Yup. Olah raga, adalah kebutuhan. Tapinya..., aku tuh malas banget berolah raga. Hehe. Iya, sejak dulu banget, aku tuh paling malas jogging. Gimana mau semangat jogging, coba, Sobs, tarikan selimut rasanya begitu menggoda, mana mampu aku meninggalkannya? Hahah.
Etapi, menginjak usia yang sudah pada kombinasi angka 4 dan 5 alias 45 tahun ini, rasanya ngeri-ngeri sedap juga sih jika aku terus bermalasan, memanjakan diri tanpa mau berupaya salurkan keringat. Banyak banget bahaya yang mengintai di usia segini kan, ya?
Apalagi aku baru ditakut-takuti oleh dua orang teman, bahwa tubuh yang langsing singset sepertiku *ehem*, tetap aja akan menjadi sarang penyakit jika aku tak berupaya menjaga kebugaran tubuhku. Salah satu cara menjaga kebugaran adalah dengan berolah raga. Ya... iya, aku tau kok, bahwa olah raga itu penting. Dan lihat, bahkan aku punya J-Shaper tuh, untuk fitness. Dan si teman langsung ngakak. Menertawakan J-Shapperku yang berdebu karena tak pernah aku sentuh. Duh, bener juga, tuh J-Shapper sejak beli 4 tahun lalu, kayaknya baru 15 atau 20 kali deh aku pake. Hiks..., maafkan aku yang, J-Shapper ku sayang.
Bener juga, sih. Kalo dirasa-rasain, tubuhku akhir-akhir ini cepat banget lelahnya. Terbukti pada saat treking kemarin itu. Napasku yang biasanya teratur penuh kendali, kemarin itu bisa-bisanya ngos-ngosan, padahal track untuk trekingnya itu, tidaklah terlalu curam dan melelahkan. Masa begitu saja aku sampai sesak napas? Seakan-akan napasku berlomba-lomba untuk keluar tapi tertahan di rongga dada. Rasanya sakit dan sulit bernapas, sehingga mau ga mau aku harus berusaha lakukan meditasi sejenak agar oksigen bisa masuk dengan teratur lagi ke rongga dada.
Iseng, aku coba konsultasi dengan temanku yang adalah seorang dokter, tapinya dokter hewan. Hahah. Eits, tapinya secara general, hewan kan juga butuh olah raga, yak? Hihi.
Anyway, aku memang butuh olah raga yang teratur, agar staminaku tetap stabil bahkan prima. Apalagi, perjalanan harianku dari dan ke kantor, starting from Margonda Residence to Kuningan, bukanlah rutinitas santai yang nyaman. Aku perlu menempuh berjalan kaki dulu ke stasiun UI. Di stasiun, aku perlu berhimpit-himpitan dulu dengan sesama penumpang kereta, dan turun di stasiun Cawang. Nah, di Cawang, aku harus jalan kaki lagi menyeberangilembah terowongan, naik ke atas, baru naik lagi ke jembatan penyeberangan dan masuk ke koridor busway. Huft, sungguh melelahkan. Sebenarnya sih, itu saja sudah cukup jadi olah raga bagiku. Itu yang aku pikir selama ini, sih. Sehingga aku merasa ga perlu lagi olah raga.
Etapi, ngos-ngosan-nya napasku kemarin itu, saat treking, kok aku jadi was-was ya? Jangan-jangan..., jangan-jangan, nih! Hadeuh, daripada berburuk sangka, mending aku persiapkan diri untuk mulai fitnes deh. Aku akan gunakan J-Shapper yang selama ini ngendon merana di sudut kamar. Sebenarnya alat ini efektif dan simple banget, tapi sanggup menguras keringat. Dasar akunya aja yang malas!
Hm, baiklah, untuk mulai aktif berolah raga lagi, aku kudu shopping beberapa item nih. Salah satunya adalah cari sepatu sport yang nyaman dan enak dikaki. Sepatu lama ku sebenarnya enak dan nyaman banget, tapi karena umurnya yang sudah uzur, maka aku harus mengurangi bebannya dengan membeli cadangan baginya, deh. Jadinya dia tak harus bertugas sendirian. Bisa shift-shiftan dengan sepatuku yang baru nanti. *Betapa baik dan pengertiannya, eikeh, ya, Sobs? Hihi.
Dan, tak hanya berolah raga, kayaknya aku juga harus mulai dengan sangat serius mengatur pola makan sehat deh. Ga iya, nih. Seperti yang disarankan oleh dr. David, dokter kulit yang menangani proses perawatanku, aku memang harus menjauhkan keju, susu, youghurt dan turunan2 lain dari susu. Aih..., susu bukannya sehat, dok? Ternyata tidak banget bagi orang-orang yang berpotensi jerawatan sepertiku, Sobs! Hiks.... padahal aku kan suka banget minum susu, makan pizza. Dan kini? I have to say good bye to them. Olala, demi kesehatan dan kebugaran tubuh, it seems that I have to say good bye. Really a good bye to all those kind of food. Baiklah, tak ape. Yang penting bisa sehat dan bugar kembali. Ya kan, Sobs?
Etapi, menginjak usia yang sudah pada kombinasi angka 4 dan 5 alias 45 tahun ini, rasanya ngeri-ngeri sedap juga sih jika aku terus bermalasan, memanjakan diri tanpa mau berupaya salurkan keringat. Banyak banget bahaya yang mengintai di usia segini kan, ya?
Apalagi aku baru ditakut-takuti oleh dua orang teman, bahwa tubuh yang langsing singset sepertiku *ehem*, tetap aja akan menjadi sarang penyakit jika aku tak berupaya menjaga kebugaran tubuhku. Salah satu cara menjaga kebugaran adalah dengan berolah raga. Ya... iya, aku tau kok, bahwa olah raga itu penting. Dan lihat, bahkan aku punya J-Shaper tuh, untuk fitness. Dan si teman langsung ngakak. Menertawakan J-Shapperku yang berdebu karena tak pernah aku sentuh. Duh, bener juga, tuh J-Shapper sejak beli 4 tahun lalu, kayaknya baru 15 atau 20 kali deh aku pake. Hiks..., maafkan aku yang, J-Shapper ku sayang.
Bener juga, sih. Kalo dirasa-rasain, tubuhku akhir-akhir ini cepat banget lelahnya. Terbukti pada saat treking kemarin itu. Napasku yang biasanya teratur penuh kendali, kemarin itu bisa-bisanya ngos-ngosan, padahal track untuk trekingnya itu, tidaklah terlalu curam dan melelahkan. Masa begitu saja aku sampai sesak napas? Seakan-akan napasku berlomba-lomba untuk keluar tapi tertahan di rongga dada. Rasanya sakit dan sulit bernapas, sehingga mau ga mau aku harus berusaha lakukan meditasi sejenak agar oksigen bisa masuk dengan teratur lagi ke rongga dada.
Iseng, aku coba konsultasi dengan temanku yang adalah seorang dokter, tapinya dokter hewan. Hahah. Eits, tapinya secara general, hewan kan juga butuh olah raga, yak? Hihi.
Anyway, aku memang butuh olah raga yang teratur, agar staminaku tetap stabil bahkan prima. Apalagi, perjalanan harianku dari dan ke kantor, starting from Margonda Residence to Kuningan, bukanlah rutinitas santai yang nyaman. Aku perlu menempuh berjalan kaki dulu ke stasiun UI. Di stasiun, aku perlu berhimpit-himpitan dulu dengan sesama penumpang kereta, dan turun di stasiun Cawang. Nah, di Cawang, aku harus jalan kaki lagi menyeberangi
Etapi, ngos-ngosan-nya napasku kemarin itu, saat treking, kok aku jadi was-was ya? Jangan-jangan..., jangan-jangan, nih! Hadeuh, daripada berburuk sangka, mending aku persiapkan diri untuk mulai fitnes deh. Aku akan gunakan J-Shapper yang selama ini ngendon merana di sudut kamar. Sebenarnya alat ini efektif dan simple banget, tapi sanggup menguras keringat. Dasar akunya aja yang malas!
Hm, baiklah, untuk mulai aktif berolah raga lagi, aku kudu shopping beberapa item nih. Salah satunya adalah cari sepatu sport yang nyaman dan enak dikaki. Sepatu lama ku sebenarnya enak dan nyaman banget, tapi karena umurnya yang sudah uzur, maka aku harus mengurangi bebannya dengan membeli cadangan baginya, deh. Jadinya dia tak harus bertugas sendirian. Bisa shift-shiftan dengan sepatuku yang baru nanti. *Betapa baik dan pengertiannya, eikeh, ya, Sobs? Hihi.
Dan, tak hanya berolah raga, kayaknya aku juga harus mulai dengan sangat serius mengatur pola makan sehat deh. Ga iya, nih. Seperti yang disarankan oleh dr. David, dokter kulit yang menangani proses perawatanku, aku memang harus menjauhkan keju, susu, youghurt dan turunan2 lain dari susu. Aih..., susu bukannya sehat, dok? Ternyata tidak banget bagi orang-orang yang berpotensi jerawatan sepertiku, Sobs! Hiks.... padahal aku kan suka banget minum susu, makan pizza. Dan kini? I have to say good bye to them. Olala, demi kesehatan dan kebugaran tubuh, it seems that I have to say good bye. Really a good bye to all those kind of food. Baiklah, tak ape. Yang penting bisa sehat dan bugar kembali. Ya kan, Sobs?
catatan kecil,
Al, Margonda Residence, 24 November 2015