Malam ini sepertinya daku tak akan berkesempatan menyentuh Laptop dan konek ke internet sobs. Apalagi untuk memainkan jemariku diatas keyboardnya menciptakan postingan bermutu.. (Emang selama ini bermutu ya? Hihi).
Dua orang mantan kakak ipar kebetulan sedang berkunjung ke Banda Aceh, dan selaku mantan adik ipar yang baik, yang hingga saat ini masih menjalin silaturrahmi apik dengan keduanya, tentu aku dan Intan menjemput mereka, yang notebene adalah budenya Intan, untuk aku ajak jalan-jalan doing a tour in this nice town. Dan malam ini, aku dan Intan mengajak mereka untuk menginap di kost-an kami. Emang cukup tempat Al? Tentu dunk sobs... Kamar kost ku kan lumayan luas, dan Intan memang ingin tidur dikeloni oleh budenya yang satu... Karena saat SD Intan sempat kutitip padanya selama setahun... Jadi tentu ikatan batin antara keduanya cukup dekat. Dan hubunganku dengan keduanya juga tetap sebaik dan seakrab dulu walau diriku kini tak lagi menjadi istri dari adik mereka.
Nah sobs... Berhubung aku kedatangan tamu istimewa, tentu malam ini ga bisa doing conference chat seperti biasa (lirik Una, Ririe, dan mas Stumon), tidak juga berkesempatan untuk bikin postingan. Namun agar sobats tidak kecewa saat berkunjung, yuk aku share sebuah Joke yang cukup menggelitik yang seperti biasanya, aku peroleh dari Alaika's BBGroup.
Here is the joke;
Suatu hari di salah satu ruangan di gedung MPR/DPR....
Samin,, seorang anggota dewan yang baru diangkat, tampak masih canggung, lugu dan serba kikuk.
Rupanya dia wakil dari daerah dan belum pernah bekerja atau punya ruangan yang megah. Beberapa saat kemudian, ada yang mengetuk pintu ruangannya.
Setelah dibuka, berdiri dihadapannya 2 orang dengan kopor besar dan segulungan kabel.
"Wah..., ini pasti wartawan TV yang mau mewawancarai aku...", pikirnya dalam hati.
Agar tampak berwibawa dan membela rakyat, sambil melihat jam dan mengangkat telepon mejanya Samin berkata:
"Maaf tunggu sebentar, saat ini saya harus menghubungi ketua fraksi untuk melaporkan hasil-hasil sidang hari ini..."
Kemudian selama beberapa puluh menit dia menelpon dan terlibat pembicaraan tingkat tinggi, sambil sekali-sekali menyebut-nyebut 'demi rakyat' atau 'kepentingan rakyat' keras-keras. Setelah selesai sambil meletakan gagang telepon dia berkata pada dua orang tamunya tersebut.
"Nah, sekarang wawancara bisa kita mulai..."
Kedua orang itu tampak bingung dan berpandangan satu sama lain. Akhirnya salah satunya berkata:
"Maaf pak..., kami datang kesini mau memasang saluran telepon bapak..."
Hehe... Good nite All, good rest and nice dream yaa...
Saleum,
Alaika
Powered by Alaika's SmartBerry®