Jaman Kemudahan

alaika
Hari gini, kuyakin bahwa setiap orang pasti memiliki handphone alias telepon genggam. Mulai dari yang paling sederhana [yang cuma bisa untuk nelpon dan sms saja], sampai yang canggihnya luar biasa. Ini adalah jaman kemudahan. Jaman di mana segala kemudahan teknologi informasi, telah berada di dalam genggaman. Mulai dari anak kecil, manusia dewasa hingga orang tua renta, kini sudah menggenggam alat komunikasi yang satu ini. 

Alat komunikasi, yang dengannya tak hanya menjadi alat untuk sekedar berbicara atau bertukar berita, melainkan juga sudah bisa menghasilkan rupiah, dolar atau pun mata uang lainnya, tentu saja jika kita jeli dan piawai memanfaatkannya. Tak heran, jika kini kita begitu familiar dengan orang-orang yang telah naik peringkat berkat kemajuan penggunaan teknologi yang satu ini. Yup, Teknologi Informasi. Sepakat kan jika kini tukang ojek pun sudah naik peringkat? Bermodalkan hape android, mereka sudah bisa mengunduh mendapatkan penumpang dari ujung jemari. Ya iyalah. Coba deh, perhatikan, Sobs! 

Sambil nongkrong menanti calon penumpang, mereka tiada henti memperhatikan atau berinteraksi dengan telepon seluler mereka. Bukan, bukannya main games, lho! Tapi menanggok penumpang! Ih, emangnya penumpang itu ikan, apa, ditanggok? Hehe. 

Yup, ini jaman kemudahan, tentu, bagi siapa saja yang mau belajar menaklukkan kemudahan itu sendiri. Karena bagi sebagian orang, apa yang sering berada di dalam genggaman kita ini, yang sering membuat kita-kita lupa untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar [baca: sibuk sendiri dengan utak atik HP], justru dianggap sebagai hal pelik yang sulit ditaklukkan. Memang, tak semua orang mampu menerima kemudahan dalam sekali dua kali belajar. Terkadang, saking banyaknya yang dipikirkan, mempelajari hal baru, utamanya adalah yang berbau teknologi, bukanlah hal mudah.

Tak usah jauh-jauh, ibuku saja, harus membuat catatan khusus tentang bagaimana mengirimkan email, atau bagaimana upload/download gambar via Whatsapp, bluetooth, dan aplikasi lainnya. Dan ini tak serta merta bisa lancar dipelajari, melainkan akan butuh waktu untuk bisa memahaminya dan mempraktekkannya. Harus dimaklumi memang, bahwa usia, juga sangat berpengaruh di dalam proses pembelajaran. Memahami kemajuan teknologi, memang butuh usaha. Yup, usaha dan kemauan. 

Dan, Sobs, tiga hari yang lalu, aku terenyuh oleh sebuah pemandangan, tepatnya di terminal Bogor. Kala itu, aku baru saja turun dari sebuah bis, dan hendak mencari angkot untuk ke stasiun Bogor. Nah, karena merasa haus, aku pun singgah di sebuah warung kecil, yang di sana duduklah seorang bapak tua sekitaran 50 tahunan, ditemani oleh seorang pemuda yang mungkin umurnya sekitar 25 tahunan gitu, deh. 
Duduklah aku di kursi tak jauh dari meja mereka. Keduanya sedang asyik memperhatikan hape yang dipegang oleh si pemuda.

Kutajamkan telinga, penasaran alias kepo. Hehe. Habis, keduanya begitu serius, sih. Yang muda sedang mengajari, yang tua sedang mempelajari. Begitu, deh, posisinya. Dan apa yang sedang mereka pelajari? Ah, aku terharu. Si Bapak ternyata sedang mempelajari bagaimana membaca maps pada android si pemuda. Tak hanya itu, ternyata si pemuda sedang mengajari si Bapak, untuk bisa memahami satu dua aplikasi yang diperlukannya nanti jika beliau diterima bekerja seperti pekerjaan si pemuda, yang tentunya butuh kemampuan untuk memahami teknologi informasi. 

Salut! Terus terang, aku salut dengan kemauan si Bapak, yang coba meretas usia, mematahkan kata TIDAK BISA, menjadi MAMPU menguasai teknologi, yang bagi sebagian orang dianggap sulit dan bahkan menjadi musuh. Salut dengan si Bapak, yang alih-alih bersatu dengan pendemo lainnya, malah beliau mencoba mempelajari teknologi ini, agar terbuka jalan baginya untuk bergabung dengan sebuah kemajuan. Bravo, Bapak! Your great spirit is cheered me up! Go go go! YOU CAN! 

catatan kecil,
Al, Margonda Residence, 20 November 2015

1 comments