Beuh.... macam mana pula itu? Menabung kok di bank sampah?
Membicarakan sampah memang tak akan ada habisnya. Karena sampah telah menjadi permasalahan bagi manusia sejak si manusia lahir sampai kembali ke alam lain. Bener kan sobs? Namun ada hal yang telah berubah terhadap benda padat yang dianggap sebagai sumber masalah ini.
Jika dulu, orang melihat sampah itu adalah sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia/atau proses alam yang berbentuk padat [Undang-undang No. 18 tahun 2008], maka kini, dalam paradigma berikutnya, sampah diartikan sebagai potensi sumberdaya yang dapat dimanfaatkan sehingga mempunyai nilai tambah, sebagai produk daur ulang maupun produk baru dan diharapkan dapat menghasilkan pendapatan.
Perubahan paradigma ini, jelas telah membuka mata dan cara pandang masyarakat dalam memperlakukan si benda padat terbuang tadi [sampah]. Apalagi dengan sosialisasi demi sosialisasi yang dilakukan baik oleh dinas terkait [dinas kebersihan] masing-masing daerah maupun organisasi-organisasi yang bergerak di bidang pengelolaan sampah, maupun pihak swasta ataupun sektor terkait lainnya, maka terlihat geliat penuh semangat dalam tata cara memperlakukan sampah ini. Sampah tidak lagi diperlakukan sebagai benda tak berharga, melainkan diolah sedemikian rupa sehingga bernilai ekonomi bahkan kemudian dapat diberdayakan sebagai sumber penghasilan [penguatan ekonomi keluarga].
"You are never too young to learn about waste management and the earlier you start with separating waste the better it is"
Tidak ada kata terlambat dalam belajar mengelola sampah, dan semakin cepat kita memulainya, dimulai dari memilahnya adalah akan jauh lebih baik.
Beranjak dari guideline tersebut, UNDP Banda Aceh bekerjasama dengan Dinas Kebersihan Kota Banda Aceh serta sebuah NGO Italia, Terre de hommes, beberapa tahun lalu telah menjalankan sebuah program bernama School Garbage Banks [Bank Sampah Sekolah].
Sekolah-sekolah pun menyambut baik program ini, memperkenalkan program ini kepada para murid, yang kemudian menjadi duta-duta kebersihan, yang akan menyebarkan pengetahuan ini kepada keluarganya [terutama] dan masyarakat sekitarnya.
Kita tentu percaya, bahwa mengajarkan anak-anak [para murid] akan lebih efektif daripada menanamkan pelajaran ini pada manusia dewasa, yang sehari-harinya dipusingkan oleh berbagai urusan tetek bengek keperluan rumah tangga dan finansial. Kita seakan menginstall sebuah program pada si murid, yang nanti akan berfungsi mengingatkan orang tua, kakak dan adiknya di rumah, untuk berprilaku sadar sampah. Untuk memperlakukan sampah sebagaimana mestinya.
Dengan bank sampah, anak-anak diajarkan untuk memilah sampah anorganik berdasarkan jenis nya [botol aqua, botol kaca, kertas atau karton, plastik, dan lainnya]. Setiap hari, anak-anak akan membawa sampah-sampah kering tersebut dan ditabung di bank sampah di sekolahnya, dan sebagaimana menabung di bank lainnya, maka tabungan ini akan dicatat di buku [rekening] catatan bank sampah, dan setelah mencapai angka/nilai tertentu, si murid boleh menarik uang dari hasil tabungan sampahnya. Cara ini tentu akan sangat efektif, selain menanamkan kedisiplinan dan kepedulian kebersihan, si anak juga jadi mengerti bahwa sampah itu juga dapat diberdayakan.
Selain mengajarkan prakteknya, anak-anak dan para guru juga dibekali pengetahuan [training] tentang cara-cara memilah sampah itu sendiri, serta pembekalan tentang beberapa hal penting menyangkut sosialisasi pengolahan sampah yang baik dan benar, sehingga diharapkan agar duta-duta kebersihan ini akan mampu menyebarkan informasi ini kepada masyarakat di sekitarnya [keluarga dan handai tolan].
Program kerjasama ini telah selesai, semoga setiap sekolah dapat melanjutkan kerja baik ini untuk seterusnya, semoga kebersihan semakin terjaga, dan kesadaran dan kepedulian tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik, akan terus terpatri rapi dan diimplementasikan dalam langkah kehidupan.
Membicarakan sampah memang tak akan ada habisnya. Karena sampah telah menjadi permasalahan bagi manusia sejak si manusia lahir sampai kembali ke alam lain. Bener kan sobs? Namun ada hal yang telah berubah terhadap benda padat yang dianggap sebagai sumber masalah ini.
Jika dulu, orang melihat sampah itu adalah sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia/atau proses alam yang berbentuk padat [Undang-undang No. 18 tahun 2008], maka kini, dalam paradigma berikutnya, sampah diartikan sebagai potensi sumberdaya yang dapat dimanfaatkan sehingga mempunyai nilai tambah, sebagai produk daur ulang maupun produk baru dan diharapkan dapat menghasilkan pendapatan.
Perubahan paradigma ini, jelas telah membuka mata dan cara pandang masyarakat dalam memperlakukan si benda padat terbuang tadi [sampah]. Apalagi dengan sosialisasi demi sosialisasi yang dilakukan baik oleh dinas terkait [dinas kebersihan] masing-masing daerah maupun organisasi-organisasi yang bergerak di bidang pengelolaan sampah, maupun pihak swasta ataupun sektor terkait lainnya, maka terlihat geliat penuh semangat dalam tata cara memperlakukan sampah ini. Sampah tidak lagi diperlakukan sebagai benda tak berharga, melainkan diolah sedemikian rupa sehingga bernilai ekonomi bahkan kemudian dapat diberdayakan sebagai sumber penghasilan [penguatan ekonomi keluarga].
"You are never too young to learn about waste management and the earlier you start with separating waste the better it is"
Tidak ada kata terlambat dalam belajar mengelola sampah, dan semakin cepat kita memulainya, dimulai dari memilahnya adalah akan jauh lebih baik.
Beranjak dari guideline tersebut, UNDP Banda Aceh bekerjasama dengan Dinas Kebersihan Kota Banda Aceh serta sebuah NGO Italia, Terre de hommes, beberapa tahun lalu telah menjalankan sebuah program bernama School Garbage Banks [Bank Sampah Sekolah].
![]() |
diambil dari sini |
Kita tentu percaya, bahwa mengajarkan anak-anak [para murid] akan lebih efektif daripada menanamkan pelajaran ini pada manusia dewasa, yang sehari-harinya dipusingkan oleh berbagai urusan tetek bengek keperluan rumah tangga dan finansial. Kita seakan menginstall sebuah program pada si murid, yang nanti akan berfungsi mengingatkan orang tua, kakak dan adiknya di rumah, untuk berprilaku sadar sampah. Untuk memperlakukan sampah sebagaimana mestinya.
Dengan bank sampah, anak-anak diajarkan untuk memilah sampah anorganik berdasarkan jenis nya [botol aqua, botol kaca, kertas atau karton, plastik, dan lainnya]. Setiap hari, anak-anak akan membawa sampah-sampah kering tersebut dan ditabung di bank sampah di sekolahnya, dan sebagaimana menabung di bank lainnya, maka tabungan ini akan dicatat di buku [rekening] catatan bank sampah, dan setelah mencapai angka/nilai tertentu, si murid boleh menarik uang dari hasil tabungan sampahnya. Cara ini tentu akan sangat efektif, selain menanamkan kedisiplinan dan kepedulian kebersihan, si anak juga jadi mengerti bahwa sampah itu juga dapat diberdayakan.
Selain mengajarkan prakteknya, anak-anak dan para guru juga dibekali pengetahuan [training] tentang cara-cara memilah sampah itu sendiri, serta pembekalan tentang beberapa hal penting menyangkut sosialisasi pengolahan sampah yang baik dan benar, sehingga diharapkan agar duta-duta kebersihan ini akan mampu menyebarkan informasi ini kepada masyarakat di sekitarnya [keluarga dan handai tolan].
Program kerjasama ini telah selesai, semoga setiap sekolah dapat melanjutkan kerja baik ini untuk seterusnya, semoga kebersihan semakin terjaga, dan kesadaran dan kepedulian tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik, akan terus terpatri rapi dan diimplementasikan dalam langkah kehidupan.
37 comments
muridnya jadi semangat buang sampahnya :)
ReplyDeleteHe eh, selain lingkungan jadi bersih, juga bisa dapat duit mereka. :)
Deletedulu dsekolah, jalan dr dpn gerbang sampe kelas kalo ada sampah pasti d suruh pungut. jd tiap jalan, menunduk menunduk terus :D
ReplyDeleteberkat menunduk terus, lingkunganpun jadi bersih ya Jiah... :D
Deletelingkungannya jadi bersih ya, anak2 juga lebih peduli.
ReplyDeleteiya, bener teh....
DeleteWah bagus sekali programnya. Bisa tuh diterapkan di banyak daerah. Bisa mendidik anak2 mengelola sampah dan juga menabung.
ReplyDeleteyup, bener banget mba...
DeleteWah bagus sekali programnya. Bisa tuh diterapkan di banyak daerah. Bisa mendidik anak2 mengelola sampah dan juga menabung.
ReplyDeletejd ingat dulu srg dihukum mungutin sampah krn sering bolos lwt rumah penjaga sekolah hihi.
ReplyDeleteklo di sekolah radial ada jg tmpt smph kyk gtu..tp ga berfungsi. sayaaaaang :'(
hehehe, ketauan sering bolos nih mimi! haha
Deletewah, sayang banget ya mi, padahal itu adalah langkah yang baik dalam mengurangi sampah. :(
Ganti pepatah dong, bukan buang sampah pada tempatnya tapi simpan sampah pada tempatnya...
ReplyDeleteyes, yuk mulai sekarang ganti mottonya mba... hehe
DeleteProgram ini sepertinya sdh banyak diberdayakan mbak, memang diperlukan konsistensi menjalankan program itu sendiri, nah yang menjadi permasalahannya ada pada konsistensi itu sendiri. secara pribadi saya sangat setuju dan mendukung, hanya kalau harus berkutat dengan sampah khususnya yang organik saya musti berpikir 10X
ReplyDeleteia mas patut di kembangkan hehehehe
Deletesebenarnya tinggal membiasakan saja sih mas, agar program ini tetap konsisten. Menanamkan niat di hati untuk senantiasa memilah sampah sesuai jenisnya, dimulai dari rumah, dan efeknya sendiri juga akan langsung terasa kan? Rumah akan terpelihara kebersihannya. Lalu juga akan ada income dari kegiatan ini kan?
Deletetentang sampah organik, sebenarnya juga gampang kok, asal dimulai sejak awal, jangan tunggu hingga dia berbau dan busuk baru sibuk mengolahnya.... :)
wah bru denger nih ada bank sampah hehehe :D
ReplyDeletesetelah dengar, ayo cari tau dan lihat implementasinya, lalu tiru... :)
DeleteSemoga langkah sederhana ini dapat ditiru sebagai pemberdayaan masayarakat dari usia dini untuk mengenal arti kebersihan dan menjaga kebersihan lingkungan sekitarnya.
ReplyDeleteSukses selalu
Salam Wisata
amiiin.... semoga ya mas...
Deletesebagai pendengar setia radio, saya pernah beberapa kali mendengar istilah 'Bank Sampah' yang digalakan oleh para ibu-ibu PKK.
ReplyDeleteDan saat itu yang paling ramai diadakan di Jakarta Selatan.
Mudah-mudahan semua orang bisa mulai memilah sampah, agar bisa menguntungkan banyak pihak
hars lebih disebarluaskan nih mbak programnya, kebersihan itu sebagian dari iman bukan
ReplyDeletembak, aku masih ga ngeh gimana cara kerja bank sampah ini -,-
ReplyDelete*ga gahol baner lu chi -,-
semoga pihak sekolah melanjutkan program baik ini :)
ReplyDeletehum di makassar kayaknya belum ada program kayak gini... ato udah ada yak?
ReplyDeletekalo udah dipisahin, ntar yg non-organik bisa didaurulang khan???
ReplyDeletemenabung sampa arus mulai di sosialisasikan ya.. karena kita gak mau lama2 hidup di tengah sampah tanpa mampu mengelolanya
ReplyDeleteAku juga pernah lihat di TV Mbak,, tapi lokasinya bukan di Aceh, soal bank sampah juga
ReplyDeletejadi sedesa tuh menabungnya di bank sampah gitu
keren banget deh
Lha tabungan bank sampah saya di kampung dah mencapai nominal Rp. 300 ribu. Ini gak terasa ketika bersih-bersih rumah dan sampah padatnya disetor ke bank sampah yang buka setiap hari Minggu.
ReplyDeletesaya juga mau mencoba belajar ini nih Mbak.. programnya bagus... masalah yang harus dipecahkan ke depannya... tabungan bank sampah penting untuk ada bahkan sampai ke tingkat RT harus ada tuh.. biar selalu bersih lingkungan...
ReplyDeleteWaaaaaaaah, installan programnya bagus banget, Mba.
ReplyDeleteAku baru tau ada bank sampah.
Program kerjasama berakhir? Tapi program di sekolahnya masih berjalan kan, mba?
sayangnya di daerahku blum ada yg kayak gini..
ReplyDeleteBagus ni kak. Di Makassar belum ada. Harusnya memang sampah dipisah2 begitu, lebih gampang dibuang/diolah. Sebel deh kalo sy sudah misahin sampah basah tiba2 ada yang masukkan sampah kering di situ ...
ReplyDeletemantap..mantap, program yang bagus banget mbak!
ReplyDeletebtw, sorry nih baru bisa hadir lagi. kampung habis kebanjiran.
aku pernah liat juga liputan di tv ttg bank sampah yg dikelola oleh bbrp org di sebuah desa di jawa tengah, mak....
ReplyDeleteIdenya bagus sekali...mungkin sebaiknya gk cuma di sekolah2 diadakan training, tp di lingkungan2 perumahan dan perkantoran ya...nice info, mak...^^
wah programnya bagus bgt mb...coba kl sekolah2 lain jg menerapkan program ini..insyaallah masalah sampah bs dikurangi ya mb :)
ReplyDeleteuangnya kita dapat dari mana gan ?
ReplyDelete