![]() |
Credit |
Mengaku dirinya seorang karyawan swasta, yang juga bekerja sampingan sebagai Lelaki Penjaja Cinta [Gigolo]. Glek! Terpana aku akan keterusterangannya. Bertanya dia apakah aku tidak keberatan berteman dengan seorang gigolo? Yang kujawab diplomatis, bahwa aku berteman dengan siapa saja, dan berusaha untuk konsisten memproteksi diri untuk tetap pada jalurku sendiri, tanpa harus tercemar or terpengaruh oleh teman-temanku. Padahal, pikiranku sendiri sih udah tertarik banget untuk menjadikannya sebagai nara sumber dalam meng-eksplorasi dunia yang digelutinya itu. Lumayan nih untuk jadi sebuah novel!
Yang membuat kami bertengkar hari itu, [suatu hari di rentang tahun 2009], bukan masalah kehidupannya, tapi menyangkut isu-isu sosial yang sedang terjadi di Aceh kala itu. Yang tak bijak untuk kutuliskan disini. Yang jelas, perdebatan kami, kalimat-kalimat tajamnya, membuat aku meradang. Kuserbu dia dengan kalimat-kalimat yang kuhasilkan dari tarian jemariku yang menggila. Ternyata, saat marah, kecepatan mengetikku bisa dua kali lipat dari biasanya, haha. Dan dia memang memberiku kesempatan untuk menabur kalimat-kalimat pembelaanku terhadap daerah kelahiranku. Aku sendiri heran, bisa-bisanya si gigolo teman ini, menghina daerahku seperti itu. Come on, jika baru melihat kulitnya saja, jangan dulu mengukur isi dalamnya donk! Kenali dulu, teliti, uji/analisa, baru menilai!
Singkat kata, perdebatan kusir yang penuh emosi itu, tak berakhir. Walau satu jam kemudian, dia menelphone, meminta maaf karena percakapan kami via YM tadi, ternyata berhasil membakar emosiku. Dia memang sengaja, ingin menguji kecintaanku pada daerah kelahiranku. Bah!! Sayangnya, aku bukannya terobati oleh permintaan maafnya, tapi makin marah padanya. Siapa dia? Enak saja mau mengujiku! Dan aku memendam segudang rasa dongkol padanya. Hingga berhari-hari.
Hingga suatu hari, kusadari,
sebuah sapaan yang biasa menyambutku setiap pagi,
sudah lama tak hadir lagi.
Sepucuk kerinduan, mulai hinggap di hati.
Rasa penasaran mulai menyelimuti.
Kurasakan emosi yang meninggi itu kini telah terkikis menepi.
Duhai kamu, kemana dirimu berlalu?
Kuingin kau tau, amarahku tak lagi menggebu
Telah kumaafkan dirimu
Namun, berita dari sahabatku itu, tak pernah lagi ada, Sobs. Friendsternya memang sudah jarang diupdate, karena Socmed yang satu ini sudah mulai ditinggalkan penggunanya, yang beralih ke dua akun ternama lainnya. Namun berita tentangnya, juga tak lagi ada pada dua akun terbaru ini. Hingga suatu ketika, aku mampir lagi kesana, dan melihat banyak berita belasungkawa untuknya. Hiks. Dia telah pergi, tanpa sempat mendengar kata maaf dariku.
![]() |
Credit and modified |
Never go to sleep angry, because you never know if you or the person you are mad at will wake up the next morning. Always forgive because you never know you will talk to them again. Things happen. Get over it. Always forgive . You may not forget but it's better than knowing you will never get to say sorry or I love you again. ~ Livelifehappy
Sebuah catatan, pembelajaran dalam kehidupan
Al, Bandung, 11 Juni 2013
34 comments
salam kenal mak..
ReplyDeletehiks.. aku pernah ngalamin kayak gitu. apalagi sama teman dekat. kepala sudah sama2 panas, gengsi sudah sama2 tinggi. tapi beberapa minggu kemudian, alhamdulillah membaik lagi. meski suatu saat hal semacam itu kembali terjadi..
Hiks, rasanya ga enak banget mengalami hal seperti ini, Mak. :(
DeleteSejak itu, akku selalu berusaha untuk tak berlarut2 dalam amarah. Karena bener banget, kita tak akan pernah tau, apa yang akan terjadi di detik berikutnya. :)
Memaafkan, itu kadang sulit kita berikan. Padahal kita juga akan mengharap orang lain memaafkan kita atas kesalahan kita. Minta diberi kesempatan kembali. Semoga hati kita selalu diberikan keluasan untuk selalu memberi maaf.
ReplyDeleteSebenarnya aku termasuk orang yang gampang memaafkan sih, Mbak, tapi jika terlalu menyakitkan, baru sulit memaafkannya. Terutama jika sudah menyinggung sara, aku tuh suka serius menyimpan kemarahan. Haha. Tapi sejak itu, aku belajar banyak, bahwa ga ada gunanya melarut2kan suatu amarah. Semoga ke depannya bisa bersikap lebih baik. :)
Deletehmm... minta maaf memang susah, memaafkan juga kadang susah banget... semoga kita semua bisa menjadi orang yg cepet reda marahnya, dan ga berlarut larut lama
ReplyDeleteAamiin. Semoga ya Mbak/Mas. :) Trims atas kunjungannya.
DeleteWah... pengalaman yang luarbiasa Mak... menjadi refleksi saya juga bahwa memaafkan butuh perjuangan juga. Nice postingan :)
ReplyDeleteSemoga postingan ini bermanfaat bagi kita semua ya, Mak. :)
DeleteBagi muslim, sebelum tidur sebaiknya berwudhu lalu dzikir dan berdoa dulu ya jeng.
ReplyDeleteTerima kasih artikelnya yang memberikan penyadaran.
Salam hangat dari Surabaya
Trimakasih wejangannya, Dhe. Insyaallah sudah diterapkan dalam kehidupanku. :)
DeleteSalam hangat dari Bandung.
Thank for sharing Jeng. Benar tak bijak rasanya memelihara kemarahan terus berkobar dalam hati. Ujung-ujungnya penyesalan yang datan belakangan.
ReplyDeleteSama2, Mak. Trims atas kunjungannya ya, dan semoga bermanfaat bagi kita semua. :)
Deletememaafkan terkadang memang berat mbak...tapi percayalah mendoakaannya merupakan sebuah ibadah yang akan dapat membantunya menghadap kepada sang Khalik...
ReplyDeleteYup, bener banget, Mas Andim. Trims atas kunjungan dan komennya ya.
DeleteKalau kemarahan sudah memuncak kadang kita suka lepas kontrol ya mbak. Beraaat banget mau memaafkan
ReplyDeleteIya, Mak. Namun pembelajaran itu, kini membuatku tak lagi berlarut2 menyimpan kemarahan. Ternyata lega juga setelah kita mampu memaafkan lho. :)
DeleteUwaaaaaa dalem banget >_<
ReplyDeleteOke mbak akan saya laksanakan, semoga saya sabar selalu :P
Hehe, terkadang pengalaman menjadi guru yang paling berharga, Na. :)
Deletepernah terjadi spt ini..dan masih marah sampai sekarang, meski rasa rindu kian meradang [halah]
ReplyDeletetapi belom sampe RIP sih mba...iya deh, mimi call dia bsok pagi. makasi yaaa atas pembelajarannya.
Gimana, Mi? Udah call dan maafkan dirinya? :)
Deletehabisnya kadang harga diri itu seperti dinding tebal yang menghalangi kita dari minta maaf mbak.. rasanya bisa berkata "nanti toh bisa, ntar aja minta maafnya".. Tapi mbak bener banget :'( gimana kita bisa tau dia atau kita masih diberi ckup waktu? :'( huweee.. aku harus cepet-cepet minta maaf nih sama orang, mbak.. :'(
ReplyDeleteHehe, ayo, jadikan pelajaran yuk Ci, karena kita tak pernah tau misteri ajal. :)
Deletekalau sama istri ane sering berdebat :)
ReplyDeleteberdebat boleh, tapi jgn sampai marah2an ya. :)
Deletesaya pernah waktu tidur masih menyimpan kemarahan, dan tidur ku jadi tidak nyenyak
ReplyDeletePasti mimpinya juga jadi ga indahkan? :)
Deletekadang bisa terbawa sampai mimpi ya kalau marah dibawa sampai tidur
ReplyDeletemakanya, jgn menyimpan kemarahan berlarut lagi, ok? :)
DeleteSetuju mba.
ReplyDeletejangan pernah melakukan sesuatu kala marah.
pengalaman saya, saat emosi, kita cenderung menyambung-nyambungkan semuanya secara langsung. apapun yang kepikiran, walaupun tidak ada hubungannya dengan hal yang membuat kita marah, bisa disebutkan semua.
Bener banget, Mak. Yuk, jadikan ini sebagai pembelajaran yuk. :)
Deletebiasanya tidurnya tidak tenang mbak kalau dalam keadaan marah
ReplyDeleteBahkan bisa berakibat ke mimpi buruk ya, mbak? :)
DeleteYa Allah.. so sad..
ReplyDeletembak... jika dirimu ditinggalkan kemudian orang yang meninggalkanmu tak mau lagi menjalin komunikasi denganmu, lalu apa yang dirimu lakukan..?
walau, memaafkan dan meminta maaf sudah kita tunaikan. ibarat, mengirim surat yang entah sampai entah tidak..
dan tentu saja, kita terkurung oleh suatu pagar yang bertuliskan: "jangan masuk. kami tidak mau diganggu."
semoga bisa diambil himahnya,,.
ReplyDelete