Hayo, apa jawaban kamu jika pertanyaan pada judul di atas ditanyakan kepadamu, gaes?
"Me time, urgent ga, sih?"
Kalo aku, akan langsung jawab, yes! Tingkat urgency-nya itu masuk prioritas utama, dan biasanya aku lakukan di pagi hari, sebelum aku melakukan aktivitas lainnya.
Ih, jatohnya kok kayak selfish gitu, sih, Al? Kan family should go first?
Memang sih, banyak yang fokus pada 'family should go first', tapi makin kesini, semakin banyak loh yang mulai menerapkan hal yang berbeda. Mulai memasukkan agenda me time di dalam daily lifenya, baru family should go after that.
Dan ini sama sekali ga selfish, loh, gaes! Kan me time ini tidak sepanjang waktu. Tapi kita mengalokasikan sekian jumlah waktu untuk fokus melayani kebutuhan diri sendiri terlebih dahulu, baru kemudian ke circle terdekat kita (like family, best friends, etc).
Apa itu Me Time dan Manfaatnya.
Me time adalah meluangkan waktu untuk diri sendiri, which is seringkali dianggap sebagai suatu kemewahan di tengah belantara rutinitas yang membelenggu manusia, terutama dengan semakin hiruk-pikuknya jaman.
Padahal, sama sekali ga mahal, loh! Kita hanya perlu meluangkan waktu sejenak, yah..., minimal 10 - 30 menitan lah ya setiap harinya, dan ga perlu yang mewah-mewah!
Banyak orang beranggapan bahwa me-time itu adalah proses meluangkan waktu untuk diri sendiri melalui aktivitas-aktivitas yang mahal, dan di tempat-tempat yang jauh. Padahal me time itu bisa dilakukan juga di rumah donk!
Banyak juga nih, gaes, orang-orang yang merasa bersalah jika dirinya meluangkan waktu untuk diri sendiri. Merasa berdosa karena kok kayaknya mengabaikan orang-orang yang disayang?
Hayo, apakah kamu termasuk yang seperti ini?
Manfaat Me-Time.
Selain penting untuk tubuh dan baik dalam menjaga kewarasan diri (mental health), me time juga memberikan banyak sekali manfaat lainnya. Check it out deh, gaes!
Relaxing otak, jernihkan pikiran, kurangi stres dan pastinya merevitalisasi tubuh.
Optimalkan fungsi otak karena pikiran yang menjadi jernih setelah me-time.
Meningkatkan produktivitas dan konsentrasi.
Jadi lebih mengenal diri sendiri, tau apa yang diinginkan dan mampu mengambil keputusan untuk diri sendiri.
Menjadi lebih percaya diri, lebih tenang, dan menjadi pribadi yang care dan bisa diandalkan.
Sikap positif yang terbentuk setelah me time akan membantu dan tingkatkan hubungan kita dengan orang lain (relationship with family, spouse, friends, dll).
Bingung gimana caranya Me Time? Ini, caraku!
Hidup di jaman sekarang ini bener-bener dipenuhi oleh hiruk-pikuknya dunia digital, ya enggak sih, gaes?
Terutama bagi kita nih, yang mostly berkehidupan di dua dunia yaitu dunia offline dan online! Berkegiatan di dunia maya juga bikin kita stres tingkat tinggi, iya ga, sih?
Nah, aku tu biasanya berusaha banget untuk tidak melawan arus/gelombang ini, melainkan berupaya untuk bisa menari bersamanya. Berupaya untuk merangkul gelombang stres ini dengan memberi perhatian penuh kepada diri sendiri terlebih dahulu, sebelum memberikan perhatian dan dukunganku kepada orang lain. Dan aku biasanya melakukan ME TIME di pagi hari, sesaat setelah bangun dari tidur.
Ini dia beberapa langkah yang aku sebut sebagai me time pagi.
Bersyukur, ini udah kayak otomatis. Begitu terjaga, Alhamdulillah, secara spontan aku akan langsung 'hening cipta', bicara dalam hati, bersyukur kepada-Nya yang telah mengijinkan aku bertemu dengan hari baru tersebut.
Bersyukur untuk segala berkah dan nikmat yang diberikannya, baik yang terlihat sederhana (padahal sangat fatal dan bernilai) seperti keleluasaan dalam bernapas, panca-indera yang berfungsi sempurna, dan lain sebagainya, maupun yang luar biasa.
Bangun dari tempat tidur dan bersiap untuk shalat subuh.
Berdoa setelah shalat, lanjut meditasi dan latihan pernapasan.
Dan ini dia beberapa langkah yang aku sebut sebagai me time sore/malam hari.
Nah, untuk me time kali kedua ini, aku memberi waktu yang lebih longgar. Jika lowongnya di sore hari, maka aku akan lakukan sore hari, namun jika lowongnya malam hari sebelum tidur, maka aku akan lakukan sebelum tidur.
Dan kebanyakannya sih, lebih asyik sebelum tidur daripada di sore hari. Dan kegiatan me time di sore atau malam hari biasanya lebih santai karena tujuanku lebih ke relaxing dan memberi space bagi otak untuk rehat.
Kegiatannya apa saja?
Nah, biasanya aku suka memilih antara beberapa aktivitas ini, gaes!
Baca-baca lifestyle blog di mana aku sering banget menemukan hal-hal menarik yang inspiratif dan menyenangkan, atau
Jika me-timenya di sore hari, aku biasanya suka kulinari di dunia nyata, atau sekedar menjelajah dunia maya untuk mencari kuliner yang sedang viral, hehe. Atau
Nonton Netflix, Disney, atau saluran-saluran streaming film lainnya, yang memang menayangkan film-film keren dan asyik.
Btw, ngomong-ngomong tentang kulineri, aku tuh suka heran deh dengan teman-teman yang suka banget dengan kulineri Korea. Selain pecinta drama Korea, mereka tuh juga suka banget hunting makanan Korea, seperti beberapa temanku, yang janji akan mengajakku kulineri Makanan Korea di Malang begitu aku sampai di sana nanti. Aih, aku kan ga suka makanan Korea, aku maunya Tom Yam, tau. Hehe.
Kalo kalian, suka makanan Korea kah? Terus me time ala kalian gimana, gaes? Cerita, donk!
Al, Jakarta, 4 Agustus 2022
Udah sering donk mendengar kata "Self-Love?" Terutama selama pandemi ya, gaes, kata Self-Love ini semakin mengemuka, diucapkan dan dituliskan baik di social media, blog, website, dalam percakapan podcast, atau dalam kehidupan sehari-hari di dunia nyata. Self-Love is everywhere!
Terus, apa sih sebenarnya self-love ini? Masih ada yang ingin agar self-love ini kita definisikan?
Yuk. Seperti arti dari paduan dua kata ini, self-love = cinta diri sendiri. Artinya apa? Artinya adalah mencintai/menyayangi diri kita sendiri alias care dan sayang terhadap diri kita sendiri.
Image created by Alaika Abdullah - Canva Pro
Terus? Walau pun berarti mencintai diri sendiri, tentu bukan berarti bahwa kita jor-joran menuruti atau memenuhi segala keinginan diri tanpa pertimbangan loh, ya! Tapi adalah anjuran agar kita treat ourselves dengan baik dan menerima diri kita apa adanya, dengan (tentu saja) memaksimalkan kelebihan/kekuatan kita, dan meminimalisir kekurangan/kelemahan kita.
Pasti pada setuju kan gaes, jika self-love ini adalah faktor penting di dalam menjaga kita tetap waras (sehat mental), dan membantu kita untuk hidup dalam pola pikir yang positif, dan mampu menanggapi hal-hal yang hadir di dalam kehidupan kita dengan jauh lebih legowo.
Dan bicara tentang self-love, memberikan reward bagi diri sendiri adalah merupakan salah satu dari bentuk dan bukti bahwa kita menerapkan self-love, loh! Nah, biasanya gaes, kalian suka ngasih apa aja nih untuk diri sendiri? Atau malah bingung, karena jarang banget memikirkan diri sendiri dan masih stick pada konsep 'saya mah, yang penting anak dan suami/istri/keluarga adalah yang utama?'
Eits! That's right. It is ok! Ga ada yang salah dengan konsep itu, no worries!
Boleh banget. Tapi perlu diingat juga bahwa self-love juga sama sekali bukan selfish, loh! Self-love justru akan membantu kita menjadi more than enough to give and taking care for others.
Ibarat gelas kosong yang kita isi, maka jika dia penuh, kita akan dengan mudah membaginya dengan orang-orang yang ingin kita bagi khaan? Nah begitu juga dengan cinta, kasih sayang, dan perhatian.
Jika kita penuh dengan cinta, kasih sayang, dan perhatian, maka kita pun akan dengan hepi membaginya dengan orang-orang terkasih. Sepakat?
5 Yang Bisa Kamu Lakukan Untuk Membangun Self-Love
Nah, bagi yang masih bingung mau ngapain aja dalam membangun self-love, berikut adalah 5 hal yang bisa kamu lakukan, gaes! Have a look, ya!
1. Mulai Dari Dalam (Kenali Diri Sendiri)
Ada pepatah yang bilang begini, gaes. Kita itu ga bisa mengubah atau mengontrol orang lain, yang bisa kita lakukan adalah mengubah sikap kita di dalam menanggapi sikap seseorang.
Sounds familiar?
Jadi intinya adalah, jangan sibuk-sibuk ingin mengenali orang lain, lalu jika ada yang tidak berkenan kita pun heboh berusaha untuk mengubahnya, memotivasi untuk perubahan orang lain.
No! Mending kita coba kenali diri kita sendiri dulu aja, gaes. Ini lebih penting dan fundamental! Kebayang enggak sih, jika kita sendiri saja tidak bisa mengenali diri kita sendiri, gimana orang lain bisa memahami kita?
Terus gimana caranya mengenali diri kita sendiri?
Mulai dengan bertanya. Pada diri sendiri. Misal:
Kamu tuh ingin jadi apa? Impian terbesarmu apa? Apa yang kamu takutkan di dalam menjalani kehidupan ini? Potensi/kekuatanmu apa? Dan berbagai pertanyaan lainnya.
2. Hindari Cara Pandang 'Rumput Tetangga Lebih Hijau dari Rumput Sendiri'
Sounds so familiar, yak? Apakah kalian termasuk salah satu di dalamnya? Yang suka merasa seperti ini?
Melihat tetangga atau beberapa teman travel bloggers share pictures sedang traveling, kamu pun merasa hati kecil serasa kayak ditusuk jarum-jarum kecil. Perih!
Stop! No comparison. Fokuslah pada apa yang menjadi goal kamu, jangan biarkan aksi orang lain justru membuatmu terganggu dan hilang fokus, terlibat cemburu/iri hati sehingga kinerja dan kreativitasmu menurun.
3. There is Nobody Perfect! Acknowledge it, Improve where You Can, and Accept the rest with Allowance.
Pasti yang ini juga terdengar so familiar yak? Kalimat yang sering wara-wiri di mata dan telinga kita, namun dalam prakteknya, kita masih saja menuntut diri kita untuk sempurna dan menolak menerima diri kita apa adanya.
Menyadari kelemahan diri, berusaha improvisasi dan bersedia menerima kelemahan yang tak bisa diimprove, adalah cara terbaik untuk menjadi pribadi yang kece dan bahagia loh!
4. Stop Menguatirkan Opini Orang Lain Terhadap Dirimu.
Kita itu sering banget tidak jadi melangkah sesuai dengan keinginan kita, mencapai tujuan kita, karena takut dihakimi oleh pendapat orang lain. Hey, come on. Sampai kapan kamu mau melimitasi diri kamu gara-gara pendapat orang lain?
Move On! Saatnya kamu mengutamakan pendapat diri sendiri, tingkatkan frekuensimu berkomunikasi dengan diri sendiri. Ask your body and soul ketika ingin melakukan sesuatu, dan jangan tergantung pada pendapat orang lain loh!
5. Jaga Sehatmu, Sembuhkan Sakitmu.
Sehat jiwa-raga itu adalah goal setiap orang, ya enggak sih? Dan inti dari self-love adalah memberikan yang terbaik untuk diri kita sendiri. Baik untuk jiwa mau pun raga kita.
Untuk raga, pasti kamu udah paham donk harus ngapain aja? Yes, nutrisi yang sehat-seimbang, air putih yang banyak, dan olahraga yang cukup. No drugs, ya, gaes!
Terus untuk jiwa agar hepi?
Banyak dan jika bingung, jangan tanya ke pasanganmu atau orang terdekatmu, loh! Apalagi ke akyu. No. Ask your body, mau apa dia? Watching movie? Yogaan? Berenang? Baca Buku? Cooking? Atau mau traveling? Kalo aku minggu ini kayaknya mau Wisata Madura deh? Belum pernah explore daerah terkenal yang satu ini soalnya. Ikut yuk!
Al, Jakarta - 22 Juli 2022
Pandemi dua tahun kemarin, bener-bener mengungkung raga kita dari bepergian dan staycation, ya ga sih? Walau pun dalam dua tahun itu, secara nyata aku beberapa kali bolak balik ke Aceh, untuk urusan pindahan ayah dan ibu, tapi kan itu tidak termasuk yang namanya traveling for a refreshing apalagi healing, yak?
Makanya ketika Mba Ety Budiharjo kemarin ngajakin untuk traveling ke Purwokerto dan Purbalingga, aku tuh langsung feeling sooo excited! Dan naik kereta api pulak! Wohoooo. Mau banget donk!
Udah lama juga ga naik kereta kan? Dan bagiku, sebagai anak yang di daerah kelahirannya ga punya moda transportasi kereta api, melakukan perjalanan dengan kereta api itu selalu punya sensasi tersendiri, deh!
Apalagi saat duduk-duduk di restorasinya, ah, I love it! Haha..
The Trip Started , Jakarta - Purwokerto, Lanjut Purbalingga
Tak sengaja air mata menitik begitu kereta api berjalan dari Jakarta menuju Purwokerto. Terbayang wajah almarhum bapak, yang sempat aku janjikan traveling ke Yogyakarta dengan kereta api ketika pandemi berakhir nanti.
Ah, bapak, maafkan, Allah memanggilmu untuk kembali ke sisi-Nya sebelum aku sempat menepati janjiku. Membawa bapak dan ibu jalan-jalan naik kereta api ke Yogya. Hikss.... Plis, hadirlah bersamaku kini, dan kita nikmati perjalanan ini. Plis ya Rabb, ijinkan bapak turut bersamaku sebentar, boleh yaaa... huhu
Dan...? Masyaallah. Mintalah dan kamu akan diberi. Ask and you will received! As everything is energy, aku jadi merasa seakan kini energi bapak ada bersamaku, turut serta di dalam perjalanan ini, dan rasa melo yang tadi menggenangi hati berangsur menguap, tinggalkan sensasi hepi tersendiri. Thanks, ya Rabb, thanks the Universe.
Perjalanan panjang around 10 jam itu sama sekali tidak membuatku lelah. It was a fun trip! Seperti kata almarhum bapak, semakin banyak berjalan, maka akan semakin banyak kita melihat, mendengar, dan belajar. Bonus dari setiap perjalanan adalah hati yang gembira, mata yang terbuka, wawasan yang berkembang, semangat yang membara, dan energi yang terbarukan. Ah, belum apa-apa, aku sudah merasakan this excitement!
Purwokerto, here we come!
Sampai di Purwokerto masih pagi banget. Jadi kami putuskan untuk duduk-duduk dulu di sebuah kafe di stasiun, menikmati sarapan pagi sembari menanti jemputan dari Purbalingga, untuk menginap di sebuah hotel keren berbintang empat dengan swimming pool amazing yang foto-fotonya sudah menghias jagad maya dan bikin body-ku ga sabar untuk berenang di dalamnya! Yuhuu.
Selain belum pernah main ke Purwokerto, aku juga termasuk yang belum pernah main ke Purbalingga. Aih, Al, kemana aja sih selama ini mainnya? Hihi.
Dan...? Dan ternyata kota Purbalingga ini merupakan sentra industri penghasil rambut wig, sanggul, dan eye lashes alias bulu mata palsu, loh! OMG. Dan tak main-main, produksi hand made kreasi tangan para penduduk Purbalingga ini sangat diminati oleh pasar Amerika Serikat, Eropa dan Asia, karena memang berkualitas tinggi. Amazing, right? Ah, proud of you, Purbalingga!
Dan selain itu, yang aku highligt adalah bahwa Purbalingga juga memiliki Komunitas Film Independen yang sangat diperhitungkan di kancah nasional, yang telah memenangkan dan meraih penghargaan di berbagai ajang perfilman nasional. Wohooo!
Terus hal menarik lainnya dari kota yang satu ini apa lagi, Al? Banyak, ada Desa Wisata Karangbanjar, yang merupakan pedesaan dengan suasana alami dan memiliki beragam pusat kerajinan rumah tangga. Ada juga objek wisata yang lagi ngetrend seperti Owabong, Taman Reptil "Sanggaluri Park", Taman Buah dan Museum Uang. Kayaknya selain yang aku sebutkan di atas, Purbalingga juga masih memiliki daya tarik lainnya deh. Monggo di search ke mesin pencari or Mbah Google ya, temans!
Braling Grand Hotel by Azana - Purbalingga.
Hotel ini walau belum pernah aku kunjungi, tapi mulai akrab di mataku karena beberapa hari sebelum berangkat aku memang sudah main ke Instagram maupun ke websitenya. Dan mendapati diri kini berada di sini secara nyata, sungguh bikin hati hepi!
Sambutan sapaan ramah para staff hotel ketika melayani atau saat berpapasan, dengan sopan santun Javanesenya yang kental, sungguh bikin betah! Ah, I love Java, I love Indonesia. I love Bhinneka Tunggal Ika, and I really proud of my country! Indonesia, aku padamu deh pokoknya!
Back to Braling Grand Hotel, hotel berbintang empat ini memang mewah! Apalagi kami menginap di kamar type Loft, which is so unique, di mana kamarnya terbagi atas dua bagian. Bagian bawah sebagai living room/ruang duduk, dan bagian atas sebagai bedroom. Terkesan mewah, dan luxuries!
Sarapan Mewah di swimming pool!
Ini adalah agenda yang aku nantikan! Apalagi setelah exploring the pool dan bagian lain dari hotel kece ini sejak kemarin sore. Melihat kemewahan hotel ini, sempat terlompat cetus di hati, 'Ada juga ya hotel semewah ini di kota kecil seperti ini?'. Ada apa aja sih di Purbalingga ini selain dari yang sudah aku sebutkan di atas tadi?
Anyway, paginya, sekitar jam 8-an kita sudah berada di pool donk, untuk sarapan. Tapi sebelum sarapan, tentu bikin konten dulu donk. Masak udah staycation di hotel mewah gini ga bikin konten foto dan video yang ciamik, sih?
So, kita pun doing the photoshot dengan aku sebagai model dan diarahkan oleh Mba Ety yang bertindak sebagai pengarah gaya plus videografer. Hasilnya? Hm, not bad lah! Have look, gaes!
Keren banget ya, gaes? Kalo sedang ke Purbalingga, dan kalian mendambakan staycation dengan lifestyle mewah yang asyik, plus pengen sekalian ngonten kech, nih, bisa banget loh kalian Braling Grand Hotel Purbalingga ini. Dijamin hepi dan bikin energi kalian kembali asyik dan powerful. Iya donk, staycation gitu loh!
Sayangnya, aku dan Mba Ety ga sempat mengunjungi sentra penghasil rambut dan bulu mata palsu nih, hm. Kayaknya kudu balik deh sini dan stay lebih lama nantinya, biar bisa explore dengan lebih puas kaan?
Kalo kalian nih gaes, terutama temen-temen konten kreator berniche lifestyle dan traveling, biasanya berdasarkan apa sih milih destinasi dan venue untuk staycationnya?
Iya, sih, nenek moyang kita terkenal sebagai bangsa yang ramah tamah, sopan santun, dan sungguh berbudaya timur.
Namun, kerasa enggak sih, temans, jika makin ke sini nih, terutama sejak para penduduk negeri tercinta ini juga bermigrasi ke planet virtual alias menjadi netizen, justru kelakuannya semakin jauh dari yang namanya berbudi luhur?
Di dalam kegiatan survei yang dilakukan oleh Microsoft terhadap 16.000 responden di 32 negara, termasuk Indonesia dengan melibatkan sekitar 503 respondennya, ditemukan bahwa tingkat kesopanan digital pengguna internet sepanjang tahun 2020, termasuk negara Indonesia, turun drastis!
Tertuang di dalam laporan terbaru Digital Civility Index (DCI), tingkat kesopanan digital pengguna internet dari Indonesia menempati urutan level bawah (ranking 29 dari 32 negara partisipan survei). Angka ini meningkat dari angka 67 di tahun 2019 menuju 76 poin di tahun 2020 dan memvalildasi Netizen Indonesia sebagai warganet yang jauh dari berbudaya.
Hiks.... syediiiih! Padahal nenek moyang kita itu terkenal sebagai bangsa yang beradap, ramah-tamah, dan berbudi pekerti luhur, loh! Lalu kenapa kini bisa luntur begitu, sih?
Padahal kalo dipikir-pikir, ya, temans, ada banyak sekali konten-konten yang bertebaran di dunia maya alias dunia virtual, baik gambar/foto dengan quotes, atau video-video edukatif yang memberi contoh tentang budi pekerti luhur, loh!
Bahkan ada banyak film-film berbudaya timur yang sebenarnya menitipkan pesan moral dan bisa menjadi contoh bagi para netizen penerus bangsa ini untuk tetap berbudaya luhur kan?
Film Korea, misalnya! Hayo, yang hobi nonton drakor cung! Pasti aware banget kan betapa etika sosial dan adat ketimuran begitu kental tertanam dan tetap diaplikasikan di dalam kehidupan keseharian para penduduk negeri yang terletak di Asia Timur ini?
Budaya yang sebenarnya juga tertanam di dalam budaya kita, loh! Hanya sayangnya, dengan maraknya sinetron-sinetron tanah air yang mempertontonkan gaya hidup wah dan glamour dan kebarat-baratan, akhirnya nilai-nilai luhur yang seharusnya disuntikkan di dalam sinetron atau film-film tanah air, justru terpendam dan luntur/hilang.
Berbeda dengan film-film Korea, mereka tuh masih kekeuh mempertahankan etika sosial terpuji, yang membuat penonton unconsiously teringatkan untuk tetap berbudaya luhur.
Dan bicara tentang etika sosial, aku jadi teringat dengan Etika Sosial di Korea Selatan, yang pernah diceritakan oleh temanku yang saat ini menetap di sana. Kepo?
Yuk, baca deh!
5 Etika Sosial di Korea Selatan, yang sebenarnya juga berlaku turun temurun di Indonesia
1. Perlakuan terhadap orang yang lebih tua
Kaum muda di sana sangat menjunjung tinggi orang-orang yang lebih tua dengan cara memperlakukan mereka dengan hormat, sopan santun, dan mendahulukan keperluan mereka. Sikap ini sebenarnya juga telah diajarkan turun temurun oleh nenek moyang kita kan?
Dalam hal berbahasa, anak-anak muda Korea, menggunakan bahasa formal berdasarkan tingkatan dan peruntukannya ketika berbicara dengan orang tua atau orang yang lebih tua dari mereka.
Di beberapa bagian tanah air, sebenarnya ada juga aturan berbahasa seperti ini donk? Ye kaaan?
2. Kebersihan di dalam rumah
Dilarang menggunakan sepatu (yang dipakai beraktivitas di luar rumah) di dalam rumah/ruangan di dalam rumah. Sama juga donk dengan di negeri kita?
Yup, bedanya adalah bahwa mereka menyediakan sandal khusus untuk di dalam rumah. Kalo kita? Ada juga yang rajin pake sandal di dalam rumah, sih, tapi mostly? Nyeker ajeee. Hehe.
3. Minum Soju atau minuman beralkohol ketika sedang makan bersama.
Nah, ini! Orang Korea itu hobi banget makan bareng kan? Dan Soju atau minuman beralkohol tuh mostly tersedia sebagai pendamping makanan yang disantap. Dan..., menolak minuman ini bisa dianggap bahwa orang tersebut tidak menghargai teman-temannya yang lain. Menolak bisa dianggap tidak sopan atau tidak punya tata krama.
Terus kalo kita muslim piye? Tinggal berterus-terang dan minta maaf, bahwa kita tidak minum minuman beralkohol. Mereka akan paham kok.
4. Memberi tips dianggap tidak sopan.
Oww. Menarik yaaa?
Yup. Ternyata, ini beda dengan di negeri kita yaa? Di Korea tuh, memberi tip bisa dianggap bahwa kita mengasihani seseorang secara personal, loh! Kenapa? Karena setiap harga restoran, hotel, dan lainnya sudah include biaya pajak/tip di dalamnya.
Jadi kalo sedang main ke sana, keep this in mind ya! Jangan kebablasan!
5. Salaman.
Nah ini juga perlu diperhatikan, nih, temans! Terutama bagi kamu yang mau main ke negeri ginseng ini, ya! Ketika bersalaman, berjabatan tangan, jangan sekali-kali menggunakan hanya satu tangan! Bisa dianggap tidak sopan, loh!
Jadi kudu dengan dua tangan, jangan lupa tersenyum. Oke?
Nah, selamat mempraktekkan, ya, teman-teman. Oya, jika ingin mengetahui lebih banyak tentang kultur penduduk Korea Selatan, teman-teman ga harus kesana secara langsung, kok. Gunakan jemari dan koneksi internet sebagai 'pintu doraemon' menuju Korea, atau tonton film-film Korea, deh!
Bingung mau nonton film Korea yang mana? Coba deh baca review tentang film-film Korea di blog review korea yang ditulis oleh teteh penggemar drakor ini.
Al, Jakarta, 7 Juli 2022
Pasti udah sering banget donk mendengar tentang Cryptocurrency? Tapi sebenarnya apa sih Cryptocurrency itu? Kok semakin hari semakin menjadi buah bibir dan digadang-gadang sebagai sesuatu yang memiliki prospek keuangan yang sangat cerah gitu, loh!
Pertanyaannya, iya kah?
Dan jawabannya ternyata (menurut para pakar Kripto) adalah IYA. Hayyooo, makin penasaran kan? Dan juga makin ngerasa blank?
Tenang, gaes, sebenarnya Kripto ini bukan sesuatu yang berat loh untuk dipahami dan dikuasai oleh para emak! Yuk, find out about cryptocurrency di artikelku yang ini, deh. Aku mengulasnya secara lengkap di sini, nih! Apa itu Cryptocurrency?
Hidup tidak lah selalu mudah. Terkadang kita berhadapan dengan rintangan yang hadir menantang, atau justru berada di dalam irama kehidupan yang tenang, damai berkelimpahan.
Persis seperti lautan, yang berhias gelombang.
Pun kehidupan.
Gelombang besar, riak-riak kecil, atau bahkan terkadang flat tanpa variasi pun ada! That's life! Setiap kita memiliki irama kehidupan tersendiri, yang sebenarnya bisa kita pilih untuk kita jalani. Yang sayangnya, justru kita tidak aware bahwa KITA BISA LOH memilihnya!
Kita beranggapan bahwa apa yang kita jalani ini adalah suratan nasib. Takdir. Sehingga kita pun pasrah, walau sebenarnya kita justru terperangkap di dalam tindakan 'buying other's people stories' sehingga kita hidup di dalam story dan realitanya orang lain.
Padahaaaal...., kita bisa mengambil sikap dan tindakan untuk mengubahnya. Hanya saja.., kebanyakan dari kita tidak mampu melakukannya sendiri. Kita butuh tangan lain untuk membantu kita berdiri tegak kembali, setelah dihempas oleh gelombang kehidupan tersebut kan?
Kita sulit untuk mampu melihat situasi yang sedang kita hadapi ini dengan jelas. Sukar untuk berpikir jernih, apalagi untuk mencari solusi dari problema yang sedang kita hadapi.
Kita butuh cahaya atau mata dari orang lain untuk melihat kondisi kita, karena cahaya dari diri kita sedang redup atau malah gulita hingga tak mampu terangi jalanan kehidupan kita.
Hayo, pasti pernah donk mengalami situasi-situasi seperti ini? Situasi di mana kita membutuhkan orang lain untuk membantu kita atasi kesulitan yang menghadang? Untuk fasilitasi kita dalam mencari solusi mengatasi persoalan yang sedang kita hadapi?
Jika dianalogikan sebagai gelombang, maka menghadapi gelombang kehidupan yang sedang mengamuk, kita tak hanya butuh pelampung agar terbantu dari kondisi tenggelam karena kehabisan daya untuk berenang ke tepian, namun kita juga butuh sekoci untuk membantu hindarkan diri dari tenggelam ke dasar lautan, dan bawa kita kembali ke daratan.
Nah, pelampung ini lah yang di dalam kehidupan nyata kita kenal dengan life coach! Mentor, atau fasilitator kehidupan. Yang akan dengan serius menggandeng tangan (memfasilitasi) kliennya untuk memilih dan merancang jalan kehidupan yang jauh lebih baik.
Aku sendiri pernah berada di dalam situasi di atas. Pikiran penuh, stuck, karena beban mental yang begitu bertumpuk, sampah emotional yang menggunung, dan stamina tubuh juga ikutan down. Satu-satunya kesadaran yang tersisa adalah bahwa aku harus mencari cahaya dan keluar dari kegelapan itu.
Starting from that awareness, aku mulai dengan mencari pencerahan. Menemukan beberapa channel Youtube tentang self-development, dan memulai my self-development journey. Menemukan coach online, belajar Access Bars dari modalitas Access Consciousness secara offline, membaca buku-buku self-help books, berguru dari banyak life coaches, baik yang sedang memberikan coaching gratisan hingga investing money to buy the services.
Do those actions work?
Yess!
Very helpful, and they work very well!
Dan bicara tentang para coaches yang telah banyak memfasilitasi dan berkontribusi di dalam kehidupanku, di artikel ini aku ingin perkenalkan teman-teman dengan salah satu coach aku nih! Yuk, kita berkenalan dengannya, ya!
Bernama lengkap Devi Novianti, wanita asal Padang, Sumatera Barat ini adalah contoh nyata bahwa seorang wanita/ibu rumah tangga biasa pun mampu menjadi luar biasa, dan hidup cemerlang di negeri orang.
Beranjak dari "bukan siapa-siapa", pernah dihantam oleh gelombang depresi yang membuatnya hampir tenggelam, lalu berevolusi menjadi seseorang yang mampu berkiprah luar biasa, dan dikenal oleh banyak orang, sungguh cerminan dari seorang perempuan tangguh yang pantang menyerah.
Mba Devi bukan hanya merupakan Indonesian professional yang telah tinggal dan bekerja selama lebih kurang 26 tahun di Hong Kong, tapi juga secara cemerlang telah mengukir aneka prestasi di sana. Yup, selain bekerja di salah satu institusi terbesar dan terdepan di Hong Kong yang selalu mengedepankan kesederajatan kesempatan (equality) dan non-diskriminasi, wanita pemilik gelar master in human right ini telah berkontribusi aktif bagi masyarakat Hong Kong sehingga pada tahun 2006 mendapatkan apresiasi langsung dari pemerintah Hong Kong.
Ih, Mba Devi...., you are so amazing!! Masyaallah!
Tak cukup hanya di situ, mantemans, Mba Devi juga merupakan corporate trainer dan motivational speaker yang diundang untuk menjadi pembicara pada training Common Purpose, HR Magazine. Li Po Chun World College, Trias Southeast Asia Project, Community Business, dll.
Wow! Keren banget, sih, Mba?
Yup, beliau adalah salah satu dari coach aku, nih, mantemans, yang walau pun secara nyata (in person) belum berkesempatan bertemu langsung, namun energinya bisa aku rasakan sebagai seseorang yang memang cerdas, cinta damai, dan suka empowering people.
Thanks to technology for this beautiful connection, sehingga komunikasi melalui online pun menjadi more than amazing.
Mempertemukan aku dengannya di beberapa ruang virtual untuk kelas-kelas yang difasilitasinya, di antaranya adalah kelas money, relationship, dan beberapa kelas self-empowerment lainnya.
𝕂𝕖𝕘𝕖𝕞𝕒𝕣𝕒𝕟 𝔹𝕖𝕝𝕒𝕛𝕒𝕣 𝕕𝕒𝕟 𝕄𝕖𝕟𝕛𝕒𝕕𝕚 𝕃𝕚𝕗𝕖 ℂ𝕠𝕒𝕔𝕙
Kegemarannya belajar dari berbagai modalitas yang terkait dengan peningkatan kepribadian, dan how to deal with people yang datang dari berbagai behaviour, menuntunnya menjadi ahli dan berkemampuan untuk coaching dalam bidang Meta Coach, Access Consciousness, Dream Builder Programme, Intuitive Development Training, DISC Behaviourial Guide, dan Singing Bowl Therapy. Ah iya, beliau juga menulis pada blog www.precioushongkong.comSounds so amazing, ya, mantemans?
𝔽𝕣𝕠𝕞 ℤ𝔼ℝ𝕆 𝕥𝕠 𝕒 ℍ𝔼ℝ𝕆
Membaca uraianku di atas, udah kebayang kan gimana mengagumkannya sosok yang aku ulas kali ini? Powerful, smart, dan kayaknya hidupnya asik banget, yak?
Etapi…, ternyata, mantemans. Tiada manusia yang sempurna. Termasuk Mba Devi, yang jika melihat kiprahnya kini, rasanya ga mungkin aja beliau itu pernah berada di titik yang paling bawah. At the lowest point of her life, sampai pernah bermimpi untuk ditelan ombak saja demi mengakhiri her life’s difficulties!
Tapinyaaaa? Tapinya, ternyata Mba Devi emang berangkat dari nol, loh! From Zero to be a Hero bagi diri dan anak-anaknya. Bahkan kemudian evolved menjadi pahlawan juga bagi banyak orang lainnya yang memilih untuk difasilitasi olehnya.
Sebuah interview yang aku lakukan terhadap Mba Devi dan sudah tayang di my Youtube channel, bener-benar membuka mataku dan memantik api semangat di dalam diri, deh teman-teman.
Tentang kisah perjalanan hidupnya sendiri, yang ternyata tidak semulus yang aku bayangkan sebelumnya.
Tonton kisah perjalanan kehidupan Devi Sharif, from Zero to a Hero.
Yup, dimulai dari menjadi istri yang ikut suami hijrah ke Hong Kong, Mba Devi memulai perjalanan mandahnya ke negara lain. Feeling excited tentu pada awalnya, namun kemudian justru mulai ditingkahi oleh riak-riak kecil kehidupan, yang kian lama membentuk ‘gelombang’ dan berubah menjadi ‘tsunami’ yang menggempur dan porak-porandakan bahtera rumah tangganya.
Tentu tak mudah untuk tetap bisa berdiri tegak, dan lanjutkan kehidupan, dalam keadaan diri yang hanya sebagai ibu rumah tangga tanpa bekerja. Stress hingga depresi menghantuinya, hingga ke alam mimpi. Seakan sedang menuju ke sebuah pantai bersama putranya, dan berharap agar ombak besar itu menelan dan menenggelamkan mereka saja, saking tak kuatnya lagi mereka menghadapi cobaan kehidupan saat itu.
Untungnya, Mba Devi tersadar bahwa tak akan mungkin dia mampu lanjutkan kehidupan ini, jika dirinya seapatis itu. Harus ada keinginan yang kuat di dalam dirinya untuk lanjutkan kehidupan, agar bisa terwujudkan di dalam kenyataan.
Mulai lah dia belajar mengupgrade kualitas dirinya. Mulai dengan lanjutkan pendidikannya, mengambil gelar master in human right, bekerja part time job (bukan saja di satu tempat, tapi di beberapa tempat), mengajar menari, demi memenuhi kebutuhan hidup, plus membiayai kuliahnya sendiri.
Beliau juga belajar pada para life coaches demi mengupgrade kemampuan dirinya, melatih diri dan pengetahuan yang dipelajarinya itu dengan membantu orang-orang lainnya yang membutuhkan bantuannya, sehingga ilmunya benar-benar terasah dan tajam.
Yap, from Zero to be a Hero!
Dari seorang ibu rumah tangga ikut suami, yang rumah tangganya kandas, Mba Devi melanjutkan perjalanan kehidupannya dengan tangguh. Tak hanya survived, but thrived. Amazing!
She learns it, lives it, then gives it. Empowering people agar juga mampu berkembang pesat. What a beautiful dedication, Mba! So proud of you!
Mendengarkan cerita Mba Devi (via interview for my YT channel itu) sungguh menginspirasi, teman-teman. I am so proud of her and being so grateful bisa mengenalnya, bahkan menjadikannya sebagai salah satu coach aku.
Ah, thank you, Mba Devi!
Terima kasih juga telah berbagi kisah perjalanan hidupmu yang menginspirasi itu. Ku yakin tak banyak yang tau tentang suka duka yang telah Mba Devi lalui, dan kini, kekaguman mereka akanmu tentu akan semakin tinggi.
Thank you, thank you, thank you, Mba Devi! What an inspiration!
Tonton deh kedua video Mba Devi, dan bersiaplah merasakan api semangat yang berkobar di dada kalian, temans! It is definitely amazing!
Dan sesuai dengan keinginannya untuk berkontribusi bagi sektor human empowerment, nih, teman-teman, if you are in your self-development journey, dan butuh seorang fasilitator kehidupan (life coach, mentor), feel free to reach her at contact detail below, ya!
Lihat paragraf paling akhir.
No worries, Mba Devi is happy to provide you half an hour FREE consultation online,cukup pake kata kunci “Saya Alaika’s Audience” pada saat memperkenalkan diri. Ok?
Nah, teman-teman, kayaknya tulisan ini sudah cukup panjang (saking bersemangatnya aku memperkenalkan Mba Devi kepada teman-teman semua, hihi).
Semoga kehadirannya di My Virtual Corner bisa menginspirasi, bahkan mungkin bisa menjadi ‘pelampung’ atau bahkan sekoci bagi teman-teman dalam upaya untuk ‘kembali ke daratan’ dan lanjutkan kehidupan yang jauh lebih baik, ya!
Yang penting, please check your energy apakah terpanggil untuk menghubunginya, dan ‘berjejaring’ dengannya? Don’t trust me, but trust yourself, ok?
Salam,
Al, Banda Aceh, 6 Januari 2022
𝕊𝕖𝕝𝕒𝕤𝕒, 𝟚 ℕ𝕠𝕧𝕖𝕞𝕓𝕖𝕣 𝟚𝟘𝟚𝟙.
Pagi itu, aku masih di Bandung dan sama sekali tak ada firasat berarti yang hadir mengganggu. Agendaku pagi itu adalah handling urusan administrasi kependudukan yang masih processing di kelurahan tempat tinggal lama, dilanjut dengan jadwal talkshow sebagai salah satu narasumber untuk acara Gerakan Nasional Literasi Digitalnya Kominfo, yang mana aku kebagian jadwal siang hari (13.00 wib - 16.00 wib) untuk talk show-nya.
Dan karena sedang berurusan di luar rumah plus nanggung juga untuk kembali for the show, maka aku putuskan untuk melakukan webinarnya itu di luar rumah. Janjian sama Nchie Hanie, karena sohib yang satu ini hapal bener cafe mana yang asyik untuk menjadi lapakku connecting to the zoom call dan berpartisipasi di dalam acara tersebut.
As usual, cafe pilihan Nchie emang apik dan nyaman banget untuk show, dan sepi pula! Sehingga agendaku menjadi salah satu pembicara di acaranya Kominfo tersebut berjalan lancar, menyenangkan (as usual), plus memberi nuansa tersendiri bagiku. I was so happy!
Sejauh itu, tetap saja tak ada firasat buruk, hanya saja di tengah show itu, ada telepon masuk dari Aceh. My mom was calling, bukan untuk sesuatu yang urgent, hanya karena Ahmed, ponakan imut yang adalah putra dari adik bungsuku sedang bermain dengan riang gembiranya bersama ayahku. Ibu ingin memperlihatkan kegembiraan ayah dan Ahmed di siang itu.
Image source: Canva Pro
Sayangnya, HP-ku justru sedang aktif untuk Zoom call, sehingga aku menunda video-callnya, hanya bicara sekilas saja, memberi tau ibu bahwa HP-ku sedang aktif untuk Zoom call. Lagi pula, toh besok sore aku sudah berada di Banda Aceh, dan akan ketemu langsung serta stay bersama ayah dan ibu untuk beberapa waktu.
Ah, andai saja aku tahu bahwa saat itu adalah saat terakhir aku bisa melihat ayah dan berbicara langsung untuk terakhir kalinya dengan beliau! Pasti tak akan kutunda video-call itu.
Ah..., Tuhan.... hiks.... It is so pain, still pain, and truly painful. Andai saja aku tau...😭😭😭
Ini adalah cerita tentangnya. Tentang seorang lelaki baik yang tak perlu disandingkan apalagi dibandingkan dengan lelaki lain di dunia ini. Karena bagiku, lelaki baik ini adalah the best man in the world, for me, for my mom, my brothers, and of course for my daughter Intan. Namanya kusemat abadi di belakang namaku, baik nama virtual mau pun namaku yang sesungguhnya, to show him how grateful I am to be his daughter, dan juga sebagai kebanggaanku memilikinya sebagai ayahku.
Lelaki baik ini, kini telah tutup usia. Meninggalkan kefanaan dunia dan pindah ke alamnya yang baru. Tiada lain yang bisa kami sertakan dalam mengiringi kepergiannya, hanya doa, agar Allah mengampuni segala salah dan khilafnya, melimpahkannya pahala atas segala kebajikan yang beliau hadirkan semasa hidupnya, dan semoga Allah kini memberinya kesenangan, kebahagiaan, kenyamanan, kedamaian, dan cahaya yang nyaman di alamnya yang baru. Husnul khatimah untuknya ya Allah 🙏 #mencoba ikhlas, walau hati merintih...,
Bapak, kenapa sih ga nunggu sampai besok, sampai aku tiba di hadapanmu, dan bisa mengantarmu pergi. Hiks...
𝕊𝕖𝕟𝕪𝕦𝕞𝕒𝕟 𝕀𝕥𝕦...,
Menghembuskan napas terakhirnya beberapa saat setibanya di rumah sakit. Membuat semua yang mengantarnya ke sana (Ibu, kedua adik dan istri mereka) terpana, tak menyangka, jika Allah ternyata malah mengutus Izrail untuk 'menidurkan' ayahku di malam itu.
Untungnya sang malaikat maut begitu santun dan welas asih dalam bertugas sehingga (menurut penuturan adikku yang menyaksikan kepergian ayah), beliau pergi dalam keadaan begitu damai. Tersenyum, layaknya orang yang sedang tidur. Masyaallah. Rest in Peace, Daddy. Trims, Izrail.
Ayahku, yang dua kali lolos dari gelombang maut dan dasyat tsunami yang menggulungnya kala itu, justru tak selamat kali ini. Ah, ajal..., tak satu pun dari kita yang mampu memprediksi deadlinenya, right?
Lalu, apa kabarku malam itu? Yang sedang dalam shuttle bus menuju bandara Soetta, dan terbang ke Aceh esok dini hari demi bertemu ayahku?
Aku terhempas, tertampar, dan tak kuasa menahan tangis. Nanar mataku membaca tulisan adikku, "Kak, Andri, bapak ka geutinggai geutanyoe." Yang artinya Kak, Andri, bapak sudah meninggalkan kita (meninggal dunia). Sesaat sesampai di rumah sakit. Oh Tuhan....
Tujuan ibu dan adik-adik membawamu ke rumah sakit adalah untuk mendapatkan infus, agar dirimu kembali bertenaga, Yah, karena kami yakin bahwa ayah baik-baik saja, hanya stamina yang drop.
Bagai tanggul yang pecah, ku tak kuasa menahan air mata. Lelaki berjiwa besar nan sangat pemaaf itu, panutanku itu, yang pundaknya selalu ada sebagai tempatku menumpahkan air mata, kini telah pergi. Tepat pada Selasa, 2 November 2021, pukul 23.31 wib. Tuhan...., Engkau panggil dia kembali kepada-Mu tepat 5 hari sebelum hari kelahirannya.
Usai menerima kabar duka, semua berlangsung begitu cepat. Ada dua manusia lainnya yang juga shock mendapati kabar ini, yaitu adikku yang tinggal di Depok, dan Intan, putriku yang tinggal di Jakarta Selatan. Keduanya bergerak cepat. Dan Alhamdulillah, Allah always has our back! Ini yang selalu aku katakan kepada Intan, dan Allah memang selalu ada untuk kami, dan kita semua?
Yes, tengah malam itu, walau dalam keadaan duka lara, berhasil mendapatkan klinik yang masih buka untuk lakukan antigen test. Dan syukurnya lagi, per hari itu, 2 November 2021, peraturan wajib swab test untuk calon penumpang pesawat terbang sudah berganti ke (cukup) antigen test saja. Alhamdulillah.
Intan berhasil antigen test dan mendapatkan tiket pesawat untuk penerbangan paling awal ke Banda Aceh esok harinya. Begitu juga dengan adikku, Andri. Dan di tengah duka lara ini, Allah tetap menguatkan kami dengan mengijinkan kami terbang dalam pesawat yang sama. Masyaallah. Alhamdulillah ya Allah, thank you, thank you, thank you.
Suatu hal yang rasanya sulit diperoleh, apalagi di masa mendesak seperti malam itu. Bisa mendapatkan antigen test di tengah malam buta, lalu mendapatkan tiket untuk penerbangan paling pagi, dan ternyata justru Allah mempermanis hasil dari upaya ini, melipur duka lara ini dengan menempatkan kami di dalam satu pesawat, sehingga bisa melalui berita duka ini dalam kebersamaan. Alhamdulillah ya, Allah. Again, thank you, thank you, thank you.
𝕊𝕖𝕝𝕒𝕞𝕒𝕥 𝕁𝕒𝕝𝕒𝕟, 𝔹𝕒𝕡𝕒𝕜
Banda Aceh, 3 November 2021.
Kami sudah ditunggu oleh Bang Taufit, di bandara international Sultan Iskandar Muda. Kakak angkatku ini dengan setia telah menanti kedatangan kami sekitar sejam yang lalu, dan begitu urusan ambil bagasi selesai, kami bertiga langsung dilarikan Bang Taufit untuk segera tiba di rumah (duka).
Suasana mengharu biru kala kami tiba di rumah.
Haru, duka, dan kesedihan mendalam menyatu, menyergap relung hatiku, yang kuyakin juga menerpa Andri dan Intan. Walau di pesawat tadi telah banyak air mata yang mengalir deras, namun kini, justru mengalir semakin deras.
Apalagi ketika kami masuk ke ruangan tengah di mana jasad ayahku dibaringkan. Ah, bertatapan dengan ibu sungguh mengoyak hatiku. Runtuh pertahananku. Air mataku menghambur, memecah belah tanggul pertahananku. My strong mom was standing, menatapku sejenak, kami saling berpelukan, lalu bergerak cepat ke tempat jenazah dibaringkan. Karena tidak ingin memperlama prosesi pelepasan tubuh ayah kembali ke asalnya.
Ah, sungguh, tak kuat hamba ya, Allah. Lelaki baik itu kini terbujur kaku. Diam, beku dengan seluruh tubuh dan wajah sudah terbungkus oleh kain kafan. Piluuu.... Dad, why do you leave so fast? I still wanna hug you and talk to you!
Kami berkumpul di sekeliling jasad ayahku, bergabung dengan pak ustadz yang adalah juga sahabat ayahku, sedang menunggu kedatangan kami.
"Alhamdulillah, kini seluruh anak dan cucu almarhum Pak Abdullah sudah berkumpul, dan apakah kita perlu membuka penutup wajah agar pihak keluarga bisa mengucapkan selamat jalan kepada almarhum?"
Kami hanya mampu mengangguk, tak kuasa mengeluarkan suara, bahkan untuk berkata, "Iya, Pak Ustadz."
Kelu. Kuyakin, rasa yang sama juga hadir dan menguasai hati ibu, dan ketiga adikku serta Intan.
Aku tak mampu menggambarkan suasana ketika pak ustadz membuka bagian penutup wajah ayahku. Kuyakin teman-teman yang sudah pernah mengalami kehilangan orang-orang terkasih, hapal benar gimana rasanya momen ini, right?
Air mata semakin tak terbendung. Bahkan juga dari ketiga pasang mata adikku. Walau cowok, terdengar jelas isakan tangis mereka. Apalagi aku, ibu, dan Intan. Ah, bapak, kami mengikhlaskan bapak pulang ke pangkuan-Nya, tapiiii....,
Satu persatu kami dipersilahkan mencium ayah untuk terakhir kalinya, mengucapkan selamat jalan baginya. Dan sungguh...., bukannya aku cengeng, tapi memang cengeng sih..., rasanya aku sulit sekali melepaskan wajahku dari wajah ayah. Kuciumi beliau begitu lama, karena berdialog dengannya dari lubuk hatiku yang terdalam.
Bapak, terima kasih untuk seluruh jasamu dalam membesarkanku, mengajarkanku banyak hal sebagai bekal dalam kehidupanku, menjadikan role model bagi kami, dan ah, you are the best! Aku belum ingin melepaskanmu pergi, tapi siapa aku hingga berani-beraninya melawan DIA, Sang Maha? Pergilah, Bapak, I consider that you just moving to another world. Kita masih akan berkomunikasi kan?
Tangan salah satu adikku menyentuh pundakku, memintaku untuk bergeser dan memberi peluang kepada Intan untuk saying goodbye to her grand daddy. Sama seperti aku, anak gadis yang jarang sekali menangis ini pun terisak. Mencium kakeknya dan mungkin juga berdialong dari lubuk hatinya yang terdalam. Terlena dalam wajah teduh sang kakek, hingga harus juga disentuh pundaknya untuk bergeser demi memberi kesempatan pada para cucu lainnya saying goodbye. Ah, kini aku tau persis perihnya rasa kehilangan itu.
ℝ𝕖𝕤𝕥 𝕀𝕟 ℙ𝕖𝕒𝕔𝕖, 𝔹𝕒𝕡𝕒𝕜.
Tanah tempat peristirahatan terakhir ayah tidak terlalu jauh dari rumah. Bahkan masih bisa dicapai dengan berjalan kaki. Ah, Alhamdulillah. Allah memang always has our back. Allah tuh sayang sama bapak. Bukan hanya diberikan lokasi rumah baru yang berdekatan dengan rumah adik-adikku, tapi juga ternyata dekat juga dengan lokasi TPU (Tempat Pemakaman Umum) yang ternyata diperuntukkan untuk ayah, sehingga ibu dan kami bisa mengunjunginya sesering mungkin. Ah, Alhamdulillah ya, Allah. Thank you, thank you, thank you.
Dan tak terasa, hari ini, saat tulisan ini published, adalah hari ke 47 kepergian ayahku. Dan Alhamdulillah, karena rumah terakhirnya begitu dekat, kami begitu konsisten dan dengan sukacita mengunjunginya setiap hari, membacakan surah Yasin untuknya, di samping pusaranya. Alhamdulillah.
Dan..., ini adalah pencapaianku yang luarbiasa, membaca Yasin setiap hari tanpa putus, selama 47 hari dengan hari ini. Alhamdulillah. Rasa cinta kepada ayahku, menciptakan konsistensi yang menakjubkan. OMG. That is the beauty of love!
Selamat jalan bapak, kami berusaha ikhlas, walau butuh waktu untuk menghentikan aliran air mata ini.
Istirahatlah dalam damai, di taman indah alam barzakh.
Tempatkan ayahku di syurgamu kelak, ya Allah. Dan beri ayahku tempat yang nyaman, tenang, dan damai baginya kini di alam kuburnya. Aamiin ya Rabbal Alamin.
Al, Banda Aceh
In Memory of My Amazing Dad
Day 47 - 19 December 2021
Indonesia adalah negeri yang kaya raya! Pasti pada sepakat donk dengan ungkapan ini? Karena memang beneran adanya kan? Terdiri dari ribuan pulau yang berjejer dari Barat hingga ke Timur, terbentang dari Laut China Selatan dan Samudera Pasifik di sebelah Utara, Samudera Hindia di Selatan, Samudera Pasifik di Timur, dan di bingkai oleh Samudera Hindia dari sebelah Baratnya.
Yup, dari gambar di atas, pasti kita takjub donk melihat kekayaan negeri tercinta ini? Lihat deh!
Memiliki 17.508 buah pulau
1.91.440 km2 luas wilayah daratan
3.272.810 km2 luas wilayah lautan
1.331 etnis/suku bangsa
272 juta jiwa penduduknya (per 2021)
6 agama yang diakui oleh negara
245 aliran kepercayaan terhadap Tuhan YME
741 bahasa daerah
Dan bicara tentang bahasa nih, teman-teman, ternyata kita itu punya banyak banget bahasa daerah, ya? Padahal kalo bicara masalah provinsi, kita hanya memiliki 34 provinsi lho saat ini. Sementara bahasa daerahnya justru sampai 741 bahasa daerah. Wow!! Amazing, ya?
Bicara tentang bahasa, aku jadi ingat tentang acara yang digelar oleh PANDI (Pengelola Nama Domain Internet Indonesia) dalam program Merajut Indonesia Melalui Digitalisasi Aksara Nusantara (MIMDAN) yang ditayangkan pada hari Sabtu, 27 November 2021 lalu, secara live di akun Instagram @merajut_indonesia dan akun Instagram @writingtradition.id, dipandu apik oleh Teh Evi Sri Rezeki, dengan menghadirkan narasumber, Kang Ridwan Maulana, dari Writing Tradition.
Perbincangan yang menurutku menarik banget, karena mengulas tentang sejarah kehadiran aksara-aksara, perkembangannya, penggunaannya, dan juga upaya untuk tetap melestarikannya di Nusantara tercinta ini.
Menurutku ini adalah topik unik sekaligus menarik karena jarang-jarang kan hari gini ada perbincangan related to this topic?
Kang Ridwan Maulana, selaku narasumber menjelaskan bahwa awalnya sih ketertarikannya mempelajari aksara-aksara ini adalah murni untuk ketertarikan/kepentingan pribadinya, namun kemudian justru berkembang menjadi sebuah buku dan juga website, di mana manfaatnya tentunya akan luas dan bisa diakses oleh mereka-mereka yang membutuhkannya.
Perbincangan yang terkesan santai penuh manfaat yang berlangsung hampir satu jam ini benar-benar membuka wawasan tentang asal muasal kehadiran aksara-aksara baik di dunia mau pun di tanah Nusantara. Aksara Nusantara adalah merupakan kekayaan intelektual bangsa kita, yang rasanya akan sayang banget jika generasi masa depan justru tidak pernah mendengar dan mengenalnya kan?
Ini juga yang mendorong Kang Ridwan untuk lebih mendalami pengetahuannya tentang aksara-aksara yang ada di Nusantara ketimbang melanjutkan ketertarikannya belajar tentang aksara-aksara yang ada di luar Indonesia.
Indonesia memiliki bermacam aksara tradisional, yang jika tidak dilestarikan tentu saja akan tenggelam seiring bergantinya jaman, apalagi dengan penggunaan aksara latin di dalam kehidupan kita sehari-hari, tentu saja akan membuat aksara-aksara nusantara ini tertinggal jauh di belakang.
Adalah PANDI (Pengelola Nama Domain Internet Indonesia) yang berinisiatif membentuk website "Merajut Indonesia (dot) Id", sebagai salah satu upaya pelestarian aksara nusantara, melalui program Digitalisasi Aksara Nusantara (MIMDAN), sehingga diharapkan masyarakat digital Indonesia nantinya akan dapat mengenali kembali aksara-aksara nusantara yang beragam ini. Tak hanya mengenali, namun juga tentu saja akan dapat menggunakannya secara digital. Wow, keren ya? Wow, I am so proud of that! Thank you, PANDI, untuk inisiasi dan tindaklanjutnya ini. Oya, Merajut Indonesia ini juga mendapat dukungan dari UNESCO loh! Yeayy!!
Dan..., sebelum kita balik ke summary dari event yang tertera pada banner di atas, aku mau sekilas ngajakin temen-temen untuk mengingat kembali nih, bahwa Indonesia itu kaya raya dalam banyak hal! Lihat lagi deh banner yang aku pajang di atas, tuh. Bikin bangga deh!
Yup, dari segi aksaranya pun, kita memiliki banyak jenis aksara, dari berbagai daerah, yang kita kenal dengan istilah aksara nusantara. Dan menurut sejarahnay sih aksara tertua di Nusantara itu (umumnya Asia Tenggara) disebarluaskan seiring penyebaran agama Budha, teman-teman. Tujuan awalnya adalah untuk menuliskan bahan ajaran, mantra-mantra, juga teks, dan aksara yang dipakai kala itu adalah Sidhhamatrika, yang disingkat dengan sebutan Siddham, tapi ada juga yang menyebutnya dengan istilah Prenagari.
Aksara yang kemudian lebih populer di Nusantara adalah aksara dari dinasti Pallava (India Selatan) yang kemudian lebih popular dengan sebutan aksara Pallawa. Aksara ini cenderung tidak menyertakan unsur penanggalan, ditemui pada prasasti tujuh Yupa (tugu peringatan kurban) kerajaan Kutai (Kalimantan Timur) yang estimasinya ada di tahun 400 Masehi dan sejumlah prasasti dari kerajaan Tarumanagara (Jawa Barat) tahun 450 Masehi.
Uniknya tuh, teman-teman, kedua kerajaan ini letaknya berjauhan tapi sama-sama menggunakan aksara Pallawa Granta dan bahasa Sanskerta dengan gaya khas inovasinya. Bertuliskan pada batu alam yang berupa pahatan, beredar pada masa Kerajaan Tarumanegara. Khusus untuk prasasti Ciaruteun dan Muara Cianten (Kampung Muara), di tepi sungai Cisadane dan Cibungbulang (Bogor), Jawa Barat, disusun dan ditata dengan metrum (sloka) Sanskerta. Ada juga yang dipahat dengan motif pilih, umbi, dan sulur.
Beberapa ahli mengemukakan bahwa pahatan berbentuk pilin, umbi, dan sulur ini sebagai bentuk aksara spesial yang disebut dengan istilah kru-letters, conch-shell-script atau aksara sangkha.
Wuih, menarik banget ya, teman-teman? Jadi makin kepo kan dengan sejarah aksara ini? Dan adanya upaya untuk mendigitalisasikan aksara ini menurutku sih merupakan terobosan yang patut didukung penuh nih, teman-teman. Bangga banget pastinya kan jika kita bisa memakainya di dalam tulisan-tulisan kita?
Penasaran ingin melihat jenis-jenisnya? Yuk, kita intip peta aksara yang terpampang jelas di website merajutindonesia.id berikut ini, yuk!
Sumber gambar: merajudindonesia.id
Sumber: merajutindonesia.id
Untuk keterangan aksara-aksaranya, teman-teman bisa langsung baca di merajutindonesia.id ya! Luangkan waktu untuk berkunjung ke sana, dan temukan banyak sekali info-info menarik di sana seputar aksara-aksara yang memperkaya khasanah budaya negeri tercinta kita ini. You will love it!