat itu untuk mendesain sebuah proyek Kesehatan Masyarakat yang akan dilaksanakan di beberapa kecamatan di Kabupaten Nias Selatan. Tahap awal yang harus dilakukan adalah melaksanakan Need Assessment.

Maka berangkatlah kami berempat ke pulau yang pada masa itu memang masih-masih sangat perawan. Indah namun terisolir… sehingga boro-boro mengharapkan koneksi internet yang apik, dapat sinyal yang bagus untuk komunikasi aja sulit banget. Maka istilah GSM (Geser Sikit Mati) menjadi sangat popular bagi kami saat itu…

Kunjungan itu adalah kunjungan kali kedua aku menjelajah Nias dalam cakupan wilayah yang lebih luas. Jika dikunjungan pertama, aku hanya turun ke pulau ini bersama supervisorku Caitlin, yang asli California, dalam rangka memilih kabupaten mana yang akan jadi target proyek, maka dikunjungan kedua ini, tentu waktu tinggal teamku akan lebih lama lagi dengan cakupan wilayah yang tentunya menjadi lebih besar.

Bagiku dan team, ini adalah pekerjaan yang sangat menantang juga mengasyikkan. Berinteraksi dengan penduduk setempat yang jelas berbeda jauh budaya, karakteristik dan kesehariannya, bercengkrama dengan anak-anak kecil yang lugu nan polos dan pemalu, sungguh menyenangkan.

Need Assessment kami lakukan melalui beberapa metode, baik focus group discussion dengan kelompok masyarakat, kepala puskesmas, perawat/bidan, kepala Pustu bahkan dengan dukun beranak yang tinggal terpencil di desa nun jauh di pedalaman.

Kegiatan ini berjalan lancar dengan response yang sangat baik dari setiap pihak yang kami kunjungi. Hingga sampailah kami pada sebuah Pustu (Puskesmas Pembantu) di sebuah desa bernama S*l*ga, kecamatan L***wau, Nias Selatan. Kepala Pustu menyambut kami dengan baik, memberikan segala info yang kami butuhkan dan menyampaikan harapan-harapannya jika memang desa ini kelak terpilih menjadi salah satu pilot project dari project Community Health ini.

Lalu dimana letak lucunya ya sobs? Kok dari tadi serius mulu…..???

Sabar donk sobs…… Justru disinilah kisah menggelikan ini bermula. Kisah yang sebenarnya akan jadi tragis dan membahayakan andai saja insting dan pikiranku tidak bersinergi dengan baik pada saat itu sobs. Huft!.

Oke… oke. Jadi ceritanya begini sobs,….
Saat sedang serius bertanya jawab dan diskusi dengan sang kepala Pustu, tiba-tiba aku kebelet pipis. O iya sobs, sebagai info tambahan nih, bahwa di Nias Selatan terutama, susah banget mendapatkan toilet/kamar mandi yang layak (pada saat itu lho…). Namun aku yakin, sebagai puskesmas pembantu, tentu lah mereka memiliki toilet yang layak dan bersih. Aku yakin itu. Apalagi penampakan PUSTU nya sendiri juga bersih dan lumayan nyaman. Juga aku lihat istri kepala Pustu juga berpenampilan bersih. Maka pamitlah aku pada kepala Pustu, numpang ke toiletnya mereka.

Maka, dengan ditunjukkan arah oleh ibu kepala PUSTU, maka melangkahlah aku ke belakang, menuju dapur yang tak jauh dari ruang tamu tempat kami duduk. Keluar dari pintu dapur, mataku menangkap sebuah pintu lain yang didekatnya diletakkan sebuah drum biru besar berisi air. Aku yakin seyakin-yakinnya bahwa ini pasti toilet/kamar mandi yang aku cari. Tak salah lagi. Apalagi ada gayung di atas drum plastik itu. Kulangkahkan kaki dengan pasti dunk kesana, apalagi pipisku rasanya udah diujung tanduk nih sobs.

Kuputar handle pintu itu dan melangkah masuk dalam kegelapan. Gelap banget nih toilet, dimana saklarnya ya? Kuarahkan kedua tanganku ke dinding, meraba dan mencari, namun sobs, belum sempat jemariku menemukan saklar lampunya, eh sebuah suara asing dan mengerikan, yang jelas-jelas berasal dari hadapanku, benar-benar membuatku melompat refleks, keluar dari kegelapan itu., Ya Allah, apa ini? Pikirku…..

Sesampai di luar, bersamaan dengan cahaya yang menerpa, ingatanku langsung melayang pada beberapa cerita teman yang sudah duluan ke pulau ini. Bahwa toilet yang layak telah disiapkan oleh beberapa NGO yang membangun rumah bagi masyarakat korban gempa di pulau ini, namun teteup aja masyarakat pulau ini belum terbiasa menggunakan toilet untuk toilet, tapi malah menggunakannya sebagai rumah bagi peliharaan utama mereka bernama BABI.

Ya Allah, jadi yang tadi di dalam itu adalah babi? Oh my God! Untung saja aku ga langsung buka celana, dan jongkok di closetnya….. kalo ga, bisa diseruduk aku. Ih.. amit…amit!

Selamat dari peristiwa itu, aku malah jadi penasaran untuk mencari toilet yang sebenarnya. Kuarahkan langkahku menuju dapur dan bicara dengan istri kepala Pustu yang sedang memasak.

‘Bu, maaf, saya ga nemu toiletnya? Yang mana toiletnya?’
‘Lho, jadi belum kencing?’

Kugelengkan kepala seraya tersenyum dalam hati mendengar kata ‘kencing’. Si ibu menunjuk sebuah tempat yang dipagari dengan terpal plastic yang sudah usang. Hm… itu toh. Baiklah. Kulangkahkan kakiku kesana setelah mengucapkan terima kasih.

Dan olala….. terpana aku menatap ‘toilet’ yang satu ini. Sayang aku meninggalkan kameraku di ruang tamu sana, bahkan HP pun tak bersamaku saat itu. Ingin banget kuabadikan pemandangan ini sobs. Ternganga aku menatapnya.

Sebuah tanah datar tanpa sebuah lubang pun diatasnya. Lebih parah lagi, tak sepercik air pun tersedia disana. Okelah, kalo pipis saja bisa di atas tanah datar ini, lalu cebok/bilasnya pake apa dunk?
Lalu kalo mau pup, dimana? Ya ampun…. Bisa-bisanya toilet dijadikan kandang babi, lalu untuk toilet mereka sendiri hanya seperti ini.

Apa boleh buat sobs, pipis yang sudah diujung tanduk itu tak mampu lagi kutahankan, maka berbekal beberapa helai tissue yang kusambar dari dalam tasku tadi, mulailah aku melepaskan hajat kecilku itu... dan tercatatlah dalam sejarah hidupku, pipis pertama tanpa bilas dengan air, tanpa bersuci. Ga ada pilihan lain sobs. Terpakse aye!!

Lalu sobs, tuntas melepas hajat, kuayunkan langkah kembali ke teamku yang tentunya sudah mendapatkan banyak informasi yang kami butuhkan dari sang kepala Pustu.

‘How is the toilet?/gimana toiletnya?’ bisik Jenny saat aku duduk kembali disampingnya.
Timbul isengku.
‘Not bad, you should try/lumayan, kamu harus coba lho!” jawabku dengan senyum meyakinkan. Sambil menunjukkan arah pada Jenny yang ingin pipis juga.

Kubayangkan Jenny akan mengalami hal yang sama seperti yang baru saja kualami sambil tersenyum geli. Benar saja, tak lama, Jenny bergegas kembali dan meninju bahuku begitu dia duduk kembali di samping.

“Kamu nakal!!!” jeritnya dalam bahasa Indonesia yang cadel. Tawaku dan Jenny jelas membuat Ratna dan Kecia penasaran. Tapi jelas dunk kami ga bisa langsung update kejadian itu pada kedua rekan itu sebelum keluar dulu dari Pustu.

Tak sanggup menahan tawa yang ingin meledak, Jenny segera memberi kode agar kami segera mengakhiri diskusi serta permisi secepatnya. Dan sobs, dapat dibayangkan bagaimana meledaknya ketawa kami saat Jenny menceritakan pada Ratna dan Kecia kejadian yang kami alami tadi.


Gile bener. Seumur-umur di Aceh aku belum pernah lihat langsung hewan bernama babi. Apalagi menyentuh dan memakannya, jelas haram bagi umat muslim. Tapi di pulau indah ini, hewan mirip kerbau tapi pendek ini hampir saja mencium/menyerudukku dengan hidung jeleknya itu. Ih…. Untung aku sigap dan lompat keluar. Ampun deh….


Dan, kejadian ini tetap menjadi topic hangat yang sering kami ulang-ulang saat melakukan project design di ruang kerja, sepulang dari Nias. Bahkan sampai kini, jika aku dan Jenny or Kecia maupun Ratna, ketemu di ym or skype, pasti obrolannya akan lari ke kejadian itu lagi dan lagi. Hahaha….

“Alaika berpartisipasi dalam ‘Saweran Kecebong 3 Warna’ yang didalangi oleh Jeng Soes-Jeng Dewi - Jeng Nia disponsori oleh Jeng Anggie, Desa Boneka, Kios 108






Halo sobats semuanya…. Mudah-mudahan tetap dalam keadaan sehat sempurna ya? Lagi pada ngapain nih? Mudah-mudahan semua juga in a happy mood dunk…. ☺

Hm…. Tak terasa waktu seakan berlari ya sobs…. Sebentar aja udah Minggu sore, rasanya baru aja kemarin happy karena Jumat sore telah tiba, eh sekarang malah udah Minggu sore dan besok pagi, the ‘lovely’ Monday akan segera tiba. Sementara tugas kantor masih menumpuk.. hiks..hiks…..

Okay, ga boleh sedih apalagi suntuk hanya karena urusan pekerjaan, ya ga sobs. Kebahagiaan itu tetap harus diusahakan dan menjadi milik kita semuanya. Ayo semangat dunk (menunjuk diri sendiri sih sebenarnya, hehe).

Baiklah sobs, sesuai janjiku kemarin dan juga sesuai dengan judul di atas….., siang ini aku mau ambil award dari seorang sahabat yang begitu aku kagumi…. Siapa coba? Hehe… bener banget, gampang nebaknya ya sobs, wong namanya udah tercantum di judul postingan. Hehe.

Menerima award dari sahabat adalah suatu hal yang sungguh membahagiakan. Aku yakin sobats semua sependapat denganku akan hal ini. Ya toh? dan ini adalah award keempat yang aku terima sejak mulai blogging beberapa tahun lalu. Masih dikit banget ya sobs? Makanya ayo pada ngasih award donk untuk Alaika. Hehe….

Terus apa donk alasan Mira Sahid memberiku award ini? Dan award apa sih yang diberikannya? Hm…. , aku sendiri tadinya masih membacanya sebagai ‘Vertile’
yang ternyata setelah aku baca lagi dengan seksama, tulisannya adalah ‘Versatile’ blog. Let’s see the award image below dan alasan Mira memberikannya padaku.




Seperti yang telah aku utarakan kemarin sobs, sungguh ku sangat terharu mendapatkan award ini, karena sebenarnya masih banyak lho blogger2 lain yang tulisannya jauh lebih berisi dan keren dibandingkan tulisan-tulisanku di sini dan di sini….

Tapi, tentu donk aku sangat appreciate dan mensyukuri appresiasi yang diberikan sahabatku ini, yang sebenarnya juga sangat aku kagumi. Ra… don’t you aware that I admire you lho! Kamu tuh seorang pebisnis yang hebat juga ibu yang perfect. Salut lho sama kamu… ☺, dan makasih banget ya atas awards ini.

Bicara tentang awards, tentu tak lepas dari ‘ritual’ khusus untuk mengambilnya kan ya? dan baiklah sobats, postingan ini khusus kupersembahkan untuk mengambil award dari Ayank Mira dan menunaikan persyaratan yang melekat pada sang awards. Deal? Okay then. Yuuuks….

1. Thank the person who nominated you and give their blog a shout-out on your blog with a link to their blog;

Makasih banget ya Ra udah berikan award ini padaku….. dan juga telah mengingatkanku untuk mengambilnya. Maaf jika postingannya rada telat yaa… maklum, kejar tayangnya ga selesai-selesai nih. Masih sibuk jadi ‘upik abu’ teruuus….

Secara hirarki di Oriflame bisnis (cieeee……), Mira adalah ‘oma’ku yang sangat aktif dan pantang menyerah dalam menggapai impiannya. Konsisten dalam membina jaringan dibawah koordinasinya, dan proaktif ‘mengejar’ anak cucunya agar berhasil dalam bisnis yang digeluti. Sayangnya cucunya yang satu ini, bandel dan keras kepala. Hihi. Blushing.com deh aku Ra…

As a blogger, Mira juga aktif menulis dan benar seperti kata Suci (yang memberinya award ‘the versatile blogger’), bahwa tulisan-tulisannya sangat menginspirasi. Aku juga sering tuh berlama-lama mengubek-ngubek her pages to seek for inspiration saat diriku sedang blank.

Penasaran yang mana orangnya? Well, readers…. Let me introduce you to a friend of mine …..
Ini dia, Mira Ayank…….



2. Share 7 random facts about yourself.

Nah lho! Ini permintaan udah sering banget deh kayaknya…. Tapi teteup aja bikin bingung mengerjakannya. Kalo diminta menilai orang lain kok rasanya lebih gampang ya? giliran menilai diri sendiri rasanya susaaaah banget… ☹

Oke..oke… akan dikerjakan kok… tenang……, inilah 7 facts about me….

a. Alaika itu orangnya baik hati, menarik dan tidak sombong. Hueks……..hueks…. hahahahhahahaa…. Ada yang lebih pede dari ini? Hihi. becanda kok sobs, dicoret aja ya jika kurang berkenan. Hehe.

b. Alaika itu an easy learning person. Gampang beradaptasi terhadap lingkungan dan pekerjaan yang baru. (ini mah kata beberapa supervisor saya lho).

c. Temperamental (cepat naik darah apalagi terhadap orang yang nyeleneh), tapi sangat pemaaf. Gampang iba….sehingga pernah beberapa kali dimanfaatkan orang untuk mengambil keuntungan.

d. Pemimpi kelas kakap dan konsisten dalam mengejar impian itu.

e. Sangat tertarik menulis cerita fiksi.

f. Sering dijadikan tempat curhat/counselor oleh teman-teman yang sedang dirundung permasalahan.

g. Chemical engineer yang sudah lama alih profesi dan bahagia dengan bidang pekerjaan yang digelutinya saat ini.


Oke ya…segitu aja, kalo dibahas semua ntar Alaika ga punya rahasia lagi dunk…..

3. Send the award to 15 bloggers whose blogs you appreciate and then let them know that the have won the award.

Nah… tiba juga akhirnya kita pada penghujung ‘acara’… hehe. Saatnya melempar menganugerahkan award sobs….. *Lirik kiri lirik kanan….

Dikasih ke siapa aja ya? Hm…. baiklah, sebenarnya ingin ngasih ke semua sobats tercinta sih, tapi masak awards dikasih ke seluruh blogger yang menjadi sobatku? Jemariku pasti tak akan mampu menari lebih lama lagi di keyboard jika harus menyebutkan satu persatu nih sobs. Jadi, mohon tidak berkecil hati bagi yang namanya tidak tersebut dibawah ini, tapi percayalah, you all always inspiring me. ☺ thanks for being my true/virtual friends. Yuk makin pererat silaturrahmi kita yaa….

Dan award ini aku bebankan persembahkan kepada para sahabat;

1. Ririe Khayan, yang dalam tulisan-tulisannya tersemat untaian kalimat indah penuh makna. Salut dengan hasil book review yang ditulisnya, cermat dan mampu menarik pembaca untuk ikut tertarik membaca buku yang telah direviewnya. Pemilik rumah maya kidung kinanthi ini juga rajin berpartisipasi dalam kontes yang diadakan para bloggers dan kerap tampil sebagai pemenangnya. ☺ Walau belum mengenalnya in person, persahabatan through the virtual world yang hangat dan akrab telah terjalin diantara kami. Indah dan menyenangkan. Oh ya, sahabatku ini juga baru saja mereview sebuah cerbung karyaku.

2. Mba Reni, pemilik rumah maya ‘catatan kecilku’ dan juga ‘the others’ ini, adalah seorang PNS cerdas yang rajin sekali menulis. Berwawasan luas dan hangat dalam persahabatan. Aku mengenalnya masih sebatas sahabat maya, belum pernah kopdar namun persahabatan yang terjalin di antara kita sudah begitu hangat dan akrab. Sahabatku satu ini juga rajin sekali berpartisipasi dalam giveaway/kontes dan pastinya sering keluar sebagai pemenangnya pula.

3. Mba Ketty Husnia, pemilik rumah maya ‘Ketty Husnia’, yang tulisan-tulisannya selalu menginspirasi, juga jagoan bikin cerita fiksi, yang bikin aku tak sabar menunggu lanjutan dari ‘No Heart’ yang sedang digarapnya bersama mba Pu….

4. Una...... Usianya masih begitu muda, hanya terpaut 2 tahun diatas usia Intan putriku. Tapi kemampuan dan daya imajinasinya dalam mengisi blog yang dikelolanya membuat rumah maya ‘Corat Coret Una’ tampil beda dan mampu menarik pengunjung berjubel dan panen komen yang berlimpah setiap harinya. Salut dengan flush stories dan ide-idenya. Una juga rajin ikut kontes dan sering banget tampil sebagai pemenang.

5. Mba Lydia..., walau sudah diberikan juga oleh Mira, pemilik rumah maya ‘Mama Calvin’ ini tetap ingin kuanugerahkan award ini, hehe. Beliau adalah seorang ibu rumah tangga dengan dua buah hati, yang tetap konsisten menulis dan updating her blogs. Sering tampil sebagai pemenang dalam kontes yang diikutinya dan juga rajin sekali bersilaturrahmi. ☺

6. Mba Elsa..., wanita cantik dengan seorang keponakan yang telah lebih dari anak kandung sendiri bernama Dija, salut dengan besarnya kasih sayang dan perhatiannya terhadap si kecil Dija, terutama inisiatifnya dalam mewariskan sebuah blog khusus untuk Dija to record all the progress of Dija’s life.

7. Awards ini juga aku persembakan untuk para sahabats yang berminat untuk mengambil dan memajang award ini di blognya yaaa… silahkan diambil dan dipasang untuk memperindah blog anda, ok sobs?

Well, waktu berlalu seakan berlari, tak terasa waktu telah semakin sore, padahal baru kemarin rasanya Jumat sore, eh sekarang udah Minggu sore dan besok pagi, the ‘lovely’ Monday akan segera menghadang. Ga sabar deh mau week end lagi……!!! Hehe.

Untuk sobats yang namanya tersebut dengan sengaja diatas, mohon lempiran anugerah ini tidak dijadikan beban lho, monggo dikerjakan when you have time yaaa… tapi jangan kelamaan lho, hehehe….


Salam hangat dari Banda Aceh


Halo sobats maya tercinta….. hope that you all are in excellent health yaa… seperti diriku yang juga dalam keadaan fit dan ceria dunk pastinya….

Well, tulisan (cieee…. Perasaan penulis top deh ih…hihi) ini di release dari Martha Tilaar, Banda Aceh…. Eits….. bukan sobs… bukan diriku yang sedang menikmati sesi pemanjaan diri seperti biasanya sih.. tapi diriku hanya nemenin Intan kok, yang sudah saatnya creambath…. Rambutnya yang selalu di kerudungi tentu butuh perawatan ekstra toh? Dan anak gadisku itu kalo ga dipaksa dan diseret (halah… kayak apa aja diseret) kesini nih dan ditemenin, ga mau pergi, padahal jelas untuk keperluan dirinya sendiri lho. Huft. Nah kenapa diriku ga sekalian creambath or facial or mandi susu? Hm… untuk creambath, aku harus nunggu giliran 1,5 jam lagi karena full booked. Sementara untuk facial, wajahku sedang iritasi karena kualitas air yang kurang baik di Meulaboh kemarin itu… jadi ga boleh facial dulu deh… Nah, untuk mandi susu, sebenarnya aku suka banget… but it will take longer time than others. Sementara agenda berikutnya setelah ini juga masih banyak sobs….

Jadi kuputuskanlah untuk sekedar menemani Intan sambil ngenet. Updating postingan dan BW…. Hehe.

Nah sobs, sebelum mulai berkunjung ke rumah maya sobats, tentu aku bikin postingan dulu donk sebentar… apalagi diriku sedang happy banget nih….. Kenapa?

Well, pertama tuh karena suami sedang berkunjung kesini atau tepatnya pulang lah ya? Happy dunk pastinya… lepas kangen2an… hehe. Nah sementara aku nemenin Intan, sang kekasih hati sedang menikmati refleksi di salah satu pusat refleksi tak jauh dari Martha Tilaar.

Kebahagiaan selanjutnya adalah karena……. ternyata tulisanku ‘cinta oh cinta’ dianggap menarik dan dinyatakan sebagai salah satu pemenang untuk kategori resep cinta dalam giveawaynya mba Anis sobs, ingatkan kontesnya mba Anis pemilik rumah maya Zoothera yang bulan lalu bikin kontes/Giveaway dalam rangka merayakan ultah perkawinannya yang kelima? ini lho buktinya sobs, Alaika ga boong kok, hehe....


Selain itu sobs, ternyata tulisanku dalam kontes yang diadakan oleh mba Hanny di rumah maya 'pojok utak atik' juga dinyatakan menarik dan menjadi salah satu pemenangnya….. Alhamdulillah…..

dan berhubung Alaika lagi keranjingan nge-screenshot layar monitor, dan juga biar ga dianggap boong, berikut bukti pengumumannya ya sobats... hehe...


Nah selanjutnya lagi nih sobs… kebahagiaan juga sedang berpihak padaku minggu ini sobs….walau tugas kantor makin menumpuk dan rasanya bikinku menangis, tapi ngapain nangis hanya karena urusan kantor ya sobs? Just take it easy aja lah….


Kali ini aku mendapatkan award dari seorang sahabat yang juga adalah ‘oma’ ku di online business oriflame. Yup. Dia adalah Ayank Mira Alasannya memberikan award ini adalah karena …… :


duh Mira sayang…. Jadi terharu deh…. Dan juga jadi malu hati lho Ra… soalnya banyak banget blogs lain yang jauuuh lebih ‘berisi’ dan keren-keren dibandingkan dengan rumah mayaku ini dan ini....

However, my high appreciation atas award yang telah engkau persembahkan padaku ini ya Ra…. Trims a lots dear sista!

Dan award serta PRnya ini akan aku pajang di postingan terpisah ya…. biar special dan ga bikin sobats mayaku tercinta bosan membaca postinganku yang berkepanjangan…. Hehe.

Well sobats maya tercinta, sesuai janji, ga akan memperpanjang postingan ini deh, karena kan diriku juga mau ngeronda berkunjung ke rumah maya para sahabat nih, sebelum Intan selesai di creambath tuh....

So? sekian dulu postingan ini ya sobs, have a great-great week end!

Salam hangat dari Banda Aceh, yang sebenarnya masih bergolak oleh isu penembakan-penembakan liar kemarin itu.... but the show must go on toh? yuk semangat sambut hari-hari kita mendatang sobs, hidup ini indah.

Cheers,

Alaika




Halo sobats semua.... postingan ini dilepas (anak panah kali ye dilepas? haha) dari training room sejenak setelah para peserta di'giring' ke dining room untuk makan siang.

Ga ingin cerita ngalor ngidul sih sobs, mengingat diriku masih harus terlibat dalam pelatihan hari ini dan besok.... postingan kali ini lebih ke 'menyimpan' sebuah bahan renungan di diary onlineku yang ini yang menurutku sangat berharga untuk disimpan dan dibaca sepanjang masa.....

Penasaran kisah pembelajaran apakah ini? yuk cekidot disini yuks.....



Hai...hai sobats maya tercinta..... , semoga malam ini semuanya berada dalam keadaan sehat dan prima ya sobs, walau mungkin hari ini, Senin kedua di Januari 2012 diisi dengan seabreg kegiatan baik yang sesuai list of thing to do maupun yang mungkin muncul karena suatu emergency...

Pada kesempatan ini (jiaaah.... kayak pidato ajah, hehe), aku ingin banget berterima kasih pada sobats semua yang telah turut mendoakan kesehatan bagiku setelah Sabtu-Minggu kemarin terpuruk dalam genggaman flu berat yang membuatku menyerah telak tanpa perlawanan. Sungguh doa dan semangat yang sobats tinggalkan di komentar terhadap postingan ini sungguh memberiku kekuatan baru. Hingga pagi tadi, walau masih dalam keadaan sedikit demam, aku bersemangat menjalankan misi kantor via perjalanan darat ke Meulaboh, Aceh Barat. Syukur juga Kamis kemarin waktu apply security clearance/ijin perjalanan untuk bertugas, yang diajukan pada UNDSS (United Nation Departement of Safety and Security), aku mengajukan perjalanan via darat. Rasanya kemarin itu aku kok merasa bosan harus traveling via udara, rasanya kangen ingin jalan darat. Apalagi mengingat waktu tempuh Banda Aceh - Meulaboh yang sekarang ini semakin singkat.


Entahlah, kali ini feelingku bilang agar aku sebaiknya jalan darat aja, padahal kalo dipikir-pikir sih justru lewat darat yang lebih berbahaya, mengingat isue penembakan yang sedang merebak di Aceh akhir-akhir ini. Mbuh lah.... Yang jelas hari ini aku dan Teuku, salah satu kolega dari UNHabitat, sesuai dengan security clearance/ijin perjalanan yang dikeluarkan oleh ), berangkatlah dari Banda Aceh jam 9.30 pagi tadi. Sesuai dengan perkiraanku,
Semua memang ada hikmahnya sobs, andai saja kemarin aku jadi apply perjalanan via udara, sudah bisa dibayangkan aku akan menderita sakit tiada terkira di bagian pendengaranku (telinga) akibat aku masih demam dan sedikit flu. Rasa sakit yang bikin trauma ini pernah aku alami waktu perjalanan Medan - Jakarta beberapa bulan lalu. 1,5 jam aku harus menahan penderitaan tak terkira, sampai airmata tak mampu aku tahankan. Mengalir dengan sendirinya, merasakan sakit telinga dan rasa pekak yang membuatku menangis. Semakin tinggi jarak terbang pesawat semakin sakit telingaku. Dan itu sungguh membuatku trauma. Maka aku berusaha sedapat mungkin berada dalam keadaan fit/tidak sedang flu jika harus melakukan perjalanan via udara.

Berkat doa sobats semua, perjalanan yang kumulai dalam keadaan masih sedikit demam, berangsur pulih, apalagi ditambah dengan lancarnya kendaraan kami melaju di atas jalan mulus bebas hambatan buatan USAID (United States Agency for International Development), membuat kami hanya butuh waktu sekitar 4,5 jam plus dua kali istirahat menikmati pemandangan indah sepanjang jalan. (sayang matahari terik membuat foto yang berhasil kujepret menjadi gelap dan tidak layak tayang, hiks).

Oya, mungkin sobats juga penasaran misi apa yang aku emban ke Meulaboh ini kan ya? Hm... well, tugasku kali ini adalah untuk menggawangi sebuah pelatihan yang ditujukan bagi 4 dinas kebersihan bagi empat distrik wilayah kerja kami, yaitu untuk staf dinas kebersihan Aceh Jaya, Nagan Raya, Simeulu dan Gunung Sitoli. Sedikit informasi bagi sobats yang mungkin penasaran, sejak Januari 2010 hingga Juni 2012 nanti, kantorku bekerja sama dengan UNHabitat mengemas rangkaian paket pelatihan yang ditujukan untuk peningkatan kapasitas staf dinas kebersihan di 13 kabupaten/kota, sehingga mereka diharapkan akan dapat meningkatkan kinerja mereka dalam pengelolaan kebersihan demi terwujudnya kota/daerah yang bersih, sehat dan terkelola dengan baik dan rapi. Paket dua tahunan ini tentu dikemas sedemikian rupa, dengan modul khusus sesuai dengan target partisipan, baik yang dari level eksekutif, legislatif, pekerja maupun manajemen levelnya.

Pelatihan kali ini telah sampai pada modul '“ Project Implementation, Quality Control, Monitoring, Evaluation dan Reporting”, ditujukan untuk kepala Dinas dari 4 kabupaten yang aku sebutkan tadi, juga untuk manajer TPA (Tempat Pengelolaan Akhir Sampah) dan reporting officernya.

Huft, kok malah jadi cerita banyak tentang pelatihan ya? sorry ya sobs... jadi bikin sobats bosan deh nih kayaknya... malam-malam gini kok malah ngomongin pekerjaan ya?

Well, yuk cerita lain aja yuk.... pasti sobats akan tersenyum melihat sebuah benda yang nguntit aku melulu kalo melakukan perjalanan darat deh...... hahaha...

Sopo iku???? Tarrraaaaa.... ini dia sobs.... dia ini pemberian Intan, dan selalu aja ikut aku karena suka aku peluk menggantikan kehadiran Intan di sisiku. Tapi hanya kalo jalan darat aja lho.


Dan walau masih sedikit demam, boleh donk sedikit narsis? hehe.... (biar cepat sembuh sobs)...


Well sobs, postingan ini awalnya bertujuan untuk ngucapin terima kasih atas doa sobats semua yang telah membuatku begitu sehat ceria kembali, eh kok ujung-ujungnya jadi panjang begini ya? pake narsis-narsisan segala lagi.... Huuuu dasar nih Alaika.....

Baiklah sobats, berhubung besok pagi aku harus membuka acara pelatihan dan involve dalam pelatihannya, maka postingan kali ini cukup sekian dulu ya sobs.... juga untuk menghindari agar sobats ga bosan membaca postinganku yang seperti biasa, panjang ga berjuntrungan (bener ga nih ya bahasanya? hehe).... so, thanks again for the spirit dan doanya ya sobs.... see you tomorrow and good rest, good dream to you all. Untukku juga dunk.... :-)






Baru aja merasa begitu happy dengan kehadiran Sabtu - Minggu di Minggu pertama tahun 2012, eh ternyata oh ternyata sobs, diriku justru tumbang di hari Sabtu siangnya. Jadinya beberapa list to do terpaksa kecoret untuk dilaksanakan.

Dimulai dengan bangun pagi yang kesiangan, jam 9.36 wib, jelas membuat rencana untuk fitness berantakan. Dilanjutkan dengan agenda berikutnya mengambil dokumen kantor yang dikirim dari Sabang via Kapal penyebrangan di jam 9 pagi juga jadi terbatalkan dengan sendirinya. Dan kuyakin tuh paket ikut lagi deh ke Sabang oleh kapal yang sama. Duh...

List berikutnya adalah mengambil rapor Intan ke sekolahnya, dan ini HARUS. Untung Intan lebih duluan bangun dan langsung kalang kabut. Nih anak malamnya begadang sampai jam tiga pagi, ngulik-ngulik foto dan jelas bangunnya jadi kesiangan deh.

Si mba ikutan bangkong juga melihat Nyonya dan nona nya masih tidur lelap. Jadi deh bertiga tidur sampai matahari meninggi. Duh, suatu contoh yang sungguh tidak baik ya sobs? hihi...tapi sekali-sekali lho sobs, kan ga selalu begini....

Awalnya aku masih merasa sehat walafiat, malah sepulang dari mengambil rapor, aku sempatkan diri main ke rumah Umiku, mengingat sudah lama juga aku ga unjuk diri kesana. Sekalian deh cari sarapan makan siang, karena sarapan makanan hasil olahan tangan ibunda tuh memang selalu the best diantara yang lainnya.

Tadinya setelah sarapan makan, aku ingin hang out di cafe seperti biasanya, selain suasananya cukup menginspirasi, juga menyenangkan donk nongkrong setelah lima hari berturut-turut berkutat dengan pekerjaan.

Namun sobs, flu yang diawali oleh bersin yang datang tanpa notifikasi, (seperti biasanya), jelas membuatku tidak nyaman. Meler langsung sobs. Inilah penyakitku yang begitu setia mengikuti sejak aku kanak-kanak hingga kini sudah jadi emak-emak. Ayah bundaku telah berusaha membawaku ke berbagai dokter specialist untuk find out what exactly happen to me. Tapi tak satupun dokter yang menemukan bahwa itu adalah sinus. Hanya alergi. Tak ada obat pasti, hanya disarankan agar mencegah kambuhnya sang penyakit ini. Iya sih, aku tuh alergi dengan debu, udara dingin dan juga perubahan cuaca ekstrim. Tapi seminggu ini aku yakin bahwa diriku sama sekali tak bersentuhan dengan ketiga penyebab kambuhnya penyakitku ini.

Aku paham bener bahwa aku terjangkit penyakit ini lagi karena kurang istirahat. Yup. Kalo ini sih sungguh benar adanya sobs. Beberapa hari ini aku memang tidur larut banget, rata-rata jam 2 dini hari, sementara di kantor aku bekerja sampai jam 7 malam. Jelas donk tubuhku kelelahan.

Makanya wajar saja jika siang ini, aku terpaksa membatalkan keinginan untuk nongkrong di cafe, dan terpaksa alihkan pilihan ke tujuan lain. Yup, bener banget, tidur! aku sengaja nyusup ke kamar Umi, dan langsung tidur di bednya yang empuk. Masuk ke selimut tebalnya dan langsung deh mengambil masa istirahat. Umiku kaget donk waktu masuk kamarnya dan melihat ada wanita lain yang tidur di tempat tidurnya. Tapi kemarahannya langsung reda donk begitu tahu bahwa wanita lain itu adalah putri satu-satunya ini. hihi.

Eits... jangan salah menerjemahkan foto di atas ya sobs.... tak ada satu boneka pun di kamar UMi (masak Nenek-nenek masih koleksi boneka? hehe, ya ngga lah). Foto diatas dijepret Intan saat tadi malam aku tak mampu lagi bertahan, jam 7.30 wib, sehabis shalat magrib, makan malam dan terpaksa minum obat, aku langsung masuk selimut. Karena Intan masih memerlukan pencahayaan untuk bekerja utak atik foto di laptopnya, maka terpaksa aku pake penutup mata agar tidurku lebih nyaman. Aku ga tau deh akhirnya Intan tidur jam berapa tadi malam, mungkin begadang lagi tuh anak, mentang-mentang udah libur. Yang kutau, sebuah email yang masuk ke emailku dari Intan adalah foto ini, yang mengsinpirasiku untuk membuat postingan ini. Hehe...

Well sobs, hari ini, Minggu yang seharusnya cerah, daku terpaksa menambah masa istirahat, ga boleh kemana-mana, soalnya besok pagi harus melakukan perjalanan dinas ke Meulaboh, via darat. Jadi jelas butuh stamina yang fit donk. So, setelah sarapan pagi, aku lanjut tidur lagi deh, tapi jelas aja, kebanyakan tidur juga bikin tubuh ga enak euy. So, sore ini, aku ajak Intan jalan-jalan, ke carwash dan kemudian singgah ke kantorku untuk ambil beberapa berkas yang akan kubawa besok ke Meulaboh.


Eh iya, pasti penasaran dengan Intanku kan? well, aku tampilkan foto Intan, versi anak rumahan. hehe...



Dan inilah wajah lusuhku sore ini, hang out di kantor sejenak sambil memposting artikel ini... hehehe.... teutuep, narsis bo'.



Well sobs, inilah kisahku week end ini, what about your week end? Hope its interesting yaaaaa......


foto berasal dari sini


Tak terasa sobs, hari ini kita sudah berada di week end pertama tahun 2012 (yang diingat dan diperhatikan kok week end ya? hihi). Jumat malam. Horray... Jumat sore selalu mampu memberikan keceriaan tersendiri bagiku sobs. Iya donk, kan Sabtu Minggu kita libur. Pasti sobats juga merasakan keceriaan ini kan????

Hm, malam ini enaknya posting apa ya? Inginnya sih yang ringan-ringan aja tuh. Hm…tapi apa ya? Beberapa postingan terakhir lebih berkisah ke perjalanan kehidupan, yang muatannya serius, sehingga membuat aku dan mungkin juga sobats yang berkunjung dan membacanya tak teringat untuk tersenyum. Apalagi isu penembakan di Aceh yang juga malam ini dibahas di TV One. Duh Acehku sayang… damailah segera….

Mana Senin nanti mau perjalanan dinas keluar kota lagi… memang ke wilayah Barat Aceh sih, dan melalui perjalanan darat. Hm…semoga aja bisa selamat sampai tujuan deh….

Well sobats, malam ini, aku ingin cerita sekilas tentang kisah konyol masa kecil sewaktu kami masih tinggal di desa. Yups. Aku ini anak desa lho sobs….
Jika diingat, memang masa kecilkku banyak menyimpan kisah2 konyol sih. Salah satunya sudah pernah aku posting disini, hihi.

Itik yang malang, adalah judul yang sangat tepat untuk menggambarkan kisah ini.
Saat itu, aku diminta Umi untuk menjaga padi yang sedang dijemur di halaman rumah.
Menjaga padi? Kecilll…. Cetek itu mah.
Tugasku hanya duduk dibawah rumah panggung kami, mengawasi padi yang dijemur agar tidak dimakan oleh ayam atau itik yang berkeliaran nun jauh disana.

Maka, dengan majalah bobo kesayangan, duduklah aku dengan manis dan santainya di tempat yang memang telah disediakan. Membolak balik halaman dengan asyiknya, hingga lupa menoleh ke hamparan padi yang sedang dijemur.

Hingga kemudian…… ku dikagetkan oleh teriakan Umi mengingatkanku akan segerombolan itik yang sedang berpesta pora disudut tikar dimana padi dihamparkan.

“Ya ampun nak…. Itu itiknya makan padi, ngapain aja sih kamu????”

Refleks kualihkan pandangan dari Juwita dan si sirik ke gerombolan itik yang berpesta meriah di sudut sana.
Naik pitam aku bangkit, menghambur ke arah gerombolan perompak yang segera menghambur melarikan diri. Berhasil kutangkap satu diantaranya. Tak ayal dan seakan dibawah alam sadar, kuputar leher si itik malang itu hingga dia megap-megap.

“Alaika, lepas, lepas, gila kamu!!!” Umi berteriak sambil berlari ke arahku yang kesetanan. Tersadar oleh teriakan dan hentakan Umi, itik malang itu terlepas dari peganganku. Jatuh menggelepar sejenak, bernapas lega, bangkit dan berlari. Melarikan diri dari dewi cantik makhluk pemusnah yang sedang mengamuk.

Astarghfirullah…. Gile bener!! Untung Umi menyadarkanku, kalo tidak aku telah menjadi seorang pembunuh. Ampuni hamba ya Allah…..

Malamnya aku disidang oleh Ayah, bukan sidang yang keras sih, karena ayah tak pernah menghajar anak-anaknya, melainkan mengajarkan hal baik dan menghindarkan anak-anaknya berkelakuan buruk.

Ayah memberiku dan juga adik-adik tentang arti penting sebuah kehidupan. Tak hanya manusia yang layak hidup, namun hewanpun, salah satunya adalah golongan itik (ngelirik ke diriku) juga berhak untuk melanjutkan kehidupannya.

Setiap makhluk dianugerahkan kehidupan oleh sang Pencipta, dan hanya sang pemilik kehidupanlah yang berhak mencabut/memadamkan kehidupan dari makhlukNya.

Sebenarnya tanpa pencerahan rohani inipun, aku sungguh sangat menyesal telah melakukan kejahatan tadi siang. Menyesal banget sobs, apalagi saat menyaksikan si itik megap-megap kesulitan bernapas saat aku memutar lehernya. Huft kejam banget aku ini. Aku sampai menangis seorang diri tadi setelah dimarahi diceramahi Umi. Bukan marah pada Umi, tapi tersentuh oleh pencerahannya dan juga menyesali perbuatanku.

Diam-diam, kucari itiknya, yang langsung berlari kencang saat aku mencoba mendekatinya. Mungkin si itik trauma melihatku ya sobs? Semakin kukejar semakin dia berlari kencang. Sayangnya, langkah kaki kecilku lebih lincah dan kencang disbanding sang itik, sehingga berhasil juga kusentuh dan kutangkap dia.

Sang itik menjerit ketakutan namun terdiam perlahan saat kuelus lehernya, kebelai badannya. Aku menyesal sekali. Bagai orang gila aku saat itu, mengajak seekor itik berbicara. Mengutarakan penyesalanku dan meminta maaf yang mendalam padanya. (Emang itiknya ngerti apa?, EGP, ga peduli!). Yang penting aku utarakan penyesalanku, dan kuharapkan si itik memaafkanku.

Itulah aku, gampang banget marah, tapi cepat sekali luluh dan tak pernah berlama-lama untuk meminta maaf jika memang aku bersalah terhadap sesuatu.

Sejak di’cerahkan’ oleh ayah dan Umi, akhirnya aku perlahan mulai dapat menyaring tindakan-tindakan kejamku. Selalu berusaha untuk menahan emosi, jikapun tak mampu menahannya, maka aku selalu menyalurkannya pada benda-benda mati. Karung yang diisi pasir (itu lho yang biasa dipakai latihan oleh para petinju) misalnya. Terkadang pohon pisang masih sering jadi sasaran tempat aku dan adikku Edo berlatih melempar pisau pramuka. Huft.

Well sobats, itulah sekilas memory masa lalu yang tiba-tiba saja melintas di benakku, sehingga langsung kujadikan bahan postingan.

Tapi jangan takut bersahabat denganku sobs, kini Alaika jauuuuuh lebih pengasih, bijak dan lemah lembut. No worries ya… hehe. Aman kok bersahabat dengan Alaika…

Well sobats maya tercinta, adakah juga sobats pernah memiliki kisah masa kecil yang konyol/tragis yang mungkin ingin dibagi? Let's share as a lesson learnt yuk..

Have a great Friday nite ya… let’s welcoming week end happily….



What?? Alaika bikin cerbung? ikut-ikutan para blogger lainnya kah? *garuk-garuk dahi deh akunya membaca pertanyaanku sendiri.....

Menulis fiksi adalah salah satu impian yang telah kugantung di langit ketujuh biru sejak puluhan tahun yang lalu. Hobby yang berkembang akibat kebiasaanku berkhayal berimajinasi sejak kecil setiap melihat sesuatu, (lihat kerbau lagi makan rumput bersama anaknya, aku langsung bikin percakapan dalam khayalku, lihat gerombolan ayam makan padi yang sedang dijemur di halaman rumah, juga aku langsung bikin percakapan yang seolah-olah dilakukan oleh mereka, di alam khayal donk tentunya, kalo percakapan secara nyata, aku bisa dikira orang gila donk, bicara sendiri. hehe).

Lalu muncul pertanyaan, apakah aku seorang pengarang yang hebat? Oh tidak....
Belum pernah ada tulisanku yang dimuat di koran or majalah kok, baik majalah remaja apalagi majalah dewasa. Paling banter...ya di majalah dinding di sekolah sih... hehe.....

Berapa banyak cerita yang telah aku kirimkan ke majalah atau publisher? Belum ada. Lho?????

Well sobs, sebenarnya 'selingan semusim' ini adalah sebuah cerita romantis yang aku tulis di tahun 2004, gara-gara ditantang oleh teman-teman di kantor lama, saat aku masih di Medan. Udah lama banget ya? dan saat itu hanya 104 halaman kertas ukuran A4.

Cerita ini juga sempat membuat perang dingin antara aku dan ayahnya Intan (yang saat itu masih berstatus suamiku) bahkan hampir bercerai. Gilee bener!!! Serius sobs. Aku ga bohong lho. Pada penasaran ya??

Oke..oke, jadi ceritanya begini nih sobs....

Saat itu, kami sedang gandrung-gandrungnya baca novel khusus dewasa, pahamkan yang aku maksud? Lho, kok ada yang masih geleng-geleng kepala... Masak ga tau bagaimana yang dimaksud dengan novel dewasa?

Nah, kebetulan ayahnya Intan dapat pinjaman dari temannya, dan selaku orang dewasa, boleh donk aku ikutan membacanya, hitung-hitung memperkaya ilmu pengetahuan tentang trik-trik in satisfying the spouse toh?

Nah, novel-novel ini aku bawa ke kantor, dan baca saat-saat jam istirahat. Satu dua teman mulai melirik dan minjem, baca. Tertarik. Namanya baca novel, beda donk dengan baca buku pelajaran, yang ga tamat-tamat. Nah, kelima novel itu, juga sebentar saja tamat dilahap oleh teman-temanku (baca: para cewek, sudah berumah tangga semua).

Mereka tanya padaku, "Ada lagi ga Al? Mau lagi donk...". Tanpa pikir panjang akupun menjawab. "Wah, no more, gimana kalo aku buatkan aja?" Sok teung ih aku waktu itu. Kepedean.

Mereka tertawa mengejek. "Emang kamu bisa?" Oops!!! Aku kena batunya. Aku telah membakar diriku sendiri. Tatapan mata tak percaya para sahabat itu justru memacu niatku untuk membuktikan bahwa aku mampu kok menulis seperti itu. Bahkan aku ingin tunjukkan pada mereka gaya bahasaku lebih santun tapi tetap romantic daripada yang ada di novel-novel ini. Jauh dari vulgar. Lalu kesepakatan dicapai, bahwa aku akan mempersembahkan karyaku dua minggu kemudian, dan teman-temanku bertugas printed out. Biaya cetak pada masa itu masih sangat mahal.

Dua minggu kemudian, sebuah paper novel setebal 104 halaman ukuran kertas A4 itupun ready to read. Dan..... Ohoooo.... Reaksi mereka sungguh menakjubkan sobs..... Mereka suka banget! hahaha.....

Karyaku beredar cepat dan menuai pujian, hingga akhirnya paper 'selingan semusim' itu aku persembahkan pada ayah Intan untuk direview.
Keesokan malam, suamiku ayah Intan mengajak aku dinner di sebuah cafe romantis. Jelas membuat hatiku berbunga-bunga secara dinner seperti ini sudah lama tak lagi sanggup kami lakukan. Aksi mengencangkan ikat pinggang adalah praktek sehari-hari dalam rumah tangga kami kala itu.

Namun ternyata sobs, suasana romantis temaram itu justru diputarbalikkannya menjadi sebuah nuansa penuh api cemburu. Kuingat semua perkataannya sampai kini. Suaranya yang bergetar menahan emosi tak akan pernah aku bisa lupa.

"Abang ingin tanya, satu hal saja, dan jawab dengan jujur."

Aku tersentak. Menatapnya sembari menentramkan hati yang mendadak jadi tak karuan.

"Cerita di novel ini adalah kisah perselingkuhan Alia kan?"

Kuterhenyak. Terpana. Sejenak kuterdiam. Sungguh ini diluar dugaan, mengingat karakter dia adalah bukan seorang pencemburu. Apalagi dia sendiri sering malah secara blak-blakan menyampaikan padaku jika ada teman-temannya yang mengagumiku, atau malah suka denganku.

Aku ingin berteriak kuat, membantahnya dengan penuh amarah, tapi situasi sekeliling membuatku harus meredam emosi dan memperkecil kemungkinan bertengkar, di situ.

ayo Al, akui aja, abang ga marah kok, sumpah

Aku menggeleng. Mencoba menjelaskan bahwa jelas itu bukan kisahku, masak aku menuliskan aibku sendiri? rahasiku sendiri? Ga mungkin donk. Tapi sobs, laki-laki yang sudah dibakar cemburu terkadang sulit diredam. Dan itulah yang aku alami. Kuajak dia pulang dan kami lanjutkan bertengkar hebat setelah usaha penjelasan baik-baik ku tak mempan. Dia tetap memaksaku untuk mengakui sesuatu yang aku tidak lakukan. Jelas sikap keras kepalaku semakin merajalela. Mengaku? sesuatu yang aku tidak perbuat?
Noway. Dan perang dingin itupun berlanjut lama. Satu bulan kurang lebih. Hampir saja berakhir di pengadilan agama. Gilee beneer!!!

Dengan berat hati, novel yang telah menuai banyak pujian dan peminat itu aku bumi hanguskan, tapi tentu aku menyimpan soft copynya dunk... hihi. Sayangnya, saat pindah ke Aceh, flash disk dimana aku menyimpan original versionnya hilang. Yang tersisa adalah versi yang telah aku sensor untuk di muat di blog ini....

Well sobs,
Itulah sedikit background tentang cerbung 'selingan semusim' yang Alhamdulillah hampir rampung. Setelah vakum beberapa tahun, kemarin aku berkesempatan untuk melanjutkan serialnya sobs. Ga tanggung-tanggung. Tiga Seri sekaligus. Hihi.... Maruk.com

Impian tetaplah impian, dan kuat keinginanku untuk tetap mencetaknya suatu waktu nanti. Telah kugantungkan impian di tahun 2011 kemarin, bahwa cerbung ini harus rampung di penghujung 2011. Namun sayang, kisah perjalanan hidup Novita ini belum tuntas karena aku kehabisan ide untuk memfinalisasi ending ceritanya. Muncul juga ide untuk mempertemukannya dengan Fachry suatu saat nanti. Kan cocok tuh sobs, duda dan janda tsunami bersatu dalam sebuah mahligai rumah tangga. Tapi Fajar gimana donk?

Well, segala kemungkinan terbuka lebar untuk kelanjutan ceritanya, dan bagi sobats yang ingin menyumbangkan idenya bagi ending selingan semusim ini, monggo direview dan feel free to give your idea yaaa.... thanks, mau tidur dulu ah... dah ngantuk banget.

Mimpi indah ya sobs....

Newer Posts Older Posts Home

Author

I am a chemical engineer who is in love in humanity work, content creation, and women empowerment.

SUBSCRIBE & FOLLOW

Speaker

Speaker
I love to talk/share about Digital Literacy, Social Media Management, Content Creation, Personal Branding, Mindset Transformation

1st Winner

1st Winner
Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Pemenang Utama Blog Competition yang diselenggarakan oleh Falcon Pictures. Click the picture to read more about this.

1st Winner

1st Winner
Blogging Competition yang diselenggarakan oleh Balitbang PUPR

Podcast Winner

Podcast Winner
Pemenang Pilihan Dewan Juri - Podcast Hari Kemerdekaan RI ke 75 by KOMINFO

Winner

Winner
Lomba Menulis Tentang Kebencanaan 2014 - Diselenggarakan oleh Pemerintah Aceh

Winner

Winner
Juara Berbagai Blogging Competition

Featured Post

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk!

Yuk telusuri Selat Bosphorus yuk! Sesaat sebelum naik ke kapal verry Ki-ka: Adik ipar, Aku dan Ayah. Hai.... hai.... hai! In...

POPULAR POSTS

  • Kiat Penting agar Warung Tetap Eksis & Laris Manis
  • Solusi Bikin Paypal Tanpa Nama Belakang
  • Contoh Surat Sponsor untuk Diri Sendiri bagi Pengurusan Visa
  • Laksamana Malahayati, Kartini Lain sebelum Kartini
  • Kolaborasi Microsoft dan ASUS - Hadirkan Windows 10 Original Yang Langsung terinstall Otomatis dan Gratis!
  • It's Me!
  • Lelaki itu, Ayahku
  • Yuk Melek Hukum via Justika dot Com
  • Serunya Outdoor Activities di Trizara Resorts
  • How To Write a Motivation/Cover Letter

Categories

  • about me 1
  • accessconsciousness 1
  • advertorial 10
  • Anak Lanang 1
  • awards 20
  • bali 1
  • banner 1
  • bars 1
  • Beauty Corner 29
  • belarus 5
  • bisnis 1
  • Blog Review 2
  • blogger perempuan 1
  • blogging tips 9
  • Budaya 1
  • Catatan 12
  • catatan spesial 19
  • catatan. 53
  • catatan. task 20
  • cryptocurrency 1
  • culinary 5
  • curahan hati 6
  • daftar isi blog 1
  • dailycolor 1
  • DF Clinic 12
  • disclosure 1
  • edisi duo 5
  • email post 10
  • embun pagi 1
  • episode kehidupan 1
  • event 4
  • fashion 3
  • financial 1
  • giveaway 48
  • Gratitude 1
  • health info 9
  • Healthy-Life 16
  • info 23
  • innerbeauty 9
  • iran 4
  • joke 4
  • kenangan masa kecil 3
  • kenangan terindah 12
  • keseharianku 2
  • kisah 14
  • kisah jenaka 7
  • knowledge 2
  • kompetisi blog 1
  • komunitas 2
  • KopDar 8
  • Korea 1
  • kuliner 7
  • Lawan TB 2
  • lesson learnt 7
  • life 2
  • lifestyle 4
  • lineation 32
  • lingkungan 1
  • Literasi Digital 2
  • motivation 9
  • museum tsunami aceh 1
  • New Year 2
  • order 1
  • oriflameku 2
  • parenting 4
  • perempuan tangguh 4
  • perjalanan tiga negara 1
  • personal 3
  • petualangan gaib 6
  • photography 1
  • picture 5
  • podcast 1
  • Profile 12
  • puisi 5
  • reflection 3
  • renungan 25
  • reportase 23
  • resensi 2
  • review 42
  • review aplikasi 1
  • rupa 1
  • Sahabat JKN 2
  • sakit 1
  • sea of life 17
  • sejarah 5
  • Sekedar 1
  • sekedar coretan 76
  • sekedar info 23
  • self-love 1
  • selingan semusim 9
  • seri BRR 4
  • snack asyik 1
  • Srikandi Blogger 2
  • Srikandi Blogger 2013 7
  • Srikandi Blogger 2014 4
  • SWAM 1
  • task 43
  • teknologi 1
  • tentang Intan 34
  • Test 1
  • testimoni 9
  • Tips 57
  • tradisi 1
  • tragedy 1
  • traveling 59
  • true story 7
  • tsunami 9
  • turkey 9
  • tutorial 7
  • visa 1
  • wisata tsunami 2

Followers


Blog Archive

  • December (1)
  • October (1)
  • March (1)
  • August (2)
  • May (1)
  • April (2)
  • March (6)
  • February (3)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (5)
  • October (4)
  • September (3)
  • August (5)
  • July (3)
  • April (1)
  • January (1)
  • December (2)
  • November (1)
  • October (1)
  • September (1)
  • June (1)
  • February (1)
  • December (1)
  • September (2)
  • August (2)
  • July (1)
  • June (1)
  • March (1)
  • February (1)
  • December (5)
  • September (2)
  • August (3)
  • July (1)
  • May (3)
  • April (2)
  • March (1)
  • February (1)
  • January (7)
  • December (1)
  • November (5)
  • September (3)
  • August (1)
  • July (4)
  • June (1)
  • May (1)
  • April (3)
  • March (6)
  • February (5)
  • January (7)
  • December (8)
  • November (4)
  • October (12)
  • September (4)
  • August (3)
  • July (2)
  • June (5)
  • May (5)
  • April (1)
  • March (5)
  • February (4)
  • January (6)
  • December (5)
  • November (4)
  • October (8)
  • September (5)
  • August (6)
  • July (3)
  • June (7)
  • May (6)
  • April (7)
  • March (4)
  • February (4)
  • January (17)
  • December (10)
  • November (10)
  • October (3)
  • September (2)
  • August (5)
  • July (7)
  • June (2)
  • May (8)
  • April (8)
  • March (8)
  • February (7)
  • January (9)
  • December (10)
  • November (7)
  • October (11)
  • September (13)
  • August (5)
  • July (9)
  • June (4)
  • May (1)
  • April (12)
  • March (25)
  • February (28)
  • January (31)
  • December (8)
  • November (3)
  • October (1)
  • September (12)
  • August (10)
  • July (5)
  • June (13)
  • May (12)
  • April (19)
  • March (15)
  • February (16)
  • January (9)
  • December (14)
  • November (16)
  • October (23)
  • September (19)
  • August (14)
  • July (22)
  • June (18)
  • May (18)
  • April (19)
  • March (21)
  • February (27)
  • January (17)
  • December (23)
  • November (20)
  • October (16)
  • September (5)
  • August (2)
  • March (1)
  • December (2)
  • April (1)
  • March (1)
  • February (6)
  • January (1)
  • December (1)
  • November (4)
  • September (4)
  • August (1)
  • July (8)
  • June (16)

Oddthemes

Flickr Images

Copyright © My Virtual Corner. Designed by OddThemes