Awalnya, si akang yang di JNE sempat heran, saat aku datang ke hadapannya, dengan setumpuk novel Selingan Semusim, yang hendak aku kirimkan kepada para sahabat yang telah melakukan pemesanan. Yang membuatnya heran adalah karena novel-novel itu masih 'telanjang' alias polos tak berbungkus.
"Kang, mau tanya, JNE bahan plastiknya sudah degradable belum?" Tanyaku.
Si akang mengambil salah satu lembaran plastik yang ada di hadapannya. Memperhatikannya dengan seksama.
"Ini kan teh?" Tanyanya seraya menunjukkan sebuah tulisan di bagian bawah kantong plastik tersebut, bahwa plastik itu dibuat dari degradable materials alias bahan yang bisa diurai. Sip deh.
"Ok kang, saya mau kirim buku-buku ini, dan langsung dikemas dengan menggunakan plastik itu aja ya... ga usah dibungkus dengan kertas lain lagi."
"Kan lebih cantik kalo dibungkus dulu dengan kertas sampul teh, jadinya lebih rapi." Tawarnya dengan senyum yang aduhai. :D
"Emang sih, tapi saya sedang berupaya mengurangi sampah sekaligus menghemat biaya nih kang. Kalo beli kertas sampul, duit lagi donk. Juga tenaga ekstra lagi deh." Si akang manggut-manggut mengiyakan.
Tadinya sih ingin menggunakan kertas katalog oriflame yang sudah expired. Kan halaman-halaman katalog oriflame tuh keren-keren. Tapi kemudian aku mikir lagi, sama aja dunk dengan memindahkan sampah dari tempatku ke tempat sahabat pembeli novelku. Ga jadi deh. Dan ternyata JNE telah menyediakan solusi jitu bagiku.
Dan.., setelah kemarin mengambil terobosan ini 'meniadakan bungkus plastik/plastic wrapping dan hanya mem-banded novel Selingan Semusim dengan ban kertas yang bisa dipakai sebagai pembatas halaman',
"Kang, mau tanya, JNE bahan plastiknya sudah degradable belum?" Tanyaku.
Si akang mengambil salah satu lembaran plastik yang ada di hadapannya. Memperhatikannya dengan seksama.
"Ini kan teh?" Tanyanya seraya menunjukkan sebuah tulisan di bagian bawah kantong plastik tersebut, bahwa plastik itu dibuat dari degradable materials alias bahan yang bisa diurai. Sip deh.
"Ok kang, saya mau kirim buku-buku ini, dan langsung dikemas dengan menggunakan plastik itu aja ya... ga usah dibungkus dengan kertas lain lagi."
"Kan lebih cantik kalo dibungkus dulu dengan kertas sampul teh, jadinya lebih rapi." Tawarnya dengan senyum yang aduhai. :D
"Emang sih, tapi saya sedang berupaya mengurangi sampah sekaligus menghemat biaya nih kang. Kalo beli kertas sampul, duit lagi donk. Juga tenaga ekstra lagi deh." Si akang manggut-manggut mengiyakan.
Tadinya sih ingin menggunakan kertas katalog oriflame yang sudah expired. Kan halaman-halaman katalog oriflame tuh keren-keren. Tapi kemudian aku mikir lagi, sama aja dunk dengan memindahkan sampah dari tempatku ke tempat sahabat pembeli novelku. Ga jadi deh. Dan ternyata JNE telah menyediakan solusi jitu bagiku.
Dan.., setelah kemarin mengambil terobosan ini 'meniadakan bungkus plastik/plastic wrapping dan hanya mem-banded novel Selingan Semusim dengan ban kertas yang bisa dipakai sebagai pembatas halaman',
maka langkah selanjutnya adalah, hanya menggunakan plastic degradable untuk pembungkus buku-buku yang akan dikirimkan. Ternyata hemat banyak dan bikin hati damai deh Sobs.
Semoga langkah kecil dan sederhana ini dapat bermanfaat bagi lingkungan dan turut andil dalam upaya menghambat pemanasan global ya, Sobs. Yuk dukung gerakan go green and save the earth.
Note: Bagi sahabat yang menerima paket Selingan Semusim, tuh plastiknya masih bisa dipakai untuk mengemas sesuatu lho! Semoga bermanfaat sebelum akhirnya nanti menjadi sampah yaa. :)
Mari kita selamatkan bumi kita, mulai dari hal-hal kecil dan sederhana.
Saleum,
Al, Bandung, 21-03-2012.