Sesuai janji yang pernah aku ucapkan pada postingan ini, tentang kisah 'dibalik layar' Selingan Semusim, maka kali ini, sembari menunggui, merawat dan menjaga Intan yang sedang demam dan radang tenggorokan, kucoba untuk melanjutkan kisahnya.
Mungkin beberapa sahabats telah maklum jika 'calon' novel Selingan Semusim itu, berangkat dari sebuah tantangan dari para kolegaku saat aku masih bekerja di sebuah perusahaan cat terkemuka di kota Medan. Dulu, beberapa tahun yang lalu. Bagaimana bentuk tantangan itu bisa dibaca pada postingan yang ini sobs.
Kala itu, novel ini belumlah selengkap versi yang sekarang, namun menurut para kolega, isinya telah cukup membuat mereka berdecak kagum dan mengakui bahwa aku punya kemampuan untuk menulis dan mengemasnya dengan baik. Walau sebenarnya, menurutku pribadi, pesan moral yang aku semat di dalam kisah awal, masih jauh dari cukup.
Berpindah ke Aceh, dan bekerja sebagai pekerja kemanusiaan, justru kemudian menginspirasiku untuk menambah dan mengemas alur cerita Selingan Semusim menjadi lebih indah dan bermakna, seraya berusaha menyematkan pembelajaran di dalamnya. Bahwa, apapun alasannya, hukum reward and punishment, tetap akan berlaku di dalam kehidupan. Tetap akan ada hukum tabur - tuai yang tak mungkin bisa kita hindari. Apa yang kita tabur, itulah yang akan kita petik. Titik.
Selingan Semusim, kemudian menggelitikku untuk tak hanya terhampar di blog Episode Kehidupan, tapi membawanya bermuara pada sebuah novel dalam bentuk buku/hardcopy. Walau awalnya gundah karena yakin akan banyak hambatan untuk menembus penerbit ternama, namun menjamurnya para publisher indie, memberiku harapan. Bahwa adalah MUNGKIN untuk membukukan Selingan Semusim ini.
Maka, mulailah aku mempersiapkannya dengan penuh semangat! Beberapa penerbit indie telah kulirik untuk membantuku mengerjakan project impian ini. Namun ternyata, sebuah ide gila [yang membuatku hampir tak bisa tidur], mencuat di kepala. Aku tak hanya ingin menerbitkan novelku. Tapi aku juga ingin memangkas biaya dengan melakukannya sendiri. Memproses dan menerbitkannya sendiri!
Maka, ide gila itu segera kutindak lanjuti. Kubajak teman baikku, Asep Firman untuk mengajariku menggunakan adobe InDesign, dan memulai proses layout naskahku. Sebagai seorang yang tergolong perfectionist, aku juga begitu detil dalam memilih dan memilah ornamen apa yang pantas menghias novel perdana ini. Termasuk dalam memilih dan memilah sekuntum mawar merah yang selalu bersanding di samping nama 'alaika abdullah' yang tertera di setiap catatan kaki halaman genap novelku.
Aku melakukannya dengan sepenuh hati dan sekuat kemauan. Seperti saat membajak Asep Firman untuk mengedit si mawar merah ini agar tampil indah. Thanks a lots ya Sep, please jangan kapok yaaa! Haha.
Mas Stupid Monkey, adalah juga seorang sobat yang tak luput dari bajakanku. Bolak balik dirinya aku ganggu untuk urusan cover design. Semoga dirimu ga kapok dan siap-siap untuk cover novel berikutnya ya mas! Haha. Juga untuk Amalia, yang telah berhasil membujuk sahabatnya [sepasang kekasih] untuk bergandeng tangan seperti terlihat pada gambar, thanks a lots dear sista! I do appreciated it! Muaaach for you. :)
7 juta rupiah untuk legalisasi CV penerbitanku ini. Di Bandung, seorang notaris mematok harga 750 ribu rupiah [ONLY] untuk pendirian "Smart Garden Publishing and Printing' milikku. Aku sempat begitu bahagia namun langsung redup karena kendalanya adalah aku tak memiliki KTP Bandung!
Kutelefon ayahku, mempertanyakan kemungkinan jika beliau memiliki teman yang notaris dan kira-kira berapa biaya untuk mendirikan sebuah CV. Hanya CV bukan PT. Dan Alhamdulillah, seorang notaris teman ayahku, mematok harga hanya 600 ribu rupiah untuk legalisasi sebuah CV. Dan karena aku bukanlah penduduk Banda Aceh, maka aku harus puas di posisi Vision Comanditer dan menyerahkan posisi Direktur perusahaan ini pada adik bungsuku, DD. Ikhlas donk, yang penting Smart Garden Publishing & Printing terbentuk dan bisa segera aku pakai untuk memproduksi novel perdanaku.
Alhamdulillah, setelah menunggu dengan sabar, kini Smart Garden P & P sudah bisa aku pakai untuk mengurus ISBN Selingan Semusim dan melanjutkan proses cetak nantinya. Semoga bisa segera terwujud ya sobs.
Oh ya, mudah-mudahan Smart Garden P & P ini nantinya juga akan bisa membantu memfasilitasi para sahabat yang ingin menerbitkan buku yaaaa.... Monggo atuh, hubungi kami jika ingin menerbitkan bukunya ya sobs! [Promosi nih ye! :P]
Seperti yang juga sudah aku uraikan pada postingan ini , beberapa sahabat blogger juga tak luput dari 'todongan'ku untuk memberikan endorsementnya. Mereka adalah Pakdhe Cholik, Mira Sahid, Ririe Kinanti, Siti Rasuna, Mimi Radial, Stupid Monkey, Reni Judhanto, Amalia, dua teman sesama pekerja kemanusiaan yang tak ingin disebutkan namanya. Alhamdulillah, dan endorsement dari mereka sungguh membuat aku semakin bersemangat dan berbesar hati untuk segera merilis novel ini. Trims banget lho sobats tercintah! Muaaach!
Dan untuk tidak meninggalkan rasa penasaran akan novel Selingan Semusim ini, berikut adalah beberapa endorsement dari para sahabats.
Mungkin beberapa sahabats telah maklum jika 'calon' novel Selingan Semusim itu, berangkat dari sebuah tantangan dari para kolegaku saat aku masih bekerja di sebuah perusahaan cat terkemuka di kota Medan. Dulu, beberapa tahun yang lalu. Bagaimana bentuk tantangan itu bisa dibaca pada postingan yang ini sobs.
Kala itu, novel ini belumlah selengkap versi yang sekarang, namun menurut para kolega, isinya telah cukup membuat mereka berdecak kagum dan mengakui bahwa aku punya kemampuan untuk menulis dan mengemasnya dengan baik. Walau sebenarnya, menurutku pribadi, pesan moral yang aku semat di dalam kisah awal, masih jauh dari cukup.
Berpindah ke Aceh, dan bekerja sebagai pekerja kemanusiaan, justru kemudian menginspirasiku untuk menambah dan mengemas alur cerita Selingan Semusim menjadi lebih indah dan bermakna, seraya berusaha menyematkan pembelajaran di dalamnya. Bahwa, apapun alasannya, hukum reward and punishment, tetap akan berlaku di dalam kehidupan. Tetap akan ada hukum tabur - tuai yang tak mungkin bisa kita hindari. Apa yang kita tabur, itulah yang akan kita petik. Titik.
Selingan Semusim, kemudian menggelitikku untuk tak hanya terhampar di blog Episode Kehidupan, tapi membawanya bermuara pada sebuah novel dalam bentuk buku/hardcopy. Walau awalnya gundah karena yakin akan banyak hambatan untuk menembus penerbit ternama, namun menjamurnya para publisher indie, memberiku harapan. Bahwa adalah MUNGKIN untuk membukukan Selingan Semusim ini.
Maka, mulailah aku mempersiapkannya dengan penuh semangat! Beberapa penerbit indie telah kulirik untuk membantuku mengerjakan project impian ini. Namun ternyata, sebuah ide gila [yang membuatku hampir tak bisa tidur], mencuat di kepala. Aku tak hanya ingin menerbitkan novelku. Tapi aku juga ingin memangkas biaya dengan melakukannya sendiri. Memproses dan menerbitkannya sendiri!
Maka, ide gila itu segera kutindak lanjuti. Kubajak teman baikku, Asep Firman untuk mengajariku menggunakan adobe InDesign, dan memulai proses layout naskahku. Sebagai seorang yang tergolong perfectionist, aku juga begitu detil dalam memilih dan memilah ornamen apa yang pantas menghias novel perdana ini. Termasuk dalam memilih dan memilah sekuntum mawar merah yang selalu bersanding di samping nama 'alaika abdullah' yang tertera di setiap catatan kaki halaman genap novelku.
Aku melakukannya dengan sepenuh hati dan sekuat kemauan. Seperti saat membajak Asep Firman untuk mengedit si mawar merah ini agar tampil indah. Thanks a lots ya Sep, please jangan kapok yaaa! Haha.
Mas Stupid Monkey, adalah juga seorang sobat yang tak luput dari bajakanku. Bolak balik dirinya aku ganggu untuk urusan cover design. Semoga dirimu ga kapok dan siap-siap untuk cover novel berikutnya ya mas! Haha. Juga untuk Amalia, yang telah berhasil membujuk sahabatnya [sepasang kekasih] untuk bergandeng tangan seperti terlihat pada gambar, thanks a lots dear sista! I do appreciated it! Muaaach for you. :)
7 juta rupiah untuk legalisasi CV penerbitanku ini. Di Bandung, seorang notaris mematok harga 750 ribu rupiah [ONLY] untuk pendirian "Smart Garden Publishing and Printing' milikku. Aku sempat begitu bahagia namun langsung redup karena kendalanya adalah aku tak memiliki KTP Bandung!
Kutelefon ayahku, mempertanyakan kemungkinan jika beliau memiliki teman yang notaris dan kira-kira berapa biaya untuk mendirikan sebuah CV. Hanya CV bukan PT. Dan Alhamdulillah, seorang notaris teman ayahku, mematok harga hanya 600 ribu rupiah untuk legalisasi sebuah CV. Dan karena aku bukanlah penduduk Banda Aceh, maka aku harus puas di posisi Vision Comanditer dan menyerahkan posisi Direktur perusahaan ini pada adik bungsuku, DD. Ikhlas donk, yang penting Smart Garden Publishing & Printing terbentuk dan bisa segera aku pakai untuk memproduksi novel perdanaku.
Alhamdulillah, setelah menunggu dengan sabar, kini Smart Garden P & P sudah bisa aku pakai untuk mengurus ISBN Selingan Semusim dan melanjutkan proses cetak nantinya. Semoga bisa segera terwujud ya sobs.
Oh ya, mudah-mudahan Smart Garden P & P ini nantinya juga akan bisa membantu memfasilitasi para sahabat yang ingin menerbitkan buku yaaaa.... Monggo atuh, hubungi kami jika ingin menerbitkan bukunya ya sobs! [Promosi nih ye! :P]
Seperti yang juga sudah aku uraikan pada postingan ini , beberapa sahabat blogger juga tak luput dari 'todongan'ku untuk memberikan endorsementnya. Mereka adalah Pakdhe Cholik, Mira Sahid, Ririe Kinanti, Siti Rasuna, Mimi Radial, Stupid Monkey, Reni Judhanto, Amalia, dua teman sesama pekerja kemanusiaan yang tak ingin disebutkan namanya. Alhamdulillah, dan endorsement dari mereka sungguh membuat aku semakin bersemangat dan berbesar hati untuk segera merilis novel ini. Trims banget lho sobats tercintah! Muaaach!
Dan untuk tidak meninggalkan rasa penasaran akan novel Selingan Semusim ini, berikut adalah beberapa endorsement dari para sahabats.
Dan nantikan endorsement para sahabat lainnya, pada postingan ini
Saleum,
Al, Bandung, 15 Januari 2013.