#2 - Kau Tinggalkan Aku Karena TB


Malam ini, gerimis dan angin begitu solid berkolaborasi, hasilkan cuaca dingin yang bikin jemari dan pikiran tak lagi kompak berkoordinasi. Inginnya sih segera berlari menyusup ke bawah selimut yang telah menghampar diri. Namun, ingatan yang melayang pada salah satu sesi di dalam acara Workshop Blogger Peringati Hari TB, yang dilaksanakan pada 3-5 Maret 2015 kemarin, sungguh membuatku tak ingin menuruti keinginan hati.

Sesi itu sengaja dipergunakan oleh panitia untuk mengundang empat orang penderita [pasien] TBC untuk berbagi kisah [suka duka] selama kuman TBC menyerang dan menggerogoti dirinya. Sungguh, sebuah sesi yang mampu mengundang haru para audience, menghipnotis kami hingga tak berkutik karena ada perih susupi tenggorokan oleh haru yang menyesak.


Wanita ini memperkenalkan diri. Dewi, namanya. Geulis, charming, luwes pula cara berbicaranyaBerkisah bahwa kehidupannya begitu indah sebelum kuman TBC menggerogoti dan menyerang paru-parunya. Bersuamikan seorang lelaki baik hati, yang tentu saja sangat dicinta dan mencintainya. Namun, perubahan demi perubahan berangsur balik arah. Kuman TBC yang bersarang di dalam tubuh, seakan mengkudeta cinta kasih sang suami. Lelaki baik itu justru frustasi sendiri menyaksikan sang istri yang berjuluk 'pasien TB'. Bukannya memberi dukungan agar si istri kuat di dalam menghadapi cobaan, sabar di dalam menjalani perobatan. Yang ada malah memutuskan untuk meninggalkan [Talak] sang istri. Ya elah! Nasib.... nasib! Sudah jatuh malah ketimpa tangga pula. Mungkin itu lah pepatah yang paling tepat untuk Teh Dewi. 

Lalu, frustasikah Teh Dewi oleh perlakuan sang suami? TIDAK. Sakit sih, tapi tak mampu membuatnya frustasi apalagi sampai bunuh diri. Justru perbuatan sang suami, memicu dirinya untuk membuktikan bahwa dirinya adalah wanita yang tegar, kuat dan pantang menyerah. Boleh saja dia kehilangan suami, tapi dia tak akan membiarkan kuman jahat TBC membuat dirinya kehilangan nyawa! Maka, semakin kuat tekad Teh Dewi untuk menjalani perobatan secara berkelanjutan. Tiada putus, sehingga tak heran, jika dalam waktu yang telah diprediksi, Teh Dewi berhasil sembuh! Tak mudah memang, menjalani perobatan TBC yang memang harus dilakoni setiap hari, tanpa henti. Namun, apa sih yang tak akan dilakukannya demi kesembuhannya? 

Waktu berlalu, Teh Dewi pun sembuh sempurna. Pemeriksaan medis telah membuktikannya. Ditambah pula dengan kesehatan tubuhnya yang dulu kurus kering, berangsur telah pulih berisi kembali. Kesembuhan yang merupakan anugerah luar biasa, membuat Teh Dewi ingin menjadi manusia yang jauh lebih berguna bagi sesama, terutama bagi para pasien TB lainnya. Diantaranya adalah dengan rajin mengunjungi klinik di mana dirinya mendapat perobatan, dan memberi support/dukungan bagi teman-teman yang sedang down oleh terjangan TB. Mulai pula Teh Dewi berinteraksi di dunia maya. Lewat akun fesbuknya, Teh Dewi mulai menebar semangat kehidupan, terutama bagi teman-teman yang sedang bernasib serupa. Tak lupa pula, Teh Dewi menyisipkan foto-foto dirinya yang telah segar dan cantik kembali. Tak disangka, sang mantan suami, turut mengintip dan diam-diam mengagumi, bahkan mencoba untuk meminangnya kembali alias minta rujuk. Dan tahukah Sobats apa jawaban Teh Dewi? 

"NO WAY!" Ya, cuma dua kata itu. Dua kata yang aku yakin mampu memulangkan segala sakit hati yang pernah ditimbulkan oleh sang mantan suami, manakala dirinya terpuruk dahulu. Tepuk tangan pun menggema di ruang Alamanda, Aston Tropica Hotel, tempat di mana kami sedang berada saat itu, mendengar dua kata yang diucapkan oleh Teh Dewi itu. Yup, sepakat, Teh! Itu jawaban yang paling tepat untuk seorang lelaki pecundang seperti itu. Enak di elu ga enak di gue dunk itu, ya, Teh? Hehe. 

Yup, begitulah, TBC memang kejam. Menggerogoti tubuh tanpa kenal ampun [kecuali di stop dengan pengobatan intensif], juga menimbulkan efek sosial yang luar biasa. Ya seperti kisah Teh Dewi di atas. Ini baru satu kisah lho, Sobs! Nantikan kisah [testimoni] dari Teteh lainnya, pada postingan berikutnya yaaa!

TBC Memang mudah menular, namun, sosialisasi akan TBC, cara mengenali, mengobati dan mencegahnya, adalah gerakan massif yang sangat diperlukan dalam membantu edukasi masyarakat agar sigap dalam memberantas TBC itu sendiri. Jangan lari, tapi Kenali, Temukan dan Sembuhkan Pasien TBC agar kita tidak ditularinya. 
oleh-oleh dari acara Workshop Blogger Peringati Hari TB
Al, Bandung, 11 Maret 2015
Peringatan Hari TB




15 comments

  1. Keren ya, mbak semangatnya teh Dewi. Aku nyebutnya sweet revenge hehehe

    ReplyDelete
  2. Teh Dewi keren mau menularkan semangat untuk sembuh bagi para penderita TB. Mantan suaminya pasti nyesel banget ya

    ReplyDelete
  3. Kasihan juga teh Dewi,, lagi sakit keras malah di tinggal sama suaminya ya jelas saja,,,, merengek rengek pun minta balik pasti di tolak mentah - mentah sama teh Dewi hehehee
    Semangat untuk penderita TB

    ReplyDelete
  4. Salut dengan teh Dewi... dan pantas banget kata No Way utk laki2 pecundang spt itu...
    Saya sblm menikah jg terinfeksi TB mak... calon suami saya tdk surut ataupun mundur, malah segera mempercepat pernikahan kami, agar dapat merawat dan mensupport sy sp sembuh... alhamdulillah bahagia sekali...

    ReplyDelete
  5. Salut sama Teh Dewi, kuat dn berhasil sembuh,,aku jg punya temen kantor,,positif TB mba,,kita temen2 kantornya tau banget seperti apa ketika dia proses pengobatan,,pernah masuk rs berhari2 krn obat TB nya ngga cocok dg lambungnya,,berat,,tp support dr orang2 dekat, kluarga dn teman memang obat yg diluar dugaan,,

    ReplyDelete
  6. mbak, apakah sama TBC dengan vlek paru-paru? apa hubungannya antara dua penyakit itu ya? Btw salut utk teh Dewi. semoga semangatnya terus menular ke orang2 di sekitarnya :)

    ReplyDelete
  7. Merinding dan langsung tumpah air mata baca ini :) keingetan kemarin hikss

    ReplyDelete
  8. Teh Dewi keren. Kalau saya di posisi teh Dewi, saya pun NO WAY...hehehe..

    ReplyDelete
  9. Mereka butuh support... jangan kucilkan, apalagi ditinggalkan...

    ReplyDelete
  10. semangat teh Dewi keren ih... hebat... benar2 sweet revenge...

    ReplyDelete
  11. Subhanallah. Rugi dong kalau terpuruk gara2 orang lain. Btw kalau suaminya pelaut masa disuruh ke laut mak? :D

    ReplyDelete
  12. Waaaa, cara Allah menunjukkan sesuatu yg "lebih baik" bagi hambaNya. Jadi ketahuan "kualitas" asli sang mantan plus kadar cintanya.

    ReplyDelete
  13. Subhanallah...
    Keren!
    Setuja eh setuju deh dengan penolakan eh dewi
    tfs ya kaka Al :D

    ReplyDelete
  14. bikin melelh air mata kita ya mbak

    ReplyDelete
  15. Lelakinyaa pengen digorok kayaknya -.-!

    Tetap semangat buat Mba Dewi ^^

    ReplyDelete