Ngobrol Bareng Netizen dengan Ketua MPR RI di Bandung

Ah, ngobrol bareng dengan Zulkifli Hasan? Yang Ketua MPR RI itu, Al? Kok bisa? Kan beliau sibuk banget? 

Lho, kenapa tidak? Justru Pak Zul sendiri lho yang minta ke stafnya agar dikemas sebuah agenda yang menjembatani dirinya untuk bisa ngobrol santai dengan para netizen. Beliau sengaja berpesan agar panitia mengemas acara dalam bentuk informal, karena beliau ga ingin membuat jarak yang begitu jauh antara dirinya yang adalah Ketua MPR-RI, dengan masyarakat, dalam hal ini adalah warga net alias netizen.

Netizen, di era digital ini, sudah pasti memiliki pengaruh yang luar biasa dalam menyuarakan apa pun. Isu positif atau bahkan isu negatif, di tangan para warga net, akan menjadi sebuah berita yang baik atau pun sebaliknya, yang siap untuk diviralkan. Makanya, pihaknya sangat menyadari kekuatan ini, sehingga untuk kedua kalinya, dialog interaktif ini pun digelar di Kota Bandung, dengan 'merangkul' warga net dari Komunitas Blogger Bandung, para jurnalis Kota Bandung dan netizen dari komunitas lainnya.

Suasana santai dan akrab di dalam dialog interaktif
Netizen Bandung Ngobrol Bareng MPR-RI
11 Desember 2017 di Hotel Aston Tropicana Bandung
Jika pada dialog pertama mengambil topik "Peran Penting Netizen dalam Sosialisasi 4 Pilar MPR Melalui Medsos", maka pada dialog kali kedua ini Pak Zul minta dikemas di dalam nuansa yang lebih dekat dan akrab.

Sehingga tak heran ketika acara dimulai, tepatnya setelah agenda menyanyikan lagu Indonesia Raya tercinta, Pak Zul langsung mengambil alih kemudi acara. Dengan akrab beliau langsung menyapa para netizen dan menyatakan bahwa kali ini beliau tidak akan memaparkan apa-apa, melainkan hadir di ruangan itu untuk mendengarkan uneg-uneg dari para netizen. Jadi lebih tepatnya, Pak Zul membuka diri untuk mendengarkan info-info hangat atau penting yang ingin disuarakan oleh para netizen yang hadir di ruangan ini.

Dan???
Dan sudah pasti banyak tangan yang terangkat pertanda ingin mengajukan pertanyaan. Ada sekitar 10 penanya yang kemudian mendapat kesempatan untuk ajukan pertanyaan maupun beri masukan. Yang ke semuanya dicatat sendiri oleh Pak Zul dan kemudian ditanggapi dengan baik, responsif sembari tetap tersenyum ramah.

In my point of view, Pak Zul ini memang ramah dan terbuka. Kesan pejabat MPR yang angkuh, sok penting dan gila hormat *kalian tau sendiri lah ya? jauh banget deh dari Pak Zul ini. Tak terkesan sama sekali keakuan dirinya sebagai pejabat tinggi negara. Coba 58 % aja anggota dewan yang terhormat punya sikap merakyat dan humble seperti ini, pasti negeri ini akan aman dan damai sentosa ya? *Eits, dilarang GR ya, Pak Zul! 😀

Dialog Interaktif yang Menarik dan Berlangsung Akrab.

Well, back to the dialog interactive. Pertanyaan yang mengalir beragam. Mulai dari kelangkaan elpiji 3 Kg yang kini memang sedang marak, keluhan pajak penulis yang seakan tak ada yang peduli, tentang persampahan dan tanggung jawab pemerintah, hingga ke masalah Setya Novanto yang sukses bikin eneg, serta beberapa pertanyaan terkait politik, korupsi dan isu-isu hangat lainnya berlompatan secara terbuka dan akrab.
Tanya jawab dengan MPR
Antusiasme Netizen saat diberi kesempatan untuk mengajukan uneg-uneg kepada
Pak Zulkifli Hasan, sang Ketua MPR-RI
dalam acara Netizen Ngobrol bareng MPR-RI
di Aston Tropicana Hotel - Bandung, 11 Desember 2017
Jawaban pun mengalir aktif dan bersahabat dari Pak Zul, yang memilih untuk berdiri dan berbicara dari podium. Tentang gas elpiji 3 Kg yang kini masih langka, tentu saja MPR tidak tinggal diam, melalui yang berwewenang di LembagaTertinggi Negara ini, telah ditugaskan untuk berdiskusi dengan Pertamina dan pihak terkait lainnya, dalam rangka mengatasi persoalan yang sedang terjadi, dan diharapkan agar solusi yang diharapkan dapat segera menjadi problem solver persoalan ini.

Dalam hal persampahan, menurut Pak Zul, tentulah bukan menjadi tanggung jawab dinas kebersihan saja, namun persampahan menjadi tanggung jawab semua pihak. Karena tanpa kerjasama semua unsur termasuk masyarakat, maka sampah akan terus saja menjadi persoalan tak berkesudahan, karena produksinya memang tiada henti setiap saat. Beliau mencontohkan negara-negara maju, di mana masyarakatnya sudah teramat sangat sadar bahwa sampah haruslah dikelola dengan baik dan dimulai dari rumah (tangga) masing-masing. Di banyak negara maju, bahkan kita akan sulit mencari tong sampah karena rakyatnya sudah sangat sadar untuk tidak membawa pulang sampahnya ke rumah masing-masing ketimbang harus membuang di luaran.

Selain itu, beliau juga mencontohkan sebuah negara bernama Skandinavia, di mana masyarakatnya sudah sangat maju dan meyakini nilai-nilai yang terhormat. Misalnya saja, ketika seseorang menemukan smartphone keren di sebuah toilet, maka reaksi si penemu bukannya senang, melainkan akan mencari tau siapa si pemilik smartphone tersebut. Bukannya malah senang karena bisa memilikinya. Mereka cukup aware untuk tak mengambil yang bukan miliknya. Nilai-nilai luhur seperti ini lah yang seharusnya dimiliki oleh masyarakat kita sebagai manusia yang beragama dan memiliki nilai-nilai budaya yang baik.

Contoh lain, masih negara Skandinavia, di mana mereka tak memiliki menteri koperasi, namun mereka memiliki koperasi yang pengelolaannya terbaik di dunia. Rumah mereka tak berpagar namun sama sekali tak ada maling yang menerobos ke rumah mereka. Banyak lagi contoh-contoh nilai luhur yang justru berkembang dan diimplementasi dengan baik di negara-negara maju, yang sayangnya malah kurang sekali penerapannya di negara kita.

Berbicara tentang plagiasi yang kian marak, ini juga disebabkan oleh kurangnya rasa malu di individu-individu yang melakukan plagiasi, sehingga dengan sesuka hati malah menjiplak. Netizen, sebagai pewarna handal di dunia virtual, sudah saatnya bersuara, memberikan himbauan-himbauan yang bersifat membangun agar makin banyak masyarakat yang aware bahwa plagiasi adalah hal yang memalukan, bahwa bullying adalah hal yang justru menghancurkan, dan lain sebagainya.

Mari Jahit Kembali Merah Putih Kita yang Terkoyak

Berbicara tentang kesatuan bangsa. Pak Zul mengibaratkan sebagai sebuah bendera yang mulai terkoyak-koyak. Tercabik oleh prilaku oknum yang memang bermaksud untuk memecah-belah negeri ini. Disambut pula oleh golongan masyarakat yang begitu mudah terhasut, terprovokasi. Yang begitu mudah dipengaruhi oleh berita-berita negatif, isu-isu SARA dan SARU. Sehingga situasi semakin panas dan memprihatinkan. Perdamaian terganggu dan makin banyak pihak yang bersiteru. Jika sudah seperti ini, siapa yang rugi? Rakyat. Kita. Masyarakat negeri ini yang rugi. Bukan negara lain.

Karenanya, sudah saatnya lah netizen bersatu padu, mewartakan berita baik nan membangun. Mencoba mempersatukan kembali yang terpecah-belah. Janganlah kita mudah diadu-domba. Netizen sebagai warga dunia virtual, pegiat sosial media dan website, memiliki peran penting dalam menjahit kembali bendera merah putih kita yang mulai tercabik. Bersuara lah dengan lantang dalam menyebar kebaikan, persatuan dan semangat juang demi memperjuangkan keutuhan bangsa, negara. Bersatulah tanpa memandang agama, suku/ras maupun warna kulit, karena Kita adalah satu, INDONESIA. Janganlah membiarkan sekelompok orang yang mencoba menangguk keuntungan dari peliknya situasi yang ditimbulkan oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab. Mari bersatu padu memajukan Indonesia. Mari berjuang demi keutuhan dan kemajuan NKRI.

Yes! I do agree with you, Pak Zul! Mari, kita jaga negeri ini dari hasutan dan provokasi pihak-pihak yang tak bertanggung jawab! 

Selfie and Wefie Bareng Pak Zulkifli Hasan

As his staf said, Pak Zul tuh senang lho jika diajak berfoto bersama, maka kami pun tak menyiakan kesempatan ini. Begitu dialog interaktif ini dinyatakan usai, maka kami pun berebut untuk ber-selfie ria dengan sang Ketua MPR. Tak hanya ber-selfie ria, ber-wefie pun beliau tak menolak, malah suka. Sip, deh!
Selfie bareng ketua MPR
Kapan lagi kan ber-selfie and wefie ria dengan Pak Zul?
Haturnuhun pisan, Pak Zul, untuk waktu dan kesempatan berdialog interaktifnya! Tetap humble dan keren seperti ini, ya, Pak!

Catatan kecil 
Tentang acara ngobrol bareng Zulkifli Hasan,
Al, Bandung, 14 Desember 2017

8 comments

  1. Duhh lama banget ga sambang di blognya Mbak Al. Heheee
    Halo Mbak Al.... Aku trtarik baca intronya. Krna jga pikirku Ketua MPR-RI juga bakalan flat dan formal giti tuh acaranya, tapi trnyata seru ya mbak. Dari sini, aku buru2 liat habit org skandinavia kek gimana hheee 😂😍
    nice share mbk al

    ReplyDelete
  2. Asli nggak nyangka kemarin acaranya secair itu. Sampe bengong dah :D. Mudah-mudahan unek-unek dan curhatan kita ditindaklanjuti ya.

    ReplyDelete
  3. Wah, wah, waaah, andaikan aja semua Pemimpin kita memiliki sikap seperti Psk Zul ini, tidak hanya punya kejujuran, tapi juga humble, mau mendengarkan kita-kita ini sebagai rakyat yang diwakili oleh Netizen (Netizen juga rakyat, kan, hehe...) pasti Negara kita yang kaya raya dan indah ini tidak akan mengalami kekisruhan seperti jaman now ini. Al, nice posting dan beruntung ya Netizen Bandung bisa berdialog dengan Pak Zul yang Ketua MPR-RI. Saluuut.

    ReplyDelete
  4. asyikkkk....., semua udah komplit ditulis, lha saya nulis apalagi ya? :D

    ReplyDelete
  5. Wah acaranya rame, kapan lagi bisa ngobrol dan berdiskusi langsung dengan ketua MPR, bisa sambil tanya tanya lagi.
    Oh ya, fotonya bagus yah..

    ReplyDelete
  6. Waaaaah ternyata acara ngobrol bareng netizen ini nggak sekaku yang aku kira. Seru banget pasti ya mbak Al, plus happy juga bisa ngeluarin "unek-unek" kita langsung kepada pak Zul yaaaa

    ReplyDelete
  7. Bulan kemarin di Surabaya juga ada acara seperti ini. Jujur acaranya keren banget, hal-hal seperti pilar kebangsaan dsn sebagainya memang seharusnya di sebarkan secara luas

    ReplyDelete
  8. Obrolannya seru, santai dan ramai. APalagi pas sesi utama, selpih bareng byaaaaar...

    ReplyDelete