Traveling soulmate

Entah karena apa, aku tuh paling sulit menghapal denah mau pun peta. Hingga tak heran jika sering banget kesasar. Pernah, suatu ketika, menyambut lebaran, aku jahitkan kebaya pada seorang tukang jahit langganan temanku. Berdua kami mengantar bakal baju itu ke tempat si tukang jahit, dengan perjanjian aku akan kembali ke alamat itu untuk mengambilnya seminggu kemudian. Dan aku berharap si teman nanti akan turut menemaniku menjemput si baju baru. Ealah, ternyata, jadwal mudik doi dipercepat sehingga aku harus seorang diri menjemput kebaya baru yang bakalan aku pakai shalat ied itu. Hayyyah!

Bener aja, Sobs! Aku kesasar. Apalagi tak berbekal alamat lengkap, dan masa itu belum jamannya pake HP apalagi google maps! Juga,  Dora the explorer belum lahir kala itu, jadi ga bisa minjem petanya, deh!  Aku kesulitan menghubungi temanku itu karena di rumahnya tidak memiliki telepon rumah. Dan sungguh tragis, Sobs! Aku gagal menemukan alamat rumah si tukang jahit, sehingga kebaya baru gagal kujemput dan tak berhasil mempercantik diriku shalat idul fithri. Sedih banget rasanya, Sobs! Dan beneran bikin bete dan emosi pada diri sendiri. Ya iyalah, masak mengingat alamat seperti itu aja aku ga bisa? Haduh, percuma anak teknik deh! Huft.

Untungnya, berpuluh tahun kemudian, kini, kita telah hidup dalam era digital yang serba canggih. Dan Alhamdulillahnya, otak teknikku, mampu mengupgrade pikiran dan ingatanku untuk bisa menyesuaikan diri. Eits, jangan salah kira dulu. Maksudku bukan dengan memperkuat ingatanku agar mampu mengingat denah dan peta sih, tapi mampu menstimulasi otakku untuk bersahabat dengan teknologi masa kini.

Alhamdulillah, aku bersyukur banget pake bingits, deh, diberi kesempatan untuk hidup pada era digital seperti ini. Terutama dengan adanya digital maps yang mempermudah orang-orang sepertiku untuk tak lagi kesulitan dalam mengingat dan menghapal denah.

Berbekal digital maps yang dengan mudah dapat diakses dari berbagai jenis smartphones, sungguh memberikan kelegaan luar biasa bagiku, dan menumbuhkan keberanian menjelajah ke daerah terpencil bahkan daerah yang belum pernah aku kunjungi sekali pun. Dengan catatan, daerah-daerah itu harus memiliki internet coverage area. Hehe.

digital maps
Bicara tentang digital maps, tersebutlah sebuah aplikasi yang bener-bener bikin aku jatuh cinta banget deh sama doi. Namanya Waze. Sebagian orang membacanya Wa  Ze, sebagian lagi membacanya Wez. Aku sih lebih suka memberinya sebutan mesra 'Mba Waze'.
Mba Waze ini udah lumayan lama temenan denganku, dan baiiiik banget.  Kesetiaannya dalam menunjukkan arah bagiku luar biasa!  Yaa,  walo terkadang si mba suka ngarahin lewat jalan-jalan kecil yang sempit sih, dan sering bikin aku gimanaaa gitu. Tapi teteup, bagiku, doi adalah teman jalan yang paling setia. Tanpa dia, aku ga akan sampai ke suatu tempat tertentu deh!

Bersamanya, aku jadi berani jalan kemana saja. Bersamanya, bahkan aku dan beberapa teman pernah jalan dari Bandung ke Semarang, dan sampai safely ke alamat yang kami tuju. Juga, bersama Mba Waze, aku dan Dijah berhasil sampai dengan selamat di Ciganjur, malam-malam,  ke rumah dan alamat yang sebelumnya belum pernah kami kunjungi.

Jadi ga salah kan, Sobs, jika aku katakan bahwa Mba Waze adalah my super traveling soulmate?
Kalo Sobat, punya travel soulmate juga? Hati sharp di kolom komentar.
Sekedar coretan, 
Al, Margonda, 13 Juli 2015
Poster thru my smart andro


17 comments

  1. toss dong mbak, saya juga kalau travelling suka ditemenin si waze :D

    ReplyDelete
  2. Wah kita kok sama ya mba. Saya juga agak kesulitan menghafal suatu peta atau denah./ Hiehiehihee. Saya kadang selalu bawa MAP atau PETA. Terutama saat berkunjung ke kondangan Hiehiheiheiheiheiheiheiheiheiee

    ReplyDelete
  3. saya baru tahu ada si mba waze ini:) pastinya akan bermanfaat nih...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo, cobain deh, baik banget dia lho, Mak Santi. :)

      Delete
  4. Samaaaa, mak... ini andalanaku juga, pokoknya waze setia deh melebihi kekasih hati kalo lg di jalan :)))

    ReplyDelete
  5. Wah boleh ni di download secara aku termasuk buta peta orangnya hehehe...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo dicobain, Kak, keren nih si mba waze, serba tau dia. :)

      Delete
  6. Replies
    1. Terus sekarang sudah ditinggalkan ya, Mba Lidya? Hehe

      Delete
  7. Walaupun punya gadget yang ada petanya saya tetap mengandalkan rambu lalin dan tanya tukang becak, tukang parkir atau polisi saja
    Terima kasih innfonya
    Salam hangat dari Surabaya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe, saya lebih suka pake mba waze, Pakdhe, habis dia serba tau sih. :D

      Delete
  8. Replies
    1. Ayo mba, download dan kenalan deh. Pasti Mba Septi akan suka. :)

      Delete
  9. Susah hapal jalan ya, Mbak. Samaa banget. :D
    Aku masih sering pakai GMaps.

    ReplyDelete