Persahabatan, adalah
sebuah kata yang unik, yang setiap membacanya akan memberikan sebuah rasa sejuk
yang mendamaikan hati. Bersahabat, dapat terjadi dalam segenap lini kehidupan,
dalam setiap kejadian, dalam setiap kesempatan dan dalam berbagai alam. Jika
dulu kita mengenal sahabat pena, dimana persahabatan itu terjalin hanya melalui
untaian kata, yang dihamparkan di sehelai kertas, dibungkus di dalam amplop,
ditempelkan benda kecil tipis bernama perangko di atasnya, baru kemudian dilayangkan
ke alamat tujuan, maka kini, kemajuan teknologi, telah mempersingkat waktu dan
jarak tempuh, telah menghemat ribuan helai kertas dan tak lagi memerlukan
perangko, dalam menghantarkan untaian kalimat atau tegur sapa, the words/paragraphs are delivered on time or a bit
delay (tergantung pada
kelancaran koneksi internet).
Tak dapat dipungkiri,
hobby menulis (walau belum jelas arah dan thema tulisannya), telah membawa aku
pada sebuah negeri tak berwujud, bernama the
kingdom of Cyber atau
ngetrend nya dikenal dengan dunia maya. Negeri ini begitu mengesankan, begitu menakjubkan!
Membuatku tak henti berinteraksi dengannya, menuangkan ide atau hanya sekedar
mencurahkan uneg-uneg pada rumah mayaku yang begitu sederhana. Yang kubangun
beberapa tahun lalu tanpa keahlian apa-apa. Hanya menurutkan insting dan
keinginan untuk memiliki sebuah pojok tempat aku berbagi cerita.
Bermula dari saling
berkunjung dan meninggalkan komentar di blog masing-masing, tak terasa
persahabatanku dengan ketiga sobats yang akan menjadi tokoh sentral postingan
malam ini, terjalin semakin dekat. Interaksipun meningkat ke Yahoo Messenger
dan Yahoo! Conference Chat, sebagai media komunikasi paling ontime bagi kami
yang terpisah jarak. Aku di Banda Aceh, Una di Tebet, Mas Stupid Monkey di
Grogol dan Ririe di Banyuwangi. Wow! Thanks to the
Information technology!
Ada juga sih ber YM
ria dengan sobats blogger lainnya, namun yang paling intens adalah dengan
ketiga sobats yang ini, yang mungkin karena kami berempat memiliki hobby
begadang yang tak layak ditiru kali ya? Sehingga selalu saja bertemu saat mengembara
di dunia maya…hehe…
Berinteraksi di
dumay, tentu saja menimbulkan keinginan juga untuk bisa bertemu secara langsung
di dunia nyata. Hanya saja, jarak yang terpisah jauh, membuat kami menjadi
sulit untuk mewujudkan keinginan ini. Bertemu secara langsung, berempat!
Aku sendiri sudah
pernah sih bertemu langsung alias KopDar dengan makhluk kriwil nan eksotis
bernama Una, ataupun makhluk penjelajah gunung berjuluk Stupid Monkey, yang
postingannya pernah aku tuangkan di halaman yang ini. Pertemuan dengan keduanya
telah berlangsung beberapa kali, yang tetap saja meninggalkan kesan
menyenangkan dengan nuansa berbeda-beda.
Nah, kali ini, sebuah
kesempatan langka akhirnya hadir juga. Memungkinkan kami berempat bisa landed
on the earth dan berkonferensi secara nyata, di alam nyata! Yeaaayy!! Subhanallah.
Sampai juga apa yang telah begitu lama kami angankan. Dan aku menjadi tak sabar
menanti tanggal yang telah ditetapkan ini. 2 Juli 2012, jam 11 wib, kurang
lebih.
Maka bersolo ria dari
Bekasi, via bus Mayasari AC 05, Jurusan Blok M, dan berbekal rajin bertanya
agar tak sesat di jalan, aku pun diturunkan di depan Deplu Office, jalan dikit
akhirnya sampai juga di meeting point. Sebuah plaza keren bernama Plaza
Senayan. Penuh percaya diri, sambil terus sms-an sama Una dan Ririe yang telah
terlebih dahulu tiba di meeting point, akhirnya sampai juga aku di depan sebuah
taman, dekat lift. Menemukan dua makhluk manis yang telah menanti. Daaaan……
Adegan cipika cipiki
pun tak terhindari. Rasanya gimanaaaa gitu ya? bisa berhadapan langsung dengan
makhluk manis yang selama ini hanya terlihat di webcam atau hanya dapat kubaca
untaian kalimat yang hadir di layar monitorku. Takjub! Exciting! Pokoke seneng
banget dweh sobs! J
Ririe tak beda jauh
penampakannya dari yang sudah sering aku lihat, baik di foto maupun webcam. Una
apalagi… udah beberapa kali ketemu, jadi ya udah ga asing lagi dunk… J Sambil menunggu satu makhluk misterius mas Stumon, yang kabarnya masih otw (tapi kok
ya ga sampe2 gitu lho?), kami pun mengobrol dengan asyik. Hangat dan akrab
seperti biasanya di dunia maya. Campur baur yang kami obrolin, termasuk mengomentari para
calon model nan cantik menawan, yang sedang audisi dalam acara ‘Model Search’.
Asyik juga ternyata melihat-lihat para wanita cantik dengan kostum ‘summer’
(mini skirt and tank top), melenggak lenggok di atas karpet hitam (beneran lho,
warna karpetnya hitam gitu lho, bukan merah). Namun ternyata, kecantikan para
model dan eksotisme yang mereka tampilkan terkalahkan juga oleh musik keroncong
yang mulai dimainkan oleh instrument-2 yang bersemayam di dalam perut, hingga
akhirnya kamipun sepakat untuk mencari pelampiasannya di food court, namun
sebelum itu, kami menyempatkan diri melihat film-film yang sedang ditayangkan
di cinema XXI of Plaza Senayan.
Abraham Lincoln, the
vampire hunter pun menjadi daya tarik tersendiri bagi kami untuk menebus 4
tiket guna masuk ke dalam cinema, masih lama sih, sekitar dua jam-an lagi, so
we will have the chance to response the music yang semakin keras menggema. Sementara itu, makhluk penjelajah gunung Mas Stumon belum juga tiba, heran deh.
Entah nyangkut dimana…..
Kamipun memilih
makanan pengisi perut sesuai selera, yang ternyata lidahku se Indonesia
lidahnya Ririe. Mie bakso, kemana-mana kok mie bakso yaaa? Hihi..., Kalo lidah
Una sih lebih western, sementara Mas Stumon? Ntar aja deh kalo dia udah nongol.
Tau ga sobs, ternyata tuh sobat yang satu itu, nyangkutnya di acara model search,
terpesona oleh kecantikan dan kemolekan tubuh para calon model. Alhamdulillah, ternyata dia masih memiliki
mata yang normal sobs! J Mas Stumon pun merapat setelah mendapatkan
panggilan dari Una… mungkin dengan berat hati meninggalkan pemandangan indah
yang telah menjebaknya.
Aneka obrolan sambil
meng-copy film seraya menikmati makanan masing-masing mengalir akrab. Setelah
itu kami sempatkan untuk shalat zuhur dan ashar (Jamak, kan aku & Ririe
terhitung musafir), foto-foto narsis di depan ZARA store sebelum masuk ke
cinema.
ngapain aja teteup aja narsis... |
narsi maning narsis maning.. |
Akhirnya waktu yang
dinantikan pun tiba, Abraham Lincoln movies. Film yang satu ini memang begitu
seru dan menegangkan. Juga menimbulkan kekaguman dihatiku terhadap keberanian
dan kebebasan di negeri paman Sam itu. Bisa-bisanya dan berani-berani nya
mereka mengarang cerita, bahwa mantan presiden legendaris itu juga punya
kehebatan dalam memburu vampire, mulai dari masa kanak-kanak hingga menjadi
presiden Amerika. Come on! Bisa-bisanya peperangan yang tercipta adalah melawan
pasukan vampire. J
Whatever, sajian yang
disuguhkan dalam film ini, terutama cara ‘Abraham Lincoln’ mengayunkan kapaknya
bener-bener membuatku tak berkedip. Amazing!! (minjem nada dan intonasinya
Tukul J). Hihi…
Usai nonton, kami
masih melanjutkan acara KopDar ini dengan window shopping di SenCi (Senayan
City), yang bikin dompetku aman adalah harga barang-barang disini nih
mahaaaaaal amat. Alhamdulillah, jadinya aku ga berminat deh untuk beli, hihi.
Setelah wara wiri di dalam Senci, akhirnya kami putuskan untuk makan malam di
warung pinggiran jalan. Asyik banget deh. Lagi-lagi aku dan Ririe berlidah
serupa, Lele goreng, dengan gerogotin kepalanya yang garing itu, sementara Una
dan Mas Stumon milih ayam goreng.
Belum puas akan
kebersamaan kami, kami pun lanjut lagi hang out di seven eleven. Rasanya angka
di jam tangan yang telah menunjuk angka 8.15 wib, belum mampu menggerakkan hati
kami untuk say good bye. Masih terlalu sore rasanya untuk pulang. Haha… Masak
ketemuan jarang-jarang, mau langsung pulang? Rugi donk? J
Nongkrong deh di
Seven evelen sekian jam, dengan hanya membeli teh botol dan teh kotak serta
sebungkus Qetela. Rupa-rupa obrolan meluncur sempurna tanpa dikomando, hingga
akhirnya, sang malam mengingatkan agar kami segera mengundurkan diri. Ingat keselamatan
diri! Apalagi pulangnya ke empat penjuru. Masing-masing.
Yo wes, mau gimana
lagi? Terpaksa deh kebersamaan dua belas jam kurang lebih itu, harus diakhiri.
Berempat kami menunggu di halte bis, dan kebetulan bis yang akan membawaku ke
Bekasi muncul duluan. Langsung deh aku melompat ke dalam bis setelah cipika
cipiki Ririe, entah kapan akan ketemu lagi. Kalo Una dan mas Stu sih, mungkin
ntar lusa juga bakalan ketemu sih, makanya ga sempat lagi aku cipika cipiki
(untuk Una maksudnya yaaa?).
Aku tiba di kost-an
sekitar jam 11-an malam, ganti pakaian, cuci muka, wudhu dan shalat Isya.
Setelah itu sms-an dengan ketiganya menanyakan sudah sampai dimana. Seperti
yang sudah diuraikan oleh Ririe disini, sang sahabat yang satu ini ternyata sempat
kebablasan tuh naik angkotnya, tapi Alhamdulillah semuanya sampai di rumah
dalam keadaan selamat sejahtera. Alhamdulillah….
What a nice meeting
we had! This is the beauty of blogging, kebahagiaan tiada tara saat
persahabatan di dunia maya bisa berujung dan bertemu di dunia nyata. Tak hanya
pengetahuan/wawasan yang bertambah, tapi jumlah sahabat dan the quality of
friendship juga meningkat tajam. Senangnya ngeblog... Olala.... Subhanallah…
Tulisan ini diikutkan pada kontes Betapa Senangnya Ngeblog
dan disponsori oleh Mahabbah